TUGAS TUTORIAL 1
Pertanyaan
Jawaban
1. bahwasannya bentuk-bentuk partisipasi warga negara dalam upaya bela Negara sebenarnya
telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 ayat (2), yaitu :
a. Pendidikan Kewarganegaraan
Keikutsertaan siswa sebagai warga negara dalam upaya bela negara adalah dengan
mengikuti pendidikan kewarganegaraan. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 37 ayat
(1) dan (2) tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Konsep rasa kebangsaan dan cinta tanah air sangat
berkaitan dengan makna upaya bela negara. Perhatikan kalimat “...dijiwai oleh
kecintaannya kepada negara kesatuan RI...” pada definisi upaya bela negara yang telah
diungkapkan di atas. Kalimat kecintaan kepada negara kesatuan RI merupakan realisasi
dari konsep nasionalisme (rasa kebangsaan) dan cinta tanah air (patriotisme). Sedangkan
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
kecintaan kepada tanah air dan kesadaran berbangsa merupakan ciri kesadaran dalam
bela negara. Dengan demikian, dalam kaitannya dengan bela negara, pendidikan
kewarganegaraan merupakan wahana untuk membina peserta didik untuk ikut serta
dalam pembelaan negara.
b. Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
Pendidikan atau pelatihan dasar kemiliteran merupakan salah satu komponen wajib bagi
pertahanan negara. Selain TNI salah satu komponen warga negara yang mendapat
pelatihan dasar militer adalah unsur siswa, mahasiswa yang tersusun dalam organisasi
Resimen Mahasiswa (Menwa) .Selain itu, bagi siswa sekolah dasar dan sekolah
menengah dapat diwujudkan dengan kegiatan Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah
(PKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), Palang Merah Remaja (PMR), dan
organisasi lainnya.
c. Pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) secara sukarela
atau secara wajib
Dalam upaya pembelaan negara, peranan TNI sebagai alat pertahanan negara sangat
penting dan strategis karena TNI memiliki tugas untuk mempertahankan kedaulatan
negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang, ikut serta secara aktif dalam tugas
pemeliharaan perdamaian regional dan internasional. (Pasal 10 ayat (3) UU Nomor 3
Tahun 2002).
d. Pengabdian sesuai profesi
Pengabdian sesuai profesi adalah pengabdian warga negara yang mempunyai profesi
tertentu untuk kepentingan pertahanan negara termasuk dalam menanggulangi dan/atau
memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh perang, bencana alam, atau bencana lainnya.
Dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tidak dijelaskan jenis profesi apa yang
dapat mengabdikan untuk kepentingan pertahanan negara. Namun demikian, dapat
diidentifikasi beberapa profesi tersebut terutama yang berkaitan dengan kegiatan
menanggulangi dan/atau memperkecil akibat perang, bencana alam atau bencana
LEMBAR TUGAS TUTORIAL
UNIVERSITAS TERBUKA JEMBER
lainnya, antara lain petugas PMI, paramedis, tim SAR, dan bantuan sosial.
Dengan demikian, warga negara yang berprofesi paramedis, tim SAR, PMI, bantuan
sosial, dan Linmas memiliki hak dan kewajiban ikut serta dalam upaya bela negara
sesuai dengan tugas keprofesiannya masing-masing. Jika mereka melakukan tugas
profesinya yang berkaitan dengan pertahanan negara maka mereka telah menunaikan hak
dan/atau kewajibannya dalam pembelaan terhadap negara.
2. Hubungan patriotisme dengan cinta tanah air/kebangsaan, antara lain berikut:
a. Patriotisme pencerminan semangat persatuan dan kesatuan bangsa.
b. Patriotisme mendorong tumbuhnya semangat mengutamakan kepentingan, keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
c. Patriotisme mendorong tumbuhnya kesetiakawanan sosial.
d. Patriotisme mendorong tumbuhnya semangat pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
e. Patriotisme merupakan bukti rasa bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia.
f. Patriotisme memotivasi munculnya semangat rela berkorban untuk kepentingan umum,
bangsa, dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan menjadi wahana pendidikan nilai, moral, dan pendidikan budi
pekerti sehingga dapat menjadi sarana transformasi pendidikan karakter untuk
menumbuhkembangkan rasa nasionalisme dan kesadaran berbangsa dan bernegara.