Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

TENTANG
ESENSI DAN URGENSI KETAHANAN DAN BELA NEGARA
DAN RINGKASAN KETAHANAN DAN BELA NEGARA
SERTA PRAKTIK KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh:
Verlandi Putra (2214050108)
Rara Maylida Sari (2214050114)

Dosen Pegampu:
Hj. Wahyuli Lius Zen, SE., M. pd.

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


IMAM BONJOL PADANG
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
TADRIS BAHASA INGGRIS -D
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUPAN

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan Karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar dan tepat waktu. Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliah.

Oleh karena itu, kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen yang
bersangkutan yang telah memberikan tugas ini, sehingga memberikan wawasan
dan pengetahuan untuk kami. Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.

Keterbatasan kemampuan kami dalam membuat makalah ini menyebabkan masih


banyak kekurangan dari teknik penulisan maupun isi makalah. Oleh karena itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk membangun
penulisan yang lebih baik kedepannya.

Padang. Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, potensi
ekonomi, dan keberagaman budaya serta suku bangsa, masih dihadapkan dengan
berbagai permasalahan kebangsaan. Hal ini tercermin dari menurunnya semangat
nasionalisme, patriotisme, dan bela negara khususnya di kalangan generasi muda
pada era digital. Beberapa indikasi yang menunjukkan menurunnya semangat
nasionalisme antara lain semakin merebaknya fanatisme dan intoleransi terhadap
agama yang berujung pada kebencian antar umat beragama, munculnya semangat
kedaerahan yang berlebihan, Kurangnya apresiasi terhadap kebudayaan dan
kesenian daerah, ketidakpedulian terhadap bendera dan lagu kebangsaan, serta
konflik antar etnis yang mengakibatkan pertumpahan darah.

Masalah yang dihadapi saat ini adalah menurunnya semangat


nasionalisme, patriotisme, dan bela negara pada generasi muda di era digital. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti rendahnya kesadaran bela negara,
belum optimalnya kurikulum pendidikan dan pembinaan bela negara, serta belum
sinergisnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pemilihan
metode dan materi pembinaan kesadaran bela negara di era digital.

Semangat nasionalisme, patriotisme, dan bela negara merupakan bagian


penting dari ketahanan nasional suatu negara. Ketahanan nasional adalah
kemampuan suatu negara untuk melindungi dirinya dari ancaman baik dari dalam
maupun luar negeri, yang diwujudkan dengan menjaga keutuhan, kedaulatan, dan
keamanan negara. Oleh karena itu, kesadaran bela negara yang tinggi menjadi
sangat penting bagi keberlangsungan negara.

Namun, pada era digital saat ini, semangat nasionalisme, patriotisme, dan
bela negara di kalangan generasi muda menurun. Hal ini dapat mengancam
ketahanan nasional suatu negara karena generasi muda merupakan generasi
penerus bangsa yang akan memegang peran penting dalam menjaga keutuhan dan
kedaulatan negara.

Rendahnya kesadaran bela negara pada generasi muda dapat disebabkan


oleh kurangnya pemahaman tentang arti pentingnya bela negara serta kurangnya
pembinaan dan pengajaran bela negara yang tepat. Selain itu, kurikulum
pendidikan dan pembinaan bela negara yang belum optimal serta belum
sinergisnya Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pemilihan
metode dan materi pembinaan kesadaran bela negara di era digital juga dapat
menjadi faktor yang memengaruhi menurunnya semangat nasionalisme pada
generasi muda.

Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kesadaran bela
negara pada generasi muda di era digital. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai
cara seperti memperkuat kurikulum pendidikan dan pembinaan bela negara,
memperkuatkan kampanye nasionalisme dan patriotisme, serta meningkatkan
sinergi antara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah dalam pemilihan
metode dan materi pembinaan kesadaran bela negara di era digital.

B. Rumusan Masalah
1. Esensi dan Urgensi Ketahanan Nasional dan Bela Negara
2. Rangkuman Tentang Ketahanan Nasional dan Bela Negara

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Mengetahui Esensi dan Urgensi ketahanan Nasional dan Bela Negara
2. Mengetahui Rangkuman tentang Ketahanan Nasional dan Bela Negara
BAB II

PEMBAHASAN

A. ESENSI DAN URGENSI KETAHANAN NASIONAL DAN BELA


NEGARA
1. Ketahanan negara

Kekuatan nasional Indonesia dipengaruhi oleh delapan elemen yang terdiri dari
tiga unsur alami (Tri Gatra) dan lima unsur sosial (Panca Gatra). Unsur atau gatra
dalam ketahanan nasional Indonesia tersebut, antara lain: Tiga aspek unsur
kehidupan alamiah (tri gatra), yaitu:

a. Gatra letak dan kedudukan geografi

Gatra letrak geografi menentukan kekuatan nasional negara tersebut. Hal-hal yang
berkaitan dengan wilayah suatu negara meliputi; Bentuk wilayah suatu negara
dapat berupa negara pesisir, negara kepulauan, atau negara benua.

1) Luas wilayah negara; ada negara dengan wilayah yang luas dan negara dengan
wilayah yang sempit (kecil)

2) Posisi geografis, astronomis, dan geologis negara


3) Daya dukung wilayah negara; ada wilayah yang habittable dan ada wilayah
yang unhabittable.
Sejauh menyangkut wilayah negara, keberadaan kemajuan teknologi, kemajuan
informasi dan komunikasi sekarang harus diperhitungkan. Suatu daerah yang pada
awalnya tidak mendukung kekuatan nasional karena penggunaan teknologi,
wilayah itu nantinya bisa menjadi unsur kekuatan nasional negara itu.
b. Gatra keadaan dan kekayaan alam
Sumber kekayaan alam di suatu daerah baik dalam kualitas dan kuantitas
sangat diperlukan untuk kehidupan nasional. Itulah sebabnya keberadaannya harus
dijaga dan dilestarikan. Kedaulatan teritorial nasional adalah sarana untuk
ketersediaan sumber daya alam dan merupakan dasar untuk pembangunan.
Manajemen dan pengembangan sumber daya alam merupakan indikator
ketahanan nasional. Hal-hal yang berkaitan dengan unsur sumber daya alam
sebagai elemen ketahanan nasional, meliputi:
1) Potensi sumber daya alam wilayah yang bersangkutan; mencakup sumber daya
alam hewani, nabati, dan tambang
2) Kemampuan mengeksplorasi sumber daya alam
3) Pemanfaatan sumber daya alam dengan memperhitungkan masa depan dan
lingkungan hidup
4) Kontrol atau kendali atas sumber daya alam
c. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
Gatra penduduk memiliki pengaruh besar pada upaya untuk mempromosikan dan
mengembangkan ketahanan nasional. Gatra penduduk meliputi jumlah kuantitas,
komposisi, distribusi dan kualitas. Penduduk yang produktif, atau yang sering
disebut sumber daya manusia yang berkualitas, memiliki korelasi positif dalam
penggunaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan (geografi), baik secara
fisik maupun sosial.
Lima aspek insur kehidupan sosial (panca gatra), yaitu:
a. Gatra ideologi
Gatra ideologi mengacu pada seperangkat nilai-nilai bersama yang diyakini baik
untuk menyatukan bangsa. Bangsa Indonesia yang bersatu sangat penting untuk
mendukung kelangsungan hidupnya. Ini karena bangsa Indonesia adalah bangsa
dengan keanekaragaman yang tinggi. Situasi ini memiliki dua peluang, yaitu
potensi untuk perpecahan, dan yang kedua memiliki potensi sebagai kekayaan
nasional, mempromosikan rasa bangga dan persatuan. Elemen ideologis
diperlukan untuk menyatukan bangsa yang beragam ini. Bagi masyarakat
Indonesia, nilai bersama ini tercermin dalam Pancasila.
b. Gatra politik
Gatra politik terkait dengan kemampuan mengelola nilai-nilai dan sumber daya
bersama untuk mencegah perpecahan agar tetap stabil dan konstruktif untuk
pembangunan. Politik yang stabil akan memberikan keamanan dan memperkuat
persatuan dan persatuan nasional. Pada gilirannya, situasi ini akan memperkuat
keamanan nasional suatu negara. Gatra politik ini akan diwujudkan dalam sistem
politik yang diatur sesuai dengan konstitusi negara dan dipatuhi oleh semua
elemen bangsa.
c. Gatra ekonomi
Ekonomi yang dikelola oleh suatu negara adalah kekuatan nasional dari negara
itu, terutama di era global saat ini. Sektor ekonomi memainkan peran langsung
dalam upaya memenuhi dan menyebarluaskan kebutuhan warga. Kemajuan
ekonomi yang cepat pasti akan membuat negara tersebut menjadi kekuatan dunia.
Contohnya Jepang dan Cina. Setiap negara memiliki sistem ekonominya sendiri
untuk mendukung kekuatan ekonomi negara tersebut. Ekonomi yang kuat
tentunya dapat meningkatkan ketahanan ekonomi negara yang bersangkutan.
d. Gatra sosial budaya (sosbud)
Gatra sosial-budaya. Dalam aspek sosial-budaya, nilai-nilai sosial-budaya hanya
dapat berkembang dalam situasi yang aman dan damai. Nilai sosial-budaya yang
tinggi biasanya mencerminkan tingkat kesejahteraan bangsa, baik secara fisik
maupun spiritual. Sebaliknya, situasi sosial, yang dilumpuhkan
2. Bela Negara

Bela negara adalah kehendak UUD 1945, dan bela negara adalah hak dan
kewajiban semua orang indonesia. Ini tidak berlebihan, karena semua warga
negara indonesia. Ini tidak berlebihan, karena semua warga negara Indonesia arus
membela negara sesuai dengan pasal 27 ayat 3 UUD1945, yang berbunyi: “Setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban untuk berpartipasi dalam membela
negara.” Selain itu pasal 30 ayat (1) menyatakan bahwa “setiap warga negara
berak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan bela negara”. Fenomana
munculnya istila “bela negara” sekarang memberi kita inspirasi bahwa istilah
“pertahanan negara” adalah konsep yang sangat mendasar bagi setiap warga
negara. Kata bela negara berarti netral dan menciptakan rasa kebangsaan bagi
semua orang yang tinggal di Indonesia. Adalah hak dan kewajiban semua orang
dewasa untuk menguntip pentingnya membela negara. Itu berarti kita memiliki
hak untuk selalu membela negara dan setiap warga negara ditantang. Istilah
mandatory berarti bahwa ia harus berpartisipasi dalam pembelaan negara. Ini
adalah inti dan interpretasi pertahanan negara. Setiap manusia di Indonesia harus
mengerti itu. Jika kita mengerti, dan kita terlibat dalam semua hal yang berkaitan
dengan pertahanan nasional, tentu saja kita akan semakin melaksanakan mandat
yang diatur dalam UUD 1945 dan Pancasila.

B. RINGKASAN TENTANG KETAHANAN NASIONAL DAN BELA


NEGARA
1. Ketahanan Nasional
Menurut GPH S. Suryomataraman, defenisi ketahanan nasional dapat
bervariasi karena penulis defenisi melihatnya dari sudut pandang yang berbeda.
Ketahanan nasional memiliki lebih dari satu wajah dengan kata lain ketahanan
nasional memiliki wajah ganda, yaitu ketahahan nasional sebagai suatu konsepsi,
ketahanan nasional sebagai suatu kondisi dan ketahanan nasional sebagai suatu
strategi (Lemhanas Association, 1980). Berdasarkan pendapat tersebut terdapat
tiga pengertian ketahanan nasional atau disebut wajah ketahanan nasional, yaitu:
a. Ketahanan nasional sebagai suatu konsepsi atau doktrin
ketahanan nasional adalah konsep khas masyarakat Indonesia yang digunakan
untuk mengatasi semua bentuk dan jenis ancaman.
b. Ketahanan nasional sebagai suatu kondisi
Ketahanan nasional sebagai suatu kondisi mengacu pada keadaan dinamis yang
terus berubah. Ketahanan nasional Indonesia diukur berdasarkan konsep Asta
Gatra, yang melibatkan delapan elemen penting dalam menjaga keutuhan dan
keberlanjutan negara.
c. Ketahanan nasional sebagai suatu strategi, cara atau pendekatan
Ketahanan nasional dipahami sebagai suatu strategi, cara, atau pendekatan yang
digunakan oleh Indonesia untuk menjawab pertanyaan mengenai bagaimana
negara ini dapat bertahan atau “survive” di tengah banyaknya ancaman dan
bahaya yang ada.
2. Bela Negara
Bela Negara memiliki pengertian sebagai sikap dan tindakan yang dilakukan
oleh warga negara secara terorganisir, komprehensif, terintegrasi, dan
berkelanjutan. Hal ini didasari oleh kecintaan terhadap negara dan kesadaran akan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Bela Negara Mencakup dua aspek, yaitu bela
negara secara fisik atau militer dan bela negara secara non-fisik atau non-militer.
C. Praktik Kewarganegaraan
1. Ikut serta mengatasi kerusakan masal dan komukal
2. Membentuk karakter generasi muda yang kuat dan tangguh
3. Menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal
4. Menjaga hubungan antar sesama masyarakat dengan baik
5. Menjauhkan diri dari narkoba karna dapat mengancam ketahanan negara
6. Mengajarkan kepada siswa upaya apa saja dalam membela negara
BAB III
PENUTUP
upaya menguatkan kapasitas masyarakat dalam hal ketahanan sosial
mereka, sebaiknya dilandaskan pada identifikasi dan pemetaan tentang
pengalaman masyarakat itu sendiri dalam menangani berbagai macam masalah
kehidupan sehari-hari. Program-program penguatan ketahanan sosial masyarakat
perlu dilandaskan pada pengetahuan dan pengalaman masyarakat itu sendiri.
Dalam kaitan dengan hal ini, studi-studi juga perlu menggali pengalaman dan
pengetahuan masyarakat dalam hal ketahanan sosial, dan menghindari fokus pada
model-model eksperimen program yang sifatnya top-down. meskipun istilah
ketahanan sosial termasuk istilah kontemporer/kekinian, tetapi praktik dari apa
yang kini disebut ketahanan
Ketahanan nasional hanya dapat terwujud kalau meliputi seluruh segi
kehidupan bangsa yang biasanya kita namakan aspek social kehidupan, meliputi
Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Hankam. Juga meliputi aspek
alam, yaitu Geografi, Penduduk dan Kekayaan Alam. Di lingkungan Lembaga
Ketahanan Nasioanal seluruh segi kehidupan bangsa dinamakan Astra Gatra,
terdiri dari Panca Gatra (social) dan Tri Gatra (Alam). Seluruhnya itu harus selalu
diusahakan untuk memberikan peranannya dalam perwujudan Kesejahteraan dan
Keamanan. Keamanan nasional yang mendukung suasana kondusif dalam
mewujudkan tujuan pembangunan nasional sangat diperlukan, dimana sistem
keamanan nasional meliputi keamanan individu,kebebasan,jiwa dan harta individu
dan keluarganya; keamanan publik yang berkaitan dengan pemeliharaan
keamanan penyelenggaraan pemerintah Negara,pelayanan dan pengayoman
terhadap rakyat dan masyarakat; keamanan internal yang menyangkut
pemeliharaan keamanan dalam negeri meliputi seluruh perikehidupan rakyat,
masyarakat, bangsa dan Negara; pertahanan nasional yang meliputi pemeliharaan
keamanan kemerdekaan bangsa, kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara dan
keamanan vital national interest pada umumnya

DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Dr. Mardenis, S.H., M.Si. 2018. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN dalam rangka
pegembangan kepribadian bangsa. Depok : Rajawali pers, 2018.

K, Srijanti A. Rahman H.I PurwantoS. 2009. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


DIPERGURUAN TINGGI mengembangkan etika berwarga negara. jakarta selatan :
Salemba Empat, 2009.

Anda mungkin juga menyukai