Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR TUGAS TUTORIAL

UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

TUGAS TUTORIAL 1

Kode MK : PDGK 4201 NIM : 858901503

Nama MK : Pembelajaran PKn di SD NAMA : IMAM BAIHAKI

Prodi/Semester : S-1 PGSD/4A Pokjar : WULUHAN

Pertanyaan

1. Jelaskan bentuk-bentuk partisipasi warga negara dalam upaya bela Negara!

2. Jelaskan hubungan Patriotisme Dengan Cinta Tanah air/Kebangsaan!

3. Jelaskan hakikat mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan !

4. Jelaskan secara umum tujuan PKn SD!

5. Uraikan beberapa prinsip konsep Pembelajaran Terpadu!

Jawaban

1. bahwasannya bentuk-bentuk partisipasi warga negara dalam upaya bela Negara sebenarnya
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (2), yaitu :
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Keikutsertaan siswa sebagai warga negara dalam upaya bela negara adalah dengan
mengikuti pendidikan kewarganegaraan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat
(1) dan (2) tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat
berkaitan dengan makna upaya bela negara. Perhatikan kalimat “...dijiwai oleh
kecintaannya kepada negara kesatuan RI...” pada definisi upaya bela negara yang telah
diungkapkan di atas. Kalimat kecintaan kepada negara kesatuan RI merupakan realisasi
dari konsep nasionalisme (rasa kebangsaan) dan cinta tanah air (patriotisme). Sedangkan
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

kecintaan kepada tanah air dan kesadaran berbangsa merupakan ciri kesadaran dalam
bela negara. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan bela negara, pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana untuk membina peserta didik untuk ikut serta
dalam pembelaan negara.
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
Pendidikan atau pelatihan dasar kemiliteran merupakan salah satu komponen wajib bagi
pertahanan negara. Selain TNI salah satu komponen warga negara yang mendapat
pelatihan dasar militer adalah unsur siswa, mahasiswa yang tersusun dalam organisasi
Resimen Mahasiswa (Menwa) .Selain itu, bagi siswa sekolah dasar dan sekolah
menengah dapat diwujudkan dengan kegiatan Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah
(PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan
organisasi lainnya.
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara sukarela
atau secara wajib
Dalam upaya pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan negara sangat
penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan
negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang, ikut serta secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. (Pasal 10 ayat (3) UU Nomor 3
Tahun 2002).
d. Pengabdian sesuai profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tidak dijelaskan jenis profesi apa yang
dapat mengabdikan untuk kepentingan pertahanan negara. Namun demikian, dapat
diidentifikasi beberapa profesi tersebut terutama yang berkaitan dengan kegiatan
menanggulangi dan/atau memperkecil akibat perang, bencana alam atau bencana
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

lainnya, antara lain petugas PMI, paramedis, tim SAR, dan bantuan sosial.
Dengan demikian, warga negara yang berprofesi paramedis, tim SAR, PMI, bantuan
sosial, dan Linmas memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam upaya bela negara
sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Jika mereka melakukan tugas
profesinya yang berkaitan dengan pertahanan negara maka mereka telah menunaikan hak
dan/atau kewajibannya dalam pembelaan terhadap negara.
2. Hubungan patriotisme dengan cinta tanah air/kebangsaan, antara lain berikut:
a. Patriotisme pencerminan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Patriotisme mendorong tumbuhnya semangat mengutamakan kepentingan, keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
c. Patriotisme mendorong tumbuhnya kesetiakawanan sosial.
d. Patriotisme mendorong tumbuhnya semangat pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
e. Patriotisme merupakan bukti rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia.
f. Patriotisme memotivasi munculnya semangat rela berkorban untuk kepentingan umum,
bangsa, dan negara.

3. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membekali mahasiswa dengan


kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan warga negara Indonesia dengan
Negara dan dengan sesama warga negara. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan bagian
ilmu pengetahuan yang memiliki landasan filsafat baik ontologi, epistemologi maupun
aksiologi
(Karsadi, 2018). Secara ontologis, Pendidikan Kewarganegaraan berobjek material, yaitu
nilai, moral, dan budi pekerti. Dalam perspektif epistemologis, Pendidikan
Kewarganegaraan dikaji dan dibahas melalui pendekatan akademik dan ilmiah dengan
menekankan pada olah kalbu, olah karsa, dan olah rasa serta olah pikir yang bersifat
komprehensif, integratif, dan holistik. Dalam perspektif aksiologis, eksistensi dan urgensi
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan pendidikan budi
pekerti sehingga dapat menjadi sarana transformasi pendidikan karakter untuk
menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa dan bernegara.

4. Tujuan Pendidikan PKn di SD antara lain adalah sebagau berikut :


a. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung keberhasilan pencapaian
Pendidikan Nasional, yaitu : “Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan
keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
b. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang diharapkan diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari yaitu perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, perilaku
yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan
yang mengutamakan kepentingan bersama diatas kepentingan perseorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui
musyawarah mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan
keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
5. Konsep pembelajaran terpadu pada dasarnya menitikberatkan pada beberapa prinsip,
diantaranya :
a. Pembelajaran haruslah membantu anak untuk memperoleh pengetahuan secara
utuh dan bermakna terutama di dalam membangun pengetahuan dan struktur
intelektual anak.
b. Dalam belajar anak harus lebih banyak dilibatkan, terutama dalam mengaktifkan
anak dalam pembelajaran dan pembuatan keputusan.
c. Membantu anak untuk melakukan dan bekerja berdasarkan kemampuan dan
kebutuhannya.
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER

d. Dengan menerapkan konsep pembelajaran terpadu, maka anak diharapkan tidak


hanya merespons tanda-tanda yang disampaikan guru tetapi memperoleh dan
mengembangkan pengalaman sensoriknya guna membentuk kemampuan dasar anak
untuk memiliki kemampuan pembelajaran abstrak.
Beberapa alasan yang dapat dikemukakan dengan pelaksanaan konsep pembelajaran
terpadu di SD tersebut adalah dengan memisahkan secara tegas pembelajaran mata-mata
pelajaran dalam pengajaran SD, khususnya untuk kelas rendah (kelas I, II, dan III) akan
mengakibatkan masalah yang serius bagi anak oleh karena mereka akan memperoleh
belajar secara tidak bermakna dan memberi hasil belajar yang bersifat artifisial serta anak
memandang dirinya sebagai pusat lingkungan, dan memandang apa yang terjadi dalam
proses pembelajaran sebagai satu kesatuan yang belum jelas unsur-unsurnya, oleh karena
anak memakainya secara holistik. Dan yang menjadi tantangan dalam
mengimplementasikan konsep pembelajaran terpadu di SD adalah kemampuan profesional
apa yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan konsep pembelajaran terpadu tersebut,
serta bagaimana materi pembelajaran diorganisasikan serta orientasi dan bentuk penilaian
yang bagaimana yang harus dilaksanakan dalam implementasi konsep pembelajaran
terpadu tersebut.

Anda mungkin juga menyukai