Anda di halaman 1dari 2

Ilmu Manajemen

Manajemen telah di laksanakan sejak zaman dulu seperti di peradaban Mesir


Kuno,mereka menerapkan kan pada pembangunan Piramida yang melibatkan
banyak orang, pasti dibutuhkan perencaan yang matang.
Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis menagement, yang memiliki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Pada era awal ilmu manajemen di terapkan pada
buku Adam Smith berjudul The Wealth of Nation ,dalam bukunya di kemukakan
bahwa keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja
agar pekerjaan lebih efisien dan efektif. Dalam buku itu juga dapat di simpulkan
bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas meningkat
keterampilan,kecekatan dan menghemat waktu.
Jadi definisi manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan,
mengarahkan, dan mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
Pada akhir abad ke-19 ilmu manajemen berkembang pesat saat itu industrialisasi
banyak di lakukan dan banyak berkembang perusahaan. Perusahaan pasti
memerlukan perencanaan yang kompleks dan terorganisir.
Proses kegiatan manajemen banyak memiliki varian fungsi dari yang sederhana
sampai yang terkonsep. Tapi pada dasarnya manajemen memilik pilar yang fungsi
yang umum seperti.
perencanaan(planning),pengorganisasian(organizing/
staffing),pengarahan(leading),pengendalian(controlling) pada proses-proses tersebut
bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Peranan Manajemen di kehidupan

Dalam manajemen kita mempelajari mengenai perencanaan,pengedalian dan lain


sebagainya materi tersebut mendorong kita untuk berpikir lebih ke masa depan
menganai dampak dan efek saat kita melakukan suatu kegiatan atau
usaha ,membantu kita untuk menyusun strategi yang lebih baik. Seperti cara
manajemen keuangan,manajemen tenaga kerja,manajemen penjualan.

Meningkatkan Produktifitas menurut Hawtron

Pada tahun 1927, Profesor Elton Mayo dari Harvard beserta rekan-rekannya


diundang untuk bergabung dalam kajian ini. Mereka kemudian melanjutkan
penelitian tentang produktivitas kerja dengan cara-cara yang lain, misalnya dengan
mendesain ulang jabatan, mengubah lamanya jam kerja dan hari kerja alam
seminggu, memperkenalkan periode istirahat, dan menyusun rancangan upah
individu dan rancangan upah kelompok. Penelitian ini mengindikasikan bahwa
ternyata insentif-insentif di atas lebih sedikit pengaruhnya terhadap output pekerja
dibandingkan dengan tekanan kelompok, penerimaan kelompok, serta rasa aman
yang menyertainya. Peneliti menyimpulkan bahwa norma-norma sosial atau standar
kelompok merupakan penentu utama perilaku kerja individu.

Anda mungkin juga menyukai