Anda di halaman 1dari 5

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG


POKJAR CENTEH (SMPN 12 BANDUNG)

Nomor urut : 3 (tiga) Prodi : 119 – PGSD


Nama : Asep Jaenal Budiman Masa reg. : 2020.2
NIM : 857444559 Mata kuliah : Pembelajaran PKn di SD
Semester : 1 (satu) Dosen/Tutor : Iim Siti Masyitoh, Dr., M.Si.
Kelas :A

RESUME MODUL 3
Keterkaitan Pendidikan Kewarganegaraan Dengan IPS dan Mata Pelajaran Lain
PKn memiliki keterkaitan mungkinn karena berasal dari satu rumpun, yaitu rumpun ilmu-ilmu sosial.
Hubungan dengan mata-mata pelajaran lain adalah dimaksudkan agar mempelajari PKn tidak dibangun atas
dasar-dasar pengetahuan yang luas.

KB. 1
Gambaran Umum dan Karakteristik PKn serta Mata Pelajaran IPS dan
Mata Pelajaran Lainnya di SD.
A. Pengantar
Upaya mengaitkan antar mata pelajaran dapat berlangsung denganbaik sesuai dengan dasar-
dasar pertimbangan psikologis untuk tujuan-tujuan pendidikan. Dengan upaya ini diharapkan tidak
terdapat kesan adanya keterkaitan atau hubungan yang “terpaksa atau dipaksakan” sebab yang terbaik
dalam melaksanakan keterkaitanitu adalah keterkaitan itu nampak sebagai keterkaitan yang bersifat
alami.

B. Gambaran Umum, Hakikat, dan Karakteristik pendidikan kewarganegaraan


1. Latar belakang
Pembaharuan dan inovasi PKn serta keterkaitan dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran
yang kreatif, produktif, kooperatif, kolaboratif, menuntut pembelajaran terpadu melalui pengkajian dan
pelatihan berwawasan demokrasi dan hak asasi manusia (HAM). Fungsi dan peran PKn sebagai
pendidikan hukum, pendidikan politik dan PKn sendiri. Perubahan PKn mengalami perubahan yang
sangat pesat, karena rentan dengan perubahan politik, namun ironisnya isi dan pendekatan tidak
berubah. Isi menekankan pengetahuan untuk dihapal, pendekatan politis dan proses pembelajaran
lebih menekankan pembelajaran satu arah

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, rasional, kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan. Berpartisipasi aktif, bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup berbangsa dengan
bangsa lain. Berinteksi dengan bangsa lain dalam percaturan dunia dengan memanfaatkan TIK

C. Hakikat dan Karakteristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan


1. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan
Hakikat PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam
dari segi agama, sosio-kultural, Bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang
cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945. Secara umum tujuan
PKn ialah memberikan pengetahuan, pemahaman tentang Pancasila yang sahdan benar, membentuk
pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan karakter Indonesia, menanamkan nilai-nilai Pancasila,
mempertahankan nilai-nilai Pancasila dalam menghadapi arus globalisasi, bertindak sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila, mempersiapkan peserta didik menjadi WN baik, tanggung jawab dan cinta bangsa
dan negara.

2. Karakter harapan setelah mempelajari bidang studi PKn


a. Paham Pancasila
b. Bertakwa kepada tuhan YME
c. Paham hak dan kewajiban
d. Menyadari pentingnya menjalankan kewajiban
e. Menyadari pentingnya tanggung jawab
f. Tidak mencemari air dan tidak merusak lingkungan

Paradigma baru di Indonesia


Pendidikan yang dijadikan sebagai wahana serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia
yang dilaksanakan melalui Civic intelligence (kecerdasan daya nalar), Civic responsibility (kesadaran
akan hak dan kewajiban serta bertanggung jawab) dan Civic participation (kemampuan berpartisipasi
dan bertnaggung jawab baik secara pribadi, sosial maupun pemimpin di masa depan. Kompetensi
yang diharapkan melalui PKn (pengetahuan kewarganegaraan, menguasai keterampilan dan
keterampilan menguasai karakter kewarganegaraan). Konsep utama PKn secara umum ialah
Pendidikan nilai moral Pancasila dan UUD 1945, Pendidikan politik, Pendidikan kewarganegaraan dan
pendidikan hukum dan kemasyarakatan

D. Bidang Studi PKn dalam kurikulum S1 PGSD


Sebagai mata pelajaran di SD yang memuat; pendidikan nilai dan moral pancasila, pendidikan
politik, pendidikan kewarganegaraan, dan sebagai pendidikan hukum dan kemasyarakatan.

KB 2
Keterkaitan PKn dengan IPS

A. Keterkaitan antara PKn dan IPS serta bagaimana keterkaitan itu terjadi
PKn erat kaitannya dengan IPS karena PKn satu rumpun dengan IPS tidak terlepas dari mata
pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, politik sosial dan budaya. Sebagai awal pembelajaran terpadu
ialah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan korelasi antara dua mata pelajaran atau lebih,
sementera pembelajarn terpadu lebih luas dari pada itu mengintegrasikan beberapa mata pelajaran
sekaligus.

B. Konsep-konsep pembelajaran terpadu


Konsep pembelajaran terpadu telah dikenal sejak kurikulum 1968, yakni dengan adanya
korelasi/menghubungkan dua mata pelajaran atau lebih saat menjelaskan suatu mata pelajaran.
Tujuan pembelajaran terpadu adalah pembelajaran menarik, menumbuhkan kreativitas mengajar
guru, menumbuhkan kerjasama siswa, lebih bermakna. Prinsip-prinsip pembelajaran terpadu :
membantu anak mendapatkan pengetahuan secara utuh dan bermakna, siswa aktif dalam pembuatan
keputusan, membantu anak melakukan dan bekerja, mengembangkan kemampuan pembelajaran
abstrak.

C. PKn dan Pembelajaran Terpadu


Pendekatan pembelajaran yang paling tepat di Sdadalah pembelajaran terpadu, termasuk dalam
mempelajari PKn yang menyesuaikan dengan lingkungan siswa. Disamping itu, perlu diperhatikan
juga;
1. Karateristik anak SD
2. Konsep disiplin ilmu
3. SK, KD, dan Indikator
4. Lingkungan belajar anak
5. Bahan/sumber-sumber penunjang
RESUME MODUL 4
KB 1
Konsep dan Kepribadian Nasional

A. Keanekaragaman Bangsa Indonesia sebagai Kepribadian Nasional


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk secara horizontal Perbedaan fisik/Ras dari
golongan Papua melanesoid (Papua, kai Aru), golongan Monggoloid (sebagian besar kepulauan Indo,
Sunda besar) dan gol. Weddoid (orang kubu sakai Mentawai, Enggano dan Tomuna). Perbedaan suku
bangsa di Indonesia mencapai kurang lebih 300 suku bangsa dengan jumlah penduduk yang beragam.
Keanekaragaman Indonesia juga diwarnai oleh perbedaan agama serta Perbedaan jenis kelamis.
Secara vertikal ditentukan dari kualitas yang berbeda pendidikan, pendapatan kedudukan, maupun
keturunan atau darah.

B. Latar Belakang Kemajemukan Bangsa Indonesia


Secara geografis : kondisi kepulauan di Indonesia iklim, curah hujan, suhu kelembapan udara,
pegunungan dan lain-lain. Secara sosiologis dan kultural dan teknologi menghasilkan peradaban,
pendorong Disintegrasi Bangsa: pembangunan tak adil, terkonsentasi di berbagai daerah, sistem
kekuasaan terpusat, demokrasi semu, dan absolut, keragaman budaya, unsur-unsur kebudayaan
daerah; seni, bahasa, adat istiadat dan kepercayaan.

C. Keanekaragaman Kebudayaan yang Merupakan Unsur Kebangsaan dan Kepribadian


Nasional
Ciri-ciri kebudayaan daerah di Indonesia seperti; kesenian, bahasa, sistem kemasyarakatan
(misal; berpakaian, pernikahan, hidup bermasyarakat). Mata pencaharian bangsa Indonesia sangat
dipengaruhi kondisi alam dan letak geografis wilayah Negara. Religiusitas masyarakat Indonesia
mempercayai hal-hal yang berbau mistik. Peninggalan sejarah Bangsa Indonesia bisa dilihat dengan
adanya Candi, upacara ngaben dan penguburan mayat di Toraja. Nilai-nilai semangat kebangsaan :
persatuan, kecintaan, kebanggaan , nilai pengorbanan sikap perilaku yang merugikan nasionalisme :
miskin kesenjangan, apatisme, kemerosotan nilai upacara,seni dan sejarah, kemerosotan kesusilaan,
kemerosotan terhadap ortu, saudara, dan kenakalan remaja, meniru budaya asing, keduniaan
pergaulan bebas, ragu terhadap penegakan aturan. Krisis multidimensional masyarakat Indonesia
seperti politik, hukum, ekonomi, agama, sosial budaya dan HANKAM harus menjadi perhatian. Kondisi
yang diperlukan untuk sikap terbuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara agar terwujudnya
nilai agama, budaya bangsa, sila ketiga, toleran, rukun kebersamaan dan kesetaraan, demokrasi yang
memeperhatikan HAM, otda yang adil, kepercayaan, profesionalisme, pulihnya citra TNI dan Polri dan
SDM yang berkualitas.

D. Bhineka Tunggal Ika dan Integrasi Nasional


Faktor penunjang integrasi nasional diantaranya bahasa nasional, Pancasila, Solidaritas dan
kesadaran kelompok, Perundang-undangan yang bersifat nasional. Pembangunan kebudayaan bangsa
dapat menyerap nilai-nilai budaya asing yang positif dan dapat memperkaya budaya bangsa dan
menolak budaya yang tidak sesuai dengan tata nilai budaya bangsa. Beberapa hal yang perlu
dibanggakan diantaranya:
 Bangsa Indonesia mampu menyatukan pendududuk yang memiliki keanekaragaman bahasa,
sukubangsa, budaya, agama dan adat istiadat,
 Bangsaa Indonesia memiliki ideologi dan bahasa nasional yaitu Pancasila dan Indonesia,
 Bangsa Indonesia memiliki sistem politik yang satu yakni yang berdasarkan UUD 1945 dengan
menekankan sistem politik Demokrasi Pancasila

KB 2
Konsep dan Prinsip Semangat Kebangsaan
A. Pengertian dan Unsur Terbentuknya Negara
Nation berarti bangsa, digunakan untuk terjemahan ras ( race) dan volk. Ras adalah bangsa
(berketurunan sama) dan volk adalah kelompok yang sama secara sosiokultural. Makna nasionalisme
secara politis merupakan manifestasi kesadaran nasional, yang mengandung cita-cita dan pendorong
bagi bangsa, baik merebut kemerdekaan serta membangun dirinya atau lingkungan masyarakat,
bangsa dan negara.
B. Menunjukan Semnagat Kebangsaan (Nasionalisme dan Patriotisme)
Nasionalisme adalah paham rasa kebangsaan atau tanah air untuk mencapai,
mempertahankan, mengabdikan identitas dan integrasi kekuatan bangsa. Unsur-unsur yang
merupakan faktor penting bagi pembentukan bangsa Indonesia adalah Persamaan asal keturunan
bangsa, Persamaan pola kebudayaan, Persamaan tempat tinggal, Persamaan nasib kesejarahannya,
dan persamaan cita-cita hidup bangsa yang merdeka berdaulat membangun negaranya yang
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Pandangan Bangsa Indonesia : Monodualistik, Mono
pluralisme, Integralistik,kebersamaan dan kekeluargaan. Kebudayaan adalah keseluruhan ide, tindakan
dan hasil karya manusia dalam bentuk kehidupan masyarakat atau keseluruhan dari hasil tingkah laku
manusia yang didapat dengan cara belajar. Kita bisa melihat prinsip nasionalisme seperti
menempatkan persatuan dan kesatuan kepenbtingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan, Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, Bangga sebagai bangsa dan
bertanah air Indonesia, Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban di atas
kepeentingan pribadi atau golongan, Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
mengembangklan sikap tenggang rasa, Tidak semena-mena terhadap orang lain, Senantiasa
menjunjung tinggi nilai kemanuusiaan, Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, Berani membela
kebenaran dan kesdilan, dan Merasa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia.

C. Paham yang Bertentangan dengan Nasionalisme


Paham yang bertentangan dengan nasionalisme diantaranya sukuisme, ekstrem kiri yaitu
bahasa latent komunis dan ekstrem kanan yaitu kelompok yang menyelahgunakan ajaran agama
untuk mewujudkan kepentingan golongannya dan Kedaerahan, Chauvinisme (rasa cinta berlebihan
kepada bangsa sendiri sehingga merendahkan bangsa lainnya) dan ekstrimisme (tindakan suatu
golongan atau kelompok yang berusaha menggulingkan pemerintah yang sah melalui cara-cara yang
tidak konstitusional.

D. Patriotisme sebagai Wujud Sikap dan Perilaku Kebangsaan


Patriotisme mengandung arti pecinta/pembela tanah air, seorang pejuang sejati, pembela
bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanh air dimana ia mengorbankan segala-
galanaya bahkan jiwanya demi kemajuan kejayaan dan kemakmuran tanah air. Tujuan konsep
patriotisme adalah menumbuhkan dan meningkatkan semangat cinta tanah air dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang akhirnya ikut aerta secara aktif dalam usaha mencapai tujuan
pembangunan nasional melalui berbagai kagiatan pembangunan nasional. Fungsi konsep patriotisme
adala menjadi dasar moral dalam mempertahankan eksistensi bangsa dan negara serta mengisi
kemerdekaan. Makna patriotisme bagi bangsa Indonesia : Merupakan ciri khas kepribadian bangsa
Indonesia, merupakan falsafah hidup bangsa dan merupakan alat pemersatu seluruh rakyat Indonesia

E. Nilai-Nilai Semangat Kebangsaan


Nilai –nilai semangat Kebangsaan Indonesia bisa dilihat dari: Nilai persatuan, Nilai kecintaan,
Nilai kebanggaan dan nilai pengorbanan.
Sikap dan perilaku yang merugikan nasionalisme diantaranya kemiskinan, kesenjanagan sosial,
keterbelakangan, KKN, pencemaran lingkungan hidup dan dekadensi moral, apatisme ketidakpedulian
sosial, dan ketergantungan, kemerosotan nilai upacara, nilai seni dan kemerosotan sejarah,
kemerosotan kebajikan dan kemerosotan kesusilaan yang beradab, kemerosotan penghormatan
terhadap orang tua, persudaraan, kesetiaan dan kenakalan remaja, kecenderungan meniri budaya
asing yang mementingkan unsur keduniaan dan pergaulan bebas, kurang percaya terhadap ketegasan
peraturan dan peradilan hukum yang berlaku
KB 3
Konsep serta Cinta Tanah Air dan Bela Negara

A. Konsep dan Prinsip Cinta Tanah Air


1. Mengamalkan nilai-nilai yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air, seperti mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam butir-butir Pancasila.
2. Nilai budi pekerti Cinta Tanah Air  lebih mengutamakan kepentingan umum dan negara
dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan golongan.

B. Konsep dan Prinsip Bela Negara


Dalam usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan sitem pertahanan dan keamanan
rakyat semesta adalah TNI dan POLRI sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung. Menurut UU No. 3 tahun 2002 pasal 9 ayat (1) bahawa “ Setiap warga negara berhak dan
wajub ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara “. Kata kewajiban dala ketentuan tersebut mengandung makna bahwa setiap warga negara
dalam keadaan tertentu dapat dipaksakan oleh negara untuk ikut serta dalam pembelaan negara .
Sedangkan pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI, keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bagsa dan negara
Menurut UU No 20 tahun 2002 pasal 18 keikutsertaan warga negara dalam bela negara melalui
Pendidikan bela negara, Keanggotaan rakyat terlatih, Keanggotaan Angkatan Bersenjata secara
sukarela atau wajib, Keanggotaan cadangan Tentara Nasional, Keanggotaan Perlindungan masyarakat.
UU No 20 tahun 1982 sekarang sudah dicabut diganti dengan UU No 3 tahun 2002 keikutsertaan
warga negara dalam upaya bela negara diselengarakan melalui berikut : Pendidikan
Kewarganegaraan, Peltihan dasar kemiliteran wajib, Pengabdian sebagai prajurit TNI secara suka rela
atau wajib, Pengabdian sesuai dengan profesi ( petugas PMI, paramedis, tim SAR dan bantuan
sosial ). Sejalan dengan era reformasi terjadi paradigma pemisahan fungsi TNI dan POLRI. POLRI
merupakan alat negara yang berperan memelihara kamtibmas, menegakkan hukum serta memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri.
Sedangkan TNI berperan sebagai alat pertahanan NKRI yang bertugas untuk mempertahankan
kedaulatan negara dan keutuhan wilayah, melindungi kehormatan dan keselamatan bangsa,
melaksanakan operasi militer selain perang, ikut aktif dalam tugas pemeliharaan regional dan
internasional. Ancaman militer menurut penjelasan UU No. 3 tahun 2002 : Agresi, Spionase, Sabotase,
Aksi teror, Pemberontakan, Perang saudara. Tidakan yang menunjukan uapa bela negara : Kelaskaran,
Gerilya desa, Organisasi keamanan desa , Orgaanisasi perlawanan rakyat, Hansip, Wanra, Kamra.
Partisipasi dalam lingkungan keluarga, sekolah , masyarakat dan negara
(politik,hukum,ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, terhadap alam) misalnya partisipasi
dibidang hukum dengan jalan; warga negara berusaha mematuhi hukum, tidak main hakim sendiri,
jika ada yang melanggar hukum berusaha menyadarkan, lapor pihak berwajib jika terjadi tindak
pidana, berani dan wajib menjadi saksi.

Anda mungkin juga menyukai