Anda di halaman 1dari 11

OUTLNE 1

JUDUL : IMPLEMENTASI PERMENDIKBUD NO 63 TAHUN 2014 TENTANG KEPRAMUKAAN SEBAGAI


KEGIATAN EKSTRAKULIKULER WAJIB DALAM MENINGKATKAN RASA NASIONALISME SISWA : Studi
Deskriptif di SMP AL ULUM TERPADU MEDAN

LATAR BELAKANG MASALAH :

Dalam PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


63 TAHUN 2014 yang menyatakan bahwa Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah.( Permendikbud,no 3, tahun 2014)

Kepramukaan sebagai ekstrakulikuler wajib ini digunakan sebagai pembentukan karakter salah
satunya adalah meningkatkan rasa nasionalismer dimana siswa sebagai warga negara dilatih untuk
memiliki kehidupan yang sejahtera melalui pembangunan kepribadian serta pengembangan
kompetensi dan mampu mengembangkan segala potensi kreativitas yang dimiliki oleh masing-
masing individunya .Setiap pembelajaran kepramukaan dikembangkan berbagai aspek yang
mendukung pengembangan kompetensi diantaranya aspek spiritual, emosional, sosial, intelektual,
dan fisik. Pengembangan aspek dalam kepramukaan ini disusun sesuai dengan tingkatan-tingkatan
dalam tahap perkembangan siswa yang tersusun dalam syarat kecakapan umum sebagai panduan
kurikulum yang berlaku secara nasional.(nindita,nov,2011)

Menurut pasal 1 ayat 4 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, peserta
didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan
pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Eksistensi organisasi ekstrakurikuler adalah salah
satu nilai strategis untuk meningkatkan nasionalisme

Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa termasuk butir-butir pancasila yaitu
pada sila ke tiga, persatuan Indonesia. Sehingga sebagai warga Indonesia harus mengembangkan
rasa cinta kepada tanah air dan bangsa sebagai pengamalan terhadap pancasila. Indonesia
dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air dan bangsa, jika tidak,
mungkin Indonesia masih tetap dijajah oleh bangsa lain. Maka dari itu kita harus berterimakasih
kepada pahlawan yang berjuang pada masa penjajahan. Akhir-akhir ini sering dirasakan mulai
lunturnya rasa cinta kepada tanah air dan bangsa terutama pada generasi muda yang menjadi
generasi penerus bangsa. Banyak terjadi berbagai kasus yang tidak mencerminkan jati diri
bangsa.(saputri,2019,hlm 5-6)

Implementasi Permendikbud No. 63 tahun 2014 berkesinambungan dengan berbagai mata


pelajaran di sekolah dasar maupun menengah, terutama dalam mata pelajaran IPS, karena kegiatan
kepramukaan ini berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar (alam) dan lingkungan
masyarakat (sosial). Tidak heran melalui pendidikan kepramukaan mampu meningkatkan rasa
kepedulian sosial yang tinggi,meningkatkan rasa nasionalisme dan berwawasan luas sehingga
pengetahuan dan pengalaman siswa mampu terasah secara optimal (Saputri, 2019, hlm. 7-8).

Pendidikan kepramukaan dan IPS berperan sebagai pembentuk jati diri dan kepribadian
bangsa Indonesia yang bertanggungjawab, sadar hak dan kewajiban sebagai warga negara, cinta
tanah air sehingga mampu menampilkan sikap patriotik dalam wujud bela negara sebagai kekuatan
dalam mempertahankan sistem pertahanan negara. Upaya dalam mewujudkan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah NKRI, dan segala ancaman yang mengganggu keutuhan dan keamanan bangsa dan
negara bergantung pada generasi muda sebagai pemegang tongkat keberlangsungan negara
selanjutnya. Dimana keikutsertaan warga negara dalam pertahanan negara diwujudkan dalam setiap
kemampuan yang dioptimalkan untuk kepentingan negara melalui usaha-usaha yang dilakukannya
terh Indonesia memiliki potensi melalui pendidikan dan kepramukaannya.( Maya, 23 April, 2017.

Dimana setiap orang yang pernah mengenyam pendidikan baik dasar maupun menengah
pernah menjadi seorang Pramuka sehingga Indonesia digolongkan menjadi negara terbanyak
Pramuka dari segi kuantitas (Citta, 2017) salah satu nya SMP Al Ulum Terpadu Medan yang sudah
mengimplementasikan ekstrakulikuler pramukasebagi kegiatan ekstrakulikuler wajib.

Apabila kesadaran dalam pelaksanaan pendidikan kepramukaan mampu ditingkatkan oleh


semua pihak, maka rasa cinta tanah air tersebut akan mewujudkan Indonesia kearah peradaban
yang unggul dan mulia sehingga terciptanya masyarakat dan bangsa baik (good society and nation),
damai, adil, dan sejahtera. Sebagaimana hal tersebut telah diwasiatkan oleh para pendiri bangsa
(founding fathers) yang dituangkan dalam Pembukaan UUD 1945. Diharapkan dengan dibentuknya
kepramukaan sebagai bagian wajib dari pendidikan mampu menciptakan warga negara yang
memiliki sikap menentang segala bentuk penjajahan yang bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan, keadilan dan kesejahteraan.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud membuat sebuah penelitian
dengan judul “Implementasi Permendikbud No 63 Tahun 2014 Tentang Kepramukaan Sebagai
Kegiatan Ekstrakulikuler Wajib Dalam Meningkatkan rasa nasionalisme Siswa (Studi Deskriptif Di
SMP Al Ulum Terpadu Medan)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan, maka rumusan masalah umum yaitu :

1. Bagaimana pemahaman guru di SMP Al Ulum Terpadu Medan terhadap isi Pemendikbud No. 63
tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka?

2. Bagaimana implementasi Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib


Pramuka di SMP Al Ulum Terpadu Medan?

3. Bagaimana sikap nasionalisme yang muncul setelah adanya implementasi Permendikbud No. 63
tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui sejauh mana pemahaman guru di SMP Al Ulum Terpadu Medan mengenai
Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka

2. Mengetahui implementasi Permendikbud No. 63 tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib


Pramuka di SMP Al Ulum Terpadu Medan

3. Mengetahui sikap nasionalisme yang muncul setelah adanya penerapan Permendikbud No. 63
tahun 2014 tentang Ekstrakulikuler Wajib Pramuka

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian yang telah penulis susun ini pada intinya berhubungan meningkatkan rasa nasionalisme
negara siswa melalui ekstrakurikuler Pramuka.
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

a) Mendapatkan pemahaman mengenai pentingnya meningkatkan bela negara siswa melalui


ekstrakurikuler Pramuka.

b) Diketahuinya upaya-upaya dari setiap sekolah dalam pembentukan sikap nasionalisme siswa.

2. Bagi Peneliti

a) Dapat mengetahui dampak yang timbul dari kepramukaan dalam pembentukan sikap
nasionalisme siswa.

b) Dapat turut serta membangun kepedulian masyarakat untuk ikut membangun stimulus sebagai
bagian dari peningkatan sikap nasionalisme

3. Bagi Pemerintah

a) Dapat meningkatkan pengawasan dan evaluasi terhadap kebijakan yang dikeluarkan

b) Dapat menjadi pertimbangan dalam mengeluarkan kebijakan yang akan dilaksanakan

KAJIAN TEORI

A. PEDOMAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 63 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER WAJIB PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

Permendikbud nomor 63 tahun 2014 tentang ekstrakulikuler wajib pramuka pada satuan
pendidikan dasar menengah menjadi ekstrakulikuler wajib yang ada di sekolah,untuk itu semua
pemangku pendidikan harus bisa memahami nilai dan urgensi kegiatan kepramukaan menjadi
ekstrakulikuler yang wajib di ikuti oleh seluruh siswa.

Latar belakang lahirnya permendikbud nomor 63 tahun 2014 tentang ekstrakulikuler wajib pramuka:

1. Pendidikan pramuka dilaksanakan untuk menginternalisasikan nilai-nilai


ketuhanan,kebudayaan,kepemimpinan,kebersamaan,sosial,kecintaan alam,dan kemandirian pada
peserta didik.

2.nilai-nilai dalam sikap dan keterampilan sebagai muatan kurikulum 2013 dan muatan pendidikan
kepramukaan dapat bersinergi secara koheren.

Isi pokok dan aturan :

1. Pendidikan kepramukaan merupakan ekstrakulikuler wajib pada pendidikan dasar dan menengah

2. Ekstrakulikuler wajib merupakan kegiatan ekstrakulikuler yang harus di ikuti oleh seluruh peserta
didik

3. Pendidikan kepramukaan di laksanakan dalam tiga model,meliputi model blok,model


aktualisasi,model reguler.
4.pendidikan kepramukaan berisi perpaduan antara proses pengembangan dan pembinaan nilai
sikap dan keterampilan.

5.pola dam metode kegiatan kepramukaan dilaksanakan dalam bentuk upacara dan keterampilan
kepramukaan dengan menggunakan berbagai metode pendekatan dan teknik.

6.Penilaian dalam kegiatan kepramukaan di jalankan dengan menggunakan teknik penilaian yang
bersifat otentik dan langsung mencakup penilaian sikap dan keterampilan.

7.pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ektrakulikuler wajib pada
satuan pendidikan merupakan tanggung jawab langsung kepala sekolah dengan para pembina
pramuka

8.pelaksanaan pendidikan kepramukaan yang merupakan ekstrakulikuler wajib berdasarkan


pedoman penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakulikuler wajib dan
prosedur operasi standar (POS) penyelenggara pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan
ekstrakulikuler wajib.

9.pedoman penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan ekstrakulikuler wajib


tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini

10.Prosedur Operasi Standar (POS) penyelenggaraan pendidikan kepramukaan sebagai kegiatan


ekstrakulikuler wajib tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
peraturan Menteri.(Permendikbud,no 36,thn 2014)

Pedoman ini khusus mengenai Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Secara konstitusional, pendidikan nasional:
“berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional).

B. KEPRAMUKAAN

Pengertian Pramuka dapat kita ambil dari kamus besar bahasa indonesia (KBBI) yang di artikan
sebagai: 1) Praja Muda Karana; 2) organisasi untuk pemuda yang mendidik para anggotanya dalam
berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pada diri sendiri, saling menolong, dan sebagainya 3)
anggota organisasi pramuka: 4) membentuk anak (pemuda) yg masih berkembang menjadi warga
negara yg berbudi luhur; 5) pandu (KBBI)

Azrul Azwar mengatakan bahwa gerakan pramuka yaitu “gerakan kepanduan praja muda
karana, yang mana lembaga pendidikan kaum muda yang didukung oleh orang dewasa. Gerakan
pramuka menyelenggarakan pendidikan kepramukaan sebagai cara mendidik kaum muda dengan
bimbingan orang dewasa”. (azrul,2009,hlm.25)

Pengertian Pramuka Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.(UUD,NO.12,Psl 1 ayat
2)Pramuka juga merupakan sebuah organisasi yang meruSpakan wadah proses pendidikan
kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Dalam dunia internasional, Pramuka disebut dengan
istilah "Kepanduan" (Boy Scout).

Azrul Azwar juga mengatakan bahwa: Kepramukaan merupakan proses pendidikan luar
lingkungan sekolah dan di luar keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat,
teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
( Azwar, Gerakan, Op. Cit. h.2)

Secara umum pramuka didirikan dengan tujuan untuk mengembangkan akhlak dan
kewarganegaraan yang baik pada anak-anak dan keanggotaannya yang bersifat sukarela, tidak
membedakan ras, suku, agama, dan golongan. Pramuka didirikan dengan tujuan mengembangkan
akhlak dan kewarganegaraan yang baik pada anak-anak.( Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 13,
1990, h. 615)

Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan
keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang
dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang
sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK. Kwarnas No. 231 Thn
20017).

Kepramukaan adalah proses pendidikan yang bersifat menyenangkan baik


dalamberbentuk kognitif maupun psikomotorik yang ditunjukan kepada anak-anak dan
pemuda dengan tidak lepas dari tanggung jawab orang dewasa yang dilaksanakan di luar
lingkungan sekolah dan keluarga, sehingga kegiatan pramuka ini d iatur d i dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka (Estiva,
2012, p. 5).

C.RASA NASIONALISME

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata nasionalisme adalah paham (ajaran)
untuk mencintai bangsa dan negara sendiri.

UUD 1945, nasionalisme adalah sikap cinta tanah air dan menjaga persatuan bangsa dengan
tetap menjaga perdamaian yang ada di dunia. Dengan demikian bangsa Indonesia adalah bangsa
yang menjunjung tinggi rasa kebangsaan tanpa harus menghancurkan dan mengganggu kedaulatan
bangsa lain

Sarman (1995) nasionalisme sering diartikan sebagai kecintaan terhadap tanah air yang tanpa
reserve, yang merupakan simbol patriotisme heroik semata sebagai bentuk perjuangan yang seolah-
olah menghalalkan segala cara demi negara yang dicintai. Definisi tersebut menyebabkan makna
nasionalisme menjadi usang dan tidak relevan dengan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan
masa kini, yang tidak lagi bergelut dengan persoalan penjajahan dan merebut kemerdekaan dari
tangan kolonialis.(sarman,1995)

Menurut Hara (2000), nasionalisme mencakup konteks yang lebih luas yaitu persamaan
keanggotaan dan kewarganegaraan dari semua kelompok etnis dan budaya di dalam suatu bangsa.
Dalam kerangka nasionalisme, juga diperlukan sebuah kebanggaan untuk menampilkan identitasnya
sebagai suatu bangsa. Kebanggaan itu sendiri merupakan proses yang lahir karena dipelajari dan
bukan warisan yang turun temurun dari satu generasi kepada generasi berikutnya.(hara,2000)

Prasodjo (2000) menilai pembelajaran atau pembangunan nasionalisme di Indonesia


mengalami pembajakan terutama pada masa orde baru, karenanya solidaritas emosional berbangsa
menjadi sulit tumbuh dan kebanggaan terhadap identitas nasional pun menjadi sulit terbentuk.
Secara kritis, Hendardi (2000) mengungkapkan peran orde baru untuk menyimpangkan arti
nasionalisme demi memelihara kepentingannya yaitu menguasai sumber-sumber ekonomi, politik
dan birokratik. Praktek tersebut dilakukan dengan menuding setiap upaya yang bertujuan membela
kepentingan rakyat sebagai hal yang menghambat jalannya pembangunan. Tujuan para elit orde
baru menyimpangkan arti nasionalisme yang sebenarnya adalah karena dua hal, yaitu agar elit orde
baru kebal dari hukum (impunity) dan dapat menjalankan semua kepentingannya walau harus
menindas dan mengorbankan hak asasi manusia bangsanya sendiri(prasojdo,2000)

Berdasarkan sejarah Indonesia, tonggak lahirnya nasionalisme diyakini sejak lahirnya Budi
Utomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang pada masa itu merupakan organisasi modern pertama di
Indonesia. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan pemerintah sebagai hari Kebangkitan Nasional,
yang perayaannya sendiri pertama kali pada tahun 1938, ketika lahirnya Parindra (Abdullah, 2001).
Fakta lain yang menunjukkan perkembangan nasionalisme di Indonesia adalah pada saat kongres
nasional Centrale Sarekat Islam (CSI) di Bandung pada tahun 1916. Tjokroaminoto, salah seorang
tokoh inspirator kebangsaan Indonesia, menggunakan kata-kata “nasional” untuk menggalang
persatuan yang kuat di antara semua kelompok penduduk Hindia Belanda dalam rangka mencapai
tingkat kebangsaan yang mampu mendirikan pemerintahan sendiri (Rachmat, 1996).

PENELITIAN YANG RELEVAN

Ada beberapa penelitan yang di pandang relevan dengan penelitian ini Antara lain :

1.Asri Rosita devi,2021 dengan judul: PERAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DALAM PENANAMAN
KARAKTER DISIPLIN DAN CINTA TANAH AIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan kegiatan kepramukaan dan metode


kepramukaan yang digunakan oleh pembina pramuka untuk membina siswa dalam menanamkan
karakter disiplin dan cinta tanah air di SD Negeri 1 Eromoko, Wonogiri, Jawa Tengah. Penelitian ini
merupakan penelitian kualitatif diskriptif dengan metode penelitian studi kasus. Sumber data dalam
penelitian ini adalah kepala sekolah, pembina pramuka, dan siswa dari anggota pramuka
penggalang. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan
dokumentasi.yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis ialahpenelitian ini lebih
berfokus kepada peningkatan kedisiplinan siswa.

Marito Muliani,2021 dengan judul Upaya Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air bagi Peserta
Didik Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SMP Negeri 3 Siabu.Perbedaan penelitian ini
dengan penelitian penuls ialah pada penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan proses
pelaksanaan penanaman nilai cinta tanah air melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penelitian
ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan
penanaman nilai pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka dilaksanakan oleh Pembina dari kegiatan
pembukaan, kegiatan inti, sampai kegiatan penutup. Materi kepramukaan tidak tertulis langsung
namun melalui integrasi pada materi dan kegiatan-kegiatan pramuka.

2.Maulida, Yulia (2017)dengan judul : Pelaksanaan Pembelajaran Pramuka Dalam Menerapkan


Karakter Cinta Tanah Air Peserta Didik di MIN 3 Kota Banjarmasin. Skripsi, Tarbiyah dan
Keguruan.yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini lebih
berfokus untuk mengetahui secara jelas Pelaksanaan Pembelajaran Pramuka Dalam Menerapkan
Karakter Cinta Tanah Air Peserta Didik di MIN 3 Kota Banjarmasin, dan Faktor-faktor yang
mempengaruhinya

3.Achmad Nur Sho’im dengan judul : HUBUNGAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN JIWA
NASIONALISME SISWA KELAS IV DAN V SDN BANYUBIRU 01 KABUPATEN SEMARANG.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan tentang rendahnya jiwa


nasionalisme. Rumusan masalah penelitian yaitu adakah hubungan ekstrakurikuler pramuka dengan
jiwa nasionalisme siswa Kelas IV dan V SDN Banyubiru 01 Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan Ekstrakurikuler Pramuka
dengan jiwa nasionalisme siswa Kelas IV dan V. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kuantitatif. Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah jenis penelitiannya an
juga penelitian ini lebih berfoku pada hubungan ekstrakulikuler dengan nasionalisme

4.Muhammad Syafiudin dengan judul: PERAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DALAM MEMBENTUK


KARAKTER DISIPLIN SISWA

.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan ekstrakurikuler pramuka dan


bagaimana nilai karakter kedisiplinan siswa dapat terbentuk melalui kegiatan ekstra pramuka
di kelas V MI Mifta hul ulum Cepokolimo. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif
deskriptif, pene liti berperan sebagai pengamat partisipan selama proses ektrakurikuler
pramuka. Data diambil melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukan ekstrakurik ule r pramuka dilaksanakan selama dua kali dalam semiggu
dengan beberapa kegiatanya seperti latihan rutin, jelajah alam, dan persami. Penanaman
karakter disiplin terbukti dengan ketercapaian siswa dalam menepati jadwal
pembelajaran, menghadapi godaan dalam menunda waktu, disiplin pada diri sendiri, dan
menjaga kondisi tubuh.Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis adalah
penelitian yg dilakukan oleh Muhammad Syaifudin lebih berfokus pada pembentukan karakter siswa
sedangkan penelitian penulis berfokus pada upaya bela negara.

5.Heri widododo dengan judul : ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAMUKA DI SD NEGERI 004
SAMARINDA UTARA TAHUN 2019

Peneliti ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kegiatan pramuka di SD


Negeri 004 Samarinda Utara Tahun 2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif, dan teknik yang digunakan adalah snowball sampling dan subjek penelitian ini
meliputi kepala sekolah, dua pembina pramuka dan anggota pramuka, sedangkan objek penelitian
adalah pelaksanan kegiatan pramuka di SDN 004 Samarinda Utara. Teknik yang digunakan dalam
triangulasi ini adalah triangulasi sumber yatu menggunakan banyak sumber untuk satu data dengan
membandingkan antara hasil wawancara dengan data yang ada pada dokumen observasi. Dilakukan
konsultasi dengan kepala sekolah dan dua pembina pramuka yang akan melaksanakan kegiatan
pramuka di lokasi penelitian. Keabsahan data penelitian ini didapatkan dari proses membandingkan
hasil wawancara dengan observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data penelitian,
maka dimperoleh penemuan berikut: (1) sekolah sudah mempersiapkan program tersruktur sebelum
melakukan kegiatan pramuka, mempersiapkan sarana prasarana, dan sekolah menyediakan dana
dari Bantuan Operasional Sekolah (BOS). (2) dalam pelaksanaan kegiatan pramuka, pembina
pramuka menyiapkan rencana kegiatan pramuka sesuai dengan buku Syarat-syarat Kecakapan
Umum ( SKU) Pramuka.yang membedakan peneitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini
berfokus pada pelaksanaankegiatan pramukanya sedangkan peneitian penulis berfokus pada upaya
bela negara siswa.

6.septiana intan pratiwi dengan judul : Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter
Disiplin Siswa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrakulikuler pramuka terhadap


karakter disiplin siswa Sekolah Dasar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan
dari penelitian yang telah dilakukan sebelummnya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrakulikuler pramuka terhadap
karakter disiplin siswa Sekolah Dasar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menelusuri jurnal melalui Google Cendekia. Kata kunci yang digunakan untuk penelusuran jurnal
adalah : ekstrakulikuler pramuka, karakter disiplin. Dari ekstrakulikuler pramuka dipilih 10 hasil
penelitian untuk dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan analisis dari 10 penelitian, dapat disimpulkan
bahwa ekstrakulikuler pramuka berpengaruh terhadap karakter disiplin siswa SD.perbedaan
penelitian inidengan penelitian penulis ialah penelitian ini merujuk pada ekstrakulikuler pramuka
terhadap karakter disiplin siswa

7.desta efita nora dengan judul : Pelaksanaan Pramuka Wajib dalam Implementasi Kurikulum 2013
Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik di MAN 1 Padang

Penelitian ini dilatar belakangi dari belum terlaksannya dengan baik pembentukan karakter
melalui pramuka wajib di MAN 1 Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakter yang
terbentuk pada peserta didik melalui pelaksanaan pramuka wajib. Metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
observasi, wawancara dan studi dokumentasi dengan jumlah informan 32 orang yang terdiri dari
unsur KAMABIGUS, peserta didik yang mengikuti pramuka wajib dan esktrakurikuler serta alumni.
Teori yang digunakan adalah teori struktural fungsional oleh Talcott Parson dengan konsep AGIL.
Hasil penelitian ini adalah pramuka wajib dilaksanakan pada setiap hari Sabtu jam 14.30-16.30 atau
selama 2 jam oleh peserta didik kelas X yang dibantu dengan peserta didik yang mengikuti
ekstrakurikuler pramuka dan alumni dengan materi yang dibagi kedalam dua bentuk, yaitu teori dan
praktek. Hasil yang diperoleh dalam pembentukan karakter pada peserta didik yang mengikuti
pramuka wajib diantaranya: a) religius, b) disiplin, c) bertanggung jawab, d) hormat, sopan dan
santun, e) peduli lingkungan dan sosial. Hal ini dikarenakan adanya pembiasaan dan peniruan yang
diberikan saat latihan serta kontrol oleh Pembina diluar hari latihan. Sedangakan karakter, mandiri,
tegas, cekatan, dan berani, belum dapat terbentuk pada peserta didik yang mengikuti pramuka
wajib. Hal ini disebabkan karakter tersebut dapat dibentuk melalui pembiasaan dan peniruan yang
dilakukan pada kegiatan di lapangan, sedangkan saat ini pramuka wajib lebih difokuskan ke
pemahaman mengenai materi pramuka di kelas dan sedikit melakukan kegiatan praktek di lapangan.

8. Dahliatus suadah dengan judul:PERAN KEGIATAN PRAMUKA DALAM MENUMBUH


KEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI DAN NASIONALISME

Karakter mandiri dan nasionalisme perlu dimiliki oleh peserta didik, sebab mereka adalah
sosok penerus bangsa dan akan menjadi pemimpin masyarakat di masa yang akan datang. Pramuka
menjadi salah satu kegiatan di sekolah yang memiliki tugas pokok untuk mengembangkan karakter
dalam diri peserta didik dan menjadi kegiatan yang memiliki ciri khas untuk mengembangkan
karakter peserta didik.Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini adalah bagaimana perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan pramuka dalam menumbuhkembangkan karakter mandiri dan
nasionalisme di MA An-Nur Bululawang dan bagaiaman peran kegiatan pramuka dalam
menumbuhkembangkan karakter mandiri dan nasionalisme di MA An-Nur Bululawang.Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif jenis studi kasus. Pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian
menunjukkan bahwasanya proses perencanaan kegiatan pramuka di MA An-Nur Bululawang
dilaksanakan melalui kegiatan musyawarah ambalan dan rapat kerja yang dilaksanakan oleh Dewan
Ambalan dengan dampingan Pembina. Pelaksanaan kegiatan pramuka di MA An-Nur Bululawang 60-
70 % diserahkan kepada Dewan Ambalan.Terdapat banyak kegiatan pramuka yang menarik,
menantang dan edukatif yang di laksanakan di MA An-Nur.Adapun peran kegiatan pramuka dalam
menumbuhkan karakter mandiri dan nasionalisme dalam diri peserta didik yakni melalui kegiatan-
kegiatan yang dikembangkan.Seperti kegiatan latihan kepemimpinan, pengembaraan, perkemahan,
pembiasaan upacara, pemberian materi pertahanan dan kebangsaan dan juga kebijakan untuk
menjaga identitas bangsa Indonesia.Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah
penelitian ini lebih terfokus pada perkembangan karakter mandiri siswa.

9. Revi nur fitriani dengan judul:Peran Pramuka dalam Menanamkan Nilai Cinta Tanah Air di MIS
Al-Istiqomah Cibingbin

tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pramuka dalam menanamkan nilai cinta
tanah air di MIS Al-istiqomah, untuk mengetahui sikap apa saja yang mendukung perwujudan nilai
cinta tanah air di MIS Al-istiqomah, dan Faktor yang mendukung dan menghambat pramuka dalam
menanamkan nilai cinta tanah air di MIS Al-istiqomah. Jenis penelitian ini secara spesifik lebih
diarahkan pada penggunaan penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah Peranan pramuka
dalam menanamkan nilai cinta tanah air yang ada di MIS Al-Istiqomah sudah berjalan dengan baik,
Hal ini dapat dilihat dengan adanya proses perencanaan yang tersusun secara terstruktur. Sikap yang
mendukung perwujudan nilai cinta tanah air adalah Sikap Kejujuran, Sikap Disiplin, Sikap Kerja Keras,
dan Sikap Kreatif. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan pramuka adalah pihak lembaga,
yayasan, pembina, metode pembelajaran dan penerapan, alat peraga, lingkungan, siswa itu sendiri,
dan juga orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat penanaman nilai cinta tanah air antara lain
kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kegiatan pramuka dalam penanaman nilai cinta tanah
air, cuaca hujan, siswa yang jarang mengikuti kegiatan latihan pramuka atau siswa yang mengikuti
kegiatan.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian penulis ialah penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran pramuka dalam menanamkan nilai cinta tanah air di MIS Al-istiqomah, untuk
mengetahui ika papa saja yang mendukung perwujudan nilai cinta tanah air di MIS Al-istiqomah, dan
Faktor yang mendukung dan menghambat pramuka dalam menanamkan nilai cinta tanah air di MIS
Al-istiqomah.

METODE PENELITIAN

Arikunto (2010, hlm.175) menyatakan desain penelitian sebagai rencana dalam


menggambarkan gambaran utama mengenai hal yang akan dilakukan. Bagian dari proses penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini memuat tujuan penelitian, pengumpulan data (observasi,
wawancara, dan dokumentasi) mengolah dan menganalisis data, membuat kesimpulan serta
membuat laporan dari hasil penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data kualitatif. Data kualitatif adalah jenis data yang bukan berupa angka melainkan
sebuah deskriptif, naratif, kalaupun ada angka, maka angka tersebut dalam hubungan suatu
deskriptif.

a. Sumber data Dalam penelitian ini data primer didapat melalui observasi dan wawancara
langsung kepada pihak yang bersangkutan. data sekunder yang digunakan adalah menggunakan
dokumen atau catatan, buku, majalah, koran, juga menggunakan foto dokumentasi kegiatan
pramuka di SMP Al Ulum Terpadu Medan, serta studi literatur yang berkaitan dengan
penelitian.
b. Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tiga cara yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.Ketika observasi penulis langsung terjun kelapangan
mendatangi lokasi tempat penelitian di SMP Al Ulum Terpadu Medan untuk mengumpulkan
dan memperoleh data serta informasi mengenai pelaksanaan dan dampak kegiatan
pramuka dalam membentuk karakter disiplin siswa.Dalam teknik pengumpulan data
wawancara dilakukan dengan cara listen, nonverbal (sikap). Sedangkan dokumentasi
dilakukan dengan cara mengumpulkan, menganalisis dokumen-dokumen ataupun catatan
yang penting mengenai data-data untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian.

Daftar Pustaka
Permendikbud,no 3, (2014)
Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka

Damanik, Saipul Ambri. 2014. Pramuka Ekstrakulikuler Wajib di Sekolah. Jurnal Ilmu Keolahragaan
(Vol. 13 (2) Juli-Desember 2014) hlm. 16-22

Nainggolan, Natalia. 2016. Peranan Kepramukaan dalam Membina Sikap Nasionalisme pada Gugus
Melati Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah (Volume 1 Nomor 1, Agustus
2016): hlm. 89

Nindita erwanti (nov 2011) mengembangkan rasa cinta air dan bangsa
Saputri, Yufilanita Bandi.Kajian Materi IPS pada Ekstrakulikuler Pramuka dan PMR di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Jakarta (Analisis Hubungan antara Materi Intrakulikuler dan
Ekstrakulikuler. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Jakarta
Citta, Maya.(23 April 2017). Indonesia Miliki Jumlah Anggota Pramuka Terbanyak di Dunia
Azrul Azwar, Gerakan Pramuka AD/ART, (Jakarta: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
(2009), h. 25
UUD,NO.12,Psl 1 ayat 2)
Ensiklopedia Nasional Indonesia Jilid 13, (Jakarta: Cipta Adi Pustaka, 1990), h. 615
Negara, K. S. (2019). UU RI Nomor 63 Tahun 2014. Permendikbud No 63 Tahun 2014,
53(9), 1689–1699. Www.Journal.Uta45jakarta.Ac.Id
Priyoutomo, S. D. (2016). Penanaman Sikap Cinta Tanah Air Dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler Pramuka Di Dabin 5 UPTD Pendidikan Kecamatan Wirosari
Kabupaten Grobongan. July, 1–23.
SSN: 2614-6754 (print)ISSN: 2614-3097(online)Halaman 7114-7118Volume 5Nomor
3Tahun 2021Jurnal Pendidikan Tambusai7114Implementasi Nilai Pancasila di
Masyarakatsebagai Wujud Cinta Tanah AirIka Nur Muzamil
Sarman, M. Memaknai Kembali Nasionalisme. (19 Mei 1995).
Hara, AE. Kebanggan Berbangsa Indonesia. (17 Agustus 2000)
Kohn, H. (1984). Nasionalisme: Arti dan Sejarahnya. Jakarta: Erlangga.
Maulida, Yulia (2017) Pelaksanaan Pembelajaran Pramuka Dalam Menerapkan Karakter
Cinta Tanah Air Peserta Didik di MIN 3 Kota Banjarmasin. Skripsi, Tarbiyah dan
Keguruan
Asri Rosita Devi dengan judul: PERAN EKSTRAKULIKULER PRAMUKA DALAM
PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN CINTA TANAH AIR
Melior :Jurnal Riset Pendidikan dan Pembelajaran IndonesiaVol. 1 No. 3September Tahun
2021 | Hal. 67–72DOI :
Achmad Nur Sho’im, HUBUNGAN EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DENGAN JIWA
NASIONALISME SISWA KELAS IV DAN V SDN BANYU BIRU 01 KABUPATEN
SEMARANG

Anda mungkin juga menyukai