Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK PANCASILA KELAS INTERNATIONAL

1. DASTRIA NAFIISAH ( B1A023118)


2. ALYA KEYLENDI HARAHAP(B1A023148)
3. ADHIKA ADYATMA BELIIN(B1A023257)
4. MUHAMMAD NINO ALFARIZINADI(B1A023423)

JUDUL:
Social Inequality in Education (Ketimpangan Sosial dalam
Pendidikan)
DEFINISI:
Menurut Hadi (2016:83) sila kelima ini mangandung nilai kesamaan derajat
maupun kewajiban dan hak, pada dasarnya manusia memiliki hak dan
kewajiban yang sesuai dengan porsinya masing-masing, selain itu masyarakat
diberikan kebebasan mengutarakan pendapatnya. Selanjutnya cinta dan
mencintai, manusia ditakdirkan untuk memiliki suatu rasa selain bisa peka
terhadap sesuatu tetapi juga bisa mengerti bagaimana cara kita bersyukur. Rasa
hormat menghormati antar manusia, keberanian membela kebenaran dan
keadilan dengan tetap pada perlindungan hukum, toleransi dan gotong royong,
yang hakekatnya manusia sebagai mahluk yang berbudaya dan beradab serta
harus adil.1 Bagi rakyat Indonesia keadilan adalah hal yang sangat penting,
dalam sila kelima menjelaskan keadilan social merupakan keadilan yang
berlaku dalam masyarakat di segala bidang kehidupan, baik materill maupun
spiritual. Masyarakat Indonesia mendapatkan perlakuan adil dalam berbagai
bidang antara lain bidang ekonomi, hukum, politik, pendidikan, kebudayaan dan
sosial. Keadilan sosial mengandung arti tercapainya keseimbangan antara
kehidupan pribadi dan masyarakat. Kehidupan yang dimaksud adalah
kehidupan jasmani dan rohani, maka keadilan itu pun meliputi keadilan
memenuhi tuntutan kehidupan rohani secara 137 seimbang. Haikat sila kelima
terdapat pada pembukaan UUD 1945 pada alenia kedua yang berbunyi “Dan
perjuangan kebangsaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia
dengan selamat setausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu
gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berkedaulat,
adil, dan makmur”. Selanjutnya pada pembahasan kali ini peneliti lebih fokus
pada sila kelima, nilai-nilai yang terkandung didalamnya memiliki arti yang
sangat penting dalam pembelajaran.

1
SOSIAL HORIZON: Jurnal Pendidikan Sosial, Vol. 7, No. 2, Desember 2020
Implementasi Nilai Pancasila pada Sila kelima dalam Pendidikan
Menurut Hadi (2016:84) pengimplementasian nilai-nilai Pancasila
pada sila kelima adalah sebagai berkepribadian mandiri, peduli antar
sesama tidak hanya pada orang terdekat saja, tetapi juga kepada orang
yang kita kenal/jumpai untuk menjalin kerukunan dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara, menjaga semangat kebersamaan, dalam hal
ini memberikan semangat sangat dibutuhkan agar manusia tidak merasa
sendiri.Implementasi pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas dapat
berupa:
1. pelajaran kelompok,
2. kegiatan diskusi
3. presentasi, kelas serta kegiatan-kegiatan yang lainnya
4. sebagai pengembangkan kepribadian siswa, pihak sekolah
membuat kegiatan extrakulikuler.

Ekstrakulikuker ini berfungsi untuk mengembangkan bakat atau


potensi diri yang dimilikinya, kemudian sikap tenggang rasa, hal ini
berlandaskan pada manusia menyukai kedamaian dengan tujuan merasa
nyaman, seperti halnya menerima tanpa mebeda-bedakan,selanjutnya sikap
yang tidak semena-mena terhadap siswa lain, kita hidup untuk saling
menghargai dan tidak menyakiti, maka dari itu kontrollah diri masing-
masing dengan sebaik mungkin.

Sikap selanjutnya menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, seperti


halnya dengan mengikuti bakti sosial maupun acara lain disekolah, serta
mengembangkan sikap peduli terhadap lingkungan serta memiliki sikap
saling menghormati satu sama lain. Terakhir adalah berani membela
kebenaran dan keadilan, tidak berupa kejahatan saja melainkan bisa berupa hak
dan kewajiban sebagai masyarakat.

Menurut Ambiro (2016:448) menjelaskan bahwa pada era globalisasi


implementasi nilai-nilai Pancasila adalah dengan cara menumbuhkan
sikap nasonalisme pada peserta didik. Perwujudan dari sikap nasionalisme
tersebut adalah memperingati hari sumpah pemuda, hari kemerdekaan, hari
pahlawan, dan hari besar lainnya. Pada kegiatan pembelajaran guru harus
mampu mengajar dengan tulus seta ikhlas untuk meningkatkan prestasi
siswa, selain itu guru mampu menumbuhkan rasa nasionalisme dengan
mencintai produk dalam negeri, seperti memakai baju batik saat ada acara-
acara tertentu di sekolah, kemudian siswa akan paham terkait batik
Indonesia, yang kedua yaitu cinta terhadap budaya bangsa, seperti
memperkenalkan budaya yang ada di setiap daerah, yang pada dasarnya
sikap nasionalisme merupakan salah satu poin dalam bela negara, untuk
kegiatan pembelajaran guru bisa membentuk karakter siswa melalui sikap
nasionalisme tersebut.

Menurut Septi, Kokom (2017:51) pada program adiwiyata ini dengan cara
mengikutsertakan siswa untuk kegiatan penghijauan tanaman disekolah.
Program ini merupakan salah satu pembelajaran khususnyapada pelajaran
PPKn yang menumbuhkan rasa peduli terhadap lingkungan dan belajar
untuk hidup sehat, selain berapa hal diatas program ini juga memberikan
dampak positif terhadap siswa, guru, dan seluruh masyarakat sekolah. Pada
cara memelihara tanaman di sekitar sekolah, tidak makan makanan
berpengawet dan penggunaan wadah makanan yang baik, hal ini maka
sekolah mengupayakan kantin sehat. Pada pembelajaran PPKn guru
memberikan contoh dan menjelaskan kesesuaian materi yang berkaitan
dengan adiwiyata mandiri.Namun jika ada materi yang tidak sesuai guru cukup
mengingatkan kepada siswa terkait pentingnya menjaga lingkungan. Berikut
adalah data sekolah yang mendapatakan penghargaan Adiwiyata Nasional
maupun Adiwiyata Mandiri pada tahun 2019 menurut Kementerian
lingkungan hidup dan lingkungan republik Indonesia.

Menurut Dewi, Kamaludi (2018:51) implementasi nilai-nilai Pancasila


terfokus pada peran guru dalam pembentukan sikap dan kepribadian siswa
dengan dengan cara sebagai berikut:
1. Memberikan nasehatNasehat yang merupakan salah satu bentuk
pembinaan kepada siswa agar tidak berbuat kesalahan. Mereka
dilahirkan dari keluarga yang memiliki karakter yang berbeda-beda
sehingga guru harus mampu mengamati dan membinanya dengan
cara yang baik, salah satunya adalah memberika motivasi untuk
meraih pendidikan yang lebih baik. Motivasi sangat berpengaruh
bagi psikologi siswa dalam kegiatan pembelajaran.

2. Toleransi Sikap toleransi adalah salah satu ciri karakter bangsa yang
harus dimiliki setiap manusia, sebagai guru harus mampu memberi
pemahaman kepada siswa, salah satu contohnya menghargai siswa
yang memiliki keyakinan yang berbeda, tidak membenda-bedakan
teman di sekolah serta mampu menjaga perasaaan dan saling
menghargai, dan yang terakhir adalah saling menghormati satu sama lain.

3. Disiplin Kedisiplinan sangat penting untuk diimplementasikan di


lingkungan sekolah, salah satu contohnya adalah jika waktunya
shalat, kegiatan belajar mengajar harus dihentikan dan siswa bergegas
untuk melakukanshalat berjamaah, waktu masuk sekolah tidak boleh
terlambat, dilarang membuang sampah sembarangan, tidak boleh
berpakaian ketat, dilarang membawa HP, dan aturan yang lainnya. Hal ini
bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang disiplin.

4. Cinta tanah air Hal ini dapat kita lakukan dalam ikut serta pada
kegiatan pemilu, seperti waktu kegiatan pemilu serentak yang dilakukan
pada tahun 2019 , merayakan hari kemerdekaan seperti halnya setiap
bulan Agustus, banyak sekali agenda yang dilakukan baik di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Lomba-
lomba sering dilakukan, adanya hiburan, dan kegiatan lainnya. Hal
ini akan berdampak positif untuk kemajuan bangsa.

Selanjutnya
menurut Ani,dkk (2020:64) nilai-nilai Pancasila merupakan sumber dari
karakter bangsa, pendidikan, dan budaya yang diwujudkan pada
masyarakat tanpa terkecuali, khususnya pada siswa yang merupakan
generasi bangsa Indonesia. Sistem penerapan nilai-nilai Pancasila secara
tidak langsung berupa kebiasaan. Pada pengembangan moral perlu
dilaksanakan dengan melatih mental siswa agar lebih percaya diri. Pada
lingkungan sekolah pegawai/staf sekolah juga sangat penting dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Selanjutnya adalah guru dalam
pengimplementasian ini harus lebih baik karena guru merupakan inti
dari kegiatan pembelajaran, yang nantinya pasti akan dinilai oleh siswa,
maka dari itu guru harus memiliki 5 karakter yaitu religius, nasionalisme,
mandiri, integritas, dan gotong royong.

Pada pegawai/ staf sekolah hedaknya saling percaya dan bisa bertanggung
jawab atas apa yang ditugaskan, dan untuk kepala sekolah harus bisa
komitmen dan tegas dalam mengambil suatu tindakan. Implementasi
sila kelima adalah memberikan keadilan yang berupa aturan, walaupun
aturan itu sering terjadi perubahan dan tidak bisa bertahan lama, kita
sebagai masyarakat Indonesia harus mampu mematuhi. Aturan di buat
untuk mebentuk moral yang baik khususnya pada lingkup pendidikan.
Bentuk-bentuk Ketidaksetaraan dalam Pendidikan
Rendahnya kualitas sarana
sekolah Sarana dan Prasarana sekolah merupakan bagian yang sangat penting
dalam menunjang akses pendidikan yang mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi, dan informasi. Seperti pembangunan gedung sekolah,
media belajar,fasilitas laboratorium, perpustakaan dan lain lain. Menurut
Amirin Tatang 2016, Supaya pemenuhan sarana dan prasarana sesuai dan tepat
guna maka diperlukan sebuah perencanaan dengan menganalisis kebutuhan
yang diperlukan2.Oleh karena itu dibutuhkan Manajemen perencanaan dalam
mengelola dan memanfaatkan sarana dan prasarana sekolah. Menurut Badal
Manajemen perencaan adalah proses kerjasama antar anggota dalam
pendayagunaan sarana dan prasaran sekolah dengan metode yang efektif dan
efisisensi 3.Definisi tersebut menyiratkan bahwa pentingnya dalam sarana dan
prasaran didayagunakan dan dikelola untu fasilitas pembelajaran. Adanya saran
dan prasaran yang mendukung akan menunjang kegiatan belajar mengajar
dengan nyaman, sesuai standard dan mampu meningkatkan pengetahuan siswa.
Manajemen Sarana dan Prasarana merupakan bagian dari administrasi
pendidikan sekolah atau administrasi pendidikan. Menurut Fatmawati,Sarana
pendidikan adalah semua peralatan yang digunakan dalam proses
pendidikan. Sementara prasaran pendidikan adalah penunjang pelaksanaan
pendidikan7 . Menurut Ellong 2018, ada beberapa prinsip - prinsip dalam
mengelola sarana dan prasarana pendidikan:
a. Prinsip dalam mencapai tujuan Artinya sarana-dan prasarana sekolah
siap pakai sehingga dapat menunjang tujuan pendidikan

b. Efisiensi Pentingnya sebuah perencaaan yang harus dilakukan dalam


bekerja sama untuk pengadaan sarana dan prasarana sekolah, sehingga
dapat menghasilkan keputusan yang efisien dalam menggunakan dan
merawat saran dan prasarana.

c. Administratif Manajemen saran dan prasaran harus mengikuti aturan,


intruksi dan petunjuk teknis yang diberikan oleh pihak yang
berwenang.

2
Amirin Tatang M. 2016. Pengertian Sarana Dan Prasarana Pendidikan. In Padamu Pendidikan Indonesia. Pt.
Grafindo Persada diakses di https://www.padamu.net/Pengertian-Sarana-DanPrasarana-Pendidikan
3
Bafadal, I. 2008. Peningkatan Profesionalisme Guru Sekolah Dasar. Bumi Aksara.
d. Kejelasan Tanggung Jawab Perlu adanya deskripsi tugas dan tanggung
jawab dengan kelompok lembaga yang bertanggung jawab atas
perencanaan dan pengadaan sarana dan prasaran di sekolah.

e. e. Prinsip kekohosifan Artinya semua yang berwenang dalam


mengelola sarana dan prasaran harus kompak dalam merealisasikan
kerja.

Manajemen sarana dan prasarana merupakan sebuah proses yang yang terdiri
dari beberapa tahapan yang disusun secara sistematis yaitu perencaan,
pengadaan, penggunaan, inventarisasi, penghapusan dan pemeliharaan.
a. Perencanaan
Adapun tahap perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
yaitu:menganalisis kebutuhan perlengkapan yang diperlukan, menentukan
tafsiran biaya pengeluaran, mencocokan antara biaya dan kebuhan saranan dan
prasarana, penunjukan petugas untuk pertanggungjawaban pengadaan saranadan
prasarana sekolah. 4
b. Pengadaan Tahap ini merupakan kelanjutan dari tahap perencaan yang
merealisasikan tujuan sesuai dengan hasil perencanaan.
Menurut Fajartriani berikut cara-cara yang digunakan oleh sekolah
dalam mendapatkan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan 5.
Menurut Fajartriani dan karsiwan ada beberapa cara yang dilakukan
untuk mendapatkan perlengkapan yang di butuhkan oleh sekolah
1. Pembelian Perlengkapan yang menggunakana dana BOS atau Kas
sekolah.
2. Sumbangan dari pemerintah atau lembaga

3. Perbaikan sarana dan prasarrana sekolah sudah tidak memadai


sehingga bisa digunakan kembali sebagaimana fungsinya.

4. Pengunaan sarana dan prasaranan sekolah dengan baik dan


dipertanggung jawabkan oleh pihak yang berwenang

4
Rohiyatun, B. 2019. Standar Sarana Dan Prasarana Pendidikan. Jurnal Visionary : Penelitian Dan
Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan, 4(1)
5
Fajartriani, T., & Karsiwan, W. 2021. Manajemen Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah. Jurnal Educatio Fkip
Unma, 7(1). Https://Doi.Org/10.31949/Educatio.V7i1.907
5. Melaksanakan kegiatan inventarisasi secara teratur dan tertib

6. Pemeliharaan sarana-dan prasarana yang sudah ada10 Proses


pembelajaran disekolah akan lebih efektif dan efesiensi apanila
sarana dan prasaran sekolah diberikan sebagaimana kebutuhan
siswa dan guru dalam menjalankan proses belajar dan mengajar.
Hanya saja tidak semua fasilitas belajar. 6

Proses pembelajaran disekolah akan lebih efektif dan efesiensi apanila


sarana dan prasaran sekolah diberikan sebagaimana kebutuhan siswa dan guru
dalam menjalankan proses belajar dan mengajar. Hanya saja tidak semua
fasilitas belajar.
disetiiap skolah memiliki sarana-dan prasarana yang memadai bahkan
masih ada yang jauh tertinggal dari kata standar. Jika dibandingakan dengan
kualitas lembaga yang ada dikota-kota besar, daerah pelosok sangat jauh
ketinggalan akan akses pendidikan yang memadai.Akses daerah yang jauh dari
perkotaan menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan dalam mengirimkan
bantuan fasilitas sekolah didaerah yang sulit untuk dijangkau. Namun
bagaimanapun juga kesenjangan social dalam mengakses pendidikan ini perlu
menjadi titik focus untuk mencari solusi sehingga semua sekolah yang berada
dikawasan pelosak mampu dijangkau oleh fasilats pendidikan yang memadai.
Kepala sekolah juga memiliki wewenang dalam menjalankan, mengawasi dan
mengoptimalkan manajemen sarana dan prasaran sehingga mampu menunjang
fasilitas belajar yang nyaman dan menunjang aktivitas pengajaran yang efektif. 7
Rendahnya kualitas guru
Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia
(guru) yang memiliki peran penting dalam mendidik etika moral dan intelektual
yang kompeten dalam memberikan ilmu pengetahuan secara kreatif, inovatif
dan efektif. Namun sampai saat ini ketersediaan guru yang mengajar di daerah
pelosok atau pedesaan masih sedikit. Jumlah guru disetiap daerah tidak setara
dengan jumlah guru yang ada di daerah yang memiliki jangkauan akses
pendidikan yang cukup jauh. Mengutip dari media REPUBLIKA.co.id menurut
sekretari daerah jabar Iwa karniwa, Jumlah guru diperkotaan jauh lebih banyak

6
Fajartriani, T., dkk 2021. Manajemen Pengadaan Sarana Prasarana Sekolah. Jurnal Education : Fkip Unma,
7(1). V7i1 Page.907
7
Rosyadi, Y. I., & Pardjono, P. 2015. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer Dalam Meningkatkan Mutu
Pendidikan Di Smp 1 Cilawu Garut. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 3(1).
daripada di pedesaan.oleh karena itu pemprov akan melakukan pemetaan
mengenai sebaran guru dijabar terutama untuk SMA/SMK.8
Rendahnya kompetensi guru juga disebabkan oleh tingkat rendahnya
minat masyarakat untuk menjadi seorang guru. 9Sadar beberapa alasan
masyarakat enggan untuk menjadi seorang guru yaitu banyak mahasiswa yang
melanjutkan sekolah tidak sesuai dengan minat karena tidak diterima oleh
jurusan lain, masa depan guru yang tidak menjanjikan, pemerintah kurang
memperhatikan kesejahteraan guru, susah untuk mencapai kesejahteraan atau
menaikan gaji. Tidak seperti di firlandia, Negara yang menempatkan posisi guru
merupakan profesi yang tehormat dan tidak sembarangan orang bisa menjadi
guru.menjadi seorang guru di firlandia merupakan sebuah kebanggaan bagi
seseorang karena merasa dihormati dan diberikan kualitas gaji yang cukup
besar10. Bahkan aspek pedagogic guru masih terbilang sangat rendah 11.Di sisi
lain, seorang guru harus mecapai standr kompeten dalam bidangnya baik
prilaku, bidang pedagogic dan keterampilan. Adapun beberapa hal yang dharus
dicapai oleh seorang guru untuk melihat kompetensi pedagogic.12
1. Mengenali dan memahami karakter peserta didik baik secara fisik,
intelektual, emosional anak, kulturan dan social

2. Bisa menguasai prinsi-prinsip pembelajaran dan dan pemahaman


mengenai teori belajar

3. Dapat mengembangkan kurikulum dengan mata pelajaran yang


dipertanggung jawabkan

4. Seorang guru mampu memberikan pembelajaran yang dapat mendidik


siswa

5. Memanfaatkan fasilitas seperti teknologi dan informasi untuk


menunjang proses pembelajaran

8
Arie Lukihardianti,2015,Daerah Pelosok Masih Kekurangan
Guru,https://republika.co.id/berita/nyd51p359/daerah-pelosok-masih-kekurangan-guru diakses pada 30
Oktober 2022
9
Leonard, 2015,Kompetensi Tenaga Pendidik Di Indonesia: Analisis Dampak Rendahnya Kualitas Sdm Guru Dan
Solusi Perbaikannya, Jurnal Formatif 5(3), Universitas Indraprasta PGRI Hal.194
10
Muhammad Chatib 2014. Gurunya Manusia. Bandung: Mizan Pustaka, Hal 55
11
Muhammad Ali Holle ,2020,Kualitas Guru di Daerah Harus Terus Ditingkatkan,Berita Beta,
12
C,Suhana,2014. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama. Hal 37
6. Manjadi fasilitator anak dalam mengembangkan potensi yang mereka
miliki.

7. Memiliki etika dan norma yang baik dalam bersikap maupun


berbicara.

8. Memberikan evaluasi belajar terhadap siswa.

9. Kegiatan refllektif sangat dibutuhkan oleh pengajar dalam


meningkatkan kualitas pembelajaran.

10.Guru bisa memnfaatkan hasil belajar untuk kepentingan Pendidikan.

Faktor infrasktruktur
Infrastruktur merupakan salah satu factor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan dalam menyelenggarakan pendidikan. Pembangunan gedung
sekolah yang memadai akan memberikan kenyamanan dalam proses belajar dan
mengajar.
Aspek infrastruktur yang dapat menunjang tercapainya pendidikan tidak
hanya dalam kondisi fisik. Tetapi juga terhadap aksesibilitas menuju lokasi
sekolah peserta didik yang memungkinkan untuk mereka lewati. Namun hal ini
tidak memadai untuk pelajar yang bersekolah didaerah pelosok. akses menuju
sekolah cenderung menghambat kelancaran proses belajar dan sulit untuk
ditempuh. Sarana jalan yang membuat orangtua khwatir akan keselamatan anak-
anak ketika melewati jalan dan titian yang cukup berbahaya untuk dilintasi .
Jumlah dan Kulaitas
buku Jumlah dan kualitas buku sangat berpangaruh dalam menunjang
pendidikan untuk menyalurkan pengetahuan terbaru dan penyesuaian dengan
perkembangan zaman. Sumber belajar harus menyesuaikan dengan kurikulum
yang berlaku disetiap pendidikan daerah. Sumber belajar tidak hanya terpaku
pada buku bacaan. Banyak media yang bisa digunakan oleh guru dalam
menyampaikan materi sehingga memudahkan anak-anak untuk bisa memahami
materi yang diajarkan tersebut.
Mahalnya biaya Pendidikan
Biaya pendidikan menjadi acuan untuk memperoleh kualitas pendidikan. Biaya
pendidikan yang cukup tinggi akan mendapatkan banyak fasilitas pendidikan
yang memadai. Akan tetapi untuk kelas ekonomi masyarakat menengah
kebawah hanya mendapatkan fasilitas seadanya.Adanya anggaran pemerintah
diharapkan dapat memberikan fasilitas yang menunjang pendidikan dengan
memerikan keringanan biaya pendidikan. Namun realita saat ini anggaran
belum dapat dimaksimalkan.
Standarisasi Pendidikan
Standarisasi pendidikan yaitu Sekolah Berstandar Nasional dan Rintisan
Sekolah Bertaraf Internatioanl (RSBI). Faktor ini tentu menjadi sorotan
masyarakat yang berdampak terhadap kesenjangan social dalam
masyarakat.Adanya pengelompokan sekolah akan berdampak terhadap mutu
dan pelayanan pendidikan yang diberikan,pemerintah sebagai pemangku
kebijakan harus didasari oleh landasan konstitusional yang mengartikan
pendidikan adalah hak warga Negara. Artinya pemenuhan hak pendidikan harus
sama rata tidak ada perbedaan satu sama lainnya. Kebijakan pemerintah
terhadap RSBI justru menciptakan kesenjangan yang sangat mencolok
mengenai pelayanan dan mutu pendidikan.
Pada dasarnya pendidikan yang baik bukan hanya tertuju untuk sekelompok
orang akan tetapi untuk semua anak bangsa. Berdasarkan factor-faktor diatas
mengenai kesenjangan social dalam mengakses pendidikan, maka diperlukan
keseriusan pemerintah dan peran masyarakat untuk bersatu dalam meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan. Pemerintah memilliki kewajiban untuk
memenuhi kebutuhan yang menunjang proses pembelajaran disetiap daerah,
baik perkotaan maupun daerah pedesaan dan pelosok setempat. Sementara
masyarakat memiliki peran dalam memberikan motivasi kepada sesama warga
dan anak-anak bahwa pendidikan memiliki arti yang sangat penting dan
memiliki tujuan yang mulia, selain untuk mencerdaskan juga akan membantu
mewujudkan cita-cita bangsa sehingga dunia bisa memandang generasi dengan
kualitas yang bermutu.Kesenjangan sosial pendidikan harus di benahidengan
menyeselesaikan setiap ketimpangan yang terjadi dalam masuarakat agar tidak
menjadi konflik yang berkepanjangan di masyarakat.

KESIMPULAN
Kesenjangan social dalam mengakses pendidikan sangat jelas terjadi didaerah
daerah pelosok. anggaran dana pendidikan sampai saat ini belum dipergunakan
secara maksimal. Masih banyak sumber daya manusia yang membutuhkan
tangan untuk membantu mereka dalam mengakses pendidikan. Perlunya
perbaikan infrastruktur sekolah dan akses jalan didaerah pelosok guna
memotivasi kenyamanan belajar anak anak dan guru yang mengajar didaerah
tersebut. Masih banyak factor penghambat akses pendidikan lainnya yang masih
tidak seimbang dengan fasilitas pendidikan yang berada di pusat kota. Faktor-
faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam bidang
pendidikan, antara lain Rendahnya kualitas sarana sekolah dan tenaga pengajar,
infrastruktur, Jumlah dan kualitas buku (referensi) Mahalnya biaya pendidikan,
Standarisasi Pendidikan yakni Sekolah Berstandar Nasional (SBN)untuk
menciptakan generasi dan pemimpin bangsa yang berkualitas sebaiknya
pemerintah juga bertindak lebih cepat dalam mengatasi kesenjangan social
dalam mengakses pendidikan untuk daerah yang sulit dijangkau. Sehingga
langkah ini juga akan mengurangi angkan kemiskinan dan pengangguran
dimasa depan.

Anda mungkin juga menyukai