Anda di halaman 1dari 402

1

INSTALASI LISTRIK TENAGA VOLUME 3


1. INSTALASI ARUS SEARAH
1.1. PENGANTAR
Untuk industri-industri tertentu masih digunakan arus searah. Juga di atas
kapal dan untuk traksi listrik, misalnya untuk kereta api listrik, digunakan arus
searah.
Untuk instalasi-instalasi penerangan darurat sering digunakan baterai
akimulator, jadi juga arus searah.
Kecepatan putar motor-motor arus searah dapat diatur dengan baik, dan
kopelnya besar. Karena itu untuk jembatan angkat, derek dan mesin-mesin
perkakas sering digunakan motor arus scarah.
Gambar-gambar 1. la dan 1. 1b memperlihatkan sebagian dari lambang-
lambang yang digunakan dalam gambar-gambar instalasi arus searah.

1.2. MESIN-MESIN ARUS SEARAH


Mesin-mesin arus searah dapat dibagi atas mesin-mesin dengan penguatan
medan tersendiri, dan mesin-mesin dengan hubungan seri paralel (shunt) atau
kompon.
Hubungan kompon ialah suatu kombinasi dari hubungan seri dan
hubungan paralel, dan dapat dibagi lagi atas hubungan kompon dengan shunt
pendek, yaitu dengan kumparan shunt yang dihubungkan paralel dengan angker
hubungan kompon dengan shunt panjang, yaitu dengan kumparan shunt yang
dihubungkan paralel dengan jaringan.
Perbedaan konstruksi, sifat-sifat dan sebagainya antara mesin seri dan
mesin shunt, dapat diringkaskan sebagai berikut :
Mesin shunt Mesin seri
Kumparan medannya memiliki Kumparan medannya memiliki sedikit
banyak lilitan dan kawat kecil. lilitan dan kawat besar
Tahanan kumparan medannya besar Tahanan kumparan medannya kecil
Kumparan medannya dihubungkan Kumparan medannya dihubungkan
paralel dengan angker seri dengan angker
2

Lambang Nama Lambang Nama


alat pengatur
dengan 4 kedudukan
Mesin seri

baterai akimulator
dengan sel-sel
hubung, dan sakelar
Mesin shunt
sal tunggal
seperti di atas, tetapi
dengan sakelar sel
ganda
jari kontak dan
mesin kompon
logam kontak dan
controller dan
sebagainya
tahanan dengan
Kumparan shunt kontak-kontak
cabang tetap
tahanan yang dapat
Kumparan seri diatur secara
kontinu
tahanan yang dapat
Kumparan kutup
diatur bertahap
bantu

Ukuran :
3

Gambat 1.1a Lingkaran garis putus-putus boleh juga ditiadakan


lambang untuk lambang untuk
diagram dasar, diagram pengawatan
nama bentuk
gambar instalasi dan dan diagram
diagram instalasi lingkaran arus
tahanan asut dengan
5 kedudukan yang
dilayani dengan
handel
tahanan pengatur
yang dilayani
dengan roda tangan
alat asut balik
untuk motor seri

alat asut otomatis


dengan pengamanan
arus maksimum dan
tegangan nol
dua sakelar, satu
diantaranya dengan
pengamanan arus
balik
controller

Gambar 1. 1b
4

Hampir setiap mesin arus searah dapat digunakan sebagai generator maupun
motor.
Gambar 1.2 mernperlihatkan jenis-jenis mesin arus searah yang ada, sebagai
generator dan sebagai motor. Banyak dari sifat-sifatnya dapat disimpulkan dan rumus-
rumus yang tercantum dalam gambar ini.
5

Arti huruf-huruf yang digunakan dalam rumus-rumus tersebut ialah sebagai


berikut : tegangan terminal jaringan yang dihubungkan dengan generator atau motor, rugi
tegangan dalam dan mesin :
U : tegangan terminal jaringan yang dihubungkan dengan generator atau motor
Uv : rugi tegangan dalam dari mesin
P : daya yang diberikan oleh generator atau daya yang digunakan oleh motor
E : tegangan sumber dari generator
Et : tegangan lawan dari motor
I : arus jaring
Ia : arus medan
Im : tahanan dari kumparan seri
Rse : tahanan dari kumparan seri
Rsh : tahanan dari kumparan shunt
Ra : tahanan dari kumparan angker
n : kecepatan putar dari mesin
 : kuat medan
C : suatu konstanta yang nilainya tergantung pada konstruktif mesin dan pada
satuan-satuan yang digunakan.
6

Perbedaan antara generator dan motor, dan beberapa sifat generator dan motor,
dapat diringkaskan sebagai berikut :
Generator Motor
Harus digerakkan Menggerakkan
Mengubah energi mekanis menjadi energi Mengubah energi listrik menjadi energi
listrik mekanis
Memberi arus kepada jaringan Menerima arus dan janingan
Tegangan sumbernya ditentukan oleh kecepatan Kecepatan putarnya ditentukan oleh tegangan
putar n dan kuat medan  lawan Et dan kuat medan .
E = cn  Et
Et = cn , n =
c
Tegangan sumbernya (E) dan tegangan Kecepatan putarnya (n) diatur dengan
terminalnya (U) diatur dengan mengatur kuat mengatur kuat medannya ().
medannya ().
Sebuah generator seri yang tidak diberi beban, Kalau sebuah motor seri tidak diberi beban,
tidak bisa membangkitkan tegangan (karena kecepatan putarnya akan menjadi terlampau
tidak ada medan). tinggi (karena hanya ada medan kecil).
Perubahan beban pada generator seri Perubahan beban pada motor seri
menyebabkan perubahan tegangan terminal menyebabkan perubahan kecepatan putar yang
yang besar. besar.
Sèbuah generator shunt akan paling cepat Sebuah motor shunt yang tidak diberi beban
mencapai tegangan nominalnya, apabila tidak akan tetap berputar dengan kecepatan putar
diberi beban. nominalnya.
Perubahan beban pada generator shunt tidak Perubahan beban pada motor shunt tidak
banyak mempengaruhi tegangan terminalnya. banyak mempengaruhi kecepatan putarnya.
Untuk mengatur tegangan sebuah generator seri Untuk mengatur kecepatan putar sebuah motor
ke tegangari yang lebih rendah, digunakan seri ke kecepatan yang lebih tinggi, digunakan
tahanan pengatur yang dihubungkan paralel tahanan pengatur yang dihubungkan paralel
dengan medan generator (gambar 1.3). dengan medan motor (gambar 1.4).
Untuk mengatur tegangan sebuah generator Untuk mengatur kecepatan putar Sebuah motor
shunt ke tegangan yang lebih, rendah, shunt ke kecepatan yang !ebih tinggi.
digunakan tahanan pengatur yang dihubungkan digunakan tahanan pengatur yang dihubungkan
7

seri dengan medan generator (gambar 1.5). seri dengan me- dan motor (gambar 1.6).

Untuk mencegah kesalahan, terminal-terminal mesin, alat asut dan alat


pengatur, ditandai dengan huruf-huruf.
Hurut-huruf yang digunakan, untuk terminal-terminal mesin adalah :
Tanda huruf
Belanda Jerman
angker dan sikat B–b A–B
kumparan shunt F–f C–D
kumparan seri S–s E–F
kumparan kutub bantu C–c G–H

Untuk terminal-terminal tahanan pengatur shunt digunakan huruf-huruf


berikut ini (lihat gambar) :
s : lengan kontak yang selalu dihubungkan dengan kumparan medan
t : ujung tahanan yang dihubungkan dengan terminal jaringan;
q : kontak nol yang berfungsi sebagai kontak hubung-singkat.
8

Kalau tahanan pengatur medannya diputuskan, akan terjadi suatu


rangkaian hubung singkat lewat kontak q ini. Kejutan induksi yang
timbul karena hilangnya medan magnet, ditiadakan dalam rangkaian ini.
Terminal-terminal tahanan asut diberi tanda sebagai berikut (lihat gambar 1.6) :
L : lengan kontak yang dihubungkan dengan jaringan.
M : awal tahanan yang dihubungkan dengan medan magnet
R : ujung tahanan yang dihubungkan dengan angker.
Pada tahanan asut untuk motor seri tidak terdapat tanda huruf M (lihat
gambar 1.4).
Rel positif dan rel negatif sering ditandai dengan huruf-huruf P (positif)
dan N (negatif). Rel positif sering digambar dengan warna merah, dan rel negatif
dengan warna biru. Dalam perlengkapan hubung-bagi, rel-relnya kadang-kadang
juga dicat dengan warna-warna tersebut.

1.3. HUBUNGAN PARALEL GENERATOR


Pembagian beban antara generator-generator yang dihubungkan paralel
tergantung pada tegangan sumber masing-masing generator.

Gambar 1.7 memperlihatkan dua generator shunt yang dihubungkan


paralel. Tegangan jaringnya ditentukan oleh :
U = E1 – I1 Ra1 = E2 – I2 Ra2
9

Kalau pada suatu saat arus jaringnya (I1 ÷ I2) sangat kecil, tegangan
terminalnya akan hampir sama dengan tegangan sumbernya. Situasi ini
menimbulkan keadaan yang sangat labil. Kalau tegangan sumber salah satu
generator berubah sedikit, ada kemungkinan generator yang tegangan sumbernya
lebih rendah akan bekerja sebagai motor, Mesin shunt sebagai motor maupun
generator memiliki arah putar yang sama.
Supaya generator ini tidak bekerja sebagai motor, biasanya digunakan
sakelar dengan Otomat arus balik. Otomat ini memiliki sebuah kumparan
tegangan dan sebuah kumparan arus. Medan kedua kumparan ini saling
berlawanan. Kalau kumparan-kumparannya dipilih secara tepat, otomatnya bisa
berfungsi sebagai pengaman arus maksimum maupun pengaman arus balik.
Lampu-lampu kontrol dalam diagram gambar 1.7 dimaksudkan untuk
memberi isyarat kalau terjadi hubungan tanah pada salah satu rel. Dalam hal ini,
salah satu lampu akan padam, sedangkan lampu lainnya akan tetap menyala
dengan tegangan penuh. Dengan demikian dapat diketahui bahwa telah terjadi
hubungan tanah.
Untuk mengukur tegangannya digunakan sakelar pilih dengan tiga
kedudukan.
Tegangan yang diukur pada masing-masing kedudukan ialah :
kedudukan 1 : tegangan generator 1
kedudukan 2 : tegangan generator 2
kedudukan 3 : tegangan jaring.
Menambahkan sebuah generator pada jaringan harus dilakukan sebagao
berikut :
a. Generator yang akan ditambahkan dijalankan hingga mencapai kecepatan
putar nominalnya.
b. Tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga tegangan generatornya
menjadi sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring. Tegangannya dapat
diperiksa dengan menggunakan sakelar pilih voltmeter.
c. Generator tadi kemudian dihubungkan dengan jaringan. Karena tegangannya
sedikit lebih tinggi daripada tegangan jaring, generator ini tidak akan bekerja
sebagai motor.
10

d. Selanjutnya tahanan pengatur medannya diatur sedemikian hingga generator,


tersebut memikul sebagian dari beban jaring. Besar beban generator ini dapat
dilihat dari penunjukan amperemeternya.
Gambar 1.8. mempertihatkan diagram dasar untuk dua generator kompon
yang dihubungkan paralel. Kumparan-kumparan seri dan kedua generator
dihubungkan paralel oleh rel pengimbang. Dengan demikian dapat dipastikan
bahwa bebannya akan terbagi rata atas masing-masing generator.
Rel-rel pengimbang ini tidak boleh diputuskan tersendiri, dan tidak boleh
di beri pengaman.

1.4. LATIHAN
1. Bilamanakah digunakan instalasi arus searah?
2. Sebutkanlah perbedaan konstruksi dan cara antar mesin shunt
3. Jelaskanlah mengapa sebuah generator seri yang tidak diberi beban tidak bisa
membangkitkan tegangan.
4. Mengapa tegangan terminal generator seri akan berubah kalau bebannya
berubah?
5. Mengapa motor seri tidak boleh dijalankan tanpa beban?
6. Jelaskanlah mengapa sebuah generator shunt akan paling cepat mencapai
tegangan nominalnya kalau tidak diberi beban. Mengapa tegangan terminalnya
hanya berubah sedikit kalau bebannya berubah?
7. Gambarlah diagram sebuah motor seri dengan tahanan asut dan tahanan
pengatur medannya.
11

8. Gambarlah diagram sebuah generator shunt dengan tahanan pengatur medan


nya. Apa fungsi kontak hubung-singkat pada tahanan pengatur medan ini?
9. Jelaskanlah dengan bantuan sebuah diagram bahwa arah putar mesin shunt
Sebagai generator dan sebagai motor sama.
10. Apa tujuan lampu-lampu kontrol hubungan tanah pada jaringan arus searah?
1.5. CARA-CARA MENGHUBUNGKAN MOTOR ARUS SEARAH
1.5.1. PENGANTAR
Dalam generator yang tidak berputar tidak dibangkitkan tegangan
sumber. Dalam motor yang tidak berputar juga tidak ada tegangan lawan.
Untuk membatasi arus asutnya pada saat dihubungkan, untuk motor arus
searah digunakan tahanan asut.
Tahanan angker motor-motor kecil agak tinggi. Karena itu motor-
motor kecil dapat dijalankan tanpa tahanan asut. Untuk motor-motor besar
tahanan asutnya biasanya dipiLih sedemikian hingga arus asutnya sama
dengan 1 % x arus nominalnya.
Berdasarkan cara menjalankannya, antara lain dapat dibedakan alat-
alat asut berikut ini :
a. alat asut giling;
b. alat asut datar;
c. controller;
d. alat asut otomatis.

1.5.2. ALAT ASUT GILING


12

Gambar 1.9 memperlihatkan diagram lingkaran arus sebuah motor


shunt dengan alat asut giling.
Sakelar ini memiliki suatu kedudukan awal yang ditandai. Dalam
kedudukan awal ini, tahanan asut R3 dihubungkan seri dengan angker motor.
Tahanan R3 hanya terdiri dari satu tingkat saja. Kalau sakelarnya ditekan lebih
lanjut, R3 dihubungkan singkat.
Untuk memperoleh kedudukan mula dan kedudukan akhir yang
dipaksakan. sakelar giling ini diperlengkapi dengan kumparan tahan S.
Kumparan ini bekerja sama dengan sebuah pegas langkah balik yang terdapat
pada mekanik sakelar.
Kumparan tahan S juga berfungsi sebagai kumparan tegangan
minimum.
Kalau tegangan jaringnya terlalu rendah, kumparan ini tidak dapat
menahan sakelarnya, sehingga sakelar ini akan membuka. Jika tegangan
jaringnya normal kembali, tahanan asut R3 sudah dihubungkan seri dengan
angker motor lagi.
Sakelarnya juga harus ditekan hingga kedudukan akhir, sampai
tahanan asut R3 dihubungkan singkat.
Alat asut giling ini juga memiliki sebuah relais termis F. Kalau relais
ini bekerja, kontak F1 akan dihubungkan, sehingga kumparan tahan S
dihubungkan singkat. Kalau sudah dingin kembali, relais F akan kembali siap
secara otomatis.
Kalau lingkaran arus kumparan tahan S yang diputuskan, akan timbul
kejutan induksi. Karena itu rangkaian demikian sebaiknya tidak digunakan.
Motornya dihentikan dengan menekan tombol O, sehingga kumparan
tahan S dihubungkan singkat. Tahanan R berfungsi sebagai tahanan seri untuk
kumparan tahan ini.
Kecepatan putarnya diatur dengan tahanan pengatur R2 yang
dihubungkan seri dengan kumparan medan motor. Handel tahanan pengatur
ini dihubungkan mekanis dengan handel alat asut, sedemikian hingga handel
tahanan pengatur R2 hanya bisa digerakkan kalau handel alat asutnya berada
pada kedudukan “jalan”.
13

Selain itu, handel alat asut ini hanya dapat digerakkan kalau handel
tahanan pengatur R2, berada dalam kedudukan mula. Jadi motornya hanya
dapat dijalankan dengan penguatan medan penuh.

1.5.3. ALAT ASUT DATAR


Gambar 1.10 memperlihatkan diagram pengawatan sebuah alat asut
datar. Cara kerjanya dapat dilihat dari diagram lingkaran arus gamban 1.11.
Tahanan asutnya diatur secara bentahap. Sakelar ini diperlengkapi
dengan sebuah kumparan tahan S yang menahan lengan kontaknya pada
kedudukari akhir. Jika lengan kontak ini lepas, sebuah pegas langkah balik
akan menariknya kembali ke kedudukan nol. Kumparan tahan S juga
berfungsi sebagai kumparan tegangan minimum.
Alat asut ini juga diperlengkapi dengan relais elektromagnetik F
sebagai pengaman arus maksimum. Relais ini dapat disetel antana 1,2 In - 1,8
In
14

Amperemeter A dimaksudkan sebagal kontrole, untuk mengetahui


kalau arus asutnya menjadi terlampau tinggi.

1.5.4. MEMBALIK ARAH PUTAR MOTOR ARUS SEARAH


Arah putar motor-motor arus searah dapat dibalik dengan mengubah
arah arusnya dalam kumpanan medan atau dalam angker. Dalam praktek
biasanya yang diubah adalah arah arus angker. Kalau arah arus medannya yang
diubah, kemungkinan terjdinya gangguan karena tegangan-tegangan induksi
yang timbul akan lebih besar.
Gambar 1.12 memperlihatkan sebuah motor seri dengan controller kecil
untuk membalik anah putarnya.
Gambar-gambar 1.13 dan 1.14 memperlihatkan sebuah motor shunt
dengan tahanan asut balik.
15
16

Gambar-gambar 1.15 dan 1.16 memperlihatkan sebuah motor kompon


dengan tahanan asut yang diperlengkapi dengan kumparan tegangan minimum
dan kumparan arus maksimum.
Setelah motor M dijalankan, handel tahanan asut ini akan ditahan pada
kedudukan akhirnya oleh medan magnet dan kumparan tegangan minimum Sp.
Kalau tegangannya turun, medan kumparan Sp ini akan menjadi terlalu lemah
sehingga tidak dapat menahan handelnya lagi. Sebuah pegas akan menarik
handel ini kembali ke kedudukan nolnya. Kalau tegangannya normal kembali,
tahanan asutnya sudah berada dalam posisi yang betul.
Medan shunt motor M dihubunkan seri dengan kumparan tegangan
minimum Sp. Karena itu kalau medan shunt ini diputuskan, handel tahanan
asutnya akan kembali ke kedudukan nol.
Kalau arusnya terlalu besar, kumparan tegangan minimum Sp akan
dihubungkan singkat oleh kontak kumparan arus maksimum St. Juga dalam hal
ini handel tahanan asutnya akan ditarik kembali ke kedudukan nolnya.
17

Gambar-gambar 1.17, 1.18 dan 1.19 memperlihatkan diagram-diagram


penyambungan untuk dua arah putar, masing-masing untuk motor seri. motor
shunt dan motor kompon. Biasanya diagram-diagram ini diberikan oleh pabrik
pembuat motornya.
Kalau dalam setiap kumparan arusnya mengalir dari terminal yang diberi
tanda huruf besar ke terminal dengan tanda huruf kecil, motor M akan berputar
kekanan jika dilihat dari sisi puli atau sisi kopelingnya. Komutatornya biasanya
berada di sisi yang lain.

1.5.5. CONTROLLER
Sebuah controller dapat membuat berbagai hubungan secara beruntun.
Dalam diagram, sebuah controller dapat dinyatakan sebagai kontak-kontak lepas
(gambar 1.20) atau sebagai bentangan (gambar 1.21). Dalam diagram-diagram
ini, kedudukan-kedudukan controllernya dinyatakan dengan angka Arab, jari-
jari kontaknya dengan huruf dan logam kontaknya dengan angka Romawi

Arti tanda-tanda dalam gambar 1.20. adalah sebagai berikut :


18

5 : kontaknya hanya dihubungkan sesaat sebelum kedudukan 5 hingga


sesaat sesudah kedudukan ini
1+3 : kontaknya dihubungkan sesaat sebelum kedudukan 1 hingga sesaat
sesudah kedudukan ini, dan sesaat sebelum hingga sesaat sesudah
kedudukan 3
1-4 : kontaknya dihubungkan sesaat sebelum kedudukan 1 hingga sesaat
sesudah kedudukan 4, tanpa pemutusan;
1/4 : kontaknya dihubungkan dalam kedudukan-kedudukan 1 sampai dengan
4, dengan pemutusan di antara kedudukan-kedudukan yang ditandai
dengan angka bulat.

Gambar 1.22 memperlihatkan diagram pengawatan sebuah controller


untuk motor seri. Gambar 1.23 memperlihatkan diagram lingkaran arusnya.
19

Dalam gambar-gambar ini kumparan BM ialah sebuah magnet hembus.


Latu yang timbul antara kontak-kontak controller kalau hubungannya
diputuskan, dihembuskan oleh magnet ini.
Dalam kedudukan 1, seluruh tahanan asut ini dihubungkan seri dengan
angker motor. Dalam kedudukan-kedudukan 2 sampai dengan 5, sedikit demi
sedikit tahanan asutnya dihubungkan singkat. Dalam kedudukan 5, motor M
mendapat tegangan jaring penuh.
Lintasan arusnya dapat dilihat dari diagram lingkaran arus gambar 1.23.
Dalam kedudukan 1, jari-jari kontak e dan f dihubungkan dengan logam
kontak I, dan jari-jari kontak g dan h dengan logam kontak II. Arusnya mengalir
dan P lewat Jari kontak 1, logam kontak I, jari kontak e, tahanan asut, magnet
hembus, kumparan seri dan angker motor, jari kontak g, logam kontak II dan
jari kontak h ke N.
Dalam kedudukan 2 arusnya mengalir dari P lewat jari kontak f, logam
kontak I, jari kontak d, sisa dan tahanan asut, magnet hembus, kumparan seri
dan angker motor, jari kontak g, logam kontak II dan jari kontak h ke N.
20

Gambar 1.24. memperlihatkan diagram pengawatan sebuah controller


untuk mengubah arah putar sebuah motor shunt. Gamban 1.25. memperlihatkan
diagram lingkaran arusnya.

Gambar 1.26 memperlihatkan sebuah controller untuk sebuah derek.


Gambar 1.27 memperlihatkan diagram lingkaran arusnya yang disederhanakan.
21

Untuk mengerek ke atas ada enam kedudukan. Lintasan arusnya dapat


dilihat dari diagram lingkaran arusnya. Selama mengerek ke atas, remnya tidak
dikenakan.
Kalau controllernya kemudian diputar kembali ke kedudukan nol,
bebannya belum turun, karena remnya dikenakan. Dalam kumparan magnet
pengangkat rem sekarang tidak mengalir arus.

Untuk menurunkan bebannya, controllernya harus diputar lebih lanjut ke


arah “rem” Sekarang bebannya akan turun dan memutar motor M.Jadi arah
putar motor ini, sebuah motor seri. membalik. Karena itu polaritas tegangan
yang dibangkitkan dalam motor juga membalik. Jadi motor M sekarang bekerja
sebagai generator. Arah arusnya dalam angker dan dalam kumparan medan
tidak berubah. Untuk memutan generator ini, bebannya harus memberi energi,
sehingga akan timbul efek rem. Dalam kedudukan 1 arah “rem” ini, tahanan
yang dihubungkan seri hanya kecil, jadi efek remnya kuat.
Kalau bebannya turun terlalu lambat, controllernya dapat diputar lebih
lanjut ke kedudukah-kedudukan berikutnya. Dengan demikian tahanan yang
dihubungkan seri akan menjadi makin besar, sehingga arus generatornya
berkurang. Jadi juga energi yang diperlukan untuk memutarnya akan berkurang.
Kalau bebannya ringan, controliernya diputar terus sampai kedudukan
nol lainnya. Sekarang remnya lepas, sehingga bebannya dapat turun tanpa
hambatan.
Kalau bebannya terlalu ringan sehingga tidak bisa turun sendiri,
controllernya diputar lebih lanjut kearah “turun”. Mesinnya sekarang bekerja
sebagal motor lagi, tetapi dengan arah putar yang berlawanan dengan arah putar
pada waktu naik. Remnya tetap lepas.
Sakelar-sakelar akhir S akan bekerja kalau bebannya dinaikkan
terlampau tinggi. Pemutusan sakelar-sakelar akhir ini harus berlangsung secara
paksa dan mekanis, dengan menggunakan sesedikit mungkin alat transmisi.

1.5.6. ALAT ASUT OTOMATIS


22

Gambar 1.28 memperlihatkan diagram lingkaran arus sebuah alat asut


otomatis dua langkah.

Untuk menghidupkan motor M dapat dipilih salah satu dari tiga cara berikut ini :
- dengan sakelar tumpuk Q1 : sakelar ini juga berfungsi sebagai sakelar pemisah
- dengan kontak kontinu Q2 : kontak ini dapat berupa kontak dari mulutnya sebuah
jam hubung, sebuah pelampung atau sebuah pengatur suhu.
- dengan tombol tekan jalan-stop 1 dan O : tombol ini berpegas.

Sakelar asut K1 ialah sebuah sakelar magnet. Kontak K1 : 2 diperlengkapi


dengan magnet hembus BM. Kontak K1 : ialah apa yangdinamakan sakelar hubungan
singkat. Kontak ini akan menutup kalau arus asut kejutnya sudah usai. Penguncian
sementaranya dilakukan dengan relais bantu K2.
Kalau motor M digunakan dengan tombol tekan I, didapat lingkaran arus
sebagai berikut :
P-sakelar pemisah Q1 – tombol tekan I – tombol tekan stop O – kontak termis
F1 – kumpulan sakelar magnet K1 – sakelar pemisah Q1 – N.
Setelah 1 dilepas, kontak K1 : 3 akan mengambil alih tugas I ini. Setelah
sakelar magnet K1 mendapat arus, kontak K1 : 2 akan menutup. Kontak K1 : 1 tetap
terbuka karena penguncian relais K2. Jadi motor M mulai jalan dengan tahanan arus
R1 dihubungan seri dengan angket motor.
Lingkaran arus asutnya ialah :
P – sakelar pemisah Q1 – tombol tekan 1 – tombol tekan stop O – kontak
termis F1 – kumpulan sakelar magnet K1 – sakelar pemisah Q1 – N.
Setelah 1 dilepas, kontak tekan K1 : 3 akan mengambil alih tugas 1 ini.
Setelah sakelar magnet K1 mendapat arus, kontak K1 : 2 akan menutup. Kontak K1 :
23

1 tetap terbuka karena penguncian relais K2. Jadi motor M mulai jalan dengan
tahanan asut R1 di hubungkan seri dengan angker motor.
Lingkaran arus asutnya ialah :
P – sakelar pemisah Q1 – relais termis F1 – angker B – b – relais termis F1 –
tahanan asut R1 – kontak sakelar magnet K1 : 2 – magnet hembus BM –
amperemeter A – sakelar pemisah Q1 – N.
Kalau putaran motor M meningkat, tegangan angkernya juga akan meningkat,
sehingga arus yang mengalir dalam relais K2 lewat tahanan seri R2 akan menjadi
makin besar. Karena itu penguncian kontak K1 : 1 akan lepas, sehingga tahanan asut
R1 dihubungkan singkat. Sekaligus lingkaran arus relais K2 diputuskan.
Kalau K1 diputuskan, lingkaran arus relais K2 ini akan dihubungkan lagi.
Kalau putaran motor M tidak meningkat cukup cepat, misalnya karena
bebannya besar, tahanan seri R2 akan dihubungkan singkat oleh relais dwilogam F2.
Dengan demikian relais K2 akan mendapat tegangan angker penuh, sehingga bekerja
lebih cepat.

1.5.7. LATIHAN
1. Mengapa motor-motor arus searah kecil dapat dijalankan tanpa tahanan asut ?
2. Arus asut motor arus searah biasanya dipilih berapa kali arus nominalnya ?
3. Apa tujuan kumparan tahan pada alat asut giling ?
4. Untuk membalik arah putar motor arus searah, biasanya yang diubah adalah
arah arus angkernya dan bukan arah arus medannya. Mengapa?
5. Apa tujuan magnet hembus dalam controller?
6. Uraikanlah lingkaran-lingkaran arus dan controller gambar-gambar 1.24 dan
1 .25 untuk kedudukan-kedudukan 1 dan 2 ke kiri dan kedudukan 1 ke
kanan.
7. Apa tujuan sakelar-sakelar akhir pada instalasi derek?
8. Uraikanlah dengan kata-kata anda sendiri cara kerja alat asut otomatis
gambar

1.6. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MOTOR-MOTOR ARUS SEARAH


1.61. PENGANTAR
Kecepatan putar motor arus searah dapat diatur dengan :
24

a. mengatur arus medannya;


b. mengatur tegangan angkernya;
c. mengatur kedua-duanya.
Dengan mengatur arus medannya kecepatan putar motornya hanya dapat
dibuat lebih tinggi daripada kecepatan normalnya, seperti dapat dilihat dari
rumus :
Et = cn 
Kalau kuat medannya dikurangi, kopelnya akan menjadi lebih kecil.
Akan tetapi motornya akan tetap memberi daya maksimumnya, karena
kecepatan putarnya meningkat.
Variasi kecepatan putar yang dapat dicapai dengan mengatur arus
medannya adalah 1 : 2.
Kalau kecepatan putar motor harus dapat diatur sampai di bawah
kecepatan putar normalnya, harus digunakan sebuah tahanan yang dihubungkan
seri dengan angker. Karena arus medannya sekarang tetap, motor ini dapat
memberi kopel maksimumnya. Akan tetapi daya yang diberikan oleh motor
sekarang lebih rendah. Sebagian dari energi yang diberikan kepada motor akan
hilang dalam tahanan pengatur yang dihubungkan seri dengan angker.
Biasanya tahanan seri untuk mengatur kecepatan putar ini juga dapat
digunakan sebagai tahanan asut. Tetapi sebaliknya tahanan asut tidak dapat
digunakan sebagai pengatur kecepatan putar, karena tahanan asut tidak dapat
menyalurkan panas yang timbul di dalamnya.
Dua cara pengaturan kecepatan tersebut di atas dapat juga
dikombinasikan.
Gambar 1.29 memperlihatkan grafik dari daya dan kopel sebagai fungsi
dari kecepatan putar, untuk pengaturan angker maupun pengaturan medan.
Kemungkinan pengaturan kecepatan dengan pengaturan angker hampir
tanpa batas. Akan tetapi kalau kecepatan putarnya rendah, pendinginan
motornya akan menjadi kurang. Karena itu kalau motornya harus digunakan
lama dengan kecepatan rendah, harus digunakan motor yang lebih besar, atau
motor dengan pendinginan paksa (gambar 1.30).
25

Pengaturan kecepatan putarnya dapat dilakukan misalnya dengan


menggunakan :
a. sebuah tahanan pengatur medan, seperti dalam gambar-gambar 1.4 dan 1.6
b. sebuah transformator pengatur dengan penyatu arah,
c. pesawat-pesawat penyatu arah yang dapat diatur
d. pesawat pengubah berputar (Ward-Leonard)

1.6.2. TEKNIK PENGEMUDIAN DAN PENGATURAN


Pada proses pengemudian suatu kuantitas fisis tertentu dipengaruhi oleh
kuantitas fisis lain.
26

Kecepatan putar sebuah motor arus searah misalnya dapat dipengaruhi


dengan tahanan yang dihubungkan seri dengan angker motor. Gambar 1.31
memperlihatkan diagramnya. Penyetelah tahanan seri tersebut merupakan
kuantitas masuknya (input), dan kecepatan putar angkernya adalah kuantitas
hasilnya (output).

Penyetelan tahanan sari itu membeni sinyal kemudinya. Penyetelan ini


menentukan arus angker (kuantitas penyetelan), dan juga penyaluran energi ke
motor (lihat juga gambar 1,32).
Kalau tegangan suplainya konstan dan bebannya juga konstan,
kecepatan putarnya hanya akan tergantung pada penyetelan tahanan seri itu.
Kalau tegangan suplainya berubah, kecepatan putarnya juga akan berubah.
Demikian pula kalau bebannya berubah. Pada proses pengemudian, pengaruh
gangguan-gangguan ini tidak dihilangkan. Kuantitas masuk tidak dipengaruhi
oleh kuantitas hasilnya. Jadi pengemudiannya dilakukan dengan lingkaran
kemudi terbuka.

Gambar 1.32. memperlihatkan diagram bloknya. Rangkaian dengan


tahanan seri ini bekerja tanpa sumber energi bantu. Sinyal kemudinya sekaligus
benfungsi sebagai kuantitas masuk. Energi yang diperlukan didapat dari
tahanan seri yang digunakan.
27

Pada lingkaran kemudi dengan sumber energi bantu, sinyal kemudinya


dikuatkan dahulu. Untuk memperoleh kuantitas masuknya diperlukan energi.
Energi ini didapat dari suatu sumber energi tersendiri. Sinyal kemudinya
mengemudikan sumber energi tersendiri ini. Pada cara pengemudian dengan
sumber energi bantu ini biasanya kerugian energinya lebih kecil.
Untuk pengemudian dengan sumber energi bantu digunakan misalnya
sakelar, transistor, thyristor dan transduktor.
Supaya kecepatan putar motornya bisa konstan kalau bebannya
berubah, kuantitas masuknya harus dipengaruhi oleh kuantitas hasilnya.
Prosesnya sekarang tidak lagi dinamakan pengemudian, tetapi pengaturan.
Pengaruh kuantitas hasil atas kuantitas masuk itu disebut umpan balik.
Dengan adanya umpan balik ini, rangkaiannya sekarang menjadi suatu
lingkaran atur tertutup.
Seperti juga lingkaran kemudi, lingkaran-lingkaran atur dapat bekerja
tanpa atau dengan sumber energi bantu. Sebuah seterika listrik dengan
pengatur suhu dwilogam misalnya merupakan suatu lingkaran atur tanpa energi
bantu.
Lingkaran atur tertutup banyak digunakan dalam proses-proses
otomatis, misalnya untuk mengatur kecepatan putar motor, untuk mengatur
suhu atau kuantitas lain, supaya tetap sama dengan nilai yang ditentukan.

Gambar 1.33. memperlihatkan diagram blok suatu lingkaran atur


tertutup untuk mengatur kecepatan putar sebuah motor. Dalam diagram ini
dapat dibedakan :
a. Kuantitas yang harus diatur : dalam hal ini kecepatan putar motor.
b. Nilai setel atau nilai tera, atau juga disebut nilai referensi (Solwert). Nilai ini
berasal dari pemberi nilai referensi, biasanya sebuah potensiometer.
28

c. Organ ukur. Organ ini memberi nilai pengukurannya (Istwert. Sebagai organ
ukur sering digunakan sebuah tachogenerator yang dihubungkan dengan
poros motor. Tegangan tachogenerator ini sebanding dengan kecepatan
putarnya.
d. Organ pembandlng. Dalam organ ini nilai setelnya (Solwert) dibandingkan
dengan nilai pengukuran yang sesungguhnya (Iswert). Beda antara dua nilai
ini dimasukkan ke organ pengatur.
e. Organ pengatur. Organ ini mengubah sinyal perbedaan yang diterima dan
organ pembanding menjadi suatu sinyal hasil, yang kemudian dimasukkan
ke organ koneksi dalam bentuk suatu impuls komando. Bentuk sinyal hasil
ini tergantung pada jenis pengaturan yang digunakan. Sedangkan jenis
pengaturan ini tergantung pada fungsi proses pengaturan yang dikehendaki.
f. Organ koreksi. Organ ini memperbaiki kecepatan putar motor sehingga
kembali ke nilai setelnya. Sebagai organ koreksi dapat digunakan misalnya
suatu rangkaian thyristor atau rangkaian transduktor.
Ada tiga jenis pengaturan tunggal, yaitu pengaturan praporsional (P),
pengaturan integral (I), dan pengaturan diferensial (D). Sering juga digunakan
suatu kombinasi dari tiga jenis ini.
Pengaturan-P
Pada pengaturan proporsional, sinyal hasil dan organ pengatur
berbanding lurus dengan sinyal masuknya. Kelemahan pengaturan-P ini ialah
kerjanya yang lambat.
Cara kerja pengaturan-P ialah sebagai berikut :
- Kalau beban motor berubah, kecepatan putarnya akan berubah. Karena itu
tegangan organ ukurnya akan berubah.
- Beda antara nilai setel dan nilai pengukuran ini diteruskan oleh organ
pembanding ke organ pengatur sebagai sinyal masuk.
- Organ pengatur ini memberi sinyal hasil yang sebanding dengan sinyal
masuknya. Sinyal hasil ini diteruskan ke organ koreksi yang kemudian
memperbaiki kecepatan putar motor, hingga kembali ke nilai setelnya.
Karena kerja pengaturan-P ini lambat, kalau terjadi perubahan beban,
kecepatan putarnya akan mengayun sekitar nilai setel.
Pengaturan-L
29

Pada pengaturan integral ini, kecepatan perubahan sinyal hasil dari


organ pengatur sebanding dengan nilai sinyal masuknya.
Jika perubahan kecepatan putarnya besar, kecepatannya akan lebih
cepat kembali ke nilai setel dari pada kalau digunakan pengaturan-P.
Pengaturan-D
Pada pengaturan diferensial, sinyal hasil dari organ pengatur sebanding
dengan kecepatan perubahan sinyal masuknya.
Kalau perubahan kecepatan putarnya besar, sinyal hasilnya akan sangat
besar.
Karena itu dalam waktu singkat kecepatan putarnya akan kembali ke
nilai setel. Pada pengaturan-D ini, sinyal hasilnya bersifat mendahului .
Kombinasi-kombinasi yang banyak digunakan ialah :
Pengaturan-PI
Pengaturan ini suatu pengaturan proporsional dengan pemulihan yang cepat.
Pengaturan-PD
Pengaturan ini suatu pengaturan proporsional dengan sifat diferensial. Pada
awal penyimpangan efek pemulihannya sangat besar, kemudian menjadi
normal. Dengan pengaturan-PD. penyimpangan kecepatan putar yang diperoleh
akan lebih kecil daripada kalau digunakan pengaturan-P.
Pengaturan PID
Pengatuan ini suatu pengaturan-P dengan sifat mendahului dan pemulihan
cepat.
Gambar 1.34. memperlihatkan sinyal-sinyal hasil dari organ pengatur berbagai
jenis pengaturan, dengan sinya! masuk yang sama.
30

1.6.3. KUADRAN-KUADRAN PADA PENGATURAN KECEPATAN PUTAR


Sebuah motor dapat bekerja dalam salah satu dari empat kuadran yang
digambar dalam gamban 1.35. Kuadran-kuadran ini terutama penting kalau
digunakan penyatu arah untuk suplai motor.
Kuadran I : kopel dan kecepatan putarnya positit, motornya menggerakkan.
Kuadran II : kopelnya negatif dan kecepatan putarnya positif; motornya
merem.
Kuadran III : kopel dan kecepatan putarnya negatif; motornya
menggerakkan ke arah berlawanan
Kuadran IV : kopelnya positif, kecepatan putarnya negatif; motornya
berputar ke arah berlawanan dan merem.
Karena kopel sebanding dengan arus, dan kecepatan putar sebanding
dengan tegangan, dalam kuadran-kuadran I dan III motornya memerlukan
energi. Dalam kuadran-kuadran II dan IV, motornya bekerja sebagai generator,
jadi menyerahkan energi kepada jaringan.
31

1.6.4. TRANSFORMATOR PENGATUR DENGAN PENYATU ARAH


Motor arus searah dapat diberi suplai dari jaringan arus bolak-balik
dengan menggunakan penyatu arah. Pengaturan kecepatan putarnya dapat
dilakukan dengan sebuah transformator pengatur. Cara ini sangat sederhana.
Gambar 1.36 memperlihatkan diagramnya. Sebagai transformator pengatur
banyak digunakan pengatur induksi. Pengatur ini tidak memiliki sikat atau
gelang seret. Untuk mengubah kedudukannya dapat digunakan sebuah
servomotor.
Jenis penggerakan ini bekerja dalam kuadran I dan antara lain
digunakan untuk mesin ekstrusi.

1.6.5. PENYATU ARAH YANG DAPAT DIATUR (THYRISTOR)


Dengan menggunakan penyatu arah silikon yang dapat dikemudikan
(thyristor), dapat dibuat unit-unit suplai yang kompak, tanpa bagian-bagian
yang bergerak. Rangkaian motor dengan thyristor dapat juga memberikan
energi kembali kepada jaringan. Jadi dapat bekerja dalam empat kuadran.
Gambar 1.37 memperlihatkan karakteristik sebuah dioda penyatu arah
biasa. Grafik ini memperlihatkan arus dioda sebagai fungsi dari tegangan. Ke
arah maju, arusnya besar walaupun tegangan diodanya sangat rendah. Jadi
untuk arah ini tahanannya rendah. Sebaliknya, tahanan dioda untuk arah balik
sangat besar.
32

Sebuah thyristor memiliki sebuah elektroda bantu atau elektroda


kemudi. Dalam keadaan normal, sebuah thyristor hampir tidak menghantarkan
arus, juga tidak ke arah maju. Baru kalau elektroda bantunya diberi tegangan
impuls, thyristor ini dapat menghantarkan ke arah maju, dari karakteristiknya
berubah menjadi karakteristik sebuah dioda biasa (lihat gambar 1.38). Kalau
karena sesuatu hal arus thyristor menjadi nol, thyristor ini akan kembali ke
keadaannya semula dan tidak menghantarkan lagi, sampai elektroda bantunya
mendapat tegangan impuls baru.

Gambar 1.39 memperlihatkan apa yang akan terjadi kalau sebuah


thyristor dihubungkan dengan tegangan bolak-balik.
33

Pada keadaan a, impuls penyalanya diberikan pada saat tegangannya


menjadi positif, sehingga arusnya dapat mengalir selama setengah perioda
penuh.
Pada keadaan-keadaan b dan c. impuls penyalanya diberikan lebih
lambat. Jadi arusnya hanya dapat mengalir selama sebagian dari setengah
perioda saja.
Hasilnya ialah suatu tegangan searah yang variabel, dengan riak yang
besar. Bagian dan setengah perioda, di mana thyristornya menghantarkan arus,
dinamakan sudut buka atau sudut hantar. Untuk keadaan sudut ini sama dengan
180°, untuk b 1200 dan untuk c 600
Seperti juga dioda, thyristor-thyristor biasanya digunakan dalam
rangkaian jembatan. Gambar 1.40. memperlihatkan rangkaian jembatan yang
dikemudikan penuh dan gambar 1.41 suatu rangkaian jembatan yang setengah
dikemudikan.
Rangkaian jembatan yang dikemudikan penuh.dapat bekerja dalam dua
kuadran. Motornya akan merem kalau bekerja sebagai generator.
Kalau rangkaian jembatan yang dikemudikan penuh ini diperlengkapi
dengan sakelar untuk membalik arus angker atau arus medan, arah putar
motornya dapat juga dibalik. Jadi dalam hal ini rangkaian ini dapat bekerja
dalam empat kuadran.
Rangkaian jembatan yang setengah dikemudikan hanya dapat bekerja
dalam kuadran pertama saja. Motornya hanya dapat bekerja sebagai motor.
Karena hanya memerlukan dua thyristor, rangkaian ini lebih murah.
34

Untuk mengatur kecepatan putar alat-alat listrik kecil, misalnya alat


aduk (mixer) dan bor tangan, digunakan rangkaian pengatur dengan satu
thyristor. Alat-alat listrik kecil ini memiliki motor universal, yaitu sebuah
motor seri arus bolak balik fasa-satu (lihat gambar 7.2).
Gambar 1.42 memperlihatkan diagram dasar rangkaian pengaturnya.
Kecepatan putar motor M ditentukan oleh arus angkernya. Sebuah thyristor
yang dihubungkan seri dengan angker dan kumparan medan, dapat mengatur
arusnya, jadi juga kecepatan putar motor M. Thynistor mi akan menyala, kalau
tegangan antara elektroda kemudi dan katodanya (Ugk) sama dengan tegangan
penyala yang diperlukan. Dengan mempercepat atau memperlambat saat
penyalaannya, sudut bukanya dapat diperbesar atau diperkecil.
Tegangan Ugk sama dengan selisih antara tegangan setel atau tegangan
referensi Uref dan teganan lawan dalam angker motor, jadi :
Ugk = Uref – Et’

Tegangan lawan Et sebanding dengan kecepatan putar motor M.


Kalau Uref ditingkatkan, Ugk akan naik. Jadi thyristornya akan membuka
lebih cepat dan kecepatan putar motor M akan meningkat. Kalau Uret
dikurangi, akan terjadi sebaliknya.
Kalau beban motor M ditingkatkan, kecepatan putarnya akan
berkurang. Sehingga akan menurun. Karena itu tegangan kemudian U gk akan
meningkat, sehingga thyristornya akan lebih cepat menyala. Dengan demikian
kecepatan putar motor M meningkat lagi.
35

Gambar 1.43. memperlihatkan diagram suatu rangkaian praktis. Tujuan


bagian-bagian dari rangkaian ini ialah :
— Potensiometer R2 : untuk mengatur kecepatan putar motor M secara
kontinu.
— Dioda V1 : untuk mengamankan batasan antara lapisan kemudi dan lapisan
katoda dalam thyristor V3 terhadap tegangan yang terlalu tinggi, pada
waktu thyristor ini tidak menghantarkan. Dioda ini juga diberi nama dioda
roda gaya.
— Diode V2 : untuk mencegah terjadinya kerugian energi dalam tahanan-
tahanan R1, R2 dan R3 selama thyristor V3 tidak menghantarkan, jadi
selama setengah perioda negatif dari tegangan suplai.
— Tahanan R3 : tahanan ini menentukan kecepatan putar terendah yang dapat
dicapai.
— Kondensator C : untuk mencegah terjadinya osilasi pada kecepatan putar
rendah dan kopel kecil, dengan menunda saat penyalaan thyristor V3.
Dengan rangkaian ini, kecepatan putar motor M dapat diatur sampai
perbandingan 3 : 1.
Gamban 1.44. memperlihatkan diagram suatu rangkaian chopper (to
chop = memotong). Rangkaian ini digunakan dalam kendaraan yang dijalankan
dengan baterai aki, misalnya forklift dan mobil susu. Sebagai motor penggerak
digunakan sebuah motor seri.
36

Kalau digunakan tegangan bolak-balik, arus thyristor akan terhenti


sendiri pada saat tegangannya menjadi nol. Tetapi dengan tegangan searah,
seperti dalam rangkaian gambar 1.44, thyristor V1 harus dipadamkan dengan
suatu impuls lawan untuk menghentikan arusnya.
Cara kerja rangkalan gambar 1.44, ialah sebagai berikut :
— Sebelum thyristor V1 dinyalakan, thyristor V2 dinyalakan lebih dahulu.
— Selama V2 menghantarkan, kondensator C akan diisi sampai tegangannya
mendekati tegangan suplai.
— Kalau kondensator C sudah penuh, thyristor V2 akan padam.
— Kalau kemudian thyristot V1 dinyalakan, kondensator C dapat
mengosongkan muatannya lewat dioda V3 dari kumparan L.
— Karena swa-induksi kumparan L. kondensator C akan diisi lagi, tetapi
sekarang dengan polaritas berlawanan.
— Kondensator C sekarang tidak dapat mengosongkan muatannya lagi karena
dihalangi oleh dioda V3
— Setelah arus kemudi V1 diputuskan dan V2 dinyalakan, thyristor V1 akan
mendapat tegangan lawan dan tegangan kondensator C. Karena itu V 1 akan
padam.
Untuk menyalakan thyristor-thyristor V1 dan V2 digunakan generator
pulsa C.
Generator ini memberi pulsa-pulsa kepada elektroda kemudian dari
kedua thynistor tersebut.
Karena suplainya diputuskan, dalam angker dan medan motor M akan
timbul tegangan induksi. Dioda jalan bebas V4 diperlukan untuk membentuk
suatu rangkaian tertutup bagi tegangan induksi ini.
37

Gambar 1.45 memperlihatkan suatu rangkaian motor penggerak zirus


searah yang dapat diatur, dengan suplai arus bolak-balik fasa-tiga.
Nilai teranya diberikan oleh potensiometer 1. Tachogenerator T
memberi nilai pengukurannya.

Kalau nilai pengukuran ini tidak sama dengan nilai tera pengatur 2 akan
bertindak, sampai kedua nilai tersebut menjadi sama.
Kuantitas yang diawasi bisa lebih dari satu, misalnya pengaturan
kecepatan putar, dikombinasi dengan pembatasan arus.
Kecepatan putarnya diukur dengan sebuah tachogenerator. Arusnya
diukur dengan sebuah transformator arus di sisi arus bolak-balik (lihat gambar).
Kuantitas-kuantitas ini diolah dalam pengatur arus 3. Sinyal selisihnya
kemudian dimasukkan ke penguat pemberi pulsa 4. Penguat ini menghasilkan
pulsa untuk organ koreksi, dalam hal ini suatu rangkaian jembatan thyristor
yang dikemudikan penuh.

1.6.6. PENGATURAN DENGAN TRANSDUKTOR


Untuk mengatur kecepatan putar motor dapat juga digunakan sebuah
transduktor. Kelebihan transduktor ini ialah lebih kuat dan tahan terhadap
beban-lebih yang besar.
38

Sebuah transduktor dapat dianggap sebagai suatu kumparan hambat


yang dapat diatur. Biasanya transduktor ini terdiri dari dua inti yang
digabungkan (gambar 1.46), dengan karakteristik magnetisasi seperti gambar
1.47. Masing-masing inti memiliki kumparan beban. Arus bebannya mengalir
dalam kumparan-kumparan ini. Beban yang harus diatur (Rb) dihubungkan seri
dengan kumparan-kumparan beban (gambar 1.48).
Selain itu inti-inti tersebut memiliki satu atau beberapa kumparan
kemudi bersama.
Kalau dalam kumparan beban ada arus, dalam kumparan kemudi akan
diinduksi suatu tegangan bolak-balik. Tegangan induksi ini mempengaruhi
pengemudiannya. Kalau kumparan bebannya dibagi dua dan dihubungkan
sedemikian hingga tegangan induksi yang dibangkitkan oleh masing-masing
bagian itu saling menghapus, tegangan induksi dalam kumparan kemudi akan
nol.
Kalau arus dalam kumparan kemudi sama dengan nol, impedansi
kumparan-kumparan beban akan besar. Dalam hal ini transduktornya dapat
dianggap sebagai suatu kumparan hambat.
Kalau kumparan kemudinya diberi arus searah, inti-inti transduktor
akan mndapat magnetisasi awal. Kalau arus searah ini sedemikian besar hingga
Inti transduktor menjadi jenuh, impedansi kumparan-kumparan bebannya akan
sangat kecil, dan kira-kira sama dengan tahanan ohmnya.
Dengan mengatur arus kemudinya, magnetisasi awal inti-inti
transduktor dan dengan demikian juga impedansi kumparan-kumparan
bebannya, dapat diatur.
39

Kumparan kemudinya memiliki sejumlah besar lilitan. Karena itu arus


kemudi kecil dapat mengatur arus beban yang besar. Jadi sebuah transduktor
adalah suatu penguat magnetik.
Transduktor yang diuraikan di atas ialah sebuah transduktor dengan
pengemudian arus. Arus kemudinya mengatur arus dalam kumparan-kumparan
beban dan transduktor. Perubahan dari tahanan beban hampir tidak
mempengaruhi perubahan arusnya.
Kalau misalnya tahanan bebannya menjadi lebih kecil, arus yang
mengalir dalam kumparan beban akan meningkat sedikit. Kejenuhan Inti
transduktor berkurang. Jadi impedansi kumparan bebannya meningkat, maka
juga tegangan pada kumparan beban. Karena itu tegangan pada tahanan beban
akan turun, sehingga arusnya hampir tidak berubah.

Dalam gambar 1 .49, seri dengan tiap-tiap kumparan beban


dihubungkan sebuah penyatu arah dengan polaritas berlawanan. Karena itu
selama setengah perioda positif dan arus bolak-balik suplai, akan mengalir arus
dalam kumparan beban yang satu, dan selama setengah perioda negatif dalam
kumparan beban lainnya. Karena lilitan kumparari-kumparan beban ini
berlawanan arah, Inti transduktornya akan mendapat magnetisasi awal.
Transduktor ini memiliki sifat menjenuhkan diri sendiri. Kerjanya berlawanan
dengan kerja sebuah rangkaian transduktor tanpa penyatu arah. Kalau sekarang
arus kemudinya nol, ini pedansi kumparan-kumparan bebannya akan rendah,
karena Inti transduktor dalam keadaan jenuh. Kalau ada arus kemudi, kejenuhan
Inti transduktor justru akan berkurang, sehingga impedansi kumparan-kumparan
bebannya akan meningkat.
40

Keuntungan rangkaian ini ialah, arus kemudian yang diperlukan


sekarang lebih kecil. Jadi penguatannya lebih besar. Rangkaian ini ialah sebuah
transduktor dengan pengemudian tegangan. Arus kemudinya mengatur
tegangan pada transduktor. Kalau sekarang tahanan bebannya menjadi lebih
kecil, arus dalan, tahanan beban ini akan menjadi lebih besar. Inti transduktor
menjadi lebih jenuh, sehingga impedansi kumparan-kumparan bebannya
menurun sedikit. Rugi tegangan dalam kumparan beban, dan juga dalam
tahanan beban, hampir tidak berubah.

Gambar 1.50. rnemperlihatkan sebuah rangkaian untuk pengaturan


kecepatan putar dengan menggunakan sebuah transduktor. Dalam rangkaian ini
kecepatan putarnya tetap, same dengan nilai setelnya, dan tidak tergantung
pada bebannya.
Untuk pengaturannya digunakan suatu pengubah Ward Leonard. Dalam
beban transduktor terdapat suatu rangkaian jembatan penyatu arah yang
memberi arus searah untuk medan kemudi dan generator G.
Tachometer T membangkitkan tegangan yang tergantung pada
kecepatan putarnya, yaitu tegangan kemudian untuk transduktor. Arus kemudin
dalam kumparan kemudi transduktor berlawanan dengan arus dalam kumparan
beban.
Kalau beban generator arus searah 6 berkurang, kecepatan putarnya
akan meningkat. Karena itu arus kemudi akan meningkat. Kejenuhan Inti
transduktor akan berkurang, sehingga impedansi kumparan bahannya
meningkat. Karena itu arus akan berkurang, jadi juga kuat medan generator 6,
41

sehingga tegangan generator ini akan turun. Jadi arus angker motor M akan
lebih kecil, sehingga kecepatan putarnya akan turun.
Kalau bebannya meningkat akan terjadi sebaliknya.
Penyetelan kecepatan putar yang dikehendaki dilakukan dengan suatu
kumparan kemudi kedua yang dihubungkan dengan suatu tegangan searah yang
dapat diatur. Arus setel I V berlawanan dengan arus l yang mengalir dalam
kumparan kemudi yang pertama. Dalam transduktor, kedua arus I V dan IS ini,
jadi nilai setel dan nilai yang sebenarnya, dibandingkan.
Kalau dikehendaki kecepatan putar yang lebih tinggi, tegangan searah
Harus dinaikkan. Kalau U V, dinaikkan, arus IV juga akan naik. Untuk
mengimbangi pengaruh I V yang lebih besar ini, diperlukan arus IS yang lebih
besar, jadi kecepatan putar yang lebih tinggi.
Dengan dua kumparan kemudi ini, transduktornya akan memiliki
pengaturan-P.
Paralel dengan kumparan kemudi yang pertama, dihubungkan suatu
kumparan kemudi ketiga dengan rangkaian AC. Dalam rangkaian RC ini hanya
akan ada arus kalau kecepatan putar motor M berubabh, jadi kalau US berubah.
Arus kondensator ini, yang juga mengalir dalam kumparan kemudi ketiga
tersebut, akan memberbesar pengaruh pengemudiannya. Karena itu penguatan
transduktor akan lebih besar, terutama kalau perubahan kecepatan putar motor
M besar.
Rangkaian transduktor ini sekarang akan memiliki pengaturan - P.

1.6.7. PENGUBAH BERPUTAR (PENGUBAH WARD-LEONARD)


Penggerakan dengan rangkaian Ward-Leonard dapat bekerja dalam
empat kuadran, dan tahan terhadap beban-lebih.
Kalau penggunaannya tidak kontinyu, dapat digunakan mesin-mesin
kecil.
Pengaturannya dapat dilakukan secara otomatis.
Pengaturan kecepatan putar motornya (M2 dalam gambar 1.51) dapat
berlangsung dengan enak. Tegangan suplai untuk motor ini diperoleh dari
sebuah generator tersendiri (G2). Tegangan generator ini dapat diatur sesuka
kita.
42

Kumparan medan generator G2 mendapat suplai dari sebuah generator


arus searah kecil (G1 dalam gambar 1.51). Seri dengan kumparan medan
generator G1 dan kumparan medan generator G2 dihubungkan tahanan pengatur
Rangkaian Ward-Leonard mi memerlukan lebih banyak mesin, tetapi
dapat menghemat sakelar-sakelar yang berat. Motornya dapat dikemudikan
dengan menggunakan sebuah tahanan pengatur yang sederhana dalam
rangkaian medan generator G2
Angker generator G2 selalu dihubungkan dengan angker motor M2. Jadi
dalam lingkaran arus ini tidak diperlukan sakelar.
Kalau rangkaian ini misalnya digunakan untuk sebuah lift atau derek,
maka motor M2 adalah motor lift atau motor dereknya, dan diberi suplai dan
generator C2. Generator C2 ini digerakkan oleh motor asinkron M1. Motor
utama ini mendapat suplai dan jaringan listrik fasa-tiga kecepatan putarnya
sedikit di bawah kecepatan putar sinkronnya.

Kalau beban dereknya diturunkan, atau liftnya sedang turun, motor M2


akan bekerja sebagai generator dan generator G2 sebagai motor. Arah arus
dalam angker M2 dan angker G2 sekarang membalik. Generator G2, yang
sekarang bekerja sebagai motor, menggerakkan motor M1. Kalau kecepatan
43

putarnya melebihi kecepatan putar sinkronnya, motor M1 ini akan memberi


energi kepada jaringan.
Kalau motor M2 tidak digunakan, beban generator C2 akan sarna
dengan nol tahanan pengatur medannya berada di kedudukan nol. Akan tetapi
karena magnet remanen yang ada, generator ini masih membangkitkan sedikit
tegangan. Karena itu dalam motor M2 akan adaarus kecil, yang kadang-kadang
masih bisa menyebabkan M2 berputar. Untuk mencegah ini, motor M2
adakalanya diperlengkapi dengan rem magnet angkat. Pada saat tahanan
pengatur medan dan generator C2 diputar dan kedudukan nolnya, magnet
tersebut mendapat anus, sehingga remnya akan lepas.
Arah putar motor M2 dapat dibalik dengan menggunakan sebuah
tahanan pengaturbalik (gambar 1.52).
Gambar 1.53 memperlihatkan diagram dasar suatu rangkaian Ward-
Leonard yang diperlengkapi dengan tahanan pengatur balik untuk medan
generatornya dan dengan tahanan pengatur untuk medan motornya.
44

Kedua amperemeter dalam rangkaian gambar 1.53 dimaksudkan


sebagal kontrole untuk mencegah terjadinya beban-lebih.
Keuntungan-keuntungan rangkaian Ward-Leonard ml ialah:
a. kemungkinan pengaturan kecepatan putarnya sangat besar (1 : 30);
b. pada saat mulai dijalankan, tegangan generator yang kedua (G 2 dalam
gambar 1.51) rendah. Karena satu kejutan-kejutan arus dalam
jaringan yang disebabkan oleh motor utama (M1 dalam gambar 1.51),
sangat kecil. Ini terutama penting kalau motor ini besar dan harus
sering dihidupkan dan dimatikan
c. sangat dapat diandalkan;
d. tahan terhadap perlakuan kasar

Kelemahan-kelemahannya ialah :
a. rendemennya rendah;
b. memerlukan tempat yang agak luas;
c. gangguan suara
Gambar 1.54 memperlihatkan sebuah diagram lingkaran arus
yang disederhanakan dan sebuah mesin pengubah Ward-Leonard.
Kumparan medan motorarus searahnya dihubungkan dengan sebuah
rangkaian penyatu arah, dan kumparan medan generatornya dengan
transduktor T. Di depan transduktor ini terdapat penguat awal V dalam
penguat ini tegangan pengukurannya (um) dibandingkan dengan
tegangan referensi Ur
Kalau Um lebih kecil daripada Ur., transduktor T akan memberi
arus lebih besar kepada kumparan medan generator G, sehingga
tegangan generator ini akan meningkat, sampai tegangan U m kembali
sama dengan tegangan reterensi.
Tahanan seri R dalam rangkaian angker sama dengan tahanan
angker Ra dan motor arus searah M. Tahanan R1 sama dengan R2.
Tegangan pengukuran Um sama dengan :
Um = ½ Ug – Ia Ra = ½ [(Ug – Ia Ra) – Ia Ra]
45

Jadi Um sebanding dengan tegangan lawan dan motor searah M (lihat


gambar 1.2). Karena kuat medan motor ini (O) tetap, kecepatan
putarnya sebanding dengan tegangan lawan ini Jadi Um memang ukuran
yang tepat untuk kecepatan putar motor searah M

Di atas sudah dijelaskan bahwa tegangan generator G diatur


secara .otomatis oleh transduktor T, sedemikian hingga U m = Ur Jadi
nilai tegangan referensi Ur ini menentukan kecepatan putar motor
penggerak M.
Tegangan referensi Ur diberikan oleh unit Ref. Begitu kontak 1
dan kontak 2 dihubungkan, tegangan Ur akan meningkat sampai suatu
nilai yang ditentukan oleh penyetelan tahanan R3 - Kalau kemudian
kontak 2 dibuka, sedangkan kontak 1 tetap dihubungkan, tegangan U r
akan turun sampai suatu nilai yang ditentukan oleh penyetelan tahanan
R4. Kecepatan meningkatnya atau menurunnya tegangan referensi Ur,
jadi juga dan kecepatan putar motor M, dapat diatur dengan tanahan-
tahanan R5 dan R6.
46

Arah putar motor M dapat dibalik dengan sakelar “naik” dan


sakelar “turun”.
Rangkaian ini antara lain digunakan untuk jembatan angkat.

1.6.8. LATIHAN
1. Bagaimana cara mengatur kecepatan putar motor arus searah? Sebutkanlah
sifat-sifat spesifik daRI masing-masing cara pengaturan ini.
2. Kalau kecepatan putar sebuah motor diatur sampai rendah, akan timbul
kesulitan berhubung dengan pendinginannya.
Bagaimana cara mengatasinya dalam praktek?
3. Apa yang dimaksud dengan pengemudian?
4. Apa yang dimaksud dengan kuantitas masuk, kuantitas penyetelan dan
kuantitas hasil dalam suatu lingkaran kemudi terbuka?
Jelaskanlah dengan sebuah contoh.
5. Apakah keuntungan penggunaan sumber energi bantu untuk mengemudikan
suatu lingkaran kemudi?
6. Apakah perbedaan antara lingkaran kemudi terbuka dan lingkaran atur
tertutup?
7. Apakah tujuan umpan batik dalam lingkaran atur tertutup?
8. Kecepatan putar sebuah motor hendak diatur supaya konstan. Uraikanlah
dengan bantuan sebuah diagram blok pelaksanaan pengaturannya.
9. Jenis-jenis pengaturan tunggal apakah yang anda kenal?
Apakah perbeciaan apesifik antara jenis-jenis pengaturan ini?
10. Apakah keuntungan pengaturan-PD terhadap pengaturan-P?
11.Apakah keuntungan pembagian dalam kuadran-kuadran pada pengaturan
kecepatan putan?
12. Apa yang dimaksud dengan sudut buka sebuah thyristor?
13. Thyristor-thynistor dapat digunakan dalam rangkaian jembatan yang
dikemudikan penuh, atau dalam rangkaian jembatan yang setengah
dikemudikan. Apakah bedanya, juga dalam penggunaannya?
14. Rangkaian jembatan yang dikemudikan penuh dapat dibuat sedemikian
hingga dapat bekerja dalam empat kuadran. Bagaimana caranya?
47

16. Kecepatan putar sebuah motor universal dapat diatur dengan


menggunakan sebuah thyristor. Gambarlah diagram dasar rangkaiannya
dan uraikanlah cara kerjanya.
16. Uraikanlah cara kerja suatu rangkaian pengatur praktis dengan satu
thyristor untuk mesin bor tangan listrik. Jelaskanlah tujuan masing-masing
bagiannya.
17. Bagaimana cara menghidupkan dan mematikan thyristor-thyristor dalam
suatu rangkaian chopper?
18. Apakah tujuan dioda jalan bebas dalam rangkaian chopper?
19. Rangkaian jembatan thyristor dapat digunakan untuk mengemudikan dan
mengatur sebuah motor arus searah secara otomatis, dengan suplai arus
bolak-balik fasa-tiga. Uraikanlah secara singkat cara kerjanya.
20. Bagaimanakah konstruksi sebuah transduktor? Uraikahlah cara kerjanya.
21. Impedansi kumparan beban sebuah transduktor tergantung pada apa?
22. Apakah perbedaan antara sebuah transduktor dengan pengemudian arus
dari sebuah transduktor dengan pengemudian tegangan?
23. Bagaimana cara memperoleh pengaturan-PD dengan transduktor?
24. Bagainiana cara pengaturan kecepatan putar dengan rangkaian Ward-
Leonard? Bagaimana sifat-sifat rangkaian ini, dan di manakah Ia
digunakan?
25. Untuk sebuah jembatan angkat digunakan rangkaian Ward-Leonard untuk
menggerakkan motornya. Pada suatu saat ternyata bahwa kWh-meternya
membalik. Jelaskanlan sebab-sebabnya.
26. Uraikanlah dengan kata-kata anda sendiri öara kerja rangkaian Ward-
Leonard dengan bantuan diagram lingkaran arus gambar 1.54.

Menggambar
1. Gambarlah di atas kertas ukuran A3 diagram pengawatan dua generator
kompon yang dihubungkan paralel, menurut diagram dasar gambar 1.8.
2. Gambar 1.55. memperlihatkan diagram lingkaran arus sebuah controller
untuk mengubah arah putar sebuah motor kompon.
Lengkapilah diagram pengawatannya (gambar 1.56) dengan bantuan
diagram gambar 1.55.
48

3. Gambarlah diagram-diagram lingkaran arus lengkap untuk derek gambar


1.27 untuk mengangkat, merem dan menurunkan. Gunakanlah kertas ukuran
A3.
4. Gambarlah di atas kertas ukuran A3 diagram pengawatan sebuah rangkaian
Ward-Leonard berdasarkan diagram dasar gambar 1.53.

1.7. BATERAI AKIMULATOR


1.7.1. PENGANTAR
Baterai-baterai akimulator dapat di bagi atas :
a. baterai-baterai stasioner;
b. baterai-baterai transportabel.
Baterai-baterai stasioner digunakan untuk :
a. suplai darurat;
b. instalasi sinyal;
c. bateral penyangga (buffer).
49

Tahanan-dalam sebuah baterai akimulator rendah. Karena itu jika


dihubungkan paralel dengan generator, kejutan-kejutan arus yang terjadi
dalam jaringan, sebagian besar akan ditampung oleh baterai ini. Jadi
baterai ini akan berfungsi sebagai penyangga, sehingga dapat digunakan
generator yang lebih kecil. Baterai penyangga ini antara lain digunakan
untuk instalasi trem listrik, derek dan penggilingan baja.
Baterai-baterai transportabel digunakan untuk kendaraan-
kendaraan pengangkut di halaman setasiun kereta api, untuk mobil
pengantar susu dan sebagainya.
Untuk menghubungkan sebuah baterai dengan jaringan dan untuk
mengisinya, dapat digunakan :
a. pesawat penyatu arah:
Cara ini banyak digunakan untuk instalasi-instalasi penerangan darurat;
b. generator dengan sakelar sel tunggal:
cara ini digunakan untuk instalasi-instalasi kecil,
c. generator dengan sakelar sel ganda
cara ini digunakan untuk baterai-baterai penyangga.

1.7.2. INSTALASI PENERANGAN DARURAT


Aliran listrik. dari jaringan listrik umum bisa terputus karena suatu
gangguan. Untuk mencegah timbulnya situasi-situasi yang
membahayakan karena gangguan ini, digunakan suplai darurat Suplai
darurat ini harus mampu mengganti suplai dari jaringan listrik umum
selama waktu tertentu.
Berdasarkan waktu yang diperlukan untuk memindahkan
hubungannya ke sumber listrik darurat sebaliknya, dapat dibedakan tiga
sistem, yaitu :
a. tanpa pemutusan aliran listrik. Sebagai sumber listrik darurat digunakan
baterai akimulator.
b. dengan pemutusan singkat; lama gangguan alirannya ditentukan oleh
waktu yang diperlukan untuk memindahkan hubungan listriknya.
Sebagai sumber listrik darurat juga digunakan baterai akimulator.
50

Untuk arus bolak-balik fasa-tiga dengan daya besar, sebagai sumber


darurat digunakan suatu kombinasi dan motor diesel dan generator
sinkron yang diperlengkapi dengan kopeling elektromagnetik. Lama
gangguan alirannya kira-kira 1 sekon
c. agregat darurat dengan motor bensin, motor gas atau diesel. Motor-
motor ini dijalankan secara otomatis dengan menggunakan baterai start.
Lama gangguan alirannya kira-kira 4-10 sekon.
Untuk suplai darurat biasanya digunakan tegangan 6, 12, 24, 60,
110 atau 220 volt.
Suplai darurat sistem a digunakan misalnya untuk penerangan
kamar operasi di rumah sakit.
Bangunan-bangunan yang terbuka untuk umum, misalnya rumah
sakit, rumah untuk orang lanjut usia, hotel, restoran, gedung bioskop,
sekolah, gedung olah raga dan sebagainya, seharusnya diperlengkapi
dengan instalasi penerangan darurat. Penerangan darurat ini diperlukan
untuk orientasi dan penandaan, sehingga orang dapat meninggalkan
gedungnya dengan aman, tanpa menjadi panik.
Dalam industri, terputusnya aliran listrik dapat menimbulkan
bahaya, misalnya kalau ada ketel yang ada tekanannya, atau rendaman
yang mengandung bahan-bahan beracun. Kalau aliran listriknya terputus,
mesin-mesin dan aparatur yang penting, dan beberapa lampu harus dapat
dihubungkan dengan sumber listrik darurat.
Gedung-gedung bioskop, teeter dan sebagainya, harus
dipenlengkapi dengan instalasi penerangan darurat yang harus menyala
secara otomatis, kalau aliran listriknya terputus atau kalau tegangannya
turun terlalu rendah.
Untuk suplai instalasi penerangan daruratnya dapat digunakan
baterai akimulator. Baterai ini harus cukup besar untuk menyalakan
instalasi darurat itu selama sekurang-kurangnya dua jam. Setelah dipakai
selama 1% jam, tegangannya harus sekurang-kurangnya masih 87,5% dari
tegangan normalnya (PUIL 1977, ayat 853 Ada).
51

Kalau ruangan penontonnya luas, misalnya melebihi 600 m2,


instalasi penerangan daruratnya dibagi atas dua bagian yang sama.
Masing-masing bagian dihubungkan dengan baterai tersendiri.

Kapasitas pesawat pengisinya harus sedemikian besar hingga dapat


mengisi baterai yang telah kosong seluruhnya, dalam waktu 10 jam.
Pesawat pengisi ini harus sedemikian hingga tidak mungkin
mengosongkan baterainya.
Untuk mengisi baterai, umumnya digunakan alat penyatu arah.
Gambar 1.57 memperlihatkan diagram dasar suatu alat pengisi dengan
penyatu arah untuk instalasi penerangan darurat dalam gedung-gedung
bioskop dan teater.
52

Gambar 1.58. memperlihatkan sebagian dari suatu instalasi


penerangan darurat untuk gedung-gedung bioskop dan teater.
Kalau sakelar S4 dihubungkan, sakelar magnetik K2 akan
dihubungkan. Perlengkapan hubung-bagi L1A-2A dan L1A-28 sekarang
mendapat tegangan bolak-balik 24 V
Kalau tombol S1 ditekan, sakelar magnetik K1 akan dihubungkan.
Kontak ambil-alihnya akan membuat sakelar ini tetap dihubungkan, juga
setelah tombol S dilepaskan lagi. Penerangan daruratnya sekarang padam,
tetapi penerangan transparan dan penerangan anak tangga tetap menyala.
Kalau aliran listriknya putus, penerangan-penerangan ini akan otomatis
dihubungkan dengan baterai. Juga penerangan daruratnya sekarang akan
dihubungkan dengan baterai, jadi akan juga menyala.
Kalau tombol panik S2 atau tombol panik S3 ditekan, penerangan
daruratnya jugaakan menyala. Tombol S2 dan tombol S1 ini harus
ditempatkan di dekat pintu masuk utama dan gedung. Di dekatnya
dipasang tulisan penerangan darurat jang harus jelas terbaca dan disertai
cara penggunaannya.
Tombol S1 untuk memadamkan penerangan darurat, harus berada
di luar jangkauan publik. Tombol ini, dan juga sakelar-sakelar penerangan
lainnya, harus ditempatkan dalam suatu ruangan di dekat pintu masuk
gedung. Ruangan ini dipisahkan dan ruangan-ruangan lainnya dengan
bahan yang tidak dapat terbakar, dan harus tertutup untuk publik.
53

Sakelar pemadam kebakaran harus dipasang sedemikian hingga


hanya bisa dilayani oleh petugas pemadam kebakaran saja. Sakelar ini
memungkinkan untuk memeniksa sakelar K1 dan sakelar K2 dan bagian-
bagian lain dan instalasi, apakah bekerja baik atau tidak.
Rangkaian akhir L4A-1 dan rangkaian akhir L4A-2 dimaksudkan
untuk penerangan minimum yang diperlukan. Perlengkapan hubung-bagi
L4A harus ditempatkan dalamruangan untuk perlengkapan hubung-bagi
utama. Ruangan ini harus tertutup untuk publik.
Kotak-kotak kontak dinding yang dihubungkan dengan rangkaian
akhir L3, dimaksudkan untuk kamar rias, kamar seterika dan sebagainya.
Kotak-kotak kontak ini harus diperlengkapi dengan lampu isyarat. Hanya
kalau lampu isyaratnya menyala, kotak-kotak kontaknya dapat digunakan.
Kalau lampu isyaratnya putus, kotak-kotak kontaknya harus tidak
bertegangan. Dengan demikian, setelah pertunjukannya usai, dengan
mudah dapat diketahui apakah masih ada alat, misalnya seterika listrik,
yang belum dimatikan.

1.7.3. LATIHAN
1. Di mana dengan tujuan apakah digunakan baterai akimulator?
2. Apakah tujuan dan keuntungan-keuntungan baterai penyangga?
3. Bagaimana cara mengisi baterai akimulator?
4. Apakah tujuan sakelar pemadam kebakaran yang terdapat pada instalasi
penerangan darurat?
5. Uraikanlah cara kerja instalasi penerangan darurat gambar 1.58 dengan
bantuan diagramnya.
6. Dalam bangunan-bangunan apakah diperlukan instalasi penerangan
darurat? Persyaratan apakah yang harus dipenuhi instalasi-instalasi
darurat ini?
7. Kalau untuk penerangan darurat yang dimaksud dalam soal 6
digunakan baterai akimulator, persyaratan apakah yang berlaku
mengenai kapasitas bateral ini?

1.7.4. RANGKAIAN DENGAN SAKELAR SEL TUNGGAL


54

Gambar 1.59. memperlihatkan sebuah instalasi pengisi dengan


sakelar sel tunggal. Generator G dapat mengisi baterai B atau memberi
arus kepada jaringan. Baterai B dapat juga memberi arus kepada jaringan
secara terpisah. Tegangan bateral ini dapat disetel dengan mengatur
sakelar selnya.

Kalau tegangan terendah sebuah sel aki timbel dimisalkan sama


110
dengan 1,8 V, maka untuk tegangan 110 V akan diperlukan = 62 sel
1,8
Kalau baterainya penuh, tegangan tiap-tiap selnya sama dengan
110
2,1 V, hingga hanya diperlukan = = 53 sel. Jadi baterai pokoknya
1,8
55

harus terdiri dari 53 sel, dan jumlah sel hubungannya harus sama dengan
62 - 53 = 9 buah.
Pada akhir pengisian, tegangan masing-masing sel mencapai 2,75
V. Jadi generator G harus dapat menghasilkan 62 x 2,75 = 171 V. Kalau
generator G memberi arus kepada jaringan, tegangannya hanya 110 V.
Jadi selama kerja normal ini, rendemen generator G rendah.

Untuk menambah atau mengurangi jumlah sel yang dihubungkan,


digunakan sebuah handel hubung (gambar 1.60). Lengan handel ini harus
dibuat sedemikian hingga pada waktu menambah atau mengurangi jumlah
sel, tegangan jaringnya tidak terputus. Sel yang ditambahkan atau
dikurangi akan dihubungkan singkat selama beberapa saat. Karena itu
lengan handelnya terdiri dari dua bagian yang saling terisolasi. Dua bagian
ini saling dihubungkan lewat sebuah tanahan (lihat gambar 1.60).
Sakelarn sel ini biasanya dilayani secara otomatis.

1.7.5. RANGKAIAN DENGAN SAKELAR SEL GANDA


56

Gambar 1.61. memperlihatkan diagram dasar sebuah instalasi


pengisi dengan sakelar sel ganda. Baterai B dapat diisi dan memberi arus
tanpa memutuskari jaringan.
Selama diisi, baterai B tetap dihubungkan dengan jaringan. Jadi
220
untuk tegangan jaring 220 V. akan diperlukan = 80 sel untuk baterai
2.75
pokok.
220
Jumlah sel seluruhnya sama dengan = 123 buah. Jadi ada 123
1 .8
– 80 = 43 sel hubung. harus dapat menghasilkan 123 x 2,75 = 339 V.
Sakelar sel ganda ini digunakan kalau kapasitas baterai B besar
dibandingkan dengan beban jaring. Baterai B diisi pada waktu beban
jaringnya rendah. Sakelar sel ganda ini memiliki handel untuk pengisian
dan untuk memberi arus.

1.1.6. LATIHAN
1. Sebuah baterai diisi dengan menggunakan sakelar sel tunggal.
Tegangan jaringnya 65 V. Tentukanlah jumlah sel yang dimiliki
baterai ini dan juga jumlah sel hubungnya.
Berapakah tegangan yang harus dapat dihasilkan oleh generator
pengisinya?
57

2. Uraikanlah konstruksi handel hubung suatu sakelar sel dengan bantuan


sebuah gambar.
3. Sebuah instalasi untuk 110 V memiliki sebuah generator dengan
baterai penyangga yang diisi dengan menggunakan sakelar sel ganda.
Beban instalasi ini rata-rata 22 kW.
Ditanya:
a. jenis-jenis instalasi di mana digunakan baterai penyangga;
b. jumlah sel yang diperlukan;
c. jumlah sel hubung yang diperlukan;
d. tegangan-isi generator yang diperlukan;
e. daya generator yang diperlukan;
f. kapasitas baterai yang diperlukan dalam Ah (=ampere-jam), kalau
dalam keadaan darurat baterai ini harus dapat memberi suplai
kepada jaringan selama 24 jam.

1.8. SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA UNTUK BATERAI


AKIMULATOR
Baterai akimulator stasioner harus ditempatkan dalam suatu ruangan
kerja listrik terkunci, yang khusus disediakan untuk maksud itu (ayat 524 El).
Jadi ruangannya harus memenuhi syarat-syarat yang berlaku untuk ruangan
kerja listrik terkunci (pasal 811).
Ruangan tersebut hanya boleh dimasuki oleh orang-orang yang
berwenang, dan tidak boleh digunakan untuk keperluan-keperluan lain.
Ruangan akimulator harus juga dianggap sebagai ruangan dengan gas
yang korosif. Jadi instalasi di dalamnya harus memenuhi persyaratan yang
berlaku untuk ruangan demikian (ayat 524 E2). Lantai dan dinding-dindingnya
harus tahan atau dilindungi terhadap pengaruh elektrolit akimulator (ayat 524
E5). Biasanya lantai dan dinding-dindingnya dilapisi dengan tegel tahan asam.
Ruangan akimulator harus juga diberi ventilasi yang baik (ayat 524 E9).
Kalau digunakan ventilator, harus digunakan jenis dengan konstruksi tertutup.
Untuk penerangannya hanya, boleh digunakan lampu pijar hampa (ayat
524 E12). Jika digunakan fiting lampu dan logam, harus digunakan armatur
58

yang kedap gas. Kotak-kotak kontak dinding yang dipasang dalam ruangan
akimulator, harus memiliki kontak pengaman.
Mesin dan pesawat yang dapat mengakibatkan ledakan karena latu, tidak
boleh dipasang dalam ruangan akimulator (ayat 524 El1).
Alat-alat dan kabel listrik yang digunakan dalam ruangan akintulator
harus tahan lembab dan tahan terhadap pengaruh gas korosif. Hantaran yang
dibungkus dengan katun yang divernis, tidak boleh digunakan (ayat 524 B1b).
Dalam ruangan akimulator tidak boleh ada instalasi listrik lain, atau
bagian dan instalasi listrik lain, kecuali yang diperlukan untuk ruangan itu
sendiri (ayat 524 E10).
Kabel-kabel dalam ruangan akimulator sebaiknya dipasang tampak.
Kotak-kotak sambungnya, dan juga sambungan dengan kotak kontak dinding
dan alat-alat lainnya, harus kedap air.
Untuk sambungan antar akimulator biasanya digunakan hantaran
telanjang. Hantaran ini tidak boleh diisolasi dengan pita isolasi.
Baterainya biasanya ditempatkan di atas rak kayu yang berdiri di atas
isolato- isotator porselen (lihat gambar 1.62). Kayu yang digunakan tidak boleh
higroskopis, dan harus tahan asam.
Kalau ada elektrolit keluar dan bak akimulator, tidak boleh timbul arus
rambat. Untuk itu antara bak akimulator dan rak diletakkan piring-piring
porselen. Supaya duduk bak akimulator ini tidak goyah, disisipkan juga
piringan timbel tipis (lihat gambar 1.62).
59

Dalam ruangan akimulator harus ada cukup ruang bebas supaya


pemeliharaan dan pelayanannya dapat dilakukan dengan mudah dan aman.
Untuk memanfaatkan ruangan yang ada dengan sebaik-baiknya, bak-bak
akimulatornya ditempatkan berderet. Deret yang berada di dekat dinding
dipasang lebih tinggi daripada deret di depannya (gambar 1.63).

Kalau tegangan baterainya melebihi 300 V. antara dua deret bak


akimulator yang berdekatan, harus ada ruang bebas sekurang-kurangnya 1,50
meter, dan antara deret bak akimulator dan dinding sekurang-kurangnya 1 meter
(ayat 524 E7). Penempatannya harus sedemikian hingga bagian-bagian dengan
beda tegangan 300 V atau lebih, tidak mungkin disentuh berbarengan (ayat 524
C1a).
60

Di dalam ruangan akimulator atau di dekatnya, harus dipasang


keterangan yang jelas mengenai tegangan nominal dan kapasitas baterainya
kuat arus pengisian maksimum dan kuat arus pengosongan maksimum yang
diperbolehkan (ayat 524 C1a).
Dalam ruangan akimulator dilarang makan, minum atau merokok. Juga
memasuki ruangan dengan membawa barang yang sedang menyala atau
berpijar, dilarang. Larangan ini harus dinyatakan dengan jelas di dekat pintu
masuk ruangan (ayat 524 E13).

1.9. LATIHAN
Peraturan
1. Bilamanakah baterai akimulator harus ditempatkan dalam suatu ruangan
tersendiri?
Persyaratan apakah yang harus dipenuhi ruangan tersebut, dan siapakah yang
boleh memasukinya?
2. Ketentuan-ketentuan apakah yang berlaku mengenai ventilasi ruangan
akimulator?
3. Keterangan-keterangan apakah yang harus dicantumkan di dalam atau di
dekat ruangan akimulator?
4. Bagaimana cara menempatkan baterai akimulator dalam ruangan akimulator?
5. Bagaimana cara memasang baterai akimulator, supaya cukup terisolasi dari
lantai?
6. Apa yang harus diperhatikan pada cara penempatan baterai akimulator, kalau
tegangan baterainya melebihi 300 V?
7. Dapatkah perlengkapan hubung-bagi ditempatkan di dalam ruangan
akimulator?
8. Dapatkah pengaman lebur digunakan dalam ruangan akimulator?
9. Jenis kotak kontak dinding apa yang boleh digunakan dalam ruangan
akimulator?
Bagaimana cara pemasangan kabel suplainya?
10. Dapatkah ditempatkan motor listrik di dalam ruangan akimulator?
61

11. Penerangan dan armatur penerangan apa yang boleh digunakan dalam
ruangan akimulator?
Armatur penerangan jenis apa yang tidak boleh digunakan?
12. Jenis-jenis kabel berisolasi apa yang boleh digunakan dalam ruangan
akimulator?
13. Dapatkah digunakan hantaran telanjang dalam ruangan akimulator?
14. Jenis-jenis kabel fleksibel apa yang boleh digunakan dalam ruangan
akimulator?
15. Barang-barang apa yang tidak boleh dibawa masuk ke dalam ruangan
akimulator, dan kegiatan-kegiatan apa yang tidak boleh dilakukan di dalam
ruangan tersebut?
Menggambar
1. Gambarlah di atas kertas ukuran A4 diagram pengawatan suatu alat pengisi,
berdasarkan diagram dasar gambar 1.57.
2. Gambarlah di atas kertas ukuran A4 diagram dasar alat pengisi dengan sakelar
sel tunggal yang digambar dalam gambar 1.59.
3. Gambarlah di atas kertas ukuran A3 diagram pengawatan suatu alat pengisi
dengan sakelar sel ganda, berdasarkan diagram dasar gambar 1.61.
62

2. INSTALASI ARUS BOLAK-BALIK


2.1. PENGANTAR
Untuk pengadaan tenaga listrik, penggunaan arus bolak-balik lebih
menguntungkan daripada arus searah. Dengan mengunakan transformator,
tegangan bolak-balik dengan mudah dapat diubah menjadi teganyan yang sangat
tinggi. Dengan demikian energi listriknya dapat dipindahkan secara lebih
ekonomis.
Keuntungan lain dari penggunaan arus bolak-balik ialah konstruksi yang
sederhana dari motor-motor arus bolak-balik. Motor-motor ini sering bisa
dihubungkan langsung dengan jaringan.
Motor dan aparatur hubungnya harus dipilih secara tepat, sesuai dengan
penggunaannya ini penting sekali.
Kalau akan memesan mesin-mesin listrik, harus dinyatakan dengan jelas apa
yang dikehendaki. Beberapa keterangan yang biasanya harus disertakan ialah :
a. jenis mesinnya (generator, motor, mesin pengubah dan sebagainya);
b. daya tegangan, jenis arus, frekuensi dan kecepatan putarnya;
c. akan digunakan untuk perusahaan atau mesin apa
d. bentuk yang dikehendaki
e. keadaan yang menyimpang, misalnya dipengaruhi oleh uap bahan kimia, uap
minyak, garam atau udara yang mengandung garam, bahan atau gas yang
mudah terbakar atau dapat meledak, suhu di bawah 10°C;
63

f. cara penggerakannya, misalnya dengan ban mesin, tali mesin bentuk V,


kopeling langsung atau transmisi roda gigi yang harus ikut dikirim. Kalau tidak
disertai keterangan apa pun, biasanya mesinnya akan dikirim dengan ujung
poros bebas;
g. jika perlu ditambahkan keterangan-keterangan khusus, misalnya mengenai
kumparan-kumparannya, terminal-terminalnya, titik-bintangnya, kontak-kontak
abang khusus dan sebagainya;
h. keterangan. mengenai pemasangannya dan transportnya.
Selain itu, untuk setiap jenis mesin harus ditambahkan keterangan-
keterangan khusus, misalnya untuk motor-motor asinkron :
a. cara menjalankannya, misalnya langsung atau dengan transformator asut,
Sekelar bintang-segitiga, tahanan asut dan sebagainya;
b. arus-arus asut maksimum yang diperbolehkan;
c. kecepatan putar dan pengaturan yank dikehendaki dengan menyebutkan kopel
lawannya pada masing-masing kecepatan.

2.2. GENERATOR
Generator-generator besar umumnya dibuat untuk tegangan menengah.
Generator-generator arus bolak-balik kecil dengan tegangan rendah antara lain
digunakan di atas kapal untuk pemancar untuk konstruksi jalan-jalan, di tempat-
tempat yang belun, ada aliran listrik dan sebagainya. Sebagai motor penggeraknya
biasanya digunakan motor bensin atau motor diesel.
64

Gambar 2.1. memperlihatkan diagram sebuah generator fasa-tiga kecil.


Untuk penguatan medan magnetnya digunakan sebuah generator shunt. Untuk
mengatur tegangannya, digunakan sebuah pengatur cepat yang dihubungkan seri
dengan medan generator shunt tersebut Kedudukan segmen S menentukan bagian
mana dan tahanan R yang dihubungkan singkat. Sistem pengatur ini dihubungkan
dengan tegangan generator fasa-tiga :

2.3. MOTOR ARUS BOLAK-BALIK


Jenis motor arus bolak-balik fasa-satu yang paling banyak digunakan ialah
motor angker hubung-singkat. Dan jenis motor ini ada beberapa tipe. Supaya bisa
jalan sendiri, umumnya motor-motor ini diperlengkapi dengan kumparan bantu. Seri
dengan kumparan bantu ini dihubungkan sebuah kondensator dan sebuah sakelar
sentrifugal (gambar 22). Kondensator ini menyebabkan suatu pergeseran fasa antara
arus dalam kumparan bantu dan tegangannya. Karena itu medan bantu ini dan medan
utama motor akan membentuk semacam medan putar.

Kalau kecepatan putar motornya sudah cukup tinggi, kumparan bantunya


akan diputuskan oleh sakelar sentrifugal yang dipasang pada poros motor.
Sering motor-motor ini terbakar karena beban-lebih. Karena itu penting
untuk mengamankannya dengan pengaman termis
Untuk mengubah arah putarnya, hubungan kumparan bantunya harus ditukar.
Walaupun tidak lazim, motor fasa-tiga kadang-kadang juga digunakan sebagai motor
fasa-satu. Tetapi hanya untuk motor-motor kecil saja.
65

Motor-motor fasa-tiga kecil biasanya dibuat untuk tegangan 220/380 V.


Kalau digunakan sebagai motor fasa-satu, hubungannya seperti gambar 2.3. Paralel
dengan salah satu kumparan dihubungkan sebuah kondensator kerja. Untuk startnya
kadang-kadang masih digunakan sebuah kondensator asut yang kemudian
diputuskan.
Kalau digunakan sebagai motor fasa-satu, daya kontinyunya kira-kira 30% -
90% dan daya fasa-tiganya. Kopel-asutnya tidak bisa lebih dari 25 % dari kopel
nominalnya.
Untuk membalik arah putarnya, hubungannya harus diubah menjadi seperti
gambar 2.4.
Kapasitas kondensator kerja yang harus digunakan sama dengan 60 F @ 80
F per kW.
66

2.4. ARAH PUTAR MOTORFASA-TIGA


Untuk menggerakkan mesin-mesin, kebanyakan digunakan motor arus bolak-
balik fasa-tiga. Stator motor-motor ini membangkitkan suatu medan magnet putar.
Karena itu motor-motor ini juga dinamakan motor arus putar.
Motor-motor ini dihubungkan dengan jaringan arus bolak-balik fasa-tiga.
Kalau jaringannya terdiri dari empat hantaran, hanya hantaran-hantaran fasanya saja
yang hubungkan. Hantaran netralnya tidak digunakan.
Untuk membalik arah putar motor-motor ini, dua fasa, misalnya fasa R dan
fasa 5, harus ditukar.
Gambar 2.5 memperlihatkan baberapa kedudukan dari medan putar yang
bangkitkan dalam stator motor. Dimisalkan bahwa kumparan-kumparannya
membentuk kutub utara kalau arus yang mengalir di dalamnya sedang positif. Kalau
arusnya negatif, medannya akan membalik, jadi kumparannya akan membentuk
kutub selatan.
Medan putarnya digambarkan oleh vektor resultan dan medan yang
dibangkitan oleh masing-masing fasa. Dari kedudukan-kedudukan I – V dapat
dilihat, bahwa arah vektor resultan ini berputar. Dari gambar 2.5. dapat juga dilihat,
bahwa arah putarnya akan berubah, kalau dua fasa ditukar.
Dalam kedudukan IIa, kuat medan kumparan fasa R akan maksimum. Kuat
medan kumparan-kumparan fasa S dan T akan masing-masing sama dengan
67

setengah dari nilai maksimumnya. Nilai vektor resultan dan ketiga medan ini
konstan dan selalu sama dengan 1 ½ kali kuat medan maksimum satu kumparan.

2.5. ARAH PUTAR DAN URUTAN FASA MOTOR FASA-TIGA


Dalam praktek arah putar sebuah motor biasanya ditentukan secara
eksperimental. Akan tetapi ada kalanya arah putarnya harus diketahui lebih dahulu,
misalnya untuk motor-motor besar dengan kecepatan putar tinggi dan dengan
ventilator atau sistem pelumasan yang kerjanya tergantung pada arah putar poros
motornya.
Karena itu oleh pabrik-pabrik moter listrik di negara-negara MEE
(Masyarakat Ekonomi Eropa) telah dibuat ketentuan sebagai berikut :
Arah putar sebuah motor, dilihat menghadap sisi puli porosnya, akan ke
kanan kalau terminal U dihubungkan dengan fasa R, terminal.V dengan fasa
S dan terminal W dengan fasa T (gambar 2.6).
Ketentuan di atas berlaku untuk motor-motor yang kotak terminalnya berada
di tempat normal, yaitu di sebelah kanan rumah motor, kalau dilihat menghadap sisi
pulinya (lihat gambar 2.6).
Untuk motor-motor dengan kaki yang kotak terminalnya harus berada di
sebelah kiri, rumah motornya dibalik. Karena itu kalau dihubungkan dengan urutan
fasa U—R, V—S dan W—T, motornya akan berputar ke kiri, dilihat menghadap sisi
pulinya.

2.6. HUBUNGAN BINTANG DAN SEGITIGA FASA-TIGA


68

Jaringan distribusi tegangan rendah PLN umumnya memiliki tegangah


220/380 V atau 127/220 V. Di kemudian hari untuk distribusi lokal hanya akan
digunakan sistem tegangan 220/380 V saja.
Sebuah motor harus digunakan dalam hubungan bintang atau hubungan
segitiga, tergantung pada tegangan jaringnya.
Tegangan yang harus dihubungkan dengan motor, biasanya dinyatakan di
pelat mereknya, misalnya 220/380 V atau 380/660 V.

Tegangan yang lebih rendah ialah tegangan yang harus


dihubungkan dengan kumparan-kumparan motor

Kalau sebuah motor diberi tanda tegangan 380/660 V misalnya, kumparan-


kumparannya harus mendapat 380 V. Jadi kalau dihubungkan dengan jaringan 220/
380 V, motor ini harus digunakan dalam hubungan segitiga. Kalau digunakan dalam
hubungan bintang, kumparan-kumparannya hanya akan mendapat 220 V saja.
Tegangan yang terlalu rendah juga dapat merusak motor. Perbedaan tegangan
atau frekuensi yang tidak melebihi 5 % atau — 5% dan nilai nominalnya, biasanya
tidak membahayakan motor.
Untuk sebuah motor yang diberi tanda tegangan 220/380 V. hubungan yang
harus digunakan adalah sebagai berikut :
a. kalau sistem tegangan jaringnya 220/380 V. motor ini harus digunakan dalam
hubungan bintang, karena kumparan-kumparannya harus mendapat 220 V
b. kalau sistem tegangan jaringnya 127/220 V, motor ini harus digunakan dalam
hubungan segitiga.
Kalau daya motor ini sama dengan 6,6 kVA, pada beban penuh arusnya akan
sama seperti di bawah ini (lihat gambar 2.7).
a. Untuk sistem tegangan jaring 220/380 V:
6600
In = 10 A
380 3
Arus ini ialah arus yang juga mengalir dalam kumparan-kumparan motor
b. Untuk sistem tegangan jaring 127/220 V
69

6600
In = 10 3 = 17,2 A
220 3
Arus yang mengalir dalam kumparan-kumparan motor tetap 10 A yaitu :
17,3
A = 10 A
3
Tegangan kumparannya sama dengan 220 V, sama seperti untuk a
Kalau motor ini dihubungkan langsung dengan jaringan, arus asutnya akan 6 X
arus nominalnya, jadi :
untuk a : sama dengan 6 x 10 A = 60 A
untuk b : sama dengan 6 x 17,3 A = 103,8 A
Untuk sebuah motor yang diam, nilai arus asutnya ditentukan oleh impedansi
kumparannya.
Kalau dalam kasus b, motornya lebih dahulu dihubungkan dalam hubungan
bintang dan kemudian, setelah kecepatan putarnya sudah cukup tinggi, baru
dalam hubungan segitiga, arus asutnya akan jauh lebih kecil. Dalam hubungan
bintang camparan motornya hanya akan mendapat 127 V saja, bukan 220 V. Jadi
arus asut dalam kumparan motor sekarang akan 3 kali lebih kecil, yaitu sama
dengan :
10
6x A = 34,6 A
3
karena motornya dihubungkan dalam hubungan bintang, arus asutnya dalam
jaringan akan sama dengan arus asut dalam kumparan motor, jadi juga sama
dengan 34,6 A.
Jadi kalau motor ini lebih dahulu dihubungkan dalam hubungan bintang, arus
asutnya dalam jaringan akan menjadi sepertiganya saja:
34,6 1
=
103,8 3
70

Kemungkinan untuk mengurangi arus asut mi dipraktekkan dengan


menggunakan sakelar bintang-segitiga untu k menjalankan motornya. <arena arus
asutnya lebih kecil, kopel asutnya sekarang juga Iebih kecil, sehingga kecepatan
putar motornya akan meningkat Iebih lamban.
Kalau digunakan sakelar bintang-segitiga, sakelarnya tidak boleh dibiarkan
dalam kedudukan hubungan bintang. Sebab kalau dibiarkan dalam kedudukan
bintang, arus dalam kumparan motor akanditentukan oleh beban motor. Dalamhal
contoh di atas, jika motornya diberi beban penuh, arus dalam kumparannya sekarang
akan sama dengan:
6600
= 17,3 A
220 3
dan bukan 10 A. Jadi motornya akan menjadi terlalu panas, dan akhirnya
akan terbakar.
Gambar 2.8. memperllhatkan cara menghubungkan terminal-terminal
motornya untuk hubungan bintang dari hubungan segitiga.
Gambar 2.9. memperlihatkan secara singkat, bilamana sebuah motor harus
digunakan dalam hubungan bintang dan bilamana dalam hubungan segitiga.
71

2.7. LATIHAN
1. Apakah keuntungan-keuntungan penggunaan arus bolak-balik, dibandingkan
dengan arus searah?
2. Faktor-taktor apakah yang harus diperhatikan jika akan memesan sebuah motor?
3. Sebuah motor arus bolak-balik fasa-satu memiliki kumparan bantu untuk
menjalankannya.
Rencanakanlah suatu rangkaian dengan menggunakan sakelar tumpuk,
sedemikian hingga motor tersebut dapat berputar ke dua arah.
4. Gambarlah diagram penyambungan untuk sebuah motor arus bolak-balik fasa tiga
220/380 V yang dihubungkan dengan jaringan arus bolak-balik fasa-satu 220 V.
Berapakah rendemen daya dan rendemen kopel motor tersebut dalam rangkaian
ini?
5. Jelaskanlah dengan vektor-vektor bahwa dalam motor arus bolak-balik fasatiga
dibangkitkan berputar, dan nilai kuat medan ini selalu konstan.
6. Apakah yang telah ditebtukan oleh pabrik-pabrik motor listrik di negara-negara
MEE mengenai urutan tasa dan arah putar motor-motor arus bolak-balik fasa-
tiga?
7. Bilamanakah kumparan-kumparan sebuah motor arus bolak-balik fasa-tiga
8. Sebuah motor arus bolak-balik fasa-tiga hanya jalan dengan dua fasa saja.
Berapakah sekarang tegangan dan arus kumparannya, dibandingkan dengan
tegangan dan arus normalnya?
72

9. Bagaimanakah dapat diketahui, apakah sebuah motor arus bolak-balik fasatiga


dalam keadaan baik atau tidak?

2.8. CARA-CARA PENGASUTAN MOTOR FASA-TIGA


2.8.1. PENGANTAR
Cara pengasutan motor-motor yang dihubungkan dengan jaringan
distribusi tegangan rendah, harus sedemikian hingga tidak menimbulkan
goncangan-goncangan tegangan yang mengganggu dalam jaringan.
Goncangan-goncangan demikian akan sangat mengganggu instalasi
penerangan yang dihubungkan dengan jaringan itu.
Tabel di bawah ini memuat beberapa petunjuk mengenai cara
pengasutan motor-motor fasa-tiga. Batas-batasnya berbeda untuk masing-
masing perusahaan listrik.
Cara pengasutan motor-motor fase-tiga

Daya nominal motor Cara pengasutan


kurang dari 1,5 @ 2,25 kW dihubungkan langsung dengan jaringan
sampai 4 @ 6 kW dengan sakelar bintang segitiga
sampai 8 @ 12 kW dengan sakelar bintang segitiga yang
diperlengkapi dengan tahanan-tahanan
lebih dari 8 @ 12 kW dengan transformator asut, atau motor angker
gelang seret dengan tahahan asut rotor.

Kalau digunakan alat asut, arus asutnya tidak boleh melebihi 2,5 I n Untuk
moter angker gelang seret, arus asutnya tidak boleh melebihi 1,5 In
Untuk motor-motor 20 kW atau lebih, harus benar-benar diperhatikan bahwa
pengasutannya dilakukan menurut urutan yang tepat Alat asutnya tidak boleh terlalu
cepat dipindahkan ke kedudukan berikutnya. Untuk mengawasi arus asutnya dalam
saluran ke motor dapat dipasang amperemeter. Amperemeter yang digunakan arus
memiliki peredaman yang baik. Pembagian skalanya diberi garis merah yang jelas
untuk menandai arus asut maksimum yang diperbolehkan.
Kalau ada beberapa motor yang jumlah dayanya melebihi 20 kW, masing-
masing motor atau semua motor sekaligus, harus diberi pengaman tegangan nol.
73

kadang-kadang ditentukan bahwa sakelar tegangan nol ini baru boleh dihubungkan,
sesudah motor-motornya dimatikan.
Kalau instalasi yang bersangkutan memiliki transformator tersendiri, daya
motor terbesar yang masih boleh dihubungkan langsung dengan dapat ditentukan
sebagai berikut :
d
Pm  Ptr
ui
Dimana :
Pm = daya motor da;am kVA
Ptr = daya transformator dalam kVA
d = penurunan tegangan yang diperbolehkan dalam %
u = tegangan hubung-singkat dari transformator, dalam %
arusasut
i = faktor arus asut =
In
Sebagai contoh misalkan :
Ptr = 300 kVa : u = 3 %, I = 6, d = 6 %
Untuk Pm didapat :
6
Pm  300. kVA
3.6
Atau
Pm  100kVA
Kalau untuk contoh ini digunakan cara pengasutan dengan faktor arus asut 3
(jadi arus asutnya sama dengan 3 In), daya motor yang masih diperbolehkan akan
meningkat jadi 200 kVA.
Untuk instalasi-instalasi dengan pembangkit listrik sendiri, daya motor yang
bisa dihubungkan langsung, tergantung pada daya dan jenis generator yang
digunakan dan pada pengaturan tegangan generator ini.
Cara-cara pengasutan motor-motor fasa-tiga dapat dibagi atas :
a. Pengasutan stator:
1. langsung;
2. dengan sakelar bintang-segitiga;
3. dengan kumparan hambat;
4. dengan transformator.
74

b. Pengasutan rotor:
1. dengan kumparan hambat rotor;
2. dengan tahanan rotor.

2.8.2. PENGHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN SAKELAR MAGNET


Penghubungan langsung banyak digunakan untuk motor-motor angker
sangkar. Cara ini sederhana, murah dan memberi kopel asut yang baik. Karena
itu banyak digunakan, kalau arus asutnya yang tinggi tidak menimbulkan
gangguan bagi jaringan suplai. Selain itu, kejutan mekanis yang disebabkan
oleh gaya-gaya percepatan yang timbul, juga tidak boleh menimbulkan
gangguan bagi mesin yang digerakkan.
Penghubungan langsung banyak dilakukan dengan menggunakan
sakelar yang dilayani secara elektromagnetis. Sakelar demikian juga
dinamakan sakelar magnet Dengan menggunakan sakelar ini, motornya dapat
dilayani dan jauh dan secara otomatis. Pelayanannya antara lain dapat
dilakukan :
— dengan sebuah kontak kontinyu, misalnya sebuah sakelar putar, sakelar
pelampung atau sakelar termo
— dengan sebuah jam hubung, misalnya sebuah sakelar program.
Gambar 2.10 memperlihatkan sebuah rangkaian dengan tombol-
tombol tekan berpegas. Kalau tombol 1 ditekan, sakelar motornya akan
dihubungkan. Setelah dihubungkan, tugas tombol tekan I diambil alih oleh
kontak OC. Sakelarnya diputuskan dengan menekan tobol berpegas O.
Kalau pengaman motornya melebihi 16 A, harus digunakan
pengaman arus kemudi tersendiri, misalnya 2 A.
Untuk rangkaian dengan tiga motor atau lebih, masing-masing motor
sebaiknya diperlengkapi dengan pengaman arus kemudi tersendiri.
Sering juga digunakan sebuah transformator kemudi tersendiri.
Transformator-transfonmator ini ialah transformator pemisah untuk 220 V
atau transformator pengaman untuk 24 V.
Rangkaian gambar 2.10 ini hanya boleh digunakan kalau tombol-
tombol tekannya berada di dekat motor, sebab motornya harus dapat
dimatikan dari tempat di dekatnya.
75

Kerugian rangkaian ini ialah, kalau terjadi hubungan tanah dalam lingkaran
arus bantu, misalnya di titik p, sakelar motornya bisa dihubungkan. Kalau terjadi
hubungan singkat antara p dan q, sakelarnya pasti akan dihubungkan.
Karena itu rangkaian ini hanya boleh digunakan, kalau hubungan tanah atau
hubungan singkat dalam lingkaran arus bantunya tidak bisa menimbulkan bahaya
dan kecelakaan yang serius. Untuk mesin-mesin seperti mesin adon, sentrifuse, pers
rotasi, keran, derek, lift, mesin pemecah, mesin aduk beton dan mesin-mesin aduk
lainnya, yang dapat menimbulkan bahaya kalau mesinnya tiba-tiba jalan, harus
diambil langkah-langkah berikut ini atau langkah-langkah lain yang setaraf :
a. untuk kumparan magnet sakelarnya harus digunakan pemutusan kutub-ganda;
b. pada sistem jaringan dengan hantaran netral yang ditanahkan, satu sisi dari
kumparan magnet sakelarnya harus dihubungkan langsung dengan hantaran
netral ini.
Rangkaian gambar 2.11. memenuhi ketentuan a di atas. Sakelar S ialah
sebuah sakelar maksimum kutub-ganda. Untuk sakelar ini biasanya digunakan
sebuah pengaman otomatis 2 A. Sakelar bantu atau sakelar kerja Sh ditempatkan di
dekat motor, sehingga motor M dapat dimatikan setiap saat diperlukan. Sakelar
bantu ini diperlukan, kalau di dekat motor tidak ada kemungkinan lain untuk
mematikannya
Sakelar bantu Sh dapat ditiadakan kalau motor-motornya dipasang dalam
ruangan kerja listrik atau dalam ruangan lain yang ada tenaga ahlinya.
76

Untuk ban transpor yang panjang harus dipasang beberapa sakelar bantu
demikian. Kalau terjadi sesuatu, ban ini harus segera dapat dihentikan.
Untuk mesin-mesin berbahaya seperti yang disebut di atas, sakelar bantu Sh
harus dapat dikunci dalam kedudukan terbuka (lihat diagram dasar gambar 2.12).
Penguncian ini dapat dilakukan dengan sebuah kunci gantung atau dengan
menggunakan sebuah sakelar dengan kunci.
Rangkaian ini dapat digunakan untuk keadaan apa saja .
Hantaran-hantaran untuk lingkaran arus utama dan untuk lingkaran arus
bantu harus dipasang terpisah dengan menggunakan kabel-kabel tersendiri atau
dengan memasangnya dalam pipa-pipa instalasi tersendiri. Dengan demikian
kemungkinan untuk terjadinya gangguan akan lebih kecil. Untuk saluran ke sakelar
bantu Sh dapat juga digunakan kabel berurat empat.

Dalam rangkaian gambar 2.13 saluran suplainya memiliki hantaran netral


yang ditanahkan. Sebagai ganti sakelar maksimum kutub-ganda (sakelar S dalam
gambar 2.11), di sini satu sisi dan kumparan magnet sakelar motornya dihubungkan
dengan hantaran netral. Dengan rangkaian ini motor M dapat dilayani dari beberapa
tempat.
Tombol-tombol tekan I dihubungkan paralel dan juga pararel dengan kontak
oc (oc kontak ambil-alih). Tombol-tombol tekan 0 dihubungkan seri, dan juga seri
dengan kontak oc dan dengan kumparan magnet dan sakelar.
Adakalanya sakelar-sakelar ini juga memiliki kontak-kontak bantu, misalnya
untuk melayani lampu-lampu kontro atau untuk lingkaran-lingkaran arus lain.
77

Ketentuan-ketentuan di atas juga berlaku, kalau motornya dilayani dengan


menggunakan sakelar magnet jenis lain, misalnya sakelar balik atau sakelar bintang-
segitiga.
Di dekat sakelar otomatis dengan arus nominal 350 A atau lebih, dipasang
sebuah pemisah, sehingga sakelar ini dapat dibuat bebas tegangan. Sakelar-sakelar
otomatis ini memerlukan banyak pemeliharaan. Kalau pekerjaan pemeliharaannya
dapat dilakukan dengan aman tanpa pemisah, pemisah.ini dapat ditiadakan.
Untuk membalik arah putar sebuah motor fasa-tiga, dua fasanya harus
ditukar. Ini dapat dilakukan dengan sebuah sakelar balik (gambar 2.14).

2.8.3. SAKELAR BALIK

Dalam kedudukan kanan, S — V dan T — W dihubungkan. Dalam


kedudukan ciri, T — V dan S — W dihubungkan. Dalam kedua kedudukan
tersebut, R — U selalu dihubungkan.
Jenis sakelar giling ini dapat juga digunakan sebagai sakelar tukar
(gambar 2.15). Dalam kedudukan 1, terminal-terminal U, V dan W masing-
masing dihubungkan dengan R’, S’ dan T’, dan dalam kedudukan 2 terminal-
terminal tersebut masing-masing dihubungkan dengan R, S dan T.
Sakelar tukar ini misalnya digunakan kalau sebuah motor hendak
dipindahkan dari jaringan yang satu ke janingan yang lain. lni dapat terjadi di
perusahaan-perusahaan yang menggunakan pembangkit listrik sendiri. Motor-
motor yang penting, misalnya motor pompa air suplai untuk ketel uap, diberi
sakelar tukar, sehingga dapat dipindahkan ke jaringan PLN (atau sebaliknya),
kalau terjadi gangguan.
78

2.8.4. SAKELAR BALIK MAGNETIK


Gambar 2.16, memperlihatkan diagram lingkaran arus sebuah sakelar
balik magnetik. Kalau tombol I ditekan, sakelar kutub-tiga K1 akan
dihubungkan. Kalau tombol II ditekan, sakelar kutub-tiga K2 akan
dihubungkan.
Kalau K1 dan K2 dihubungkan bersamaan, akan terjadi hubungan
singkat. Untuk menghindari hal ini, dipasang kontak-kontak pemutus K1 : 2
dan K2 : 2. Kontak-kontak ini disebut kontak-kontak pengunci.

Kalau tombol I ditekan, selain sakelar K1 dihubungkan, kontak K1 : 2


akan membuka. Jadi lingkaran arus untuk kumparan magnet K2 akan terhalang
(terkunci), sehingga sakelar K2 tidak bisa dihubungkan, sekalipun tombol II
ditekan.
79

Penguncian ini dapat juga diperluas seperti dalam gambar 2.17. Dalam
gambar ini, hantaran ke tombol tekan I lebih dahulu melewati sebuah kontak
pemutus dan tombol tekan II, dan sebaliknya. Dalam hal ini, kontak-kontak
pengunci pada sakelar (K1 : 2 dan K2 : 2 dalam gambar 2.16), harus juga
digunakan.

2.8.5. SAKELAR BINTANG – SEGITIGA


Gambar 2.18, memperlihatkan diagram sebuah sakelar bintang-segitiga.
Menurut ketentuan di Negeri Belanda, kalau untuk saluran yang
menghubungkan motor dengan sakelar bintang-segitiga digunakan kabel
dengan luas penampang penghantar 6 mm2 atau lebih, kabel ini boleh
diamankan satu tingkat lebih tinggi daripada yang diharuskan dalam tabel-
tabel.
Kalau misalnya untuk saluran suplainya digunakan kabel 10 mm2,
untuk saluran yang menghubungkan motor dengan sakelar bintang-segitiganya
boleh digunakan kabel 6 mm2 (gambar 2.19).
Sebab dalam kedudukan segitiga dan sakelar ini, arus dalam lilitan
motor M, jadi juga arus dalam saluran yang menghubungkan motor M dengan
sakelar bintang-setiganya, akan sama dengan kali arus dalam, saluran suplai.
Kabel yang lebih kecil itu harus dipasang bebas dari bahan-bahan yang
mudah terbakar. Sebab kalau sakelarnya dibiarkan dalam kedudukan bintang,
kabel ini akan menjadi terlalu panas.
80

Kalau sakelar bintang-segitiganya dibiarkan dalam kedudukan bintang,


motor M juga bisa terbakar. Karena itu, untuk mencegah hal ini sakelar-sakelar
ini kadang-kadang tidak memiliki kedudukan bintang yang tetap. Kalau diputar
ke kedudukan bintang, dan kemudian dilepas, sakelarnya akan kembali ke
kedudukan nol lagi.Gambar 2.20 memperlihatkan dua jenis sakelar bintang-
segitiga lain.
Salah satu kelemahan sakelar bintang-segitiga ialah, kalau sakelar omi
dipindahkan dari kedudukan bintang ke kedudukan segitiga, lingkaran arusnya
akan terputus untuk beberapa saat.
Sakelar-sakelar bintang-segitiga yang dilayani dengan tangan, dapat
berupa sakelar giling atau sakelar sandung.
Gambar 2.21. memperlihatkan diagram bentangan sebuah sakelar balik
bintang-segitiga.

2.8.6. LATIHAN
Umum
1. Cara-cara pengasutan apakah yang anda kenal untuk motor fasa-tiga?
2. Gangguan-gangguan apakah yang dapat timbul kalau sebuah motor
dihubungkan langsung dengan jaringan?
3. Sebutkanlah beberapa cara untuk menghubungkan sebuah sakelar magnet.
81

4. Sebuah pabrik memiliki instalasi dengan transformator sendiri. Daya


transformator ini sama dengan 600 kVA dan tegangan hubung-singkatnya
4%.
Berapakah daya motor yang masih boleh dihubungkan langsung, kalau
faktor arus asutnya sama dengan 6 dan rugi tegangannya tidak boleh
melebihi 5 % ?
Kalau motor ini dihubungkan dengan menggunakan transformator asut
dengan perbandingan transformasi 2 : 1, berapakah sekarang rugi
tegangannya?
5. Mengapa digunakan kontak-kontak pengunci pada sakelar balik magnetik?
6. Apa akibatnya, kalau sebuah sakelar bintang-segitiga dibiarkan dalam
kedudukan bintang?
7. Sebuah motor fasa-tiga dihubungkan dengan jaringan dengan hantaran
netral yang ditanahkan, dengan menggunakan sebuah sakelar magnet.
Gambarlah diagram rangkaiannya.
Peraturan
1. Bilamanakah sebuah motor tidak perlu diperlengkapi dengan pengontrol
tersendiri?
2. Jika sebuah motor dan mesin yang digerakkannya tidak dapat dilihat dari
tempat pengontrol, syarat -syarat apakah yang berlaku bagi instalasinya?
3. Bilamanakah sekelompok motor dapat dilayani dengan satu sarana
pemutusan?
4. Syarat-syarat apakah yang berlaku bagi sarana pemutusan untuk motor?
5. Ketentuan-ketentuan apakah yang berlaku mengenai penempatan sarana
pemutusan sebuah motor?
Menggambar
1. Selesaikanlah diagram pengawatan dan sakelar balik magnetik dengan
pelayanan pilihan yang digambar dalam gambar 2.22.
Gambarlah lebih dahulu diagram lingkaran arus dan lingkaran arus
kemudinya serta diagram urutannya.
82

Secara singkat cara kerja rangkaiannya dapat diuraikan sebagai berikut :


a. Kalau tombol-tombol L ditekan, motornya akan berputar ke kiri, dan
lampu kontrol H1 akan menyala
b. Kalau tombol-tombol R ditekan, motornya akan berputar ke kanan, dan
lampu kontrol H3 akan menyala.
c. Kalau tombol O ditekan, motornya akan berhenti.
d. Kalau sakelar S1 dihubungkan, motornya hanya dapat dilayani dari jauh
saja, dan lampu kontrol H4 akan menyala. Sakelar S1 ini harus dapat
dikunci.
e. Kalau relais termis dan sakelar bekerja, lampu H2 akan menyala.
f. Semua lampu dan kumparan memerlukan 220 V.
2. Sebuah mesin aduk digerakkan oleh sebuah motor fasa-tiga yang dilayani
dengan sebuah sakelar magnet.
Rencanakanlah sebuah rangkaian yang cukup aman. Tegangan suplainya
220/380 V.
Pelayanannya dilakukan dengan tombol-tombol tekan berpegas.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dan
lingkaran arus kemudinya di atas kertas ukuran A4.
3. Untuk mengisi sebuah tangki air digunakan sebuah pompa listrik. Motor
pompa ini dilayani secara otomatis oleh sebuah sakelar magnet dengan
pelampung. Instalasinya harus diperlengkapi dengan lampu-lampu
isyarat, yang harus memberi isyarat kalau pompa tersebut bekerja dan
tidak bekerja.
83

Rencanakanlah sebuah rangkaian yang cukup aman. Tegangan suplainya


220/ 380 V dengan hantaran netral yang ditanahkan.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dan
lingkaran arus kemudinya di atas kertas ukuran A4.
4. Sebuah mesin gergaji diperlengkapi dengan dua motor fasa-tiga. Motor
yang pertama menggerakkan gergajinya. Motor yang kedua
menggerakkan mekanik yang mendorong kayu yang digergaji. Kalau
motor untuk gergaji berhenti, motor lainnya harus juga segera berhenti.
Motor yang kedua ini harus baru dapat dijalankan kalau motor untuk
gergaji sudah jalan.
Rencanakanlah sebuah rangkaian yang memenuhi syarat-syarat tersebut
di atas dengan menggunakan sakelar-sakelar magnet.
Tegangan suplainya 220/380 V.
Gambarlah diagram lingkaran arusnya di atas kertas ukuran A3.

2.8.7. MENGGAMBAR INSTALASI TENAGA LISTRIK


Untuk menggambar instalasi tenaga listrik digunakan beberapa jenis
lambang, tergantung pada sifat gambarnya. Gambar-gambar 2.23 a sampai
dengan 2.23 d memperlihatkan sejumlah lambang yang banyak dipakai.
lambang untuk lambang untuk
diagram dasar, diagram pengawatan
nama bentuk
gambar instalasi dan dan diagram
diagram instalasi lingkaran arus
generator sinkron
fasa-tiga dengan
penguatan arus
searah hubungan
bintang

motor arus bolak-


balik fasa-tiga
dengan kumparan
dihubungkan singkat
hubungan bintang

seperti untuk di atas,


84

tetapi untuk
hubungan segi tiga

untuk rangkaian
dengan hubungan
bintang-segitiga atau
tahanan asut stator
motor asinkron fasa-
tiga dengan angker
gelang seret, dan
kumparan stator
yang dihubungkan
bintang
Gambar 2.23a
lambang untuk lambang untuk
diagram dasar, diagram pengawatan
nama
gambar instalasi dan dan diagram
diagram instalasi lingkaran arus
motor asinkron fasa-tiga dengan
kumparan-kumparan terpisah untuk
penukaran kutub, dengan rotor
dihubungkan singkat dan kumparan
stator dihubungkan bintang
motor asinkron fasa-tiga dengan
kumparan-kumparan yang disadap
untuk penukaran kutub, dengan rotor di
hubungkan singkat, misalnya
hubungan Dahlander
Ukuran :
85

Gambar 2.23b

lambang untuk lambang untuk


diagram dasar, diagram pengawatan
nama bentuk
gambar instalasi dan dan diagram
diagram instalasi lingkaran arus
sakelar kutub tiga
dengan pelayanan
elektromagnetik dan
pengamanan
maksimum termis
fasa-tiga

Sakelar bintang
segitiga

Sakelar bintang segi


tiga elektromagnetik
dengan pengamanan
maksimum termis
fasa-tiga

Sakelar asut bintang


segitiga
86

Tahanan asut,
misalnya tahanan
asut motor

Gambar 2.23c

pada lambang sakelar dapat ditambahkan lmbang lain untuk


menyatakan bahwa sakelarnya dilayani oleh atau dengan :
87

Untuk instalasi-instalasi tenaga listrik, biasanya juga dibuat gambar atau


gambar-gambar perincian, sesuai dengan kebutuhan.
Dalam halaman-halaman berikut ini akan diberikan beberapa contoh
gambar dari sebuah sakelar bintang-segitiga otomatis.
Pemberian kode
Supaya tidak terjadi kekeliruan, dalam diagram-diagram yang rumit, alat-
alatnya harus diberi kode. Sebuah kode ialah suatu tanda pengenal untuk
menyatakan suatu alat atau bagian dari suatu alat dalam sebuah diagram atau
tabel.
Di bawah ini akan dijelaskan cara pemberian kode yang digunakan di
Negeri Belanda.
Dalam gambar atau diagram, kode suatu alat atau bagian dari suatu alat
harus ditulis di tempat yang cocok di dekat lambang alat atau bagian itu. Kode ini
terdiri dari maksimum empat blok.
Keempat blok ini masing-masing memberi informasi tentang :
Blok 1 : fungsi dan / letak unit yang bersangkutan dalam instalasi keseluruhannya
Blok 2 : lokasi dari bagian yang bersangkutan
Blok 3 : pengenalan bagian yang bersangkutan, blok ini terdiri dari tiga kotak
yaitu :
Kotak A : Kelompok bagian tersebut
Kotak B : Nomor bagian tersebut
88

Kotak C : Tugas bagian tersebut


Blok 4 : kode untuk titik-titik sambung dan kawat-kawat
Blok-blok tersebut di atas tidak selalu digunakan semuanya. Sering hanya
diperlukan sebagian saja.
Blok yang dimaksud dapat dikenali dan tanda yang terdapat di depannya,
yaitu :
Tanda = di depan blok 1
Tanda + di depan blok 2
Tanda – di depan blok 3
Tanda : di depan blok 4
Dalam diagram-diagram, tanda-tanda ini dapat dihilangkan kalau tidak
mungkin terjadi kekeliruan. Dalam tabel-tabel, tanda-tanda tersebut dapat
ditiadakan.
Jadi kode yang lengkap terdiri dan blok-blok berikut ini :

Untuk penulisan kode ini digunakan huruf-huruf latin dan angka-angka


Arab. Blok yang paling penting ialah blok kode yang ketiga
:

Blok kode ini terdiri dari sekurang-kurangnya satu nomor (kotak 3B). Di
depan nomor ini dapat ditambahkan huruf kelompoknya (kotak 3A) dan di
belakangnya huruf tugasnya (kotak 3C).
Kotak 3A sedapat mungkin diisi dengan huruf yang ada hubungannya
dengan kelompok alat yang bersangkutan.
Kotak 3B terdiri dari suatu nomor, misalnya nomor urut untuk menandai
alat-alat yang huruf kelompoknya sama.
Kotak 3C terdiri dari huruf yang ada hubungannya dengan tugas alat yang
bersangkutan.
Blok kode 2 terdiri dari huruf-huruf dan angka-angka untuk menyatakan
lokasi alat yang bersangkutan :

+
89

Blok kode 1 terdini dan suatu kode unttik menyatakan unit alat, yang
bensangkutan. Kalau hanya ada satu unit saja, kode mi dapat dihilangkan:

Blok kode 4 terdiri dari kode-kode untuk menyatakan titik-titik sambung


dan kawat-kawat. Kode-kode ini harus sesuai dengan tanda-tanda yang terdapat
pada alat atau bagian dari alat yang digunakan. Kalau pada alat atau bagian dan
alat ini tidak terdapat tanda-tanda, dapat dipilih kode sendiri.

Con toh-contoh
Dalam diagram-diagram sakelar bintang-segitiga di halaman-halaman
berikut ini, pemberian kodenya dilakukan menurut kotak blok kode 3A, dengan
nomor urut di belakangnya (kotak SB).

Di bawah ini diberikan arti kode-kode yang digunakan.


Fl = pengaman lebur
F2 = pengaman maksimum termis
K1 = sakelar utama (kontaktor)
K2 = sakelar segitiga (kontaktor)
K3 = sakelar titik-bintang (kontaktor)
K4 = relais waktu
S1 = tombol tekan untuk pelayanan
X1 = jalur terminal
X2 = jalur terminal.
90

Tanda-tanda kode menurut blok kode 4 untuk menyatakan terminal-


terminal, alah tanda-tanda yang terdapat pada terminal-terminal alat yang
bersangkutan, misalnya:

Diagram-diagram lingkaran aras


Suatu diagram lingkaran arus menguraikan cara kerja sebuah rangkaian
secara terperinci. Karena itu sebuah rangkaian dapat direncanakan berdasarkan
diagram
Selain itu diagram-diagram mi juga pénting antara lain untuk :
o memeriksa instalasi-instalasi baru sebelum digunakan
o menentukan lokasi gangguan-gangguan,
o mempersiapkan perluasan atau perubahan suatu instalasi
Kadang-kadang diagram ini bahkan dapat mengganti diagram pengawatannya.
Supaya suatu diagram lingkaran arus dapat digunakan untuk pengawatan,
menentukan lokasi gangguan dan sebagainya, terminal-terminalnya berikut
nomor-nomor atau tanda-tandanya harus dinyatakan dalam diagram. Untuk alat-
alat yang terminal-terminalnya tidak diberi nomor atau tanda, terminal-
terminalnya diberi nomor-nomor fiktif.
Dalam diagram lingkaran arus yang hanya digunakan untuk menjelaskan
cara kerja rangkaiannya, nomor-nomor atau tanda-tanda terminal ini dihilangkan.
Di bawah lingkaran arus yang memiliki kumparan suatu alat yang dilayani
dengan listrik, dibuat sebuah tabel (lihat gambar 2.24). Dalam tabel ini
dicantumkan nomor-nomor lingkaran arus yang mengandung kontak-kontan alat
tersebut. Untuk kontak hubung (M), kontak pemutus (V) dan kontak tukar (W),
91

dibuat kolom-kolom tersendiri. Kontak-kontak yang tidak digunakan, dinyatakan


dengan garis horisontal kecil.
Dari diagram lingkaran arus gambar 2.24 misalnya dapat dibaca, bahwa
kontak-kontak hubung (M) dari K1 terdapat dalam lingkaran-lingkaran arus 1,4
dan 5, sedangkan dua kontak pemutusnya (V) tidak digunakan.
Gambar 2.24 memperlihatkan diagram lingkaran arus sebuah sakelar
bintang segitiga otomatis. Cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai berikut.
92

Kalau tombol tekan berpegas I ditekan, lingkaran arus di bawah ini akan
dihubungkan : -
fasa L3 — Fl - F21-2 — O1-2 — I3-4 — K41-2 — K211-12 — K3b.a netral.
Karena itu sakelar titik-bintang K3 akan dihubungkan, sehingga titik-
bintang motor yang bersangkutan dihubungkan.
Kontak K31-2 akan juga dihubungkan, sehingga lingkaran-lingkaran arus
di bawah ini dihubungkan :
fasa L3 — Fl — F21-2 — O1-2 — I1-4— K31-2 — Xl : 24 — Xl : 23 — Xl :
22 — Xl : 2l — Xl : 20 — X1 : 19 — K1b-1 — netral, dan
fasa L3 — Fl — F21-2 — O1-2 —I3-4— K31-2 — K214-13 — K4b-a — netral.
Karena itu sakelar Ki dan relais waktu K4 akan dihubungkan.
Juga kontak-kontak pegang K11-2 dan K19-10 akan dihubungkan. Karena
itu, walaupun tombol tekan I dilepas, K1, K4 dan K3 akan tetap
dihubungkan yaitu lewat lingkaran-lingkaran arus berikut ini :
fasa L3 — Fl — F21-2 — O1-2 — K11-2 — K1b-a — netral,
fasa L3 — Fl — F21-2 —O1-2— K11-2— Xl : 20 — X1:21 — Xl : 22— Xl
: 23 — K214-13 — K4a — netral, dan
fasa L3 — Fl — F212 —012— Ki 1-2 — Xl:20 — X1:21 — K1109—
K412 — K211 12 — KSba — netral.
93

Setelah beberapa saat, tergantung pada setelan waktunya, kontak K412


akan membuka. Setelan waktu ni dapat diatur antara 0,6 — 20 sekon. Karena
K412 membuka, K3 akan terputus.
Setelat, k412 membuka, kontak k413 akan dihubungkan. Waktu
pemindahnya sama dengan 80 — 100 milisekon. Sakelar segitiga K2 sekarang
dihubungkan Iingkaran arus berikut ni:
fasa L3 — El — E212 — 012 — K112 — K1109 — K413 — KS1314
K2ba — netral.

Dengan demikian motornya sekarang dihubungkan segitiga. Relais


waktunya diputuskan karena kontak pemutus K214-13 membuka. Sakelar K2 tetap
dihubungkan lewat kontak pegang K22-1. Setelah relais waktunya diputuskan,
kontak K41-2 akan dihubungkan kembali. Kontak pemutus K211-12 diperlukan
untuk mencegah supaya sakelar K3 tidak ikut dihubungkan kembali.

Diagram urutan
94

Cara kerja sebuah diagram lingkaran arus tidak perlu diuraikan seperti di
atas, diagram ini dilengkapi dengan suatu diagram urutan seperti gambar 2.25.
Untuk diagram urutan ini berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Garis waktunya berjalan dari atas ke bawah
b. Proses kerja sebuah relais dinyatakan dengan sebuah persegi kecil. Sisi atas
persegi ini menyatakan saat relais itu mulai mendapat arus penguatan. Sisi
yang bawah menyatakan saat kontak-kontak relais membuat kontak.
c. Juga proses pemutusan sebuah relais dinyatakan. dengan sebuah persegi kecil.
Sisi atas persegi ini menyatakan saat arus relais diputuskan. Sisi yang bawah
menyatakan saat kontak-kontak relais memutuskan kontak.
d. Garis vertikal yang menghubungkan dua persegi kecil, menyatakan bahwa
selama selang waktu itu relais yang bersangkutan mendapat arus.
f. Tanda H menyatakan suatu jalan pegang, artinya pada saat itu relais yang
bersangkutan mendapat arus penguatan lewat suatu lingkaran arus lain, tidak
tergantung apakah lingkaran arus penguatan yang semula masih ada atau tidak.
Dalam diagram urutan gambar 2.25 misalnya, tanda-tanda H menyatakan
bahwa kontak-kontak K11-2., K19-10 dan K31-2 telah mengambil alih tugas
tombol tekan I, dan bahwa kontak K21-2 telah mengambil alih tugas kontak
K41-3.
g. Kalau sebuah kontak membuka atau menutup dengan kelambatan, perseginya
digambar sebagai sebuah persegi panjang, seperti misalnya kontak K41-2 dalam
gambar 2.25.
h. Kalau sebuah aparat hubung memiliki beberapa fungsi yang sangat berbeda,
untuk setiap fungsi dapat dibuatkan diagram urutan tersendiri.
Kalau sebuah diagram urutan diberi skala waktu, misalnya dalam satuan
sekon atau milisekon, diagram ini disebut diagram urutan waktu.
95

Diagram pengawatan
Diagram ini di gunakan untuk montase.
Untuk memudahkan pembacaannya, diagram pengawatan dan rangkaian-
rangkaian yang rumit, kini sering digambar dalam bentuk diagram pengawatan
“tanpa kawat” (gambar 2.26). Dalam diagram ini hubungan-hubungannya tidak
lagi digambar lengkap, tetapi untuk menyatakan suatu hubungan digunakan
sistem penunjukan. Setiap hubungan diganti dengan suatu penunjukan yang
terdiri dari dua bagian. Bagian yang pertama menyatakan alat ke mana hubungan
ini harus dibuat. Bagian yang kedua menyatakan nomor terminal yang harus
dituju.
Dari diagram pengawatan gambar 2.26 misalnya dapat dibaca, bahwa
terminal 1 dan jalur terminal Xl harus dihubungkan dengan terminal K1 : 8.
Sebaliknya di terminal K1 : 8 ini harus ada penunjukan X1 : 1.
Pada pelaksanaan montasenya, ujung-ujung kawatnya tidak ditandai
seperti diuraikan di atas. Tetapi tiap-tiap ujung kawat ditandai dengan nomor
terminal yang dihubungkan dengan ujung itu. Jadi untuk sambungan tersebut di
atas misalnya, ujung kawat di terminal Xl : 1 diberi tanda 1, dan di terminal K1 :
8 diberi tanda 8. Dengan demikian, kalau di kemudian hari untuk sesuatu
keperluan sebuah ujung kawat harus dilepas, terminalnya dapat ditemukan
kembali dengan mudah.
Dengan cara pemberian kode ini, kawat-kawat yang dipasang umumnya
akan mendapat nomor yang berbeda di masing-masing ujungnya.
96

Garis pendek tebal yang digambar dalam jalur terminal, misalnya antara
X1 : 1 dan Xl : 2, menyatakan bahwa terminal-termmnal ini saling dihubungkan.

Diagram alat
Alat-alat yang bentuknya sama, dalam diagram pengawatan tidak
digambar lengkap, tetapi hanya dinyatakan dengan garis-garis luarnya dan dengan
pola terminalnya saja. Untuk dapat membaca cara kerjanya dengan mudah, dan
alat-alat ini dibuatkan diagram alat tersendiri.
Diagram alat ini juga diberikan sebagai informasi tambahan pada diagram
lingkaran arus.
Gambar 2.27 memperlihatkan diagram-diagram alat dan sakelar-sakelar
magnet K1, K2 dan K3, dan dari pengaman termis F2 dan tombol tekan S1 dari
gambar 2.24.

Gambar pohon kabel


Kalau sebuah aparat harus dibuat dalam jumlah besar, untuk
pengawatannya sering makan pohon kabel. Pohon kabel ini dibuat berdasarkan
suatu gambar pohon kabel (gambar 2.28). Setiap ujung kabel dari pohon kabel
diberi tule tanda menurut nomer terminal yang harus dihubungkan dengan ujung
kabel itu. Pohon-pohon kabel tersebut dibuat dalam jumlah besar di suatu bagian
tersendiri khusus untuk itu.
Gambar 2.28 memperlihatkan gambar pohon kabel untuk sakelar bintang
segitiga gambar 2.24. Dalam gambar 2.28 ini semua hubungan digabung jadi satu
dan digambar sebagai satu garis tebal. Karena itu untuk pembuatan pohon
kabelnya, gambar ini harus disertai dengan tabel-tabel.
Untuk pelaksanaan pengawatannya, tabel-tabel ini saja kadang-kadang
sudah cukup.
97

Panjang kabel-kabel yang diperlukan dapat ditentukan berdasarkan sebuah


model percobaan, atau berdasarkan sebuah gambar menurut ukuran sebenarnya
atau gambar dengan skala.
Untuk pelaksanaan pengawatannya, dalam praktek dapat digunakan :
a. diagram lingkaran arus yang lengkap;
b diagram pengawatan, bisa juga yang tanpa kawat;
c. gambar pohon kabel, atau kadang-kadang tabel-tabelnya saja.
Sebagai contoh di bawah ini diberikan sebuah tali, hanya untuk sakelar K3
saja. Arah pemindahan energi dalam suatu kabel menentukan apekah kabel ini
datang dari suatu terminal atau menuju ke terminal lift, Informasi ini dapat
berguna untuk menentukan lokasi gangguan-gangguan.
98

Diagram kabel
Diagram ini memberi intormasi mengenai kabel-kabel yang harus digunakan
untuk menghubungkan motor yang bersangkutan dengan aparat-aparat lainnya.
Dalam diagram kabel gambar 2.29 juga dinyatakan bagaimana urat-urat kabelnya
harus dihubungkan dengan terminal-terminal yang ada.
99

Gambar Instalasi
Dalam gambar instalasi yang terperinci, kabel-kabel yang digunakan juga
digambar, terdapat mungkin sesuai dengan situasi yang sebenarnya (gambar
2.30). Dalam gambar instalasi yang disederhanakan, kabel-kabel ini tidak
digambar,
Diagram instalasi
Dalam jilid I sudah diuraikan bagaimana cara membuat diagram instalasi. Dalam
diagram instalasi motor-motor, juga dinyatakan tujuan masing-masing motor,
serta aparat asutnya dan faktor dayanya. Untuk hubungan-hubungan yang
panjang, selain jenis jumlah urat dan luas penampang penghantar kabel yang
digunakan, juga dicantumkan panjang kabel ini (gambar 2.31).

Diagram instalasi untuk satu motor ini (gambar 2.31), dapat juga dianggap
sebagal diagram dasar.
Untuk instalasi-instalasi besar, diagram instalasinya biasanya dipecah menjadi
beberapa bagian. Dari semua perlengkapan hubung-bagi yang ada, lebih dahulu
digambar diagram ikhtisarnya. Dan masing-masing perlengkapan hubung-bagi
kemudian digambar diagram instalasinya tersendiri.

Diagram penyambungan
100

Diagram penyambungan digunakan untuk penyambungan sebuah motor


atau aparatur. Dalam diagram ini dinyatakan terminal-terminal dan motor atau
aparat yang bersangkutan. Diagram-diagram penyambung ini biasanya disertakan
pada aparatur oleh pabrik yang membuatnya, sebagai petunjuk untuk cara
penyambungannya.

Diagram blok
Dalam diagram ini, bagian-bagian yang berdiri sendiri dan yang cara
kerjanya sudah dikenal, diganti dengan kotak-kotak. Kotak-kotak atau blok-blok
ini dihubungkan dengan garis-garis untuk menyatakan urutan kerjanya (lihat
misalnya gambar 1.45).
Diagram-diagram blok ini menggambarkan cara kerja suatu rangkaian
secara sederhana sekali. Cara kerja dari bagian-bagian yang diganti dengan kotak,
dianggap sebagai sudah diketahui.

Diagram kosong
Diagram kosong atau diagram bercahaya ialah diagram dasar yang dibuat
di atas tutup suatu prrlengkapan hubung-bagi (lihat gambar 4.3). Diagram ini
memberi ikhtisar dan alat-alat yang dihubungkan dengan perlengkapan hubung-
bagi itu, dari hubungan-hubungan yang dapat dibuat.

2.8.8. SAKELAR BALIK BINTANG-SEGITIGA OTOMATIS


Gambar 2.31 memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu sakelar
bank bintangsegitiga yang sepenuhnya otomatis.
Kalau tombol I ditekan, K1 akan dihubungkan dan motor yang
bersangkutan akan berputar ke kanan. Kalau tombol II ditekan, K2 akan
dihubungkan dan motor tersebut akan berputar ke kiri, karena sekarang fasa-
fasa L2 dan L3 ditukar. Kontak-kontak pegang K1 :1 dan K2 : 1 masing-
masing mengambil alih tugas tombol tekan I dan tombol tekan II.
Karena ada kontak-kontak pengunci K1 :3 dan K2 : 3, sakelar-sakelar
K1 dan K2 tidak bisa dihubungkan bersamaan.
101

Lewat kontak K1 : 2 atau K2 : 2, kumparan sakelar K3 akan mendapat


arus, sehingga sakelar K3 akan dihubungkan. Dengan demikian titi-bintang
motor tersebut terbentuk.
Pada saat yang sama, lingkaran arus untuk relais waktu K5 juga akan
dihubungkan. Selang waktu relais ini dapat disetel sampal 50 sekon. Setelah
waktu yang ditentukan oleh setelan relais, kontak K5 : 1 akan pindah
kedudukan. Karena itu lingkaran arus untuk kumparan sakelar K3 akan
terputus. Sakelan K3 akan membuka, dan kontak K3 : 1 akan menutup
kembali. Dengan demikian lingkaran arus untuk tumpanan sakelar K4 akan
dihubungkan dan sakelar K4 dihubungkan. Motornya sekarang akan berputar
dengan hubungan segitiga. Kontak pegang K4 : 2 mengambil alih tugas kontak
relais K5 : 1.
Pada saat yang sama kontak K4 : 3 akan membuka, sehingga lingkaran
arus untuk K3 terhalang. Selain itu, juga kontak K4 : 1 akan membuka,
sehingga relais waktu K5 diputuskan. Kontak K5 : 1 akan kembali ke
kedudukan awalnya.
Gambar 2.33 memperlihatkan diagram urutannya.
Untuk membalik arah putarnya, lebih dahulu motornya harus
dihentikan dengan menekan tombol stop 0.
Juga kalau kontak termis F2 bekerja, motornya akan berhenti.
102

2.8.9. TRANSFORMATOR KEMUDI


Gambar 234 memperlihatkan diagram lingkaran arus rangkaian sebuah
mesin frais. Lingkaran-lingkaran arus utamanya dihubungkan dengan jaringan
fasa-tiga, dan diber nomor urut 11 sampai dengan 17.
Lingkaran-lingkaran arus kemudinya mendapat suplai dan
transformator pelindung T1 dengan tegangan 380/220 V.
Kalau untuk lingkaran-lingkaran arus kemudi digunakan sebuah
transformator kemudi dengan tegangan sekunder 24 V atau 42 V. untuk
hantaran-hantaran arus kemudinya dapat digunakan hantaran arus lemah.
Isolasi hantaran-hantaran ini lebih tipis. Dalam hal ini sebagai transformator
harus digunakan sebuah transformator pengaman. Sisi sekunder transtormator
ini, yaitu sisi 24 V atau 42 V, tidak boleh ditanahkan. Selain itu lingkaran-
lingkaran arus untuk tegangan rendah ini, di mana pun tidak boleh membuat
kontak dengan lingkaran arus tegangan “tinggi”. Selubung luar hantaran-
hantaran arus lemah juga tidak boleh bersentuhan dengan hantaran arus kuat.
Juga kumparan sakelar magnetnya harus dipindahkan dengan baik.
Dalam praktek pemisahan demikian sulit dicapai. Karena itu untuk
hantaran-hantaran arus kemudi biasanya juga digunakan hantaran arus kuat.
Kalau digunakan tegangan kemudi yang melebihi 42 V, untuk
transformator T1 harus digunakan sebuah transformator pelindung. Sisi
sekunder transformator ini arus ditanahkan (lihat gambar 2.34).
Dalam diagram lingkaran arus ini, untuk pemberian kodenya digunakan
blok kode 2 dan 3.
103

Penentuan lokasi (blok kode 2)


+ A1 poros frais
+ A2 gerakan umpan benda yang dikerjakan
+ A3 penyetelan meja
+ A4 pompa cairan pendingin

Kelompok alat (blok kode 3)


—F pengaman dan pengaman termis
—H lampu isyarat
—K kontaktor (sakelar magnet yang dilayani dari jauh) dan relais bantu
—M motor
—Q sakelar utama dan sakelar balik
—S tombol tekan untuk pelayanan
—T transformator

Nomor Urut
Nomor ini ialah nomor urut untuk membedakan alat-alat dari satu kelompok.
jadi yang memiliki huruf sama, misalnya :
+ A1 – F1 : adalah pengaman dari motor poros frais + A1 – M1
+ A3 – K1 dan
+ A3 – K2 : adalah kontraktor-kontraktor untuk motor + A3 – M1, untuk arah
putar ke kanan dan ke kiri
+ A3 – S1
+ A3 – S2 dan
+ A3 – S3 : adalah tombol-tombol tekan untuk melayani kontraktor-
kontraktor unit + A3 (penyetelan meja)
Dalam diagram, tanda kode sebuah alat ditulis di sebelah kanan dari
lambangnya.
104
105

Cara kerja
Sakelar utama.
Setelah sakelar utama — Q1 dihubungkan, transformator kemudi — T1
memberi tegangan 220 V kepada lingkaran kemudi. Lampu isyarat — H1
menyala. Isyarat ini menyatakan bahwa mesin fraisnya dihidupkan.

Arah putar poros frais.


Kedudukan sakelar — Q2 menentukan arah putar poros frais, maju atau
mundur.

Menjalankan frais.
Ini dilakukan dengan menekan tombol +A1 — S2. Kalau tombol ini ditekan,
relais bantu +A1 — K2 (lingkaran arus kemudi 23) akan mendapat arus lewat
lingkaran arus berikut ini :
(RO) — (+A1—S1) — (—Q2) — (+A2—F2) — (+A1—F2) —
— (—S2) — (+A1—S2) — (+A1—K2) — (TO).
106

o Kontak +A1—K2 (lingkaran arus kemudi 24) mengambil alih tugas +A1—
S2.
o Kontak +A1—K2 (lingkaran arus kemudi 20) menghubungkan kontraktor +
A1—K1, sehingga motor poros frais +A1—M1 akan jalan.
o Kontak-kontak +A1—K1 dalam lingkaran-lingkaran arus kemudi 19, 22 dan
26 dihubungkan.
Kontak pemutus +A1—K2 dalam lingkaran arus kemudi 22 membuka, jadi
lewat relais +A1—K3 tetap tidak mengalir arus.

Menjalankan motor penggerak benda yang dikerjakan (motor +A2—M1).


o Motor ini dijalankan dengan menekan tombol +A2—S2 (lingkaran arus
kemudi 25).
o Benda yang dikerjakan baru boleh digerakkan kalau fraisnya sudah
berputar. Untuk itu dalam lingkaran arus kemudi 26 dipasang kontak-kontak
penghubung +A1—K1 dan +A1—K2.
o Kontak +A2—K1 (lingkaran arus kemudi 26) mengambil alih tugas tombol
tekan +A2—S2.
Menyetel benda yang dikerjakan.
o Dengan sakelar —S2 benda yang dikerjakan dapat disetel tanpa menjalankan
fraisnya.
o Setelah sakelar —S2 dihubungkan, dan tombol + A2—S2 ditekan, lingkaran
arus kemudi 25 akan dihubungkan, sehingga motor penggerak benda yang
dikerjakan dihubungkan oleh + A2—K1.
o Kontak pemutus —S2 dalam lingkaran arus kemudi 23 membuka, sehingga
relais bantu +A1—K2 menjadi terhalang. Jadi sekarang fraisnya tidak bisa
dijalankan.

Menjalankan motor untuk penyetelan meja.


Motor untuk penyetelan meja ini memiliki sakelar balik. Penukaran dua
fasanya dilakukan oleh kontaktor-kontaktor +A3—K1 dan +A3—K2. Tombol-
tombol tekan +A3—S2 dan + A3—S3 melayani kontaktor-kontaktor ini.
107

Dalam lingkaran-lingkaran arus kemudi 27 dan 29 terdapat kontak-kontak


pengunci +A3—K2 dan + A3—K1, serta sakelar-sakelar ujung +A3—S4 dan
+A3—S5. Sakelar-sakelar ujung ini membatasi setelan meja.

Pompa cairan pendingin.


Motor pompa ini dapat dijalankan tersendiri, tidak tergantung pada motor-
motor lainnya (lihat lingkaran-lingkaran arus kemudi 31 dan 32).
Menghentikan mesin.
o Tombol tekan +A1—S1 memutuskan lingkaran arus kemudi 23, sehingga
relais bantu +A1—K2 tidak mendapat arus.
o Kontak pemutus +A1—K2 dalam lingkaran arus kemudi 22 menutup,
sehingga relais waktu +A1 — K3 dihubungkan.
o Kontak +A1—K3 dalam lingkaran arus kemudi 19 tidak langsung membuka,
jadi juga sakelar +A1 —K1 tidak langsung membuka. Dengan demikian
fraisnya masih mendapat kesempatan untuk berputar terus sampai menjadi
bebas dan benda yang dikerjakan.
o Dengan ditekannya tombol +A1—S1, juga lingkaran arus kemudi 25 akan
diputuskan. Dengan demikian motor penggerak benda yang dikerjakan akan
berhenti.
o Selang beberapa sekon relais waktu +A1—K3 akan membuka. Kontak - A1
—K3 dalam lingkaran arus kemudi 19 memutuskan kontaktor + P1 — K1.
Setelah itu kontak +A1—K1 dalam lingkaran arus kemudi 22 akan
memutuskan relais waktu +A1—K3.

Mencoba frais
Dengan tombol tekan +A1—S3 dalam lingkaran arus kemudi 21, motor poros
frais + A1 – M (dapat dijalankan, tanpa tergantung pada relais bantu +A1 K2)
Dengar tombol tekan — SO seluruh mesin dapat dimatikan.
Gambar 235 memperlihatkan diagram instalasinya. Daya masing-masing
motor-motor diberikan dalam diagram ini.
108

2.8.10. CONTROLLER BINTANG-SEGITIGA


Untuk motor-motor yang lebih besar, kebanyakan digunakan controller
bintang segitiga. Dengan controller ini, seri dengan kumparan motor mula-
mula dihubungkan tahanan-tahanan redam. Baru kemudian kumparan
motornya dihubungkan dengan tegangan yang sebenarnya. Dengan demikian
arus asutnya akan lebih kecil.
Tahanan-tahanan redam itu dapat didinginkan dengan udara atau dengan
minyak. Pendinginan dengan minyak lebih baik. Kontak-kontak yang
dihubungkan dan diputuskan dalam minyak, hampir tidak menjadi aus.
Kontak-kontak yang bekerja di udara harus dilumas dengan gemuk secara
teratur, supaya tidak cepat aus.
Untuk instalasi yang dipindah-pindahkan, penggunaan controller yang
diisi dengan minyak dapat menimbulkan masalah. Karena itu, sampai kira-kira
109

22 kW, untuk instalasi-instalasi demikian digunakan controller dengan


pendinginan udara.

Gambar 2.36 memperlihatkan diagram pengawatan sebuah controller


bintang-segitiga dengan lima kedudukan. Gambar 2.37 memperlihatkan
hubungan kumparan motornya pada tiap-tiap kedudukan controller. Untuk
hubungan segitiga hanya ada satu kedudukan antara, sebab kelutan arus yang
terbesar terjadi pada saat motornya mulai dijalankan dalam hubungan bintang.
Controller ini memiliki kedudukan awal yang dipaksakan. Artinya :
motor M hanya bisa mulai dijalankan dengan controllernya di kedudukan
pertama. Tindakan ini dimaksudkan untuk mencegah timbulnya kejutan-
kejutan arus yang terlalu besar, seperti yang akan terjadi kalau motor M mulai
dijalankan, sedangkan controllernya berada dalam salah satu kedudukan
antaranya.
110

Selain itu, kontak kaki rangkaian ini (lihat gambar 2.36) harus selalu
ditekan selama pengasutan. Dengan demikian controller ini juga memiliki
kedudukan akhir yang dipaksakan. Sebab dengan adanya penguncian listrik
itu, controller ini tidak bisa ditinggalkan begitu saja sebelum proses
pengasutannya selesai.
Akibat-akibat yang dapat timbul karena pengasutan yang salah ialah :
a. Kalau controllernya dibiarkan dalam kedudukan antara dengan tahanan-
tahanan redamnya masih dibebani, suhu minyaknya akan menjadi terlalu
tinggi sehingga tahanan-tahanan redamnya bisa terbakar.
b. Kalau controllernya dibiarkan dalam kedudukan bintang, dan motornya
dibebani, lilitan-lilitan stator motor ini bisa terbakar.
Controller bintang-segitiga untuk motor-motor besar tidak bisa terlalu
sering dihubungkan secara berturut-turut, karena minyaknya akan menjadi
terlalu panas. Kadang-kadang dalam satu jam controller ini hanya boleh
dihubungkan 3 @ 4 kali saja.
Gambar 2.38. memperlihatkan diagram lingkaran arus dan lingkaran
arus kemudian sebuah controller.
111

2.8.11. PENGASUTAN DENGAN KUMPARAN HAMBAT STATOR


Cara pengasutan dengan kumparan hambat stator ini cocok untuk motor-
motor dengan beban yang tergantung pada kecepatan putar, misalnya motor-
motor untuk pompa dan ventilator yang langsung dibebani.
Kalau arus asut sebuah motor fasa-tiga diperkecil n kali, kopel asutnya
akan menjadi n2 kali lebib kecil.
Salah satu keuntungan dan cara pengasutan dengan kumparan hambat
stator ini ialah panas yang ditimbulkan tidak banyak. Karena itu cara ini dapat
digunakan untuk motor-motor besar. Panas yang ditimbulkan hanya 5 % @ 10
% dari panasyang akan timbul, kalau pengasutannya dilakukan secara kuno
dengan tahanan-tahanan stator.

Pengasutan dengan kumparan hambat stator cukup dengan satu tahap


asut saja. Karena itu pelaksanaannya dapat dilakukan dengan menggunakan
kontak-kontak (gambar 2.39). Sakelar kerja K2 dikomando oleh tegangan
motor. Kalau pengasutannya sudah selesai dan motornya mendapat tegangan
penuh, sakelar K2 baru dihubungkan. Jadi K2 dihubungkan tanpa
menimbulkan kejutan arus.
112

2.8.12. TRANSFORMATOR ASUT


Kalau digunakan transformator asut, dan tegangan asut motor
diturunkan dengan faktor n, arus motornya akan juga turun dengan faktor n.
Arus primer sebuah trnsformator selalu n kali lebih kecil daripada arus
sekundernya. Jadi arus asutnya akan n2 kali lebih kecil daripada arus asut yang
akan timbul, kalau motor ini dihubungkan langsung dengan jaringan.
Sebagai transformator asut selalu digunakan sebuah auto transformator,
karena jenis ini lebih murah. Transformator-transformator ini biasanya
memiliki beberapa titik sedap, yaitu di kira-kira 60%, 70% dan 80%.
Dengan menggunakan rangkaian Korndorfer, pelaksanaan
pengasutannya dapat dilakukan tanpa pemutusan (gambar 2.40). Selama
pengasutan, sakelar asut (1 dan sakelar bintang K3 dihubungkan. Selesai
pengasutan, sakelar K3 dibuka lebih dahulu, kemudian sakelar kerja K2 baru
dihubungkan. Perintah untuk memindahkan hubungan ini kebanyakan
diberikan oleh sebuah relais waktu.
Kalau digunakan sebuah transformator asut, kopel asutnya dapat
mencapai – 80 %, tergantung pada reduksi tegangan yang digunakan.

2.8.13. MOTOR ANGKER GELANG SERET DENGAN PENGASUTAN


ROTOR
Kalau untuk pengasutan motor angker gelang seret digunakan tahanan-
tahanan asut dalam lingkaran arus rotor, arus asutnya akan rendah dengan cos
yang baik. Kogel asutnya sebanding dengan cos α dan arus asut Karena itu,
113

walaupun arus asutnya kecil, kopel asutnya akan cukup baik. Sifat ini
membuat motor angker gear seret cocok sekali untuk mesin-mesin dengan
pengasutan yang berat.
Keuntungan lain dari cara pengasutan ini ialah, energi slip yang timbul
selama pengasutan, sekarang disalurkan di luar motor. Jadi motor ini tidak
menjadi panas.
Keberatan-keberatan motor ini ialah harganya mahal dan biaya
pemelihararnya tinggi.

Gambar 2.41 memperlihatkan diagram pengawatan sebuah motor angker


gelang seret dengan tahanan-tahanan asut rotor. Motor ini dijalankan dengan
sebuah sakelar tegangan nol yang dilayani dengan tangan. Dalam keadaan
darurat, sakelar ini dapat diputuskan dari jauh dengan menekan sebuah tombol
berpegas (0).
Gambar 2.42 memperlihatkan diagram dasarnya
114

Motor ini dapat juga dijalankan sera otomatis dengan menggunakan


rangkaian gambar 2.43. Tahanan-tahanan asut rotor R dikurangi secara
bertahap. Selama pengurangan ini, lingkaran arus rotor tidak boleh terputus.
Kalau tombol berpegas I ditekan, sakelar utama K1 akan dihubungkan.
Karena itu motornya akan mulai jalan dengan tahanan-tahanan asut R
dihubungkan seri dengan rotor.
Kontak K1 : 2 bekerja dengan kelambatan, dan baru menutup setelah
beberapa saat. Dengan demikian sakelar K2 akan dihubungkan, sehingga
sebagian dan tahanan-tahanan asut H dihubungkan singkat. Selang beberapa
waktu lagi, kontak K2 : 1 akan menutup, sehingga sakelar K3 dihubungkan
dan tahanan-tahanan Asut R dihubungkan singkat seluruhnya.
Untuk memperlambat kerja kontak-kontak K1 : 2 dan K2 : 1 dapat
digunakan cara-cara mekanis, termis atau cara lain. Selang waktunya dapat
disetel.

Jumlah tahapan asutnya dapat dikurangi dengan menggunakan


rangkaian-rangkaian paralel dari tahanan dan kumparan hambat dalam
lingkaran arus rotor.
Pada awal pengasutan, frekuensi slipnya tinggi, sehingga reaktansi
kumparan-kumparan hambat itu tinggi. Jadi impedansi hubungan paralel dan
tahanan dan kumparan hambat itu akan tinggi.
Makin tinggi kecepatan putar rotor, makin rendah frekuensi slipnya,
sehingga reaktansi kumparan-kumparan hambat itu juga akan makin kecil.
Karena itu tahanan-tahanan asut rotor akan makin dihubungkan singkat.
Akhirnya, kalau slipnya nol, paralel dengan tahanan-tahanan asut ini hanya
akan terdapat tahanan arus searah dan kumparan hambat saja. Tahanan arus
searah inirendah.
Kadang-kadang satu tahap pengasutan saja bahkan sudah cukup (gambar
2.44).
115

Suatu cara pengasutan rotor tanpa tahapan ialah dengan menggunakan


tahanan air sebagai tahanan asut rotor. Cara ini kadang-kadang masih
digunakan untuk motor-motor yang sangat besar. Panas yang timbul dalam
tahanan asut diserap dan disalurkan oleh air.

2.8.14. LATIHAN
Umum
1. Mengapa motor-motor besar yang dilayani dengan controller bintang-
segitiga, tidak boleh terlalu sering dihidupkan dan dimatikan secara
berturut-turut?
2. Buatlah diagram urutan untuk sakelar balik magnetik yang dibahas dalam
Sub-paragraf 2.8.4.
3. Selesaikanlah tabel untuk diagram pengawatan yang dibahas dalam sub
paragraf 2.8.7.
4. Apakah tujuan suatu rangkaian dengan kedudukan awal dan kedudukan
akhir yang dipaksakan?
5. Bagaimanakah sifat-sifat motor angker gelang seret dengan tahanan asut
rotor? Apakah keuntungannya, kalau paralel dengan tahanan asut rotor ini
dihubungkan kumparan hambat?
116

Menggambar
1. Sebuah motor fasa-tiga harus dapat dihubungkan dengan suatu jaringan
darurat kalau dalam jaringan utama terjadi gangguan.
Rencanakanlah suatu rangkaian yang memenuhi syarat di atas dengan
menggunakan sakelar-sakelar elektromagnetik. untuk memindahkan
hubungan dan jaringan utama ke jaringan darurat harus digunakan tombol-
tombol tekan. Jenis-jenis sakelar yang digunakan harus yang ada di pasaran.
Gambarlah diagram lingkaran arus dari lingkaran arus utama dan lingkaran
arus kemudinya di atas kertas ukuran A2.
Gambarlah juga diagram pengawatannya menurut ukuran sebenarnya. Satu
terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja. Sambungan-
sambungan terus harus dilakukan di sebuah jalur terminal, L1 - Juga kabel-
kabel suplainya harus dihubungkan dengan jalur terminal ini.
Sambungan antara jalur terminal tersebut dan bagian-bagian lain dalam
kotak sakelar, harus dilakukan dengan suatu pohon kabel.
Buatlah sebuah tabel yang mencantumkan semua hubuhgan panjang dan
jenis kabel yang digunakan, dan sebagainya. Pohon kabel yang diperlukan
harus dapat dibuat berdasarkan tabel ini.
2. Rencanakanlah suatu rangkaian otomatis untuk pengasutan dengan
kumparan hambat stator yang digambar dalam gambar 2.39.
Sakelar asut magnetik KI dilayani dengan sebuah jam program. Sakelar
kerja magnetik K2 dikomando oleh tegangan motornya. Sakelar kerja ini
harus membuka kalau pengaman maksumum rangkaian ini, atau kalau
diputuskan oleh jam program tersebut.
Kalau terjadi pemutusan oleh pengaman maksimum, sebuah lampu isyarat
gangguan harus menyala.
Rangkaiannya harus direncanakan sedemikian hingga sakelar-sakelar K1
dan K2 tidak bisa dihubungkan bersamaan.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dan lingkaran
arus kemudinya di atas kertas ukuran A4. Buatlah juga diagram urutannya
di atas milimeter.
117

3. Rencanakanlah suatu rangkaian otomatis untuk rangkaian Korndorfer


gambar 2.40. Pelayanannya dilakukan dengan tombol-tombol tekan
berpegas “jalan” dan “stop”. Untuk memindahkan hubungan motor secara
otomatis dan keadaan pengasutan ke keadaan kerja, digunakan sebuah
kontak termo. Untuk melayani kontak termo ini, sakelar asut K1 memiliki
kumparan kedua yang bekerja sebagai transrormator dengan kumparan
utama sakelar ini. Sakelar kerja K2 baru boleh dihubungkan setelah sakelar
bintang K3 diputuskan. Karena itu harus digunakan kontak-kontak
pengunci.
Kalau K2 dihubungkan, K1 harus diputuskan. Kalau pengaman
maksimumnya bekerja, sakelar kerja K2 harus diputuskan. Motornya baru
boleh dijalankan lagi, kalau pengaman maksimum ini sudah dikembalikan
ke keadaan asalnya.
Gambarlah diagram lingkaran arus lengkap dan lingkaran arus utama dari
lingkaran arus kemudinya di atas kertas ukuran A3.
Buatlah juga diagram urutannya di atas kertas milimeter. Pengawatannya
harus dapat dilaksanakan berdasarkan diagram-diagram tersebut.
4. Gambarlah suatu diagram pengawatan “tanpa kawat” untuk panel layan
mesin frais gambar 2.35.
Untuk penyambungan kabel-kabelnya, dan untuk penyambungan ke lemari
dengan kontaktor-kontaktor, dalam panel layar dipasang satu atau beberapa
jalur terminal.

2.9. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MOTOR-MOTOR FASA TIGA


2.9.1. PENGANTAR
Kecepatan putar motor-motor fasa-tiga dapat diatur dengan berbagai cara :
1. Pengaturan dengan mengubah jumlah kutub
1. dua kecepatan putar dengan kumparan-kumparan terpisah
2. dua kecepatan putar dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah
(hubungan Dahiander);
3. tiga kecepatan putar dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah
dari satu kumparan terpisah;
118

4. empat kecepatan putar dengan dua kumparan yang hubungannya dapat


diubah.
2. Pengaturan kecepatan putar motar-motar angker gelang seret
1. a. dengan tahanan rotor;
b. pengaturan tanpa kontak;
2. sinkronisasi dan pengaturan dengan poros listrik:
a. poros daya
b. poros slip
c. poros kompensasi
3. hubungan kaskade.
3. Pengaturan kecepatan putar untuk mesin-mesin khusus motor-motor servo.

2.92. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR DENGAN MENGUBAH


JUMLAH KUTUB
Kumparan-kumparan terpisah
Pengaturan motor-motor ini hanya dapat dilakukan secara bertahap;
pengaturan secara kontiny tidak mungkin. Motor-motor dengan kumparan-
kumparan terpisah, secara teoretis dapat memiliki setiap kombinasi kecepatan
putar.
Kumparan-kumparan tersebut dihubungkan bintang, dan letaknya satu sama
lain terpisah seluruhnya. Untuk memperoleh salah satu kecepatan putar, salah
satu kumparan dihubungkan dengan jaringan, sedangkan kumparan lainnya
tidak dihubungkan.
Kumparan yang hubungannya dapat diubah
Perbandingan kecepatan-kecepatan putar sebuah motor dengan kumparan
yang hubungannya dapat diubah, selalu 1:2. Setiap kumparan fasa motor-
motor ini dibagi dua. Bagian-bagian ini dapat dihubungkan seri atau paralel,
tergantung pada kecepatan putar yang dikehendaki.
Kombinasi-kombinasi yang banyak digunakan untuk dua kecepatan
putar diberikan dalam tabel di bawah ini :
119

Kecepatan putar yang dicetak miring berasal dari kumparan yang


terpisah.
Pada motor-motor dengan tiga atau empat kecepatan putar, ujung-ujung
kumparan yang tidak dihubungkan harus dibiarkan terbuka untuk mencegah
timbulnya arus induksi. Sebab kumparan yang dihubungkan membentuk
sebuah transformator dengan kumparan yang tidak dihubungkan.
Kalau motor ini motor diasut dengan kecepatan putar rendah dan baru
kemudian kecepatan putarnya dinaikkan, kejutan arus asutnya akan jauh lebih
kecil daripada yang akan timbul kalau diasut langsung dengan kecepatan putar
tinggi.
Kalau kecepatan putar sebuah motor semula tinggi, dan kemudian
diturunkan, motor ini akan bekerja sebagai rem listrik. Selama beberapa saat
motor ini akan bekerja sebagai generator dan memberi energi kepada jaringan,
sampai kecepatan putarnya tidak menurun lagi.
Selama periode pereman ini, arus stator motor akan naik sampai
mencapai nilai arus asut yang akan timbul kalau motor ini dijalankan dan
kedudukan diam ke kecepatan putar rendah itu. Untuk menghindari arus besar
ini, motornya dapat dimatikan dahulu, dan dihidupkan lagi pada saat kecepatan
putarnya sudah menurun sampai kecepatan putar rendah tersebut.
Hubungan-hubungan yang paling banyak digunakan digambar dalam
gambar 2.45. Dan gambar-gambar ini dapat dilihat bahwa untuk kecepatan-
kecepatan putar rendah dan tinggi, jaringannya harus dihubungkan dengan
urutan fasa yang berbeda, supaya arah putar motornya sama.
120

Penukaran fasa ini kebanyakan sudah dilakukan dalam motor ini perlu
diperhatikan pada waktu menyambung sebuah motor. Kalau arah putar motor
untuk kecepatan-kecepatan putar rendah dan. tinggi tidak sama untuk salah
satu kecepatan dua fasa harus ditukar.

Hubungan-hubungan gambar 2.45 dapat dibedakan sebagai berikut:


bintangrangkap-segitiga
segitiga-bintang rangkap
bintang-bintang rangkap

.
Hubungan bintang rangkap-segitiga
Pada kecepatan putar rendah, kumparan-kumparan motor ini
dihubungkan bintang-rngkap, dan pada kecepatan putar tinggi dihubungkan
segitiga. Pada kecepatan putar tinggi, kopel motor ini lebih kecil dayanya
tetap.
Motor-motor ini antara lain digunakan untuk mesin-mesin bubut dan
mesin-mesin gulung.
Hubungan segi tiga bintang rangkap
Pada kecepatan putar rendah, kumparan-kumparan motor ini
dihubungkan segitiga, dan pada kecepatan putar tinggi dihubungkan bintang
rangkap. Kopel motor ini tetap pada kecepatan putar tinggi dayanya meningkat
sebanding dengan kecepatan putar.
121

Motor-motor ini antara lain digunakan untuk derek, lift, mesin kerek.
pompa plunyer, kompressor piston, mesin-mesin giling dan ban berjalan.

Gambar 2.46 memperlihatkan diagram pengawatannya. Penukaran


fasanya dilakukan dalam sakelar. Sakelar yang digunakan berupa sebuah
sakelar sandung.
Adakalanya ujung-ujung kumparan motor ini dikeluarkan dan
dihubungkan dengan 9 terminal. Dalam hal ini, untuk mengurangi kejutan arus
asutnya, motor ini dapat diasut dalam hubungan bintang, seperti diperlihatkan
dalam gambar 2.47. Penukaian fasanya dilakukan dalam motor.
Pada kecepatan putar rendah, kumparan motor ini dihubungkan bintang,
dan pada kecepatan putar tinggi dihubungkan bintang rangkap. Pada kecepatan
putar tinggi, kopel motor ini meningkat kuadratis dan dayanya meningkat
dengan pangkat tiga.
Motor-motor ini digunakan untuk ventilator dan pompa sentrifugal.
122

Jadi daya motor ini untuk masing-masing kecepatan putar sangat


berbeda. Karena itu, seringkali motor ini diberi dua setel pengaman arus
maksimum dan dua setel pengaman lebur (lihat gambar 2.48).

Gambar 2.48 ini memperlihatkan sebuah sakelar elektromagnetik untuk


hubungan bintang-bintang rangkap. Cara kerjanya dapat dijelaskan sebagai
berikut :

a. Kecepatan putar rendah


Tombol tekan I menghubungkan lingkaran arus untuk kumparan K1,
sehinga sakelar K1 dihubungkan. Karena itu motornya dihubungkan dengan
jaringan dalam hubungan bintang.
Kontak K1 :1 mengambil alih tugas tombol tekan I.
b. Kecepatan putar tinggi
Tombol tekan II menghubungkan lingkaran arus untuk kumparan K2,
sehingga sakelar K2 dihubungkan. Sakelar ini membentuk sebuah titik
bintang. Kontak K2 : 1 menghubungkan lingkaran arus untuk kumparan K3.
Karena itu sakelar K3 akan dihubungkan, sehingga motornya dijalankan
dengan hubungan bintang rangkap
Kontak K3 : 1 mengambil alih tugas tombol tekan II.
123

Gambar 2.49. memperlihatkan diagram urutannya.


Hubungan motor ini tidak bisa dipindahkan langsung dari kecepatan
putar rendah ke kecepatan putar tinggi. Untuk itu motornya harus dimatikan
dahulu dengan tombol tekan 0.
Motornya juga dapat dimatikan oleh relais-relais termis F4 dan F5

Hubungan motor ini dapat juga dibuat sedemikian higga kecepatan putar
yang tinggi hanya bisa dicapai, setelah motornya diasut dengan kecepatan
putar rendah.
Adakalanya motornya juga tidak boleh dihubungkan kembali dan
kecepatan putar tinggi ke kecepatan putar rendah, berhubung dengan kopel
rem yang akan timbul.
Hubungan-hubungan yang memenuhi syarat-syarat tersebut di atas bisa
diwukjdkan dengan menggunakan sakelar-sakelar elektromagnetik.
Rangkaiannya dapat direncanakan sedemikian hingga tidak akan timbul
kerusakan, sekalipun operator yang melayani motor ini membuat kesalahan.

2.9.3. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MOTOR-MOTOR ANGKER


GELANG SERET
Kecepatan putar motor-motor angker gelang seret dapat diatur dengan
menggunakan tahanan pengatur rotor. Hubungan tahanan pengatur ini sama
dengan hubungan untuk tahanan asut rotor. Akan tetapi tahanan asut tidak bisa
124

digunakan sebagai tahanan pangatur, karena tidak bisa menyalurkan panas


yang akan timbul di dalam. Sebagai tahanan pengatur rotor kebanyakan
digunakan tahanan-tahanan dengan pendinginan udara.
Keberatan cara pengaturan dengan tahanan pengatur ini ialah banyaknya
energi yang terbuang. Karena itu cara ini hanya digunakan kalau pengaturan
kecepatan yang diperlukan hanya sedikit.
Dengan cara pengaturan ini, kecepatan putar motor dapat diatur secara
kontinu.
Motor-motor angker gelang seret yang khusus dibuat untuk dapat diatur
kecepatan putarnya, disebut motor regularot gelang seret.

Pengaturan tanpa kontak


Cara pengaturan kecepatan putar ini banyak menggunakan transduktor.
secara singkat cara kerja sebuah transduktor dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Dalam keadaari tak jenuh, impedansil sebuah transduktor sangat besar;
dalam keadaan jenuh impedansinya sangat kecil.
b. Perubahan dan keadean yang satu ke keadaan yanq lain berlangsung dengan
lompatan dan sinkron dengan frekuensi tegangan suplai yang digunakan.
c. Saat terjadinya perubahan dari keadaan jenuh ke keadaan tak jenuh dalam
tiap-tiap setengah periode dan tegangan suplai, dapat diatur dengan
menyetel suatu arus kemudi,
Sebuah transduktor dapat disamakan dengan sebuah sakelar yang dapat
memutuskan suatu lingkaran arus selama sebagian dari tiap-tiap setengah
periode dan tegangan suplainya, dan menghubungkannya selama sisa dan
setengah periode itu.
Jadi kalau periode tegangan suplai itu sama dengan T, setiap setengah
T
periode Lingkaran arusnya diputuskan selama a dan dihubungkan selama
2
1
(1 − a) . Koefisien a dapat diatur antara 0 dan 1.
2
Gambar 2.50. memperlihatkan lingkaran arus rotor sebuah motor dengan
tiga transduktor. Kumparan-kumparan kemudinya dihubungkan seri. Gambar
2.51 memperlihatkan arus rotornya untuk satu fasa
125

Tahanan R2 U dihubungkan dan diputuskan dengan frekuensi dua kali


frekuensi rotor f2 (dalam hal ini tegangan suplai transduktor-transduktornya
ialah tegangan rotor). Frekuensi rotor ini ditentukan oleh slip s. Kalau
misalnya s = 0,05, dan frekuensi jaringnya sama dengan f1 50 Hz, maka :
F2 = 0,05 f1 = 2,5 Hz

Jadi transduktor-transduktor ini akan dihubungkan dan diputuskan


dengan frekuensi 2X2,5 = 5 per sekon.
Kalau kecepatan putar motornya rendah, jadi slipnya besar, frekuensi
kerja dari transduktor juga akan lebih tinggi. Kalau motornya diam (s = 1),
frekuensi kerja transduktor ini bahkan sama dengan 100 per sekon.
Supaya kecepatan putar motomya bisa konstan dan tidak tergantung
pada beban, harus digunakan suatu lingkaran atur tertutup. Untuk memperoleh
umpan balik kecepatan, dapat digunakan :
a. sebuah tachodynamo yang dipasang pada poros motor;
b. tegangan rotor; sebab tegangan ini berbanding langsung dengan kecepatan
putar-motor.
126

Gambar 2.52 memperlihatkan suatu lingkaran atur tertutup dengan


tachodynamo. Dinamo ini membangkitkan suatu tegangan UT yang sebanding
dengan kecepatan putar motor. Tegangan ini dibandingkan dengan suatu
tegangan reterensi UR yang dapat disetel. Selisih UB—UT, jika perlu setelah
dikuatkan, mengemudikan transduktor-transduktor dalam lingkaran arus rotor.
Karena umpan balik ini, kecepatan putar motor akan diatur sedemikian hingga
selisih UR - UT praktis menjadi nol. Ini berarti bahwa kecepatan putar ini akan
sama dengan kecepatan putar yang ditentukan oleh setelan tegangan referensi.

Kalau stabilisasi kecepatan putar yang diperlukan tidak perlu sangat


teliti, untuk umpan balik kecepatan dapat digunakan tegangan rotor yang
diserahkan (gambar 2,53). Tegangan rotor ini tergantung pada beban motor.
Kalau beban ini meningkat, kecepatan putar motor akan cenderung turun, jadi
slip rotornya akan meningkat. Karena itu tegangan rotornya akan naik,
sehingga selisih dengan tegangan referensi akan meningkat. Selisih tegangan
ini mengemudikan transduktor-transduktor dalam lingkaran arus rotor. Kalau
127

selisih tegangan ini dikuatkan dahulu, stabilisasi kecepatan putar yang


diperoleh akan lebih cermat.

Untuk membatasi arus asut dan sekaligus mencegah terjadinya beban


lebih, digunakan pembatasan arus. Untuk itu transduktor-transduktor yang
digunakan, diberi kumparan kemudi tersendiri. Kumparan kemudi ini
dihubungkan dalam suatu rangkaian pembatas arus tersendiri (gambar 2.54).
Sinyal arus untuk kumparan kemudi ini diambil dari tegangan yang
terdapat pada tahanan-tahanan rotor tetap. Sinyal ini dibandingkan dengan
suatu nilai ambang yang dapat disetel. Kalau nilai ambang ini dilampaui, arus
yang mengalir dalam transduktor akan ditekan.

2.9.4. SINKRONISASI DAN PENGATURAN DENGAN SISTEM POROS


LISTRIK
Rangkaian poros daya ini menggunakan motor-motor angker gelang
seret biasa (gambar 2.55). Dalam rangkaian gambar ini digunakan dua motor,
yaitu sebuah mesin pengirim dan sebuah mesin penerima. Kedua mesin ini
saling dihubungkan dengan fasa-fasa sama.
128

Mesin pengirim tersebut digerakkan oleh sebuah motor yang kecepatan


putarnya tetap atau dapat diatur. Kalau arah putar angker mesin pengirim ini
sama dengan arah putar medan statornya, dalam angker ini akan dibangkitkan
suatu frekuensi antara 0 dan 50 Hz, tergantung pada kecepatan putar motor
penggerakya. Kalau arah putar angker mesin pengirim berlawanan dengan arah
putar medan stator nya, akan dibangkitkan suatu trekuensi di atas 50 Hz.
Frekuensi angker mesin pengirim ini diteruskan ke angker mesin
penerima. karena itu mesin penerima ini akan berputar sinkron dengan mesin
pengirim, tanpa beda kecepatan sedikit pun dan hampir tanpa perkisaran sudut.
Jadi hubungan listrik antara kedua angker ini pada hakekatnya mengganti
sebuah poros mekanis biasa. Perkisaran sudut sangat kecil yang dapat timbul
dalam poros listrik ini, dapat disamakan dengan torsi yang dapat timbul dalam
sebuah poros mekanis.
Dengan cara ini, beberapa mesin dapat digerakkan dengan kecepatan
putar yang tepat sama, walaupun letaknya berjauhan dan pada ketinggian yang
berbeda.
Daya motor penggerak disalurkan oleh mesin pengirim ke mesin
penerima lewat hubungan listrik antar angker. Karena itu hubungan ini
dinamakan poros daya.
Rangkaian ini antara lain digunakan untuk mesin-mesin giling
129

Poros Slip
Gambar 2.56 memperlihatkan rangkaian poros slip ini. Arah putar
kedua motor dalam rangkaian ini sama dengan arah putar medan statornya,
seperti motor-motor asinkron biasa. Angker-angkernya saling dihubungkan
dengan fasa-fasa sama. Karena hubungan ini, trekuensi dalam kedua angker itu
harus selalu sama. Jadi kedua motor tersebut akan selalu berputar sinkron.
Paralel dengan sambungan antar angker dihubungkan tahanan slip fasa-
tiga (lihat gambar). Kecepatan putar kedua motor dapat diatur dengan
mengatur tahanan slip ini.
Tahanan slip tersebut tidak boleh dipilih terlalu kecil. Kalau tahanan ini
terlalu kecil, tegangan angker motor-motor itu akan menjadi terlalu kecil,
sehingga arus kompensasi yang mengalir antara kedua angker akan terlalu
kecil. Karena itu kopel sinkronisasi yang diperoleh akan menjadi terlalu kecil,
sehingga motor-motor tersebut tidak bisa sinkron.
Rangkaian ini dapat diperluas hingga beberapa motor. Prinsipnya sama.
Keberatan cara ini ialah kerugian energi dalam bentuk panas yang timbul
dalam tahanan slip.
Rangkaian ini antara lain digunakan untuk jembatan angkat. Motor-
motor jembatan ini ditempatkan dalam menara-menara angkat, dan saling
dihubungkan dengan kabel-kabel listrik.
Selain itu, rangkaian ini juga digunakan dalam industri tekstil. Di sini
dua atau beberapa teromol digerakkan dengan motor angker gelang seret.
Teromol-teromol ini saling dihubungkan dengan suatu selaput dan serat-serat
tekstil. Karena itu putaran teromol-teromot ini harus benar-benar sinkron,
supaya serat-serat itu tidak putus dan tidak terjadi penumpukan.
130

Poros kompensasi (poros perata)


Gambar 2.67 memperlihatkan rangkaian poros kompensasi atau poros
perata. Rangkaian ini sebenarnya suatu kombinasi dari poros daya dan poros
slip.
Motor I dan motor II masing-masing dihubungkan mekanis dengan
sebuah mesin asinkron. Rotor mesin-mesin ini kemudian saling dihubungkan
dengan kabel-kabel listrik, seperti pada poros daya. Karena itu mesin-mesin
asinkron ini akan meratakan beban motor I dan motor II. Kalau misalnya
beban motor I lebih kecil daripada beban motor II, mesin asinkron yang
dihubungkan dengan motor I berfungsi sebagai penerima. Karena itu motor I
akan dibebani dengan suatu kopel ekstra, dan beban motor II akan berkurang.
Arah putar mesin-mesin asinkron tersebut bisa sama atau berlawanan
dengan arah putar medan statomya.
Mesin-mesin asinkron dalam rangkaian ini disebut mesin-mesin perata
atau juga mesin-mesin sinkronisasi.

Perluasan sistem-sistem paros listrik


Rangkaian poros listrik bisa juga diperluas hingga meliputi lebih dari
dua motor. Pada rangkaian poros daya misalnya, satu mesin pengirim bisa
dihubungkan dengan rotor-rotor dan beberapa mesin penerima (gambar 2.58).
Dalam hal ini daya mesin pengirim itu tentu saja harus dipilih sedemikian
besar hingga bisa memberi suplai kepada semua mesin penerima.

Instalasi listrik 3 – 9
131

Juga pada rangkaian poros slip dan rangkaian poros kompensasi, dapat
digunakan beberapa mesin yang bekerja paralel. Dalam hal ini harus selalu
digunakan mesin-mesin yang data rotornya sama.
Contoh-contoh dari .rangkaian poros listrik dengan beberapa motor
misalnya :
- mesin bubut dengan dua suppor yang bekerja bersamaan;
- ban berjalan atau rantal berjalan dengan beberapa poros yang digerakkan.
Juga dalam industri plastik modern, kini sering digunakan sistem
penggerakan dengan satu mesin pengirim yang memberi suplai kepada
beberapa mesin penerima. Mesin pengirim itu sering digerakkan oleh sebuah
motor kolektor fasa-tiga atau motor arus searah yang kecepatan putarnya dapat
diatur.
Untuk membuat poros listrik dapat juga digunakan motor-motor angker
gelang seret dengan jumlah kutub yang berbeda. Dalam hal ini kecepatan putar
mesin pengirim dan kecepatan putar mesin penerima akan berbanding terbalik
dengan jumlah kutub mesin-mesin ini.

Hubungan Kaskade
Cara pengaturan kecepatan putar yang tidak menimbulkan banyak
kerugian energi dalam rangkaian rotor, ialah dengan hubungan kaskade
(gambar 159). Hubungan ini digunakan untuk motor-motor besar.
Motor I dalam gambar 2.59 adalah motor utama, dan motor II motor
bantunya. Motor bantu ini jauh lebih kecil daripada motor utama I. Kedua
132

motor tersebut dihubungkan mekanis. Kerugian energi dalam rotor motor


utama dikembalikan lewat poros yang menghubungkan kedua motor.
Dalam rangkaian rotor dan motor bantu terdapat tahanan pengatur
untuk mengatur kecepatan putarnya. Kerugian energi dalam tahanan ini hanya
kecil.
Untuk frekuensi jaring 50 Hz, kecepatan putar nominal agregat ini akan
sama dengan :
3000
n=
P1 + P2

di mana Pi dan P2 sama dengan jumlah pasangan kutub masing-masing motor.

2.9.5. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MESlN-MEIN KHUSUS


Motor-Motor Servo
Motor-motor servo ini kebanyakan berupa motor-motor fasa-tiga kecil
yang digunakan misalnya untuk melayani dari jauh pengatur induksi dan
tahanan pengatur motor-motor yang lebih besar. Motor-motor kecil ini
diperlengkapi dengan kotak reduksi dengan transmisi roda ulir atau roga gigi.
Motor servo ini dipasang di atas aparat yang harus dilayani. Pelayanan
motor servo itu sendiri umumnya dilakukan dari jauh dengan menggunakan
sakelar-sakelar
Suatu rangkaian yang dapat meneruskan perputaran sudut dengan
cermat, menggunakan suatu jenis motor servo khusus, yang dikenal dengan
nama magslip, synchro dan beberapa nama lain. Rangkaian ini digunakan
dalam proses-proses
Motor-motor ini memiliki stator fasa-tiga yang saling dihubungkan,
dan lingkaran arus rotor fasa-dua yang disuplai dengan arus bolak-balik.
Lingkaran-lingkaran arus rotor ini bisa dihubungkan paralel atau seri (gambar
2.60), tergantung pada tegangan yang diperbolehkan dan tegangan yang
tersedia.
Kalau rotor motor pengirim diputar, rotor motor penerima akan ikut
berputar, sampai arah vektor-vektor tegangannya berlawanan.
133

Kalau rotor motor ini disuplai dengan tegangan searah (yang harus
rendah), dari statornya dihubungkan dengan jaringan fasa-tiga, rotornya dapat
berputar sinkron dengan medan fasa-tiga ini. Kalau rotornya digerakkan, mesin
ini sekarang akan bekerja sebagai generator fasa-tiga. Gambar 2.61
memperlihatkan rangkaian.

2.10. LATIHAN
Umum
1. Sebutkanlah cara-cara pengaturan kecepatan putar motor-motor fasa-tiga
yang anda ketahui.
2. Sebuah motor dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah, dilayani
dengan sebuah sakelar elektromagnetik. Rencanakanlah sebuah rangkaian,
sedemikian hingga kecepatan putar motor ini dapat dialihkan dari kecepatan
tinggi ke kecepatan rendah, tanpa menimbulkan pereman.
3. Bagaimanakah sifat-sifat sebuah motor dengan kumparan yang
hubungannya dapat diubah, dan dapat dihubungkan bintang rangkap-
segitiga?
Di manakah motor-motor ini digunakan?
134

4. Bagaimanakah sifat-sifat sebuah motor dengan kumparan yang dapat


diubah, dan dapat dihubungkan bintang-bintang rangkap? Di manakah
motor-motor ini digunakan?
5. Bagaimanakah sifat-sifat sebuah motor dengan kumparan yang dapat
diubah, dan dapat dihubungkan bintang-bintang rangkap? Di manakah
motor-motor ini digunakan?
6. Uraikanlah secara singkat cara kerja pengaturan kecepatan putar tanpa
kontak dan motor angker gelang seret dengan bantuan diagram lingkaran
arus gambar 2.52.
7. Uraikanlah rangkaian poros daya dan rangkaian poros slip. Di manakah
rangkaian-rangkaian ini digunakan?
8. Perbedaan-perbedaan beban dapat dihilangkan dengan menggunakan
rangkaian poros kompensasi. Uraikanlah cara kerjanya.
9. Dua motor angker gelang seret dihubungkan kaskade. Motor utamanya
memiliki tiga pasang kutub, dan motor bantunya dua pasang kutub.
Rencanakanlah suatu rangkaian dengan menggunakan sakelar-sakelar
elektromagnetik, dan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut :
a. Motor utama harus dapat dihubungkan tersendiri dengan jaringan, dan
dijalankan dengan sebuah tahanan asut. Motor ini sekarang hanya berfungsi
sebagai motor penggerak saja.
b. Motor bantunya harus juga dapat dihubungkan tersendiri dengan jaringan.
Tahanan asut motor utama sekarang dihubungkan dalam lingkaran arus rotor
dan motor bantu, dan berfungsi sebagai tahanan asut maupun tahanan
pengatur motor ini.
Motor bantu bantu ini? sekarang berfungsi sebagai motor penggerak.
c. Motor utama dan motor bantunya dihubungkan kaskade. Tahanan asutnya
sekarang dihubungkan dalam lingkaran arus rotor motor bantu, dan
sekaligus berfungsi sebagai tahanan pengatur.
Motor utama dan motor bantu sekarang dihubungkan mekanis. Rangkaian
ini dapat digunakan untuk mesin-mesin dengan beban yang sangat berubah-
ubah dan memerlukan pengaturan kecepatan putar yang luas.
135

Gambar 2.62
136

Menggambar
1. Buatlah suatu diagram garis ganda dan diagram instalasi gambar 2.62 di
atas kertas ukuran A2.
2. Buatlah suatu diagram garis ganda dan diagram instalasi gambar 2.63 di
atas kertas ukuran A2 seperti contoh yang diberikan dalam gambar 2.64.
Dengan rangkaian akhir 4 dihubungkan sebuah motor angker gelang seret
yang dilayani dengan sebuah controller asut balik untuk rotor.
3. Rencanakanlah suatu rangkaian untuk sebuah mesin ketam eret, dan
buatlah gambarnya di atas kertas ukuran A2. Untuk menggerakkan
eretannya, mesin ini diperlengkapi dengan sebuah motor yang jumlah
kutubnya dapat diubah. Pada waktu menyerut, gerakan balik eretan harus
lebih cepat daripada gerakan majunya.
Selain itu mesinnya diperlengkapi dengan sebuah pompa untuk memompa
cairan pelumasnya. Motor pompa ml harus dapatdijalankan tersendini,
tetapi hanya kalau motor eretan jalan. Kaiau motor eretan mi berhenti,
pompa tersebut harus juga berhenti.
Untuk membalik arah putarnya, motor eretan itu dilayani dengan kontak-
kontak akhir. Kontak-kontak ini dilayani oleh eretan.
137

4. Gambar 2.65 memperlihatkan suatu diagram instalasi untuk melayani


mesin-mesin yang digunakan untuk pembuatan jalan. Instalasi ini terdiri
dari :
a. sebuah generator fasa-tiga, yang diperlengkapi dengan voltmeter,
amperemeter, cos p meter dan sebuah kWh-meter. Medan generator
ini diperoleh dari sebuah generator arus searah yang diperlengkapi
dengan sebuah regulator shunt untuk mengatur arus medan, serta
sebuah volt meter dan amperemeter untuk mengawasi tegangan dan
arus medan ini.
138

b. sistem rel ganda satu sistem, dihubungkan dengan generator dan


sistem lainnya, jika mungkin, dihubungkan dengan jaringan
perusahaan listrik setempat;
c. sebuah kotak-bagi dengan empat rangkaian akhir untuk penerangan
lapangan;
d. saluran dengan kotak-kotak kontak dinding kutub-tiga
e sebuah motor SKA (motor angker hubung-singkat khusus) yang
dilayani dengan sebuah sakelar bintang-segitiga dengan tahanan-
tahanan. Sakelar ini memiliki sepasang relais maksimum termis dan
sebuah kumparan tegangan nol. Selain itu di dekat motor juga
dipasang sebuah tombol tombol tekan untuk memutuskan sirkuit
tegangan nol ini.
Motor dan sakelar bintang-segitiganya ditempatkan berdekatan ;
f. sebuah motor angker gelang seret dengan controller asut yang
diperlengkapi dengan kumparan tegangan not, pengaman-pengaman
termis, dan sebuah amperemeter untuk mengawasi arus asutnya;
g. sebuah motor SKA yang dilayani dengan sebuah sakelar
elektromagnetik.
Motor ini digunakan untuk menggerakkan sebuah mesin derek yang
dipasang tetap;
h. sebuah motor angker gelang seret dengan tahanan pengatur asut;
kecepatan putar motor ini dapat diatur sampai 75 %.
Gambarlah diagram instalasinya secara terperinci di atas kertas ukuran
Al. Gambarlah generatornya dengan alat-alat ukur dan pengaturnya
dengan garis ganda demikian pula motor SKA sub e dengan aparatur
asutnya. Buatlah suatu dattar bahan instalasi untuk perlengkapan
hubung-bagian yang diperlukan.
139

Penjelasan
Dengan sakelar-sakelar pilih yang digunakan dapat dipilih salah satu dari
kedua sistem rel yang ada. Kedua sumber suplai tidak bisa dihubungkan
paralel.
Dalam gambar teperinci, detil-detilnya sebanyak mungkin harus
dinyatakan dalam gambar. Misalnya dalam gambar harus dinyatakan,
apakah untuk memasukkan suatu kabel ke dalam kotak atau aparatur
digunakan sambungan pipa, wartel atau kotak ujung kabel.
Semua keterangan mengenai motor-motor dan aparatur asutnya harus
juga dinyatakan dalam gambar.
Rangkaian-rangkaian yang tidak dikenal secara umum, harus digambar
dengan garis ganda.

3. PENGAMANAN MOTOR-MOTOR
3.1. PENGANTAR
Faktor-faktor yang dapat membahayakan sebuah motor, dapat berasal dari
alat yang digerakkan, jaringan suplai maupun keadaan sekeliling.
Alat yang digerakkan dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena :
a. kopel yang terlalu besar;
b. kopel yang naik turun;
c. pengasutan dan pereman yang terlalu sering dan terlalu lama.

Jaringan suplai dapat menimbulkan kerusakan pada motor karena :


a. tegangan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi;
b. tegangan fasa yang tidak sama (untuk motor fasa-tiga);
c. putusnya salah satu fasa (untuk motor fasa-tiga).

Keadaan sekeilling dapat mengganggu karena :


140

a. suhu yang terlalu tinggi;


b. kurangnya udara pendingin;
c. getaran-getaran.
Fungsi pengaman motor ialah mencegah timbulnya gangguan, dan jika
terjadi gangguan, membatasi akibatnya terhadap motor, alat yang digerakkan
maupun jaringan suplai.
Bentuk pengamanan yang paling sederhana ialah dengan pengaman lebur.
Akan tetapi penggunaan pengaman ini saja tidak cukup.
Untuk motor-motor yang arus asutnya besar, harus digunakan pengaman-
pengaman lebur yang jauh lebih besar daripada arus nominal motor-motor ini.
Untuk mengamankan motor dengan baik, dapat digunakan cara-cara
pengamanan di bawah ini :
a. pengamanan tegangan nol;
b. pengamanan arus ikut dan arus balik;
c. pengamanan maksimum termis dan magnetik;
d. pengamanan dengan termostat;
e. pengawasan pengaman lebur.

3.2. PENGAMANAN TEGANGAN NOL


3.2.1. PENGANTAR
Sebuah sakelar dengan pengamanan tegangan nol akan
memutuskan motor atau instalasi yang dihubungkan, kalau tegangan
jaringnya terlalu rendah atau hilang sama sekali. Dengan demikian mesin
yang digerakkan tidak akan mendadak jalan lagi, kalau tegangan jaring ini
normal kembali. Hal ini dapat membahayakan karyawan yang melayani
mesin tersebut dan dapat juga merusak aparatur yang ada.
Juga untuk motor-motor yang dijalankan dengan sakelar bintang-
segitiga atau controller, pengamanan teganan nol ini penting sekali. Kalau
motor itu berhenti karena hilangnya tegangan jaring, dan tegangan jaring
ini mendadak normal kembali, motor itu, jika tidak diberi pengamanan
tegangan nol akan jalan lagi tanpa aparatur asut ini dapat membahayakan.
Karena kejutan arus yang timbul, pengaman-pengaman yang ada juga bisa
putus.
141

Dalam bab I sudah kita jumpai beberapa jenis pengaman tegangan


nol untuk rangkaian arus searah, antara lain dalam gambar 1.9 dan gambar
1.10. Gambar 2.41 memperlihatkan penggunaannya untuk sebuah motor
fasa-tiga.
Sebuah sakelar elektromagnetik yang dilayani dengan tombol tekan
berpegas sudah merupakan suatu pengaman tegangan nol. Kalau tegangan
jaringnya hilang, sakelar ini akan membuka. Ada juga jenis-jenis yang
memutuskan dengan kelambatan. Kalau tegangan jaringnya hanya hilang
sebentar saja, tidak terjadi pemutusan.

3.2.2. PENGAMAN TEGANGAN NOL DENGAN PENGUNCIAN


Daripada menggunakan sakelar elektromagnetik dikombinasi
dengan sakelar bintang segitiga atau controller tanpa pengamanan
tegangan nol, lebih baik digunakan pengamanan tegangan nol dengan
penguncian. Untuk itu sakelar binatang-segitiga atau controller yang
digunakan, diberi suatu kontak bantu. Kontak bantu ini hanya menutup
pada kedudukan nol. Motor yang bersangkutan hanya bisa dilalankan
kalau kontak bantu ini dalam keadaan menutup, Jadi kalau tegangan
jaringnya hilang, kontak bantu ini harus ditutup dahulu, sebelum motor
tersebut dapat dijalankan lagi Untuk itu sakelar bintang-segitiga atau
controller yang digunakan, harus dikembalikan dahulu ke kedudukan nol.

Gambar 3.1 memperlihatkan hubungannya untuk sebuah motor


angker gelang seret. Pada tahanan asut rotor dan pada alat pengangkat
sikat terdapat sebuah kontak kontrol. Motor tersebut hanya bisa
dijalankan, kalau sikat-sikatnya berada di atas gelang seret, dan tahanan
rotornya dihubungkan.
142

Menurut peraturan Belanda, motor-motor dan 15 kW atau lebih


yang digunakan untuk alat angkut atau mesin derek, harus dihubungkan
seperti gambar 3.1 atau dengan hubungan kedudukan nol lain yang
setaraf.

3.2.3. PENGAMANAN TEGANGAN NOL SENTRAL


Pada pengamanan tegangan nol sentral, hanya digunakan satu
sakelar tegangan nol bersama untuk seluruh instalasi atau untuk
sekelompok motor.
Sakelar tegangan nol ini dapat berfungsi sebagai sakelar utama.
Sakelar yang digunakan diberi penguncian mekanis, dan baru bisa
dihubungkan setelah kuncinya dibuka dengan menekan sebuah tombol
tekan kutub-dua S (gambar 3.2). Kalau S ditekan, kumparan tegangan nol
Q akan mendapat tegagnan lewat tahanan-tahanan A.

Magnet tegangan nol Q hanya akan bekerja kalau :


a. ada tegangan jaring;
b. semua pengasut dari motor-motor yang bersangkutan berada dalam
kedudukan nol, sehingga tidak ada kumparan motor yang dihubungkan
paralet dengan kumparan magnet tegangan nol Q. Kumparan magnet
ini akan praktis dihubungkan singkat, kalau ada kumparan motor
dihubungkan paralel dengannya, sehingga akan tidak berfungsi.
143

Kalau kedua syarat di atas dipenuhi, dan tombol S ditekan,


tegangan pada kumparan magnet tegangan nol Q akan cukup tinggi.
Karena itu penguncian sakelar utamanya akan membuka, sehingga sakelar
ini dapat dihubungkan.
Kumparan tegangan nol tersebut harus selalu diberi pengaman.

3.3. PENGAMAN ARUS IKUT DAN ARUS BALIK


Kalau dua generator shunt dihubungkan paralel (gambar 1.7) ada
kemungkinan salah satu generator akan bekerja sebagai motor. Kalau hal ini
digunakan sebuah sakelar tegangan nol, kumparan magnet sakelar ini akan tetap
mendapat arus. Juga kalau sebuah generator shunt dihubungkan paralel dengan
baterai akimulator, dapat timbul situasi yang sama.
Karena kumparan magnet dan sakelar yang digunakan masih mendapat
arus, medannya akan tetap ada, sehingga sakelar ini tidak akan jatuh. Kesulitan
ini dapat diatasi dengan menggunakan pengamanan arus ikut dan arus balik.
Sebuah sakelar dengan pengamanan arus ikut dan arus balik, memiliki dua
kumparan magnet, yaitu sebuah kumparan arus dan sebuah kumparan tegangan.
Kumparan-kumparan ini dapat dihubungkan menurut prinsip arus kerja atau
menurut prinsip arus diam.
a. Prinsip arus kerja
Pada prinsip arus kerja ini, medan dan kumparan arus berlawanan
dengan medan kumparan tegangan (gambar 3.3). Kalau sekarang arah arusnya
berubah, medan dan kumparan arus akan memperkuat medan kumparan
tegangan, dan terjadi pemutusan.
Sekelar ini dapat juga diberi pengamanan arus balik maksimum. Baru
kalau arus baliknya melebihi suatu maksimum tertentu, akan terjadi pemutusan.
144

b. Prinsip arus diam


Pada pninsip arus diam, medan dan kumparan arus memperkuat medan
kumparan tegangan. Kalau arusnya turun di bawah suatu batas tertentu, akan
terjadi pemutusan (gambar 3.4). Medan dan kumparan tegangan saja tidak
cukup kuat untuk menahan sakelar yang bersangkutan dalam kedudukan
dihubungkan.

3.4. PENGAMANAN MAKSIMUM TERMIS DAN MAGNETIK


3.4.1. PENGANTAR
Tujuan sebuah sakelar maksimum sama dengan tujuan sebuah
pengaman lebur. Akan tetapi kalau terjadi pemutusan karena arus yang
terlalu besar, sebuah sakelar maksimum dapat segera digunakan lagi.
Pemutusan sakelar ini dapat dilakukan secara termis maupun
elektromagnetik. Tergantung pada cara dan kecepatan pemutusan ini, dapat
dibedakan sakelar-sakelar yang bekerja :
a. tanpa kelambatan
b. terlambat tidak tergantung pada arus
c. terlambat tergantung pada arus
d. terlambat tergantung terbatas.
Untuk kemampuan hantar arus saklar maksimum berlaku ketentuan-
ketentuan sebagai berikut (ayat 715 C1 sampai degan 715 C3, PUIL 1977) :
a. Kemampuan hantar arus sakelar maksimum yang tidak dapat disetel,
tidak boleh melebihi kemampuan hantar arus maksimum patron lebur
yang bocor digunakan untuk keadaan yang sama.
Misalnya untuk NYA 6 mm2 dalam pipa instalasi, kemampuan
hantar arus maksimum patron lebur yang boleh digunakan, sama dengan
35 A (lihat jilid I, tabel 4.2). Jadi kalau digunakan sakelar maksimum
yang tidak dapat disetel (otomat instalasi), otomat ini juga tidak boleh
melebihi 35 A.
145

b. Kalau digunakan sakelar maksimun dengan kelambatan yang arus


jatuhnya dapat diatur, arus jatuh maksimum yang diperbolehkan sama
dengan 1,2 X kemampuan hantar arus kabel yang bersangkutan.
Kemampuan hantar arus NYA 6 mm2 dalam pipa instalasi
misalnya, sama dengan 33 A (lihat jilid I, tabel 42). Jadi dalam hal ini
arus jatuh maksimum yang diperbolehkan sama dengan 1,2 X 33 A =
39,6 A.
Kalau sakelar maksimum ini digunakan untuk nengamankan
sebuah motor listrik terhadap beban-lebih, arus jatuhnya biasanya disetel
pada 1.1 X arus nominal motor yang diamankan. Arus nominal ini dapat
dibaca dari pelat motor yang bersangkutan. Dalam hal ini harus
digunakan kabel dengan kemampuan hantar atau yang sekurang-
1,1
kurangnya sama dengan X arus nominal motor.
1,2
c. Kalau digunakan sakelar maksimum tanpa kelambatan yang arus
jatuhnya dapat diatur, arus jatuh maksimum yang diperbolehkan sama
dengan 1,8 X kemampuan hantar arus yang disebut di sub a.
Untuk NYA 6 mm2 dalam pipa instalasi misalnya, dalam hal ini arus
jatuh maksimum yang diperbolehkan akan sama dengan 1,8 X 35 A =
63 A
Dalam praktek cara pengamanan ini jarang digunakan.
lkhtisar berikut ini memberikan suatu ringkasan dan ketentuan-
ketentuan di atas.
146

3.4.2. SAKELAR MAKSIMUM TANPA KELAMBATAN


Kalau arus dalam sakelar maksimum jenis ini melebihi suatu nilai
tertentu, sebuah elektromagnet akan mengalahkan gaya tarik sebuah pegas,
sehingga terjadi pemutusan (lihat gambar 3.5). Gambar 3.6 memperlihatkan
bentuk sebuah sakelar maksimum kutub-tiga jenis ini.
Waktu pemutusan sakelar ini sama dengan kira-kira 50 milisekon, dan
ditentukan oleh kelambanan mekanik pemutusnya (lihat diagram gambar
3.7).
Jenis sakelar ini jarang digunakan. Salah satu kelemahannya ialah :
juga kejutan arus yang singkat, dapat menyebabkan pemutusan.

3.4.3. SAKELAR MAKSIMUM DENGAN KELAMBATAN YANG TIDAK


TERGANTUNG PADA ARUS
Kalau arus dalam sakelar maksimum jenis ini melebihi nilai In akan
terjadi pemutusan (gambar 3.8). Nilai arus dalam sakelar tidak
mempengaruhi waktu pemutusan. Sekalipun arus ini jauh lebih besar
daripada In. pemutusannya tidak akan berlangsung lebih cepat.
Pemutusan sakelar-sakelar ini biasanya diperlambat secara mekanis
dengan menggunakan sebuah motor sinkron kecil atau sebuah piston kecil
yang bekerja dalam udara atau dalam minyak.
Jenis sakelar ini antara lain digunakan dalam jaringan distribusi. Kalau
terjadi beban-lebih sebentar, tidak akan terjadi pemutusan.
147

3.4.4. SAKELAR MAKSIMUM DENGAN KELAMBATAN YANG


TERGANTUNG PADA ARUS.
Waktu pemutusan sakelar maksimum jenis ini tergantung pada
arus. Makin besar arus ini, makin singkat waktu pemutusannya (lihat
gambar 3.9).
Pemutusan sakelar-sakelar ini diperlambat secara termis, misalnya
dengan menggunakan elemen dwilogam. Elemen-elemen dwilogam ini
dapat dipanaskan secara langsung (gambar 3.10) atau secara tak langsung
(gambar 3.11).
Pada pemanasan langsung, arus yang harus diputuskan, mengalir
melalui elemen dwilogam. Pada pemanasan tak langsung, arus ini
mengalir melalui kawat tahanan yang dililitkan pada elemen dwilogam.
Cara yang terakhir ini digunakan untuk arus-arus kecil.
148

Elemen-elemen dwilogam itu dipasang di dalam relais termis.


Kalau arus melalui relais ini terlalu besar, elemen-elemen tersebut akan
menjadi bengkok, sehingga sakelarnya akan membuka.
Relais termis ini dapat disetel menurut nilai arus, dan
mengamankan sebuah motor terhadap beban-lebih. Karena itu sakelar-
sakelar maksimum ini juga diamakan sakelar pengaman motor.
Gambar 3.12 memperlihatkan sebuah sakelar pengaman motor
untuk pelayanan dengan tangan. Ada juga sakelar pengaman motor yang
berupa sakelar magnet.
Sakelar-sakelar ini diperlengkapi dengan relais termis di dalamnya.
Oleh pabrik pembuatnya, sakelar-sakelar ini seringkali sudah dibuat
sedemikian hingga arus jatuhnya kira-kira 10 % lebih tinggi daripada nilai
setelnya. Jadi kalau misalnya disetel pada 20 A, arus jatuhnya akan sama
dengan 22 A. Karena itu sakelar-sakelar jenis ini tidak perlu disetel 10 %
lebih tinggi daripada arus nominal motor yang harus diamankan.

Arus asut sebuah motor bisa mencapai 3 @ 8 kali arus


nominalnya. Arus mula sebuah lampu pijar kira-kira sama dengan 15 kali
arus nominalnya, dan arus mula sebuah kondensator bahkan bisa
mencapal 30 kali arus nominalnya. Pada umumnya arus-arus mula ini
149

hanya berlangsung sebentar. Karena itu sebuah relais tennis tidak akan
jatuh karenanya.
Akan tetapi untuk motor-motor yang memerlukan waktu agak
lama untuk mencapai kecepatan putar normalnya, misalnya motor untuk
sentrifuse, arus asutnya akan berlangsung sedemikian lama hingga relais
termis sakelar pengamannya akan jatuh. Untuk mencegah hal ini, dapat
digunakan sebuah transformator arus jenuh (gambar 3.13). Inti
transformator ini sudah akan jenuh kalau arus transformator sama dengan
4 kali arus nominalnya. Dengan demikian arus yang mengalir dalam relais
tidak bisa lebih besar daripada 4 kali arus nominal motor yang diamankan.

Relais termis fasa-tiga memiliki tiga elemen dwilogam di


dalamnya (gambar 3.14).
Gambar 3.15 memperlihatkan sebuah sakelar magnet gasa-tiga
dengan relais termis, dan gambar 3.16 memperlihatkan bagian-bagiannya.
Sakelar ini memiliki sebuah jembatan kontak untuk
menghubungkan dan memutuskan arus. Jembatan ini dilayani oleh sebuah
magnet hubung (gambar 3.17).
Pada kaki-kaki luar magnet hubung ini terdapat suatu lilitan yang
dihubungkan singkat. Lilitan ini dinamakan lilitan anti dengung. Kalau
sakelar ini digunakan untuk arus bolak-balik, lilitan tersebut akan
menahan angker dari sistem magnet supaya tidak jatuh dan tidak bergetar.
Untuk mengurangi arus tolak, sistem magnet ini dibuat dari pelat-
pelat tipis Ilamel-lamel) baja magnet. Supaya pada saat arusnya
150

diputuskan, angker itu tidak tetap lengket, antara kaki tengah dan magnet
dan angker diberi celah udara kecil.
151

Pada umumnya bagian-bagian dari sakelar dapat diganti, sehingga


sakelar dapat dipakai lebih lama. Kalau arusnya besar, kontak-kantak
utama dari sakelar lama kelamaan akan terbakar.
Kontak-kontak sakelar ini dihubungkan secara tak langsung.
Jembatan kontaknya dilayani oleh angker dari sistem magnet dengan
bantuan sebuah tuas.
Ada juga jenis-jenis sakelar yang kontak-kontaknya dihubungkan
secara Langsung. Jembatan kontak sakelar jenis ini dihubungkan langsung
dengan sistem magnet.

3.4.5. SAKELAR MAKSIMUM DENGAN KELAMBATAN YANG


TERGANTUNG TERBATAS.
Sampai suatu kuat arus tertentu, diagram sakelar-sakelar jenis ini
sama dengan diagram gambar 3.9. Kalau arus melalui sakelar melebihi
nilal setel, akan segera terjadi pemutusan (lihat diagram gambar 3.18).

Sebuah otomat instalasi bekerja dengan kelambatan yang


tergantung terbatas.
Kalau sebuah motor fasa-tiga diamankan dengan tiga otomat
instalasi, ada kemungkinan terjadi pemutusan oleh salah satu otomat,
sehingga motor ini akan jalan dengan dua fasa. Karena itu sebuah motor
fasa-tiga sebaiknya diamankan dengan sakelar maksimum kutub-tiga.
Kalau terjadi pemutusan, semua fasa akan diputuskan sekaligus.

3.5. PENGAMANAN DENGAN TERMOSTAT


152

Pengamanan motor yang tepat terhadap kenaikan suhu ialah dengan


menggunakan termostat. Termostat ini dapat berbentuk sebuah kelar termo yang
dipasang dalam kumparan motor.
Sakelar termo ini terdiri dan sebuah kotak dengan dasar dan dwilogam.
Dasa dwilogam ini diberi pratekan mekanis, sehingga cembung ke bawah. Kalau
arus motor terlalu besar, sehingga kumparan motor menjadi terlalu panas, dasar
dwi logam itu akan meloncat ke atas, sehingga menjadi cekung ke bawah (gambar
319). Karena itu kontak-kontaknya akan membuka. Kalau suhu dan kumparan
motor turun kembali, dasar dwilogam itu akan meloncat kembali ke kedudukannya
semula.

Sakelar termo ini dapat juga dipasang di luar motor. Dalam hal ini,
pemanasannya dilakukan oleh sebuah kumparan yang berada di dalam sakelar
termo. Kumparan ini dihubungkan seri dengan kumparan motor.
Kalau motor yang diamankan dilayani dengan sakela magnet kontak-
kontak sakelar termo ini biasanya dihubungkan dalam lingkaran arus kemudi.
Ukuran sakelar-sakelar termo ini agak besar. Karena itu agak sulit untuk
memperoleh suatu pemindahan panas yang baik dari kumparan motor ke sakelar
termo.
Sebagal ganti sakelar termo dapat digunakan termistor. Karena ukuran
temistor ini sangat kecil, pemindahan panasnya lebih baik dan lebih cepat.
Termistor ini suatu elemen semikonduktor dengan koefisien suhu positif
yang besar (gambar 3.20). Bentuknya seperti bola kecil dengan diameternya hanya
beberapa milimeter saja (gambar 3.21).
153

Cara pengamanan dengan termistor memerlukan sebuah balok ukur


(gambar 3.22). Suatu perubahan suhu dalam kumparan motor akan menyebabkan
perubahan arus dalam blok ukur ini.
Kalau suhu dan kumparan motor terlalu tinggi, relais pemutus akan
mendapat arus. Karena itu kontak tukar relais ini akan memutuskan lingkaran arus
kemudi dari motor, dan sekaligus menyalakan sebuah lampu tanda bahaya (lihat
gambar 3.22). Kontak tukar ini dapat juga dihubungkan seri dengan kumparan
tegangan nol dan sakelar tegangan nol yang digunakan.
154

Kelemahan cara pengamanan ini ialah kelambanan sistemnya. Kalau


terjadi beban-lebih yang sangat besar, akan diperlukan beberapa waktu sebelum
kumparan motor yang bersangkutan mencapai suhu yang diperlukan untuk
memutuskan arusnya.
Cara pengamanan dengan termistor ini mahal. Karena itu hanya digunakan
untuk motor-motor yang mahal dan yang sering dijalankan dan dimatikan saja.
Untuk motor-motor fasa-tiga biasa digunakan tigaperasa suhu. Untuk
motor-motor dengan dua kumparan terpisah, diperlukan enam perasa suhu.
Pengamanan dengan termostat mengamankan sebuah motor terhadap
kenaikan suhu yang membahayakan, yang disebabkan oleh beban-lebih atau oleh
gangguan apa pun.
Gangguan-gangguan ini dapat berupa :
- hilangnya tegangan salah satu fase,
- tegangan jaring yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
- rotor yang macet hilangnya arus udara pendingin,
- suhu sekeliling yang terlalu tinggi,
- pemutusan dan penghubungan yang terlalu sering.

3.6. PENGAWASAN PENGAMAN LEBUR


Kalau terjadi suatu hubungan singkat, pengaman ebur yang putus
seringkali hanya satu saja. Karena itu motor yang bersangkutan akan jalan dengan
dua fasa saja.
Untuk mengawasi keadaan pengaman-pengaman lebur, dapat digunakan
sakelar-sakelar daya kecil. Gambar 323 memperlihatkan cara pengawasan
pengaman lebur ini.
155

Kalau salah satu pengaman lebur putus, sakelar daya yang dihubungkan
paralel dengan pengaman lebur ini, akan segera membuka. Karena itu sakelar
tukar dalam lingkaran arus kemudi dan sakelar magnet motor akan memutuskan
lingkaran arus ini dan sekaligus menyalakan sebuah lampu tanda bahaya.

3.7. LATIHAN
1. Faktor-faktor apakah yang dapat membahayakan sebuah motor fasa-tiga?
2. Cara-cara pengamanan motor apakah yang anda ketahui selain pengamanan
dengan pengaman lebur?
3. Apakah tujuan pengamanan tegangan nol?
4. Gambarlah diagram lingkaran arus dan bagian arus kemudi untuk pengamanan
tegangan nol dengan penguncian yang digambar dalam gambar 3.1. Sakelar
utama yang digunakan berupa sebuah sakelar magnet yang dilayani dengan
tombol-tombol tekan. Kontak-kontak bantu yang diperlukan harus dihubungkan
dalam lingkaran arus kemudi.
5. Apakah tujuan pengamanan tegangan nol sentral? Uraikan cara kerjanya.
6. Pada pengamanan arus ikut dan arus balik dikenal dua prinsip. Sebutkan dua
prinsip ini. Di manakah cara pengamanan ini digunakan?
7. Uraikanlah secara singkat jenis-jenis sakelar maksimum yang ada. Uraikanlah
juga cara kerjanya dengan bantuan diagram-diagram.
Di manakah jenis-jenis sakelar maksimum ini digunakan?
8. Apa yang harus dilakukan, supaya sakelar magnet tidak mendengung kalau
digunakan untuk arus bolak-balik? Dan supaya angkernya tidak tetap lengket,
setelah sakelar ini diputuskan?
156

9. Uraikanlah cara kerja pengamanan dengan termostat yang menggunakan sakelar


tecmo.
10.Mengapa untuk penqamanan dengan termostat lebih baik digunakan termistor
dari pada sakelar termo ?
11.Apa yang akan terjadi, jika salah satu dan pengaman-pengaman lebur sebuah
motor fasa-tiga putus? Bagaimana cara mengatasi kesulitan ini?
12.Gangguan-gangguan apakah yang dapat menyebabkan sebuah motor fasa-tiga
menjadi terlalu panas?
13.Sebuah sakelar maksimum dengan kelambatan yang arus jatuhnya dapat disetel,
digunakan untuk mengamankan sebuah kabel suplai.
Berapakah kemampuan hantar arus maksimum kabel ini, kalau arus jatuh
maksimum sakelar itu sama dengan 1 ampere?

3.8. PENEMPATAN PENGAMAN DAN PENENTUAN KEMAMPUAN


HANTAR ARUS. PENENTUAN LUAS PENAMPANG PENGHANTAR
3.8.1. PENGANTAR
Pengaman-pengaman umumnya ditempatkan sentral, di dalam
perlengkapan hubung bagi. Jadi pada permulaan kabel. Setiap pengecilan
luas penampang penghantar harus diberi pengaman, kecuali yang disebut
dalam ayat 713 B2, PUIL 1977.
Jika instalasinya besar, seringkali sulit untuk menempatkan
pengaman-pengamannya di satu titik sentral. Dalam hal ini biasanya
digunakan perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi cabang.
Pengaman-pengaman dapat juga ditempatkan misalnya dalam
tabung-tabung.
Kalau dalam suatu instalasi juga terdapat motor-motor listrik,
biasanya perlengkapan hubung-baginya dibagi atas bagian untuk
penerangan dan bagian untuk tenaga. Bagian untuk tenaga ini seringkali
diberi pengamanan tegangan nol (gambar 3.24). Dalam gambar ini, kabel
yang memberi suplai kepada perlengkapan hubung bagi untuk penerangan,
dihubungkan dengan kabel suplai utama sebelum sakelar utama dan
perlengkapan hubung-bagi untuk tenaga. Cara ini digunakan untuk instalasi-
157

instalasi besar. Dengan demikian instalasi penerangannya tidak ikut


teranggu kalau pengaman tegangan nol tersebut bekerja.

Perlengkapan-pcrlengkapan hubung-bagi untuk penerangan dan


untuk tenaga harus dipisahkan dengan jelas.
Untuk instalasi-initalasi yang lebih besar lagi dipasang perlengkapan
hubungbagi utama, yang memberi suplai kepada dua perlengkapan hubung-
bagi utama lain, satu untuk tenaga dan satu untuk penerangan. Dua
perlengkapan hubung-bagi utama yang terakhir ini bila perlu diperlengkapi
dengan sakelar utama. Adakalanya juga dipasang sebuah perlengkapan
hubung-bagi utama tersendiri untuk pemanasan, dan untuk transformator-
transfarmator las, kalau ada.
Kalau untuk sebagian dari instalasi berlaku tarif khusus, misalnya
tarif malam hari yang lebih murah, bagian ini dapat juga diberi suplai
tersendiri dengan kWh- meter tersendiri.

3.8.2. SlSTEM JARl-JARl DAN SISTEM BERANTAI


Pada sistem jari-jari semua saluran menuju ke satu titik sentral, yaitu
ke perlengkapan hubung-bagi utama. Kalau instalasinya besar, sistem ini
biasanya memerlukan banyak kabel. Karena itu dalam hal ini di beberapa
158

tempat dipasang perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi cabang.


Perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi cabang ini sedapat mungkin
dipasang di titik berat dari beban-beban yang dihubungkan dengannya.
Masing-masing perlengkapan hubung-bagi cabang kemudian dihubungkan
langsung dengan perlengkapan hubung-bagi utama (lihat gambar 125).
Susunan ini digunakan misalnya untuk instalasi penerangan dalam gedung-
gedung pertunjukan, bioskop dan sebagainya. Dalam hal ini, perlengkapan-
perlengkapan hubung-bagi itu harus ditempatkan sedemikian hingga tidak
dapat dijangkau oleh publik.

Gambar 3.26 memperlihatkan suatu sistem lain, yaitu sistem


benantai. Pada sistem ini, tiap-tiap perlengkapan hubung-bagi cabang
mendapat suplai dari rangkaian cabang perlengkapan hubung-bagi di
depannya. Dengan demikian kabel-kabel suplai yang diperlukan akan lebih
pendek. Sistem ini antara lain digunakan dalam bangunan-bangunan
bertingkat banyak.
159

Cara pemberian nomor pada masing-masing perlengkapan hubung-


bagi dapat dilihat dari gambar 3.26.
Kemampuan hantar arus dari sakelar utama harus sekurang-
kurangnya sama dengan kemampuan hantar arus pengaman yang berada di
depannya. Ketentuan ini juga berlaku untuk sakelar rangkaian cabang dan
sakelar rangkaian akhir.
Kemampuan hantar arus pengaman dan luas penampang penghantar
yang diperlukan gantung pada daya beban yang dihubungkan.
Untuk menentukan kemampuan hantar arus pengaman dan luas
penampang penghantar yang diperlukan, pertama-tama harus ditentukan
160

arus yang dipakai, berdasarkan daya beban yang dihubungkan. Rumus-


rumus yang digunakan ialah :
P
untuk arus searah : I= :
U
p
untuk arus bolak-balik fasa-satu : I= :
U cos 
P
untuk arus bolak balik fasa-tiga : I=
U cos 3
Untuk tegangan bolak-balik fasa-satu, U adalah tegangan fasanya,
umumnya 220 V. Untuk tegangan fasa-tiga, U adalah tegangan antar
fasanya, umumnya 380 V.
Setelah arus yang dipakai dihitung, ditentukan pengaman lebur yang
diperlukan. Kemampuan hantar arus nominal pengaman lebur ini harus
lebih besar daripada kuat arus yang diperhitungkan, tetapi harus sebanyak
mungkin mendekati kuat arus ini.
Setelah pengaman lebur ini diketahui, ditentukan luas penampang
penghantar yang diperlukan, berdasarkan tabel-tabel 4.2 sampai dengan
4.19, jilid I.
Cara penentuan luas penampang penghantar yang diuraikan di atas,
ialah cara berdasarkan rapat arus. Untuk instalasi-instalasi biasa, cara ini
umumnya sudah cukup.
Untuk motor-motor listrik harus juga diperhitungkan arus asut
motor-motor ini.
Untuk instalasi dengan saluran-saluran yang sangat panjang, harus
juga diperhitungkan rugi tegangan dalam saluran-saluran ini. Menurut ayat
413 A5 PUIL 1977, susut tegangan di tiap-tiap titik beban tidak boleh
melebihi 5 % daripada tegangan di perlengkapan hubung-bagi utama, yaitu
perlengkapan hubung-bagi yang berada di dekat kWh-meter PLN.
Kalau berdasarkan rugi tegangan dan rapat arus harus digunakan
luas penampang penghantar yang berbeda, harus dipilih luas penampang
yang paling besar. Akan tetapi pengaman lebur yang digunakan harus tetap
berdasarkan beban yang dihubungkan, karena aparatur yang dihubungkan
harus diamankan terhadap beban-lebih.
161

Rumus-rumus yang harus digunakan untuk menentukan luas


penampang penghantar yang diperlukan berdasarkan rugi tegangan ialah :

2/l
= :
untuk arus searah :
u
2 / l cos 
untuk arus bolak-balik fasa-satu : A= :
u
1,73 / l cos 
untuk arus bolak balik fasa-tiga : I=
u
di mana :
A = luas penampang nominal penghantar yang diperlukan dalam m2
I = kuat arus dalam penghantar, dalam A;
u = rugi tegangan dalam penghantar, dalam V;
l = jarak dan permulaan penghantar hingga ujung, dalam m;
 = daya hantar jenis dari bahan penghantar yang digunakan, dalam S/m;
untuk tembaga :  56,2 .106 S/m;
untuk aluminium : 33.10 S/m:
Dalam gambar 3.26 juga diperlihatkan cara menentukan pengaman
utama yang diperlukan. Dalam gambar ini:
lt = jumlah arus yang dipakai, berdasarkan daya semua alat pemakai yang
a = faktor keserempakan.
Untuk It kadang-kadang juga diambil jumlah kemampuan hantar
arus dan semua pengaman dalam kotak-bagi yang bersangkutan.
Selain itu harus juga diperhitungkan selektivitas dan pengaman-
pengarnan yang digunakan. Syarat ini seringkali lebih menentukan
162

Kelemahan sistem berantai ini ialah : kalau terjadi gangguan, dan


misalnya perlengkapan hubung-bagi L2A (gambar 3.26) harus diperbaiki,
perlengkapan - perlengkapan hubung-bagi L2A3A dan seterusnya, harus
juga ikut diputuskan. Untuk sebagian besar keberatan ini dapat diatasi
dengan menghubungkan semua perlengkapan hubung bagi cabang dengan
satu rangkaian cabang saja (gambar 3.27). Dalam hal ini, kalau jumlah
perlengkapan hubung-bagi yang dihubungkan dengan satu rangkaian cabang
melebihi diri, rangkaian cabang ini harus diberi sakelar ke luar (ayat 602 El
PUIL 1977).

3.8.3. SISTEM LINGKARAN


Pada sistem ini, saluran yang memberi suplai kepada perlengkapan-
perlengkapan hubung-bagi cabang, dipasang dalam suatu lingkaran, dan
menghampiri semua perlengkapan hubung-bagi cabang yang harus
dihubungkan.
Kalau terjadi gangguan, bagian yang rusak dan saluran lingkaran ini
dapat diputuskan; sisanya dapat tetap berfungsi. P
Penyambungan perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi cabang
tersebut dapat dilakukan seri. atau paralel (gambar 3.28). Katau terjadi
hubungan singkat dalam saluran lingkaran, pengaman-pengaman lebur di
kedua sisi dan saluran ini akan putus.
163

Panjang kabel yang diperlukan untuk sistem lingkaran, umumnya


lebih pendek daripada yang diperlukan untuk sistem jari-jari. Tetapi sistem
lingkaran memerlukan kabel dengan luas penampang penghantar yang lebih
besar.
Sistem mana yang sebaiknya digunakan, tergantung pada keadaan.
Kalau jarak antara perlengkapan hubung-bagi utama dan perlengkapan-
perlengkapan hubung bagi cabang besar, dan jarak antar perlengkapan
hubung-bagi cabang ini kecil, sebaiknya digunakan sistem lingkaran.
Sistem lingkaran ini antara lain digunakan untuk galangan kapal dan
sebagainya.
Kalau pada sistem lingkaran, pengaman-pengaman di salah satu sisi
dan saluran lingkaran dilepas, harus diingat bahwa saluran ini masih tetap
mendapat tegangan lewat pengaman-pengaman di sisi lainnya. Kalau
pengaman-pengaman tersebut dipasang di belakang sakelar seperti dalam
gambar 3.28, pengaman-pengaman ini dapat dibebaskan dari tegangan
dengan membuka sakelar-sakelar di depannya. Dengan demikian
pengaman-pengaman ini dapat dilepas dalam keadaan tidak bertegangan.
Untuk kemampuan hantar arus di atas 63 A, biasanya digunakan
patron pisau.
Sampai dengan 63 A umumnya digunakan pengaman ulir.
Kemungkinan untuk menyentuh bagian-bagian yang bertegangan dan
pengaman jenis ini, kecil sekali. Kalau sekarang sakelar-sakelar yang
digunakan ditempatkan di belakang pengaman, sakelar yang rusak dapat
dibebaskan dari tegangan dengan melepas pengaman-pengaman di kedua
ujung dari saluran lingkaran.

3.8.4. MENENTUKAN PENGAMAN DAN LUAS PENAMPANG


PENGHANTAR UNTUK MOTOR
164

Kemampuan hantar arus pengaman untuk sebuah motor harus


ditentukan berdasarkan arus asut motor. Arus asut umumnya beberapa kali
lipat arus nominal motor yang bersngkutan.
Jadi umumnya harus digunakan pengaman lebur dengan kemampuan
hantar arus yang melebihi arus nominal motor. Kemampuan hantar arus dari
sakelar yang digunakan, harus diperhitungkan berdasarkan arus nominal
motor yang bersangkutan. Akan tetapi luas penampang penghantar yang
diperlukan, harus disesuaikan dengan kemampuan hantar arus dan
pengaman lebur yang digunakan (lihat gambar 3.29).
Menurut ayat 520 C1 PUIL 1977, kabel suplai untuk motor tunggal
harus memiliki kemampuan hantar arus sekurang-kurangnya 1,1 kali arus
nominal motornya.

Kabel suplai untuk sekelompok motor harus memiliki kemampuan


hantar arus sekurang-kurangnya sama dengan jumlah arus nominal motor-
motor ini, ditambah dengan 0,1 kali arus nominal motor yang terbesar
dalam kelompok tersebut. Yang dianggap motor terbesar ialah motor
dengan arus nominal tertinggi (ayat 520 C2 PUIL 1977).
Kalau digunakan pengaman-pengaman lebur, harus juga digunakan
sebuah sakelar maksimum dengari relais termis (sakelar pengaman motor
untuk mengamankan motor yang bersangkutan terhadap beban-lebih.
Sakelar ini dihubungkan seri dengan pengaman-pengaman lebur tersebut.
Penggunaan pengaman termis ini, atau pengaman lain yang sejenis,
diharuskan untuk :
a. motor-motor yang dipasang tetap dalam lingkungan dengan gas, uap atau
debu yang mudah terbakar atau mudah meledak (ayat 520 D2a PUIL
1977)
165

b. motor-motor fasa-tiga atau motor-motor dengan daya nominal 1 daya


kuda atau lebih yang dipasang tetap dan dijalankan tanpa pengawasan,
misalnya motor untuk pompa air, instalasi pendingin dan sebagainya
(ayat 520 D2b PUIL 1977).
Menurut peraturan Belanda, juga motor-motor dengan daya 15 kW
atau lebih dan motor-motor arus searah untuk tegangan di atas 440 V yang
digunakan untuk alat angkut dan derek, harus diamankan terhadap beban-
lebih.
Menurut peraturan Belanda, sebuah kabel yang digunakan untuk
memberi suplai kepada satu alat pemakai atau satu motor saja, dapat
dianggap sebagai cukup diamankan, kalau sekaligus dipenuhi tiga syarat di
bawah ini :
1. Kabel tersebut telah diamankan secara tepat torhadap beban-lebih.
2. Kabel tersebut telah diamankan terhadap hubungan singkat dengan
menggunakan pengaman-pengaman lebur. Untuk kemampuan hanter arus
patron-patron lebur ini boleh diambil suatu nilai yang berlaku untuk luas
penampang penghantar yang tidak lebih dari 4, 3 atau 2 tingkat di atas
luas penampang penghantar yang digunakan pada jenis kabelnya).
3. Arus hubung-singkat yang timbul di ujung kabel kalau terjadi hubungan
singkat fasa-tiga, harus sekurang-kurangnya same dengan 11 kali arus
nominal pengaman lebur yang digunakan menurut sub 2.
Arus hubung-singkat ini harus dihitung berdasarkan tegangan 75 % dari
tegangan nominal.
Sebagai akibat dari kenaikan suhu yang disebebkan oleh arus hubung-
singka tersebut, harus diparhitungkan kenaikan tahanan sebesar 40 %.
Untuk suatu instalasi dengan tegangan 220/380 V, syarat sub 3 di
atas akan dpenuhi, kalau untuk panjang kabel  (panjang satu kali jalan)
berlaku :
A
l  600 meter
In
Dimana :
A = luas penampang penghantar kabel yang digunakan dalam mm2
In = arus nominal patron lebur yang digunakan, dalam ampere
166

Rumus ini dapat diturunkan dari syarat-syarat yang diberikan di atas,


yaitu sebagai berikut :
Kalau terkadi hubungan singkat, maka :
- Tegangan pada kabel yang harus diperhitungkan adalah :
75
Uk = x(220V ) …………………..(1)
100
- Tahanan kabel yang harus diperhitungkan adalah :
140
Rt = xR, …………………………(2)
100
Dimana :
R = tahanan kabel dalam keadaan biasa
Jadi
1
R= ……………………......(3)
A
Dimana :
 = tahanan jenis bahan penghantar yang digunakan
Arus hubung-singkat yang timbul, harus sekurang-kurangnya sama dengan
11 kali arus nominal patron lebur yang digunakan
Uk
 11 In
Rt
Atau
Uk
Rt 
11In
Substitusi dari (1), (2) dan (3) menghasilkan :
140 l 75 200
  .
100 A 100 11l n
Atau
75 220 A
l . .
140 11 I n
Untuk kabel dengan penghantar tembaga didapat :
75 220 A
l . .
140 11 0,0175 I n
A
l  600 .(q.e.d )
In
167

Contoh :
Misalkan sebuah motor dengan arus nominal In = 100 A (gambar
3.30). Sebagai pengaman lebur digunakan patron pisau 160 A. Patron-
patron ini tahan terhadap arus asud motor yang ditinjau.
Kalau digunakan kabel jenis NYM, menurut NEN 1010 harus
digunakan NYM 3 X 70 mm2. Tetapi kalau digunakan sakelar maksimum
dengan relais termis, dan panjang kabel ini tidak melebihi panjang
rnaksimum yang ditentukan, dapat digunakan kabel yang luas penampang
penghantarnya tiga tingkat lebih rendah, jadi NYM 3 X 25 mm2.
Dalam hal ini panjang kabel yang digunakan harus memenuhi syarat :
A
I  600 l
In
Atau
25
I  600 = 93,75m (gambar 3.30)
160
168

Pengaman lebur yang harus digunakan untuk sebuah motor,


ditentukan berdasarkan arus asut motor ini. Supaya pengaman lebur yang
diperlukan dapat dipilih dengan tepat. digunakan diagram-diagram lebur
yang diberikan oleh pabrik pembuat pengaman-pengaman ini.
Lama waktu pengasutannya, dan seringnya motor itu dimatikan dan
dihidupkan, juga mempengaruhi pengaman lebur yang harus digunakan.
169

Patron-patron lebur cepat dapat diberi beban-lebih sampai kira-kira


50%, dan patron-patron lebur lambat sampai kira-kira 100%. Ketentuan ini
tidak mutlak.
Untuk patron-patron pisau, sebaiknya diteliti diagram leburnya (lihat
jilid I). Tergantung pada kemampuan hantar arusnya, patron-patron ini
dapat diberi beban lebih sampai 300 % atau lebih selama beberapa sekon.
Untuk menentukan pengaman dan ukuran kabel yang harus
digunakan untuk sebuah motor, dalam praktek kebanyakan digunakan tabel-
tabel yang dikeluarkan oleh pabrik motor yang bersangkutan.
Tabel 3.1 di bawah ini memberikan beberapa data untuk motor-
motor SKA (yaitu motor-motor angker hubung-singkat khusus). Data ini
juga tertera pada peat motor.
Tabel-tabel 3.2. dan 3.3. mencantumkan pengaman lebur dan ukuran
kabel yang harus digunakan menurut peraturan Belanda. Tabel-tabel ini
berlaku untuk motor-motor yang bekerja terus-menerus, dengan waktu
pengasutan yang tidak melebihi 3 sekon. Untuk tabel 3.2, arus asut
motornya sama dengan 2 X ‘n’ dan untuk tabel 3.3 sama dengan 6 @ 7 X In

Arti huruf-huruf a dan b dalam tabel-tabel 3.2 dan 3.3 ialah:


a : sakelar maksimum termis yang digunakan ditempatkan pada
permulaan kabel
b : sakelar maksimum termis yang digunakan ditempatkan di dekat
motor (gambar 3.31):
Jadi. kalau sakelar maksimum termis yang, digunakan ditempatkan
pada permulaan kabel, dapat dipakai kabel yang lebih kecil. Akan tetapi
kalau harus digunakan sebuah sakelar maksmum tambahan, dari kabelnya
pendek, penghematan biaya yang dapat diperoleh dengan cara ini, akan
dihapus oleh tambahan biaya untuk sakelar maksimum yang diperlukan.
170

Karena itu cara pengamanan ini jarang digunakan untuk kabel-kabel


pendek.
171
172
173
174
175

3.8.5. PENEMPATAN SAKELAR DAN PENGAMAN UNTUK MOTOR


Bagi penempatan sakelar dan pengaman untuk motor-motor
berlaku ketentuan-ketentuan umum berikut ini (gambar 3.32):
1. setiap motor harus diamankan sebagaimana mestinya dengan sepasang
pengaman lebur tersendiri atau dengan sebuah sakelar maksimum
tersendiri;
2. setiap motor harus diperlengkapi dengan sebuah sakelar tersendiri;
3. jika beberapa motor dihubungkan dengan satu rangkaian akhir, harus
dipasang sebuah sakelar rangkaian akhir.
176
177

Tergantung pada keadaan, ada beberapa pengecualian dan ketentuan-


ketentuan umum tersebut di atas.
1. Pengamanan tersendiri tidak diperlukan:
a. kalau pengaman rangkaian akhir yang bersangkutan tidak melebihi 16
A (ayat 520 E2-1 PUIL 1977 lihat gambar 3.33 : dan gambar 3.36);
b. untuk sekelompok motor yang merupakan bagian dari mesin yang
sama. Dalam hal ini masing-masing motor harus diamankan dengan
sebuah relais maksimum tersendiri. Relais ini harus dapat
menggerakkan sebuah sakelar yang dapat mematikan semua motor
sekaligus (ayat 520 E2-2 PUIL 1977; lihat gambar 3.38).
2. Sakelar tersendiri tidak diperlukan:
a. kalau daya masing-masing motor tidak melebihi 0,5 kW, pengaman
rangkalan akhir yang bersangkutan tidak melebihi 25 A, dan dalam
ruangan yang sama terdapat sebuah sakelar untuk mematikan motor-
motor itu (ayat 520 02a PUIL 1977; lihat gambar 3.33, dan gambar
3.34).
Sebuah bangsal pabrik yang besar tidak boleh dianggap sebagai satu
ruangan.
b. kalau daya masing-masing motor tidak melebihi 0,5 kW dan motor-
motor ini dihubungkan dengan kontak tusuk (ayat 520 G2b PUIL
1977; lihat gambar 3.36 dan gambar 137);
c. untuk sekelompok motor yang merupakan bagian dari mesin yang
sama. Dalam hal ini harus ada sebuah sakelar yang dapat mematikan
semua motor sekaligus (ayat 520 G2c PUIL 1977; lihat gambar
3.38).
3. untuk beberapa motor yang dihubungkan dengan rangkaian akhir yang
sama, sakelar rangkaian akhir boleh ditiadakan:
a. kalau dengan rangkaian akhir ini tidak dihubungkan lebih dari dua
motor (ayat 602 E1b PUIL 1977; lihat gambar 3.35);
b. kalau daya masing-masing motor tidak melebihi 1,5 kW, dan motor-
motor ini berada dalam satu ruangan dengan perlengkapan hubung-
baginya (ayat 602 F1b PUIL 1977; lihat gambar 3.33. dari gambar
3.34);
178

c. kalau dengan rangkaian akhir itu tidak dihubungkan lebih dari dua
kotak-kontak yang kemampuan hantar arus nominalnya melebihl 16
A (ayat 602 Elc PUIL 1977).
Pengaman-pengaman lebur sebaiknya jangan ditempatkan di dekat
mesin, tertapi di satu tempat yang sentral.

3.8.6. TABUNG-TABUNG REL


Untuk mesin-mesin yang harus banyak dipindah-pindahkan,
kadang-kadang titik-titik suplainya ditempatkan dalam tabung-tabung rel.
Dalam tabung ini terdapat rel-rel tanpa isolasi.
Tabung-tabung atau saluran-saluran rel ini direncanakan secara
khusus, dan tidak boleh digunakan untuk instalasi penerangan.
Tabung-tabung tersebut dapat dipasang misalnya pada langit-langit
seperti dalam gambar 3.39. Di tempat-tempat tertentu terdapat lubang-
lubang dalam tabung.
Di lubang-lubang ini dapat dipasang kotak-kotak cabang.
Dalam kotak-kotak ini terdapat pengaman-pengaman lebur dan
terminal-terminal untuk kabel cabang yang menuju ke mesin. Untuk kabel
ini digunakan kabel fleksibel, misalnya jenis RMrLz.
179

Kotak-kotak cabang tersebut dibuat sedemikian hingga bagian-


bagian yang bertegangan tidak mungkin tersentuh, kalau akan mengganti
patron-patron lebur yang ada di dalamnya. Untuk itu tutup kotaknya diberi
sebuah pemisah yang dapat dikunci (gambar 3.40). Kalau tutup ini dibuka,
pengaman-pengaman lebur di dalam kotak akan menjadi bebas dari
tegangan.

Pengaman-pengaman lebur tersebut hanya boleh putus, kalau


terjadi hubungan singkat dalam kabel cabang. Karena itu pengaman-
pengaman yang dipasang di masih harus dipilih sedemikian hingga
selektif terhadap pengaman-pengaman di dalam kotak cabang. Gambar
3.41 memperlihatkan instalasinya.
180

Pemasangan tabung-tabung rel dapat dilakukan dengan cara-cara


berikut ini :
a. digantung pada langit-langit (gambar 3.42);
b. digantung pada kawat rentang;
c. dipasang pada penopang-penopang di dinding;
d. dipasang pada penopang-penopang diatas dan diantara mesin-mesin
perkakas.
181

Gambar 3.43 memperlihatkan beberapa cara pemasangan.


Kalau letak kotak cabang tidak melebihi dua meter di atas lantai, mesin
atau alat pemakai yang dihubungkan dengan kotak cabang ini, tidak perlu
diberi pengaman tersendiri. Dalam hal ini juga boleh digunakan tutup
kotak cabang tanpa pemisah.

Gambar 3.44. memperlihatkan gambar instalasi dengan tabung-


tabung rel. Gamber 3.45 memperlihatkan diagram instalasinya. Tiap-tiap
tabung rel yang diberi suplai tersendiri, harus dihubungkan dengan
rangkaian akhir tersendiri.
182

Gambar 3.46, memperlihatkan gambar instalsi dengan tabung-


tabung rel, terdiri dari satu tabung rel utama dan beberapa tabung rel
cabang Gambar 3.47 momper!ihatkan diagram instalasinya. Masing-
masing tabung rel cabang harus diamankan sebagaimana mestinya, dan
diberi alat pemutus tersendiri. Dengan demikian, kalau salah satu tabung
cabang harus diperbaiki, hanya cabang ini saja yang diputuskan.
Motor-motor besar dihubungkan langsung dengan tabung rel
utama. Seperti juga instalasi-instalasi lain, untuk instalasi tabung rel juga
diperhitungkan suatu faktor keserempakan.
Untuk tabung rel utama biasanya diperhitungkan cadangan sebesar
25%, dan untuk rel cabang 50 %.

3.8.7. SISTEM BAN KONTAK


Sistem ban kontak atau rel kontak ini, banyak persamaannya
dengan sistem tabung rel. Tetapi sistem ban kontak lebih ringan. dan
sangat fleksibel penggunaannya. Montasenya sangat sederhana dan dapat
dilakukan cepat sekali.
Ban kontak ini dapat memiliki tiga urat atau lima urat (lihat
gambar 3.48). Penghantar-penghantarnya terdiri dari kawat-kawat
fleksibel dan tembaga telanjang dengan luas penampang penghantar 4
mm2. Penghantar-penghantar ini ditanam, dalam galur-galur dari bahan
buatan yang fleksibel. Galur-galur ini ditutup dengan bahan buatan tipis
yang mudah ditembus.

Kalau ada tiga urat, dua urat digunakan untuk hantaran-hantaran


fasa dan nol. Urat yang ketiga digunakan untuk pentanahan (lihat
gambar). Jenis ini digunakan untuk instalasi penerangan rumah tinggal
183

dan etalase. Selain itu juga untuk penerangan-TL daret di kantor-kantor


dan di pabrik-pabrik.
Katau ada lima urat, tiga urat digunakan untuk hantaran fasa, satu
untuk hantaran nol dan satu untuk pentanahan. Kalau jenis ini digunakan
untuk sistem fase satu, dua urat dapat digunakan sebagai hantaran bantu
untuk tujuan menghubungkan dan memutuskan.
Ban kontak berurat lima sebagai sistem fasa-tiga digunakan untuk
instalasi penerangan pabrik. Lampu-lampu dalam seluruh ruangan bisa
dilayani dengan satu sakelar saja. Sebagai sakelar digunakan sebuah
sakelar kutub-empat dengan pemutusan sesaat, atau dengan kontak nol
yang mendahului.
Ban-ban kontak ini dapat digunakan untuk 220/380 V, 16 A, tetapi
tidak boleh digunakan untuk instalasi tenaga.
Untuk pcmasangannya dapat digunakan tabung-tabung dari bahan
buatan, pelat baja atau aluminium. Tabung-tabung ini ditutup dengan
tutup jepret (gambar 3.49).
Ujung-ujung ban kontak yang tidak dihubungkan, harus digergaji
ke dalam dan ditutup dengan penutup ban kontak untuk mencegah
terjadinya hubungan singkat (lihat gambar 3.50).
Untuk membuat hubungan-hubungan cabang, digunakan kontak
jepret Benda ini memiliki beberapa hubungan (gamban 3.51). Hubungan
untuk hubungan pentanahan dibuat berpegas. Kalau kontak jepret ini
ditekan ke dalam tabung, hubungan-hubungan tersebut akan menembus
foil yang menutupi ban kontak dan membuat kontak dengan penghantar-
penghantar tembaga ban ini.
Untuk beralih dari ban kontak ke pipa instalasi atau ke kabel,
digunakan benda-benda bantu. Juga ada benda-benda bantu untuk
membuat hubungan-hubungan cabang.
Tabung-tabung untuk ban kontak dapat dipasang pada langit-
langit, pada dinding, atau sebagai suatu sistem kaki dinding.
184
185

3.8.8. FAKTOR-FAKTOR KOREKSI


Kemampuan hantar arus sebuah kabel ditentukan oleh suhu
penghantar maksimum yang diperbolehkan untuk kabel itu. untuk kabel-
kabel berisolasi PVC biasa, suhu penghantar maksimum yang
diperbolehkan ialah 700 C.
Karena itu, kemampuan hantar arus sebuah kabel dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain :
a. Suhu sekeliling
Kemampuan hantar arus yang diberikan dalam jilid I, tabel-tabel
4.2, 4.3, 4.6, 4.7 dan 4.18 misalnya, berlaku untuk suhu sekeliling 300
C.
Kalau suhu sekeliling kabel berbeda dengan 30°C, kemampuan
hantar arusnya harus dikoreksi. Makin tinggi suhu sekeliling ini, makin
rendah kemampuan hantar arus kabel yang bersangkutan (lihat
misalnya jilid I, tabel-tabel 4.4, 4.14 dan 4.19)
b. Cara pemasangan kabel
Cara pemasangan kabel mempengaruhi penyaluran panas yang
ditimbulkan dalam kabel. Makin baik penyaluran panas ini, makin
tinggi kemampuan hantar arus kabel yang bersangkutan.
Kemampuan hantar arus kabel NYA yang dipasang di udara
misalnya, lebih besar daripada kemampuan hantar arus NYA yang
dipasang dalam pipa instalasi (lihat jilid I tabel 4.2). Sebab penyaluran
panas untuk kabel yang dipasang di udara lebih baik daripada untuk
kabel yang dipasang dalam pipa.
Kemampuan hantar arus sebuah kabel akan berkurang, jika
kabel ini dipasang menempel pada dinding misalnya, atau menempel
pada kabel-kabel lain (lihat jilid I, tabel-tabel 4.15 dan 4.16).
Jumlah kabel yang dipasang atau ditanam berkelompok juga
mempengaruhi kemampuan hantar arus kabel-kabel yang bersangkutan.
Makin besar jumlah ini, makin rendah kemampuan hantar arus kabel-
kabel itu (lihat misalnya jilid I, tabel-tabel 4.11 dan 4.12).
c. Jumlah urat kabel
186

Makin besar jumlah urat sebuah kabel, makin rendah


kemampuan hantar arus kabel ini (lihat misalnya jilid I, tabel-tabel 4.6,
4.7 dan 4.8). Sebab makin besar jumlah urat ini, makin sulit
penyaluran panas yang timbul dalam kabel. Selama itu panas yang
ditimbulkan dalam satu meter kabel, akan juga lebih banyak kalau
jumlah uratnya besar.

d. Keadaan kelembaban tanah untuk kabel-kabel tanah


Tanah yang lembab memiliki tahanan panas jenis yang rendah,
jadi dapat menyalurkan panas dengan baik. Karena itu kemampuan
hantar arus kabel tanah akan lebih besar, jika ditanam dalam tanah
lembab, yaitu tanah dengan tahanan panas jenis 50 – 70° C cm/W (lihat
jilid 1 tabel 4.13).
Makin kering tanahnya, makin rendah kemampuan hantar arus
kabel yang bersangkutan. Tanah yang sangat kering memiliki tahanan
panas jenis 200 °C cm/W atau lebih.
e. Cara pembebanan
Ini terutama mempengaruhi kemampuan hantar arus kabel yang
ditanam dalam tanah. Kabel tanah yang diberi beban tetap secara terus-
menerus, akan membuat tanah di sekelilingnya menjadi kering. Karena
itu untuk beban tetap terus-menerus, kemampuan hantar arus kabel ini
akan lebih rendah (lihat jilid I paragraf 4.5.2 sub a).
Ada kemungkinan terdapat beberapa keadaan sekaligus yang
kurang menguntungkan. Misalnya suhu sekeliling yang tinggi serta
keadaan tanah yang kering. Dalam hal demikian, semua faktor koreksi
harus diperhitungkan.
Contoh :
Misalkan sepotong kabel NYFGbY 4 X 50 mm2 ditanam dalam
tanah dengan tahanan panas jenis 200 °C cm/W dan suhu sekeliling 40
°C.
Tabel 4.13 jilid I memberikan faktor koreksi yang diperlukan
untuk keadaan tanah :
f1 = fA x fB = 0,76 x 1 = 0,76
187

Tabel 4.14 jilid I memberikan faktor koreksi untuk suhu


sekeliling 40°C:
f2 = 0,87.
Dari jilid I tabel 4.6 dapat dilihat bahwa kemampuan hantar
arus NYFGbY 4 X 50 mm2 yang ditanam langsung dalam tanah
dengan beban normal, sama dengan 165 A (untuk suhu sekeliling 30
°C dan tahanan panas jenis tanah 100 °C cm/W). Jadi kemampuan
hantar arus kabel ini untuk suhu sekeliling 40°C dan tahanan panas
jenis tanah 200°C cm/W akan sama dengan :
0.76 x 0.87 x 165 A = 109 A

3.9. CONTOH-CONTOH HITUNGAN


Soal
Gambar 3.52. memperlihatkan saluran suplai untuk perlengkapan-
perlengkapan hubung-bagi I, II dan III.
Tentukan luas penampang penghantar kabel yang diperlukan, jika saluran
ini dihubungkan dengan :
a. jaringan arus searah 220 V;
b. jaringan arus bolak-balik fasa-satu 220 V.
c. jaringan arus bolak-balik fasa-tiga 380/220 V.
Cosphy rangkaian ini untuk arus bolak-balik fasa-satu maupun fasa-tiga
sama dengan 0,8. Rugi tegangan maksimum yang diperbolehkan ialah 4 %.
1
Tahanan jenis tembaga sama dengan .10 −6 Ω m.
50
Beban masing-masing perrlengkapan hubung-bagi ialah :
Beban I : 22 kW
Beban II : 11 kW
Beban III : 6,6 kW
188

Penyelesaian
Hitungan-hitungan untuk suatu instalasi selalu dibuat berdasarkan tegangan
nominal, sekalipun tegangan yang sebenarnya akan lebih rendah karena adanya
rugi tegangan. Selain itu luas penampang kabel suplai yang digunakan akan
dimisalkan di mana-mana sama.

a. Suplai dari jaringan-jaringan arus searah 220 V


Kuat arus ke masing-masing perlengkapan hubung-bagi dapat dihitung
P
dengan rumus : I =
U
22.000
I1 = = 100 A;
220
11.000
I2 = = 50 A;
220
6.600
I3 = = 30 A;
220
Gambar 3.53 memperlihatkan pembagian arus dalam instalasi

Luas penampang penghantar yang diperlukan dapat dihitung dengan rumus :


2
A= jumlah (I x I)
 .u
Dimana :
u = rugi tegangan yang diperbolehkan
= 4 % x 220 V = 8,8 V
γ = 50. 106 S/m
Jumlah (I X 1) adalah jumlah dan momen arus terhadap titik suplai A dalam
satuan ampere-meter.
189

Jadi untuk luas penampang penghantar yang diperlukan di dapat :


2
A = (100x60 + 50x100 + 30x150)
50x1068,8
2 x15500
=  70.10−6 m 2
50x106 x8,8
 77 mm2
Jadi berdasarkan rugi tegangan yang diperbolehkan, harus digunakan luas
penampang penghantar 70 mm2.
Arus yang mengalir dari titik suplai A sama dengan 180 A. Dari tabel-
tabel 4.2, 4.3 dan 4.6 (jilid I), dapat dilihat bahwa berdasarkan arus ini, luas
penampang penghantar yang harus digunakan adalah :
untuk NYA dalam pipa instalasi : 95 mm2
untuk NYA di udara : 50 mm2
untuk NYM : 70 mm2
untuk NYY atau NYFGBY / NYRGbY berurat dua
dalam tanah : 55 mm2
di udara : 50 mm2
Jadi kecuali apabila digunakan NYA dalam pipa instalasi, harus selalu
digunakan kabel dengan luas penampang penghantar 70 mm2. Kalau
digunakan NYA dalam pipa instalasi, harus digunakan NYA 95 mm2.

b. Suplai dari jaringan arus bolak-balik fasa-satu 220 V


Kuat arus ke masing-masing perlengkapan hubung-bagi dapat dihitung dengan
P
rumus : I =
U cos
22.000
I1 = = 125A;
220x0,8
11.000
I2 = = 62,5 A;
220x0,8
6.600
I3 = = 37,5 A;
220x0,8
190

Gambar 3.54. memperlihatkan pembagian arus dalam instalasi.

Luas penampang penghantar yang diperlukan bendasarkan rugi tegangan yang


diperbolehkan, sekarang dapat dihitung dengan rumus :
2 cos
A= . jumlah( IxI )
u
Jadi :
2 x0,8
A = (125x60 + 62,5 x100 + 37,5 x150)
50x1068,8
2 x0,8 x19.375
= 6
 70.10−6 m 2
50x10 x8,8
 70 mm2
Arus yang mengalir dari titik suplai A sekarang sama dengan 225 A.
Berdasarkan arus ini, luas penampang penghantar yang sekarang harus
digunakan adalah :
untuk NYA dalam pipa : 120 mm2
instalasi untuk NYA di udara : 70 mm2
untuk NYM : 95 mm2
untuk NYY atau NYFGbY/NYRGbY berurat dua
dalam tanah : 70 mm2
di udara : 70 mm2

Jadi kalau digunakan NYA yang dipasng di udara, atau kabel tanah
berurat dua, harus digunakan luas penampang penghantar 70 mm. Jika
191

digunakan NYM harus digunakan luas penampang penghantar 95 mm2, dan


jika digunakan NYA dalam pipa instalasi, harus digunakan NYA 120 mm2.

c. Suplai dan jaringan arus bolak-balik fasa-tiga 380/220 V


Kuat arus ke masing-masing perlengkapan hubung-bagi sekarang dapat
P
dihitung hitung dengan rumus : I=
U cos  3
22.000
I1 =
380 3x0,8
I 2 = 20,9 A

I 3 = 12,5 A

Gambar 3.55 memperlihatkan pembagian arus dalam instalasi

Rugi tegangan yang diperboehkan sekarang sama dengan 4% X 380 V 15,2 V.


Luas penampang penghantar yarig diperlukan berdasarkan rugi tegangan yang
diperbolehkan ini, sekarang dapat dihitung dengan rumus :
1,73 cos
A= . jumlah(lxl)
u
Jadi
1,73x0,8
A= (41,8 x60 + 20,9 x100x12,5 x150)
50x106 x15,2
1,73x0,8 x6,473
= 6
 11,8.10−6 m 2  11,8mm2
50x10 x15,2
Ukuran pertama di atas 11,8 mm2 yang dibakukan ialah 16 mm2
192

Arus yang mengalir dari titik suplai A sekarang sama dengan 75,2 A.
berdasarkan arus ini, luas penampang penghantar yang sekarang harus
digunakan adalah :
untuk NYA dalam pipa instalasi : 25 mm2
untuk NYA di udara : 16 mm2
untuk NYM : 16 mm2
untuk NYY atau NYFGbY/NYRGbY berurat empat :
dalam tanah : 16 mm2
diudara : 16 mm2
Jadi kecuali apabila digunakan NYA dalam pipa instalasi, harus
selalu digunakan kabel dengan luas penampang penghantar 16 mm2. Kalau
digunakan NYA dalam pipa instalasi, harus digunakan NYA 25 mm2.

Soal !
Di sebuah galangan kapal dipasang saluran lingkaran untuk memberi suplai
kepada tiga perlengkapan hubung-bagi, masing-masing perlengkapan hubung-
bagi I, II dan III (lihat gambar 166). Saluran ini dihubungkan dengan jaringan
fasa-tiga 380/220 V. Cos  seluruh instalasi sama dengan 0,6.

Kabel yang digunakan ialah kabel tanah jenis NYFGBY. Tentukanlah luas
penampang penghantarnya. Rugi tegangan yang diperbolehkan tidak boleh
1
melebihi 5%. Tahanan jenis tembaga sama dengan .10 −1 m
50
Penyelesaian :
Kuat arus dalam masing-masing perlengkapan hubung-bagi sama dengan :
P 15840
I= = = 40 A
U cos  3 380 3x0,6
193

22.000
I1 = = 100 A;
220
31680
I2 = = 80 A;
380 3x0,6
I 3 = 120;

Saluran lingkaran ini kemudian dibuka di titik A (lihat gambar 3.57)

Arus di A’ (Ia’) dan arus di A” (Ia”) sedapat mungkin harus sama. Jumlah
kedua arus ini harus sama dengan I1 + I2 + I3 = 240 A. Jumlah momen arus
terhadap A’ dan terhadap A” harus juga sama.
Dalil momen untuk momen-momen arus terhadap A’ menghasilkan :
120 x 40 x 160 x 80 x 190 x 120 = 340 Ia”
Jadi :
40.400
Ia” = = 119 A
340
Ia’ = 240 – Ia” = 121 A
Gambar 3.58 memperlihatkan pembagian arus dalam instalasi.

Jadi berdasarkan kuat arus di atas harus digunakan NYFGbY 4 X 35 mm2 :


(lihat tabel 4.6 jilid I).
Rugi tegangan yang diperbolehkan sama dengan 5% X 380 V = 19 V.
194

Luas penampang penghantar yang diperlukan berdasarkan rugi tegangan ini,


dapat dihitung dari salah satu dari dua bagian dalam gambar 3.58 dengan
rumus :
1,73xIxlx cos
A=
u

Jadi :
1,73 x119 x150 x0,6
A= ≈ 19,5. 10-6 m2
50 x10 6 x19
≈ 19,5 mm2
Jadi dalam hal ini, syarat berdasarkan rapat arus lebih menentukan. Kabel yang
harus digunakan adalah NYFGbY 4 x 35 mm2

Soal
Sebuah motor fasa-tiga dihubungkan dengan kabel NYM. Data motor ini
adalah sebagai berikut :
tegangan : 380 V
daya poros motor : 11 kW
cos  : 0,87
 : 0,95
n : 3000
Tentukan luas penampang penghantar yang diperlukan, kalau :
a. motor ini dihubungkan langsung
b. motor tersebut diasut dengan menggunakan sakelar bintang segitiga

Periyelesaian
Kuat arus motor tersebut dapat dihitung dengan rumus :
p
l=
U 3 cos X
11.000
l= = 20,2 A
380 3x0,87 x0,95
Kalau menurut tabel 3.1 sub-paragraf 3.8.4, arus motor ini sama dengan 21,5
A.
195

Kalau motor tersebut dihubungkan langsung (sub a), arus asutnya akan sama
dengan (lihat tabel 3.1 sub-paragraf 3.8.4) :
I a = 6,2I n = 6,3x20,2 = 127,3 A
Dalam hal ini harus digunakan patron lebur lambat 50 A atau patron lebur
biasa 63 A (lihat tabel 3.3 sub-paragrat 3.8.4). Kabel yang harus digunakan
adalah NYM 3 X 6 mm2 jika digunakan patron lebur lambat, atau NYM 3 X
10 mm2 jika digunakan patron lebur biasa (lihat tabel 4.3 jilid I).
Kalau motor tersebut diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga
(sub b), arus asutnya akan sama dengan (lihat tabel 3.1 sub-paragraf 3.8.4) :
I a = 1,7 I n = 1,7 x20,2 = 34,3 A
Sekarang dapat digunakan patron lebur biasa
34,3
= 22,9 A atau 25 A
1,5
Menurut tabel 4.3 jilid I sekarang cukup digunakan NYM 3 x 2,5 mm2.
Kemampuan hantar arus kabel ini sama dengan 25 A, jadi masih di atas 1,1 X
In = 22,2 A.
Soal
Sebuah motor fasa-tiga dan 18,5 kW (n = 1500), dihubungkan dengan
jaringan 3 X 380 V. Kabel yang digunakan ialah NYM, panjang kabel ini 60
m.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan, Kalau :
a. motor ini dihubungkan langsung dengan jaringan;
b. motor tersebut diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga.
Sakelar-sakelar yang digunakan diperlengkapi dengan pengaman
maksimum termis, dan ditempatkan di dekat motor.

Penyelesaian
Menurut tabel 3.1 sub-paragraf 3.84, arus nominal motor ini sama dengan 1n =
36 A.
Arus asut motor ini sama dengan (lihat tabel 3.1 tersebut) :
a. kalau dihubungkan langsung :
Ia = 6,3 In = 6,3 X 36 = 226,8 A
196

b. kalau diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga :


Ia = 1,8 In X 36 = 64,8 A.
Kalau digunakan patron lebur biasa, harus digunakan patron-patron lebur:
a. kalau motor tersebut dihubungkan langsung:
226,8
= 151A atau 160 A
1,5
b. kalau diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga :
64,8
= 43A atau 50 A
1,5
Untuk luas penampang penghantar yang diperlukan, dihitung menurut
peraturan Belanda, didapat :
a. Untuk motor yang dihubungkan langsung:
Kalau patron lebur yang digunakan sama dengan 160 A. menurut
NEN 1010 harus digunakan luas penampang penghantar 70 mm2. Luas
penampang ini boleh diturunkan tiga tingkat, jadi menjadi 25 mm2, asalkan
panjang kabel yang digunakan (I ) memenuhi syarat di bawah ini :
A
l ≤ 600
In
atau
25
l ≤ 600 = 93m
160
Karena panjang kabel yang digunakan hanya 60 m, maka boleh
dipakai NYM 3 x 25 mm2.
Arus nominal motor = 36 A. Karena itu kemampuan hantar arus
kabel yang digunakan harus sekurang-kurangnya sama dengan 1,1 In = 39,6
A. Jadi berdasarkan arus nominal motor, sekurang-kurangnya harus
digunakan NYM 3 X 6 mm2 (lihat label 4.3 jilid I).
Karena sakelar motor diperlengkapi dengan pengamanan maksimal
termis, di belakang saketar ini boleh digunakan NYM 3 X 6 mm2. Akan
tetapi dalam praktek kabel antara sakelar dari motor ini biasanya hanya
pendek. Karena itu biasanya digunakan luas penampang penghantar yang
sama, jadi dalam hal ini 25 mm2
197

b. Untuk motor yang diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga


Kalau patron lebur yang digunakan sama dengan 50 A, menurut NEN
1010 harus digunakan luas penampang penghantar 10 mm2. Kalau
diturunkan tiga tingkat, akan didapat 2.5 mm2.
Akan tetapi, karena arus nominal motor In 36 A, kemampuan hantar
arus kabel yang digunakan harus sekurang-kurangnya 1,1 In = 39,6 A.
Karena itu sekurang-kurangnya harus digunakan NYM 3 X 6 mm2.
Untuk luas penampang penghantar 6 mm2, panjang kabel yang
digunakan (1) sekarang harus memenuhi syarat :
6
l ≤ 600 = 72 m
50
Karena panjang kabel yang digunakan hanya 60 m, maka dapat dipakai
NYM 3 X 6 mm2.

3.10. LATIHAN SOAL - SOAL


Umum :
Catatan : Jika tidak ada keterangan lain, berlaku suhu sekeliling 30 0C dan
tahanan panas jenis tanah 100 °C cm/W.
1. Sebuah villa mendapat suplai tegangan bolak-balik fasa-satu 220 V. Panjang
kabel suplai yang diperlukan sama dengan 110 m. Beban yang
diperhitungkan untuk penerangan dan alat-alat rumah tangga sama dengan
2,2 kW, dengan cos  = 1.
Tentukanlah luas penampang penghantar kabel suplai yang diperlukan,
kalau digunakan NYRGbY yang ditanam dalam tanah. ( = 0,02.10-6 m)
2. Sebuah perlengkapan hubung-bagi cabang memiliki 20 rangkaian akhir,
masing-masing dengan 12 lampu @150 W. Perlengkapan hubung-bagi
cabang ini mendapat suplai dari sebuah perlengkapan hubung-bagi utama.
Jarak antara kedua perlengkapan hubung-bagi tersebut sama dengan 40 m.
Sebagai kabel suplai digunakan NYY berurat tunggal yang tidak di sebagai
kabel suplai digunakan NYY berurat tunggal yang tidak ditanam dalam
tanah. Tegangan yang digunakan ialah tegangan searah, 220 V
198

Tentukanlah luas penampang penghantar kabel suplai yang diperlukan


untuk beban penuh. (p = 0,02. 10-6 m).
3. Instalasi penerangan sebuah pabrik mendapat suplai tersendiri. Sebagai
kabel suplai digunakan NYFGbY yang ditanam dalam tanah. Panjang kabel
ini 90 m. Beban yang diperhitungkan sama dengan 72,6 kW; tegangan
suplainya 380/220 V.
Tentukanlah luas penampang penghantar kabel suplai yang diperlukan.
4. Apakah kelemahan sistem berantai dengan perlengkapan-perlengkapan
hubung bagi cabang yang dihubungkan berantai?
5. Bagaimana cara menentukan kemampuan hantar arus sebuah pengaman
rangkaian akhir?
Dan kemampuan hantar arus sebuah pengaman utama?
6. Apakah kelebihan-kelebihan dan kelemahan-kelemahan sistem lingkaran?
7. Sebuah motor fasa-tiga dengan arus nominal 46 A, diasut dengan
menggunakan sebuah controller bintang-segitiga. Kabel suplainya
diamankan dengan sebuah pengaman termis yang dipasang pada permulaan
kabel. Arus asut motor ini sama dengan a 2 In.
Tentukanläh luas penampang penghantar kabel suplai yang diperlukan,
kalau digunakan NYM.
8. Bilamanakah digunakan instalasi dengan tabung-tabung rel. Apakah
kelebihan-kelebihan sistem ini?
9. Bagaimana cara pemasangan tabung-tabung rel tersebut?
10. Dua perlengkapan hubung.bagi untuk instalasi penerangan mendapat suplai
dan satu saluran.
Jarak dari titik suplai (A) ke perlengkapan hubung-bagi I sama dengan 40
m.
Beban yang diperhitungkan untuk perlengkapan hubung-bagi I ini sama
dengan 11 kW.
Jarak dari A ke perlengkapan hubung-bagi II sama dengan l00 m. Beban
perlengkapan hubung-bagi II ini sama dengan 6,6 kW.
Tegangan suplai yang digunakan ialah tegangan bolak-balik fasa-satu 220
V.
Untuk saluran suplai digunakan NYA dalam pipa instalasi.
199

Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan.


( = 0,02. 10-6 m).
11. Gambar 3.59 memperlihatkan sebuah instalasi untuk penerangan, sebagai
kabel suplai digunakan NYM.
Tegangan suplai untuk instalasi ini ialah tegangan fasa-tiga 380/220 V.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan.
( = 0,02. 10-6 m)

12. Empat perlengkapan hubung-bagi cabang untuk instalasi penerangan,


masing-masing I, II, III dan IV, diberi suplai dengan satu kabel NYFGbY
yang ditanam dalam tanah.
Jarak dan titik suplai (A) ke masing-masing perlengkapan hubung-bagi
tersebut sama dengan :
Ke I : 50 m
Ke II : 90 m
Ke III : 140 m
Ke IV : 200 m
Beban yang diperhitungkan untuk masing-masing perlengkapan hubung-
bagi adalah :
Ke I : 26,4 kVA
Ke II : 39,6 kVA
Ke III : 19,8 kVA
Ke IV : 13,2 kVA
Tegangan suplai yang digunakan ialah tegangan fasa-tiga 380/220 V.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan.
( = 0,02. 10-6 m)
13. Di sebuah galangan kapal dipasang saluran lingkaran untuk memberi
supplai kepada tiga perlengkapan hubung-bagi cabang untuk instalasi
200

tenaga, masing-masing I, II dan III. Panjang saluran lingkaran ini sama


dengan 400 m. Diukur dan satu sisi, jarak dan titik suplai ke masing-masing
perlengkapan hubung-bagi tersebut sama dengan :
Ke I : 150 m
Ke II : 220 m
Ke III : 330 m
Beban yang diperhitungkan untuk masing-masing perlengkapan hubung-
bagi
Adalah :
Untuk I : 39,6 kVA
Untuk II : 66,0 kVA
Untuk III : 52,8 kVA.
Tegangan jaringan supiai ialah tegangan fasa-tiga 3 X 380 V. Cos 
instalasi sama dengan 0,6.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan, kalau digunakan
NYFGbY yang ditanam dalam tanah.
( = 0,02. ia-6 m).
14. Sebuah motor fasa-tiga dengan empat kutub memiliki data sebagai berikut :
daya poros nominal : 30 kW
tegangan : 380 V segitiga
rendemen : 0,88
cos  : 0,87
Sebagai kabel suplai digunakan NYM.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan berdasarkan rapat
arus, untuk keadaan-keadaan berikut ini :
a. Motor tersebut diasut dengan menggunakan sakelar bintang-segitiga.
Arus asutnya Ia = 2 In Beban motor kontinyu.
Kabel suplai ke motor diamankan dengan menggunakan sebuah sakelar
maksimum termis yang dipasang pada permukaan kabel.
b. Seperti sub a, tetapi untuk pengamanan kabel suplai ke motor sekarang
digunakan patron-patron lebur yang dipasang pada permulaan kabel.
201

c. Seperti sub b, tstapi sekarang kabel yang digunakan diikat bersama-


sama dengan empat kabel lain dan diletakkan dalam saluran kabel. Suhu
sekelilingnya sekarang 35 0C.
15. Suatu saluran lingkaran diberi suplai di titik A dengan tegangan bolak-balik
fasa-tiga 3 X 380 V, dan memberi suplai di titik-titik B.C dan D. Beban di
titik-titik ini dan data lainnya adalah sebagai berikut :
di titik B : beban : 21,12 kW
cos  : 0,8
jarak A-B : 15 m
di titik C : beban : 7,92 kW
cos  : 0,8
jarak B-C : 53 m
di titik D : beban : 26,40 kW
cos  : 0,8
jarak A-B : 36 m

Jarak dari D kembali ke A sama dengan 20 m. Kabel yang digunakan NYY


yang tidak ditanam dalam tanah. Luas penampang penghantar kabel ini di
mana-mana sama  = 0,02 10-6 m.
Rugi tegangan yang diperbolehkan sama dengan 5%.
Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan (ukuran yang
dibakukan).
16. Dua motor fasa-tiga, masing-masing 37 kW dan 22 kW, dihubungkan
dengan sebuah perlengkapan hubung-bagi dengan menggunakan satu kabel.
Jarak dan perlengkapan hubung-bagi ke masing-masing motor tersebut sama
dengan 20 m dan 50 m.
Tegangan pada motor-motor ini sama dengan 3 X 380 V. dengan cos  =
0,85 dan rendemen  = 0,85.
Kabel yang digunakan adalah NYFGbY yang ditanam dalam tanah. Luas
penampang penghantar kabel ini di mana-mana sama.  = 0,02 – 10-6 m.
Rugi tegangan yang diperbolehkan sama dengna 5%.
202

Tentukanlah luas penampang penghantar yang diperlukan (ukuran yang di


bakukan).
17. Sebuah instalasi pompa terdiri dari tiga pompa air, masing-masing A, B dan
C. Motor-motor pompa-pompa ini dihubungkan dengan jaringan 3 X 380 V
(di titik suplai P), dengan menggunakan satu kabel jenis NYFGbY yang
ditanam dalam tanah.
Luas penampang penghantar kabel ini di mana-mana sama. Data motor-
motor yang digunakan ialah sebagai berikut :
Motor pompa A : daya : 10 kW
cos  : 0,8
 : 0,8
Jawak P.A : 40 m
Motor pompa B : daya : 8 kW
cos  : 0,8
 : 0,75
Jawak P.B : 70 m
Motor pompa C : daya : 12 kW
cos  : 0,8
 : 0,9
Jawak P.A : 100 m
Rugi tegangan yang diperbolehkan sama dengan 5 %  = 0,02.10-6 m
Tentukanlah :
a. arus nominal masing-masing motor;
b. jumlah momen arus terhadap titik suplai;
c. luas penampang penghantar kabel yang harus digunakan (ukuran yang
dibakukan).

PERATURAN – PERATURAN DI DALAM INSTALASI LISTRIK.


1. Bilamanakah di pengecilan luas penampang penghantar suatu saluran listrik
tidak perlu dipasang pengaman?
2. Bagaimanakah cara penempatan perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi
dalam gedung-gedung pertunjukan dan bioskop?
203

3. Apakah yang ditentukan mengenai kemampuan hantar arus nominal dan


sakelar utama dan sakelar rangkaian akhir suatu perlengkapan hubung-bagi?
4. Dalam ruangan-ruangan apakah patron-patron pengamannya harus dilepas
dalam keadaan bebas tegangan?
5. Bilamanakah motor-motor fasa-tiga wajib diberi pengamanan terhadap
beban lebih?
6. Kalau beberapa motor dihubungkan dengan satu rangkaian akhir,
bilamanakah motor-motor itu tidak perlu diberi pengaman lebur tersendiri?
7. Bilamanakah beberapa motor boleh dilayani dengan menggunakan satu
sakelar saja?
8. Kalau beberapa motor dihubungkan dengan satu rangkaian akhir,
bilamanakah sakelar rangkaian akhirnya boleh ditiadakan?

Menggambar
Catatan :
Dalam diagram-diagram yang harus dibuat untuk tugas-tugas menggambar di
bawah ini, harus selalu dicantumkan :
a. jenis, luas penampang penghantar dan jumlah urat dari kabel yang
digunakan:
b. kemampuan hantar arus nominal dan pengaman-pengaman dan sakelar-
sakelar, serta nilai setel dan sakelar-sakelar maksimum yang digunakan
c. beban tiap-tiap rangkaian akhir rangkaian cabang dan perlengkapan hubung
bagi dalam kVA, serta beban tertinggi untuk seluruh instalasi.
1. Tentukanlah dan cantumkanlah semua keterangan yang diperlukan dalam
gamban 3.26, kalau beban masing-masing rangkaian akhir dan cabang
seperti diberikan di bawah ini :
untuk L2A3A : rangkaian akhir 1 : 2,2 kW
rangkaian akhir 2 : 3,0 kW
rangkaian akhir 3 : 2,4 kW
rangkaian akhir 4 : 3,2 kW
faktor keserentakan a = 0,6
untuk L2Al : 10- kW, a =0,8
untukL2A2: : 16 kW, a = 0,7
204

untuk L2A4: : 20 kW, a = 0,8


untukLi : 50 kW, a = 0,8
untukL3 : 80 kW, a = 0,7
Faktor-faktor keserentakan lainnya dimisalkan sama dengan 1. Dengan
demikian akan ada sedikit cadangan untuk perluasan di kemudian hari.
Tegangan suplainya 380/220 V; cos  = 1.
Untuk kabel-kabel suplai yang diperlukan digunakan NYM. Luas
penampan penghantar yang harus digunakan cukup ditentukan
berdasarkan rapat arus saja.
2. Gambarlah di atas kertas ukuran A3 suatu diagram instalasi berdasarkan
diagram dasar gambar 3.27.
Tegangan suplai yang digunakan ialah tegangan searah 220 V. Rugi
tegangan yang diperbolehkan sama dengan 2 %.
Sebagai kabel suplai digunakan NYRGbY berurat dua yang ditanam
dalam tanah  = 0,02. 10-6 m.
Panjang kabel yang diperlukan ialah :
dari L3A ke L : 30 m
dari L3B ke L : 50 m
dari L3C ke L : 60 m
masing-masing perlengkapan hubung-bagi cabang sama dengan
untuk L3A : 4 x 5 kW, dengan a = 0,8
untuk L3B : 4 x 2,5 kW, dengan a = 0,6
untuk L3C : 4 x 3 kW, dengan a = 0,7
3. Untuk instalasi pemanasan sebuah gedung pabrik dipasang beberapa
perlengkapan hubung-bagi cabang, masing-masing V-1A. V-1B. V-1C
dan V-1D. Sebagai saluran suplai digunakan suatu saluran lingkaran
yang menghampiri tiap-tiap perlengkapan hubung-bagi cabang. Saluran
lingkaran ini dihubungkan dengan rangkaian cabang V-1 dan rangkaian
cabang V-2 dan perlengkapan hubung-bagi utama. Panjang saluran
lingkaran sama dengan 120 m.
Jarak-jarak yang harus dihubungkan, dari beban masing-masing
perlengkapan hubung-bagi cabang adalah sebagai berikut :
jarak dari V-1 ke V-1A = 45 m
205

jarak dari V-1A ke V-1B = 12 m


jarak dari V-1B ke V-1C = 10 m
jarak dari V-1C ke V-1D = 15 m
jarak dari V-1D ke V-2 = 38 m
beban V - lA = 6 X 10-kW
beban V-1 B = 4 X 12 kW
beban V-1C = 8 X 6 kW
beban V-1D = 4 X 20 kW.
Semua alat pemanas harus dapat digunakan bersamaan.
Tegangan suplainya 380/220 V. Sebagai kabel suplai digunakan NYM.
(  = 0,02. 10-6  m).
Gambarlah diagram instalasinya di atas kertas ukuran A3.

4. Dengan suatu jaringan tegangan searah 65 V dihubungkan:


a. Sebuah kotak-bagi untuk penerangan dengan enam rangkaian akhir,
masing-masing untuk 1 kW.
b. Sebuah kotak-bagi untuk tenaga dengan delapan rangkaian akhir yang
masing-masing dihubungkan dengan sebuah kotak-kotak dinding
16/A.
c. Sebuah kotak-bagi untuk tenaga untuk untuk enam motor shunt @ 0,5
kW. Motor-motor ini dihubungkan langsung, dan diamankan dengan
menggunakan otomat-otomat instalasi.
d. Sebuah kotak-bagi untuk tenaga untuk :
— dua motor shunt @ 1 kW, dengan arus asut Ia = 1,5 In. Motor-
motor ini diperlengkapi dengan pengaturan kecepatan putar dan
sakelar otomatis dengan pengamanan termis;
— dua motor kompon @ 2 kW yang digunakan sebagai motor kerek,
dengan arus asut Ia = 2
Motor-motor ini dilayani dengan menggunakan controller asut untuk
dua arah putar, dengan pengamanan maksimal dan pengamanan
tegangan nol, magnetik maupun termis.
Pengaman-pengaman lebur yang digunakan adalah pengaman-
pengaman ulir. Hanya diperlengkapan hubung-bagi utama digunakan
206

patron-patron pisau. Kabel yang digunakan adalah NYM. Karena


jarak-jarak yang harus dihubungkan pendek, luas penampang
penghantar yang diperlukan, cukup ditentukan berdasarkan rapat arus
saja. Dimisalkan bahwa semua alat pemakai digunakan bersamaan.
Gambarlah diagram instalasinya di atas kertas ukuran A2.
5. Sebuah instalasi mendapat suplai dari dua generator shunt yang
dihubungkan paralel dan diperlengkapi dengan sebuah baterai
penyangga.
Instalasi tersebut terdiri dari :
a. Sebuah kotak-bagi untuk penerangan dengan enam rangkaian akhir,
masing-masing untuk 3 kW. Saluran suplai ke kotak-bagi ini terdiri
dari dua kabel tanah berurat tunggal; panjang masing-masing kabel
sama dengan 75 m.
b. Sebuah kotak-bagi untuk pemanasan dengan empat rangkaian akhir,
masing-masing untuk 5 kW. Saluran suplai ke kotak-bagi ini terdiri
dari NYA dalam pipa instalasi; panjangnya 60 m.
c. Sebuah motor seri dari 18 kW dengan t = 0,8 dan arus asut 1 a = 2 In.
Panjang kabel suplai ke motor ini 30 m dan terdiri dari NYM. Motor
ini dilayani dengan menggunakan sebuah controller balik dengan
empat kedudukan untuk dua arah putar.
d. Sebuah motor shunt dan 25 kW dengan , = 0,9 dan arus asut = 1,5 In.
Panjang kabel suplai ke motor ini 60 m dan terdiri dari kabel tanah.
Motor ini dilayani dengan menggunakan sebuah tahanan pengatur asut
balik.
e. Sebuah motor kompon dari 22 kW dengan = 0,8 dan arus asut Ia = 2
Panjang kabel suplai ke motor ini 50 m dan terdiri dari kabel tanah.
Motor ini dilayani dengan menggunakan sebuah tahanan asut.
Rugi tegangan yang diperbolehkan untük penerangan sama dengan
2%, dan untuk lainnya 6%.
Untuk hubungan antara genenator-generator dan rel, dan antara baterai
penyangga dan rel, digunakan NYM.
Setiap generator dan setiap motor memiliki sebuah amperemeter, yang
masing-masing dihubungkan dengan menggunakan sebuah shunt
207

Untuk kontrole arusnya, baterai penyangga yang digunakan


diperlengkapi dengan sebuah amperemeter dengan titik nol di tengah.
Untuk kontrole tegangan, dipasang sebuah voltmeter dengan sakelar
pilih. Kabel-kabel ke voltmeter ini harus diberi pengaman.
Kedua generator tersebut harus dapat bekerja paralel dan memberi
suplai kepada jaringan tegangan nominalnya sama dengan 220 V.
Kapasitas baterai penyangga harus sedemikian besar hingga tanpa
generator dapat memberi suplai kepada jaringan selama sekurang-
kurangnya empat jam berturut-turut. Satu generator harus dapat
mengisi bateral ini dalam waktu 8 jam.
Untuk kontrole terhadap hubungan singkat dengan tanah harus
dipasang lampu-lampu isyarat hubungan tanah.
Gambarlah diagram pengawatan instalasi ini di atas kertas ukuran Al.
Hitunglah semua data yang diperlukan dan cantumkanlah keterangan-
keterangan ini dalam gambar. Dimisalkan bahwa instalasi ini bekerja
dengan beban penuh. Keterangan-keterangan yang harus diisi antara
lain adalah batas ukur meter-meter yang digunakan, jumlah sel dan sel
hubung dari baterai penyangga, kapasitas batenai ini, kemampuan
hantar arus sakelar-sakelar dan pengaman-pengaman yang digunakan,
data generator-generator yang digunakan dan seterusnya.
6. Dengan sebuah lemari hubung-bagi dihubungkan mesin-mesin dan alat-
alat berikut ini :
- tiga transformator las @ 12 kVA, fasa-satu, 380 V, cos  = 0,5
- dua mesin bor @ 0.75 kW, fase-tiga, 220 V
- satu mesin frais 3 kW, fase-tiga, 380 V
- satu mesin gerinda 4,3 kW, fase-tiga, 380 V
- dua mesin bubut @ 2,2 kW, fase-tiga, 220 V
- satu motor untuk press 7,5 kW, fasa-tiga, 380 V
Mesin frais dan mesin-mesin bubut tersebut masing-masing dilayani
dengan menggunakan sebuah sakelar magnet dengan tombol-tombol
tekan; motr-motor mesin-mesin ini harus dapat berputar ke kanan dan ke
kiri /.
208

Untuk semua motor berlaku cos  = 0,8 dan  = 0,8.


Dalam lemari hubung-bagi tersebut juga terdapat sebuah transformator
fasa tiga dan 3,5 kVA, primer 380 V, sekunder 42 V. untuk memberi
suplai kepada tiga kotak-kontak dinding fasa-dua untuk mesin-mesin
tangan 42 V. Daya kotak-kotak kontak dinding ini masing-masing sama
dengan 1000 VA. Kotak-kotak kontak dinding tersebut dihubungkan
dengan sebuah kotak-bagi tersendiri.
Untuk pemasangan instalasi ini digunakan NYM seluruhnya.
Gambarlah diagram instalasinya di atas kertas ukuran A3.
Dalam diagram ini antara lain harus dinyatakan :
a. cara perigasutan motor-motor yang harus dihubungkan;
b. masing-masing rangkaian akhir dihubungkan dengan fasa apa.
7. Sebuah instalasi tenaga terdiri dari motor-motor berikut ini :
a. Sebuah motor angker hubung-singkat dan 2 kW, 220 V∆ , cos  =
0,76,
 = 0,80, yang dihubungkan dengan menggunakan NYA dalam pipa
instalasi.
Untuk pengamanan motor ini digunakan pengaman-pengaman lebur
lambat yang dapat diberi beban-lebih 100 % selama pengasutan.
Motor ini diasut dengan menggunakan sebuah sakelar magnet yang
dilayani dengan tombol-tombol tekan.
b. Sebuah motor angker hubung-singkat dan 1,5 kW yang dapat dipindah-
pindahkan, 220 V∆, cos  = 0,725,  = 0,69, yang dihubungkan
dengan menggunakan NYM, sebuah kotak-kontak dinding dan
sepotong kabel fleksibel.
Untuk pengamanannya digunakan pengaman-pengaman lebur biasa.
Motor ini dijalankan dengan menggunakan sebuah sakelar yang
dilayani dengan tangan.
c. Sebuah motor angker hubung-singkat dan 3 kW, 380 V, cos  = 0,75,
 = 0,76, yang dihubungkan dengan menggunakan NYA dalam pipa
instalasi.
209

Untuk pengamanannya digunakan pengaman-pengaman lebur biasa, ini


dijalankan dengan mwnggunakan sebuah sakelar bintang-segitiga yang
dilayani dengan tangan.
d. Sebuab motor gelang seret dam 5 kW, 220 VA, cos = 0,78, t 078, yang
dihubungkan dengàn menggunakan NYM.
Untuk pengamanannya digunakan pengaman-pengaman lebur biasa.
Motor ini dijalankan dengan menggunakan sebuah sakelar dalam
lingkaran arus stator dan sebuah tahanan asut dalam lingkaran arus
rotor.
Arus asut motor a sama dengan Ia = 8 In; untuk motor-motor b dan c
berlaku Ia = 4,5 In dan untuk motor d : Ia = 1,5 1n
Sakelar-sakelar semua motor diperlengkapi dengan pengamanan
maksimum termis.
Instalasi tenaga ini dihubungkan dengan jaringan distribusi bawah
tanah 380 V, 50Hz.
Gambarlah diagram instalasinya di atas kertas ukuran A4.

4. INSTALASI DALAM RUANGAN-RUANGAN KHUSUS


4.1. PENGANTAR
Selain instalasi-instalasi dalam ruangan biasa (normal), juga dikenal
instalasi-instalasi khusus dan instalasi-instalasi dalam ruangan khusus.
Dalam PUIL 1977 ruangan-ruangan khusus dan instalasi-instalasi khusus
ini dibahas dalam bab 8. Ruangan-ruangan khusus dibagi atas ruangan-ruangan
berikut ini (lihat juga jilid I):
— ruangan kerja listrik
— ruangan kerja listrik terkunci
— ruangan berdebu
— ruangan dengan bahaya kebakaran/ledakan gas
— ruangan dengan bahaya kebakaran/ledakan debu
— ruangan dengan bahaya kebakaran serat
— ruangan dengan gas atau bahan/debu korosif
— ruangan lembab
— ruangan sangat panas
210

— ruangan perusahaan kasar


— ruangan dengan radiasi.
Instalasi yang dipasang dalam ruangan-ruangan khusus harus memenuhi
syarat-syarat tertentu. Demikian pula aparatur yang digunakan dalam ruangan-
ruangan itu.
Dalam bab-bab sebelumnya (lihat juga jilid I dan jilid II), sudah
dibicarakan beberapa bagian dan instalasi-instalasi khusus atau instalasi yang
dipasang dalam ruangan-ruangan khusus, antara lain :
— instalasi dalam ruangan baterai akimulator
— instalasi dalam gedung-gedung pertunjukan, bioskop dan sebagainya
— instalasi untuk derek.
Di bawah ini secara singkat akan dibicarakan beberapa ruangan dan
instalasi khusus lain, yaitu :
a. ruangan kerja listrik
b. ruangan berdebu
c. ruangan dengan bahaya kebakaran
d. ruangan dengan bahaya ledakan
e. ruangan lembab
f. pemasangari dalam tanah
g instalasi sementara.

4.2. RUANGAN KERJA LISTRIK


Ruangan kerja listrik, terkunci maupun tidak, hanya boleh dimasuki oleh
orang-orang yang berwenang.
Dalam ruangan kerja listrik terkunci hanya boleh dipasang transformator
dan perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi saja. Mesin-mesin, pesawat-
pesawat, alat-alat ukur dan peralatan lain yang setiap kali harus dilayani, dibaca
atau diperiksa di tempat; tidak boleh dipasang dalam ruangan kerja listrik
terkunci.
Kalau instalasinya besar, ruangan kerja listrik.terkunci ini dibagi atas
beberapa ruangan. Ruangan-ruangan untuk tegangan rendah biasanya dipisahkan
dengan din-ding dan ruangan-ruangan untuk tegangan tinggi. Transformator
dipasang dalam ruangan tegangan tinggi.
211

Gambar 4.1 memperlihatkan suatu diagram instalasi ruangan tegangan


tinggi dan ruangan tegangan rendah berikut aparatur hubung, aparatur ukur dan
pengaman-pengaman yang diperlukan.

Gambar 4.2 memperlihatkan sebuah ruangan tegangan tinggi dengan


transformator dan sakelar daya tegangan tinggi. Kabel-kabel ke bawah yang
terlihat dalam gambar, menuju ke perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi.
212

Gambar 4.3 memperlihatkan suatu perlengkapan hubung-bagi


yang dibangun dari panel-panel standar dan pelat baja.
Adakalanya aparatur hubung-bagi yang diperlukan dipasang di
atas rak-rak.
213

Dalam ruangan-ruangan kerja listrik terkunci terdapat bagian-


bagian telanjang-telanjang yang bertegangan. Karena itu ruangan-ruangan
dikunci. Hanya karyawan yang ahli saja boleh memasuki ruangan-ruangan
ini. Dengan demikian bahaya untuk menyentuh bagian-bagian yang
bertegangan akan lebih kecil.
Sebuah rak hubung-bagi terdiri dari suatu konstruksi penyangga
dari logam, dengan kotak-kotak ujung kabel, sakelar-sakelar, rumah-rumh
patron dan sebagainya. Untuk hubungan antara bagian-bagian ini
umumnya digunakan hantaran-hantaran telanjang. Hantaran-hantaran ini
sering diberi warna sesuai dengan tas masing-masing.

4.3. RUANGAN BERDEBU


Ruangan-ruangan berdebu ialah ruangan-ruangan yang mengandung debu
yang tidak bisa menyala. Misalnya gudang semen, silo semen, pabrik semen,
pabrik gips, penggilingan tulang, bengkel pandai besi, kandang ayam dan
sebagainya.
Konstruksi dan pemasangan aparatur yang digunakah dalam ruangan-
ruangan ini harus sedemikian hingga kerja aparatur itu tidak tergangu oleh debu
yang ada. Motor-motor dan perlengkapan hubung-bagi yang digunakan harus dan
jenis yang tertutup dan kedap debu,. Pengaman-pengaman lebur harus
ditempatkan di dalam perlengkapan hubung-bagi.
Instalasi dan aparatur yang dipasang dalam ruangan yang mengandung
gas, bahan atau debu yang korasif, misalnya dalam kandang sapi/kuda atau dalam
ruangan yang mengandung asam, harus juga memenuhi semua ketentuan yang
berlaku untuk ruangan berdebu (PUIL 1977 pasal 826). Aparatur dan instalasi
yang dipasang dalam ruangan demikian harus tahan terhadap pengaruh korosif
dan gas atau bahan yang ada di dalam ruangan

4.4. RUANGAN DENGAN BAHAVA KEBAKARAN DAN LEDAKAN


Dalam PUIL 1977 pasal 820 dibedakan ruangan-ruangan dengan:
— bahaya kebakaran dan ledakan debu, misalnya pabrik kapok, pabrik beras,
penggergajian kayu, ruangan duco, ruangan pemecahan dan penggilingan
214

batubara, ruangan desintegrator dan ruangan pengering tepung dalam


pabrik tepung;
— bahaya kebakaran dan ledakan gas, misalnya ruangan bahan pelarut dalam
pabrik cat, ruangan pompa dan tangki minyak bumi, ruangan pengisian
dalam pabrik spiritus, ruangan pengisian aki
— bahaya kebakaran serat, misalnya ruangan pemintalan, ruangan
pencampuran dan pengeringan dalam pabrik rokok.
Dalam ruangan-ruangan ini tidak boleh dipasang peralatan yang dapat
menimbulkan bunga api atau busur api, atau peralatan yang suhu permukaannya
melebihi suhu penyalaan campuran gas, uap, debu atau serat yang terdapat dalam
ruangan (PUIL 1977 ayat 820 A2).
Instalasi dalam ruangan-ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan
harus dibatasi sebanyak mungkin. Hanya peralatan yang benar-benar diperlukan
saja boleh dipasang dalam ruangan-ruangan ini.
Peralatan listrik yang dipasang serta instalasinya harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan untuk ruangan-ruangan tersebut. Motor-motor listrik
yang dipasang dalam ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan harus dari
jenis yang tertutup sama sekali dan tahan ledak, atau dan jenis dengan ventilasi
memakai pipa. Gambar 4.4 memperlihatkan sebuah motor tahan ledak.

Dalam peraturan Belanda, ruangan-ruangan dengan bahaya kebakaran dan


ledakan dibagi atas :
215

— ruangan-ruangan dengan bahaya kebakaran terbatas, misalnya tempat


penyimpanan padi-padian, bengkel pertukangan kayu dan pengecatan,
tempat untuk penyimpanan bahan bakar, karung atau majun, pabrik tenun;
— ruangan-ruangan dengan bahaya kebakaran tinggi, misalnya pabrik kapok,
tempat penyimpanan jerami, pemintalan, pabrik selulosa;
— ruangan-ruangan dengan bahaya ledakan debu, misalnya pabrik kapok,
pabrik tepung tapioka atau tepung gandum;
— ruangan-ruangan dengan bahaya ledakan gas terbatas, misalnya pabrik
nitrogen, pabrik asetilen, tempat cuci dengan bensin atau bensol;
— ruangan-ruangan dengan bahaya ledakan gas tinggi, misalnya ruangan
untuk pengisian bensin atau bensol, ruangan dengan alat pembuatan gas
karbid.

4.5. RUANGAN LEMBAB


Peralatan listrik dan instalasi yang dipasang dalam ruangan lembab harus
memenuhi ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam PUIL 1977 pasal 821.
Ruangan yang didinginkan secara buatan khusus untuk menyimpan barang
misalnya mangan pendingin (cold storage) dan ruangan pembekuan, juga
dianggap sebagai ruangan lembab (ruangan yang diperlengkapi dengan AC tidak
dianggap sebagai ruangan lembab).
Bagian dari instalasi listrik yang dipasang dalam ruangan lembab, harus
dapat diputuskan dan bagian instalasi lainnya dengan sebuah sakelar yang
dipasang setempat.
Kalau digunakan pipa instalasi logam, harus digunakan pipa berulir. Kalau
digunakan pipa PVC. untuk penyambungannya harus digunakan lem. Di
perbatasan antara ruangan yang didinginkan dan yang tidak didinginkan, pipa
instalasi yang digunakan harus disumbat rapat dengan kompon.
Semua benda bantu yang dibuat dan besi atau baja, harus dilapisi dengan
seng atau dicat dengan cat yang bebas asam dan tahan lembab. Semua mesin, alat
dan instalasinya, harus dipasang sedemikian hingga tidak memungkinkan
terkumpulnya air atau embun di dalamnya, dan tidak memungkinkan masuknya
uap air ke dalamnya. Perlengkapan hubung-bagi yang dipasang harus berbentuk
lemari atau kotak tentutup.
216

Dalam ruangan pendingin sedapat mungkin jangan dipasang perlengkapan


hubung-bagi, alat pengatur, sakelar atau kotak-kontak.
Bagian-bagian yang bertegangan harus diisolasi dengan seksama dengan
bahan isolasi yang tahan lembab.
Gambar 4.5 memperlihatkan sebuah fiting lampu kedap air. Lampu ini
dapat dibenamkan seluruhnya dalam air.

Dalam peraturan Beranda, ruangan-ruangan lembab dibagi atas :


— ruangan lembab sementara, misalnya dapur;
— ruangan lembab, misalnya ruangan cuci, kamar mandi, kolam renang
tertutup, dapur perusahaan, rumah kaca untuk tanaman, ruangan
terbuka di bawah atap, ruangan di udara terbuka.
Untuk ruangan-ruangan lembab ini tidak boleh digunakan NYA dalam
pipa instalasi

4.6. PEMASANGAN DALAM TANAH


Untuk pemasangan dalam tanah hanya boich digunakan kabel tanah,
misalnya NYFGbY, NYRObY. NKBA, GPLK dan yang sederajat. Kabel NYY
juga boleh ditanam dalam tanah, asalkan diberi perlindungan yang cukup.
217

Pemasangan kabel dalam tanah harus memenuhi ketentuan-ketentuan


yang tercantum dalam PUIL 1911 pasal 744 (lihat juga jilid I). Kabel dalam tanah
ditanam sekurang-kurangnya 60 cm di bawah permukaan tanah yang tidak dilalui
kendaraan, dan sekurang-kurangnya 80 cm di bawah permukaan jalan yang
dilalui kendaraan (lihat gambar 4.6).

Kabel yang ditanam harus diletakkan dalam pasir atau tanah yang
lembut,bebas dari batu-batuan, dan di atas galian tanah yang stabil, kuat dan rata.
lapisan pasir atau tanah lembut itu harus sekurang-kurangnya 5 cm mengelilingi
kabel.
Kabel yang ditanam dalam lapisan pasir memiliki beberapa kelemahan.
Karena daya isolasi lapisan pasir, panas yang tinibul dalam kabel tidak mudah
tersalur. Tetapi lapisan pasir ini juga cenderung menyerap lembab, dari tanah di
sekitarnya, sehingga mengurangi daya isolasinva terhadap panas.
Sebaliknya perisai kabel yang selalu dalam keadaan lembab, akan lebih
cepat berkarat
Sebagai tambahan perlindungan, di atas urugan pasir dapat dipasang
beton, batu atau bata pelindung
Kalau tanahnya mengandung zat-zat yang merusak, misalnya
mengandung asam, kabel yang akan ditanam harus juga dilindungi terhadap
pengaruh zat-zat ini.
Sambungan-sambungan pada kabel harus dibuat dalam kotak sambung
atau
dalam perlengkapan lain yang setaraf. Sambungan-sambungan ini harus.dibuat
sedemikian hingga lembab tidak mungkin masuk ke dalam kabel.

4.7. INSTALASI-INSTALASI SEMENTARA


218

Dalam PUIL 1977 dibeda-bedakan


- Instalasi sementara (pasal 854)
- instalasi semi sementara (pasal 856)
- instalasi dalam masa pekerjaan pembangunan (pasal 856)

Instalasi Sementara
Yang dimaksud dengan instalasi sementara adalah instalasi yang hanya dipakai
untuk suatu waktu pendek tertentu saja instalasi untuk penerangan pesta di
halaman misalnya, dianggap sebagai instalasi sementara.
Untuk instalasi sementara diperbolehkan beberapa penyimpangan dan peraturan
yang berlaku untuk instalasi tetap (lihat PUIL 1977 pasal 854).

Instalasi semi sementara


Instalasi semi sementara harus nemenuhi ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk
instalasi tetap (PUIL 1977 pasal 855).

Instalasi dalam masa pekerjaan pembangunan


Instalasi-instalasi ini pada umumnya harus memenuhi ketentuan-ketentuan yang
berlaku untuk instalasi sementara dengan beberapa tambahan. Antara lain lemari
hubung-bagi yang digunakan harus diberi perlindungan terhadap percikan air. Di
tempat-tempat yang lembab, instalasi yang diperlukan harus dipasang sedemikian
hingga tidak terkena air dan sedapat mungkin berada di luar jangkauan tangan.
Instalasi-instalasi sementara umumnya diperlakukan dengan kasar. Karena itu
bahan yang digunakan harus cukup kuat. Kalau harus digunakan berulang kali,
instalasi-instalasi ini harus mudah dibongkar, disimpan dan diangkut.
219

Gambar 4.7 memperlihatkan suatu instalasi mobil yang khusus dirancang


untuk digunakan sebagai instalasi sementara, misalnya untuk pekerjaan
pembangunan. Dalam gambar ini, A adalah lemari hubung-bagi utama dan
instalasi. Lemari hubung-bagi ini dibuat dari pelat baja dan diperlengkapi dengan
empat rel, yaitu tiga untuk fasa dan satu untuk netral, dan dapat diberi suplai dan
jaringan distribusi setempat atau dan sebuah generator tasa-tiga mobil. Dalam
lemari hubung-bagi ini juga terdapat pengaman-pengaman lebur, kotak-kotak
kontak dinding dan sakelar sakelar.
Instalasi mobil ini tidak perlu ditanahkan. Semua bagian yang
bertegangan, dalam haspel maupun di lemari hubung-bagi, memiliki isolasi
ganda. Juga bagian-bagian lain yang bertegangan, seperti kabel, tusuk kontak,
kotak-kotak dan armatur penerangan, dibuat sedemikian hingga sangat aman.
Mesmn-mesin tangan listrik ringan yang berisolasi ganda, boleh
dihubungkan langsung dengan instalasi mosil ini. Mesin-mesin tanpa isolasi
ganda dapat dihubungkan lewat sebuah transformator pengaman untuk tegangan
rendah pengaman.
Kalau tidak digunakan instalasi mobil seperti gambar 4.7, harus diambil
tindakan-tindakan pengamanan untuk mencegah terjadinya kecelakaan. Semua
bagian luar dan instalasi yang dibuat dan logam, harus ditanahkan dengan baik.
Juga bagian-bagian dan logam yang bukan merupakan bagian dan instalasi, tetapi
bisa menjadi bertegangan kalau teriadi gangguan, harus ditanahkan. Misalnya
aram-aram dan baja, pipa air dan logam, derek, kabel-kabel baja untuk
menegakkan alat pancang dan sebagainya.
Juga penerangan untuk bangunan-bangunan yang sedang dibangun, harus
diperhatikan dengan baik. Lampu-lampu tangan yang digunakan harus memiliki
isolasi ganda.
220

Gambar 4.8 memperlihatkan lampu-lampu yang dipasáng di atas


perancah.

4.8 PERBAIKAN FAKTOR DAYA


Instalasi dengan faktor daya (cos ) yang jelek, sangat merugikan
perusahaan listrik yang bersangkutan. Kalau faktor daya ini rendah, harus
digunakan kabel-kabel suplai dan aparatur yang lebih berat Karena itu,
perusahaan-perusahaan listrik umumnya menghendaki supaya instalasi
konsumen-konsumen mereka memiliki faktor daya sekitar 0,85. Di luar negeri,
seorang langganan yang tidak memenuhi syarat ini, diharuskan membayar untuk
daya semu yang ia pakai.
Biaya tambahan ini bisa mencapai jumlah yang cukup besar. Karena itu,
banyak perusahaan memasang baterai kondensator untuk memperbaiki faktor
daya instalasi mereka.
Sakelar-sakelar yang digunakan untuk menghubungkan baterai
kondensator harus memenuhi syarat-syarat khusus. Sakelar-sakelar ini harus
tahan terhadap arus yang dapat timbul, kalau baterai kondensator itu
dihubungkan.
Sebagai sakelar sering digunakan sakelar elektromagnetik dengan relais
watt Baterai kondensator yang digunakan biasanya dipasang sentral, yaitu di
permutaan instalasi.
Petunjuk-petunjuk yang terperinci untuk perbaikan faktor daya, terdapat
dalam NEN 31 63: “Richtlijnen voor sterkstroomshuntcondensatoren en hun
toepassing’
221

Kondensator-kondensator untuk perbaikan faktor daya dapat dihubungkan


bintang atau segitiga dengan jaringan (gambar 4.9). Tahanan-tahanan dalam
diagram gambar 49 dimaksudkan untuk menekan arus-arus yang timbul pada saat
kondensator-kondensator tersebut dihubungkan atau diputuskan. Kalau
kondensator-kondensator ini diputuskan, tahanan-tahanan tersebut akan berfungsi
sebagai tahanan pengosong. Satu menit setelah diputuskan, tegangan sebuah
kondensator di atas 0,1  F tidak boleh melebihi 50 V.
Kemampuan hantar arus pengaman-pengaman yang boleh digunakan,
sama dengan kira-kira 1,5 X arus nominal baterai kondensator.
Kalau kondensator-kondensator yang digunakan dihubungkan bintang,
1
tegangan tiap-tiap kondensator akan sama dengan arusnya sama dengan  , di
3
mana:

Jadi kapasitas masing-masing kondensator harus sama dengan :


li li
C= = 3 F
U 1 U 1
3
Kalau kondensator-kondensator tersebut dihubungkan segitiga, tegangan
tiap-tiap kondensator akan sama dengan U1. Kalau arus fasa jaringannya sama
seperti untuk hubungan bintang, arus dalam masing-masing kondensator sekarang
1
akan sama dengan Il
3
Jadi kapasitansi masing-masing kondensator sekarang harus dama dengan
;
222

Jadi kapasitansi kondensator-kondensator yang diperlukan untuk


hubungan segitiga, tiga kali lebih kecil dari pada yang diperlukan untuk hubungan
bintang, sehingga dapat digunakan kondensator-kondensator yang jauh lebih
kecil. Karena itu kondensator-kondensator untuk perbaikan cos hampir selalu
dihubungkan segi tiga.
Kalau hanya ada beberapa motor atau alat pemakai saja yang faktor
dayanya rendah, dapat digunakan kompensasi tersendiri. Dalam hal ini masing-
masing motor atau alat pemakai itu diberi kondensator tersendiri, yang
dihubungkan dan diputuskan bersama-sama dengan motor atau alat pemakai yang
bersangkutan. Cara ini juga digunakan untuk memperbaiki faktor daya
transformator-transformator las.
Kalau digunakan kompensasi tersendiri, seringkali dapat digunakan kabel
suplai ke motor atau alat pemakai, serta aparatur penghubung yang lebih ringan.
Akan tetapi kalau jumlah kondensator yang diperlukan besar, biasanya
cara kompensasi tersendiri ini lebih mahal daripada kompensasi secara sentral.
Untuk menentukan daya baterai kondensator yang harus digunakan, dalam
praktek digunakan tabel-tabel, seperti misalnya tabel 4.1 berikut ini.
Daya kondensator yang diperlukan dapat juga ditentukan dan data yang
diketahui dengan menggunakan diagram-diagram vektor, yaitu sebagai berikut :
1. Gambarlah diagram vektor dan rangkaian sebelum diberi kompensasi (gambar
4.10).
2. Gambarlah diagram vektor dan rangkaian untuk faktor daya yang dikehendaki
(gambar 4.11).
3. Daya kondensator yang diperlukan sekarang dapat ditentukan dari gambar
223

TABEL 4.1
TABEL UNTUK MENGHITUNG DAYA KONDENSATOR YANG
DIPERLUKAN UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA

Contah : Sebuah instalasi menggunakan 100 kW dengan


cos 0,60. Berapakah daya kondensator yang harus digunakan
untuk meningkatkan faktor daya instalasi ini menjadi 0,85?
224

Dari tabel di atas dapat dibaca bahwa faktor perkalian yang


harus digunakan, sama dengan 0,72. Jadi daya kondensator yang di
perlukan sama dengan 0,72 X 100 72 kvar.
Dalam diagram-diagram vektor di atas:
It = arus beban keseluruhan
Ps = daya semu
Iw = arus mati
Pw = daya watt
Ib = arus buta
Pb = daya buta
Pc = daya kondensator
1 = beda fasa antara arus dan tegangan sebelum kompensasi
2 = beda fasa sesudah kompensasi

Nilai daya kondensator ini, yaitu Pc dapat ditentukan dengan cara :


a. menggambar diagram-diagram vektor yang diperlukan dengan
skala, dan kemudian mengukur vektor Pc
b. menghitung Pc dengan menggunakan ilmu ukur sudut
(goniometri)
Kapasitansi kondensator yang diperlukan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus yang diberikan diawal paragraf ini.
Arus kondensator dapat ditentukan dari daya dan tegangan
kondensator.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa daya
aktit yang dapat digunakan oleh suatu instalasi, dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan faktor daya instalasi itu.
225

Kalau batas beban suatu instalasi sama dengan Ps, beban


aktit Pw yang yang bisa dicapai dengan kompensasi, dapat
ditentukan dari gambar 4.13.

Misalkan P5 = 150 kVA dan cos  = 0,6. Dengan


menggunakan baterai kondensator 76 kvar, Ps dapat diturunkan
menjadi 100 kVA dan cos  ditingkatkan menjadi 0,9.
Dengan demikian instalasi ini akan memiliki cadangan
sebesar 50 kVA dengan cos  = 0,9. Cadangan ini dapat
dimanfaatkan dengan menggunakan kondensator-kondensator.
Daya aktif yang dapat digunakan sekarang akan meningkat
menjadi 90 + 45 = 135 kW (lihat gambar 4.13).
Daya aktif maksimum yang bisa diperoleh dengan instalasi
ini ialah Pw = Ps yaitu jika cos  = 1. Jadi dalam hal ini Pw, akan
sama dengan 150 kW atau Ps sama dengan 150 kVA dengan cos
 = 1.

4.9. LATIHAN
1. Apakah kelemahan kabel tanah yang ditanam dalam lapisan pasir?
2. Mengapa perusahaan-perusahaan listrik menghendaki supaya instalasi
konsumen memiliki cos  yang baik?
3. Mengapa kondensator-kondensator untuk perbaikan cos  lebih baik
dihubungkan segitiga daripada bintang?
4. Apakah tujuan tahanan-tahanan peredam yang dipasang pada baterai
kondensator untuk perbaikan faktor daya?
5. Sebuah transformator las fasa-satu untuk 220 V, 50 Hz, menggunakan 2.2 kW
dengan cos  = 0,4.
226

Tentukanlah:
a. arus primernya;
b. arus primer transformator las ini, setelah faktor dayanya ditingkatkan menjadi
0,9 dengan menambahkan sebuah kondensator;
c. arus kondensator ini
d. daya kondensator yang diperlukan dalam kvar;
e. kapasitansi kondensator yang diperlukan.

6. Dalam kabel suplai untuk sebuah perlengkapan hubung-bagi terdapat sebuah


kWh-meter fasa-tiga, sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter. Dengan suatu
beban konstan tertentu, voltmeter ini menunjukkan 380 V dan penunjukkan
ampere meter sama dengan 21,2 A. Piringan kWh-meter membuat 84 putaran
dalam waktu 5 menit. Pada pelat kwh-meter ini terdapat keterangan : 3 X 25 A,
3 X 380 V, c 120 (1 kWh = 120 putaran).
Tentukanlah :
a. daya yang dipakai;
b. daya semu instalasi ini;
c. vaktor daya instalasi ini;
d. daya buta instalasi ini;
e. daya instalasi baterai kondensator yang diperlukan untuk meningkatkan
faktor daya
f. daya baterai kondensator yang diperlukan untuk meningkatkan faktor daya
instalasi ini menjadi 0,92;
g. Gambarlah diagram vektor daya instalasi ini, termasuk baterai kondensator
yang diperlukan.
7. Sebuah beban dari 5 kW dihubungkan dengan jaringan fasa-tiga 3 X 380 V
dengan menggunakan kabel suplai yang panjangnya 400 m. Rugi tegangan
yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 3%. Tentukanlah luas penampang
penghantar kabel suplal yang diperlukan (ukuran yang dibakukan) untuk cos 
= 0,8 dan untuk cos  = 0,8 dan untuk cos  = 0,6. (  = 0,02.10-6  m).
Késimpulan apakah yang dapat diambil dari hasil soal ini?
Peraturan
227

1. Ruangan-ruangan apakah yang anda ketahui?


2. Sebutkanlah beberapa contoh dan ruangan kerja listrik dan ruangan kerja
listrik terkunci.
Siapakah yang diperbolehkan memasuki ruangan-ruangan ini?
3. Tindakan-tindakan apakah yang harus diambil untuk melindungi mesin-mesin,
perlengkapan hubung-bagi dan aparatur lain yang dipasang dalam ruangan
berdebu?
4. Bagaimana cara memasang NYA dalam ruangan berdebu?
5. Ruangan-ruangan dengan bahaya kebakaran dan ledakan dapat dibagi atas
beberapa jenis. Sebutkanlah jenis-jenis itu, masing-masing dengan beberapa
contoh.
6. Persyaratan apakah yang ditentukan untuk motor, generator dan mesin
berputar lainnya yang dipasang dalam ruangan dengan bahaya kebakaran dari
ledakan gas?
7. Jenis-jenis kabel apakah yang boleh digunakan dalam ruangan dengan bahaya
kebakaran dan ledakan gas?
8. Jenis-jenis kabel apakah yang boleh digunakan dalam ruangan pendingin?
9. Jenis-jenis kabel apakah yang boleh ditanam dalam tanah?
10. Ruangan-ruangan di bawah ini harus digolongkan sebagai ruangan khusus
apa :
a. kandang sapi;
b. kandang ayam
c. ruangan penggergajian kayu;
d. gudang beras;
e. ruangan pemotongan jerami;
f. ruangan ketel uap?

4.10. SOAL-SOAL UJIAN*)


Umum
1. Daya semu sebuah transtormator las fasa-satu sama dengan 11,4 kVA.
Tegangan primernya sama dengan 380 V, 50Hz. Pada beban penuh, faktor
daya transformator ini sama dengan 0,6. Perusahaan listrik yang memberi
suplai mengharuskan supaya faktor daya ini ditingkatkan menjadi 0,8. Untuk
228

itu digunakan sebuah kondensator tanpa kerugian yang dihubungkan pararel


dengan transformator Las tersebut.
Tentukanlah :
a. arus nominal transtormator las tersebut;
b. arus jaring setelah kondensator tersebut dihubungkan;
c. daya aktif transformator setelah kondensator ini dihubungkan;
d. daya semu kondensator yang diperlukan dalam kvar;
e. Gambarlah diagram vektor instalasi ini dengan skala 1 cm = 3A.
2. Tiga transformator las fasa-satu, masing-masing dari 11,4 kVA, 380 V dengan
cos  = 0,4, dihubungkan dengan jaringan fasa-tiga 3 X 380 V. 50 Hz. Paralel
dengan masing-masing transformator dihubungkan sebuah baterai kondensator.
Dalam kabel suplai utama ke ketiga transformator dan baterai konderisator ini
terdapat tiga amperemeter. Pada beban penuh, ketiga amperemeter ini
menunjukkan 26 A.
Tentukanlah :
a. arus primer masing-masing transformator.untuk beban penuh:
b. arus dalam kabel suplai ke masing-masing baterai kondensator;
c. daya masing-masing baterai kondensator dalam kvar;
d. faktor daya keseluruhannya;
e.Gambarlah diagram vektor arus untuk satu transtormator las dan baterai
kondensatornya (skala 1 cm 3 A).
3. Sebuah instalasi listrik terdiri dari
a. sebuah motor fasa-tiga, 380 V, dengan daya nominal 24 kW, cos  = 0,6
dan rendemen  = 0,8
b. sebuah instalasi oven listrik fasa-tiga dan 10 kVA, 380 VΔ dan cos  = 0,8;
c. sebuah instalasi lampu pijar dan 8 kW.
Tentukanlah :
a. daya transformator dalam kVA yang diperlukan untuk memberi suplai
kepada instalasi ini seluruh instalasi harus dapat bekerja bersamaan;
b. cos  beban keseluruhan;
c. daya semu motor tersebut dalam kVA;
229

d. daya buta baterai kondensator yang diperlukan untuk meningkatkan faktor


daya instalasi ini menjadi 0.92 pada beban penuh (dalam bar).
e. Gambarlah diagram vektor daya untuk seluruh instalasi dengan skala 1 cm
kVA atáu 1 cm 5 kW.
4. Sebuah instalasi terdiri dari 20 lampu TL @ 55 W (termasuk balas), 220 V, cos
 0,6.
Untuk meningkatkan faktor daya ini menjadi 0,866, ditambahkan beberapa
lampu pijar @ 100W, 220 V.

Tentukanlah :
a. daya semu instalasi ini, sebelum lampu-lampu pijar tersebut dihubungkan;
b. jumlah anus untuk semua lampu TL dan lampu pijar:
c. jumlah lampu pijar yang harus ditambahkan;
d. daya efektif seluruh instalasi dalam W.
e. Gambarlah diagram vektor instalasi ini dengan skala 1 cm = 2 A.
5. Dalam kabel suplai sebuah motor fasa-tiga terdapat sebuah kWh-meter fasa
tiga, sebuah amperemeter dan sebuah voltmeter. Tegangan suplainya 380/ 220
V. 50 Hz.
Pada kwh-meter yang digunakan terdapat keterangan: 3 X 380 V, c 200 (1 kwh
= 200 putaran).
Kita ingin menentukan daya elektrik motor ini serta faktor dayanya untuk suatu
beban konstan tertentu. Dan pengamatan diketahui bahwa piringan kwhmeter
membuat 57 putaran dalam waktu 120 sekon. Volmeter yang dipasang
menunjukkan 380 V, dan penunjukkan amperemeter sama dengan 0,02.10 -6
m
Tentukanlah :
a. daya yang digunakan dalam kW;
b. daya semu instalasi mi dalam kVA;
c. daya bum instalasi mi dalam kvar;
d. faktor daya motor tersebut sefama pengamatan;
e. luas penampang penghantar kabel suplai, kalau panjang kabel ini l00m dan
rugi tegangan yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 3%.
230

6. Sebuah pabrik memiliki sebuah transformator fasa-tiga dan 500 kVA, 50 Hz.
Tegangan sekunder transformator ini 380/220 V.
Beban maksimum untuk penerangan dan pemanasan sama dengan 100 kVA
dengan cos  = 1, dan untuk tenaga 300 kW dengan cos = 0,6.
Tentukanlah :
a. jumlah beban instalasi mi dalam kW;
b. semua arus dalam instalasi (gambarlah diagram vektor untuk seluruh
instalasi);
c. faktor dayanya untuk seluruh instalasi.
d. Beberapakah seharusnya faktor daya ini, supaya transformator yang
digunakan tidak mendapat beban-lebih?
e. Berapakah arus kondensator yang diperlukan untuk perbaikan taktor daya
ini?
t. Berapakah daya kondensator dalam kvar yang diperlukan untuk itu?
7. Sebuah instalasi terdiri dari 10 lampu TL @ 90 W (termasuk balas), 220 V. cos
0,5.
Dengan menambahkan sejumlah lampu pijar, faktor daya instalasi ini
ditingkatkan menjadi 0,866 (= ½ 3 ).
Tentukanlah :
a. daya semu lampu-lampu TL tersebut;
b. daya buta lampu-lampu TL tersebut;
c. jumlah daya semu dan semua lampu TL dan lampu pijar;
d. jumlah daya efektif dan semua lampu TL dan lampu pijar;
e. jumlah daya efektif dari semua lampu pijar.
f. Gambarlah diagram vekton daya instalasi ini.
g. Sebuah ornamen terdiri dari tiga lampu natrium yang dihubungkan segitiga
dan dihubungkan dengan jaringan 220/127 V, 50 Hz. Daya masing-masirig
lampu termasuk transformatonnya sama dengan 110 W, dengan cos 0,5.
Untuk memperbaiki faktor daya ini hingga menjadi 0,8, dengan masing-
masing lampu dihubungkan sebuah kondensator tanpa kerugian.
Tentukanlah:
a. arus masing-masing lampu;
231

b. arus dalam kabel suplai, sebelum kondensaton-kondensator tersebut


dihubungkan
c. arus dalam kabel suplai, sesudah kondensator-kondensaton ini dihubungkan;
d. Kapasitansi masing-masing kondensator.
e. Gambarlah diagram vektor arus untuk satu lampu dan kondensatornya.

MENGGAMBAR
Keterangan dan petunjuk-petunjuk
Untuk tiap-tiap soal diberi waktu 4 jam.
Gambar-gambar dapat dibuat di atas kertas ukuran A3. Denah-denah yang
diperlukan harus digambar dengan skala 1 : 200. Ukuran-ukunan harus
diberikan dalam cm.
Instalasi yang dibuat harus memenuhi penatunan-peraturan yang benlaku.
Sclama ujian belch dipengunakan buku-buku peratunan.
Di atas denah harus digambar :
a. letak kabel-kabel untuk instalasi tenaga;
b. sakelar-sakelar yang bukan menupakan bagian dan perlengkapan hubung-
bagi; c. kotak-kotak kontak yang digunakan.
Dalam diagram instalasi antara lain harus dicantumkan :
a. jenis, luas penampang penghantar dan jumlah urat dan kabel-kabel yang
digunakan;
b. anus nominal pengaman-pengaman lebun dan sakelan-sakelan, dan arus setel
sakelar-sakelar maksimum yang digunakan;
c. daya terpasang dalam kVA untuk tiap-tiap rangkaian akhir/rangkaian cabang
dan perlengkapan hubung-bagi, serta beban serentak maksimum untuk
seluruh instalasi.
Untuk menyelesaikan soal-soal di bawah ini, sebaiknya diagram
instalasi yang harus dibuat, digambar sesudah atau bersamaan dengan diagram
salurannya.
232

Petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat dipakai sebagai petunjuk singkat


untuk menggambar diagram salurannya.
1. Gambarlah denah yang diperlukan dengan skala yang harus digunakan;
sediakanlah tempat untuk diagram instalasi yang harus dibuat.
2. Nyatakanlah tujuan masing-masing ruangan dalam denah, misalnya bengkel
bubut, penggergajian kayu dan sebagainya.
3. Gambanlah semua alat pemakai, motor dan kotak-kontak di tempat masing
masing yang sebenarnya, jika ada berikut sakelar-sakelarnya.
4. Nyatakanlah pada tiap-tiap motor nama mesinnya, misalnya mesin gergaji,
dan nyatakanlah juga daya nominal masing-masing motor.
5. Gambarlah semua perlengkapari hubung-bagi di tempat yang sebenarnya,
dan sebutkanlah nomor kode masing-masing perlengkapan hubung-bagi.
6. Sedapat mungkin hubungkanlah motor-motor dan alat-alat pemakai lainnya
dengan perlengkapan hubung-bagi yang berada dalam ruangan yang sama.

Pilihlah tempat perlengkapan hubung-bagi ini sedemikian hingga kabel-


kabel suplai yang diperlukan sependek mungkin.
7. Hubungkanlah tiap-tiap motor sedapat mungkin dengan rangkaian akhir
tersendiri Kalau beberapa motor dihubungkan dengan satu rangkaian akhir,
instalasinya akan menjadi lebih rumit.
233

Walaupun demikian, beberapa motor kecil yang letaknya berdekatan, sering


dihubungkan dengan satu rangkaian akhir, terutama kalau kabel suplai yang
diperlukan panjang.
8. Nyatakanlah pada tiap-tiap motor nomor rangkaian akhirnya.
9. Jika diharuskan, gambarlah saluran-saluran yang diperlukan.
Kalau ada sejumlah saluran yang letaknya paralel, saluran-saluran ini dapat
digabungkan dan digambar sebagai satu garis tebal (lihat gambar 4.14).
10. Jika diperlukan, tambahkanlah keterangan-keterangan yang dianggap
penting, misalnya pemasangan dalam saluran kabel, tabung rel dan
sebagainya.
Petunjuk-petunjuk di bawah ini dapat digunakan sebagai petunjuk
singkat untuk menggambar diagram instalasi.
1. Gambarlah suatu ikhtisar dan perlengkapan hubung - bagi utama dan
perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi cabang yang diperlukan, dengan
memperhatikan ruang gambar yang tersedia.
2. Gambarlah dalam masing-masing rangkaian akhir dengan menggunakan
ambang-lambang yang berlaku:
a. semua alat pemakai, motor dan kotak-kontak yang dihubungkan dengan
rangkaian akhir yang bersangkutan;
b. semua alat penghubung yang digunakan, seperti sakelar, sakelar bantu,
tahanan asut dan sebagainya;
c. semua pengaman yang digunakan dan sakelar maksimum jika ada;
d. untuk motor-motor tetap harus dinyatakan sifat aparatur asut yang
digunakan, dan konstruksi yang harus digunakan berhubung dengan
pengaruh lingkungan untuk motor-motor angker gelang seret harus
dinyatakan arus rotornya pada beban nominal.
3. Sebutkanlah semua data penting dan motor alat pemakai, kotak-kontak dan
sebagainya, misalnya :
a. daya nominalnya dalam kVA;
b. faktor dayanya (cos );
c. penggunaannya, misalnya untuk lift;
d. untuk kotak-kontak, kemampuan hantar arusnya;
234

e. untuk kondensator, daya reaktifnya dalam kvar.


4. Tentukaniah untuk tiap-tiap motor, arus dan arus asutnya :
a. dan tabel;
b. dengan hitungan;
c. dengan cara lain kalau diharuskan.
5. Tentukanlah kemanipuan hantar arus dan pengaman-penga!nan yang diguna
kan untuk setiap rangkaian cabang dan rangkaian akhir, serta arus setel dan
sakelar-sakelar maksimum dan relais-relais yang digunakan. Cantumkanlah
nilai-nilai yang didapat dalarn diagram, juga kemampuan hantar arus rumah-
runiah patron yang riiperlukan.
Untuk menentukan nilai-nilai tersebut di atas harus diperhatikan:
a. anus keseluruhan;
b. arus-arus kejut yang dapat timbul;
c. selektivitas pengaman-pengaman yang digunakan.
6. Tentukanlah kemampuan hantar arus dan sakelar-sakelar yang digunakan,
dan cantumkanlah nilai-nilai ini dalam diagram.
Gambarlah juga sakelar-sakelar utama yang diperlukan.
NiIai-nilai yang digunakan harus sesuai dengan sakelar-sakelar yang ada di
pasaran.
7. Tentukanlah luas penampang penghantar dan kabel-kabel yang diperlukan
berdasarkan rapat arus. Kabel-kabel yang dapat digunakan misalnya :
a. NYA dalam pipe instalasi (lihat jilid I, tabel 4.2);
b. NYM dan kabel-kabel yang sejenis (lihat jilid I, tabel 4.3);
c. kabel tanah berisolasi PVC, misalnya NYY, NYFGbY, NYRGbY dan
sebagainya (lihat jilid I. tabel 4.6);
d. kabel tanah berisolasi kertas, misalnya NKBA, GPLK dan sebagainya
(lihat jilid I, tabel 4.18).
8. Untuk menentukan luas penamapang penghantan dan kabel yang diperlukan,
harus juga diperhitungkan faktor-faktor koreksi yang harus digunakan,
misalnya kalau suhu sekelilingnya berbeda dengan 30 °C atau tahanan panas
jenis tanahnya berbeda dengan 100 °C cm/W, dan sebagainya.
235

9. Kalau kabel yang diperfukan panjang, untuk menentukan luas penampang


penghantarnya harus juga diperhitungkan rugi tegangan yang diperbolehkan.
Saluran lingkaran, jika ada, harus juga dihitung.
10. Cantumkanlah semua keterangan yang di perlukan pada setiap saluran atau
saluran bantu, misalnya :
a. jenis kabel yang digunakan;
b. jumlah urat dan luas penampang penghantar yang diperlukan; jika ada juga
dan hantaran pentahanan yang digunakan;
c. jika perlu juga panjang kabel yang digunakan.
11. Cantumkanlah juga keterangan-keterangan lain yang diperlukan, misalnya:
a. nomor rangkaian akhir;
b. tegagnan suplal, frekuensi dan nilai-nilai arus;
c. jumlah daya terpasang untuk masing-masing rangkaian akhir, rangkaian
cabang, perlengkapan hubung-bagi dan untuk seluruh instalasi, dalam
kVA;
d. eban serantak yang diperkirakan untuk masing-masing perlengkapan
hubung-bagi dan untuk seluruh instalasi, dalam kVA.
Kalau beberapa rangkaian akhir memiliki data sama, data mi biasanya
tidak dicantumkan dafam diagram, tetapi dalam legenda di sebelah kanan bawah
dan gambar, diberi catatan. Misalnya: semua kabel yang tidak dinyatakan
jenisnya, adalah NYM 2,5.
Gambar-gambar di bawah mi memperlihatkan beberapa contoh dan cara
menggambar rangkaian akhin dalam suatu diagram instalasi:
a. Gambar 4.15 memperlihatkan diagram instalasi sebuah motor yang dilayani
dengan sebuah sake/ar magnet. Kuat arus dan luas penampang penghantar
yang tercantum dalam diagram, dihitung dengan menggunakan tabel-tabel 3.1
dan 3.3 sub-paragrat 3.8.4.
236

b. Gambar 4.16 memperlihatkan diagram instalasi sebuah motor dengan sebuah


sakelar balik magnetik yang dilayani dari jauh.

Arus nominal motor mi dihitung dengan rumus:


P
Jadi In =
U 3 cos 
7500
In = = 15,7 A
380 3x0,85 x0,85
Arus asutnya sama dengan :
Ia = 6 In = 6 x 15,7 = 94,2 A
Kemampuan hantar arus dari pengaman lebur cepat yang harus digunakan
sama dengan :
94,2
= 62,8 A atau 63 A
1,5
Luas penampang penghantar dari kabel yang harus digunakan, ditentukan dari
tabel 4.3 jilid I. Penyetelan pengaman termis dan sakelar sama dengan 10% di
atas arus nominal motor.
Kumparan magnet sakelan ini dihubungkan dengan dua fasa. Jadi sakelar ini
memiliki pengamanan tegangan nol fasa-dua.
Menurut NEN, 1010 luas penampang penghantar dan kabel yang harus
digunakan, sama dengan 16 mm2. Luas penampang ini boleh diturunkan 3
tingkat, jadi boleh dipakai 4 mm2, asalkan panjang kabel yang digunakan
memenuhi syarat di bawah ini.
4
I ≤ 600 atau I ≤ 38 m
63
237

c. Gambar 4.17 memperlihatkan diagram instalasi sebuah motor yang dilayani


dengan sebuah sake/ar bin tang-segitiga dengn pelayanan tangan.

Arus nominal motor ini ditentukan dengan rumus praktis


In = 2 A per kW
Rumus ini berlaku untuk tegangan antan fasa 380 V dan akan tepat kalau cos
0,88 dan t = 0,86, seperti dapat dilihat dari hitungan di bawah ini :
P
In =
U 3 cos 

Jika P = 1 kW akan dicapai


1000
In = 2 A per kW
380 3x0,86 x0,88
Jadi arus asut motor 11 kW yang diasut dengan sakelar bintang-segitiga, akan
sama dengan :
Ia = 2 In = 2 x 22 = 44 A

Luas penampang penghantar dan kabel tanah yang digunakan, sama dengan
2,5 mm2.
Kalau kabel ini ditanam dalam tanah, dipernmulaan gambar kabel digambar
lambang pertanahan (lihat gambar 4.17). Kalau kabel yang digunakan
panjang, di ujung kabel juga digambar lambang pertanahan lagi.
Kalau kabel yang digunakan tidak ditanam dalam tanah, lambang pentanahan
itu dihilangkan.

Gambar 4. 17 Sakelar bintang-segitiga dengan pelayanan tangan


d. Gambar 4.18 memperlihatkan diagram instalasi sebuah transformator las
dengan tegangan primer 380 V yang dihubungkan antara dua fasa. Kalau
transformator ini dihubungkan antara fasa S dan fasa T, di rangkaian akhir
238

yang bersangkutan ditulis R (lihat gambar). Kalau dihubungkan antara T dan


R, ditulis 5, dan kalau dihubungkan antara R dan 5, ditulis T.

arus nominal transformator ini sama dengan:


15000
In =  40 A
380

Jadi harus digunakan pengaman lebur 50 A.


Menurut tabel 4.2 jilid I, untuk NYA dalam pipa instalasi harus digunakan luas
penampang penghantar 10 mm2. Kalau digunakan NYM, boleh digunakan 6
mm2 (lihat tabel 4.3 jilid I).
Untuk kabel fleksibel juga berlaku tabel 4.3 jilid I. Jadi luas penampang
penghantar kabel ini harus sama dengan 6 mm2.

e. Gambar 4.19 memperlihatkan diagram instalasi untuk beberapa motor yang


dihubungkan dengan satu rangkaian akhir.
Kemampuan hantar arus dari sakelar rangkaian akhir yang harus digunakan,
sama dengan 25 A; demikian pula dari rumah patron.
Kalau digunakan sakelar-sakelar tersendiri, dalam hal ini dapat dipakai
sakelar-sakelar 10 A saja.
239

f. Gambar 4.20 memperlihatkan diagram instalasi untuk sebuah kempa rotasi.


Mesin ini termasuk mesin yang berbahaya. Lingkaran arus kemudi untuk mesin
ini diperlengkapi dengan sebuah sakelar maksimum kutub-dua (lihat gambar).
Di dekat motor dipasang sebuah sakelar bantu dengan kunci tusuk. Arus
nominal motor sama dengan 42 A (lihat tabel 3.1, sub-paragraf 3.8.4).
Arus yang mengalir dalam pengaman termis adalah arus fasa. Penyetelan relais
termis ini sama dengan :
42
1,1x = 28,2 A
3
Karena pengaman termis ini dipasang dalam arus fasa, motor M akan juga
dilindungi kalau sekelar asutnya berada dalam kedudukan bintang.
Luas penampang penghantar dari kabel suplai yang harus digunakan, sama
dengan 6 mm2 (lihat tabel 4.3 jilid 1). Juga luas penampang penghantar dan
kabel-kabel antara motor dan sakelar, sama dengan 6 mm2.
240
241

Karena penyetelan relais termis hanya 28,2 A, sebetulnya untuk kabel-


kabel antara motor dan sakelar dapat digunakan luas penampang penghantar
yang lebih kecil, asalkan tiap-tiap kabel diberi satu setel relais termis.
Gambar 4.21 memperlihatkan diagram instalasi lengkap untuk sebuah
pabrik perkakas. Sakelar-sakelar magnet yang digunakan memerlukan 380 V.
Kumparan sakelar-sakelar magnet yang digunakan memerlukan 380 V.
Untuk menghitung arus nominal niasing-masing motor digunakan rumus
In = 2 A per kW. Faktor keserentakan untuk instalasi ini dimisalkan sama
dengan 0,6.
Panjang kabel dan perlengkapan hubung-bagi ke masing-masing motor
tidak melebihi 40 m.
Luas penampang penghantar untuk rangkaian cabang T1-6 ditentukan
berdasarkan rapat arus. Kalau dihitung berdasarkan rugi tegangan yang
diperbolehkan, akan didapat luas penampang penghantar yang lebih kecil.

SOAL 1
Untuk sebuah pabrik batu bangunan harus direncanakan instalasi tenaga listrik
yang diperlukan, dan dibuatkan diagram instalasinya.
Uraian instalasi yang akan dipasang
Sebuah perlengkapan hubung-bagi utama, dinyatakan dengan huruf T.
Dengan perlengkapan hubung-bagi utama ini dihubungkan :
a. perlengkapan hubung-bagi cabang T1;
242

b. perlengkapan hubung-bagi cabang T2;


c. sebuah motor dari 45 kW, yang diasut dengan menggunakan sebuah sakelar
bintang-segitiga dengan tahanan-tahanan bertahap. Sakelar ini diperlengkapi
dengan pengamanan tegangan nol, sakelar maksimum elektromagnetik dan
amperemeter.
Dengan perlengkapan hubung-bagi cabang Ti dihubungkan :
a. sebuah motor dan 15 kW yang diasut dengan menggunakan tahanan asut
rotor. Sakelar yang melayani motor ini diperlengkapi dengan pengamanan
beban-lebih. Arus rotor motor ini sama dengan 33 A;
b. sebuah motor dan 4 kW, yang dilayani dengan sebuah sakelar balik
elektromagnetik;
c. sebuah motor dari 4 kW, yang dilayani dengan sebuah sakelar.
Dengan perlengkapan hubung-bagi cabang T2 dihubungkan :
a. sebuah motor dan 7,5 kW, yang diasut dengan sebuah sakelar bintang-
segitiga otomatis.
Untuk melayani sakelar bintang-segitiga ini, digunakan sebuah sakelar
tekanan udara;
b. sebuah motor dari 3 kW, yang dilayani dengan sebuah sakelar balik. Motor
ini digunakan untuk menjalankan sebuah derek. Untuk mengamankan derek
ini, kedudukan paling atas dan kedudukan paling bawah dan kait derek di
batasi dengan menggunakan sakelar-sakelar ujung.
Kalau kabel seret untuk derek bertegangan. sebuah lampu isyarat harus
menyala :
c. sebuah motor dari 1,5 kW, yang dilayani dengan sebuah sakelar;
d. sebuah transformator las dari 12 kVA dengan tegangan primer 380 V.
Transformator ini dihubungkan dengan sebuah perlengkapan kontak-tusuk.

Penjelasan
Instalasi tersebut dihubungkan dengan suatu jaringan distribusi bawah tanah
dengan tegangan 380/220 V. 50 Hz.
Pemakaian energi instalasi ini diukur dengan sebuah kWh.meter.
Rendemen dan faktor daya dari motor-motor yang digunakan, dimisalkan sama
dengan 0,8.
243

SOAL 2
Untuk sebuah pabrik pekerjaan kayu harus direncanakan instalasi tenaga dan
penerangan listrik yapg diperlukan, dan dibuatkan diagram instalasinya.
Uraian instalasi yang akan dipasang
1. Instalasi tenaga
Sebuah perlengkapan hubung-bagi utama, dinyatakan dengan huruf-huruf
TU. Dengan perlengkapan hubung-bagi utama ini dihubungkan :
a. Sebuah motor dari 20 kW untuk mesin uap
Motor ini diasut dengan menggunakan tahanan asut rotor. Arus rotornya
sama dengan 50 A. Motor tersebut diberi pengamanan termis;
b. Sebuah katrol listnik dengan motor kerek 3 kW dan motor jalan 0,75 kW.
Katrol ini berada di halaman di udara terbuka, dan diberi suplai dengan
menggunakan saluran kontak.
Masing-masing motor dilayani terdiri dengan menggunakan sakelar balik
elektromagnetik. Sakelar-sakelar ini ditempatkan dalam sebuah lemari
dari pelat baja yang kedap air. Lemari ini dipasang pada katrol tersebut.
Sakelar sakear balik elektromagnetik itu dilayani dengan tombol-tombol
tekan (untuk naik-stop-turun dan maju-stop-mundur), yang dipasang
dalam sebuah kotak. Kotak ini digantung pada katrol.
c. Sebuah lemari hubung-bagi cabang TI dengan empat rangkaian akhir;
d. Sebuah lemari hubung-bagi cabang T2 dengan enam rangkaian akhir.

Dengan lemari hubung-bagi cabang T1 dihubungkan :


a. dua mesin gergaji lingkaran, masing-masing dengan sebuah motor 4 kW
yang dilayani dengan sakelar bintang-segitiga;
b. sebuah mesin gergaji pita dengan motor 3,7 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar bintang-segitiga;
c. sebuah mesin gerinda dengan motor 0,55 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar tumpuk. Motor ini dihubungkan dengan sebuah kotak-
kontak dinding.

Dengan lemari hubung-bagi cabang T2 dihubungkan :


244

a. dua mesin vandikte, masing-masing dengan sebuah motor 4,5 kW yang


dilayani dengan sakelar bintang-segitiga;
b. sebuah mesin perata dengan motor 5,5 kW yang dilayani dengan sebuah
sakelar bintang-segitiga otomatis. Sakelar ini dilayani dari jauh dengan
tombol-tombol tekan;
c. sebuah mesin serut empat sisi dengan motor 7,5 kW yang dilayani dengan
sebuah controller bintang-segitiga dengan tahanan-tahanan bertahap;
d. sebuah mesin frais kepala dengan motor 2,2 kW yang dihubungkan lang-
sung dengan sebuah kotak-kontak dmnding;
e. sebuah mesin bor lubang panjang dengan motor 1,5 kW yang dihubungkan
langsung.
2. Instalasi penenangan
Perlengkapan hubung-bagi untuk penerangan L berada di samping
perlengkapan hubung-bagi utama TU, dan terdiri dari 9 rangkaian akhir fasa-
satu.
Jumlah beban untuk L sama dengan 21 kW. Beban ini dibagi rata atas
masing-masing fasa.

Penjelasan
Instalasi tersebut dihubungkan dengan jaringan distribusi bawah tanah
dengan tegangan 380/220 V. 50 Hz.

Pemakaian energi listrik instalasi diukur dengan satu kWh-meter. Hantaran


netra dari jaringan dianggap memiliki potensial tanah
Beban serentak untuk instalasi ini diperkirakan sama dengan 2/3 dari daya
yang terpasang.
Kabel yang digunakan ialah NYA dalam pipa instalasi, kecuali untuk :
a. kabel suplai ke saluran kontak untuk katrol listrik; untuk kabel ini
digunakan NYM
b. kabel-kabel suplai ke lemari-lemari hubung-bagi cabang T1 dan T2 untuk
kabel-kabel ini digunakan NYRGbY yang ditanam dalam tanah.
245

Motor-motor yang digunakan adalah motor-motor fasa-tiga untuk tegangan


380 V Rendemen motor-motor ini sama dengan 82%, dan faktor dayanya
0.8.
246

5. TINDAKAN-TINDAKAN PENGAMANAN
5.1. PENGANTAR
Tujuan tindakan-tindakan pengarnanan ini ialah menjamin keamanan
manusia dan binatang dalam keadaan apa pun.
Usaha-usaha untuk mencapai tujuan ini antara lain adalah :
a. mencegah tersentuhnya bagian-bagian instalasi yang bertegangan;
b. menggunakan tegangan yang cukup rendah;
c. menggunakan isolasi gancia;
d. menggunakan pentanahan pengaman;
e. menggunakan sakelar arus bocor.
247

5.2. MENCEGAH TERSENTUHNVA YANG BERTEGANGAN


Semua bagian aktif dari peralatan listrik harus diisolasi. Jika karena
konstruksi atau letaknya, ada bagian-bagian yang tidak mungkin diisolasi, bagian-
bagian ini harus diberi perlindungan terhadap sentuhan (PUIL 1977, ayat 310
A1). Dalam ayat ini, dan dalam ayat-ayat 310 A3 dan 310 A4, PUIL 1977,
disebut juga beberapa pengecualian.
Gambar 5.1 memperlihatkan beberapa contoh dari bagian-bagian aktif
yang harus diisolasi atau dilindungi terhadap sentuhan, berikut beberapa
pengecualian.
Secara umum, konstruksi sebuah aparat harus sedemikian hingga
kemungkinan untuk menyentuh bagian-bagiannya yang bertegangan, sekecil
mungkin.
Gambar 5.2 misalnya memperlihatkan sebuah fiting lampu Oman.
Konstruksi fiting ini sedemikian hingga bumbung ulir lampunya tidak mungkin
disentuh. Jadi kalau lampu ini harus diganti karena putus, dan tidak diketahui
apakah sudah dimatikan atau belum, tidak akan ada kemungkinan untuk
menyentuh bumbung ulirnya.
Supaya lebih aman lagi, kabel arus yang datang dan sakelar, harus selalu
dihubungkan dengan kontak tengah darri fiting lampu. Kabel netral, yang umum
bertegangannya memiliki potensial tanah, dihubungkan dengan kontak untuk
bumbung ulir lampu (lihat gambar 5.2).

Gambar 5.3 memperlihatkan sebuah fiting fampu awan atau fiting lampu
bayonet Konstruksi fiting ini sedemikian hingga sudah dapat dikualitikasikan
sebagai fiting lampu aman. Bumbung kuningan lampunya di sini diisolasi dan
ujung-ujung kontak yang menekan pada pena-pena berpegas dan fiting lampu.
248

Fiting lampu bayonet ini digunakan, kalau ada kemungkinan lampu yang
di pasang akan lepas karena getaran-getaran, misalnya di atas kapal, kendaraan
dan sebagainya. Fiting jenis B22 ini juga digunakan untuk instalasi penerangan
darurat. Lampu-lampu instalasi ini jarang dinyalakan. Kalau digunakan fiting
bayonet, akan ada jaminan bahwa lampunya tidak akan terlepas dari fiting atau
menjadi kendun.
Gambar 5.4 memperlihatkan sebuah tiang lampu dengan isolasi ganda.
Fiting ini sangat aman. Fiting dan kabel penghubungnya merupakan satu bagian
dan dibuat dari karet yang divulkanisasi.
Rak hubung-bagi selalu memiliki bagian-bagian telanjang yang
bertegangan. Karena itu rak-rak ini hanya boleh dipasang dalam ruangan kerja
listrik atau ruangan kerja listrik terkunci (lihat PUIL 1977 ayat 613 Al).
Dalam ruangan-nuangan lain, bagian-bagian telanjang yang bertegangan
dari perlengkapan hubung-bagi harus dipasang dalam kotak hubung-bagi (lihat
gambar 5.5). Gambar ini mempenlihatkan sebuah baterai kotak hubung-bagi dan
bahan buatan. Jenis ini lebih aman daripada jenis yang dibuat dari loqam dan
ditanahkan.
249

5.3. TEGANGAN AMAN


Peraturan tentang penggunaan tegangan aman dibuat karena seringnya
terjadi kecelakaan, khususnya pada waktu menggunakan perkakas tangan listrik.
Tegangan yang diperbolehkan untuk perkakas tangan, ditentukan
berdasarkan daya tahan badan manusia terhadap arus listrik. Tabel di bawah ini
memberi gambaran tentang pengaruh arus listrik pada badan manusia.
tegangan pada
bagian-bagian yang
kuat arus yang
pengaruh pada organ badan ditanahkan, jika
mengalir melalui walau tahan
manusia tahanan
badan
pentanahannya
5.000 12
0,5 mA terasa, mulai rasa kaget tidak tentu 2,5 V
1 mA terasa jelas tidak tentu 5V
2 mA mulai kejang tidak tentu 10 V
5 mA kejang keras tidak tentu 25 V
10 mA sulit untuk melepaskan tidak tentu 50 V
pegangan
15 mA kejang dengan rasa nyeri; 15 sekon 75 V
tidak mungkin melepaskan
pegangan
20 mA nyeri hebat 5 sekon 100 V
250

30 mA nyeri, yang tak tertahankan 1 sekon 150 V


40 mA mulai tidak sadar, bahaya 0,2 sekon 200 V
maut

Arus antara 15 —30 mA sudah dapat mengakibatkan kematian, karena


sudah tidak mungkin lagi untuk melepaskan pegangan.
Pengaruh-pengaruh lain dan arus listrik yang mengalir melalui tubuh ialah
panas yang ditimbulkan dalam tubuh, dan pengaruh elektrokimia.
Tegangan yang dapat dianggap aman juga ada kaitannya dengan tahanan
kulit manusia. Untuk kulit yang kering, tahanan ini berkisar antara 100 — 500
k. Tetapi kulit yang basah, misalnya karena keringat dapat memiliki tahanan
sampai serendah 1 k
Juga luas permukaan yang menyentuh ikut mempengaruhi. Kalau barang
yang bertegangan dipegang penuh dengan tangan, pada arus kira-kira 10 mA saja
sudah akan sulit sekali untuk melepaskannya.
Tegangan yang dianggap aman untuk perkakas tangan listrik adalah
tegangan searah yang tidak melebihi 110 V. atau tegangan bolak-balik yang tidak
melebihi 42 V (lihat gambar 6.6). Kalau digunakan tegangan fasa-tiga, tegangan
yang dianggap aman adalah tegangan 42 V antar fasa.*)
Jantung manusia sangat peka terhadap arus listrik dengan frekuensi 50 Hz.
Karena itu tegangan bolak-balik dengan frekuensi 50 Hz yanq masih dianggap
aman adalah 42 V. Frekuensi-frekuensi yang lebih tinggi dari arus searah, tidak
sedemikian berbahaya.
251

Menurut pengalaman, tegangan bolak-balik 42 V dan tegangan searah 110


V cukup aman. Akan tetapi kalau digunakan arus searah, harus juga diperhatikan
gejala-gejala api yang dapat timbul kalau terjadi hubungan singkat. Gejala-gejala
api ini dapat menimbulkan luka-luka kebakaran yang cukup parah. Bahkan
sebuah akumulator yang agak besar, dapat menimbulkan luka-luka kebakaran
yang cukup parah, kalau terjadi hubungan singkat.
Untuk memperoleh tegangan rendah 42 V itu harus digunakan sebuah
transformator pengaman. Transformator ini memiliki kumparan-kumparan yang
terpisah.
Dengan satu transformator pengaman boleh dihubungkan lebih dan satu
perkakas tangan. ini juga berlaku untuk transformator pengaman yang dapat
dipindah – pindahkan.
Dalam ruangan kerja, transformator-transformator pengaman yang dapat
dipindah-pindahkan harus diisolasi sedemikian, hingga bagian-bagian luarnya
yang dibuat dan logam, tidak mungkin menjadi bertegangan kalau terjadi
kerusakan.
*) Ketentuan-ketentuan yang disebut dalam paragraf ini ialah ketentuan-
ketentuan menurut peraturan Belanda.
Menurut PUIL 1917, tegangan bolak-balik yang dIanggap aman, adalah
tegangan 50 V nominal ke tanah (ayat 310 A4).
Transformator-transformator mi harus ditempatkan dalam dan bahan isolasi,
misal-
nya dan kayu. Kalau ditempatkan dalam kotak dan logam, transformator-
transformator tersebut harus diisolasi dan kotaknya.
252

Gambar 5.7 memperlihatkan sebuah transformator pengaman yang kuat


Transformator ini dibuat dari karet sintetis tahan minyak ; kabel-kabel
penyambungnya divulkanisasi jadi satu dengan rumah transformator. Di dalam
transtormator ada pengannan arus-lebih dan pengaman suhu.
Konstruksi transformator-transformator pengaman harus sedemikian
hingga tegangan primernya tidak mungkin masuk ke dalam lingkaran arus
sekunder. Lingkaran arus sekunder ini tidak boleh ditanahkan.
Tegangan 42 V tersebut dapat juga digunakan untuk lampu tangan. Akan
tetapi lampu tangan yang digunakan harus juga memenuhi syarat-syarat yang
berlaku bagi lampu-lampu tangan untuk tegangan biasa. Sebab bola lampu 42-
voltnya bisa saja diganti dengan beta lampu untuk tegangan jaring biasa.
Sebagai batas tegangan yang dianggap aman untuk kuda dan ternak.
biasanya diambil 24 V. Kalau menggunakan perkakas taiwan untuk ternak,
misalnya alat cukur ternak, sebaiknya digunakan tegangan 24 V.
Jika karena alasan-alasan teknis atau praktis,penggunaan 42 V sulit atau
sama sekali tidak bisa dilaksanakan, dapat digunakan tegangan lain. Untuk
penyimpangan ini dipenlukan persetujuan dari arbeidsinspectie (jawatan
keselamatan kerja).
Dalam hal ini boleh digunakan:
a. untuk tegangan balak-balik fasa-satu: tegangan yang tidak melebihi 110
V. Tetangan ini harus diperoleh dan sebuah transformator pemisah fasa-
satu pasangan tetap. Titik tengah dan kumparan sekunden transformator
ini harus ditanahkan (lihat gambar 5.8). Dengan demikian tegangan
sekundernya ke tanah tidak akan melebihi 55 V.
Pentanahan titik tengah ini boleh ditiadakan, kalau untuk tiap-tiap
perkakas tangan digunakan transformator pengaman fasa-satu tersendiri
(lihat gambar 5.9). Dalam hal ini transformator yang digunakan juga boleh
dan jenis yang dapat dipindah-pindahkan.
253

Kalau digunakan 110 V sebagai ganti 42 V, arus yang diperlukan untuk


suatu daya tertentu, akan lebih kecil. Jadi kalau daya perkakas yang harus
dihubungkan agak besar, arus yang diperlukan tidak akan terlampau besar.
Selama itu, kalau digunakan 110 V, dapat digunakan mesin-mesin
universal yang bisa digunakan untuk tegangan bolak-balik 110 V maupun
tegangan searah 11OV;
b. untuk tegangan bolak-balik fasa-tiga: tegangan dengan frekuensi 150 Hz
atau lebih, dengan tegangan antar fasa tidak melebihi 72 V.
Titik bintang dan sistem tegangan ini harus ditanahkan. Dengan demikian
tegangannya ke tanah akan hanya 42 V juga. yaitu:

72
= 42V
3
Dalam hal ini motor yang digunakan adalah motor frekuensi tinggi.
Motor- motor ini memiliki angker hubung-singkat, sehingga lebih tahan
dibandingkan dengan sebuah motor universal untuk 42 V, 50 Hz. Karena
motor frekuensi tinggi ini tidak memiliki kolektor dan sikat arang,
pemeliharaannya mudah sekali dan jarang rusak.
Selain itu, kalau digunakan motor frekuensi tinggi, motor yang diperlukan
untuk suatu daya tertentu akan lebik ringan daripada kalau digunakan
sebuah motor universal. Terutama kalau daya yang diperlukan agak besar.
Makin tinggi frekuensi yang digunakan, makin tinggi kecepatan putar dan
motor yang bersangkutan. Karena itu, kalau harus digunakan roda-roda
gigi reduksi, makin tinggi frekuensi yang digunakan, makin berat
transrnisi yang diperlukan.
Kalau instalasi yang harus diberi suplai memiliki mesin-mesin bor, obeng
dan gerinda, ternyata frekuensi yang paling menguntungkan adalah 200
Hz.
254

Kalau hanya ada geninda saja, frekuensi yang paling menguntungkan


adalah 300 Hz.
Perkakas frekuensi tinggi yang direncanakan untuk suatu frekuensi
tertentu, bisa saja digunakan untuk frekuensi yang lebih rendah, asalkan
tegangan yang digunakan juga diturunkan sebanding dengan penurunan
frekuensi. Dalam hal ini kecepatan putar dan juga daya dan motor yang
digunakan, akan berkurang sebanding dengan penurunan frekuensi.
Keharusan untuk menggunakan tegangan rendah pengaman tidak berlaku
untuk alat-alat rumah tangga yang dapat dipindah-pindahkan, misalnya gilingan
kopi listrik, penghisap debu, penggosok lantai, solder listrik dan sebagainya.
Pcnggunaan tegangan rendah pengaman diharuskan untuk perkakas yang dapat
dipindah-pindahkan dan digunakan untuk usaha, misalnya gunting dan sikat
listrik untuk ternak, mesin getar beton, gerinda, mesin poles, sikat listrik, gunting
listrik untuk tanaman, bor tangan listrik, obeng listrik, pahat listrik, palu listrik,
gergaji listrik dan sebagainya.
Penggunaan tegangan rendah pengaman juga diharuskan untuk mainan
anak-anak.
Untuk alat-alat pemeliharaan rambut dan kulit berikut ini harus digunakan
tegangani rendah pengaman 24 V atau kurang; alat cukur kening, gunting rambut,
alat-alat pijat, alat keriting rambut yang dipanaskan langsung, sisir rambut yang
dipanaskan langsung, pengering rambut, kap pengering rambut, mesin cukur
ternak dan sebagainya.
Keharusan untuk menggunakan 24 V atau 42 V tidak berlaku untuk alat-
alat yang memiliki isolasi ganda.
Ketentuan-ketentuan di atas juga berlaku untuk alat-alat yang dipasang di
atas kereta, eretan, statif dan sebagainya, dan menggerakkan suatu poros fleksibel
yang dihubungkan langsung dengan motor penggeraknya. Kalau poros fleksibel
ini dihubungkan dengan motor penggeraknya via sebuah kopeling dan bahan
isolasi, boleh digunakan motor untuk tegangan jaring biasa.
255

5.4. ISOLASI GANDA


Keharusan untuk menggunakan tegangan rendah pengaman, tidak barlaku
bagi perkakas tangan yang tidak memiliki bagian-bagian luar dan logam yang
bisa menjadi bertegangan, kalau terjadi kerusakan.
Tegangan rendah pengaman juga tidak perlu digunakan untuk perkakas
tangan dengan isolasi ganda (gambar 5.10).
Mesin-mesin dengan isolasi ganda kini makin banyak digunakan.

Mesin-mesin berisolasi ganda dapat dibagi atas ;


a Mesin-mesin berisolasi ganda dengan rumah dari logam dan rumah dalam
dari bahan isolasi.
Rumah logam mesin-mesin ini tidak mungkin bertegangan. Karena itu juga
tidak ada gunanya untuk mentanahkannya. Justru kalau ditanahkan, dalam
keadaan-keadaan tertentu hal ini dapat menimbulkan bahaya.
256

Misalnya kalau kita memegang aparat lain yang rusak dan tidak ditanahkan,
dan bersamaan dengan itu juga memegang rumah dan mesin berisolasi
ganda tersebut. Kalau dalam keadaan demikian rumah mesin ini tadinya
ditanahkan, bahaya yang timbul akan justru lebih besar. Karena itu rumah
logam dan mesin-mesin berisolasi ganda tidak boleh ditanahkan.
b. Mesin-mesin berisolasi ganda dari bahan buatan, tanpa bagian-bagian dari
logam yang benhubungan langsung dengan bagian-bagian motor yang
dibuat dari logam.
Secara internasional telah dibuat beberapa ketentuan mengenai mesin-mesin
berisolasi ganda, antara lain :
1. Untuk menyatakan bahwa sebuah mesin memiliki isolasi ganda, di sebelah
luarnya diberi tanda pengenal ◙ (lihat juga PUlL 1977 ayat 322 B2).
2. Sikat-sikat arang mesin-mesin ini, jika bisa dicapai dari luar, harus dibuat
sedamikian hingga hanya dapat dilepas dengan menggunakan parkakas. Jadi
tidak boleh dapat dilepas dengan tangan saja.
3. Arus asut mesin-mesin ini tidak boleh melebihi 10 A, berarti pengaman
lebur 10 A tidak boleh putus.
4. Supaya bagian dalam dan rumah motor tidak cepat kotor, sikat-sikat arang
yang digunakan tidak boleh cepat aus. Kalau rumah dan motor kotor karena
debu arang, dapat timbul arus-arus nambat di atas permukaan isolasinya.
5. Kondensator peredam gangguan untuk mesin ini tidak boleh dipasang dalam
kabel suplai, tetapi harus dipasang dengan baik di dalam mesin (lihat
gambar 510).
Mesin-mesin kecil. misalnya bar tangan listrik sampai 8 @110 mm,
biasanya memiliki rumah dan pegangan yang dibuat dan poliester. Sering polister
ini masalah diperkuat dengan serat gelas, hingga kadang-kadang lebih kuat
daripada logam.
Untuk transmisi antara poros motor dan roda gigi yang harus digerakkan,
misalnya untuk kepada bor, selalu digunakan roda gigi dari bahan isolasi (lihat
gambar 5.10).
Mesin-mesin kecil memiliki rumah dan bahan buatan; jenis-Jenis yang lebih
besar memiliki rumah dan logam.
257

Demi keselamatan pemakainya, mesin-mesin ini harus dipelihara dengan


baik, supaya isolasi ekstranya tidak dijembatan oleh kotoran atau endapan arang.
Kalau ini sampai terjadi, bagian-bagian luar yang dibuat dan logam, misalnya
rumah atau poros dan mesin bor, gerinda dan sebagainya, bisa menjadi
bertegangan.
Mesin-mesin tersebut di atas sama sekali tidak boleh digunakan dalam
bejana atau ruangan dan logam yang berhubungan baik dengan tanah, misalnya
ketel uap, tangki dan sebagainya. Untuk pekerjaan dalam bejana atau ruangan
demikian, harus digunakan tegangan bolak-balik yang tidak melebihi 42 V. Kalau
digunakan transformator 42 V yang dapat dipindah-pindahkan transformator ini
harus diletakkan di luar ketel, tangki dan sebagainya. Kabel 220 V ke
transformator sama sekali tidak boleh dimasukkan ke dalam ketel, tangki atau
sebagainya.
5.5. HUBUNGAN KABEL FLEKSIBEL YANG AMAN
Mengenai hubungan-hubungan dengan kabel fieksibel ditentukan antara lain: *)
1. Bentuk tusuk kontak tanpa kontak pengaman harus sedemikian hingga tidak
dapat dimasukkan ke dalam kotak-kotak dinding atau tusuk kontak
panghubung dengan kontak pengaman. Gambar 5.11 memperlihatkan
sebuah tusuk kontak yang benar dan sebuah yang salah. Truk kontak yang
berbentuk bundar, sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam kotak-kotak
atau tusuk kontak penghubung yang ada kontak pengamannya.

2. Pada waktu dimasukkan, bagian-bagian yang bertegangan dan tasuk kontak


harus tidak mungkin disentuh. Lihat Jilid I dan t.
258

3. Pana-pena sebuah tusuk kontak harus pejal dan tidak boleh bisa terputar.
Pena-pena ini harus pejal. supaya tidak mudah patah, dan tidak boleh
barputar supaya kawat-kawat tembaga halus dan kabel fleksibel yang
dihubungkan dengannya, tidak terpuntir dan putus.
4. Konstruksi tusuk kontak dan tusuk kontak penhubung harus sedemikian.
hingga urat-urat dan kabel fleksibel yang dihubungkan dengannya, babes
dari beban tarik.
5. Konstruksi tusuk kontak penghubung harus sedemikian hingga tidak
mungkin untuk memasukkan satu pena saja den usuk kontaknya, den
menyentuh pane lainnya. Karene itu tusuk kontak penghubung biasanya
diberi Pinggiran yang tinggi (gambar 5.12)

6. Konstruksi tusuk koritak dengan kontak pengaman harus sedemikian hingga


kontak Pentanahannya membuat kontak lebih dahulu, mendahului pena-
pena yang menghubungkan arus, dan memutuskan kontak sesudah pena-
pena ini. Hantaran pengaman yang digunakan, harus berada dalam kabel
fleksibel.

Untuk mengliubungkan beberapa tusuk kontak dengan satu kotak-kontak


dinding, harus digunakan kotak-kontak dinding ganda, seperti yang diperlihatkan
dalam gambar 5.13. Tusuk kontak tiga jalan (gambar 5.14) tidak boleh digunakan
259

Untuk mencegah terjadinya kesalahan, tusuk-tusuk kontak kutub dua


dibagi atas beberapa kelas, yaitu :
kelas 0 : untuk tusuk kontak kutub-dua tanpa kontak pengaman tusuk
kontak ini tidak bisa dimasukkan ke dalam kotak-kontak dengan
kontak pengaman.
kelas I : untuk tusuk kontak kutub-dua dengan kontak pengaman
kelas II : untuk tusuk kontak yang digunakan aparat berisolasi ganda.
Kabel fleksibel aparat-aparat ini hanya, boleh dipasang oleh
seorang yang ahli. Tusuk kontak bisa masuk ke dalam kotak-
kotak dengan atau tanpa pengaman (gambar 5.15)
260

Kontak-kontak tusuk untuk tegangan rendeh pengaman harus memiliki konstruksi


yang berbeda. Untuk 42 V banyak digunakan kontak tusuk konsentris (gambar
5.16).

Kalau dalam satu perusahaan digunakan beberapa jenis tegangan untuk


mencegah kekeliruan dapat digunakan sistem-sistem bayonet seperti yang
261

dhperlihatkan dalam gambar 5.17 Drake). Gambar ini memperlihatkan


tampak depan dari tusuk tusuk kontak yang digunakan.
Gambar 5.18 memperlihatkan sebuah kontak tusuk dengan pengunci
bayonet.

5.6. LATIHAN
1. Sebutkanlah beberapa era untuk melindungi manusia dan binatang terhadap
bahaya sentuhan dengan bagian-begian yang bertegangan.
2. Tindakan-tindakan apakah yang dapet diambil untuk mengurangi kemungkinan
tersentuhnya bagian-bagian yang bertegangan, peda waktu mengganti bola
lampu?
3. Dalam sebuah ruangan kerja harus dipasang Instalasi untuk menghubungkan
perkakas tangan listrik. Uraikanah cara-cara yang dapat digunakan.
4. Apakah keuntungan-keuntungan motor frekuensi tinggi, dibandingkan dengan
motor universal?
5. Faktor-faktor apakah yang menentukan pilihan frekuensi untuk perkakas
frekuensi tinggi?
6. Dapatkah sebuah motor frekuensi tinggi digunakan untuk frekuensi 50 Hz?
7. Sebutkanlah beberapa ketentuan internasional yang berlaku untuk perkakas
tangan listrik berisolasi ganda.
8. Sebutkanlah beberapa tindakan untuk mengamankan penggunaan sambungan
dengan kabel fleksibel.
9. Tusuk-tusuk kontak kutub-dua dibagi atas beberapa kelas. Sebutkanlah kelas-
kelas itu.
10. Kalau dalam satu perusahaan digunakan beberapa jenis tegangan, cara apakah
yang dapat digunakan untuk menghindari kekeliruan?
11. Bilamanakah bagian-bagian yang telanjang dan bertegangan harus dilindungi
terhadap sentuhan?
Sebutkanlah beberapa contoh, dan juga beberapa contoh pengecualian.
12.Jenis fiting lampu apakah yang digunakan untuk instalasi penerangan darurat?
Mengapa?
13.Rak hubung-bagi harus ditempatkan dalam ruangan apa? Siapakah yang boleh
memasuki ruangan-ruangan ini?
262

14. Bagaimanakah konstruksi sebuah transformator pengaman?


15. Mengapa rumah logam sebuah mesin bor tangan berisolasi ganda tidak boleh
ditanahkan?
16. Tegangan apakah yang boleh digunakan untuk pekerjaan dalam ketel uap?

5.7. PENTANAHAN PENGAMAN


5.7.1. PENGANTAR
Bagian-bagian luar dari mesin yang dibuat dari logam, kebanyakan
diberi pentanahan pengaman. Dengan demikian, kalau terjadi kerusakan dan
bagian-bagian logam itu menjadi bertegangan, bahaya yang dapat timbul
karena sentuhan akan leblh kecil.
Menurut PUIL 1977 ayat 520 L2, badan sebuah motor stasioner dan alat-
alat pengaturnya harus ditanahkan jika ;
a. motor itu mendapat suplai dengan kabel yang terbungkus logam atau
b. motor tersebut dipasang di tempat yang basah dan tidak terpencil atau tidak
dilindungi, atau
c. motor tersebut dipasang dalam lingkungan yang berbahaya, atau
d. tegangan kerja motor itu melebihi 50 V ke tanah.
Badan sebuah motor yang dapat dibawa-bawa, jika tegangan kerjanya melebihi
50 V ke tanah harus ditanahkan atau dilindungi dengan isolasi ganda atau
dengan cara lain yang setaraf (PUIL 1977 ayat 520 L3).
Pentanahan pengaman dimaksudkan :
a. untuk mengurangi beda tegangan, misalnya antara rumah, sebuah motor yang
membuat hubungan tanah, dan tiang besi yang berada di dekatnya;
b. supaya arus-arus yang timbul kalau terjadi hubungan tanah, dapat langsung
mengalir kembali ke titik bintang dan jaringan suplai, sehingga dapat
diharapkan bahwa, pengaman-pengaman lebur yang digunakan akan putus
dalam waktu yang singkat.
Titik bintang dan jaringan tegangan rendah hampir selalu ditanahkan.
Jaringan dengan tidak bintang yang tidak ditanahkan, dinamakan jaringan
melayang. Sepintas lalu, menyentuh salah satu hantaran yang bertegangn dan
suatu jaringan melayang, seakan-akan tidak berbahaya. Akan tetapi, karena
antara hantaran yang disentuh dari tanah terdapat kapasitansi, akan ada arus
263

juga (lihat gambar 5.19). Kalau digunakan kabel tanah, kapasitansi itu bisa
lumayan besar. Selain itu, karena tahanan isolasi dan jaringan tidak mungkin
sama dengan tak terhingga, masih ada tahanan-tahanan paralel, dengan
kapasitansi-kapasitansi tersebut.

Bahaya lain dari jaringan dengan titik bintang yang tidak ditanahkan,
dapat dilihat dan gambar 5.20. Kalau salah satu hantaran fasa membuat
hubungan tanah, tegangan hantaran-hantaran lainnya ke tanah akan sama
dengan tegangan antar fasa, dan bukan sama dengan tegangan fasa seperti pada
jaringan dengan titik bintang yang ditanahkan.

Tegangan antara badan aparat yang rusak dan tanah tidak boleh melebihi
50 V. Karena itu tahanan pentanahan harus memenuhi syarat di bawah ini
(PUIL 1977 ayat 324 B1)
50
Ra ≤ ohm
IA
IA = k In
Dimana :
Ra = tahanan pentanahan dari badan aparat, dalam ohm
IA = arus pemutus dari pengaman arus lebih yang digunakan dalam ampere
264

In = kemampuan hantar arus nominal dari pengaman arus-lebih yang


digunakan dalam ampere
K = suatu faktor yang nilainya tergantung pada karakteristik dari pengaman
arus
Untuk pengaman lebur : k = 2,5 @ 5
Untuk alat pengaman lainnya : k = 1,25 @ 3,5
Menurut peraturan Belanda, tegangan antara badan aparat yang rusak dan
tanah, tidak melebihi 42 V. atau harus berlangsung sedemikian singkat hingga
tidak membahayakan. Tegangan 100 V yang tidak berlangsung lebih lama
daripada 0,2 sekon sianggap sebagai tidak membahayakan.
Sebuah pengaman lebur akan putus pada arus 4 In, dalam waktu 0,2
sekon. Karena itu untuk tahanan pentanahan ditentukan syarat :
100 25
Ra  atau Ra ≤
4I n In

In disini adalah kemampuan honoraria nominal dari pengaman lebur yang


masih diperbolehkan untuk luas penampang penghantar dan kabel yang
digunakan.
Kalau misalnya digunakan NYA mm2 dalam pipa instalasi dengan
digunakan pengaman lebur 20 A, untuk In harus diambil 25 A, karena NYA 4
mm2 dalam pipa instalasi boleh diberi pengaman lebur 25 A (lihat jilid I tabel
4.2).
Kalau luas penampang penghantar 4 mm2 itu dipilih berdasarkan rugi
tegangan yang diperbolehkan, untuk In, harus diambil 20 A.
Pengaman lebur untuk instalasi penerangan tidak boleh melebihi 16 A.
Jadi untuk instalasi rumah tinggal biasa, tahanan pentanahannya tidak boleh
melebihi
25
Ra = = 1,6
16

5.7.2. TAHANAN PENYEBARAN


Kalau terjadi hubungan tanah, akan ada arus tanah (gambar 5,21)
265

Kalau misalnya tahanan pentanahan dan aparat yang mengalami


kerusakan, sama dengan 1,6 Ω, dan tahanan kontak di tempat kerusakan sama
dengan 3,4 Ω, tahanan keseluruhannya akan sama dengan 5 Ω. kalau tegangan
yang digunakan sama dengan 220 V. dalam hal ini akan ada arus tanah:
220
= 44 A
5
Kalau digunakan pengaman lebur 16 A, setelah beberapa waktu pengaman
ini akan putus. Selama pengaman lebur yang digunakan belum putus, bagian
logam yang ditanahkan dari aparat yang rusak, akan bertegangan terhadap
tanah. Arus yang mengalir dan elektroda tanah akan menyebar di dalam tanah.
Karena itu tahanan pentahanan juga disebut tahanan penyebaran.
Tahanan ini akan paling besar di dekat elektroda tanah. Makin jauh dari
elektroda makin tersebar arus yang mengalir dalam tanah, sehingga makin kecil
tahanan tersebut.
Untuk contoh di atas, tegangan di dekat elektroda dapat mencapai 44 x 1,6
= 70,4 V. Pada jarak setengah meter dari-elektroda, tegangan ini sudah akan
turun sampai kira-kira 25 V. dan pada jarak satu meter sampai kira-kira 3 V.
266

Kalau tegangan-tegangãn ini digambar sebagai fungsi dan jarak, akan


diperoleh grafik gambar 5.22 Grafik ini kadang-kadang dinamakan corong
tegangan.
Dari gambar 5.22 dapat dilihat, bahwa beda tegangan antara dua titik di
permukaan tanah bisa cukup tinggi. Untuk contoh di atas, beda tegangan yang
timbul pada jarak kira-kira 75 cm dan elektroda, sudah bisa mencapai 60 V.
Jarak 75 cm ini kira-kira sama dengan satu langkah. Karena itu tegangan
tersebut dinamakan tegangan langkah. Tegangan langkah 60 V ini cukup
berbahaya, dan bisa membunuh ternak.
Kalau tahanan pentahanan tersebut meningkat, misalnya karena tanah di
sekitar elektroda kering atau karena permukaan air dalam tanah menurun,
tegangan langkáh yang timbul bisa lebih tinggi lagi.

5.7.3. JENIS-JENIS E LEKTRODA PENTANAHAN


Dalam PUIL 1977 pasal 330, elektroda-elektroda pentanahan dibagi atas
jenis-jenis berikut ini :
1. Elektroda pita
Elektroda pita dibuat dan hantaran berbentuk pita atau batang bulat,
atau dan hantaran yang dipilin. Elektroda pentanahan ini berbentuk radial,
lingkaran atau suatu kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut (lihat gambar
5.23).
267

Elektroda pita berbentuk radial (gambar 5.23a) harus disusun


simetris. Jumlah jari-jari yang digunakan tidak perlu lebih dari enam.
Penambahan jari-jari melebihi jumlah ini tidak akan banyak mengurangi
tahanan pentanahannya.
2. Elektroda batang
Elektroda batang dibuat dari pipa atau besi baja profil yang
dipancangkan tegak lurus ke dalam tanah. Panjang elektroda yang harus
digunakan, disesuaikan dengan tahanan pentanahan yang diperlukan (lihat
tebel 5.2).
Untuk memancangkan elektroda-elektroda ini sening digunakan palu
lantak. Elektroda-elektroda tersebut dapat juga dimasukkan ke dalam
tanah dengan getaran, dengan menggunakan palu kango.
Kalau tanahnya kering, kadang-kadang sangat sulit untuk mencapai
tahanan penyebaran yang cukup rendah. Dalam hal ini, ada kaianya sifat-
sitat tanah itu dapat diperbaiki dengan mengolahnya dengan bahan-bahan
kimia.
Kalau digunakan beberapa elektroda batang yang dihubungkan
paralel, jarak antara elektroda-elektroda ini harus sekurang-kurangnya
sama dengan 2 panjang efektif dan satu elektroda, atau sekurang-
kurangnya 4 meter. Elektroda-elektroda itu tidak boleh berada dalam
corong tegangan dan elektroda di sampingnya.
Pentanahan dengan menggunakan elektroda batang juga disebut
pentanah.

3. Elektroda pelat
Elektroda pelat dibuat dari pelat logam, pelat logam berlubang atau
dari kawat kasa. Pelat ini ditanam tegak lurus di dalam tanah, dengan tepi
atasnya. Sekurang-kurangnya satu meter di bawah permukaan tanah.
Luas pelat yang harus digunakan tergantung pada tahanan
pentanahan yang diperlukan. Pada umumnya selembar pelat ukuran 1 m X
0.5 cm sudah cukup.
268

Kalau digunakan beberapa pelat yang dihubungkan paralel untuk


memperoleh tahanan petanahan yang lebih rendah, jarak antara pelat-pelat
ini harus sekurang-kurangnya 3 meter.
Untuk mencapai tahanan pentanahan yang sama, elektroda pelat
memerlukan lebih banyak bahan dibandingkan dengan elektroda pita atau
elektroda batang.

4. Jenis-jenis elektroda lain


a. Jaringan pipa air
Jaringan pipa air dari logam dapat juga dipakai sebagai
elektroda pentanahan.
Jika saluran air minum di dalam rumah atau gedung dipakai
untuk pentanahan, ujung-ujung pipa di kedua sisi dan meter air harus
saling dihubungkan dengan baik. Untuk hubungan ini harus digunakan :
o kawat tembaga berlapis timah putih dengan luas penampang
sekurang-kurangnya 16 mm2, atau
o kawat baja berlapis seng dengan luas penampang sekurang-
kurangnya 25 mm2 atau
o pita baja berlapis seng dengan luas penampang sekurang-kurangnya
25 mm2 dan tebal sekurang-kurangnya 3 mm.
b. Selubung lagam dan kabel tanah yang tidak dibungkus dengan bahan
lasi sintetis dan ditanam langsung dalam tanah, dapat dipakai sebagai
elektroda pentanahan
Di kedua sisi dan kotak sambung selubung logam ini harus
saling dihubunkan dengan hantaran. Konduktivitas hantaran
penghubung ini harus sekurang-kurangnya sama dengan konduktivitas
selubung logam tersebut luas penampangnya harus sekurang-kurangnya
:
— 4 mm2 Cu untuk kabel tanah dengan luas penampang penghantar
sampai dengan 6 mm2
— 10 mm2 Cu untuk kabel tanah dengan luas penampang penghantar
10 mm2 atau lebih.
269

Menurut peraturan Belanda, besi beton dan bangunan-bangunan


beton bertulang, juga boleh digunakan sebagai elektroda pentanahan.

5.7.4. BAHAN DAN UKURAN ELEKTRODA PENTANAHAN


a. Bahan elektrada pentanahan
Bahan yang digunakan untuk etektroda pentanahan adalah lembaga,
baja berlapis seng atau baja berlapis tembaga.
Untuk keadaan-keadaan khusus, misalnya untuk pabrik-pabrik
kimia, kadang-kadang diperlukan bahan lain yang lebih tahan korosi.
b. Ukuran elektrada pentanahan
Ukuran-ukuran minimum yang harus digunakan untuk elektroda
pentanahan diberikan dalam tabel 5.1.
Kalau tanahnya sangat korosit, atau digunakan elektroda baja
tanpa lapisan seng atau lapisan tembaga, sebaiknya digunakan ukuran-
ukuran minimum 1,5 x ukuran-ukuran yang diberikan dalam tabel 5.1.
Kalau elektroda yang akan dipasang hanya dimaksudkan untuk
mengatur gradient tegangan, luas penampang minimum yang boleh
digunakan adalah sebagai berikut :
Untuk baja berlapis : minimum 16 mm2
Untuk baja berlapis tembaga : minimum 16 mm2
Untuk tembaga : minimum 10 mm2.
Ukuran-ukuran elektroda yang diperlukan untuk mencapai suatu tahanan
pentanahan tertentu, dapat dilihat dari tabel 5.2.
Tabel ini berlaku untuk tahanan jenis tanah Q = 100 Mm. Kalau tahanan
jenis tanah yang sebenarnya berbeda, misalnya sma dengan Q1 Ωm, nilai-
nilai yang diberikan dalam tabel 5.2, harus dikalikan dengan 100.
Misalnya kalau tahanan jenis tanah yang sebenarnya sama dengan 200
Ωm, yaitu untuk tanah pasir basah (lihat tabel 5.3), dan digunakan elektro
pita yang panjangnnya 100 m, akan diperoleh tahanan pentanahan :
200
x3 = 6
100
Dan tabel 5.2 dapat dilihat, untuk memperoleh tahanan pentanahan 5 Ω
dalam tanah liat (Q = 100 Ωm, lihat tabel 5.3), diperlukan elektroda pita
270

yang penjangnya 50 m. Bisa juga digunakan misalnya 4 elektroda batang


yang masing-masing panjangnya 5 m dan dipasang pada suatu lingkaran
dengan garis tengah kira-kira 15 m.
Nilai-nilai yang diberikan dalam tabel 5.2 untuk elektroda pita dan
hantaran pilin, berlaku untuk elektroda yang diletakkan lurus. Kalau
elektroda-elektroda ini misalnya dipasang zig-zag atau bergelombang,
talian ini misalnya dipasang zig-zag atau bergelombang, tahanan
pentanahannya akan lebih besar, walaupun panjang elektrodanya sama.
Tahanan pentanahan dan elekroda pita dan batang, terutama ditentukan
oleh penjangnya. Pengaruh luas penampangnya hanya kecil sekali.
Untuk memperoleh hasil yang baik, elektroda yang dipasang harus
membuat kontak yang baik dengan tanah. Batu dan kerikil yang langsung
mengenai elektroda, akan memperbesar tahanan pentanahan dan elektroda
ini.
Tabel 5.3 memberikan tahanan jenis dan beberapa jenis tanah. Nilai-nilai
yang tercantum dalam tabel ini ialah nilai nata-rata kasar.
Menurut peraturan Belanda, untuk menghubungkan paralel elektroda-
elektroda pentanahan, harus digunakan hantaran tembaga dengan luas
penampang sekurang-kurangnya 25 mm2. Kalau digunakan hantaran pita,
tebalnya harus sekurang-kurangnya 2,5 mm.
Gambar 254 memperlihatkan suatu jaringan pentanahan dengan sejumlah
elektroda yang dihubungkan paralel. Jadi semua tahanan pentanahan
dihubungakan paralel. Sistem pentanahan ini disebut pentanahan
permukaan.
Di daerah perumahan baru dengan bangunan-bangunan flat (rumah
susun), keliling tiap-tiap bangunan dipasang hantaran tembaga dengan
luas penampang 25 mm2, terutama kalau tanahnya kering. Hantaran ini
dihubungkan dengan sejumlah elektroda pentanahan, sampai tahanan
penyeterannya cukup rendah. Jaringan pentanahan bangunan yang satu
kemudian dihubungkan dengan jaringan pentanahan dan bangunan-
bengunan lainnya. Dengan demikian dapat diperoleh tahanan penyebaran
yang sangat rendah. Juga kalau tanahnya menjadi kering, tahanan
penyebaran ini akan masih cukup rendah.
271

Hantaran-hantar untuk jaringan pentanahan tersebut didalam sekurang-


kurangnya 60 cm di bawah permukaan tanah (lihat gambar 5.24). Untuk
mencegath kerusakan, hantaran-hantaran ini dipasang di bawah tundasi
bangunan.

5.7.5. HANTARAN PENTANAHAN


Hantaran pentanahan ialah hantaran yang menghubungkan bagian
yang harus ditanahkan dengan elektroda pentanahan.
Berhubung dengan kekuatan mekanisnya. untuk hantaran pentanahan
harus digunakan luas penampang minimum sebagai berikut (PUIL 1977 ayat
331 81) Untuk hantaran yang diberi perlindungan mekanis yang kokoh
Hantaran tembaga : 1,5 mm2
Hantaran aluminium : 2,5 mm2
Untuk hantaran yang tidakdiberi perlindungan mekanik yang kokoh :
Hantaran tembaga : 4 mm2
Pita baja, dengan tebal sekurang-kurangnya 2,5 mm : 50 mm2
Hantaran aluminium tanpa perlindungan mekanis, tidak boleh
digunakan sebagai hantaran pentanahan.
Luas penampang hantaran pentanahan yang digunakan harus sesuai
dengan tabel 5.4.
Sebagai perlindungan harus digunakan pipa baja, pipa plastik tidak
cukup kuat.
272

Di tempat penembusan langit-langit atau dinding, dan di tempat-


tempat yang ada bahaya kerusakan mekanis hantaran pentahahan harus
dilindungi.
Hantaran pentanthan yang dipasang di atas tanah harts rnuclah terlihat,
dan jika tertutup harus mudah dicapai. Di mare perlu, hantaran mi harus
dilindungi terhadap bahaya kerusakan mekanis maupun kimiawi.
Kalau tidak dipasang dalam pipa, untuk hantaran pentanahan
sebaiknya digunakan hantaran telanjang, supaya lebih mudah dikontrol kalau
ada yang putus.
Dalam rumah tinggal sebaiknya jangan digunakan hantaran
pentanahan telanjang. Harataran pentanahan berisolasi harus memiliki isolasi
yang setaraf dengan isolasi dan hantaran-hantaran lainnya.
Hantaran-hantaran ini harus dimasukkan bersamaan ke dalam aparat.
Di dalam aparat, hantaran pentanahan harus dilkat dengan baut.
Warna isolasi dan hantaran pentanahan berisolasi harus selalu hijau
kuning. Warna ini tidak boleh digunakan untuk tujuan-tujuan lain.
Sambungan antara hantaran pentanahan dan elektroda pentanahan
harus mekanis kuat dan membuat kontak listrik yang baik. Sambungan ini
dapat berupa sambungan las atau sambungan baut yang tidak mudah lepas
sendiri. Kalau untuk penyambungan ini digunakan klem, misalnya pada
elektroda pipa, diameter dan baut yang digunakai harus sekurang-kurangnya
10 mm.
Sambungan di bawah tanah harus dilindungi terhadap korosi.
Sambungan antara hantaran pentanahan dan rel pentanahan serta
cabang cabangnya, harus sedemikian hingga dapat menjamin kontak listrik
yang baik. Sambungan ini dapat berupa sambungan las atau sambungan baut
dan klem, dan untuk hantaran pilin juga sambungan selongsong. Sambungan
baut harus dilindungi terhadap korosi.
Untuk keperluan pengujian, dalam hantaran pentanahan harus ada
sambungan yang dapat dilepas untuk memisahkan bagian di atas tanah dan
bagian yang ditanam. Sambungan ini harus dibuat di tempat yang mudah
dicapai, dan sedapat mungkin di tempat yang memang harus ada sambungan.
273

Hantaran pentanahan tidak boleh diputus dengan cara apa pun.


Sakelar, pengaman lebur dan sebagainya, serta sambungan yang dapat mudah
dilepas tanpa menggunakan alat khusus, tidak boleh dipasang dalam hantaran
pentanahan maupun rel pentanahan.
Hantaran pentanahan harus dipasang sedemikian hingga tidak
mungkin terjadi pemutusan, kalau salah satu mesin atau aparat diambil.
Gambar 5.25 dan gambar 5.26 memperlihatkan cara-cara
penyambungan yang salah. Kalau motor dalam gambar 5.25 atau sakelarnya
diambil, hantaran pentanahan untuk tahanan asutnya terputus. Kalau sakelar
dalam gambar 5.26 diambil, hantaran pentanahan untuk motor dan tahanan
asutnya kemungkinan besar akan terputus.)
Gambar 5.27 dan gambar 5.28 memperlihatkan cara-cara
penyambungan yang benar.
274

Untuk memasang hantaran pentanahan pada aparat atau mesin yang


harus ditanahkan, harus digunakan sekerup pentanahan rel pentanahan atau
klem pentanahan tersendiri. Hantaran pentanahan tidak boleh dipasang di
bawah baut atau ulir yang digunakan untuk mengikat aparat atau mesin yang
harus ditanahkan.
Menurut peraturan Belanda, kalau sebuah aparat ditanahkan dengan
menggunakan hantaran pengaman suatu kabel. misalnya NYM, rumah dari
sakelar aparat ini jika dibuat dari logam, boleh digunakan sebagai
penyambung hantaran pengaman itu (lihat gambar 5.29). Dasar pertimbangan
dan ketentuan ini ialah kalau sakelar itu diambil, aparat yang bersangkutan
juga tidak akan berfungsi lagi.

Gambar 5.29 Sambungan pentanahan via kotak sakelar dari logam

Tanah tidak boleh digunakan sebagai penghantar. Suatu instalasi fasa-


tiga tanpa hantaran netral, misalnya 3 X 380 V tidak boleh digunakan untuk
penerangan dengan memang lampu-lampu 220 V antara fasa dan tanah.
GAmbar 5.30 mernperlihatkan bahaya nya. Kalau hantaran pentanahan yang
digunakan, putus atau dilepas, antara ujung-ujungnya akan terdapat tegangan
penuh 220 V.
275

Hantaran netral (hantaran nol) tidak boleh digunakan sebagai hantaran


pentanahan, karena dapat menimbulkan bahaya. Sebab kalau hantaran netral
ini putus, aparat yang ditanahkan akan mendapat tegangan fasa penuh
terhadap tanah (lihat gambar 5.31).
Selain itu, karena dalam hantaran netral ada rugi tegangan, juga dapat
timbul beda tegangan antara aparat yang ditanahkan dan tanah (lihat gambar
5.32). Walaupun beda tegangan ini secara langsung tidak membahayakan,
secara tidak langsung bisa juga menyebabkan kecelakaan, karena dapat
membuat kaget kalau tersentuh.

Menurut peraturan Belanda, selubung timbel kabel yang tebalnya 1,3


mm atau lebih, boleh digunakan sebagai hantaran pentanahan. Kalau tebal
selubung timbel ini kurang daripada 1,3 mm, sebagai hantaran pentanahan
harus digunakan urat tersendiri atau kawat telanjang yang diletakkan di bawah
selurubung timbel tersebut.
Kawat yang direntangkan bebas tidak boleh digunakan sebagai
hantaran pentanahan, kecuali pada pekerjaan pembangunan.

5.7.6. LATIHAN
Umum
1. Apakah tujuan penggunaan pentanahan pengaman?
2. Gambarlah suatu diagram dan lingkaran arus yang akan timbul kalau terjadi
hubungan tanah.
3. Bahaya apakah yang dapat timbul, kalau suatu jaringan diberi suplai oleh
transformator yang tidak bintangnya tidak ditanahkan?
276

4. Apa yang dimaksud dengan tahanan penyebaran dan suatu pentanahan?


Dan dengan corong tegangan?
Jelaskanlah jawaban anda dengan gambar.
5. Bahaya apakah yang dapat timbul, kalau pentanahan suatu instalasi
memiliki tahanan penyebaran yang ternlalu tinggi?
6. Dapatkah hantaran pentanahan dan suatu instalasi tenaga hantaran netral,
digunakan sebagai hantaran netral? Mengapa?
7. Dalam sebuah mesin yang ditanahkan terjadi hubungan singkat dengan
badan mesin. Karena itu pada elektroda pentanahannya timbul tegangan 50
V ke tanah.
Selama terjadinya hubungan singkat, antara elektroda pentanahan. (A) dari
titik di dekatnya, diukur tegangan-tegangan berikut ini :
Titik Jarak ke A Tegangan
B 0,5 m 16 V
C 1m 28,5 V
D 15 m 38 V
E 2m 44,5 V
F 2,5 m 49 V
G 3m 50 V

Gambarlah corong tegangan yang timbul di sekitar elektroda pentanahan A.


8. Mengapa hantaran netral suatu instalasi tidak boleh digunakan sebagai
hantaran pentanahan?

Peraturan
1. Apakah yang harts diperhatikan, jika menggunakan saluran air minum
dalam rumah atau gedung sebagai elektroda pentanahan?
2.Dapatkah jaringan pipa air yang sudah tidak dipakai lagi, digunakan sebagai
elektroda pentanahan?
3. Bahan-bahan apakah yang boleh digunakan untuk elektroda pentahanan?
4. Berapakah luas penampang minimum dan ukuran minimum dan masing-
masing jenis elektroda pentanahan?
5. Bagaimana cara memasang elektroda pita di dalam tanah? dan elektroda
pelat?
277

6. Berapakah luas penampang minimum dari hantaran tembaga yang boleh di


sebuah gunakan sebagai hantaran pentanahan?
7. Pipa instalasi dan logam dan pipa fleksibel digunakan sebagai bantaran
pentanahan?
8. Bilamanakah hantanan pentanahan yang dipasang dalam satu pipa instalasi
bersama-sama dengan hantaran-hantaran lainnya, boleh memiliki luas
penampang yang lebih kecil daripada hantaran-hantaran fasanya?
9 Bagaimana cara menyambung hantaran pentanahan dengan elektroda
pentanahan?
10. Bagaimana cara menyambung hantaran pentanahan dengan rel pentanahan?
11. Antara hantaran pentanahan dan elektroda pentanahan harus dibuat
sambungan yang dapat dilepas.
Apakah tujuan sambungan ini, dan di manakah sambungan ini harus
dibuat?
12. Bagaimana cara memasang hantaran pentanahan jika dipasang di atas
tanah?
13. Bilamanakah selubung logam dan kabel dapat digunakan sebagai elektroda
pentanahan?
14. Dapatkah pada hantaran pentanahan dipasang sakelar? Dan baut pengikat
untuk menyambung hantaran ini?
15. Tiga mesin listrik yang dipasang terpisah, harus ditanahkan dengan
menggunakan hantaran tembaga yang sama. Jelaskanlah cara pemasngan
hantaran pentahanannya dengan gambar.

5.8. SAKELAR ARUS BOCOR


Sakelar arus bocar atau sakelar arus sisa bekerja dengan sistem diferensial.
Sakelar ini memiliki sebuah transformator arus dengn Inti berbentuk gelang (gambar
5.33). Inti ini melingkari semua hantaran suplai ke mesin atau aparat yang
diamankan, termasuk hantaran neteral ini berlaku untuk sambungan fasa-satu,
sambungan fasa-tiga tanpa netral maupun sambungan fasa-tiga dengan netral.
278

Dalam keadaan normal, jumlah arus yang dilingkari oleh Inti transformator
sama dengan nol. Kalau ada arus bocor ketanah, misalnya 0,5 A, keadaan seimbang
ini akan terganggu. Karena itu, dalam Inti ransformator akan timbul suatu medan
magnetik, yang membangkitkan suatu tegangan dalam kumparan sekunder (liat
gmbar 5.33).
Arts diferensial terkecil yang masih menyebabkan sakelar ini bekerja,
disebut arus jatuh nominal dan sakelar. Sakelar-sakelar ini direncanakan untuk suatu
arus jatuh nominal tertentu.
Kalau tegangan badan mesin atau aparat yang ditanahkan tidak boleh
melebihi 50 V ke tanah, syarat untuk tahanan dari lingkaran arus pentahanannya
adalah :
50
Ra = volt
lf

(lihat PUIL 1977 ayat 328 B1).


Gambar 5,34 rnemperljhatkan sebuah sakelar arus bocor dengan arus Jatuh
nominal 0,5 A. Jadi kalau tahanan pentanahan Ra = 100 Ω atau kurang, dan terjadi
kerusakan, tegangan sentuh dari bagian-bagian yang ditanahkan tidak akan melebihi
50 V.
279

Gambar, 535 memperlihatkan sakelar tersebut dengan tutupnya dibuka.

Sakelar ini dapat dicoba dengan sebuah tombol tekan percobaan yang
terdapat pada sakelar. Tatanan dan lingkaran arus percobaan dipilih
sedemikian, hingga sakelar kutub-dua untuk tegangan bolak-balik 220 V bsa
juga digunakan 127 V, dan sakelar kutub-empat untuk 380 V bisa juga
digunakan untuk 220 V.
Sakelar ini memiliki sebuah magnet halang (lihat gambar 5.33).
Karena itu pemutusannya sama sekali tidak tergantung pada tegangan jaring.
Cara kerja magnet halang ini diperlihatkan dalam gambar 5.36 dan gambar
5.37.
280

Sebuah magnet permanen menimbulkan garis-garis gaya magnetik


dalam dua paket besi transformator dengan permeabilitas yang rendah.
Sebagian besar dari garis-garis gaya itu melewati sebuah angker, sehingga
angker ini ditarik. Gaya tarik menarik ini mengalahkan gaya tarik sebuah
pegas (gambar 5.36).
Di tempat-tempat sempit E, besi itu hampir jenuh. Di suatu tempat
tertentu, kedua paket besi tersebut sedemikian berdekatan, hingga tempat ini
merupakan suatu shunt magnetik. Karena itu sebagian dari garis-garis gaya
dan magnet permanen U—S akan, memilih jalan lewat shunt ini (lihat gambar
5.36).
Dalam paket-paket. besi tersebut terdapat suatu rongga. Dalam rongga
ini ada sebuah kumparan yang dihubungkan dengan kumparan sekunder dan
transtonmator arus (lihat gambar 5.33).
Pemutusan dan sakelar berlangsung sebagai berikut.
Kalau dalam lingkaran arus utama terjadi hubungan tanah, dalam
kumparan sekunder dari transformator akan timbul suatu tegangan. Karena
itu, dalam kumparan dari magnet halang yang dihubungkan dengan kumparan
sekunder, akan mengalir arus. Arus ini membangkitkan suatu medan magnet.
aris-garis gaya dan medan ini harus juga melalui tempet-tempat sempit E.
Karena itu, ditempat-tempat ini garis-garis gaya dan medan magnet permanen
akan terdesak. Jalan yang semula dilalui oleh garis-garis gaya ini, sekarang
tertutup baginya (karena itu magnet tersebut diberi nama magnet halang).
Dengan demikian seluruh garis gaya dan magnet permanen sekarang
terpaksa harus melalui shunt magnet tersebut di atas. Garis-garis gaya yang
semula melalui angker, sekarang tersedot ke shunt magnetik ini (gambar
5,37). Karena itu anger ini akan lepas, dan ditarik oleh pegasnya. Gerakan ini
akan menyebabkan sakelar arus bocor membuka secara mekanis.
281

Jadi energi yang diperlukan untuk membuka sakelar, tidak disuplai


oleh transformator tetapi oleh pegas angker yang kuat.
Ada juga jenis-jenis sakelar arus bocor dengan arus jatuh nominal 30
mA. Keuntungan sakelar jenis ini adalah, kalau kita menyentuh bagian-bagian
yang bertegangan, arus yang mengalir lewat badan kita ke tanah, tidak akan
membahayakan ini dapat dilihat dari grafik gambar 5.38.

Dalam grafik ini :


o daerah c yang diarsir adalah daerah pemutusan dan sakelar arus bocor
dengan IfN = 30 mA
o daerah I di bawah garis b adalah daerah, di mana irama denyut jantung
dan susunan syarat tidak dipengaruhi;
o daerah II antara garis-garis b dan a adalah daerah, di mana pengaruh arus
masih dapat ditahan. Di atas kira-kira 50 mA korban akan pingsan;
o daerah III di atas garis a adalah daerah berbahaya yang cepat
menyebabkan kemauan; korban akan pingsan dan kamar-kamar
jantungnya akan mengalami fibrilasi.
Menurut peraturan Belanca, untuk ruangan-ruangan yang berfungs
sebagai tempat tinggal, harus digunakan sakelar arus bocor 30 mA (lihat juga
jilid I paragraf 2.8). Dalam hal ini tahanan pentanahan dari instalasinya, tetap
tidak boleh melebihi 84 Ω Jadi kalau pada suatu ketika sakelar arus bocor
yang digunakan rusak, dan diganti dengan sakelar arus bocor 0,5 A, tahanan
pentanahan dan instalasi masih tetap memenuhi syarat. Tegangan sentuhnya
282

tetap tak akan melebih 0,5 X 84 = 42 V. sesuai dengan ketentuan dalam,


peraturan Belanda.

Gambar 5.39. memperlihatkan cara menghubungkan alat-alat pemakai


dengan sakelar arus bocor.
Alat-alat pemakai yang dipasang tetap dan mendapat suplai dari kabel
yang dipasang tetap, boleh ditanahkan langsung, misalnya dengan hantaran
pentanahan yang menghubungkan rumah alat itu dengan elektroda pentanahan
yang terdekat.
Akan tetapi alat-alat pemakai yang dihubungkan dengan kabel
fleksibel, tidak boleh ditanahkan langsung. Dalam hal ini harus digunakan
kabel fleksibel yang memiliki hantaran pentanahan (lihat PUIL 1977 ayat 324
B3).
Dengan satu sakelar arus bocor sebaiknya jangan dihubungkan terlalu
banyak rangkaian akhir (menurut peraturan Belanda, dengan satu sakelar arus
bocor tidak boleh dihubungkan lebih dari empat rangkaian akhir yang
seluruhnya atau sebagian digunakan untuk penerangan). Pembatasan ini
dimaksudkan supaya kalau sakelar arus bocor itu bekerja, bagian dan instalasi
yang ikut terputus tidak akan terlalu besar.
Kalau digunakan beberapa sakelar arus bocor yang dihubungkan seni,
arus jatuh sakelar-sakelar ini harus dipilih sedemikian hingga saling selektif.
283

Misalnya di depan sakelar dengan arus jatuh nominal 0,5 A atau 30 mA, harus
dipasang sakelar dengan arus jatuh nominal 1 A (lihat gambar 5.40).

5.9. LATIHAN
1. Gambar diagram sebuah sakelar diferensial dan jelaskanlah cara kerjanya.
Berapakah tahanan pentanahan maksimum yang diperbolehkan kalau tegangan
pengaman yang diperbolehkan tidak boleh melebihi 24 V?
2. Uraikanlah cara kerja sebuah magnet halang yang digunakan dalam sakelar
diferensial
3. Untuk menghubungkan sebuah alat pemakai digunakan NYA 10 mm2 dalam
pipa instalasi. Tegangan suplainya 380/220 V.
Tentukanalh tahanan pentanahan maksimum yang diperbolehkan kalau
digunakan :
a. pentanahan langsung
b. sakelar diferensial yang arus jatuhnya sama dengan 10% dari kemampuan
hantaran arus nominal dan pengaman lebur yang digunakan
4. Dengan suatu jaringan fasa-tiga yang tidak ditanahkan dihubungkan 50 rangkaian
akhir Dapatkah kita sekarang dengan aman menyentuh salah satu bagian yang
bertegangan dan instalasi ini ?
284

Jelaskanlah jawaban anda dengan gambar.


285
286
287

6. SOAL-SOAL UJIAN
6.1. UMUM
MTS*)
1. Dua generator arus searah dihubungkan paralel. Syarat.syarat apakah yang
harus dipenuhi supaya pembagian bebannya seimbang ?
Jelaskanlah jawaban anda dengan dua gambar.
2. Gambarlah diagram penyambungan lengkap untuk sebuah motor shunt
dengan pengaturan kecepatan putar.
Sebutkanlah huruf-huruf kode yang digunakan untuk masing.masing terminal
hubung.
3. Sebuah motor shunt arus searah diasut dengan sebuab tahanan asut otomatis
sederhana
Gambarlah diagram penyambungan lengkapnya dan jelaskanlah secara
singkat cara kerja tahanan asut otomatis itu.
288

4. Sebuah, motor kompon diperlengkapi dengan tahanan asut dengan kumparan


tegangan minimum dan kumparan arus maksimum Selain itu, motor tersebut
juga diperlengkapi dengan sebuah sakelar untuk dua arah putar.
Tegangan motor sama dengan 220 V. dan arusnya 38 A. Panjang kabel suplai
yang digunakan sama dengan 66 m. Gambarlah diagram pengawatan
lengkapnya, dan tentukanlah luas penampang penghantar dari kabel suplai
1
yang harus digunakan berdasarkan rugi tegangan. (  = .10 −6 m)
57
5. a. Apakah yang dimaksud dengan pengamanan terhadap hubungan singkat
dengan badan mesin, dan syarat-syarat apakah yang harus dipenuhi untuk
pengamanan ini?
b. Bagaimanakah pengamana hantaran yang ideal?
c. Pengaman lebur jenis apakah yang paling mendekati pengaman hantaran
ideal ini?
d. Mengapa pengaman lebur bukari pengaman yang baik untuk mengaman
kan sebuah motor listrik?
e. Kecepatan putar sebuah motor kompon yang tidak dibebani, akan
meningkat terlalu tinggi, kalau kumparan shuntnya terputus.
Bagaimanakah caranya pencegahannya ?
6. Menyentuh hantaran netral daii suatu jaringan yang tidak bintangnya di
tanahkan tidak selalu tanpa bahaya.
Uraikanlah dua situasi yang dapat mendatangkan bahaya.
7. Sebuah tanur listrik fasa-tiga untuk mengeraskan baja dihubungkan dengan
jaringan 220/380 V. Panjang kabel suplai yang digunakan sama dengan 50 m.
Daya tanur sama dengan 5 kW. Rugi tegangan dalam kabel suplai tidak boleh
melebihi 3% dari tegangan jaring.
Pertanyaan:
a. berapakah luas penampang penghantar dari kabel suplai yang harus
digunakan (daya hantar spesifik untuk tembaga 57 106
b. berapakah kemampuan hantar arus dari pengaman-Pengaman lebur yang
harus digunakan
c. mengapa daya tanun ini diberikan dalam kW. dan tidak dalam WA?
289

VEV — Ahli teknik instalasi menengah *)


1. Suatu kabel suplai dihubungkan dengan dua perlengkapar hubung-bagi,
masing-masing I dan II.
Di titik A kabel suplal ini dihubungkan dengan jaringan fasa-tiga. dengan
tegangan nominal 380/220 V.
Luas penampang dari penghantar kabel yang digunakan, dimana-mana sama.
Dengan perlengkapah hubung-bagi I dihubungkan beban 33 kW dengan cos
1. Dengan perlengkapan hubung-bagi II dihubungkan beban 16,5 kW dengan
cos  = 1
Panjang kabel suplai dan titik A ke perlengkapan hubung bagi I sama dengan
60 m, dan dari perengkapan hubung-bagi I ke perlengkapan hubung bagi II
sama dengan 30 m. Rugi tegangan maksimum yang diperbolehkan dalam
kabel suplai sama dengan 4% dari tegangan nominal. Tahanan jenis tembaga
0,02. 10-6 Ωm. Tentukanlah luas penampang minimum dari penghantan kabel
suplai yang harus digunakan.
(Gunakaniah tegangan nominal 380/220 V untuk menghitung kuat arus dalam
kabel).
2. Dalam sebuah bangsal harus dipasang saluran lingkaran untuk memberi suplai
kepada tiga perlengkapan hubung-bagi, masing-masing I, II dan III. Panjang
bangsal sama dengan 8 Dm dan lebarnya 20 m (lihat gambar 61).

Di titik A saluran lingkaran tersebut dihubungkan dengan jaringan. Panjang


saluran dari titik A ke I, dan I keII, dan II ke III dan dari III ke A setiap kali
sama dengan 55 m (lihat gambar).
Beban makämum tiap-tiap perlengkapan hubung-bagi sama dengan 33 kW,
dengan cos  = l.
290

Pada beban penuh rugi tegangan dalam saluran di mana pun tidak boleh
melebihi 4 V.
Luas penampang dengan penghantar kabel yang digunakan, di mana-mana
sama. Daya hantar spesifik tembaga = 55. 106 S/m.
Tentukanlah dengan hitungan:
a. luas penampang penghantar yang sekurang-kurangnya harus digunakan,
kalau saluran lingkaran tersebut dihubungkan dengan tegangan fasa-tiga 3
X 220V:
b. kabel ukuran standar yang harus digunakan berdasarkan jawaban
pertanyaan a ;
c. tegangan di masing-masing perlengkapan hubung-bagi, kalau digunakan
kabel menurut jawaban pertanysan b.
3. Sebuah instalasi penerangan darurat kecil terdiri dari :
— sebuah transformator fasa-satu 220/24 V;
— sebush baterai akimulator 24 V;
— 20 lampu pijar 24 V/25 W;
— sebuah sakelar otomatis.
Dalam keadaan normal, semua lampu untuk penerangan darurat dihubungkan
dengan transformator. Transformator ini dibebani penuh.
Kalau tidak ada tegangan jaring, secara otomatis semua lampu darurat harus
dihubungkan dengan baterai akimulator. Daya baterai akimulator ini harus
cukup untuk menyalakan lampu-lampu itu selama sekurang-kurangnya tiga
jam. Setelah tegangan jaring normal kembali, semua lampu harus dihubungkan
kembali dengan transformator ini dilakukan dengan tangan.
a. Buatlah diagram instalasi ini, dan tentukanlah :
b. arus nominal dari instalasi penerangan;
c. arus primer dan transtormator; transformator yang digunakan dimisalkan
tanpa kerugian;
d. daya transformator dalam VA;
e. dari baterai akimulator yang diperlukan dalam Ah (kC).
4. Tiga motor pompa dihubungkan seperti dalam diagram gambar 6.2. Sebagai
kabel suplai digunakan kabel tanah yang ditanam dalam tanah. Luas
penampang penghantar kabel ini di mana-mana sama. p = 0,02 .10-6  m.
291

Rugi tegangan yang diperbolehkan sma dengan 5 %. Tegangan suplainya


sama dengan 3 X 380 V.

Tentukanlah
a. jumlah arus untuk ketiga motor tersebut;
b. luas penampang dan penghantar kabel suplai yang diperlukan (ukuran
standar);
c. tegangan di titik-titik A, B dan C, kalau motor-motor tersebut bekerja
bersamaan dengan beban penuh (dihitung berdasarkan kabel ukuran
standar yang digunakan).
5. Dengan sebuah perlengkapan hubung-bagi T dihubungkan (gambar 6.3)
- Beban 41,58 kW, cos  = 1
- beban 89,1 kVA, cos  = 0,6
- sebuah baterai kondensator yang dapat dihubungkan atau diputuskan

Panjang kabel suplai dan transformator ke T sama dengan 550 m. Tegangan


suplainya sama dengan 380/220 V. Beban-beban yang dihubungkan dibagi rata
atas ketiga gasa. Rugi tegangan yang diperbolehkan sama dengan 5%
 =0.02.10-6 Ωm.m.
Tentukanlah:
292

a. arus dalam kabel suplai, kalau baterai kondensator tersebut tidak


dihubungkan;
b. cos p dan beban keseluruhan. tanpa baterai kondensator;
c. arus dalam kabel suplai, kalau baterai kondensator itu dihubungkan;
d. daya buta baterai kondensator yang diperlukan supaya faktor daya beban
seluruhnya menjadi cos 0,9 (dalam kvar); -.
e. luas penampang penghantar kabel suplai yang sekurang-kurangnya harus
digunakan (ukuran standar).

6.2. PERATURAN
MTS
1. Jelaskanlah mengapa sebuah elektroda pentanahan harus memiliki tahanan
penyebaran yang rendah.
Berapakah tahanan penyebaran maksimum yang diperbolehkan?
2. Sebuah kotak-bagi bakelit memiliki empat rangkaian akhir yang masing-
masing diamankan dengan 6, 10, 10 dan 16 A. Tegangan suplainya sama
dengan 220/380 V.
Berapakah tahanan penyebaran maksimum yang diperboehkan untuk
pentanahan instalasi ini?
Apakah pengaruhnya, kalau digunakan kotak-bagi dari logam? Jelaskan
jawaban anda.
4. Apa yang ditentukan mengenai sambungan antara hantaran pentanahan dan
elektroda pentanahan?
5. Apa yang harus diperhatikan, jika menggunakan saluran air minum sebagai
etektroda pentanahan?
6. Bagian-bagian instalasi listrik yang bertegangan dan tidak berisolasi manakah
yang tidak perlu diberi perlindungan terhadap sentuhan?

VEV — Ahli teknik instalasi menengah


1. Apa yang ditentukan tentang pembebanan kabel-kabel tanah, jika kabel -
kabel ini ditanam dalam tanah yang sangat kering atau dipasang dalam tabung
atau dalam saluran kabel?
293

2. Di tempat-tempat pengecilan dari luas penampang penghantar, kabel yang


lebih kecil harus diamankan terhadap arus lebih.
Bilamanakah pengamanan ini dapat ditiadakan?
3.
Luas penampang hantaran-hantaran fasa dari suatu sistem fasa-tiga dengan
hantaran netral, sama dengan 70 mm2
Berapakah luas penampang minimum dari hantaran netralnya, kalau digunakan :
a. kabel tanah
b. hantaran udara?
4. Kalau kabel tanah yang dimaksud dalam pertanyaan 3a juga memiliki
hantaran pengaman untuk pentanahan, berapakah luas penampang minimum
hantaran ini ?
5. Berapakah daya maksimum atau arus nominal maksimum suatu mesin atau
pesawat, yang masih boleh dijalankan dan dimatikan dengan sebuah kontak
tusuk?
6. Gambarlah karakteristik pemutusan (diagram arus-waktu) suatu sakelar
maksimum tanpa kelambatan (hanya untuk organ elektromagnetiknya saja).
7. Gambarlah karakteristik pemutusan (diagram arus-waktu) suatu sakelar
maksimum termis (sakelar pengaman motor).

6.3. MENGGAMBAR
MTS
Soal I
Gambarlah di atas kertas ukuran A4, diagram instalasi suatu instalasi tenaga yang
terdiri dari motor-motor berikut ini (semua motor berada dalam satu ruangan
dengan perlengkapan hubung baginya).
294

Rangkaian cabang-cabang nomor 6 digunakan untuk memberi suplai kepada


sebuah kotak-bagi untuk penerangan, yang terdiri dari tiga rangkaian akhir. Tiap-
tiap rangkaian akhir ini dibebani dengan 20 armatur lampu TL 2 X 40 W.
Pemasangannya dilakukan dengan NYA dalam pipa instalasi.
Kotak-bagi ini tidak berada diam satu ruangan dengan perlengkapan hubung-bagi
untuk tenaga tersebut.
Tegangan suplainya sama dengan 2206380 V. 50 Hz.
Arus asut motor-motor SKA dan motor angker gelang seret yang digunakan,
diberikan dalam tabel di bawah ini sebagai kelipatan dari arus nominalnya:

Soal 2
Gambarlah di atas kertas ukuran A4, diagram instalasi suatu perusahaan
angkutan di bawah ini :
instalasi ini terdiri dari :
Dihalaman :
tiga kotak-kontak dinding kedap air a, b dan c, yang dihubungkan dengan suatu
perlengkapan hubung-bagi di dalam gudang dengan menggunakan kabel-kabel
dalam tanah.
Dalam gudang :
— satu titik-sambung untuk sebuah derek berjalan;
— empat titik-sambung, masing-masing untuk sebuah alat pengisi akimulator
dari 1,2 kW, 220/24 V.
295

Di halaman ada dua derek untuk memindahkan muatan. Derek-derek ini dapat
dihubungkan dengan kotak-kontak dinding a, b atau c tersebut di atas dengan
menggunakan kabel-kabel fleksibel.
Dalam tiap-tiap derek terdapat :
— sebuah kotak-bagi untuk empat rangkaian akhir;
— sebuah motor dari 2,208 kW untuk gerakan arah horisontal
— sebuah motor dari 3,680 kW untuk jalan;
— sebuah motor dari 11,040 kW untuk mengangkat.
Motor-motor tetsebut di atas adalah motor-motor fasa-tiga dengan rotor yang
digulung, dan diasut dengan menggunakan tahanan asut rotor.
Dalam derek berjalan dalam gudang terdapat :
— sebuah motor dari 0,6 kW untuk jalan;
— sebuah motor dan 2,2 kW untuk mengangkat.
Motor-motor ini adalah motor-motor angker hubung-singkat, dan dihubungkan
langsung dengan menggunakan sakelar-sakelar balik elektromagnetik dengan
pelayanan dari jauh dengan tombol tekan. Untuk suplai motor-motor ini
digunakan saluran seret.
Untuk semua motor berlaku :
Tegangan : 380 V, 50 Hz
Cos  : 0,85
Rendemen : 0,82
Semua sakelar untuk pelayanan motor harus diperlengkapi dengan pengamanan
termis.
Sebutkanlah arus nominal tiap-tiap motor dan arus setel dan pengaman-
pengaman termis yang digunakan dalam diagram instalasi.

Soal 3
Sebuah derek berjalan diperlengkapi dengan sebuah motor fasa-tiga 380 VEx
untuk gerakan jalan. Motor ini dihubungkan dengan menggunakan sebuah
sakelar elektromagnetik yang dilayani dengan sebuah kotak tombol tekan U
dengan tiga tombol tekan, yaitu :
a. sebuah untuk jalan ke kiri;
b. sebuah untuk stop;
296

c sebuah untuk jalan ke kanan.


Supaya derek itu tidak dapat melampaui batas-batas relnya, di tiap-tiap ujung
rel dipasang sebuah sakelar ujung.
Gambarlah di atas kertas ukuran A4:
a. diagram lingkaran arus kemudian untuk motor tersebut;
b. diagram penyambungan untuk motor ini (sakelar-sakelar, pengaman-
pengaman dan perlengkapan lain yang diperlukan, supaya ditambahkan
sendiri).

VEV — Ahli teknik instalasi menengah


Merencanakan dan menggambar instalasi
Tugas-tugas di bawah ini harus digambar di atas kertas ukuran A3. Soal-soal yang
diberikan telah diringkaskan Untuk penyelesaiannya lihat juga petunjuk-petunjuk
yang diberikan dalam paragraf 4.11, menggambar
Kecuali Jika dinyatakan lain, untuk semua soal berlaku :
— instalasi yang bersangkutan mendapat suplai dari suatu jaringan fasa-tiga
bawah tanah dengan tegangan 380/220 V. 50 Hz. Hantaran netral dari jaringan
ini memiliki potensial tanah
— arus nominal dari motor-motor yang digunakan sama dengan 2 A per kW
— jumlah daya terpasang dalam kVA sama dengan jumlah, dari semua daya
semu dalam lnstalasi.
Soal 1
Stasiun Penjernihan Air
Instalasi ini terdiri dari sebuah perlengkapan hubung-bagi utama TU, yang
mendapat suplai dari sebelah bawah dengan kabel NYM. Kabel suplai ini
dihubungkan via sebuah kotak terminal dan sebuah sakelar utama, dengan sebuah
kotak pangaman dengan lima rangkaian cabang.
Di samping TV dipasang sebuah perlengkapan hubung-bagi L untuk
penerangan. Di bawah TU terdapat titik pentanahan dengan tahanan pentanahan
yang cukup rendah.
Kecuali jika dinyatakan lain, semua motor yang digunakan adalah motor-
motor fasa-tiga dengan angker sangkar ganda.
297

Dengan TU dihubungkan
— perlengkapan hubung-bagi cabang T1 yang terdiri dari empat rangkaian akhir;
— sebuah pompa dengan motor 5,6 kW, yang dilayani dengan sebuah sakelar
bintang-segitiga otomatis;
— sebuah pompa dengan motor 11 kW, yang dilayani dengan menggunakan
sebuah sakelar bintang-segitiga otomatis;
— sebuah pompa dengan motor 18,5 kW, yang dilayani dengan menggunakan
sebuah sakelar elektromagnetik dan tahanan asut rotor otomatis.
Arus rotornya sama dengan 45 A.
Motor ini sebuah motor dengan rotor yang digulung;
— perlengkapan hubung-bagi cabang T2 yang tendiri dari enam rangkaian akhir.
Tiap-tiap motor pompa dijalankan dan dimatikan oleh sebuah sakelar pelampung
tersendiri. Sakelar pelampung ini dihubungkan dalam lingkaran arus bantu.

Dengan perlengkapan hubung-bagi cabang T1 dihubungkan:


— sebuah mesin aduk dengan motor 0,74 kW; motor ini dihubungkan
langsung dengan menggunakan sebuah sakelar yang dilayani dengan
tangan;
— sebuah ban angkut (ban berjalan) 0 dengan motor 1,5 kW; motor ini
dihubungkan langsung dengan menggunakan sebuah sakelar yang dilayani
dengan tangan;
— sebuah alat pembersih kisi dengan motor 3,7 kW, yang dilayani dengan
sebuah sakelar elektromagnetik; sakelar ini dilayani oleh sebuah sakelar
pelampung;
— sebuah mesin giling serbuk dengan motor 5,5 kW; motor ini dilayani
dengan sebuah sakelar bintang-segitiga yang dilayani dengan tangan.

Perlengkapan hubung-bagi cabang T2


Dengan T2 dihubungkan beberapa motor fasa-tiga.
Jumlah daya motor-motor ini sama dengan 30 kW. Jumlah arus maksimumnya
tidak akan melebihi 1,5 kali arus nominal keseluruhan.
Yang harus digambar hanya perlengkapan hubung-bagi cabang T2 saja.
Instalasi penerangan
298

Instalasi penerangan ini terdiri dari enam rangkaian akhir fasa-satu. Jumlah
daya terpasangnya sama dengan 18 kW, yang dibagi rata atas ketiga fasa.
Yang harus digambar hanya perlengkapan hubung-baginya saja.
Penjelasan
Pemakalan energi listrik dari selurur instalasi diukur dengan satu kWh-meter.
tanah. Untuk kabel suplai ke perlengkapan hubung-bagi untuk penerangan, dan
kabel-kabel lainnya, digunakan NYM.
Semua motor harus diberi pengamanan terhadap beban-lebih. Kumparan-
kumparan dari semua sakelar elektromagnetik yang digunakan memerlukan 380
V.
Cos semua motor dimisalkan sama dengan 0,8. Faktor keserentakan instalasi ini
sama dengan 0,6

Soal 2
Percetakan
Instalasi ini terdiri dari sebuah perlengkapan hubung-bagi utama TU, yang terdiri
dari satu kotak pengaman untuk empat rangkaain cabang dan satu sakelar utama,
TU mendapat suplai dari sebelah bawah. Di bawah TU, terdapat titik pentanahan
dengan tahanan pentanahan yang cukup rendah.
Kecuali kalau dinyatakan lain, semua motor yang digunakan adalah motor-motor
fasa-tiga dengan angker sangkar ganda.
Dengan TU dihubungkan :
— sebuah mesin, cetak rotasi dengan motor 22 kW dengan rotor yang
digulung. Motor ini dilayani dengan sebuah sakelar elektromagnetik dan
diasut dengan sebuah tahanan asut rotor otomatis. Arus rotornya 50 A;
— sebuah mesin cetak tekan dengan motor 3 kw yang dilayani dengan sebuah
sakelar elektromagnetik
— sebuah mesin cetak tekan dengan motor 4,6 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar bintang-segitiga otomatis.
Mesin ini diperlengkapi dengan sebuah armatur lampu TL 2 X 40 kw, yang
dapat dinyalakan dan dimatikan tersendiri
— perlengkapan-perlengkapa hubung-bagi cabang T1 dan T2.
299

T1 dipasang di lantai 2, panjang kabel suplai dan TU ke T1 sama dengan


10 m
T2 dipasang di lantai 3, panjang kabel suplai dari T1 ke T2 sama dengan 5
m

Dengan T1 dihubungkan:
— sebuah mesin potong kertas dengan motor 3 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar bintang-setiga elektromagnetik
— sebuah mesin lipat dengan motor 0,5 kW yang dihubungkan langsung.
— sebuah mesin jahit dengan motor 0,5 kw yang dihubungkan langsung.

Dengan T2 dihubungkan :
— sebuah mesin cetak percobaan dengan motor 1,5 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar elektromagnetik;
— sebuah mesin gergaji dengan motor 0,75 kW yang dihubungkan dengan
sebuah kotak-kontak dinding;
— sebuah lift barang dengan motor 1,5 kW yang dilayani dengan sebuah
sakelar elektromagnetik. Sakelar ini dilayani dari jauh dengan
menggunakan tombol-tombol tekan yang dipasang di tiap-tiap lantai;
— sebuah tanur untuk pencairan timbel dari 6 kW .
Elemen-elemen pemanas tanur ini dihubungkan segitiga dan dibagi rata
atas ketiga fasa, dan dilayani dengan sebuah sakelar elektromagnetik.
Untuk menghidupkan dan mematikan tanur ini, dalam lingkaran arus
bantunya dipasang sebuah sakelar kutub-satu dan sebuah pengatur suhu.

Penjelasan
Kumparan-kumparan dari semua sakelar etektromagnetik yang digunakan
memerlukan 380 V.
Semua sakelar elektromagnetik untuk motor memiliki tombol-tombol tekan
untuk jalan dan stop.
Semua sakelar untuk pelayanan motor yang menggerakkan mesin,
dipasang di mesin yang bersangkutan.
300

Setiap motor harus diberi pengamanan terhadap beban-lebih. Faktor daya


semua motor misalkan sama dengan 0,8.
Untuk kabel-kabel yang dipasang tetap digunakan NYM, kecuali untuk
saluran-saluran suplai ke perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi TU, T1
dan T2. Untuk saluran-saluran suplai ini digunakan NYA dalam pipa
plastik.
Menurut peraturan perusahan listrik setempat harus digunakan
pengamanan tegangan nol.

Instalasi pemanasan dan pengaturan suhu udara Sentral


Instalasi ini terdiri dari sebuah lemari hubung-bagi utama TU dan
pelat baja. Dalam lemari ini terdapat sebuah sakelar utama elektromagnetik
dan semua aparatur untuk pengamanan, penghubungan dan pengasutan
yang diperlukan untuk empat rangkaian akhir dari satu rangkaian cabang.
Sakelar utama tersebut dilayani dari jauh dengan sebuah sakelar
pemadam kebakaran.
TU mendapat suplai dari sebelah bawah. Di bawah TU terdapat titik
pentanahan dengan tahanan pentanahan yang cukup rendah.
Kecuali jika dinyatakan lain, semua motor yang digunakan adalah
motor-motor fasa-tiga dengan angker sangkar ganda.
— sebuah kompresor pendingin dengan motor 80 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar elektromagnetik. Motor ini diasut dalam dua tahap dengan
menggunakan sebuah transformator asut;
— sebuah instalasi pompa untuk menara pendingin dengan motor 20 kW;
motor ini sebuah motor dengan rotor yang digulung. Motor tersebut
dilayani dengan sebuah sakelar elektromagnetik dan diasut dengan sebuah
tahanan astit rotor otomatis. Arus rotornya 50 A;
— sebuah ventilator isap dengan motor 10 kW. Motor ini memiliki dua
kecepatan putar dengan kumparan-kumparan terpisah, dan dilayani dengan
sakelar-sakelar elektromagnetik;
— sebuah ventilator embus dengan motor 9 kW yang dilayani dengan sebuah
sakelar bintang-segitiga elektromagnetik;
— perlengkapan hubung-bagi cabang TI.
301

Saluran suplai untuk TU, rangkaian akhir untuk kompresor pendingin dan
rangkain akhir untuk instalasi pompa, masing-masing diperlengkapi dengan
sebuah amperemeter. Tiap-tiap amperemeter dihubungkan dengan
menggunakan transformator arus.

Dengan T1 dihubungkan :
— sebuah alat pembakar minyak dengan motor 0,5 kW
— sebuah alat pembakar minyak dengan motor 0,5 kW
— sebuah pompa sirkulasi dengan motor 0,8 kW
— sebuah pompa sirkulasi dengan motor 0,8 kW.
Motor-motor ini dilayani dengan sakelar-sakelar elektromagnetik yang
dipasang di dalam perlengkapan hubung-bagi cabang T1.

Penjelasan
Semua sakelar elektromagnetik yang digunakan dilayani secara otomatis.
Lingkaran arus kemudian untuk pelayanan ini tidak perlu digambar.
Kumparan.kumparan dari semua sakelar elektromagnetik memerlukan 220 V.
Perlengkapan-penlengkapan hubung-bagi tersebut di atas tidak berada dalam
satu ruangan dengan motor-motor yang dihubungkan dengannya.
Semua motor bekerja tanpa pengawasan. Faktor daya semua motor dapat
dimisalkan sama dengan 0,8.
Instalasi ini terdiri dari satu perlengkapan hubung-bagi utama TU, yang diberi
suplai dari sebelah bawah dengan kabel NYM. Di dekat TU terdapat titik
pentanahan dengan tahanan pentanahan yang cukup rendah. Kecuali jika
dinyatakan lain, semua motor yang digunakan adalah motor fasa tiga dengan
angker sangkar ganda.

Dengan TU dihubungkan
— sebuah mesin kotter dengan motor 40 kW; motor ini sebuah motor dengan
rotor yang digulung. Motor tersebut dilayani dengan sebuah sakelar
elektromagnetik (tombol-tombol tekan sakelar ini berada di kotak sakelar),
dan diasut dengan sebuah tahanan asut rotor otomatis. Arus rotornya 90 A;
302

— sebuah mesin bubut dengan motor 20 kW yang dilayani dengan sebuah


sakelar bintang-segitiga elektromagnetik (tombol-tombol tekan sakelar ini
berada di kotak sakelar);
— sebuah mesin frais dengan motor 10 kW yang dilayani dengan sebuah
sakelar elektromagnetik (tombol-tombol tekan sakelar ini berada di kotak
sakelar);
— sebuah mesin bubut dengan motor 5 kw.
Motor ini sebuah motor dengan penukaran kutub (rangkaian Dahlander),
dan dilayani dengan sakelar-sakelar elektromagnetik
— perlengkapan hubung bagi cabang T1, yang ditempatkan dalam bangsal
tersendiri. Panjang kabel suplai dari TU ke T1 sama dengan 200 m.

Perlengkapan hubung-bagi cabang TI memiliki empat rangkaian akhir. Motor-


motor yang dihubungkan dengan TI berada dalam satu ruangan dengan TI.
Dengan TI dihubungkan:
— tiga mesin bubut revolver, miasing-masing dengan motor 2 kW, 3 kW dan 1
kW.
Motor-motor ini dilayani dengan sakelar-sakelar dengan pelayanan tombol
tekan :
— dua gerinda, masing-masin dengan motor 4 kW dan 5 kW Motor-motor ini
dilayani dengan sakelar-satelar bintang-segitiga ;
— tiga mesin bor, masing-masing dengan motor 0.5 kW, 1 kW dan 0,5 kW -
Motor-motor ini dilayani dengan sakelar-sakelar dengan pelayanan tombol
taken :
— dua gerinda, masing-masing dengan motor 0,5 kW. Motor-motor ini
dilayani dengan sakelar-sakelar dengan pelayanan tombol tekan.
Penjelasan

Semua perlengkapan hubung-bagi memiliki selungkup dari logam.


Kumparan-kumparan dan semua sakelar elektromagnetik yang digunakan
memerlukan 220 V.
Faktor daya semua motor same dengan 0,85. Faktor keserentakan instalasi ini
sama dengan 0,6.
303

Untuk saluran-saluran keluar dari TU digunakan NYM; untuk saluran-saluran


keluar dan TI digunakan NYA dalam pipa Diastik. (p = 0.02 – 10-6 m).

Soal 5
Bagian operasi sebuah rumah sakit
Instalasi ini terdiri dari dua perlengkapan hubung-bagi dan pelat baja, masing-
masing V dan S.
Perlengkapan hubung-bagi V memiliki lima rangkaian akhir dan satu rangkaian
cabang untuk memberi suplai kepada S.
Dalam perlengkapan hubung-bagi V terdapat semua aparatur untuk
pengamanan, penghubungan dan pengasutan yang diperlukan untuk kelima
rangkaian akhirnya, serta pengaman-pengaman untuk rangkaian cabang yang
memberi suplai kepada S. Sakelar utama dan V adalah sebuah sakelar tumpuk.
Perlengkapan hubung-bagi V mendapat suplai dan sebelah bawah dengan kabel
NYM; kabel ini memiliki hantaran pengaman untuk pertanahan.
Kecuali jika dinyatakan lain, semua motor yang digunakan adalah motor-motor
fasa-tiga dengan angker sangkar ganda.

Dengan V dihubungkan :
— sebuah meja operasi dengan motor 0,75 kW yang dilayani dengan sebuah
sakelar elektromagnetik. Sakelar ini dilayani dengan tiga tombol tekan,
masing-masing untuk naik, stop dan turun;
— pintu-pintu elektroktrohidrolik dengan motor 0,5 kW yang dilayani
dengan sebuah sakelar - elektromagnetik.
Sakelar ini dilayani oleh dua sakelar ambang;
— sebuah ventilator embus dengan motor 24 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar bintang-segitiga otomatis.
Motor-motor untuk kedua ventilator tersebut dilayani bersamaan dengan
menggunakan satu setel tombol tekan yang berada dalam kamar aperasi;
— sebuah kompresor pendingin dengan motor 50 kW; motor ini sebuah
motor dengan rotor yang digulung. Motor tersebut dilayani dengan sebuah
sakelar elektromagnetji dan diasut dengan tahanan asut rotor otomatis.
Sakelar tersebut dilayani dengan sebuah, sakelar tekan (membran);
304

— perlengkapan, hubung-bagi S.
Semua motor yang dihubungkan dengan V tidak beradda dalam satu ruangan
dengan V. Motor-motor ini semuanya bekerja tanpa pengawasan.
Untuk kabel suplai- ke motor-motor digunakan, NYA dalam pipa plastik. Untuk
kabel suplai ke S digunakan NYM.

Dengan S dihubungkan;
— sebuah sterilisator dan 45 kW. Elemen-elemen pemanasnya dibagi rata
atas ketiga fasa.
Sterilisator ini dilayani dengan sebuah sakelar elektromagnetik. Dalam
lingkaran arus kemudi dari sakelar ini, terdapat sebuah sakelar untuk
menghidupkan dan mematikan elemen-elemen pemanas dari sterilisator,
dan sebuah termostat untuk pengaturan suhu.
Sakelar elektromagnetik sakelar layan dan termostat tersebut, dipasang
terpisah pada sterilisator;
— sebuan sterilisator dan 20 kW; penyambungannya seperti di atas;
— sebuah sterilisator dan S kW penyambungannya seperti di atas.
Untuk kabel suplai ke masing-masing sterilisator digunakan NYM. Penjelasan
Perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi V den S memiliki selungkup dari
logam. Kumparan-kumpanan dan semua sakelar elektromagnetik yang digunakan
memerlukan 380 V.
Faktor keserentakan instalasi ini sama dengan 0,8
.

Soal 6
Ruang pameran masin-mesin perkakas.
Instalasi ini terdiri dan perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi di bawah ini:

L : untuk instalasi penerangan, terdiri dan 6 rangkaian akhir fasa-satu


lampu-lampu dan kotak-kotak kontak dinding.
Daya terpasang seluruhnya same dengan 16,3 kVA; beban serentak
maksimumnya sama dengan 13,2 kVA.
305

TU : dengan 4 rangkaian akhir dan satu rangkaian cabang untuk memberi


suplai kepada penlengkapan hubung-bagi T).
TI : dengan 4 rangkaian akhir.
L dan TU dipasang berdampingan dalam satu ruagnan. TI berada di ruangan lain.
Perlengkapan-perlengkapan hubung-bagi L, TV dan TI ini dibuat dari bahan
isolasi. TU mendapat suplai dan sebelah bawah dengan kabel NYM. Untuk kabel
suplai dan TU ke TI digunakan NVRGbY. Panjang kabel suplai ini 20 m.
Kecuali jika dinyatakan lain semua motor yang digunakan adalah motor-motor
fasa-tiga dengan angker sangkar anda.
Dengan TU dihubungkan :
— sebuah mesin bubut dengan motor 8 kW yang dilayani dengan sebuah sakelar
bintang-segitiga otomatis;
— sebuah mesin kotter dengan motor 30 kW; motor ini sebuah motor dengan
rotor yang digulung. Motor tersebut dilayani dengan sebuah sakelar, dan
diasut dengan tahanan asut rotor yang dilayani dengan tangan.
Arus rotornya 60 A;
— sebuah mesin ketam dengan motor angker hubung-singkat 1,5 kW. Motor ini
memiliki dua kecepatan putar, dan dilayani dengan sakelar-sakelar
elektromagnetik ;
— sebuah mesin asah dengan motor 4 kW yang dilayani dengan sebuah sakelar
tombol tekan ;
— perengkapan hubung-bagi TI.

Dengan TI dihubungkan:
— tiga mesin bor, masing-masing dengan motor 0,76 kW, 1 kW dan 1,5 kW.
Motor-motor ini dilayani dengan sakelar-sakelar tombol tekan ;
— sebuah mesin frais dengan motor 10 kW yang dilayani dengen sakelar-sakelar
elektromagnetik;
— sebuah mesin bubut revolver dengan motor 3 kW yang dilayani dengan
sebuah sakelar tombol tekan;
306

— sebuah transformator las fasa-satu dan 15,2 kVA, 380 V. Transformator las
ini dapat dipindah-pindahkan dan dihubungkan dengan sebuah kotak-kotak
dinding. Sakelar untuk pelayanannya berada pada trasformator.

Penjelasan
Sakelar motor-motor yang menggerakkan mesin, semuanya dipasang di dekat
mesin yang bersangkutan.
Semua motor diberi pengamanan terhadap beban-lebih.
untuk kabel suplai ke motor-motor NYM. Panjang kabel dan perlengkapan
hubung-bagi ke masing-masing motor kurang dan 30 m.
kumparan – kumparan dari semua sakelar elektromagnetik yang digunakan
memerlukan 380 V.
Dari TI paling banyak hanya ada 2 mesin atau aparat yang bekerja bersamaan
dan TU juga paling banyak ada 2 mesin yang digunakan bersamaan (jadi dari
seluruh instalasi paling banyak ada 4 mesin atau aparat yang bekerja bersamaan).

7. TUGAS-TUGAS PRAKTIKUM DAN MONTASE


Instruksi
Untuk tugas-tugas membuat rangkaian motor, sambungan-sambungan yang
diperlukan dapat dibuat dengan menggunakan kontak-kontak tusuk. Motor-motor
yang digunakan dapat ditempatkan di atas bangku motor (gambar 7.1).
307

Untuk tugas-tugas montase, pemasangan kabel-kabel yang diperiukan harus


dilaksanakan sesual dengan syaratsvarat teknik montase modern.
Dan tiap-tiap sen tugas harus dibuat laporan ringkas. Laporan mi antara lain
harus memuat:
a. pelaksanaan dan tugas-tugas yang diberikan;
b. jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan;
c. diagram-diagram yang diminta (dapat juga diberikan lampiran);
d. kesimpulan-kesimpulan.

7.1. GENERATOR ARUS SEARAH


7.1.1. TUGAS-TUGAS
Tugas- tugas membuat rangkaian
Buatlati rangkaian-rangkaian di bawah ini:
1. Sebuah generator shunt dengan tahanan pengatur medan, menurut gambar
1.5.
308

2. Sebuah generator seri dengan tahanan pengatur medan dan beban, menurut
gambar 1.3.
3. Sebuah generator kompon dengan tahanan pengatur medan. Gambarlah
diagramnya.
Jalankanlah generator ini hingga mencapai tegangan nominalnya;
kemudian tukarkanlah terminal-terminal + dan dari generator.
4. Hubungan paralel dua generator shunt rnenurut gambar 1.7.
Jalankanlah generator-generator ini sebelum dihubungkan paralel, hingga
mencapai tegangan nominal. dan periksalah apakah tegangan dan juga
polaritanya sama.
Bebanilah salah satu generator dan hubungkanlah kemudian generator
lainnya paralel.
Gantilah sekarang beban yang dikenakan dengan beban-beban lain.
Amperemeter-ampererneter yang digunakan harus memiliki kedudukan
not di tengah.
Turunkanlah kemudian tegangan dari salah satu generator, sehingga
generator ini akan bekerja sebagai major.
5. Hubungan paralel dua generator kompon menurut gambar 1,8, dilengkapi
dengan lampu-lampu kontrol hubungan tanah
Jalankanlah generator-generator ini sebelum dihubungkan paralel, hingga
mencapai tegangan nominalnya. Kemudian bebanilah salah satu generator
dan hubungkanlah generator lainnya paralel.
Cobalah lampu-lampu kontrol hubungan tanah yang dipasang, dengan
menghubungkan terminal positif dan terminal negatif dari rangkaian
bergantian dengan tanah.

7.1.2. MEMERIKSA MESIN ARUS SEARAH


Sebelum menghubungkan sebuah generator, lebih dahulu harus
ditentukan mana terminal-terminal anyker dan mana terminal-terminal
medannya.
Kalau terminal-terminal ini ditandai dengan huruf, tanda-tanda ini
dapat dipakai sebagai pedoman. Tetapi mesin-mesin yang sudah agak tua,
309

sering tidak memiliki tanda-tanda tersebut. Dalam hat ini kumparan angker
dan kumparan medannya harus ditentukan denaan cara mengukur. Cara yang
paling sederhanalah dengan menggunakan sebuah ohmmeter.
Kalau yang diukur sebuah mesin seri dengan empat terminal, sebuah
ohm meter akan mengukur suatu tahanan yang rendah jika dihubungkan
dengan tenninal-terrninal medan maupun dengan terminal-terminal angker.
Kalau sekarang ngker mesin itu diputar dengan tangan, dan meter tadi
dihubungkan dengan terminal-terminal angker, jarum meter ini akan
bergoyang.
Goyangan ini disebabkan karena tahanan kontak antara sikat-sikat dan
komutator dari generator akar berubah-ubah kalau angkernya diputar. Kalau
meter tersebut dihubungkan dengan terminal-terminal medan, jarumnya akan
tetap diam, sekalipun angker dan generator diputar.
Kalau yang diperiksa sebuah mesin shunt, pengukurannya lebih
sederhana. Tahanan dari kumparan medan mesin ini lebih besar daripada
tahanan kumparan angkernya.

Pertanyaan
Bagaimana cara menentukan kumparan angker dan kumparan-kumparan
medan sebuah generator kompon dengan pengukuran?

7.1.3. MEMERIKSA TAHANAN PENGATUR MEDAN


Tahanan pengatur yang digunakan untuk mengatur arus shunt
memiliki tahanan yang cukup besar. Pada tahanan pengatur ini terdapat tiga
terminal, yaitu q, s dan t (lihat gambar 1.7).
Tahanan pengatur medan yang terminal-terminalnya tidak ditandai
dengan huruf, dapat diperiksa dengan menggunakan sebuah ohmmeter, yaitu
sebagai berikut :
a. Letakkanlah kontak seret dart tahanan pengatur di salah satu kedudukan
ujung. Antara dua terminal sekanang akan diukur tahanan nol.
b. Letakkanlah kemudian kontak seret tersebut di kedudukan ujung yang lain.
Antara dua terminal sekarang akan diukur tahanan nol lagi.
310

c. Selanjutnya letakkanlah kontak seret itu di kedudukan tengah. Antara dua


terminal sekarang akan diukur suatu tahanan. Terminal yang ketiga akan
terisolasi dan kedua terminal ini.
Pertanyaan
Yang manakah sekarang terminal-terminal q, s dan t?

7.1.4. MENJALANKAN GENERATOR


Kalau sebuah generator setelah dijalankan, ternyata tidak memberi
tegangan, hal ini dapat disebabkan misalnya karena :
a. Hubungan medan generator itu salah. Karena itu magnet remanen yang ada
tidak diperkuat, tetapi justru diperlemahan.
Untuk memperbaikinya hubungan dari terminal-terminal medan harus
ditukar.
b. Magnet remanen yang ada terlalu lemah, sehingga generator itu tidak bisa
membangkitkan tegangan.
Dalam hal ini, generator tersebut kadang-kadang dapat dihidupkan dengan
cara menghilangkan singkat terminal-terminal positif dan negatifnya
selama sefraksi dan satu sekon. Tegangan yang ada, walaupun sangat kecil,
bisa menimbulkan suatu tegangan kejut induksi yang dapat menyebabkan
mesin tersebut membangkitkan tegangan.
Kalau cara ini tidak berhasil, magnet remanen dan generator harus
dipulihkan dengan menghubungkan kumparan medannya dengan suatu
sumber tegangan luar.
c. Letak sikat.sikatnya tidak benar, atau tekanan sikatnya terlalu rendah.
Kalau tekanan sikat-sikat ini terlalu rendah, tahanan kontaknya akan terlalu
besar, sehingga tegangan generator tidak bisa naik.
d. Komutatornya kotor atau sudah aus.
Untuk membalik kutub positif dari kutub negatif sebuah generator, arah
putarnya harus dibalik dan hubungan medannya ditukar.

Pertanyaan
1. Kontak 5 dan tahanan pengatur medan sebuah generator shunt harus
dihubungkan dengan medan generator. Kalau kontak.kontak s dan t
311

tertukar, qenerator mi akan juga memberi tegangan. Walaupun demikian,


hubungan yang terakhir mi tetap salah. Mengapa?
2. Juga kutub positif dan kutub negatif sebuah generator kompon dapat
dibalik dengan membalik arah putarnya dan menukar hubungan
medannya.
Apakah hanya hubungan medan shunt saja yang harus ditukar, ataukah
juga hubungan medan serinya?
3. Jalankanlah sebuah generator shunt atau generator kompon hingga
mencapai tegangan nominalnya.
Kemudian aturlah tahanan pengatun medannya ke kedudukan nol. Setelah
itu, kembalikanlah tegangan generator ini ke nilai nominalnya lagi.
Lepaskanlah sekarang hubungan kontak q dan aturlah tahanan
pengatunnya ke kedudukan nol lagi. Pada saat kontak seret dan tahanan
pengatur akan mencapai kontak yang terakhir, akan timbul bunga api.
Jelaskanlah mengapa sekarang timbul bunga api, sedangkan dalam
pencobaan yang pertama tidak.

7.2. PENGASUTAN MOTOR-MOTOR ARUS SEARAH


7.21. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian dibawah ini :
1. Sebuah motor shunt dengan tahanan asut. Gambarlah diagram
pengawatannva.
2. Sebuah motor seri dengan controller menurut gambar 1.22.
3. Sebuah motor kompon dengan tahanan asut dengan kumparan tegangan
minimum dan kumparan arus maksimum, menurut gambar 1.16.
4. Sebuah motor shunt dengan aparatur asut yang dilayani dengan tangan,
misalnya sebuah alat asut giling (gambar 1.9), alat asut datar (gambat 1.11)
atau alat lain yang sejenis.
Gambarlah diagram pengawatannya dan diagram lingkaran arusnya.
5. Sebuah motor shunt dengan aparat asut otomatis. Gambarlah diagram
lingkaran arusnya.
312

Tugas percobaan
Periksalah beberapa angker kecil dengan aparat penguji angker
Tugas Montase
Bongkarlah dan kemudian rakitlah kembali sebuah motor universal, misalnya
motor sebuah pengisap debu, motor sebuah mesin bor tangan atau sebagainya.
Dan motor ini, ujilah angkernya dari jumparan-kumparan medannya. Ukurlah
tahanan isolasinya dengan sebuah induktor.

Gambar 7.2. memperlihatkan sebuah motor universal. Motor-motor ini bisa


digunakan untuk tegangan searah maupun tegangan bolak-balik fasa-satu.
Tegangan nominalnya umumnya 110 V, 220 V atau 127 V; arah putarnya
biasanya satu.

7.2.2. PEMELIHARAAN SIKAT DAN KOMUTATOR


Sikat-sikat sebuah motor harus diperiksa secara teratur. Kalau harus
diganti dengan yang baru, sebagai gantinya harus digunakan sikat dari jenis
yang asli.
Sikat-sikat tersebut harus selalu dalam keadaan bersih, dan harus
dapat bergerak dengan bebas dalam rumahnya.
Tekanan biasanya 180 — 200 g/cm2. Untuk motor-motor dengan
kecepatan putar yang tinggi atau motor-motor yang banyak bergetar
digunakan, tekanan sikat 220 g/cm2 atau lebih.
Sikat-sikat atau komutator yang terlalu cepat aus, dapat disebabkan
antara lain oleh :
313

a. beban-lebih atau arus asut yang terlalu besar


b. getaran yang keras;
c. kedudukan sikat yang salah;
d. jenis sikat yang salah;
e. udara pendingin yang lembab atau mengandung zat-zat yang merusak.
Kalau komutator sebuah motor harus dibubut atau digerinda, lapisan-
lapisan mika antara Lamel-laniel komutator harus difrais sedemikian hingga
dalam dan alur-alur komutator kira-kira sama dengan lebarnya. Selain itu
tepi-tepi alur harus juga dibersihkan dari mika.
Untuk membubut sebuah komutator harus digunakan pahat yang
tajam dan kecepatan bubut yang tinggi, supaya tepi dari alur-alur komutator
tidak menjadi kasar.

7.2.3. MEMERIKSA ANGKER DAN KUMPARAN-KUMPARAN MEDAN


Untuk memeriksa angker dari kumparan-kumparan medan sebuah
mesin arus searah kecil atau sebuah motor universal, digunakan aparat
penguji angker (gambar 7.3). Aparat ini biasanya juga diperlengkapi dengan
lampu uji.
Selain aparat penguji ini .juga diperlukan sebuah ohmmeter dan
sebuah Motor-motor universal antara lain digunakan untuk perkakas tangan
listrik dan untuk alat-alat rumah tangga, misalnya pengisap debu.
Gangguan-gangguan yang dapat timbul dalam kumparan-kumparan
medan dan motor-motor ini adalah:
a. lititannya putus;
b. hubungan singkat dengan sepatu kutub;
c. hubungan singkat antar lilitan.
Lilitan yang putus dari hubungan singkat antar lilitan dapat diselidiki
dengan menggunakan lampu uji.
Kalau ada hubungan singkat antar lilitan, pemeriksaan ini dapat
dilanjutkan dengan mengukur tahanan dari kumparan-kumparan medan yang
diselidiki. Kalau kumparan-kumparan medan itu dalam keadaan baik.
tahananya harus sama.
314

Suatu cara yang lebih baik adalah dengan memasang kumparan yang
diselidiki pada teras sebuah transformator, dan memperlakukannya sebagai
kumparan sekunder. Kalau ada hubungan singkat antar lilitan, kumparan itu
akan menjadi panas.
Gangguan-gangguan yang dapat timbul dalam angker adalah:
a. hubungan singkat antara kumparan atau komutator dan lamel-lamel besi
dari rotor
b. lilitan angkernya putus;
c. hubungan singkat antar lilitan angker atau antar lamel komutator.

Hubungan singkat antara kumparan angker atau komutator dan


lamel-lamel besi den rotor dapat diselidiki dengan menggunakan lampu
uji. Yang perlu diperiksa cukup beberapa lamel komutator. saja, sebab
lilitan-lilitan dari angker membentuk satu kumparan.
Kalau tahanan antara dua lamel komutator yang berdampingan
diukur dengan sebuah ohmmeter, tahanan ini harus selalu sama. Kalau
dalam kumparan angker terdapat hubungan singkat, tahanan yang diukur
akan nol atau sangat kecil.
Cara yang lebih baik untuk menyelidiki apakah dalam kumparan
angker tendapat hubungan singkat atau tidak, adalah dengan
menggunakan aparat penguji angker (gambar 7.3). Angker yang diselidiki
diletakkan di atas aparat penguji. Setelah aparat ini dihidupkan, dalam
lamel-lamel angker akan diinduksi suatu medan bolak-balik.
Dalam salah satu alur dari angker kemudian diletakkan sebilah
penggaris baja. Penggaris ini akan bergetar kalau dalam lilitan angker
terdapat hubungan singkat. Kemudian angker itu diputar sedikit untuk
memeriksa alur berikutnya. Tiap-tiap alur harus diselidiki.
Cara lain untuk memeriksa angker diperlihatkan dalam gambar
7.4. Angker yang diselidiki diletakkan diatas aparat penguji. Setiap kali
315

dilakukan pengukuran antara dua lamel komutator yang berdampingan


dengan menggunakan sebuah voltmeter atau sebuah telepon kepala (lihat
gambar). Kalau angker itu dalam keadaan baik, penunjukan volmeter atau
nada yang didengar dalam telepon, akan selalu sama.
Tahanan Isolasi dari angker dan dari kumparan.kumparan medan,
dapat diukur dengan sebuah induktor,

7.3. MEMBALIK ARAH PUTAR MOTOR ARUS SEARAH


7.3.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaa di bawah ini :
1. Sebuah motor seri dengan tahanan asut dan controller kecil menurut
gambar.
2. Sebuah motor shunt dengan controller untuk dua arah putar menurut
gambar.
3. Sebuah motor shunt dengan tahanan asut balik menurut gambar 1.13.
4. Sebuah motor kompon dengan controller untuk dua arah putar menurut
gambar 1.56.
5. Sebuah motor kompon dengan tahanan asut yang diperlengkapi dengan
kumparan tegangan minimum dan kumparan arus maksimum. Selain itu
motor ini harus juga diperlengkapi dengan sebuah tahanan pengatur
medan untuk mengatur kecepatan putar, dan dengan sebuah sakelar tukar
untuk membalik arah putarnya. Gambarlah diagram pengawatannya.
Tugas percobaan, percobaan rem
316

1. Putuskanlah suplai sebuah motor shunt yang sedang berputar.


2. Ulangilah percobaan ini dengah motor shunt yang sama, akan tetapi
hubungkanlah sekarang sebuah tahanan dengan terminal-terminal. motor
setelah suplainya diputus. Pemutusan dan penghubungan ini harus
dilakukan dengan sebuah sakelar balik.
3. Kemudian putuskanlah dari motor shunt yang sama dan sedang berputar,
hubungan supplai angkernva saja, dan hubungkanlah tahanan tadi dengan
terminal-terminal angker. Kumparan-kumparan medan dari motor tetap
dihubungakan dengan jaringan suplai.
Juga pemutusan dan penghubungan ini harus dilakukam dengan sebuah
sakelar balik.

Pertanyaan
Dalam percobaan yang menakah motor berhentii Jelaskanlah jawaban anda.
Tugas percobaan
Carilah gangguan dalam sebuah motor arus searah yang diperlengkapi aparat
asut.

7.3.2. JENIS-JENlS MOTOR KOMPON


Untuk mengetahui apakah kumparan seri dan kumparan shunt sebuah
motor kompon saling membantu atau saling berlawanan, dapat digunakan
cara berikut ini :
a. jalankanlah motor komponen yang diselidiki sebagai motor chunt;
b. jalankanlah sebentar motor ini sebagai motor sari pertanyaan

Pertanyaan
1. Kalau arah putar dan motor untuk a dan b sama, bagaimanakah arah
medan-medannya. saling membantu atau saling berlawanan?
2. Mengapa dalam hal b, motor tersebut hanya boleh dijalankan sebentar
saja, dan tidak boleh dijalankan terus
Dalam praktek terdapat dua jenis motor kompon, yaitu :
317

a. Motor sari dengan kumparan shunt bantu.


Dalam hal ini medan-medan dalam motor saling membantu.
Motor-motor jenis ini digunakan untuk instalasi-instalasi derek.
Kalau motor ini bekerja dengan kait kosong kumparan shuntnya akan
membatasi kecepatan putarnya supaya tidak menjadi terlalu tinggi.
b. Motor shunt dengan kumparan seri bantu.
Dalam hal ini medan-medan dalam motor saling berlawanan.
Hubungan ini juga dinamakan hubungan kompon lawan atau hubungan
kompon diferensial. Kecepatan putar motor-motor jenis ini konstan.

7.3.3. MENCARI GANGGUAN DALAM MOTOR-MOTOR ARUS SEARAH


Kalau sebuah motor arus searah tidak jalan dengan baik atau tidak
bisa diasut dengan baik, hal ini dapat disebabkan oleh gangguan-gangguan
berikut ini :
a. Saluran suplainya terputus.
Misalnya karena pengaman leburnya putus, kabel suplainya putus
atau karena rangkaian tahanan asutnya terputus.
Pengaman lebur yang putus, sebaiknya untuk sementara diganti
dahulu dengan pengaman otomatis. Ukurlah kemudian tegangan di tahan
asut (dengan tahanan ini dalam kedudukan terbuka). Kalau tegangan ini
ada, putarlah kemudian tahanan asut itu sebentar ke kontak pertamanya
untuk segera dikembalikan lagi ke nol. Kalau sekarang timbul banyak
bunga api, ada kemungkinan besar terdapat hubungan singkat dalam kabel
yang menghubungkan tahan asut dengan motor.
Kalau tahanan asut dari motor dihubungkan, dan diterminal-
terminal angker dari medan ada teganan, namun motor itu tetap tidak mau
jalan, kesalahannya berada di dalam motor.
Kesalahan ini antara lain dapat berupa :
Kumparan yang putus, hubungan singkat sebagian dalam
kumparan, kedudukan sikat-sikat yang tidak benar, sikat-sikat
yang tidak membuat kontak.

b. Di sikat-sikat motor timbul bunga api.


318

Ini dapat disebabkan oleh kedudukan sikat yang salah atau oleh
sikat-sikat yang tidak membuat kontak baik dengan komutator, misalnya
karena kotor atau karena mika komutator yang menonjol ke luar.
Selain itu bisa juga disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mekanis
pada bantalan-bantalan motor atau oleh karena rotor motor bergeseran
dengan kumparan-kumparan medan.

c. Motor menjadi panas


Ini dapat disebabkan oleh beban-lebih, oleh hubungan singkat
antar lilitan dalam angker atau dalam kumparan medan, atau oleh bantalan
yang menjadi panas.

7.4. PENGATURAN KECEPATAN PUTAR MOTOR-MOTOR ARUS SEARAH


7.4.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah motor shunt dengan transformator pengatur dan penyatu arah menu
rut gambar 1.36.
2. Rangkaian Ward-Leonard menurut gambar 1.51.
Tegangan dan generator penguat medan dapat juga diperoleh dari sebuah
penyatu arah, sehingga generator ini dapat ditiadakan.
3. Rangkaian Ward-Leonard dengan tahanan pengatur untuk dua arah putar.
Gambarlah diagram pengawatan dan diagram lingkaran arusnya.
4. Sebuah motor seri dengan dua tahanan pengatur. Satu tahanan digunakan
untuk mengatur kecepatan putar motor ini di bawah kecepatan putar
nominal, dan tahanan yang lain untuk mengatur kecepatan putarnya di atas
kecepatan putar nominal. Gambarlah diagram pengawatannya.
5. Sebuah motor shunt dengan penyatu arah yang dapat diatur (rangkaian
jembatan yang setengah dikemudikan).

Tugas Montase
Buatlah sebuah penbubah berputar. Pasanglah mesin-mesin getaran.
319

7.4.2. PEMASANGAN MESIN-MESIN


Motor-motor harus dipasang kukuh dan benar-benar datar.
Gambarlah 7.5 memperlihatkan cara pemasangan sebuah motor di atas
fundasi beton dengan menggunakan baut jangkar (baut tundasi).

Mesin-mesin kecil sanipai kira-kira 40 kW, dapat juga dipasang. di


atas lantai beton dengan menggunakan baut-baut fundasi yang dicor dalam
lantai (gambar 7.6). Sering juga dapat digunakan baut baji (keilbout).
Gambar 7.7 memperlihatkan cara pemasangan sebuah motor di
atas lantai bangunan bertingkat.

Untuk memperoleh pemasangan yang benar-benar datar, harus


digunakan sifat air (waterpas). Kadang-kadang juga digunakan sifat air
siku-siku.
Gambar 75 memperlihatkan bidang-bidang yang dapat diukur
dengan sipat air, yaitu bidang-bidang yang diberi arsiran berikut ini :
a. sebelah atas dari ujung poros di sisi puli;
320

b. bidang pas antara tutup bantalan dan pelindung bantalan di sisi yang
bebas;
c. bidang pas antara tutup papan terminal dan rumah motor.
Gambar 7.8 memperlihatkan cara pemasangan sebuah motor
dengan menggunakan rel rentang (spanslade). Dalam hal ini sifat air yang
digunakan dapat diletakkan di atas rel rentang.

Motor-motor yang dibuat untuk pemasangan horisontal, sekali-kali


tidak boleh dipasang di atas bidang miring dengan kemiringan yang
melebihi 15°.
Motor-motor dengan kaki dan motor-motor dengan flensa harus
selalu dipasang sedemikian hingga lubang untuk pembuagan air
kondensasi berada di sebelah bawah. Kalau sebuah motor dipasang pada
dinding atau pada langit-langit, lika perlu tutup-tutup dan rumah motor
harus diputar sedemikian hingga lubang pembuangan air kondensasinya
berada di sebalah bawah. Kalau tutup-tutup ini tidak bisa diputar, jika
perlu harus dibuat lubang pembuangan air kondensasi baru ditempat yang
tepat lubang yang lama harus ditutup.
Kalau sebuah motor dipasang pada dindiing vertikal atau pada
langit-langit, tidak boleh digunakan rel rentang dan besi cor, tetapi harus
digunakan rel rentang dan baja. Sebab besi cor tidak boleh diberi beban
tank.
321

Motor-motor harus selalu dipasang sedemikian hingga dapat


dilayani, diperiksa dan dipelihara dengan mudah dan aman, dan tidak
menimbulkan kebakaran.
Alat-alat pengatur dan kontrol yang diperlukan harus dapat dicapai
dengan mudah dan aman, sekalipun motornya sedang jalan.
Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian hingga pelat
motornya dapat dibaca dengan mudah.
Bila perlu sebuah motor harus juga diberi perlindungan terhadap
gangguan-gangguan mekanis. Perlindungan ini harus sedemikian hingga
tidak menghalangi sirkulasi bebas dari udara pendingin yang diperlukan.
ini terutama penting untuk motor-motor yang dipasang dalam ruangan
yang sempit.
Biasanya suhu sekeliling motor tidak boleh melebuhi 40 °C.

7.4.3. MENYETEL KOPELING FLEKSIBEL


Untuk mencegah timbulnya getaran, garis sumbu poros motor dan
garis sumbu dengan poros yang digerakkan, harus benar-benar berada dalam
salu garis lurus. Ini juga berlaku untuk sebuah motor dengan kopeling
fleksibel. Kalau motor ini bergetar, bantalan-bantalannya dari bagian-bagian
dalam kopeling fleksibelnya akan cepat aus. Karena itu garis sumbu dari
poros-poros yang dihubungkan harus benar-benar berada dalam satu garis
lurus (gambar 7.9a).
Kesalahan-kesalahan yang dapat terjadi ialah :
1. garis sumbu dari poros-poros yang dihubungkan sejajar tetapi tidak berada
dalam satu garis (gambar 7.9b)
2. garis sumbu poros-poros tersebut tidak barada dalam satu garis lurus, tetapi
saling berpotongan (gambar 7.9c)
3. kombinasi dari kesalahan.kesalahan b dan c. Garis sumbu dari poros-poros
yang dihubungkan saling bersilangan (gambar 7.9d).
322

Untuk memperoleh penyetelah yang cermat, digunakan sebuah jam


ukur (gambar 7.10). Dengan cara ini dapat diperoleh penyetelan yang sangat
baik.
Untuk memeriksa pergeseran paralel antara kedua poros, sebuah jam
ukur dipasang vertikal dan kemudian poros motor diputar dengan tangan.
Untuk memeriksa perbedaan Sudut antara kedua poros, jam ukur itu dipasang
horisontal.

Penyimpangan yang diukur .tidak boleh melebihi 0,1 ram. Kalau sudah
disetel dengan baik, kedudukan masing-masing mesin di atas pelat fundasi
harus dipastikan dengan menggunakan pasak-pasak setel (gambar 7.11).
Dengan demikian, kalau pada suatu ketika mesin-mesin tadi harus direparasi
dan kemudian dipasang kembali, penyetelannya tidak perlu diulang lagi.

7.4.4. MENYETEL PENGGERAKAN DENGAN BAN MESIN ATAU TALI


MESIN BENTUK V
Kalau digunakan ban mesin atau tali mesin bentuk V. tegangan ban
mesin atau tali mesin ini harus dapat disetel. Karena itu motor yang digunakan
harus dipasang di atas rel rentang (gambar 7.12).
323

Puli motor harus menembel pada bahu poros motor dan tidak boleh
menonjol di luar ulung poros motor. Akan tetapi pull satu harus cukup bebas
dari tutup motor.

Puli motor dan roda yang digerakkan harus disejajarkan dengan


seksama, misalnya dengan menggunakan seutas tali halus, seperti
diperlihatkan dalam gambar 7.13. ini juga berlaku kalau digunakan tali mesin
bentuk V.
324

Tegangan ban atau tali mesin harus sedemikian hingga tepat cukup
untuk mencegah terjadinya slip. Kalau ban mesin atau tali mesin itu terlalu
tegang, bantalan-bantalan motor dan bantalan-bantalan dari mesin yang
digerakkan, akan cepat rusak. Tegangan ban mesin atau tali mesin dapat
disetel dengan sekerup-sekerup rentang yang terdapat pada rel rentang (lihat
gambar 7.12).

7.5. PENGATUR MOTOR-MOTOR FASA TIGA DENGAN SAKELAR


ELEKTROMAGNETIK
7.5.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah sakelar elektromagnetik menurut gambar 2.10.
2. Sebuah sakelar elektroniagnetik menurut gambar 2.13.
3. Sebuah sakelar elektromagnetik menurut sub-paragraf 2.8.6, tugas 2
(menggambar).
4. Sebuah sakelar elektromagnetik menurut sub-paragraf 2.8.6. tugas 3
(menggambar). Sakelar pelampung yang digunakan dapat juga diganti
dengan sebuah relais waktu termis atau dengan sebuah jam hubung.
5. Rangkaian menurut sub-paragraf 2.8.6, tugas 4 (menggambar).

Tugas montase
Pasanglah sebuah kontak tusuk untuk daya.
Hubungkanlah suatu kabel tetap dengan kotak-kontaknya. Kabel ini datang
dari sebuah kotak pengaman.
Hubungkanlah suatu kabel fleksibel dengan tusuk kontaknya.
Ujung lain dari kabel ini dihubungkan dengan sebuah motor yang dilayani
dengan sebuah sakelar elektromangentik.

7.5.2. MENYELESAIKAN UJUNG-UJUNG KABEL


Gambar-gambar 7.14 sampai dengan 7.20 memperlihatkan cara-cara
menyelesaikan ujung kabel.
325

Ujung kabel fleksibel harus diselesaikan sedemikian hingga kawat-


kawat halus dan urat-uratnya tidak menonjol dan menyebabkan hubungan
singkat, misalnya dengan cara memateni (gambar 7.14). Yang boleh dipaten
hanya ujung dari kawat-kawat halus itu saja. Bagian dari hantaran yang akan
dibengkokkan, tidak boleh disolder, sebab akan patah bila dibengkokkan.
Pekerjaan memateni ujung-ujung kabel fleksibel makan waktu.
Untuk menghemat watku dapat digunakan cara-cara penyelesaian lain,
misalnya dengan menggunakan tabung-tabung kecil atau mata yang dapat
ditekan dengan sebuah tang khusus (gambar 7.15). Tabung-tabung dan mata
ini dapat dibeli di toko.
Cara pemasangan seperti dalam gambar 7.16 hanya boleh digunakan
untuk hantaran 4 mm2 atau lebih kecil.
Untuk menyelesaikan ujung kabel, dapat juga digunakan sepatu
kabel.
Gambar 7.17 memperlihatkan sebuah sepatu kabel dengan tangkai
terbuka. Jenis ini dibuat dari pelat kuningan berlapis timah putih. Gambar
7.18 memperlihatkan jenis sepatu kabel yang diperlengkapi dengan sekerup-
sekerup tekan dan lubang solder. Jenis ini dibuat dan perunggu tuang atau
dan kuningan tuang. Selain jenis-jenis tersebut di atas, masih ada beberapa
jenis sepatu kabel lain.
Gambar 7.19 memperlihatkan cara menjepit kabel dengan
menggunakan pelat tekan dan baut tekan. Cara ini digunakan untuk
menghubungkan kabel dengan rel dan sebagainya. Ujung kabel tidak perlu
disolder. Juga kalau digunakan kontak tabung, misalnya dalam tusuk kontak,
ujung kabel tidak perlu disolder (gambar 7.20).
Penghantar-penghantar-pejal dengan luas penampang kurang dari 16
mm2, tidak memerlukan penyelesaian.
326

Untuk menyambung kabel-kabel fleksibel, dan untuk


menghubungkan kabel fleksibel dengan kabel tetap, hampir selalu harus
digunakan tusuk kontak. Dengan satu tusuk kontak hanya boleh
dihubungkan satu kabel fleksibel saja. Di ujung-ujung sepotong kabel
fleksibel tidak boleh dipasang tusuk kontak yang kedua-duanya ada
penanya. Sebab situasi demikian sangat membahayakan.
327

Urat-urat dari kabel fleksibel yang dipasang pada tusuk kontak harus
bebas dari beban tank. Gambar 7.21 memperlihatkan sebuah kontak tusuk
untuk tenaga. Sebuah apitan menjepit kabet yang dipasang. Dengan
demikian urat-urat kabel ini akan bebas dari beban tarik, sehingga tidak
mudah lepas. Juga kabel fleksibel yang dihubungkan dengan alat pemakai,
harus dipasang sedemikian hingga urat-uratnya bebas dari beban tank.
Tempat penyambungan kabel fleksibel harus diberi perlindungan
mekanis. Isolasi tempat penyambungan ini harus setaraf dengan isolasi dari
kabel yang dihubungkan.

7.5.3. MEMASANG SEPATU KABEL


Untuk memasang sepatu kabel pada ujung kabel dapat digunakan
beberapa cara, yaitu :
— dengan memateri;
— dengan sekerup;
— dengan mengempa.
Untuk memasang sepatu kabel dengan tangakal terbuka, isolasi dari
urat yang akan diberi sepatu kabel, harus dikupas setengah sentimeter lebih
panjang daripada panjang tangkai (lihat ganibar 7.22).
Kemudian tangakai sepatu kabel ini, dan juga sebagian dari isolasi
urat, dibalur dengan tali asbes atau dengan pita dan kain lensa. Dengan
demikian sepatu kabel itu tidak akan bergeser, dan timah solder yang akan
dibubuhkan mengalir keluar.
Setelah persiapan ini, sepatu kabel itu dipanaskan, dan diberi pasta
solder yang bebas asam, Kemudian, sambil memanaskan dauh dari sepatu
kabel, dibubuhkan timah solder 60.
328

Nyala api yang digunakan, hanya boleh mengenai daub dari sepatu
kabel, dan harus diarahkan ke atas (gambar 7.23). Tali asbes atau pita kain
lena yang dibajukan, boleh hangus.
Setelah tangkai sepatu kabel terisi penuh dengan timah solder,
balutannya dibuka dan sepatu kabel itu bersih. Sebagai tanda bahwa tangkai
dari sepatu kabel sudah terisi penuh dengan timah solder, harus terlihat
sedikit timah (lihat gambar 7.24).
Untuk luas penampang penghantar yang lebib besar, digunakan
sepatu kabel yang dituang. Untuk memateri sepatu kabel jenis ini, lebih
dahulu sekerup-sekenup api harus dikencangkan. Yang perlu dibalur
sekarang hanya perbatasan antara tangkai sepatu kabel dan isolasi urat kabel
saja. Pasta solder dan timah solder yang diperlukan, dimasukkan lewat
lubang di sebelah atas dari tangkai sepatu kabel. Lewat lubang ini juga dapat
dilihat apakah sepatu kabel itu sudah terisi penuh dengan timah solder atau
belum.
Pada waktu memanaskan daun dari sepatu kabel, harus dijaga supaya
timah solder yang dibubuhkan tidak terbakar.
Sepatu kabel yang digunakan harus cocok dengan ukuran
penghantar. Nomor dari sepatu kabel harus sama dengan luas penampang
dan penghantar.
Supaya lebih rapi, ujung urat yang sudah diberi sepatu kabel, dapat di
selubungi dengan kaus sudut (gambar 7.25). Ini terutama penting untuk
kabel-kabel dengan isolasi kertas. Kaus yang digunakan harus cukup
329

longgar, sehingga dapat dimasukkan lewat sepatu kabel. Kalau dipanaskan


sampai 130 °C, kaus ini akan menyusut sampai kira-kira 2/3 dan diameter
semulanya. Pemanasan ini sebaiknya dilakukan dengan udara panas atau
dengan alat pemanas inframerah. Kalau digunakan nyala api terbuka, bagian
yang dipanaskan harus digerak-gerakan dengan cepat, supaya kaus tersebut
tidak menjadi terlalu lembek.

Tangkai sebuah sepatu kabel super memiliki ulir yang menirus di


sebelah dalamnya. Karena bentuk tirus ini, kawat-kawat dari penghantar
yang dimasukkan, akan dipilih jadi satu. Dengan demikian sepatu kabel itu
akan terpasang kuat sekali.
Untuk memasang sepatu kabel ulir ini, digunakan sebuah tang kabel
untuk memegang urat kabel yang akan diberi sepatu (gambar 7.26).
Sepatu kabel kempa dapat dipasang dengan cepat. Jenis sepatu kabel
ini memiliki tangkai tertutup. Lubang tangkai lebih besar dariapda diameter
penghantar yang akan diberi sepatu kabel. Setelah diselubungkan pada
penghantar, tangakai itu dikempa dengan menggunakan sebuah tang kempa
(gambar 7.27).
330

Tang kema ini memiliki suatu pengunci yang memaksa pemakainya


untuk menekan sampai tang itu tertutup sama sekali. Dengan demikian
sepatu kabel ini akan selalu terpasang kuat.
Di kepala sepatu kabel terdapat sebuah lubang inspeksi, untuk
memeriksa apakah sepatu kabel itu sudah terpasang dengan baik. Dalam
keadaan darurat, sepatu kabel ini dapat juga disolder lewat lubang inspeksi
tersebut.

7.6. MEMBALIK ARAH PUTAR MOTOR ARUS BOLAK-BALIK FASA-SATU


DAN FASA-TIGA
7.6.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah motor arus bolak-balik fasa-satu menurut paragraf 2.7- soal 3.
2. Sebuab motor fasa-tiga yang dihubungkan dengan jaringan tegangan
bolak-balik fasa-satu 220 V, dengan menggunakan sebuah sakelar
sandung untuk dua arah putar.
Gambarlah diagram pengawatannya.
3. Sebuah sakelar balik yang dilayani dengan tangan untuk sebuah motor
fasa-tiga. Gambarlah diagram pengawatannya.
4. Sebuah sakelar balik elektromagnetik menurut gambar 2.16.
5. Sebuah sakelar balik elektromagnetik yang dapat melayani sebuah motor
fasa-tiga dan dua tempat berlainan, dengan menggunakan tombol-tombol
tekan berpegas. Tombol-tombol tekan ini harus diberi rangkaian
pengunci. Gambarlah diagram pengawatannya.

Tugas Montase
331

Bongkarlah dan kemudian pasanglah kembali sebuah motor fasa-tiga.


Periksalah bantalan-bantalan beberapa motor.

Tugas Montase (proyek)


Rencanakanlah dan kemudian bangunlah sebuah panel layan untuk mesin
frais menurut sub-paragraf 2.8.14 tugas 4 (menggambar).
Tombol-tombol layan dan lampu isyarat yang diperlukan, harus dipasang
di pelat depan.
Pohon-pohon kabel yang digunakan, harus dihubungkan dengan jalur-
jalur terminal.
Satu terminal hanya boleh digunakan untuk satu kawat saja.
Tiap-tiap pohon kabel harus diuraikan lengkap dari ujung-ujung kabelnya
diberi nomor, sesuai dengan nomor terminal yang dihubungkan
dengannya.

Panel layan ini dapat dibuat dari besi pelat. Sambungan-sambungan plat
yang diperlukan, dapat dibuat dengan mudah dengan menggunakan paku-
paku keling buta

7.6.2. PEMELIHARAAN MOTOR


Untuk mengurangi motor-motor listrik yang digunakan, dalam suatu
perusahaan, harus diawasi dan dipelihara secara teratur.
Pemeliharaan ini terutama terdiri dari :
— pemeliharaan bagian luar ;
— pelumasan;
— revisi.
Pemeliharaan bagian luar terutama terdiri dari membersihkan sirip-
sirip pendingin dan alur-alur pendingin dari motor ini penting, supáya
pendinginannya tetap baik.
Motor-motor kedap tetasan air tidak boleh disemprot dengan air untuk
membersihkannya. Motor-motor jenis ini harus dilindungi terhadap percikan
air.
332

Supaya badan motor tidak berkarat, lapisan cat yang rusak atau lapuk,
harus segera diperbaharui.
Motor-motor yang lama tidak digunakan, harus dijalankan secara
periodik, sedapat mungkin satu kali setiap minggu. Tindakan ini perlu supaya
kumparan-kumparan motor tidak menjadi lembab.
Kalau kumparan-kumparan sebuah motor lembab, tahanan isolasinya
akan turun. Tahanan isolasi ini harus sekurang-kurangnya 1000 Ω per volt
Jadi tahanan isolasi sebuah motor untuk 380 V, harus sekurang-kurangnya
380.000 Ω
Motor-motor yang sudah lama tidak digunakan harus lebih dahulu
diukur tahanan isolasinya, sebelum dicoba. Tahanan isolasi ini harus dikur
antara masing-masing kumparan maupun antara kumparan dan rumah motor.
Pengukuran ini dilakukan dengan sebuah induktor. Kalau tahanan isolasinya
kurang, motor itu harus dikeringkana tau diperbaiki.

7.6.3. PELUMASAN BANTALAN-BANTALAN MOTOR


Motor-motor listrik sekarang hampir semuanya diperlengkapi dengan
bantalan peluru atau bantalan gulung (roller bearing). Bantalan-bantalan baru
oleh pabrik pembuatnya diisi dengan gemuk. Kapan gemuk ini harus
diperhaharui tergantung pada :
a. kecepatan putar dari motor yang bersangkutan;
b. jenis bantalan yang bersangkutan (bantalan peluru, bantalan gulung dan
seterusnya). dan diameter bantalan ini
c. tekanan atau tarikan pada poros motor;
d. suhu sekeliling
Pabrik pembuat bantalan memberi informasi mengenai jenis-jenis
gemuk yang boleh digunakan dan perioda pelumasan yang diperlukan.
Perioda pelumasan ini dapat ditentukan dari diagram-diagram Jumlah jam
kerja dalam satu perioda dapat berkisa antara 500 sampai 70.000 jam,
tergantung pada jenis bantalan dan pada keadaan serta lingkungan kerjanya.
Bantalan-bantalan peluru yang kedua sisinya ditutup dengan pelat
penutup oleh pabrik pembuatannya diisi dengan gemuk yang dapat
333

digunakan selama umur bantalan itu. Jadi gemuk bantalan jenis ini tidak
perlu diperbaharui.

7.6.4. MEMBONGKAR MOTOR


Supaya kerjanya dapat diandalkan motor-motor harus direvisi pada
waktunya. Masa liburan perusahaan, seringkali digunakan untuk memeriksa
semua motor yang digunakan
Kalau sebuah motor harus direvisi, pertama-tama motor itu harus
dibongkar. Lebih dahulu puli, roda gigi atau roda kopelingnya harus dilepas
dan poros motor dengan menggunakan alat yang tepat (lihat gambar 7.28).
Setelah baut-bautnya dilepas, tutup-tutup bantalan dan tutup-tutup motor
dapat dilepas dengan mengetuknya secara hati-hati. Sebagam alat untuk
mengetuk harus digunakan sebuah martil dari tembaga atau sepotong kayu.
Sebelum dilepas, sebaiknya tutup-tutup itu dan rumah motor diberi tanda,
misalnya dengan menggunakan pahat titik. Dengan demikian pada waktu
nanti dipasang kembali, tutup-tutup ini tidak mungkin dipasang salah.

Bagian-bagian yang kecil harus disimpan dalam sebuah kotak, supaya


tidak tercecer.
Tutup-tutup motor yang sangat besar biasanya diberi luang tap
terusan ekstra. Baut-baut yang digunakan untuk mengikat tutup motor, dapat
disekerupkan ke dalam lubang tap ini. Baut ini sekarang berfungsi sebagai
baut tekan untuk menekan tutup motor, supaya lepas dari rumah motor.
Tutup motor harus dilepas dengan hati-hati, supaya tidak rusak. Kalau
tutup ini berat, harus digunakan takal.
334
333

Kemudian rotor motor dikeluarkan dengan hati-hati, supaya tidak


merusak kumparan-kumparan motor. Jika rotor itu berat, harus diangkat oleh
dua orang atau lebih. Kadang-kadang perlu digunakan takal.
Gambar 7.29 memperlihatkan sebuah motor fasa-tiga tertutup dengan
pendinginan luar. Nama-narna bagiannya tercantum dalam gambar.

7.6.5. MEMBERSIHKAN BAGIAN DALAM DARI MOTOR


Debu yang tidak termpur dengan gemuk atau minyak, dapat
dibersihkari dengan lap kering yang bersih, dengan penghisap debu atau
dengan cara meniup dengan udara kering.
Debu yang tercampur dengan gemuk atau minyak, dapat dibersihkan
dengan lap yang diberi sedikit minyak tanah atau tetra. Sering juga digunakan
kaleng semprot dengan obat pembersih. Kalau digunakan udara tekan atau obat
pembersih kimiawi, harus hati-hati supaya tidak melukai diri sendiri atau orang
lain, atau merusak kumparan-kumparan motor.

7.6.6. MENGGANTI BANTALAN MOTOR.


Sebelum motor dibongkar, lebih dahulu bantalan-bantalannya harus
diperiksa apakah keadaannya masih baik. Untuk itu sebuah obeng diletakkan
dengan ujungnya pada rumah bantalan dan motor yang sedang berputar. ujung
lain dari obeng diletakkan pada kuping.
Kalau bantalan itu dalam keadaan baik, akan didengar bunyi yang
lemah dan teratur. Kalau bantalan tersebut terlalu kering karena kurang
pelumas, bunyinya akan lebih keras. Sebuah bantalan yang rusak atau sudah
aus, akan menghasilkan bunyi yang tersendat-sendat atau bunyi seperti pluit.
Bunyi sebuah bantalan gulung, biasanya lebih keras daripada bunyi
bantalan peluru.
Untuk melepas sebuah bantalan, harus digunakan alat tank bantalan
yang cocok. Alat tank ini hanya boleh menekan pada gelang dalam dari
bantalan (gambar 7.30).
Sebelum memasang bantalan baru, sebaiknya poros motor digosok
sebentar dengan kertas ampelas yang paling halus, Sebelum dipasang, bantalan
0
baru harus dipanaskan dahulu dalam minyak 700 C, kemüdian cepat
334

dimasukkan ke dalam poros. Kalau tidak bisa masuk, gelang dalam dari
bantalan dapat dipukul perlahan-lahan dengan menggunakan sepotong pipa
yang pas dengan pores motor. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan cepat,
tetapi dengan hati-hati.
Bantalan-bantalan peluru yang salah satu sisinya tertutup, harus
dipasang sedemikian hingga sisi yang tertutup berapa di sebelah dalam, jadi
menghadap ke rumah motor.

Bantalan-bantalan yang pada waktu revisi ternyata masih baik, harus


dibersihkan dengan seksama dengan menggunakan minyak tanah atau tetra.
Sebaiknya bantalan itu kemudian dicuci ulang dengan bensin untuk
menghilangkan sisa-sisa obat pembersih yang digunakan. Sesudah bersih,
bantalan tersebut diberi beberapa tetes minyak pelumas dan diputar dengan
tangan.
Kemudian bantalan itu diisi dengan gemuk. Jenis gemuk yang
digunakan harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh pabrik pembuat
bantalan, dan harus benar-benar murni dan bersih. Gemuk konsisten tidak
boleh digunakan. Sekali-kali juga jangan mencampur jenis-jenis gemuk yang
berbeda.
Setelah bantalan itu dipasang, kamar-kamar gemuknya dapat ditambah
gemuk lagi. Akan tetapi bantalan hanya boleh diisi 2/3 saja dengan gemuk,
335

tidak boleh diisi penuh seluruhnya. Bantalan yang diisi sampai penuh dengan
gemuk, bisa menjadi panas.
Kadang-kadang suhu bantalan-bantalan baru mula-mula bisa meningkat
sampai 80° — 100 °C, tetapi kemudian suhunya harus berangsur-angsur turun.
Kalau sebuah bantalan menjadi panas atau tetap panas, hal ini dapat disebabkan
oleh karena :
a. bantalan itu tidak cocok;
b. pemasangannya salah;
c. bantalan itu diisi terlalu penuh dengan gemuk, atau gemuk yang digunakan
tidak cocok..

7.6.7. MEMASANG MOTOR


Motor yang sudah dibersihkan dan diperiksa, dipasang kembali dengan
urutan sebaiknya.
Sebelum mulai dipasang, tahanan Isolasinya harus diukur dahulu.
Tutup-tutup motor dipasang, dengan mengetuknya secara hati-hati sampai
pinggiran-pinggirannya masuk. Perhatikanlah tanda-tanda yang ada. Baut-baut
pengikatnya kemudian dikencangkan secara merata.
Roda ban, roda 9191 dan roda kopeling harus pas dengan poros. Kalau
roda ini karena sesuatu sebab tidak bisa dimasukkan. ke dalam poros dengan
menarik atau menekan, roda itu harus dipanaskan dahulu dalam sebuah tanur.
Roda-roda tersebut tidak boleh dipukul. Poros motor sekali-kali jangan dibubut
atau dikikir.

7.7. MOTOR ANGKER GELANG SERET


7.7.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian.rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah motor angker gelang seret menurut gambar 2.41.
2. Sebuah motor angker gelang seret menurut gambar 3.?.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dan lingkaran
arus kemudinya.
336

3. Sebuah motor angker gelang seret dengan tahanan asut rotor otomatis.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan diagram Pengawatannya
4. Sesuai dengan sub-paragraf 2.8.14 tugas 1 (menggambar)
Motor yang digunakan harus sebuah motor angker gelang seret.
5. Sesuai dengan sub paragraf 2.8.6 tugas 1 (menggambar).
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dan lingkaran
arus kemudinya.

Tugas Kalkulasi
Buatlah suatu daftar bahan berikut kalkulasi harganya untuk perlengkapan
hubung bagi gambar 7.31.

Tugas Montage
Pasanglah sebuah kotak pengaman.

7.7.2. MEMESAN PERLENGKAPAN HUBUNG-BAGI


Pesanan perlengkapan hubung-bagi harus disertai dengan :
1. Diagram dasarnya berikut keterangan-keterangan antara lain mengenai
(gambar 7.31)
a. tegangan jenis arus, frekuensi dan daya hubung-singkat dari jaringan yang
akan memberi suplai kepada perlengkapan hubung-bagi (konstruksi
perlengkapan hubung-bagi harus tahan terhadap arus-arus hubung singkat
yang dapat timbul);
b. pelaksanaan sistem relnya, misalnya sistem rel fasa-tiga dengan atau tanpa
rel netral dan rel pentanahan;
c. kemampuan hantar arus nominal dari tiap-tiap bagian, misalnya sakelar-
sakelar rumah-rumah patron, patron-patron lebur dan sebagainya;
d. jenis pengamanan dari sakelar-sakelar yang diperlukan, dengan
menyebutkan nominal dan alat-alat pemakai yang harus diamankan;
e. cara pelayanan dan sakelar-sakelar yang diperlukan;
f. daya alat-alat pemakai yang akan dihubungkan;
337

Gambar 7.31
Contoh diagram dasar untuk merencanakan sebuah perlengkapan hubung-bagi

g. perbandingan transformasi, kelas kesalahan dan daya transformator-


transformator anus yang diperlukan;
h. jenis, jumlah urat dan luas penampang penghantar dari kabel-kabel yang
akan digunakan.

2. Keterangan mengenai keadaan sekeliling di mana perlengkapan hubung-bagi


itu akan digunakan.
3. Keterangan mengenai ruang yang tersedia untuk pemasangan perlengkapan
hubung-bagi dan untuk pelayanannya.
4. Keterangan mengenai syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi oleh
perlengkapan hubung-bagi perihal susunannya, pentanahannya, kerja alat-
alatnya dan sebagainya.
5. Keterangan mengenai bentuk konstruksi penunjang yang diperlukan (jika
ikut dipesan), misalnya :
a. konstruksf penunjang untuk pemasangan di lantai, dengan pelat-pelat
penopang yang mengarah ke depan;
b. konstruksi penunjang untuk pemasangan di tembok.
338

7.7.3. JENIS-JENIS PERLENGKAPAN HUBUNG-BAGI


Kotak-kotak hubung.bagi dapat dibuat dari :
— bahan buatan;
— besi cor;
— pelat baja;
— logam ringan.
Berhubung dengan daya yang harus dihubungkan, dikenal beberapa
konstruksi.
a. untuk instalasi penerangan dan instalasi tenaga daya kecil, rel-rel dan
pengaman-pengaman lebur yang diperlukan, dan jika ada juga sakelar-
sakelar rangkaian akhirnya, dipasang jadi satu dalam sebuah kotak (lihat jilid
10;
b. untuk daya-daya yang lebih besar digunakan kotak rel, kotak sakelar, kotak
pengaman dan kotak rangkaian akhir atau kotak rangkaian cabang tersendiri.
Kotak-kotak ini kemudian disusun menjadi sebuah baterai kotak hubung
bagi.
Gambar 7.32 memperlihatkan bentuk konstruksi yang disebut di butir b.
Kotak-kotak yang diperlihatkan dalam gambar ini, dibuat dari poliester yang
diperkuat dengan anyaman kaca. Tutup-tutupnya tembus cahaya.
Kotak-kotal yang digunakan harus cukup besar sehingga di dalamnya
ada cukup ruang untuk memasang bagian-bagian yang bertegangan dan jika
diperlukan juga sekat-sekat bunga api.
Lubang-lubang masuk untuk pipa harus diberi batas penahan, supaya
pipa yang dipasang tidak bisa masuk ke dalam kotak.
339

Gambar 7.32 baterai kotak hubung-bagi dari Polimer

7.7.4. MENYUSUN BATERAI KOTAK HUBUNG-BAGI


Untuk menyusun baterai kotak hubung-bagi, pada umumnya digunakan
pedoman-pedoman berikut ini :
a. Luas penampang dan rel-rel utama di tiap-tiap kotak red dibuat sama, dan
disesuaikan dengan kuat arus nominal dalam kabel suplai;
b. titik suplai untuk rel-rel utama ditentukan sedemikian hingga beban arus
rel-rel ini di kiri-kanan dan titik suplai, sedapat mungkin sama. Titik ini
disebut titik berat listrik dari baterai kotak hubung-bagi
c. saluran-saluran keluar dengan kuat arus nominal terbesar, sedapat mungkin
ditempatkan di bawah kotak-kotak rel dan sedekat mungkin dengan titik
suplai
d. saluran-saluran dengan kotak ujung kabel tanah sedapat mungkin dipasang
di bawah kotak-kotak rel;
340

e. sakelar-sakelar yang dilayani dengan tangan, harus dipasang dalam


jangkauan tangan;
f. meter-meter harus dipasang pada ketinggian sedemikian hingga mudah
dibaca.
Supaya kotak-kotak dari perlengkapan hubung-bagi dapat digabungkan
dengan mudah, keempat sisi dari kotak rel diberi bidang-bidang pas. Jenis kotak
rel yang harus digunakan, antara lain ditentukan oleh ukuran peralatan yang
akan dipasang diatasnya atau di bawahnya. Kotak-kotak dengan bidang pas
yang sama, dapat langsung digabungkan. Bidang-bidang pas yang tidak dipakai,
harus ditutup dengan pelat penutup.
Rel-rel utamanya dibuat dari jalur-jalur tembaga berlapis nikel, dan
dipasang dengan menggunakan sekat-sekat penyangga. Sekat-sekat ini
sekaligus juga membagi sistem rel atas beberapa seksi.
Untuk mengurangi bahaya kebakaran, biasanya digunakan rel telanjang.
Sering rel-rel ini dicat menurut warna fasa masing-masing. Dengan demikian
fasa setiap rel dapat dilihat dengan jelas.
Gambar 7.33 memperlihatkan beberapa klem cabang untuk rel. Klem-
klem ini harus dipasang dengan sela-sela yang cukup lebar.
341

Kotak-kotak rel saling dihubungkan dengan menggunakan baut. Baut-


baut ini sekaligus menjepit sekat-sekat penyangga yang dpasang antara kotak-
kotak rel.
Gambar 7.34 memperlihatkan cara pemasangan tutup kotak yang salah
dan yang benar. Kalau di dalam kotak ada hantaran yang terlepas, hantaran ini
tidak boleh bisa bersentuhan dengan baut pengikat yang dibuat dan logam.
Adakalanya digunakan baout-baout pengikat dari bahan isolasi.
Gambar 7.36 memperlihatkan sebuah kotak ujung kabel. Larutan
pemasangannya dapat dilihat dalam gambar 7.36. Untuk memperoleh
sambungan masuk yang kedap debu digunakan sebuah cincin karet.
342

Dalam sebuah kotak dari suatu perlengkapan hubung-bagi hanya boleh


ada sambungan-sambungan yang memang milik kotak itu. Ketentuan ini tidak
berlaku untuk :
a. sambungan-sambungan pendek yang dipasang secara teratur dan digunakan
untuk pengukuran dan pemberian isyarat;
b. sambungan-sambungan yang dipasang tegak lurus dengan ret-rel utama,
dan menggunakan bagian-bagian dari satu perlengkapan hubung-bagi,
asalkan ada cukup tempat.

7.7.5. PEMASANGAN PERLENGKAPAN HUBUNG-BAGI


Perlengkapan hubung-bagi harus dipasang di tempat yang mudah
dicapai dan cukup terang.
Disebelah depannya, sepanjang perlengkapan hubung-bagi itu, harus
ada ruang bebas selebar sekurang kurangnya 0,75 meter (untuk tegangan
rendah), dan tinggi sekurang-kurang 2 meter (PUIL 1977 ayat 602 B2).
343

Gambar 7.38 Baterai kotak hubung-bagi dipasang pada suatu kontruksi penunjang untuk
persamaan di atas lantai, dengan pelat-pelat penopang yang mengarah ke
depan.

Kalau perlengkapan hubung-bagi itu hanya terdiri dari beberapa kotak


terpisah, kotak-kotak ini dapat dipasang langsung di tembok dengan
menggunakan baut-baut baji (keilbouten).
Untuk memasang perlengkaan hubung-bagi yang lebih besar,
diperlukan suatu konstruksi penunjang yang dapat dipasang langsung di
tembok (gambar 7.37). atau di atas lantai (gambar 7.38).
Perlengkapan hubung-bagi yang dipasang di udara terbuka, harus
memenuhi syarat-syarat berikut ini (PUIL 1977 ayat 612 A1):
a. konstruksinya harus kuat dan tahan cuaca luar
b. lubang-lubang ventilasinya harus dibuat sedemikian hingga binatang kecil,
benda kecil dan air yang jatuh tidak mudah masuk ke dalam kotak. Untuk
mencegah terjadinya kondensasi, ventilasinya harus cukup. Untuk
menghilangkan air kondensasi yang mungkin masih terbentuk, harus ada
kemungkinan untuk penyalurannya
c. semua komponen harus dipasang di bagian dalam dan perlengakapan
hubung bagi, sehingga hanya dapat dilayani setelah membuka tutup yang
terkunci.
344

Perlengkapan hubung-bagi yang dipasang diluar, harus dipasang di atas


landas yang cukup kuat dan letaknya cukup tinggi, sehingga tidak akan
tergenang dalam air jika terjadi banjir (PUIL 1977 ayat 612 B1). Sebaiknya
perlengkapan hubung-bagi itu diberi perlindungan terhadap hujan (lihat gambar
7.39).
Kalau ada kemungkinan akan terjadi kerusakan mekanis pada suatu
perlengkapan hubung-bagi, bagi ini harus diberi perlindungan mekanis yang
memadai, atau konstruksinya harus diperkuat.
Ketentuan.ketentuan lebih lanjut mengenai perlengkapan hubung.bagi
terdapat dalam PUIL 1977 bab 6.

7.8. SAKELAR BINTANG SEGITIGA DENGAN PELAYANAN TANGAN


7.8.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah sakelar bintang-segitiga
Gambarlah diagram pengawatannya.
345

2. Sebuah controller bintang-segitiga.


Gambarlah diagram pengawatannya.
3. Sebuah sakelar sandung bintang-segitiga untuk dua arah putar. Gambarlah
diagram pengawatannya.

Tugas Percobaan
1. Dari sebuah sakelar bintang-segitiga yang tertutup, keluar sembilan kawat.
Tentukanlah dengan sebuah ohmmeter, kawat-kawat fasa R, S dan T, kawat-
kawat U, V dan W, dan kawat-kawat Z, X dan Y dan sakelar ini.
2. Dari sebuah motor fasa-tiga keluar enam kawat. Hubungkanlah kawat-kawat
ini dengan terminal-terminal yang tepat di papan terminal motor.

Tugas Montase
Hubungkanlah sebuah motor fasa-tiga yang dilayani dengan sebuah sakelar
bintang segitiga. Sakelar ini dilayani dengan tangan.
Motor tersebut dipasang dalam ruangan lembab.

7.8.2. MENGHUBUNGKAN SAKELAR BINTANG-SEGITIGA


Untuk menghubungkan sebuah sakelar bintang-segitiga, kita dapat
bertolak dan kode-kode huruf yang terdapat pada sakelar dan motor, serta dan
warna hantaranhantaran yang digunakan.
Akan tetapi cara dengan menggunakan sebuah penguji tegangan
(spanningstester: lihat gambar 7.59) seRingkali lebih cepat. Untuk itu, sakelar
yang akan dihubungkan dipasang dahulu. Hantaran-hantaran dadi kabel suplai
dihubungkan dengan terminal-terminal B, 5, dan T dalam sakelar. Hantaran-
hantaran yang harus dihubungkan dengan terminal-terminal motor sekarang
dapat ditentukan sebagai barikut :
a. Ketiga pengaman lebur dipasang, dan sakelar tadi diputar ke kedudukan
bintang. Tegangan antara hantaran-hantaran ke motor kemudian diukur
dengan alat penguji tegangan.
Antara tiga hantaran akan diukur tegangan nol. Hantaran-hantaran ini harus
dihubungkan dengan terminal-terminal Z, X dan Y dan motor. Sebelum
346

menghubungkan hantaran-hantaran ini, semua pengman lebur harus dilepas


dahulu.
Kalau digunakan tegangan suplai 3 X 380 V, antara tiga hantaran lainnya
akan diukur 380 V (lihat gambar 7.40).

b. Kemudian hanya dipasang satu pengaman lebur, dan sakelar tersebut


diputar ke kedudukan segitaga (lihat gambar 7.40).
Tegangan terminal-terminal Z, X dan V dan motor diukur terhadap tanah.
Salah satu terminal, misalnya V. akan menunjukkan tegangan 220 V ke
tanah.
Kemudian tegangan hantaran-hantaran yang belum dihubungkan juga
diukur terhadap tanah. Satu di antara hantaran-hantaran ini akan juga
menunjukkan tegangan 220 V ke tanah. Hantaran ini harus dihubungkan
dengan terminal W dari motor (lihat gambar 7.40).
Selanjutnya dipasang pengaman lebur yang kedua. Tegangan terminal-
terminal Z dan X diukur lagi terhadap tanah. Misalnya sekarang X
menunjukkan tegangan 220 V ke tanah. Tegangan kedua hantaran yang
belum dihubungkan juga diukur lagi. Satu di antaranya sekarang akan
347

menunjukkan tegangan 220 V ke tanah. Hantaran ini harus dihubungkan


dengan terminal V dari motor.
Hantaran terakhir yang belum dihubungkan kemudian dihubungkan dengan
terminal U dari motor.
Pengukuran ini dapat juga dilakukan dengan sebuah volmeter, ohmmeter
atau dengan cara lain.

Untuk membalik arah putar motor, dua fasa dalam sakelar harus
ditukar. Kalau hubungan dengan terminal-terminal motor yang ditukar, tidak
hanya misalnya U dan V saja yang harus ditukar, tetapi juga Z dan X (lihat
gambar 7.41).
Kalau yang ditukar misalnya hanya hubungan dengan terminal-terminal
U dan V saja (lihat gambar 7.42), kumparan U-X akan tidak mendapat
tegangan, karena terminal-terminalnya dihubungkan dengan fasa yang sama,
yaitu fasa S. Kalau sekarang dijalankan juga, motor ini akan jalan dengan dua
fasa saja, sehingga bisa terbakar.

7.8.3. URUTAN KUMPARAN-KUMPARAN MOTOR Dl PAPAN TERMINAL


MOTOR
Kumparan-kumparan motor harus selalu dihubungkan dengan urutan
yang tepat dengan terminal-terminal di papan terminal motor.
Kalau pada waktu di perbaiki, misalnya kumparan U-X dihubungkan
terbalik seperti dalam gambar 7.43, kumparan ini akan menentang kedua
348

kumparan lainnnya. Nilai medan resultan yang dibangkitkan oleh ketiga


kumparan, sekarang akan tidak konstan lagi, dan juga lebih kecil daripada
normal. Diagram vektor dari rnedan-medan yang dibangkitkan akan seperti
yang diperlihatkan dalam gambar 7.44 (bandingkan dengan gambar 2.5,
kedudukan I Ia).
Jika diagram vektor ini juga digambar untuk kedudukan-kedudukan
lainnya, akan dapat dilihat bahwa nilai dari medan resultan akan berubah-ubah.
Kalau dalam tiap-tiap fasa dipasang sebuah amperemeter, ketiga
amperemeter ini seharusnya menunjukkan nilai yang sama. Jika penunjukkan
meter-meter itu tidak sama, ada kemungkinan hubungan salah satu kumparan
salah, atau dalam motor ada kesalahan lain.

Perbedaan arus fasa yang tidak melebihi 5% masih dapat diterima.


Arus-arus fasa yang berbeda, bisa juga disebabkan oleh tegangan-tegangan fasa
yang tidak sama

Tugas
Gambarlah juga diagram-diagram vektor untuk kedudukan-kedudukan I sampal
dengan V (gambar 2.5), jika salah satu dari kumparan motor dihubungkan
terbalik.

7.8.4. MEMASANG KABEL YANG TIDAK DITANAM DALAM RUANGAN


LEMBAB
Untuk instalasi dalam ruangan-ruangan basah dan lembab, biasanya
digunakan kabel instalasi, misalnya NYM. Kabel ini boleh dipasang di atas atau
di dalam lapisan pelester, dan juga di atas kayu, tetapi tidak boleh ditanam
dalam tanah. NYM boleh digukan dalam ruangan yang lembab dan basah, juga
dalam ruangan dengan bahaya kebakaran (lihat jilid I, lampiran 6).
349

Gambar 7.45 memperlihatkan cara pemasang dalam saluran kabel.


Saluran saluran ini ditutup dengan pelat baja atau dengan pelat beton. Kabel-
kabel untuk hubungan cabang, misalnya ke mesin, dimasukkan dalam pipa.
350

Kabel-kabel yang dipasang dalam saluran kabel, dapat diletakkan lepas


di dasar saluran, atau dalam talang yang dibuat dalam saluran (lihat gambar
7.46). Gambar ini memperlihatkan sebuah yang juga digunakan untuk pipa-
pipa gas, air dan udara tekan. Pipa-pipa ini diletakkan di dasar saluran.
Kalau di bawah lantai ada ruangan untuk merangkak yang cukup tinggi,
kabel-kabel yang diperlukan dapat dipasang diam ruang ini, misalnya di atas
jalur kabel (lihat gambar 7.47). Jalur kabel ini dipasang dengan menggunakan
batang-batang ulir. Batang-batang ulir ini disekerupkan ke dalam mur-mur
yang sudah dicor dalam lantai beton pada waktu gedungnya dibangun. Kabel-
kabel tadi dapat diletakkan begitu saja di atas jalur kabel, tidak perlu diikat.
Dalam bangunan-bangunan besar, untuk pemasangan kabel-kabel yang
diperlukan dibuat terowongan-terowongan. Lantai-lantai dan bangunan saling
dihubungkan dengan lubang-lubang vertikal (lihat gambar 7.48).
351

Untuk menyambung kabel-kabel dalam ruangan lembab harus


digunakan kotak-kotak kabel yang kedap air. Gambar 7.49 memperlihatkan
sebuah kotak kabel universal yang dapat digunakan dalam ruangan-ruangan
lembab dan basah. Kotak kabel ini dapat juga digunakan di udara terbuka, dan
di tempat-tempat kerja. Kotak tersebut memiliki tujuh lubang pemasukkan
kabel dengan ulir PG 16. Peking karet B dan tutup C dipasang dengan
menggunakan empat sekerup dan bahan buatan
Penekan paking F dan cincin penutup S kedua-duanya diperlengkapi
dengan membran dengan lubang kecil di tengahnya.
Kotak kabel ini dapat digunakan untuk kabel dengan diameter luar 8
mm - 13 mm. Kalau sebuah kabel dimasukkan ke diam penekan paking F dan
cincin penutup S. kedua membran akan memegang selubung kabel itu dengan
erat, sehingga diperoleh sambungan yang kedap air. Penekan paking F hanya
perlu dikencangkan saja, sampai cincin penutup S tetahan dan dijepit dengan
kuat.
Lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup dengan tutup E.
352

Untuk mengupas kabel yang akan dipasang, digunakan tang pengupas


kabel. Dengan tang ini dapat dibuat torehan memanjang maupun torehan
melingkar pada selubung kabel (lihat gambar 7.50).
Kalau digunakan kabel PVC. misalnya NYM atau RMvK, biasanya
lapisan pembungkus intinya juga dibuang. seperti diperlihatkan dalam gambar
7.51. Untuk VRMrK, selubung dalam yang dibuat dari karet, dibiarkan
menonjol 10 mm di luar selubung luar (gambar 7.52).
353

Setelah selesai dipasang, sisi luar dari penekan paking F masih ditutup
lagi dengan wijmaplast untuk mencegah masuknya lembab (gambar 7.53).
Kotak kabel yang diperlihatkan dalam gambar ini memiliki tabung -tabung
paking yang dapat dikencangkan sendiri-sendiri.

7.8.5. MEMASANG KABEL-KABEL KHUSUS DALAM RUANGAN


LEMBAB
Ujung-ujung kabe! pemanas harus ditutup dengan tule kaca (gambar
7.54). Setelah ujung kabel dipersiapkan. diambil sedikit pasta ozurit. Pasta ini
digulung menjadi suatu pipa kecil dan dimasukkan ke dalam tule kaca tersebut.
Tule ini kemudian diselubungkan pada ujung kabel (lihat gambar).
354

Gambar 7.55 memperlihatkan cara menyambung kabel pemanas yang


dipasang dalam air, misalnya dalam akurium. Kabel pemanas yang digunakan
memiliki selubung luar dan timbel. Pada selubung luar ini disolder sepotong
pipa timbel dengan menggunakan timbah solder 50. Urat-urat kabel suplai dari
kabel pemanas disambung dengan menggunakan sebuah klem Pipa timbel itu
kemudian diisi dengan wijmaplast.

Ujung-ujung kabel neon harus ditutup dengan penutup ujung dari kaca
(gambar 7.56). Setelah dipasang pada ujung kabel, penutup ujung ini dituang
penuh dengan massa pengisi.
355

Kalau terjadi gangguan, atau kalau sebuah instalasi harus direvisi,


ujung-ujung dari kabel yang ada, sering harus dikerjakan lagi. Terutama ujung-
ujung dari kabel berselubung timbel, lama kelamaan akan menjadi rapuh.
Untuk memperbaikinya, pada ujung urat-uratnya diselubungkan kaus susut.
Sepatu-sepatu kabel yang ada tidak dilepas. Kaus susut yang digunakan harus
cukup longgar sehingga dapat dimasukkan lewat sepatu kabel. Setelah kaus
susut tadi dikerutkan, sela-sela antara urat-urat diisi dengan wijmaplast.
Kemudian ujung kabel masih diselubungi lagi dengan sepotong kaus susut
yang cukup longgar. Dengan demikian ujung kabel itu akan tertutup rapat
hingga kedap air (gambar 7.57).

7.9. SAKELAR BINTANG-SEGITIGA OTOMATIS


7.9.1. TUGAS-TUGAS
Tugas-tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini :
1. Sebuah sakelar bintang-segitiga otomatis
Gambarlal diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dari lingkaran
arus kemudinya.
2. Sebuah sakelar bintang-segitiga balik otomatis.
Gambarlah diagram lingkaran arus dari lingkaran arus utamanya dan dari
lingkaran arus kemudinya.
3. Sebuah controller bintang-segitiga dengan kedudukan awal dan kedudukan
akhir yang dipaksakan.
Gambarlah diagram lingkaran arus dari lingkaran arus utamanya dan dari
lingkaran arus kemudinya.
356

4. Sebuah mesin bubut dengan motor yang dilayani dengan sebuah sakelar
bintang-segitiga elektromagnetik.
Untuk pompa cairan pendinginnya digunakan sebuah motor pompa yang
dilayani dengan sebuah sakelar elektromagnetik. Motor pompa ini baru bisa
dijalankan, kalau sakelar dari motor utama sudah dalam kedudukan segitiga.
Selain itu mesin bubut tersebut juga diperlengkapi dengan sebuah sakelar
utama dalam bentuk sakelar sandung, dan dengan tiga lampu kontrol, yaitu
satu dibelakang sakelar utama, satu untuk motor utama dan satu untuk motor
pompa.
Untuk melayani motor-motor tersebut, ada satu tombol tekan berpegas untuk
stop, dan dua tombol tekan berpegas untuk jalan, yaitu satu untuk motor
utama dan satu untuk motor pompa.
Gambarlah diagram lingkaran arus dan lingkaran arus utama dari lingkaran
arus kemudinya.
Sebagian besar dari tugas-tugas membuat rangkaain di atas, dapat dapat
dilaksanakan dengan menggunakan papan hubung yang diperlihatkan dalam
gambar 7.58. Papan hubung ini dapat dibangun sendiri dari komponen-
komponen yang diperlukan.

Tugas percobaan
Canilah gangguan dalam suatu rangkaian sakelar bintang-segitiga
elektromagnetik.
357

Tugas montase
Laksanakanlah pengawatan suatu rangkaian sakelar bintang-segitiga
elektromagnetik dengan menggunalcan NYA. Kabel-kabel yang diperlukan
dapat diikat jadi satu dengan menggunakan pita plastik atau dengan cara lain.
Untuk pelaksanaan tugas ini, buatlah lebih dahulu suatu diagram
pengawatan tanpa kawat. Buatlah kemudian pohon kabel yang diperlukan,
dan pasanglah kabel-kabelnya. Dengan satu terminal hanya boleh
dihubungkan satu kawat saja.
Untuk menyambung kabel-kabel yang diperlukan, dan untuk
menghubungkan kabel suplai dari kabel-kabel keluar, digunakan jalur atau
jalur-jalur terminal.
358

7.9.2. MENCARI GANGGUAN PADA MOTOR-MOTOR FASA-TIGA


Kalau sebuah motor fasa-tiga tidak berfungsi dengan baik, hal ini dapat
disebabkan oleh karena :
a. Motor itu hanya mendapat suplei dua fasa saja.
Karena itu motor tersebut akan tidak bisa atau sulit diasut. Sebuah
motor fasa-tiga yang jalan dengan dua fasa saja, akan menjadi panas.
Fasa mana yang putus dapat ditentukan dengan sebuah penguji
tegangan (gambar 7.59), yaitu sebagai berikut.
Tegangan-tegangan fasa R, S dan T diukur terhadap tanah di terminal-
terminal motor. Untuk mengetahui apakah juga ada hubungan singkat antara
fasa, tegangan antara fasanya juga diukur, yaitu antara R dan S, S dan T dan
antara R dan T.
Sebelum dimulai dengan pengukuran, hubungan-hubungan bintang
atau segitiga di papan terminal motor harus dilepas dahulu. Jika tidak,
terminal yang fasanya terputus, juga akan mendapat tegangan lewat
kumparan motor (lihat gambar 7.60).

b. Tegangan suplainya terlalu, rendah.


Karena itu. motor tersebut akan tidak bisa atau baru lama sekali
mencapai kecepatan putar normalnya, sehingga dapat menjadi panas.
Tegangan suplai dapat diperiksa dengan sebuah voltmeter.
359

c. Bebannya terlalu berat.


Karena itu motor tersebut akan menjadi panas, dan kecepatan
putarnya akan turun Beban sebuah motor dapat diperiksa dengan mengukur
arus-arus motor.
d. Ada hubungan singkat antar lilitan.
Karena itu motor tersebut akan menjadi panas dan mendengung.
Kecepatan putarnya akan turun.
Untuk memeriksa motor ini, semua arus fasanya harus diukur. Kalau
ada hubungan jingkat antar lilitan, arus-arus ini akan tidak sama.
Juga kalau ada lilitan yang membuat hubungan singkat dengan tanah,
arus-arus fasa dari motor akan tidak sama.
e. Ada kerusakan mekanis
Misalnya bantalan-bantalan dari motor telah aus. Karena itu rotornya
mungkin bergeseran dengan stator.
Bantalan-bantalan dapat diperiksa dengan menggunakan sebuah
obeng (lihat sub-paragraf 7.6.6).
f. Motor itu terlalu sering dijalankan dan dimatikan.
Karena itu motor tersebut akan menjadi terlalu panas.
g. Lingkaran arus rotornya terputus.
Pada motor-motor angker gelang seret, lingkaran arus rotor bisa
terputus, misalnya karena kontak sikat-sikat yang jelek. Karena itu motor
tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik.

7.9.3. MEMBERKAS KABEL-KABEL


Dalam perlengkapan-perlengkap hubung-bagi dan aparatur lain, sering
ada sejumlah besar kabel yang harus digabung jadi satu. Untuk mengikat kabel-
kabel ini dapat digunakan beberapa cara :
a. Diikat dengan tali ikat, dengan menggunakan simpul mastworp (lihat gambar
7.61). Cara ini sangat makan waktu
b. Diikat dengan ban montase berinti aluminium (gambar 1.62). Ban montase ini
ditekan dengan menggunakan sebuah tang (gambar 7.63)
Cara ini digunakan. dalam panel-panel ukuran kecil dan sedang, dan dapat
menghasilkan suatu montase yang ketat dan rapi.
360
361

c. Diikat dengan pita kancing (gambar 7.74). Cara. Ini banyak digunakan untuk
memberkas kabel-kabel fleksibel.

d. Untuk panel-panel besar banyak digunakan saluran-saluran plastik seperti


gambar 7.65. Kabel-kabel yang diperlukan diletakkan begitu saja dalam
saluran-saluran ini tanpa diikat jadi satu atau diikat pada saluran. Kalau
kabel-kabel itu harus dapat dikeluarkan ke samping. dapat digunakan saluran
dengan sisi-sisi yang terdiri dari segmen-segmen yang dapat dipatahkan (lihat
gambar).
Untuk pengawatan dalam rak-rak bagi banyak digunakan terminal-terminal
rangkai.. Terminal-terminal ini dapat disorong ke dalam suatu ret. Sering
pada terminal-terminal ini dapat ditempelkan pelat-pelat tanda (lihat gambar
7.66). Untuk menandai kabel-kabel yang dipasang. dapat juga digunakan tule
kode yang diselubungkan pada ujung kabel. Tule-tule ini berwarna atau diberi
nomor-nomor kode (gambar 7.67).
362

7.9.4. PEMASANGAN DENGAN SEKEBUP KAYU


Untuk memasang kelm dan aparatur ada banyak cara. Untuk
pemasangan yang baik cepat, harus digunakan alat-alat pemasangan yang tepat.
Hal ini penting sekali.
Pipa instalasi yang ditanam dalam tembok, tidak perlu dipasang dengan
klem, cukup dengan paku saja. Paku-paku ini harus ditanam cukup dalam,
supaya tertutup seluruhnya dengan lapisan pelester. Jika tidak, dan paku-paku
itu berkat, kertas dinding yang menutupi lapisan pelester. akan menjadi rusak.
Untuk bangunan beton, sebelum dimulai dengan pengecoran beton,
pipa-pipa intalasi yang diperlukan, diikat dahulu pada besi beton yang sudah
dipasang dengan menggunakan kawat besi berlapis seng.
Saluran-saluran yang dipasang tampak harus dipasang dengan
menggunakan klem dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
- untuk pipa instalasi, jarak antar klem tidak boleh melebihi satu meter
(PUIL 1977, ayat 730 F9)
- untuk kabel NYM, jarak antar klem harus sedemikian hingga kabel ini
tidak terlihat melendut (PUIL 1977, ayat 742 B2).
Menurut peraturan Belanda, untuk pemasangen pipe instalasi bukan
logam, jarak antar kelm tidak boleh melebihi :
50 cm untuk pasangan vertikal;
363

40 cm untuk pasangan tidak vertikal.


Untuk pemasangan kabel tanpa perisai dengan luas penampang
penghantar 6 mm2 atau kurang, jarak antar kelm tidak boleh melebihi :
40 cm untuk pasangan vertikal;
30 cm untuk pasangan tidak vertikal.
Untuk pemasangan kabel-kabel lain atau pipa instalasi dan logam, jarak
enter klem tidak boleh melebihi satu meter.
Jarak antara benda bantu dan klem yang terdekat tidak boleh melebihi
10 cm.
Alat-alat pemasangan yang digunakan tidak boleh merusak kabel atau
pipa instalasi.
Untuk pemasangan di atas kayu, digunakan sekerup kayu. Sebelum
sekerup ini dipasang, dibuat lubang kecil dahulu dalam kayu dengan
menggunakan sebuah penusuk. Kalau kayu itu keras, lubang yang diperlukan
harus dibor. Kalau sekerup yang akan dipasang sulit masuk, ulirnya dapat
diberi sedikit gemuk sebelum disekerupkan.
Untuk memasang sekerup kayu dalam botol, atau dalam batu, tidak
boleh digunakan sumbat kayu, tetapi harus digunakan misalnya sumbat (plug)
yang dibuat dari rami, plastik atau nilon.
Untuk membor lubang dalam beton atau dalam batu, digunakan pahat
rawl, lug atau bor batu. Ukuran mata bor atau pahat yang digunakan, harus
sesuai dengan ukuran sumbat dan sekerup kayu yang akan dipasang. Ukuran
diameter sekerup kayu dinyatakan dengan nomor. Lubang yang dibuat harus
sedikit lebih dalam daripada panjang sumbat. Lapisan pelester tidak ikut
diperhitungkan.
Dalam tabel di bawah ini diberikan ukuran-ukuran yang berlaku untuk
sumbat nelon

Tugas
364

Lengkapilah tabel di bawah ini dari nomor 8 sampai dengan nomor 26, dengan
bantuan suatu buku katalog.

Kalau misalnya digunakan sekerup kayu no. 8, harus digunakan pahat no. 8
dan sumbat no.8 (lihat gambar 7.68).

Gambar 7.69 memperlihatkan sebuah mesin bot vibrato dengan mata


bor untuk batu. Mata bor ini dibuat dari baja keras dengan sisi-sisi potong dan
dari widia. Pada waktu menggerek, mesin ini juga membuat gerakan getar,
sehingga debu yang timbul dapat lebih mudah keluar dari lubang.
365

Gambar 7.70 memperlihatkan buah mata bor batu yang dapat


disambung. Dengan menggunakan mata bor ini dapat dibor lubang-lubang
yang panjang.
Kalau lubang yang telah dibuat terlanjur terlalu besar, dapat digunakan
sumbat yang dapat diuli, yaitu sumbat dari bahan serat plastis. Sekerup kayu
yang disekerupkan ke dalam sumbat ini, akan terpasang cukup kuat.
Untuk pemasangan dalam air dan untuk suhu sekeliling yang tinggi,
digunakan sumbat perunggu putih (gambar 7.71). Gambar 7.72
memperlihatkan sebuah sumbat timbel. Sumbat ini terhadap pengaruh dari uap
bahan-bahan kimia.

Untuk memasang pipa di atas tembok dan pada langit-langit, juga


banyak digunakan klem tekan dari plastik, yang dilekatkan dengan
menggunakan pasta perekat. Supaya dapat melekat dengan baik, dinding dan
langit-langit yang akan ditempeli, harus benar-benar rata, bersih dan kering.
Perekat tersebut harus dibiarkan kering dahulu selama dua jam, sebelum pipa
itu boleh dipasang.
366

7.9.5. PEMASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN DUBEL BAJA


Cara pemasangan ini menghemat waktu. Dubel atau baut baja dapat
langsung dipakukan ke dalam batu, beton atau baja lunak. Bentuk dan
ukurannya macam- macam.
Gambar 7.73 memperlihatkan sebuah baut berkepala ulir dan baja keras,
ukuran M4-20. Ukuran ulir baut ini 4 mm metris, dan panjangnya 20 mm. Klem
yang bersangkutan dapat dipasang dengan sebuah mur segi enam (lihat gambar
7.76).
Gambar 7.74 memperlihatkan sebuah baut ukuran M6. Baut ini dapat
dipakukan ke dalam baja lunak setebal 3,5 mm. Bentuknya yang berigi-rigi
mencegah baut tersebut untuk ikut berputar.
Gambar 7.75 memperlihatkan sebuah baut dengan ulir dalam M4.

Untuk menancapkan dubel digunakan alat pemegang dengan batang


pukul (gambar 7.77). Gambar 7.78 memperlihatkan penampang sebuah alat
pemegang. Panjang batang pukul, dan cincin-cincin jarak yang digunakan.
menentukan jarak dinding yang akan diperoleh (jarak antara dinding dan batas
ulir).
Cara memukulnya hapus dengan pukulan ganda, yaitu dengan satu
pukulan keras disusul oleh satu pukulan ringan. Berat palu yang digunakan
harus 1 — 2 kg.
367

Cara yang lebih cepat untuk menancapkan dubel ialah dengan


menugunakan alat penembak (gambar 7.79). Alat ini diisi dengan (patron-
patron khusus berkaliber 6,6 mm. Sebuah palu pemukul digerakkan oleh
energi patron yang di. tembakkan. Palu pemukul ini kemudian menancapkan
baut yang harus dipasang dalam dinding dengan perantara suatu betide sisipan.
Benda sisipan ini mencegah baut itu untuk memantul kembali kalau kena besi
baton atau batu kerikil. Baut tersebut tidak mungkin sampai menembus
tembok.
Alat penambak ini harus digunakan dengan sangat hati-hati

7.9.6. PEMASANGAN DENGAN MENGGUNAKAN PITA NILON


Untuk memasang pipa dan kabel, dan untuk memberkas kabel-kabel,
dapat juga digunakan Pita pengikat dan nilon. Pita ini tahan terhadap lembab
dan terhadap pengaruh dari uap bahan-bahan kimia. Panjangnya macam-
macam, dan bisa juga di sambung-sambung.
Salah satu sisi pita ini dibuat bergerigi (gambar 7.80). Gigi-gigi pita
berfungsi sebagai kait. Kalau sudah ditarik lewat celahnya, pita ini tidak
mungkin ditarik kembali. Untuk melepaskan ikatannya, pita tadi harus dipotong
dengan gunting.
368

Untuk menarik pita pengikat ini supaya kencang, dapat digunakan


sebuah tang kombinasi, atau sebuah tang khusus.

Untuk pemasangan di tembok, digunakan sumbat tembok khusus.


Sumbat ini diperlengkapi dengan celah (lihat gambar 7.80).
Kalau sumbat tersebut dipasang dalam dinding yang lunak, harus
digunakan lubang 7 mm. Kalau dinding itu keras, harus digunakan 8 mm.
Sumbat tadi memiliki cincin-cincin konsentris, dan dipukul ke dalam
lubang, cincin-cincin itu akan menjadi lengkung. Kalau sumbat tadi ditarik,
cincin-cincinnya akan berusaha kembali ke bentuk semula. Jadi untuk menarik
sumbat ini ke luar, bentuk cincin-cincinnya harus diubah dahulu dan bentuk
cekung ke bentuk cincin yang semula. Karena diameter luar cincin-cincin ini
semula lebih dari diameter lubang, sumbat itu tidak mungkin ditarik ke luar.
Gambar 7.81 memperlihatkan suatu banda bantu untuk pemasangan
pada dubel baja ukuran M6.
369

7.9.7. MEMASANG SEJUMLAH PIPA ATAU KABEL YANG SEJAJAR


Untuk memasang sejumlah kabel yang sejajar, dapat digunakan klem
kabel banyak (gambar 7.82). Gambar 7.83 memperlihatkan pemasangan secara
susun.
Klem-klem ini digunakan untuk pemasangan pada balok-balok baja
profil. Kalau dilapisi dengan plastik busa, kabel-kabel yang bersangkutan akan
terpasang lebih baik, terutama jika diameter luar kabel-kabel itu tidak sama
(gambar 7.84).

Cara lain untuk memasang sejumlah pipa atau kabel yang sejajar, ialah
dengan menggunakan rel pipa atau rel montase dengan mur luncur.
Mur-mur luncur ini dapat juga diganti dengan jalur-jalur sarong
(gambar 7.85). Kalau digunakan jalur-jalur sorong, pipa-pipa atau kabel-kabel
yang dipasang akan selalu sejajar.
Untuk pemasangan pipa digunakan klem atau jelur-jalur klem sorong
dan bahan buatan (gambar 7.86) Setetah jalur-jalur ini dimasukkan ke dalam
rel, pipa yang dahulu. Di tempat percabangan, pipa yang bersangkutan
kemudian dipotong sedikit untuk memasang kotak cabang yang diperlukan,
Setelah itu pipa tadi dikembalikan lagi ke tempatnya semula.
Pada cara pemasangan ini, pipa yang sudah dipasang tidak menempel
pada dinding, sehingga tidak akan mudah rusak karena air kondensasi.
370

Gambar 7.86

Untuk kabel sering digunakan klem rel kabel dan isolit (gambar 7.87).
Kabel itu dijepit antara klem-klem ini.
Untuk memasang kabel-kabel yang sejajar dapat juga digunakan jalan
kabel yang berlubang-lubang (gambar 7.88). Kabel-kabel itu dapat dipasang
dengan mengunakan klem atau ikat dengan pita. Pada sistem ini, kabel yang
bersangkutan ditunjang seluruhnya. Jalan-jalan kabel ini dapat dirangkaikan
dengan menggunakan benda-benda bengkok dan segmen-segmen khusus.
371

7.9.8. CARA PEMASANGAN DENGAN SISTEM SALURAN KABEL (DUCT


SYSTEM)
Sistem yang akan diuraikan ini dipasarkan dengan nama Unifix.
Saluran-saluran kabel ini dapat dipasang pada langit-langit dengan
menggunakan benda-benda bantu khusus. Di dalam dan di luar saluran, dapat
dipasang kotak-kotak sambung dan perlengkapan-perlengkapan lain.
Pemasangannya dapat dilakukan oleh pekerja-pekerja yang bukan ahli
listrik. Akan tetapi penyelesiannya dan pemasangan kabel-kabel yang
diperlukan, harus dilakukan oleh ahli-ahli listrik.
Kemungkinan-kemungkinan yang dimiliki sistem ini ialah :
a. instalasi penerangan, instalasi tenaga, instalasi arus lemah dan instalasi-
instalasi lainnya, dapat dipasang dalam saluran-saluran yang tarpisah
b. kabel-kabel yang diperlukan, dapat diletakkan begitu saja dalam saluran,
tidak perlu diikat;
c. saluran-saluran ini dapat disembunyikan di atas langit-langit sistem
Saluran-saluran kabel ini dibuat dari pelat baja setebal 1 mm. Panjang
tiap-tiap potongan sama dengan 992 mm atau 1984 mm. Lebar dasarnya 60
mm atau 80 mm, dan tinggi dindingnya 40 mm.
Satu saluran dapat dibagi menjadi dua saluran yang terpisah dengan
memasang suatu dinding pemisah (gambar 7.89).
372

Saluran-saluran ini dapat digantung dengan menggunakan klem langit-


/lngit berlapis sang, dengan batang ulir dan mur berlapis seng. Batang-batang
ulir ini berulir seluruhnya; diameternya 5/16”.
Gambar 7.90 memperlihatkan dua saluran kabel yang digantung
bersusun. Untuk menggantung saluran kabel pada balok-balok profil,
digunakan klem-klem khusus. Biasanya dalam balok-balok tidak boleh dibuat
lubang. Kalaupun diperbolehkan, lubang-lubang itu juga tidak dapat dibor
tepat di tengah-tengah flensa sebuah balok I. Jadi saluran kabel yang
bersangkutan tidak bisa digantung tepat di bawah tengah-tengah balok.

Gambar 7.90 Dua saluran kabel digantung bersusun


373

Dengan menggunakan kelm seperti gambar 7.91, saluran kabel tadi dapat
digantung tepat di bawah garis sumbu sebuah balok I.
Kalau saluran kabel itu harus digantung di samping sebuah balik I.
dapat digunakan klem seperti gambar 7.92. Gambar 7.93 memperlihatkan
sebuab klem dengan saluran kabel yang diletakkan di atasnya, sehingga letak
saluran lebih tinggi.
Untuk menyambung potongan-potongan saluran kabel digunakan pelat-
pelat penyambung.
Umumnya kabel-kabel yang dipasang diletakkan begitu saja dalam
saluran. Kalau dipasang vertikal, kabel-kabel itu diikat dengan pita, seperti
diperlihatkan dalam gambar 7.94.

Gambar 7.95 memperlihatkan cara membuat percabangan dengan


menggunakan sambungan samping. Sambungan-sambungan ini dipasang pada
sisi saluran kabel, setelah lebih dahulu membuka lubang keluar kabel di tempat
itu.
374

900

Untuk mengalihkan ke tinggian lain, digunakan benda bengkok cekung


dan benda bengkok cembung (gambar 7.96).
Gambar 7.97 memperlihatkan beberapa benda bengkok horisontal.
Sudut benda-benda bengkok ini dapat disetel dan 109 hingga 900.
Gambar 7.98 memperlihatkan cara memasang sebuah kotak pengaman
pada aluran kabel
Pada sisi-sisi saluran kabel dapat dipasang kotak-kotak cabang dengan
menggunakan pelat montase (gambar 7.99). Kotak-kotak ini dapat dipasang
menghadapi ke dalam atau menghadap ke luar (lihat gambar).
375

Kotak-kotak cabang untuk sistem ini memiliki tujuh lubang masuk


yang dapat dibuka kalau akan digunakan. Di tempat-tempat itu, dinding kotak
dapat dipatahkan dengan mudah. Dalam lubang masuk yang sudah dibuka,
dapat dipasang sebuah paking untuk pia instalasi atau untuk kabel (gambar
7.100). Paking-paking ini dibuat dari bahan plastis dan dirancang untuk pipa
5/8” dan kabel dengan diameter luar 15 mm.
376

Kabel-kabel yang harus disambung, dapat dipotong, dikupas dan


disambung di luar kotak (lihat gambar 7.100). Karena itu, penyambungannya
dapat dikerjakan lebih cepat.
Setelah semua kabel selesai disambung, paking-pakingnya ditekan ke
dalam lubang-lubang masuk dan kotaknya ditutup.
Di dasar kotak juga ada empat lubang yang dapat dibuka dengan
mematahkan bahan kotaknya. Dengan adanya lubang-lubang ini, dan dengan
menggunakan benda-benda bantu, di belakang pelat montase dapat dipasang
sebuah kotak-kotak dinding, sakelar, sakelar tank, fiting lampu atau alat lain
(gambar 7.101).
Untuk pemasangan armatur lampu TL ada klem-klem khusus (gambar
7.102).
Gambar 7.103 memperlihatkan sistem saluran ka el yang selesai
dipasang. Di tutup saluran terdapat empat lubang baut untuk memasang tutup-
tutup ini, dan sebuah lubang untuk memasukan kabel. Lubang-lubang ini baru
dibuka kalau akan dipergunakan.
Kalau di bawah dasar saluran dipasang sebuah kotak cabang, pada
tutup kotak ini dapat dipasang sebuah armatur untuk lampu. Untuk
pengawatan armatur ini sebaiknya jangan digunakan NYA, tetapi kabel yang
377

tahan panas. Sebab suhu dalam armatur bisa tinggi, terutama kalau digunakan
lampu-lampu pijar.

7.9.9. MEMASANG ALAT-ALAT LISTRIK


Alat-alat listrik harus dipasang dengan menggunakan sekerup atau baut.
Ada banyak jenis baut dan sekerup yang dapat digunakan, misalnya baut baji
(keilbout), rawlsets dan rawltamps.
a. Baut baji (gambar 7.104)
Baut ini dibuat dari baja dan berbentuk agak konis. Kalau
dimasukkan ke dalam lubang yang telah dibor, dan murnya dikencangkan,
pelat-pelat pegangannya akan mengembang sehingga menekan pada
dinding lubang.
378

Baut baji ukuran 3/8” X 100 X 50 memiliki baut dengan diameter


3/8 dan panjang 100 mm, panjang pelat-pelat pegangnya sama dengan 50
mm.

Selain jenis dengan baut konis tersebut di atas, ada juga jenis dengar
mur konis (gambar 7.105). Ke dalam mur ini dapat di sekerupkan sebuah
baut atau baut tap biasa.
Sekerup baji kecil antara lain digunakan untuk memasang pelat
dasar bagi sakelar-sakelar kotak, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.106.

Baut kait (gambar 7,107) dan baut mata antara lain digunakan untuk
memasang kawat rentang.
b. Rawlsets (gambar 7.108)
Rawlsets ini terdiri dari sebuah sekerup kecil dari logam dan sebuah
bumbung dari logam bukan besi. Kalau sekerup itu dikencangkan, segmen-
segmen bumbung tersebut akan mengembang dan menekan pada dinding
lubang.
Alat pemasangan ini digunakan untuk memasang alat-alat kecil.
379

c. Rawltamps (Gambar 7.109)


Dengan menggunakan rewltamp ini dapat dipasang ulir logam dalam
beton. Lubang yang diperlukan tidak perlu dalam. Jadi tidak sampai
mengenai besi baton.
Tamp ini terdiri dari sebuah Inti berbentuk konis dengan lubang
barulir. Inti ini dibungkus dengan timbel (lihat gambar). Cara pemasangan
ini kedap air dan tidak bisa apes karena getaran.

Secara umum, cara pemasangan dan penempatan alat-alat listrik


harus. sedemikian hingga alat yang dipasang :
a. dapat dipergunakan dengan aman
b. tidak dapat menimbulkan kebakaran
c. tidak dapat menimbulkan kerusakan.
Bagian-baqian yang bertegangan atau yang dialiri arus, harus
dipasang sekurang-kurangnya 2 cm dari dinding, langit-langit atau lantai
yang dibuat dari bahan yang mudah terbakar. Atau antara alat dan misalnya
dinding. dapat juga dipasang bahan yang tidak bisa terbakar dan tidak
manyerap lembab.
380

7.910. PEMASANGAN PADA LANGIT-LANGIT DAN PADA DINDING


TIPIS
Untuk memasang peralatan pada langit-langit dan pada dinding tipis
yang sebelah belakangnya tidak dapat dicapai, dapat digunakan beberapa
cara.
Gambar 7.110 memperlihatkan sebuah sekerup jungkir. Kalau sekerup
ini dimasukkan dalam sebuah lubang dalam langit-langit, sayap-sayapnya
akan mengembang karena tekanan sebuah pegas kecil.
Untuk pemasangan pada hardboard dapat digunakan jenis yang di
perlihatkan dalam gmabar 7111. Jenis ini memiliki bagian-bagian sayap yang
tidak sama panjangnya. Kalau dimasukkan dalam sebuah lubang dalam
dinding, bagian sayapnya. Kalau dimasukkan dalam sebuah lubang dalam
dinding, bagian sayapnya yang lebih panjang akan jatuh vertikal.
Gambar-gambar 7.112 dan 7.113 memperlihatkan beberapa dapat
digunakan untuk pemasangan pada dinding tipis dan kaca, asbes, batu rangga
dan sebagainya.
381

7.9.11. PEMASANGAN KABEL DENGAN MENGGUNAKAN KAWAT


RENTANG
Pemasangan kabel dengan menggunakan kawat rentang antara lain
digunakan untuk lampu-lampu jalan. Kawat rentan yang digunakan dapat
dipasang misalnya antara dua bangunan yang berseberangan seperti dalam
gambar 7.114.
Sebagai kawat rentang harus digunakan kawat baja berlapis seng
atau kawat lain yang setaraf. Untuk merentangkan kawat ini, umumnya
digunakan penegang-penegang kawat Penegang-penegang kawat ini
memiliki ulir kanan dan ulir kiri.
Kabel yang dipasang pada kawat rentang harus berada sekurang-
kurangnya 5 meter di atas permukaan jalan umum.
Kabel itu diikat pada kawat rentang dengan menggunakan klem atau
pita pengikat (gambar 7.115). dan harus babes dan beban tarik.
382

Supaya kabel tersebut tidak melendut, jarak antar pita pengikat tidak
boleh melebihi 30 cm. Jarak dari suatu benda bantu ke pita pengikat yang
terdekat tidak boleh melebihi 10 cm.
Gambar 7.116 memperlihatkan kabel bentuk B atau self-supporting
cable. Kabel-kabel jenis ini, misalnya NYMT, sudah diperlengkapi dengan
kawat rentang, sehingga dapat langsung direntangkan.

7.10.PENGATURAN KECEPATAN PUTAR


7.10.1 TUGAS-TUGAS
Tugas- tugas membuat rangkaian
Buatlah rangkaian-rangkaian di bawah ini
1. Sebuah sakelar sandung untuk dua kecepatan putar, dengan rangkaian
Dahlander menurut gambar 2.46.
2. Sebuah motor dengan kumparan yang hubungannya dapat diubah, menurut
paragraf 2.10 soal 2.
3. Sebuah motor untuk sebuah mesin ketam eret, menurut paragrat 2.10 tugas
3 (menggambar).
4. Sebuah sakelar elektromagnetik untuk hubungan bintang-bintang rangkap
menurut gambar 2.48.
Gambarlah diagram urutannya
383

Tugas Montase
Hubungkanlah rotor-rotor dari dua motor angker gelang seret dengan
kabel, sehingga membentuk suatu sistem poros listrik. Untuk itu masing-
masing rotor dihubungkan dengan sebuah kotak peralihan dengan
menggunakan kabel yang tidak ditanam. Kotak-kotak peralihan ini saling
dihubungkan dengan kabel tanah.

7.10.2. MENGERJAKAN KABEL TANAH


Berikut ini diberikan petunjuk-petunjuk singkat untuk mengerjakan
kabel tanah berisolasi kertas jenis NKBA atau GPLK. *)
1. Tandailah kabel yang dikerjakan di tempat yang akan digergaji, sesuai
dengan ukuran kotak sambung atau kotak ujung kabel yang digunakan.

2. Ikatlah lapisan guni dari kabel dengan kawat baja lunak berlapis seng
ukuran 1 mm seperti dalam gambar 7.117. Ujung-ujung kawat ini dipilih
dengan sebuah tang.
3. Potonglah lapisan-lapisan guni itu dengan sebuah pisau kabel, dan
singkirkanlah lapisan-lapisan ini.
384

4. Gergajilah pita-pita bajanya pada jarak kira-kira 5 mm dan ikatan kawat


baja yang telah dibuat dengan menggunakan sebuah gergaji kabel, sampai
2/3 dan tebal pita bajanya (gambar 7.118 dan gambar 7.120).
5. Putuskanlah pita-pita baja ini di tempat yang telah digergaji, dengan
menggunakan sebuah obeng.
Lepaskanlah kemudian pita baja tersebut dimulai dan tempat yang telah
digergaji (gambar 7.119). Untuk kabel-kabel kecil, pita-pita bajanya bisa
dilepas dengan tangan. Untuk kabel-kabel besar harus digunakan sebuah
tang.
6. Singkirkanlah lapisan guni dalam dari kabel. Untuk itu, lapisan guni ini
dipotong tepat di tepi perisai kabel dengan menggunakan pisau kabel.
Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati, supaya tidak melukai
selubung timbel dari kabel.
7. Panaskanlah sedikit kertas berlapis aspal yang membungkus selubung
timbel, dan kemudian singkirkanlah kertas ini (gambar 7.121). Di tepi
perisai kabel kertas itu cukup disobek saja. Selanjutnya bersihkanlah
selubung timbel itu dengan minyak tanah.
385

8. Buatlah suatu torehan melingkar pada jarak a dari tepi perisai kabel
(gambar 7.122), dengan menggunakan sebuah pisau kabel yang tumpul.
Jarak a ini harus sama dengan diameter luar kabel, tetapi harus sekurang-
kurangnya 30 mm.
Torehan itu harus dibuat sedalam kira-kira setengah dari tebal selubung
timbel, supaya tidak melukai isolasi pengikat dari kabel.
Potonglah kemudian suatu jalur timbel, dan tariklah jalur ini dari selubung
timbel
9. Bukalah sisa dan selubung timbel dengan hati-hati, sedemikian hingga
ujung dari selubung timbel ini menyerupai sebuah trompet.

10.Kalau harus disisakan jalur timbel untuk pentanahan, jalur ini harus dibuat
cukup lebar.
Dalam hal ini harus dipotong dua jalur. Torehan yang melingkar hanya
dibuat sebagian saja, jadi bukan satu lingkaran penuh (lihat gambar 7.123).
Setelah dibuat torehan-torehan, pertama-tama jalur-jalur (1) disingkirkan,
kemudian baru sisa dari selubung timbel (2). Jalur timbel (3) yang
diperlukan untuk pentanahan, ditingalkan pada kabel.
Torehan melingkar tadi hanya dibuat di bagian dari selubung timbel yang
akan disingkirkan: Supaya jalur timbel untuk pentanahan tidak mudah
patah, sudut-sudutnya harus dibulatkan (lihat gambar).
386

11.Ikatlah isolasi pengikat dari kabel pada jarak dengan simpul mastworp
(gambar 7.124).
Jarak b ini harus sama dengan :
15 mm Untuk kabel-kabel dengan luas penampang penghantar sampai
dengan 35 mm2
20 mm untuk kabel-kabel dengan luas penampang penghantar 50 mm2 dan
70 mm2
30 mm untuk kabel-kabel dengan luas penampang penghantar 95 mm2 atau
lebih.
12.Potonglah lapisan-lapisan kertas yang luar dan isolasi pengikat, dan
singkirkanlah lapisan-lapisan ini. Lapisan-lapisan kertas yang terakhir
harus disobek.

13.Bengkokkanlah urat-urat dari kabel ke posisi yang dikehendaki, tanpa


mematahkan isolasi kertasnya. Untuk itu, panaskanlah sedikit. isolasi
kertas ini sebelum dibengkokkan.
14.Potonglah masing-masing urat menurut panjang yang diperlukan. Urat-
urat ini sebaiknya dipotong dengan sebuah tang kabel. Kalau harus
digergaji, serbuk gergajinya sekali-kali tidak boleh jatuh di isolasi urat.
15.Ikatlah ujung dari isolasi urat dengan benang ikat dengan simpul
mastworp. Singkirkanlah isolasi ini sampai kira-kira 4 mm di luar terminal
atau sepatu kabel.

7.10.3. KOTAK UJUNG KABEL


Kotak ujung kabel atau mof ujung digunakan untuk menutup ujung
kabel yang misalnya akan dihubungkan dengan kotak sakelar atau kotak rel
dari suatu perlengkapan hubung-bagi. Kotak ujung kabel ini diisi dengan
massa kabel, supaya kedap air.
Berikut ini diberikan petunjuk-petunjuk singkat untuk pemasangan
sebuah kotak ujung kabel.
387

1. Siapkanlah kabel yang akan dipasang sesuai dengan petunjuk-petunjuk


yang telah diberikan dalam sub-paragraf 7.10.2, Tinggalkanlah suatu jalur
timbel untuk pentanahan, atau solderlah sepotong kawat tembaga pada
selubung timbel dari kabel, setelah selubung timbel ini dibersihkan.
2. Balutlah kabel itu di tempat yang akan dijepit dengan pita aspal sampai
diameternya menjadi sedikit lebih besar daripada lubang masuk dari kotak
ujung kabel.
Kemudian pasanglah kabel itu pada bagian yang tetap dari kotak ujung
kabel.
3. Potonglah urat-urat dari kabel menurut panjang yang diperlukan. Urat-ural
ini kemudian dibungkus dengan kaus isolasi, pita isolasi plastik atau kaus
susut, mulai dari ujung sampai ke dalam kotak ujung kabel.
Bagian dari urat yang akan dibungkus, harus dibersihkan dahulu dari
isolasi kertasnya. Ujung dan isolasi kertas yang tidak dibuang, harus diikat
dengan benang ikat dengan simpul mastworp.
Kaus isolasi atau kaus susut tadi harus masuk ke dalam kotak ujung kabel
sampai 1/4 dan tinggi sebelah dalam dari kotak ujung kabel, diukur dari
tepi atasnya (lihat gambar 7.125).
Kalau kotak ujung itu hanya untuk satu kabel saja, jalur timbel atau kawat
tembaga untuk pentanahan dari kabel ini, harus dihubungkan dengan
sekerup pentanahan di kotak ujung kabel.
388

7.10. 4. KOTAK SAMBUNG LURUS


Kotak sambung ini digunakan untuk menyambung kabel-kabel tanah.
Pertama-tama kabel-kabel yang akan disambung diletakkan dalam
posisi yang mereka miliki setelah disambung. Ujung masing-masing kabel
ditopang dengan kuda-kuda, batu atau benda lain. Panjang kotak sambung
yang akan digunakan diukur dan ujung dari kabel-kabel dipersiapkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk telah diberikan dalam sub-paragraf 7.10.2.
Selanjutnya ikutilah petunjuk-petunjuk singkat di bawah ini (gambar
7.126).

1. Untuk kabel 6 mm2 atau lebih, digunakan klem hubung yang diperlengkapi
dengan sekerup-sekerup runcing. 9 Ujung urat dari salah satu kabel
dimasukkan ke dalam klem hubung ini sampai di tengah-tengah klem.
Kemudian sekerup-sekerup klem dikencangkan.
Selanjutnya ujung urat dan kabel yang lain dimasukkan ke dalam klem
hubung dan semua sekerup dikencangkan.
2. Sebelum klem ini disolder, tepi-tepinya harus dibalur dahulu dengan tali
asbes atau dengan pita dari kain lena, supaya timah solder yang akan
dibubuhkan tidak bisa mengalir ke luar dan menghanguskan isolasi kertas
dari kabel.
3. Solderlah dengan nyala api yang runcing, dengan timah solder 60. Pasta
solder yang digunakan harus bebas asam
389

4. Hapuslah pasta solder dari timah solder yang berlebihan, dan lepaskanlah
kemudian balutan tali asbes atau pita kain lena tadi.
5. Jarak antar bagian yang telanjang dan bertegangan, dari jarak antara,
bagian-bagian yang dibuat dari logam, harus sekurang-kurangnya 20 mm.
6. Kalau digunakan benda-benda antara, untuk mencegah timbulnya arus
rambat benda-bedan ini harus disisipkan antara bagian-bagian urat yang
berisolasi (lihat gambar 7.126).
7. Untuk kabel 4 mm2 9 atau lebih kecil, urat-uratnya disambung dengan
menggunakan pipa solder dan pipa isolasi. Inti urat-urat yang disambung
saling menyentuh di tengah solder.
8. Untuk menyambung selubung timbel dari kedua kabel digunakan kawat
tembaga berlapis timah putih yang cukup besar. Sambungan kawat ini
dengan selubung timbel dapat dilaksanakan sebagai berikut
a. dengan kawat yang disolder rangkap pada selubung timbel sepanjang
sekurang-kurangnya 20 mm, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.125
b. dengan kawat yang dihubungkan dengan sebuah klem yang membuat
kontak erat dengan selubung timbel seperti diperlihatkan dalam gambar
7.127
c. dengan jalur timbel dan sepatu jalur timbel. Sepatu jalur timbel ini
dijepit di bawah sekerup pentanahan, bersama-sama dengan kawat
tembaga yang digunakan untuk saling menghubungkan kedua sekerup
pentanahan yang kotak sambung, seperti diperlihatkan dalam gambar
7.126.
9. Untuk memateri timbel harus digunakan timah solder 50 dan lemak lilik
sebagai bahan pencair. Timah solder 50 ini berupa timah usap dan
menyerupai adonan. Mula-mula dibubuhkan lemak lilin pada selubung
timbel dan kabel. Kemudian diusapkan timah solder pada selubung timbel,
dengan menggunakan sepotong kertas yang dilipat.
Sepatu jalur timbel yang dimaksud ialah sebuah jepit kecil dari
tembaga bertimah putih, yang diselubungkan pada ujung jalur timbel. Kedua
sisinya kemudian disolder.
390

Dengan menggunakan sepatu jalur timbel ini, sekerup pentanahan dari


kotak sambung dapat dikencangkan kuat-kuat, sehingga diperoleh kontak
listrik yang baik
Penyambungan selubung-selubung timbel dari kabel dimaksudkan
untuk memperoleh pentanahan yang baik, bagi selubung timbel itu sendiri
maupun bagi alat yang dihubungkan dengannya. Akan tetapi arus-arus tanah
yang timbul dapat merusak selubung timbel dan kabel. Karena itu ada
perusahaan-perusahaan listrik yang meniadakan penyambungan selubung-
selubung timbel ini, untuk mengurangi arus-arus tanah.

7.10.5. PEMASANGAN KOTAK SAMBUNG BELAH PADA KABEL YANG


BERTEGANGAN
Kotak-kotak sambung untuk penyambungan ke rumah-rumah tinggal
sering harus dipasang pada kabel yang bertegangan.
Untuk dapat bekerja dengan aman, harus diperhatikan petunjuk-
petunjuk berikut ini :
1. gunakanlah tikar karet dan / atau sepatu lars karet;
2. gunakanlah perkakas yang bagian-bagiannya diisolasi sebanyak mungkin
3. sedapat mungkin jangan mengerjakan sekaligus lebih dari satu bagian
yang bertegangan;
4. bagian-bagian lain yang bertegangan, dan bagian-bagian yang telanjang,
juga yang ditanahkan (misalnya selubung timbel dan kabel, bagian-bagian
logam dan kotak sambung dan sebagainya), harus diisolasi sementara
dengan bahan isolasi, misalnya dengan karet, kaus isolasi dan sebagainya.
Untuk sambungan ke rumah-rumah tinggal, digunakan kotak sambung
cabang. Kalau tempatnya sempit, digunakan kotak sambung belah (splitsmof).
Kotak sambung ini lebih mudah disisipkan antara kabel-kabel yang sudah
ada.
391

Berikut ini diberikan petunjuk-petunjuk singkat untuk pemasangan


kotak sambung belah (gambar 7.127).
1. topanglah kabel terus yang akan dikerjakan di dua tempat.
Kemudian gergajilah kabel ini di dua tempat tanpa melukai selubung
timbelnya.
Bukalah kabel itu sesuai dengan petunjuk-petunjuk yang telah diberikan
dalam sub-paragraf 7.10.2.
Selanjutnya kerjakanlah juga kabel cabang yang akan dihubungkan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk tersebut.
2. Kalau digunakan klem cabang (lihat gambar 7.127), isolasi kertas dari urat
kabel harus dibuang dahulu. Untuk itu, ikatlah isolasi kertas ini di kedua
sisi dari klem cabang dengan simpul mastworp. Pasanglah klem ini pada
urat dari kabel terus, setelah itu urat dan kabel cabang yang terdiri dan
banyak kawat, harus disolder dahulu.
3. Kalau digunakan klem tombus, isolasi kertas, dan urat kabel terus tidak
perlu dibuang dahulu. Klem ini memiliki baut tekan, yang dapat
menembus isolasi kertas
Setelah semua hubungan selesai dikerjakan, baut tekan itu baru
dikencangkan dengan sebuah kunci tudung berisolasi. Baut tekan ini
sekarang akan membuat kontak dengan urat dari kabel terus yang
bertegangan.
4. Gunakanah kayu-kayu antara untuk merenggangkan urat-urata dan kabel
terus. Kalau digunakan klem tembus, urat-urat ini tidak perlu
direnggangkan.
392

7.10.6. MENGISI DENGAN MASSA DAN MENYELESAIKAN


PEMASANGAN KOTAK SAMBUNG
Kotak sambung dan kotak ujung kabel diisi dengan massa pengisi
supaya kedap air. Selain itu massa ini juga berfungsi sebagai isolasi
Setelah semua sambungan listrik selesai dikerjakan, pemasangan
kotak samping dapat dilanjutkan dan diselesaikan.
Berikut ini diberikan beberapa petunjuk.
1. Balutlah kabel yang dikerjakan di tempat-tempat yang akan dijepit,
dengan pita aspal panas sampai diameternya menjadi sedikit lebih besar
daripada lubang dari kotak sambung. Ini dapat diketahui dengan
mengepas kedua bagian dan klem kotak sambung pada balutan pita aspal.
2. Bersihkanlah tempurung bawah kotak sambung, dan pasanglah tempurung
ini dengan menggunakan klem-klemnya.
3. Singkirkanlah penopang-penopang dari bawab kabel, dan letakkanlah
tempurung bawah dari kotak sambung yang telah dipasang dengan hati-
hati di atas tanah. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh dua orang.
4. Panaskanlah massa yang akan diisikan secara merata dan teratur sampai
150e @ 190 eC. Jagalah supaya massa ini tetap bersih.
Masukkanlah massa yang dingin dalam bentuk potongan-potongan kecil
ke dalam panci lebur, dan aduklah terus-menerus supaya panasnya merata.
Untuk memanaskan massa, biasanya digunakan kompor gas.
5. Kemudian panaskanlah tempurung bawah dari kotak sambung yang telab
dipasang. Dengan demikian massa yang akan dituangkan akan lebih
melekat padaa tempurung. Guyurlah pinggiran perapatnya dengan massa
pengisi, juga jika ada pakingnya.
6. Bukanlah tudung-tudung pelepas udara dan tutup lubang pengisian dari
tutup atas kotak sambung.
Panaskanlah tutup atas ini dan kemudian pasanglah pada tempurung
bawah Mur-mur tutup ini harus dikencangkan secara merata.
7. Tuangkanlah massa yang sudah dipanaskan perlahan-lahan ke dalam
lubang pengisian sampai kira-kira 30 mm di atas selubung timbel dari
kabel (gambar 7.128).
393

Selama diisi, ketoklah kotak sambung itu berkali-kali dengan sebuah palu
kayu untuk mengeluarkan udara.

8. Biankanlah massa dalam kotak sambung mendingin. Sementara itu,


tambahkanlah sebentar-sebentar massa ke dalam kotak sambung (massa
ini akan menyusut jika dingin). Isilah kotak sambung itu sampal ruang
kosong di atas massa tinggal kira-kira 20 mm.
Waktu yang diperlukan sebelum massa ini menjadi dingin, tergantung
pada ukuran kotak sambung, dan dapat-mencapai 3 @ 5 jam.
9. Guyurjah pinggiran perapat dari lubang pengisian dengan massa, juga jika
ada pakingnya, dan tutuplah lubang ini. Sebelum dipasang, tutup dari
lubang pengisian harus dipanaskan dahulu.
Tudung.tudung pelepas udara baru dipasang, kalau dan lubang-lubang ini
sudab mulai keluar massa.
10. Siramlah kemudian semua sela, mur dan baut dari kotak sambung dengan
massa. Dengan demikian bagian-bagian ini tidak akan lengket karena
karat, sehingga dapat dilepas dengan mudah, kalau kotak sambung itu
suatu ketika harus dibuka.
394

11. Pasanglah pelat-pelat tanda dan batu-batu tanda yang diperlukan, sebelum
atau pada waktu penutup kembali lubang galian yang telah dibuat. Dengan
demikian kabel yang dipasang akan lebih mudah diketemukan dan
dikenali kembali.
12. Lubang galian harus diisi kembali lapis demi lapis. Setiap lapis harus
dipadatkan dengan baik.
Batu dan sebagainya tidak boleh dimasukkan ke dalam lubang.
395

Gambar 7.129 memperlihatkan sebuah lubang galian untuk pemasangan


kotak sambung, dengan alat-alat dan material yang diperlukan.

7.10.7. MENYAMBUNG KABEL TANAH TERMOPLASTIK


Pada dasarnya cara pemasangan kabel tanah termoplastik tidak banyak
berbeda dengan cara pemasangan kabel tanah berisolasi kertas.
Berikut ini diberikan petunjuk-petunjuk untuk menyambung kabel
tanah termoplastik dengan menggunakan barisolasi (buatan Draka).
1. Tentukanlah panjang ujung kabel yang diperlukan untuk kotak sambung,
yang digunakan.
Panjang ini dapat ditentukan dari tabel-tabel yang disusun oleh pabrik
pembuat kotak sambung.
2. Ditempat yang telah ditentukan, kabel itu kemudian ditoreh melingkar
dengan sebuah pisau kecil (gambar 7.130). Jika perlu, pisau ini sebelumnya
dipanaskan sedikit.
3. Dimulai dari torehan ini, buatlah kemudian suatu torehan memanjang
dalam selubung luar dari kabel, dan kupaslah selubung ini (gambar 7.131).
4. Doronglah perisai anyaman kawat baja dari kabel ke belakang supaya
menjadi lebih longgar, dan guntinglah anyaman kawat ini sejauh mungkin
ke arah memanjang (gambar 7.132).
5. Bukalah perisai itu dan guntinglah anyaman kawat bajanya di tepi
selubung luar dari kabel (gambar 7.133).
6. Pekerjaan sub 4 dan 5 harus dilakukan dengan hati-hati, supaya hantaran
pentanahan di bawah perisai tidak ikut terpotong.
396

7. Buatlah sambungan-sambungan listrik yang diperlukan, seperti


diperlihatkan dalam gambar 7.134 untuk sebuah kotak sambung lurus, dan
dalam gambar 7.135 untuk sebuah kotak sambung belah.
Kalau untuk kotak sambung belah isolasi dan urat-urat kabel utama tidak
ingin dikupas, dapat digunakan klem tembus (gambar 7.136).
Karena ukurannya kecil, klem ini cocok untuk digunakan dalam kotak
sambung untuk damar tuang.
397

Anyaman atau belitan kawat baja dari kabel dapat juga diberi ikatan
tambahan dengan massa pengisi. Untuk itu kawat-kawat baja itu dibiarkan
menonjol kira-kira 2 cm di luar selubung luar dari kabel. Ujung-ujung
kawat ini kemudian ditekuk ke belakang seperti diperlihatkan dalam
gambar 7.137.
398

8. Bersihkanlah selubung luar dari kabel-kabel yang dikerjakan sepanjang


kira-kira 3 cm, dengan bahan pelarut, misalnya dengan bensin cuci, dan
kemudian gosoklah bagian-bagian ini dengan ampelas kasar (gambar
7.138).
Dengan demikian permukaan dan selubung luar itu akan menjadi kasar,
sehingga massa pengisi yang akan diisikan dapat melekat lebih baik
padanya.
9. Remaslah sedikit wijmaplast-B menjadi suatu batang bulat kecil, dan
letakkanlah batang wijmaplast ini sebagai suatu cincin tertutup pada
selubung luar dari kabel lihat gambar 7.139 untuk kotak sambung lurus,
dan gambar 7.140 untuk kotak sambung belah.
Pada kotak sambung belah, celah-celah antara kabel utama dan kabel
cabang harus juga diisi dengan wijmaplast
10. Keluarkanlah benda-benda antara yang ada di dalam kotak sambung, dan
pasanglah kotak sambungnya pada sambungan kabelnya (gambar 7.142).
Gelang penutupnya yang dibuat dari plastik busa, harus mengelilingi cincin
wilmaplast yang telah dipasang pada selubung luar kabel. Dengan
demikian massa pengisinya tidak bisa mengalir keluar dari kotak sambung.
399

11.Tuangkanlah satu kaleng bahan pengeras benicol ke dalam kaleng yang


berisi damar barnicol
12.Sesudah diaduk dengan baik, campuran ini dituangkan ke dalam kotak
sambung, seperti diperlihatkan dalam gambar 7.134.
Damar ini akan mengeras dalam waktu kira-kira satu jam.
400

Anda mungkin juga menyukai