LATAR BELAKANG MASALAH : Dalam rangka mencapai generasi muda yang unggul maka terdapat
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dengan adanya pergantian kurikulum yang menekankan
pada berbagai aspek yakni kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan kurikulum yang terjadi
adalah evaluasi dari keberadaan kurikulum sebelumnya sehingga mengikuti kebutuhan pasar dan
mampu mengembangkan potensi masing-masing individu. Kurikulum yang kini digunakan lebih
menekankan pada siswa sebagai pusat dari keseluruhan kegiatan pembelajaran. Peran yang sangat
dominan ditekankan pada siswa untuk mampu mengembangkan segala potensi kreativitas yang
dimiliki oleh masing-masing individunya. Perbedaan yang sangat signifikan dengan ditetapkannya
kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib, dituangkan dalam Permendikbud No. 63 tahun 2014
tentang Ektrakulikuler Wajib Pramuka. Kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib ini digunakan
sebagai pembentukan karakter salah satunya adalah upaya bela negara, dimana siswa sebagai warga
negara dilatih untuk memiliki kehidupan yang sejahtera melalui pembangunan kepribadian serta
pengembangan kompetensi. Setiap pembelajaran kepramukaan dikembangkan berbagai aspek yang
mendukung pengembangan kompetensi diantaranya aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual,
dan fisik. Pengembangan aspek dalam kepramukaan ini disusun sesuai dengan tingkatan-tingkatan
dalam tahap perkembangan siswa yang tersusun dalam syarat kecakapan umum sebagai panduan
kurikulum yang berlaku secara nasional. Pemuatan kurikulum ini mampu dikembangkan berdasarkan
sumber daya dan fasilitas pendukung sesuai dengan kebutuhan di sekolah. Implementasi
Permendikbud No. 63 tahun 2014 ini berkesinambungan dengan berbagai mata pelajaran di sekolah
dasar maupun menengah, terutama dalam mata pelajaran IPS, karena kegiatan kepramukaan ini
berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar (alam) dan lingkungan masyarakat (sosial). Tidak
heran melalui pendidikan kepramukaan mampu meningkatkan rasa kepedulian sosial yang tinggi.
Pendidikan kepramukaan dan IPS berperan sebagai pembentuk jati diri dan kepribadian bangsa
Indonesia yang bertanggungjawab, sadar hak dan kewajiban sebagai warga negara, cinta tanah air
sehingga mampu menampilkan sikap patriotik dalam wujud bela negara sebagai kekuatan dalam
mempertahankan sistem pertahanan negara. Upaya dalam mewujudkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI, dan segala ancaman yang mengganggu keutuhan dan keamanan bangsa dan
negara bergantung pada generasi muda sebagai pemegang tongkat keberlangsungan negara
selanjutnya. Dimana keikutsertaan warga negara dalam pertahanan negara diwujudkan dalam setiap
kemampuan yang dioptimalkan untuk kepentingan negara melalui usaha-usaha yang dilakukannya
terhadap pertahanan negara.
Apabila kesadaran dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan mampu ditingkatkan oleh semua
pihak, maka bela negara tersebut akan mewujudkan Indonesia kearah peradaban yang unggul dan
mulia sehingga terciptanya masyarakat dan bangsa baik (good society and nation), damai, adil, dan
sejahtera. Sebagaimana hal tersebut telah diwasiatkan oleh para pendiri bangsa (founding fathers)
yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945. Diharapkan dengan dibentuknya kepramukaan
sebagai bagian wajib dari pendidikan mampu menciptakan warga negara yang memiliki sikap
menentang segala bentuk penjajahan yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan, keadilan
dan kesejahteraan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud membuat sebuah
penelitian dengan judul “Implementasi Permendikbud No 63 Tahun 2014 Tentang Kepramukaan
Sebagai Kegiatan Ekstrakulikuler Wajib Dalam Upaya Bela Negara Siswa (Studi Deskriptif Di SMPN 1
Samarang Kabupaten Garut)”.
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka rumusan
masalah umum yaitu : 1. Bagaimana pemahaman guru di SMP Negeri 1 Samarang terhadap isi
Pemendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka? 2. Bagaimana
implementasi Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka di SMP
Negeri 1 Samarang? 3. Bagaimana sikap bela negara yang muncul setelah adanya implementasi
Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka?
BAB II
KAJIAN TEORI
B. KEPRAMUKAAN
. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn
20017).
C.BELA NEGARA
Kamus Umum Bahasa Indonesia mengartikan istilah “bela” sebagai menjaga baik-baik, memelihara,
merawat, melepaskan dari bahaya, memihak untuk melindungi dan mempertahankan sesuatu.
Sesuatu yang harus dijaga, dipelihara, dirawat, dilindungi dan dipertahankan dalam konteks ini
adalah negara. Tegasnya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dengan demikian “membela negara” dapat diartikan
sebagai menjaga, memelihara, melindungi dan mempertahankan eksistensi negara bahkan
melepaskannya dari bahaya.
Pendidikan Bela Negara dimaksudkan sebagai cara untuk memberikan pemahaman tentang hak dan
kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan negara, dengan menumbuhkan kecintaan kepada
tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara,
kerelaan berkorban untuk bangsa dan negara, serta memberikan kemampuan awal bela negara, baik
psikis maupun fisik.
u UU.RI. No. 20 tahun 1982 tentang Pokok-pokok Pertahanan Keamanan Negara, mendefinisikan
bela negara adalah “tekad, sikap dantindakan warga negara yang teratur, menyeluruh, terpadu dan
berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara
Indonesia serta keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan berkorban guna
meniadakan setiap ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan wilayah dan
yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Selanjutnya upaya
bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai penuaian hak dan
kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.
UU.RI.No. 3 tahun 2002 “Upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Upaya bela
negara selain sebagai kewajiban dasar manusia juga merupakan kehormatan bagi setiap warga
negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab dan rela berkorban dalam
pengabdian kepada negara dan bangsa”
Dalam UU.RI.No. 56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih, bela negara disebutkan sebagai berikut :
“bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI
yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup
bangsa dan negara”
2.Heri widododo dengan judul : ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAMUKA DI SD NEGERI 004
SAMARINDA UTARA TAHUN 2019
Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan pramuka di SD Negeri
004 Samarinda Utara Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif, dan teknik yang digunakan adalah snowball sampling dan subjek penelitian ini meliputi
kepala sekolah, dua pembina pramuka dan anggota pramuka, sedangkan objek penelitian adalah
pelaksanan kegiatan pramuka di SDN 004 Samarinda Utara. Teknik yang digunakan dalam
triangulasi ini adalah triangulasi sumber yatu menggunakan banyak sumber untuk satu data
dengan membandingkan antara hasil wawancara dengan data yang ada pada dokumen
observasi. Dilakukan konsultasi dengan kepala sekolah dan dua pembina pramuka yang akan
melaksanakan kegiatan pramuka di lokasi penelitian. Keabsahan data penelitian ini didapatkan
dari proses membandingkan hasil wawancara dengan observasi dan dokumentasi. Berdasarkan
hasil analisis data penelitian, maka dimperoleh penemuan berikut: (1) sekolah sudah
mempersiapkan program tersruktur sebelum melakukan kegiatan pramuka, mempersiapkan
sarana prasarana, dan sekolah menyediakan dana dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (2)
dalam pelaksanaan kegiatan pramuka, pembina pramuka menyiapkan rencana kegiatan
pramuka sesuai dengan buku Syarat-syarat Kecakapan Umum ( SKU) Pramuka.yang
membedakan peneitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini berfokus pada
pelaksanaankegiatan pramukanya sedangkan peneitian penulis berfokus pada upaya bela negara
siswa.
3.septiana intan pratiwi dengan judul Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter
Disiplin Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakulikuler pramuka terhadap karakter
disiplin siswa Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan dari
penelitian yang telah dilakukan sebelummnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrakulikuler pramuka terhadap
karakter disiplin siswa Sekolah Dasar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menelusuri jurnal melalui Google Cendekia. Kata kunci yang digunakan untuk penelusuran jurnal
adalah : ekstrakulikuler pramuka, karakter disiplin. Dari ekstrakulikuler pramuka dipilih 10 hasil
penelitian untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan analisis dari 10 penelitian, dapat disimpulkan
bahwa ekstrakulikuler pramuka berpengaruh terhadap karakter disiplin siswa SD.perbedaan
penelitian inidengan penelitian penulis ialah penelitian ini merujuk pada ekstrakulikuler pramuka
terhadap karakter disiplin siswa
4.desta efita nora dengan judul ; Pelaksanaan Pramuka Wajib dalam Implementasi Kurikulum
2013 Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik di MAN 1 Padang
Penelitian ini dilatar belakangi dari belum terlaksannya dengan baik pembentukan karakter
melalui pramuka wajib di MAN 1 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter
yang terbentuk pada peserta didik melalui pelaksanaan pramuka wajib. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan jumlah informan 32 orang yang
terdiri dari unsur KAMABIGUS, peserta didik yang mengikuti pramuka wajib dan esktrakurikuler
serta alumni. Teori yang digunakan adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parson dengan
konsep AGIL. Hasil penelitian ini adalah pramuka wajib dilaksanakan pada setiap hari Sabtu jam
14.30-16.30 atau selama 2 jam oleh peserta didik kelas X yang dibantu dengan peserta didik
yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka dan alumni dengan materi yang dibagi kedalam dua
bentuk, yaitu teori dan praktek. Hasil yang diperoleh dalam pembentukan karakter pada peserta
didik yang mengikuti pramuka wajib diantaranya: a) religius, b) disiplin, c) bertanggung jawab, d)
hormat, sopan dan santun, e) peduli lingkungan dan sosial. Hal ini dikarenakan adanya
pembiasaan dan peniruan yang diberikan saat latihan serta kontrol oleh Pembina diluar hari
latihan. Sedangakan karakter, mandiri, tegas, cekatan, dan berani, belum dapat terbentuk pada
peserta didik yang mengikuti pramuka wajib. Hal ini disebabkan karakter tersebut dapat
dibentuk melalui pembiasaan dan peniruan yang dilakukan pada kegiatan di lapangan,
sedangkan saat ini pramuka wajib lebih difokuskan ke pemahaman mengenai materi pramuka di
kelas dan sedikit melakukan kegiatan praktek di lapangan.
5.nurhidayati dengan judul ; Pembinaan Sikap Peduli Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka Di
SMP Negeri 10 Padang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya membina kepedulian sosial siswa melalui
kegiatan pramuka di SMP Negeri 10 Padang. Kepedulian sosial siswa dimaksudkan
terutama dalam mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam dasa darma pramuka dan
aktivitas kepramukaan dalam meningkatkan kepedulian sosial siswa. Jenis penelitian ini
adalah kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pemilihan informan dilakukan
dengan teknik purposive sampling. Informan dalam penelitian ini adalah kepala sekolah,
wakil kesiswaan, guru, siswa yang tidak terlibat dan terlibat dalam pramuka. Jenis data
adalah primer dan sekunder yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Uji keabsahan data dilakukan dengan teknik triangulasi sumber, kemudian
data dianalisis dengan cara reduksi data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.
Penelitian ini menunjukkan bahwa siswa sudah mengamalkan nilai-nilai dasa darma
pramuka. Aktivitas dalam setiap kegiatan pramuka dapat membina kepedulian sosial siswa
yaitu peduli terhadap sesama, peduli terhadap orang lain dan peduli terhadap lingkungan.
Hal tersebut tertuang dalam dasa darma pramuka yang mengandung nilai moral dan sosial.
Pembinaan sikap peduli sosial dilakukan dalam berbagai aktivitas dalam setiap kegiatan
pramuka seperti: kegiatan upacara, baris berbaris, berkemah, bakti sosial, hiking atau
penjelajahan. Kegiatan tersebut dilakukan sesuai dengan dasa darma pramuka sehingga
menjadikan siswa berkarakter dan berjiwa sosial yang tinggi.
6. dahlan sitohang dengan judul ;Penguatan Nilai Pancasila Melalui Kegiatan Ektrakulikuler
Pramuka Bagi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penguatan nilai pancasila melalui kegiatan
ektrakulikuler pramuka bagi mahasiswa program studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegraan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan model studi deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder, metode pengumpulan data dilakukan
dengan menggunkan metode wawancara, observasi dan dokumentasi Validasi data pada penelitian ini
menggunakan triangulasi data untuk menutup kemungkinan jika terdapat kekurangan data dari salah satu
sumber sedangkan analisis menggunkan analisis menggunakan teknik anlisa interaktif. Hasil penelitian
dalam penelitian ini ialah upaya dalam mewujudkan Pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan
menjadikan nilai dasar pancasila sebagai pembentukan norma etik dalam kehidupan sehari-hari, dengan
adanya kegiatan ektrakulikuler pramuka sangat relevan sebagai wadah penguatan nilai pancasila. Penguatan
pancasila melalui kegiatan ekstrakulikuler pramuka akan menjadikan mahasiswa lebih religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kratif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cintah
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan,
peduli sosial, dan mempunyai sikap rasa tanggung jawab yang tinggi.
Authors
Suri Rahmayani
Penurunan perilaku sosial terhadap anak kerap terjadi pada masa sekarang, beberapa
individu lebih sibuk mengabadikan momen sebut dengan memvidio, memotret, atau
menyebarkan pada jejaring media sosial. Oleh sebab itu diperlukan wadah untuk
pembentukan karakter, yang mana pembentukan karakter berawal dari keluarga, lingkungan
serta sekolah. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis peran ekstrakurikuler pramuka dalam
membentuk karakter peduli sosial di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif deskriptif dengan sumber data primer dari siswa, kepala sekolah seta
pembina pramuka. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dan
dokumentasi. Untuk memperoleh keabsahan data yang objektif, maka teknik analisis
menggunakan uji kreadibilas triangulasi sumber. Penelitian ini menggunakan teknik Miles dan
Huberman yaitu data collection, reduksi data, penyajian data dan penyimpulan data. Hasil
penelitian ini menunjukkan ektrakurikuler pramuka berperan untuk membentuk karakter
peduli sosial pada siswa hal tersebut ditunjukan dengan kegiatan kepramukaan yang
bertujuan membangun karakter siswa, upaya yang dilakukan oleh pembina serta dukungan
warga sekolah. Implikasi penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan sikap peduli sosial
peserta didik maupun karakter lainnya dalam mematuhi peraturan. Selain itu dapat
meningkatkan sikap saling menghormati dan menghargai baik sesama teman maupun
kepada pembina dan guru.
Dahliatus Suadah
Karakter mandiri dan nasionalisme perlu dimiliki oleh peserta didik, sebab mereka adalah sosok
penerus bangsa dan akan menjadi pemimpin masyarakat di masa yang akan datang. Pramuka
menjadi salah satu kegiatan di sekolah yang memiliki tugas pokok untuk mengembangkan
karakter dalam diri peserta didik dan menjadi kegiatan yang memiliki ciri khas untuk
mengembangkan karakter peserta didik.Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah
bagaimana perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pramuka dalam menumbuhkembangkan
karakter mandiri dan nasionalisme di MA An-Nur Bululawang dan bagaiaman peran kegiatan
pramuka dalam menumbuhkembangkan karakter mandiri dan nasionalisme di MA An-Nur
Bululawang.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif jenis
studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwasanya proses perencanaan kegiatan pramuka di MA
An-Nur Bululawang dilaksanakan melalui kegiatan musyawarah ambalan dan rapat kerja yang
dilaksanakan oleh Dewan Ambalan dengan dampingan Pembina. Pelaksanaan kegiatan pramuka
di MA An-Nur Bululawang 60-70 % diserahkan kepada Dewan Ambalan.Terdapat banyak
kegiatan pramuka yang menarik, menantang dan edukatif yang di laksanakan di MA An-
Nur.Adapun peran kegiatan pramuka dalam menumbuhkan karakter mandiri dan nasionalisme
dalam diri peserta didik yakni melalui kegiatan-kegiatan yang dikembangkan.Seperti kegiatan
latihan kepemimpinan, pengembaraan, perkemahan, pembiasaan upacara, pemberian materi
pertahanan dan kebangsaan dan juga kebijakan untuk menjaga identitas bangsa Indonesia.
9. Peran Pramuka dalam Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air di MIS Al-Istiqomah Cibingbin
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pramuka dalam menanamkan nilai cinta tanah
air di MIS Al-istiqomah, untuk mengetahui sikap apa saja yang mendukung perwujudan nilai cinta
tanah air di MIS Al-istiqomah, dan Faktor yang mendukung dan menghambat pramuka dalam
menanamkan nilai cinta tanah air di MIS Al-istiqomah. Jenis penelitian ini secara spesifik lebih
diarahkan pada penggunaan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah Peranan pramuka
dalam menanamkan nilai cinta tanah air yang ada di MIS Al-Istiqomah sudah berjalan dengan baik,
Hal ini dapat dilihat dengan adanya proses perencanaan yang tersusun secara terstruktur. Sikap yang
mendukung perwujudan nilai cinta tanah air adalah Sikap Kejujuran, Sikap Disiplin, Sikap Kerja Keras,
dan Sikap Kreatif. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pramuka adalah pihak lembaga,
yayasan, pembina, metode pembelajaran dan penerapan, alat peraga, lingkungan, siswa itu sendiri,
dan juga orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat penanaman nilai cinta tanah air antara lain
kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kegiatan pramuka dalam penanaman nilai cinta tanah
air, cuaca hujan, siswa yang jarang mengikuti kegiatan latihan pramuka atau siswa yang mengikuti
kegiatan