Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PEMBELAJARAN PKN di SD

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Modul 3 akan membahasa tentang keterkaitan pendidikan kewarganegaraan


dengan IPS dan mata pelajaran lain. Maksudnya adalah agar para guru Sd memahami
bahwa terdapat hubungan yang erat antara pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan
mata pelajaran lainya khususnya dengan IPS. Hal itu dimungkinkan oleh karena baik
pendidikan kewarganegaraan maupun IPS adalah berasal dari satu rumpun, yaitu rumpun
ilmu-ilmu social. Keterkaitannya dengan demikian tidak terbatas hanya antar mata
pelajaranserumpun ( ilmu-ilmu social,) tetapi juga dengan lintas rumpun, misalnya
rumpun humaniora ( bahasa dan seni, pendidikan agama ) dan juga dengan rumoun ilmu
pengetahuan alam ( IPA ).
Bagaimana keterkaitannya dengan IPS dan juga dengan mata mata pelajaran
lainnya serta ontoh-contoh keterkaitannya itulah yang akan menjadi uraian utama modul
3 ini yang akan di bahas adalah gambaran umum dalam karakteristik kewarganegaraan
dan mata pelajaran SD lainnya, keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan IPS,
keterkaitan pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lainnya. Guna
memahami atau keterkaitan itu maka yang perlu di kaji terlebih dahulu adalah hakikat
dan karakteristik mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan serta mata mata pelajaran
yang memiliki keterkaitan, yaitu bahasa indoesia, pendidikan agma, pendidikan jasmani
dan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan kurikulum muatan local.
Jika di telusuri maka pada dasarnya tidak ada mata pelajaran yang tidak berkaitan
dengan pendidikan kewarganegaraan sebab tujuan pendidikan kewarganegaraan pada
akhirnya adalah membentuk waraganegara Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan yang maha esa, yang memiiki pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warga Negara dengan Negara dan anatara warga
Negara yang di atur oleh hukum serta pendidikan pengetahuan bela Negara agar menjadi
warga Negara yang mengetahui, memahami, dan mengamalkan nilai-nilai moral
pancasila dalam kehidupan sebagai warga Negara dan warga masyarakat yang dapat di
andalkan oleh bangsa dan Negara lain.
Dengan diperolehnya gambaran seprti itu diharapkan dalam melakukan upaya
keterkaitan, tidak terdapat pesan adanya keterkaitan atau hubungan yang “ terpaksa atau
dipaksakan” sebab yang terbaik dalam melaksanakan keterkaitan itu adalah keterkaitan
itu Nampak sebagai keterkaitan yang bersifat alami. Keterkaitan yang alami akan lebih
mampu mengakomodasi kepentingan siswa dan memberi kemungkinan bagi
pengembangan materi pelajaran yag lebih bermakna bagi kehidupan anak kelak di
masyarakat.
Pembaharuan dan inovasi dalam pendidikan kewarganegaraan serta keterkaitan
dan aplikasinya menjadi sebuah pembelajaran yang kreatif, produktif yang bersifat
kooperatif dan kolaboratif, menuntut konsep pembelajaran terpadu melalui pengkajian
dan pelatihan yang berwawasan demokrasi dan hak aasi manusia ( HAM ). Mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memang mengalami
perubahan nama dengan sangat cepat karena mata pelajaran tersebut sangat rentan
terhadap perubahan politik, namun ironisnya nama berubah berkali-kali, tetapi isi secara
umum serta pendekatan dan system penyampaiannya kebanyakan tidak berubah.
Dari sisi isi, misalnya lebih menekankan padapengetahuan untuk di hapal dan
bukannya materi pembelajaran yang mendorong berfikir apalagi berfikir kritis siswa.
Dari segi pendekatan maka yang lebih di tonjilkan adalah pendekatan politis dan
kekuasaan, dari segi proses pembelajaran atau system penyampaiannya lebih
menekannkan pada pembelajaran satu arah dengan dominasi guru yang menonjol
sehingga hasilnya sudah dapat di duga, yaitu verbalisme yang memang selama ini telah
dianggap sangat melekat pada pendidikan umumnya di idonesia.
Dasar pertimbangan untuk hal tersebut adalah siwa SD berfikir dalam kerangka
yang bersifat holistic ( menyeluruh) dan belum bersifat pragmentaris dan detail. Artinya,
upaya mengaitkan secara alami tersebut memang sesuai dengan tingkat perkembangan
dan kematangan anak, dengan demikian anak akan belajar secara lebih wajar, bermakna,
dan dalam suasana yang menantang.
Hubuungan atau kertkaitan antar mata pelajatran di SD, husuhnya anatara mata
pelajaran lainnya, seperti bahasa Indonesia, pendidikan agama, pendidikan jasmani dan
kesehatan, dengan IPA dn dengan kurikulum muatan local, ada baiknya jika hal itu di
awali dengan membahas terlebih dahulu gambaran atau karakteristik mata mata pelajaran
tersebut. Maksudnya tiada lain adalah agar upaya mengaitkan antar mata-mata pelajaran
dapat berlangsung dengan baik sesuai dengan dasar-dasar pertimbangan psikologis untuk
tujuan-tujuan pendidikan. Pengetahuan dan kemampuan amatv sangat penting bagi setiap
guru SD agar pelajaran yang di berikan itu lebih memperluas wawasan siswa, lebih
bermakna, dan tidak membosankan.
Dengan memahami hubungan dan keterkaitan antara mata pelajaran di SD
husussnya dengan mata pelajaran lainnya, para guru SD dapat lebih memperluas
wawasan murid-murid SD tentang keterkaitan mata pelajaran tersebut atau bahkan
hubungan dengan mata mata pelajaran lainnya. Kesemua mata pelajaran yang berkaitan
tadi tidak dimaksudkan untuk mengesampingkan kemungkinan hubungan antara mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan mata pelajaran lain yang tidak di
sebutkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT DAN KARAKTERISTIK BIDANG STUDI PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

1. Hakikat Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan


nilai-nilai pancasila sebagai wahakena untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai luur dan ,oral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang di harapkan
dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan
sehari-hari karena mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru atau
pendidik, anggota masyarakat, dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa hakikat pendidikan
kewarganegaraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio kultural, bahasa, usia, dan
suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang di landasi oleh pancasila dan UUD 1945.
Dalam melaksanakan pendidikan kewarganegaraan patut diperhatikan
bahwa bidang studi baru tersebut menggantikan pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan masa berlakunya kurikulum sekolah tahun 1994. Melalui
penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa secara umum tujuan pendidikan
kewarganegaraan adalah sebagi berikut :
a. Memberikan pengertian, pengetahuan dan pemahaman tentang pancasila yang
benar dan sah.
b. Meletakan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan pancasila dan ciri
khas serta watak keindonesiaan.
c. Menanamkan nilai-nilai moral pancasila kedalam diri anak didik.
d. Menggugah kesadaran anak didik sebagai warga Negara dan warga
masyarakat Indonesia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan nilai-
nilai moral pancasila tanpa menutup kemungkinan bagi di akomodasikannya
nilai-nilai lain dari luar yang sesuai dan tidak bertentangan dengan nilai-nilai
moral pancasila terutama dalam menghadapi arus globalisasi dan dalam
rangka kompetisi dalam pasar bebas dunia.
e. Memberikan motivasi agar dalam setiap lagkah laku lampahnya bertindak
dan berprilaku sesuai dengan nilai, moral dan norma pancasila.
f. Mempersiapkan anak didik untk menjadi warga Negara dan warga
masyarakat Indonesia yang baik dan bertanggung jawab serta mencintai
bangsa dan negaranya.

2. Karakeristik Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan


Melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegraan menuntut lahirnya
warga Negara dan warga masyarakat yang pancasila, beriman dan bertakwa
terhadap tuhan yang maha esa yang mengetahui dan memahami dengan baik
hak-hak dan kewajibannya, menyadari betapa pentingnya melaksanakan
kewajiban-kewajibannya yang di dasari oeh kesadaran dan tanggung jawabnya
sebagai warga Negara, dapat membuat keputusan secara cepat dan tepat, baik
bagi dirinya maupun bagi orang lain, tidak mencemari air dan tidak merusak
lingkugan. Warga Negara yang dimaksud adalah warga Negara dan warga
masyarakat yang juga mandiri, bertanggung jawab, mampu berpikir keritis dan
kreatif atau yang secara umum oleh Lawrence Senesh seperti yang di
kemukakan oleh Murphy ( 1967 : 57 ) dengan sebutan Desireble Socio-civic
behaviour atau warga Negara yang mampu think globally while act locally kata
Rene Duboius.
Warga Negara yang memiliki pandangan seperti ini memiliki apa yag di
sebut cosmopolitan stance atau sikap mental atau pendirian yang bersifat
cosmopolitan. Sehubungan dengan penggambaran seperti dikemukakan di atas
mengarahkan kita pada landasan konsep yang mendasari pendidikan kewarga
negaraan tersebut, yatu manusia sebagai mahluk citpaan tuhan dan insal social
politik yang terorganisasi dengan tujuan agar manusia Indonesia tersebut
memiliki kemauan dan kemampuan untuk:
a. Sadar dan patuh terhadap hukum (melek hukum)
b. Sadar dan bertanggung jawab dalam kehidupan berbangsa dan benegara
(melek politik)
c. Memahami dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional (insan
pembangunan)
d. Cinta bangsa dan tanah air (memiliki sikap heorisme dan patriotisme)

Karakteristik pendidikan kewarganegaraan (pendidikan kewarganegaraan)


dengan paradigma baru, yaitu bahwa pendidikan kewarganegaraan merupakan
suatu bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan di terima
sebagai wahana utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang
dilaksanakan melui berikit ini
a. Civic Intelligenc,yaitu kecerdasan dan daya nalar warga Negara baik dalam
dimensi spiritual, Rasional, emosional, maupun social.
b. Civic responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga
Negara yang bertanggung jawab.
c. Civic participation,yaitu kemampuan berparrisipasi warga Negara atas dasar
tanggung jawabnya, baik secara individual, social, maupun sebagai
pemimpin hari depan.
Sejalan dengan itu kompetensi-kompetensi yang hendak di wujudkan
melalui mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan di bagi kedalam tiga
kelompok yaitu sebagai berikut.

a. Kompetensi untuk menguasai pengetahuan kewwarganegaraan


b. Kompetensi untuk menguasai keterlampilan kewarganegaraan
c. Kompetensi untuk mnguasai karakter kewarganegaraan

B. BIDANG STUDI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


KURIKULUM S1 PGSD

1. Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Pelajaran SD

Landasan konsep yang mendasari pendidikan kewarganegaraan tersebut


diatas, yaitu manusia adalah mahluk ciptaan tihan dan sebagai insan social dan
politiyang terorganisasi melahirkan fugsi dan peran, serta tujuan pendidikan
kewarganegaraan sebagaimana sebagian telah diutarakan diatas. Berdasarkan
landasan konsep atau konsep utama pendidikan kewarganegaraan gtersebut maka
fungsi dan peran sera tujuan pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah
sebagai berikut.
a. Pendidikan Moral dan Pancasila serta umdang-undang dasar 1945.
b. Pendidikan Politik
c. Pendidikan Kewarganegaraan
d. Pendidikan Huum dan Kemasyarakatan

Untuk jelasnya makamasing-masing fungsi pern tersebut akan di uraikan


lebih lanjut.
a. Sebagai pendidikan nilai dan moral pancasila

Pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan nilai dan moral karena


yang disampaikan sebagai subtansi isi pendidikan kewarganegaraan tersebut
adalah nilai-nilai moral yang di perlukan oleh seorang warga Negara dalam
berkehidupan sebagai warga Negara dan warga masyarakat, yaitu suatu
kehidupan yang di kenal dengan kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai
moral yang di sampaikan melalui pendidikan kewarganegaraan sebagai mana
di sebutkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
tersebut menyangkut inti utama warga Negara, yaitu patriotism sebagaimana di
jelaskan di atas. Sikap patriotism tersebut memang memberikan dampak
yang ,luas dan dalam baik secara psikologis maupun secara social, oleh karena
sikap tersebut memiliki muatan nilai tanggug jawab baik bagi dirinya maupun
bagi masyarakat, bagsa dan Negara secara keeluruhan.
Sebagai pendidikan nilai moral, pendidikan kewarganegaraan di
harapkan dapat membantu siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuan serta
pemahaman siswa tentang nilai dan moral diantaranya teori yang dikenal luas
dalam pendidikan nilai dan moral diantaranya teori kognitif moral yang
dikemukakan oleh Piaget dan Kohlberg, dengan dasar pemikirannya yang
menyatakan bahwa pengetahuan moral dapat mempengaruhi sikap
seseorang.pengethuanyang mempengaruhi sikap seseorang itu merupakan hal
penting dalam pendidikan nilai dan moral, oleh karena hal itu merupakan awal
dari perubahan perilaku.

b. Sebagai pendidikan politik

Pendidikan kewarganegaraan juga dapat berperan sebagai pendidikan


politik, yaitu pendidikan yang memungkinkan siswa yang menjadi hak-hak dan
kewajiba-kewajibannya. Bagaimana seharusnya mereka berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta menu,mbuhkan
sikap-sikap positif berbangsa dan bernegara serta menumbuhkan sikap-sikap
positif terhadap hasil-hasil pembangunan nasiomal. Disamping itu,memiliki
kemampuan berpikir kritis, kreatif dan inovatif terhadap berbagai permasalahan
social politik, ekonomi, dan budaya serta memiliki rasataggung jawab,
menghormati dan menghargai aparat pemerintah.

Sebagai pendidikan politik, pendidikan kewarganegaraan diharapkan


membantu siswa untuk memperoleh, penegetahuan, sikap dan keterampilan
yang di kenal dengan melek politik. Bagi guru PGSD, yang menjadi
masalahnya adalah bagaimana guru menerjemahkan pemahaman-pemahaman
teoritik tentang melek politik kedalam kegiatan-kegiatan nyata di kekas.

Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik diharapkan


pula dapat membantu siswa untuk melek hukum dalam arti siswa mengetahui
bahwa kehidupan kita sebagai pribadi, warga masyarakat dan sebagai warga
Negara atau bahkan seagai warga dunia (Negara sebagai warga bangsa-bangsa)
diatur oleh hukum dan peraturan.

c. Sebagai pendidikan kewarganegaraan

Pendidikan kearganegaraan sebagai pendidikan kewarganegaraan


diharapkan juga dapat menumbuhkan pengertian dan pemahaman siswa
terhadap fungsi dan peran warga negara dalam kehidupan berbangsa dan
bernegra. Warga Negara yang baik adalah warga Negara yang tahu tentang
hak-hak dan kewajibannya.

d. Sebagai pendidikan hukum dan kemasyarakatan


Pada bagian terdahulu hal itu telah dibahas secara sporadis, diantaranya
hak dan tanggung jawab sebagai warga negra, baik dalam hubungannya dengan
Negara maupun anat warga Negara serta hubungan dan perannya dalam kaitan
dengan tugas-tugasnya sebagai anggota dari berbagai kelompok. Oleh sebab
itu, pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan politik dan hukum tidak
hanya mendidik siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan terhadap apa
yang menjadi hak dan kewajibannya, namun dapat pula menggunakannya
dalam menghadapi berbagai persoalan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan negara.

C. KETERKAITAN ANTARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN IPS


SERTA BAGAIMANA KETERKAITAN ITU TERJADI

Bidang Sudi Pendidikan Kewarganegaran sesuai dengan hakikat dan


karakteristiknya memiliki keterkaitan dengan bidang studi lainya ksusnya dengan
IPS. Dikatakan demikian karena sebelum menjadi bidang Studi Pendidikan
Pancasila Kewarganegaraan ( sebagai upaya mewujudkan pesan UU Sistem
Pendidikan Nasional No 2 Tahun 1989 kususnya pasal 39 ayat (2) dan (3) ),
Bidang studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS.
Bidang Studi Pendidikan Kewarganegaraan adalah pengajaran yang erat
kaitannya dengan pancasila dan UUD 1945 dan hal-ha yang menyangkut warga
Negara serta pemerintahan menurut versi kurikulum tahun 1975 dan kurikulum
tahun 1984.
Dalam kurikulum tahun 2006 bidang studi pendidikan kewarganegaraan
yang pada mulanya tidak muncul dalam edua kurikulum sebelumnya
( Kurikulum tahun 1975, 1984, dan 1994) muncul kembali dalam kurikulum
2006.

D. KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU

Konsep pembelajaran terpadu bukanlah hal yang baru khususnya dalam


kurikulum sekolah di Indonesia. Konsep tersebut telah dikenal paling tidak dalam
bentuk sederhana seperti yang dianjurkan dalam kurikulum tahun 1968 dengan
pendekatan korelasi contohnya dalam kurikulum tahun 1968 adalah menghubungkan
dua atau lebih mata pelajaran saat menjelaskan suatu mata pelajaran. Sisalnya saat
menjelaskan tentang konsep geografi maka pada saat itu pula penjelasan konsep
geografi tersebut dihubungkan dengan konsep mata pelajaran lainya, misalnya
dengan konsep mata pelajaran sejarah atau ekonomi
Tujuan dari pendekatan ini tidak lain adalah agar pengajar an yang di
sampaikan dapat lebih menarik bagi siswa menumbuhkan kreativitas mengajar guru ,
bahkan dapat menumbuhkan kerjasama antar siswa , juga antara guru dengan siswa
sehingga dengan demikian siswa dapt mempelari fakta-fakta dalam konteks yang
bermakna serta dapat belajar lebih utuh dan bermakna melalui kegiatan-kegiatan
yang lebih nyata dan konkrait. Dalam menggunakan pembelajaran terpadu berbagai
media dapat di gunakan agar konsep keterpaduan dalam pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan baik antara lain melalui tema,topic,dan masalah.
Konsep pembelajaran terpadu menitik beratkan pada beberapa prinsip.
Pertama,pembelajaran haruslah membantu anak untuk memperoleh pengetahuan
secara utuh dan bermakna terutama dalam membangun pengetahuan dan struktur
intelektual anak. Kedua, dalam belajar anak harus lebih banyak dilibatkan , terutama
mengaktifkan anak dalam pembelajaran dan keputusan. Ketiga, membantu anak
untuk melakukan dan bekerja berdasarkan kemampuan dan kebutuhannya. Keempat,
dengan menerapkan konsep pembelajaran terpadu tersebut maka anak diharapkan
tidak hanya merespon tanda- tanda yang disampaikan guru tetapi memperoleh dan
mengembangkan pengalaman sensoriknya guna membentuk kemampuan dasar anak
untuk memiliki kemampuan pembelajaran abstrak.
Pengertian pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut.

1.pembelajaran yang beranjak dari satu tema tertentu sebagai pusat perhatian yang
digunakan utuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang berasal dari
bidang studi yang bersangkutan maupun dari bidang studi lain nya.

2.suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan berbagai bidang studi yang


mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang dan kemampuan
perkembangan anak.

3. Suatu cara mengembangkan pengetahuan dan keterampilan anak secara simultan

4.merakit dan menghubungkan sejumlah konsep dalam beberapa bidang studi yang
berbeda dengan harapan anak belajar dengan lebih baik dan bermakna.

Karakteristik Pembelajaran Terpadu

Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Berpusat pada anak


2. Memberi pengalaman langsung pada anak
3. Pemisahan antara bidang studi tidak begitu jelas
4. Menyajikan konsep dari berbagai bidang studi dalam suatu proses pembelajaran
5. Bersifat luwes
6. Hasil pembelajaran dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan anak
Sebagai salah satu pendekatan dalam pembelajaran, pendekatan pembelajaran
terpadu memiliki beberapa kelebihan jika di bandingkan dengan pendekatan
pembelajaran yang konvensional.
Kelebihan-kelebihan tersebut diantaranya berikut ini :
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak selalu relevan
2. Keininan yang di pilih bertolak dari minat an kebutuhan
3. Seluruh kegiatan lebih bermakna
4. Pembelajaran terpadu menumbhkembangkan keterampilan berikir anak
5. Menyajikan kegiatan yang bersift pragmatis sesuai dengan permasalahan yang
sering ditemui dalam lingkungan anak
6. Menumbuhkan kembangkan keterampilan social anak, seperti kerjasama toleransi
komuniksi dan respek terhadap gagasan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai