Kelompok : 2
1. Alfrince Manis
2. Widyawati Wiludu
3. Siska Hamisi
4. Magfira Baturu
Segala puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Berkat limpahan rahmat-Nya penulis
mampumenyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah
PendidikanKewarganegaraan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatanyang penulis hadapi, namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang,selaku dosen mata kuliah
PendidikanKewarganegaraan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat
teratasi.Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas wawasan mengenaiketahanan
nasional yang penulis sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagaisumber informasi, referensi
dan berita. Makalah ini penulis susun dengan berbagairintangan baik itu yang datang dari diri
penulis maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Tuhan akhirnyamakalah ini dapat terselesaikan.Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas danmenjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa. Penulis sadar bahwa makalah ini masih banyakkekurangan dan jauh
dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pengampu, penulismeminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah penulis di masa yangakan datang dan mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia terletak diantara dua Benua dandua Samudra.
Kondisi geografis seperti itu menyebabkan negara Indonesiadidiami berbagai macam flora dan
fauna dan sumber daya alam yangmelimpah.Dari Sabang membentang luas sampai ke Merauke,
menunjukkan betapa luasnya negeri ini. Terdiri dari berbagai keanekaragaman suku, bahasa, dan
budaya itu sebagai bukti betapa kayanya tanah Indonesia.Semua aspek yang menjadi kebanggaan
Bangsa Indonesia sendiri tapi juga sebagai ancaman bagi keutuhan ketahanan Nasional.
Kekayaan alam dankeanekaragaman budaya yang melimpah menyebabkan banyak
kepentinganyang sangat menginginkan hal tersebut.Masyarakat masih rendah tingkat
kesadarannya mengenai Ketahanan Nasional, mereka banyak yang berpandangan bahwa
menjaga ketahanannasional itu hanya tugas TNI, Polri, dan Pemerintah. Padahal
ketikamasyarakat berpandangan seperti itu maka kultur dan kebudayaan yang selaluhadir di
tengah dan menjadi bagian kehidupan sehari hari akan terlupakan.Dampaknya banyak
kebudayaan bangsa yang akan diklaim oleh Negara laindan berbagai macam ideologi yang tidak
sesuai dengan jatidiri bangsaIndonesia akan mudah berkembang di masyarakat.Saat ini isu
penting dalam berbagai diskusi adalah mengenai kasus OPM(Organisasi Papua Merdeka).
Gerakan radikal ini, tengah berkembang diIndonesia dan mengancam keutuhan serta Ketahanan
Nasional. Oleh karenaitu kami tertarik membahas mengenai ancaman OPM, agar kita
dapatmengetahui sekaligus meminimalisir bahaya organisasi tersebut terhadapKetahanan Negara
Indonesia
1.2 Permasalahan
a. Aspek kualitas mencakup tingkat pendidikan, ketrampilan, etos kerja, dan kepribadian.
b. Aspek kuantitas yang mencakup jumlah penduduk, pertumbuhan, persebaran, perataan, dan
perimbangan penduduk di tiap wilayah.
Wilayah turut pula menentukan kekuatan nasional Negara. Adapun hal yang terkait dengan
wilayah Negara meliputi:
a. Bentuk wilayah Negara dapat berupa Negara pantai, Negara kepulauan, dan Negara
kontinental.
b. Luas wilayah Negara; ada Negara dengan wilayah luas dan Negara dengan wilayah sempit
(kecil).
c. Posisi geografis, astronomis, dan geologis Negara.
d. Daya dukung wilayah Negara; ada wilayah yang habitable dan ada wilayah yang
unhabitable.
Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam sebagai elemen ketahanan
nasional, meliputi:
a. Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan mencakup sumber daya alam
hewani, nabati, dan tambang.
b. Kemauan mengeksplorasi sumber daya alam.
c. Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan lingkungan
hidup.
d. Kontrol atas sumber daya alam.
Ideologi mendukung ketahanan suatu bangsa oleh karena ideologi bagi suatu bangsa
memiliki dua fungsi pokok, yaitu:
a. Sebagai tujuan atau cita-cita dari kelompok masyarakat yang bersangkutan, artinya nilai-
nilai yang terkandung dalam ideologi itu menjadi cita-cita yang hendak dituju.
b. Sebagai sarana pemersatu dari masyarakat yang bersangkutan, atinya masyarakat yang
banyak dan beragam itu bersedia menjadikan ideologi sebagai milik bersama dan menjadikannya
bersatu.
Ekonomi yang dijalankan oleh suatu Negara merupakan kekuatan nasional Negara yang
bersangkutan terlebih di era global sekarang ini. Bidang ekonomi berperan langsung dalam
upaya pemberian dan distribusi kebutuhan warga Negara.
Unsur budaya di masyarakat juga menentukan kekuatan nasional suatu Negara. Hal-hal
yang dialami sebuah bangsa yang homogen tentu saja akan berbeda dengan yang dihadapi
bangsa yang heterogen (plural) dari segi sosial budaya masyarakatnya.
Pertahanan keamanan suatu Negara merupakan unsur pokok terutama dalam mengahadapi
ancaman militer Negara lain. Oleh karena itu, unsur utama pertahanan keamanan berada di
tangan tentara (militer). Pertahanan keamanan Negara juga merupakan salah satu fungsi
pemerintahan Negara.
2.3 perdamaian dunia dan Bagaimana strategi Indonesia dalam usaha mencapai
perdamaian dunia
Perdamaian dalam pengertian negatifnya adalah suatu kondisi tidak adanya peperangan, konflik
kekerasan, ketegangan dan huru-hara kerusuhan berskala besar, sistematis serta kolektif. Namun
demikian, berlanjutnya tindak kekerasan seperti terorisme, diskriminasi dan penindasan terhadap
minoritas dan kaum wanita serta anak-anak, kekerasan struktural oleh sebab-sebab kemiskinan
dan pengangguran, intoleransi agama, dan rasisme serta sentimen kesukuan, bisa dikatakan
merupakan keadaan tidak adanya situasi damai bagi mereka yang menjadi korban. Oleh karena
itu, perdamaian harus dirumuskan pula secara lebih positif, tidak hanya dengan meniadakan
peperangan dan konflik bersenjata berskala besar, melainkan juga memberantas berbagai tindak
kekerasan, ketidakadilan, kriminalitas, penindasan dan eksploitasi manusia oleh manusia lainnya
yang lebih kuat serta berkuasa.
Cita-cita perdamaian mungkin sudah berumur sama dengan usia manusia itu sendiri. Namun
demikian, kegagalan-kegagalan menciptakan perdamaian juga sama usianya dengan cita-cita
damai sepanjang zaman. Hal itu menyebabkan berbagai konsekuensi, antara lain pesimisme
bahwa perdamaian abadi dianggap merupakan sebuah utopia belaka, mengingat kenyataan
bahwa kodrat manusia yang ditakdirkan heterogen dalam cita-cita kelompok, keyakinan, serta
kepentingan sosial politik, sudah mengandung implikasi bahwa potensi konflik adalah sebuah
keniscayaan di muka bumi ini. Kalau demikian halnya, mengapa manusia modern di awal
millennium ke-3 ini, masih terus mencoba tidak kehabisan akal untuk mencari cara dalam
mengupayakan terciptanya perdamaian bagi diri, keluarga, kelompok, bangsa, serta perdamaian
global? Salah satu jawabannya adalah bahwa selain kodrat manusia yang berbeda-beda dan
bertentangan berdasarkan suku, bangsa, ras, agama, dan perbedaan kelompok-kelompok secara
primordial maupun pertentangan kepentingan politik dan ideologi, maka merupakan
kodrat/naluri (instinct) manusia pula untuk mempertahankan jenisnya agar tidak mengalami
kemusnahan total oleh saling menghancurkan dan memusnahkan. Itulah sebabnya, dalam
sejarah, setelah peperangan demi peperangan, kekerasan demi kekerasan dilakukan oleh sesama
manusia, maka manusia secara akumulatif selalu berusaha menciptakan mekanisme-mekanisme
untuk mewujudkan pemulihan keadaan damai.
Adapun hal-hal yang harus dilakukan oleh Negara Indonesia dalam menciptakan sebuah
perdamaian Negara adalah:
1) Menghargai Keberagaman
Indonesia yang terdiri dari berbagai unsur dan bermacam-macam kelompok, hanya akan
terpelihara eksistensinya, apabila ada kerelaan untuk saling menerima keberagaman dari setiap
komponen bangsa terhadap komponen atau kelompok lainnya. Setiap warga negara mesti
menyadari, tidak mungkin kedamaian dibangun secara hakiki, apabila suatu kelompok agama
tertentu menganggap dirinya adalah kelompok agama yang lebih istimewa dibandingkan dengan
yang lainnya. Salah satu potensi besar dalam menyumbang terhadap perdamaian adalah dengan
kembali kepada ajaran-ajaran pokok setiap agama, karena mayoritas sangat besar dari bangsa
Indonesia adalah umat beragama. Agama melalui para pemeluknya harus belajar meninggalkan
sikap memutlakkan ajaran agama (absolutisme agama) sendiri sebagai satu-satunya kebenaran
yang ada di dunia, dan sebaliknya dapat berbagi ruang hidup secara lapang dada dengan
menerima keanekaragaman agama-agama (pluralisme agama) di Indonesia.
2) Dialog Perdamaian
Dalam dialog perdamaian ini, sekali lagi harapan dibebankan kepada para pemeluk-pemeluk
agama. Hal ini didasarkan oleh kenyataan, bahwa sudah begitu banyak kekejaman dan kekerasan
yang dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya di seluruh dunia, termasuk di Indonesia,
justru dengan justifikasi yang berasal atas ajaran agama-agama tertentu. Apalagi agamalah
tampaknya yang paling sering menjadi alat politik untuk membenarkan kelompok sendiri, serta
menyalahkan kelompok lainnya. Padahal, setiap orang beragama umumnya sepakat, bahwa
pesan inti agama adalah memelihara kehidupan damai serta saling mengasihi antar sesama
manusia. Apabila yang terjadi adalah sebaliknya dari pesan-pesan pokok setiap agama, tentulah
telah terjadi kesalah pahaman antar pemeluk agama. Untuk itulah dialog perdamaian antar agama
perlu dilakukan secara terus-menerus. Momentum dialog antar agama mulai dirasakan
keperluannya dan kemungkinan-kemungkinan keberhasilannya di zaman modern ini, setelah
para uskup agama Katolik seluruh dunia menyelenggarakan Konsili Vatikan II, tahun 1964. Pada
waktu itu antara lain dibahas agar soal umat Katolik menjalin dialog dengan pemeluk agama dan
berbagai kebudayaan lain yang ada di dunia ini. Inisiatif dialog ini kemudian disambut dengan
baik oleh kalangan Islam. Dewasa ini sudah cukup banyak organisasi dan forum-forum dialog
agama-agama internasional, tidak hanya antara Islam dan Kristen, melainkan juga antara Kristen
dengan Yahudi, Kristen dengan Hindu, juga yang bersifat multilateral antara berbagai agama.
Hal ini kalau dilakukan secara terus-menerus dengan semangat saling menghargai serta sikap
yang dilandasi ketulusan dan kejujuran, diharapkan besar kemungkinan akan memberikan
sumbangan berarti bagi Perdamaian.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam proses awal menciptakan perdamaian yang hakiki
adalah dengan upaya melakukan upaya pengungkapan penyalahgunaan kekuasaan dan
pelanggaran HAM yang terjadi di masa lalu. Tidak akan mungkin tercipta perdamaian yang
hakiki dengan tindakan menutup-nutupi atau menyembunyikan berbagai tindakan kekerasan
terhadap HAM di masa lalu, dan melepaskan para pelaku penyalahgunaan kekuasaan politik atas
nama Negara terhadap masyarakat yang lemah yang seharusnya dilindungi oleh negara.
Untuk mewujudkan perdamaian kita harus mengetahui budaya tiap-tiap masyarakat ataupun
sebuah Negara. Jika tidak, maka akan percuma saja segala upaya kita. Dengan mengetahui
budaya tiap-tiap masyarakat atau sebuah Negara maka kita bisa memahami karakteristik dari
masyarakat atau Negara tersebut. Atas dasar budaya dan karakteristik masyarakat atau suatu
Negara, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dan efektif dalam mewujudkan
perdamaian disana. Dan pendekatan budaya ini merupakan cara yang paling efektif dalam
mewujudkan perdamaian di masyarakat Indonesia serta dunia.
Dalam hal ini pendekatan sosial dan ekonomi yang terkait masalah kesejahteraan dan faktor-
faktor sosial di masyarakat yang turut berpengaruh terhadap upaya perwujudan perdamaian
dunia. Ketika masyarakatnya kurang sejahtera tentu saja lebih rawan konflik dan kekerasan di
dalamnya. Masyarakat atau Negara yang kurang sejahtera biasanya akan “cuek” atas isu dan
seruan perdamaian. “Boro-boro mikirin perdamaian dunia, buat makan untuk hidup sehari-hari
saja susahnya minta ampun”, begitu fikir mereka yang kurang sejahtera. Maka untuk mendukung
upaya perwujudan perdamaian dunia yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah meningkatkan
pemerataan kesejahteraan seluruh masyarakat dan Negara di dunia ini.
Pada hakikatnya seluruh umat beragama di dunia ini pasti menginginkan adanya perdamaian.
Sebab tidak ada agama yang mengajarkan kejahatan, kekerasan ataupun peperangan. Semua
Negara mengajarkan kebaikan, yang diantaranaya kepedulian dan perdamaian. Maka dari itu
setiap kita yang mengaku beragama dan ber-Tuhan tentu harus memiliki kepedulian dalam turut
serta mewujudkan perdamaian di masyarakat maupun di kancah dunia. Para tokoh agama yang
dianggap memiliki kharisma dan pengaruh besar di masyarakat harus ikut serta aktif menyerukan
perdamaian.
Asas ketahanan Nasional Indonesia adalah tata laku berdasarkan nilai-nilai Pancasila, UUD
1945, dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari :
1) Asas Kesejahteraan dan Keamanan
Kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional. Tanpa
kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional tidak akan dapat berlangsung.
Kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem kehidupan nasional
itu sendiri. Kesejateraan maupun keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi
apapun.
Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolok ukur Katahanan Nasional.
2) Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Ketahanan Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
a. Mawas ke Dalam
Tujuaannya yaitu menumbuhkan hakikat, sifat dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri
berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat
kemandirian bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional
mengandung sikap isolasi atau nasionalisme sempit.
b. Mawas ke Luar
Tujuannya yaitu untuk dapat mengantisipasi dan berperan serta mengatasi dampak lingkungan
strategis luar negeri dan menerima kenyataan adanya interaksi dan ketergantungan dengan dunia
internasional. Kehidupan nasional harus mampu mengembangkan kekuatan nasional untuk
memberikan dampak ke luar dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Interaksi dengan pihak
lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling menguntungkan.
c. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadilan, kearifan, kebersamaan, gotong royong,
tenggang rasa, dan tanggung jawab dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Asas ini mengakui adanya perbedaan. Perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi
dalam hubungan kemitraan agar tidak berkembang menjadi konflik yang bersifat
menghancurkan.
F. Kebudayaan Nasional
Mengingat bangsa Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang mendiami
bumi Nusantara, kebudayaan bangsa Indonesia (kebudayaan Nasioal) merupakan hasil dari
interaksi budaya-budaya suku bangsa (budaya daerah) yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama seluruh bangsa. Kebudayaan nasional juga merupakan hasil interaksi dari nilai-nilai
budaya yang telah ada dengan budaya luar (asing), yang kemudian juga diterima sebagai nilai
bersama seluruh bangsa. Hal yang penting adalah bahwa interaksi budaya tersebut harus berjalan
wajar dan alamiah, tanpa unsur pemaksaan dan dominasi kebudayaan nasional tumbuh dan
berkembang sejalan dengan berkembangnya budaya daerah.
Kebudayaan nasional merupakan identitas dan menjadi kebanggaan Indonesia. Bangsa
Indonesia telah sepakat menggunakan Pancasila sebagai falsafah hidupnya, sehingga nilai-nilai
yang terkandung dalam Pancasila akan menjadi tuntunan dasar dari segenap sikap, perilaku, dan
gaya hidup bangsa Indonesia. Secara umum gambaran identitas bangsa Indonesia berdasarkan
tuntunan Pancasila adalah manusia dan masyarakat yang memiliki sifat-sifat dasar sebagai :
1) Bersifat religius
2) Bersifat kekeluargaan
3) Bersifat serba selaras
4) Bersifat kerakyatan
2.1.Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikansebagai usaha dengan
menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baikSDM maupun SDA untuk
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalamkaitannya dengan kehidupan suatu negara,
geostrategi diartikan sebagai metodeatau aturan-aturan untuk mewujdkan cita-cita dan tujuan
melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkanmasa depan yang
lebih baik, lebih aman dan bermartabat.Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan
konstelasi geografinegara untuk menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk
mencapaitujuan nasional. Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan
kondisilingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik. Suatu strategi memanfaatkankondisi
geografi Negara dalam menentukan kebijakan, tujuan, sarana utkmencapai tujuan nasional
(pemanfaatan kondisi lingkungan dalam mewujudkantujuan politik). Geostrategi Indonesia
diartikan pula sebagai metode untukmewujudkan cita-cita proklamasi sebagaimana yang
diamanatkan dalam pembukaan dan UUD 1945. Ini diperlukan utk mewujudkan dan
mempertahankanintegrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen
berdasarkanPembukaan dan UUD 1945.Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik
untuk kepentinganmiliter atau perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode
untukmewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam MukadimahUUD 1945,
melalui proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka iamenjadi doktrin
pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingatgeostrategi Indonesia
memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman.
1. Pada awalnya pengembangan awal geostrategi Indonesia digagas. SekolahStaf dan Komando
Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Isikonsep geostrategi Indonesia yang
tenimus adalah pentingnya pengkajianterhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan
Indonesia yangditandai dengan meluasnya pengaruh Komunis. Geostrategi Indonesia
padawaktu itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan membangunkemampuan
teritorial dan kemampuan gerilya untuk menghadapi ancamankomunis di Indocina
2. Pada tahun 1965-an lembaga ketahanan nasional mengembangkan konsepgeostrategi
Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut:Bahwa geostrategi Indonesia
harus berupa sebuah konsep strategi untukmengembangkan keuletan dan daya tahan, juga
mengembangkan kekuatannasional dalam menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,
hambatan,dan gangguan, baik bersifat internal maupun eksternal. Gagasan ini agak lebih
progresif, tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekadarmembangun
kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya.
3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajiantentang
geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia.
3.1 Kesimpulan
1. Ketahanan nasional adalah konsepsi nasional dalam pencapaian tujuannasional sehingga
tercapai keamanan dan kesejahteraan bagi selutuhrakyat Indonesia.
2. Landasan ketahanan nasional berupa Pancasila UUD 1945 dan Wawasan Nusantara.
3. Asas-asas ketahanan nasional yaitu kesejahteraan dan keamanan,komprehensif,
kekeluargaan, mawas ke dalam dan ke luar
4. Tujuan ketahanan nasional ialah guna tercapainya keamanan dankesejahteraan bagi
seluruh rakyat Indonesia. Fungsi ketahanan nasionaluntuk menjamin kehidupan yang
layak bagi seluruh rakyat Indonesia,serta memiliki kedudukan berupa suatu ajaran yang
diyakinikebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia dan perludiimplementasikan dalam
kehidupan nasional sebagai paradigma pembangunan nasional.
5. Ciri-ciri ketahanan nasional ialah dapat mempertahankan kelangsunganhidup dan
mengembangankan kehidupan serta berpedoman padawawasan nusantara.
6. Sifat ketahanan nasional yaitu mandiri, dinamis, wibawa dan konsultasiserta kerjasama.
7. Demokrasi merupakan faktor penting dalam ketahanan nasional karenadengan adanya
demokrasi masyarakat dapat bebas berkreasi dan beraspirasi demi kemajuan Negara.
8. Aspek-aspek ketahanan nasional berupa letak geografis, kekayaan alam,kependudukan,
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dankeamanan.
3.2 Saran
1. Dengan adanya ketahanan Nasional, kita dapat mengetahui kondisi hidupdan kehidupan
nasional yang harus senantiasa diwujudkan dalammembina dan menjaga ketahanan dan
keamanan suatu negara serta dapatmempertahankan suatu konsep yang kita lakukan
dalam pengembanganKetahanan Nasional Indonesia.
2. Saran kami untuk sistem ketahanan nasional Indonesia adalah sistem ini perlu
dikembangkan dan diperkuat lagi. Dalam memperkuat ketahanannasional dibutuhkan
partisipasi seluruh rakyat Indonesia dapatmendorong tumbuh kembang setiap lini atau
sendi – sendi ketahanannasional. Salah satu bentuk partisipasi kita sebagai warga
negaraIndonesia dan khususnya sebagai generasi muda adalah denganmelestarikan
budaya-budaya di Indonesia.
3. Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam membentukperjuangannon fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerahdan mampu mengembangkan
kekuatan nasional dalam rangkamenghadapi segala tantangan, ancaman dan gangguan
yang dari dalammaupun dari luar untuk menjamin identitas, integras, kelangsunganhidup
bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional
4. Sadar dan peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada
aspekIPOLEKSOSBUDHANKAM ,sehingga setiap warga negara Indonesiadapat
mengeliminir pengaruh tersebut