Anda di halaman 1dari 94

Chapter 7

DC-AC Converter
Inverter

Prof. Dr. Eng. Ir. Abraham Lomi, MSEE, MIEEE, MIET, MIAENG
Pendahuluan
• Rangkaian inverter banyak dipergunakan sebagai
pengendali motor induksi dan UPS (uninterruptible
ac power supplies), yang menghasilkan keluaran
tegangan bolak-balik dimana besaran dan
frekuensinya bisa diatur.
• Tegangan searah diperoleh dari rangkaian
penyearahan dan penalaan (filtering) tegangan
saluran dan diberikan sebagai tegangan masukan
rangkaian inverter.

ALOMI_Chater 6: Inverter 2
Pendahuluan (cont’d)
• Tegangan keluaran pada terminal inverter
diharapkan sinusoida dan dapat diatur besaran
maupun frekuensinya. Gambar 6.1 memperlihatkan
diagram blok inverter.
+

Vd
50/60 Hz
AC Motor AC
-

Penyearah Filter Mode


Diode Kapasitor pensaklaran
Inverter
Gambar 6.1. Diagram blok inverter dalam pengendalian motor induksi
ALOMI_Chater 6: Inverter 3
Pendahuluan (cont’d)
• Rangkaian mode inverter seperti yang diperlihatkan
Gbr. 6.1 merupakan suatu konverter yang mana
membuat aliran daya terbalik. Akan tetapi umumnya
bahwa daya mengalir dari sisi searah ke sisi bolak-
balik membutuhkan mode operasi inverter.
• Untuk memperlambat putaran motor induksi seperti
diperlihatkan Gbr. 6.1, energi kinetik bersama
dengan momen inersia motor dan beban-nya
dikembalikan dan motor bersifat sebagai generator.

ALOMI_Chater 6: Inverter 4
Pendahuluan (cont’d)
• Selama proses yang dikenal sebagai pengereman
motor, maka daya mengalir dari sisi bolak-balik ke
sisi searah dari konverter pensaklaran dan rangkaian
ini beroperasi dalam mode penyearahan.
• Energi yang ditampung selama pengereman motor
induksi dapat diserap oleh sebuah resistor yang
dapat dirangkai paralel dengan kapasitor.

ALOMI_Chater 6: Inverter 5
Pendahuluan (cont’d)
• Jika pengereman ini sering
dilakukan dalam
penggunaannya, maka +
pilihan yang lebih baik
Vd
adalah pengereman 50/60 Hz
AC Motor AC
-
regeneratif dimana energi Mode Filter Mode
yang diperoleh dari inersia pensaklaran
Inverter
Kapasitor pensaklaran
Inverter

beban motor dikembalikan


Gambar 6.2. Konverter untuk sifat
ke jaringan, seperti motor dan pengereman regeneratif
diperlihatkan Gbr. 6.2. dalam pengendalian motor induksi.

ALOMI_Chater 6: Inverter 6
Pendahuluan (cont’d)
• Hal ini mesyaratkan bahwa konverter
menghubungkan pengendali dengan jaringan utiliti
sehingga terbentuk konverter dua kwadran dengan
arus dc yang bisa berbalik, yang dapat beroperasi
sebagai penyearah (rectifier) selama mode motoring
dari motor ac dan sebagai inverter selama
pengereman motor.
• Konverter dua kwadran dengan arus yang bisa
berbalik dapat dilakukan dengan menghubungkan
dua thyristor yang saling membelakangi seperti
diperlihatkan Gambar 6.2.
ALOMI_Chater 6: Inverter 7
Pendahuluan (cont’d)
• Tujuan utama dari konverter daya statis adalah
untuk menghasilkan suatu gelombang keluaran
bolak-balik dari suplai daya searah. Gelombang
seperti ini yang diperlukan oleh pengendali
kecepatan motor (ASD), UPS, kompensator var
statis, filter aktif, peralatan FACTS (flexible ac
transmission systems), dan kompensator tegangan
yang dalam beberapa penggunaan.

ALOMI_Chater 6: Inverter 8
Pendahuluan (cont’d)
• Dalam pembahasan berikut ini kita akan
mendiskusikan inverter dengan output ac satu dan
tiga fasa. Input ke inverter diasumsikan sebagai
sumber dc seperti diperlihatkan blok diagram Gbr.
6.1 dan 6.2.
• Inverter seperti tersebut diatas dikenal sebagai
inverter sumber tegangan (voltage source inverter,
VSI). Inverter jenis lain, yang sekarang ini
digunakan hanya untuk pengendali motor a yang
berdaya sangat tinggi, dikenal sebagai inverter
sumber arus (Current Source Inverter, CSI).
ALOMI_Chater 6: Inverter 9
Pendahuluan (cont’d)
• Sebagai input dari inverter sumber arus adalah
sumber arus dc. Mengingat penggunaan inverter ini
sangat terbatas, maka dalam pembahasan berikutnya
difokuskan pada inverter sumber tegangan.
• Inverter sumber tegangan dibagi dalam tiga kategori
umum, yaitu
• Inverter modulasi lebar pulsa (Pulse-width-modulated
inverters).
• Inverter gelombang segi-empat (Square-wave inverter)
• Inverter fasa tunggal dengan kanselasi tegangan (Single-
phase inverter with voltage cancellation).
ALOMI_Chater 6: Inverter 10
Pendahuluan (cont’d)
• Inverter modulasi lebar pulsa (Pulse-width-
modulated inverters). Pada inverter ini, tegangan dc
inputan harus dengan besaran yang konstan, seperti
diperlihatkan Gbr. 6.1, dimana penyearah diode
digunakan untuk menyearahkan tegangan ac
saluran.
• Oleh karena itu, inverter harus mengontrol besaran
dan frekwensi dari tegangan ac output. Hal ini
dicapai dengan PWM dari switch (komponen daya)
inverter, sehingga dinamakan inverter PWM.

ALOMI_Chater 6: Inverter 11
Pendahuluan (cont’d)
• Ada berbagai variasi skema dalam teknologi
modulasi lebar pulsa dari komponen inverter agar
supaya tegangan ac output dari inverter ini sangat
mendekati bentuk gelombang sinusioda.
• Inverter gelombang segi-empat (Square-wave
inverter). Pada inverter ini, tegangan dc input di
kontrol agar supaya mengontrol besaran dari
tegangan ac output, dan oleh karenanya inverter ini
harus mengontrol hanya frekwensi dari tegangan
output saja.

ALOMI_Chater 6: Inverter 12
Pendahuluan (cont’d)
• Tegangan ac output mempunyai bentuk gelombang
mirip gelombang segi-empat, sehingga inverter ini
dikenal dengan inverter gelombang segi-empat.
• Inverter fasa tunggal dengan kanselasi tegangan
(Single-phase inverter with voltage cancellation).
Dalam hal inverter dengan output fasa tunggal,
adalah mungkin untuk mengontrol besaran dan
frekwensi dari tegangan output inverter, walaupun
tegangan input ke inverter merupakan tegangan dc
konstan dan komponen daya inverter bukan pulsa
modulasi.
ALOMI_Chater 6: Inverter 13
Pendahuluan (cont’d)
• Oleh karena itu, converter ini merupakan
mengkombinasikan karakteristik dari dua inverter
terdahulu.
• Perlu diperhatikan bahwa teknik kanselasi tegangan
yang bias bekerja pada inverter fasa tunggal dan
tidak pada inverter tiga fasa.

ALOMI_Chater 6: Inverter 14
Pendahuluan (cont’d)
• Untuk keluaran sinusioda, besaran, frekwensi dan
fasa harus dapat dikontrol. Sesuai dengan jenis
gelombang keluaran bolak-balik, topologi ini dapat
dianggap sebagai inverter sumber tegangan (voltage
source inverter) dimana gelombang tegangan
keluarannya yang dikontrol secara bebas.
• Struktur tersebut digunakan secara luas karena sifat
alamiahnya sebagai sumber tegangan sangat
dibutuhkan oleh banyak aplikasi industri, seperti
pengendali kecepatan motor induksi yang sangat
popular dalam penggunaan inverter (Gbr. 6.2).
ALOMI_Chater 6: Inverter 15
Konsep Dasar Switch-Mode Inverter
• Untuk mempermudah pengertian, baiklah kita
perhatikan Gambar 6.3a, dimana tegangan keluaran
inverter di filter sehingga tegangan vo dapat
diasumsikan berbentuk sinusoidal.

Gambar 6.3
Switch-mode inverter
fasa tunggal

ALOMI_Chater 6: Inverter 16
Konsep Dasar Switch-Mode (cont’d)
• Karena inverter mensuplai beban induktif seperti
motor induksi, io akan terbelakang terhadap vo,
seperti diperlihatkan Gbr. 6.3b.

Gambar 6.3
Switch-mode inverter
fasa tunggal

ALOMI_Chater 6: Inverter 17
Konsep Dasar Switch-Mode (cont’d)
• Gelombang tegangan Gbr. 6.3b menunjukkan
bahwa selama interval 1, gelombang vo dan io
keduanya bernilai positif, sementara pada interval 3,
gelombang vo dan io keduanya bernilai negatif.
• Oleh karenanya, terlihat bahwa selama interval 1
dan 3, aliran daya sesaat po (= voio ) terjadi dari sisi
dc ke sisi ac dan hal ini memperlihatkan mode
operasi dari inverter.

ALOMI_Chater 6: Inverter 18
Konsep Dasar Switch-Mode (cont’d)
• Sebaliknya, gelombang vo dan io berlawanan tanda
pada interval 2 dan 4, dan aliran daya sesaat po
mengalir dari sisi ac ke sisi dc dari inverter dan ini
merupakan mode operasi penyearahan.
• Dengan demikian, maka switch-mode inverter Gbr.
6.3 harus mampu beroperasi dalam empat kwadran
pada bidang io-vo, seperti diperlihatkan Gbr. 6.3c
selama setiap siklus dari keluaran ac.

ALOMI_Chater 6: Inverter 19
Konsep Dasar Switch-Mode (cont’d)
• Untuk memahami karakteristik inverter dc ke ac,
maka topologi dasar yang akan dibahas selanjutnya
seperti yang diperlihatkan oleh Gbr. 6.4.

Gambar 6.4. Mode inverter satu kaki.


ALOMI_Chater 6: Inverter 20
PWM Switching Scheme
• Dalam pembahasan converter dc-dc pada Bab 5,
sinyal kontrol vcontrol (konstan atau bervariasi secara
lambat terhadap waktu) dibandingkan dengan
gelombang berulang segitiga agar supaya
membangkitkan sinyal switching. Dengan
mengontrol siklus rasio switch-nya menghasilkan
tegangan output dc rata-rata dapat dikontrol.

ALOMI_Chater 6: Inverter 21
PWM Switching Scheme
• Pada rangkaian inverter, PWM agak sedikit
kompleks, karena diinginkan keluaran inverter
harus sinusioda dengan besaran dan frekwensi yang
bisa dikontrol.
• Untuk menghasilkan gelombang tegangan output
sinusioda pada frekwensi yang diinginkan, sinyal
kontrol sinusioda pada frekwensi yang diinginkan
dibandingkan (komparasi) dengan gelombang
segitiga, seperti diperlihatkan Gbr. 6.5a.

ALOMI_Chater 6: Inverter 22
PWM Switching Scheme
Frekwensi dari gelombang
segitiga membangkitkan
frekwensi switching inverter dan
umumnya dijaga konstan
sepanjang amplitude Vˆtri .

ALOMI_Chater 6: Inverter 23
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Sebelum mendiskusikan sifat PWM, perlu
dimengerti beberapa istilah sebagai berikut.
• Gelombang segitiga vtri pada Gbr. 6.5a berada pada
frekwensi switching fs, yang meghasilkan frekwensi
dimana komponen daya inverter dipicu (fs juga
dikenal sebagai frekwensi pembawa (carrier
frequency).

ALOMI_Chater 6: Inverter 24
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Sinyal kontrol vcontrol digunakan untuk memodulasi
siklus rasio switch dan mempunyai frekwensi f1,
yang merupakan frekwensi dasar (fundamental)
yang diinginkan dari tegangan output inverter (f1
dikenal juga sebagai frekwensi modulasi),
memperlihatkan bahwa tegangan output inverter
tidak gelombang sinusioda sempurna dan akan
mengandung komponen tegangan pada frekwensi
harmonisa f1.

ALOMI_Chater 6: Inverter 25
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Konverter daya statis, khususnya inverter,
dikonstruksikan dari komponen daya dan
gelombang keluaran bolak-balik yang tentu saja
membentuk nilai-nilai diskrit. Hal ini cenderung
untuk membangkitkan gelombang yang membentuk
peralihan yang sangat cepat dari pada sesuatu yang
lebih halus.
• Sebagai contoh, tegangan keluaran yang dihasilkan
oleh inverter sumber tegangan untuk suatu standar
pengendali motor merupakan gelombang tiga level
(Gbr. 6.3c).
ALOMI_Chater 6: Inverter 26
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Walaupun gelombang ini tidak sinusoida seperti
yang diharapkan (Gbr. 6.6b), tetapi komponen
dasarnya bersifat seperti yang diharapkan.
Gambar 6.6. Standar
pengendali motor
induksi, (a) topologi (a) MI
pengkonversian daya sumber ac penyearah link dc inverter beban
listrik; (b) gelombang
masukan (jala-jala) dan sumber ac sisi beban
gelombang keluaran ideal (b)
(beban); (c) gelombang
masukan (jala-jala) dan
gelombang keluaran (c)
(beban) sebenarnya. sumber ac sisi beban

ALOMI_Chater 6: Inverter 27
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Sifat ini harus dijamin oleh suatu teknik modulasi
yang dapat mengontrol sejumlah waktu dan urutan
yang dilakukan oleh saklar untuk posisi on dan off.
• Teknik modulasi tersebut menggunakan modulasi
lebar pulsa sinusoida (sinusoidal pulsewidth
modulation), teknik vektor ruang (space vector) dan
teknik eliminasi seleksi harmonisa (selective-
harmonic-elimination).

ALOMI_Chater 6: Inverter 28
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Inverter sumber tegangan membangkitkan
gelombang tegangan keluaran bolak-balik yang
terdiri dari nilai-nilai diskrit (dv/dt yang tinggi);
oleh karenanya bebannya harus bersifat induktif
pada frekuensi harmonisa agar supaya
menghasilkan gelombang arus yang halus (bebas
riak).
• Suatu beban kapasitif pada inverter sumber
tegangan akan membangkitkan loncatan tajam arus
yang besar.

ALOMI_Chater 6: Inverter 29
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Dalam hal ini, perlu dipasang filter induktif diantara
sisi bolak-balik inverter sumber tegangan dan
beban.
• Disisi lain, inverter sumber arus membangkitkan
gelombang arus keluaran yang mengandung nilai-
nilai diskrit (di/dt yang tinggi); oleh karenanya
bebannya harus bersifat kapasitif pada frekuensi
harmonisa agar supaya menghasilkan tegangan
keluaran yang halus (bebas riak).

ALOMI_Chater 6: Inverter 30
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Beban induktif pada inverter sumber arus akan
membangkitkan loncatan tegangan yang besar.
Dalam hal ini, perlu dipasang filter kapasitif di
antara sisi bolak-balik dan beban.
• Dalam beberapa aplikasi, dibutuhkan untuk
mengambil energi dari sisi bolak-balik inverter dan
mengirimkan kembali ke sisi searah.

ALOMI_Chater 6: Inverter 31
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Sebagai contoh, pada saat inverter mengerem atau
mengurangi kecepatannya motor induksi, energi
kinetik dikirim ke link tegangan searah (Gbr.
6.6(a)), dan kondisi ini dikenal sebagai mode
operasi regeneratif dan bertentangan dengan mode
dimana arah arus searah link terbalik, sehubungan
dengan kenyataan bahwa tegangan link searah tetap
(konstan).

ALOMI_Chater 6: Inverter 32
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Jika kapasitor digunakan untuk mempertahankan
tegangan link searah, energi harus di serap atau
dikembalikan ke sistem distribusi, kalau tidak,
tegangan link searah akan meningkat secara
gradual.
• Pendekatan pertama adalah membutuhkan kapasitor
link searah yang dihubungkan secara paralel dengan
sebuah resistor yang harus di saklar hanya pada saat
energi mengalir dari beban motor ke link searahnya.

ALOMI_Chater 6: Inverter 33
PWM Switching Scheme (cont’d)
• Alternatif yang lebih baik adalah mengembalikan
energi ke sistem distribusi. Namun alternatif ini
membutuhkan topologi pembalik arus yang
dihubungkan antara sistem distribusi dengan
kapasitor link searah.

ALOMI_Chater 6: Inverter 34
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Inverter sumber tegangan (VSI) satu fasa dapat
ditemukan sebagai topologi setengah jembatan dan
jembatan penuh. Walaupun cakupan daya dari
keduanya rendah, namun keduanya digunakan
secara luas dalam suplai daya, UPS satu fasa. Fitur
utama dari kedua model inverter tersebut dapat
dijelaskan berikut ini.

ALOMI_Chater 6: Inverter 35
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
Inverter sumber tegangan setengah jembatan
• Gambar 6.4 memperlihatkan topologi daya dari
inverter satu fasa setengah jembatan, dimana dua
buah kapasitor besar dibutuhkan untuk memberikan
titik netral N, seperti masing-masing kapasitor
mempertahankan tegangan konstan vi/2.
• Karena injeksi arus harmonisa oleh operasi inverter
mempunyai harmonisa orde rendah, sepasang
kapasitor besar (C+ dan C-) dibutuhkan.

ALOMI_Chater 6: Inverter 36
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Gambar 6.4 memperlihatkan
topologi daya dari inverter satu ii
fasa setengah jembatan,
dimana dua buah kapasitor + D+
vi/2 C+ S+
besar dibutuhkan untuk -
io
a +
memberikan titik netral N, vi N vo
seperti masing-masing -
kapasitor mempertahankan +
tegangan konstan vi/2. Karena vi/2
-
C- S- D-
injeksi arus harmonisa oleh
operasi inverter mempunyai
harmonisa orde rendah,
sepasang kapasitor besar (C+ Gambar 6.4. Topologi rangkaian
dan C-) dibutuhkan. inverter setengah jembatan.
ALOMI_Chater 6: Inverter 37
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Jelas bahwa kedua saklar S+ dan S- tidak dapat
bekerja (on) secara simultan karena akan
menghasilkan suatu rangkaian pendek (short circuit)
melalui link searah sumber tegangan vi.
• Untuk mencegah rangkaian pendek pada bus dc
kondisi tegangan keluaran yang tidak terdefinisi,
teknik modulasi harus selalu menjamin bahwa pada
sesiap saat baik diposisi atas atau bawah saklar pada
kaki inverter harus on.

ALOMI_Chater 6: Inverter 38
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Kedudukan saklar S+ dan S- didefenisikan dari
teknik modulasi yang dalam hal ini sinyal pembawa
modulasi lebar pulsa.
• Jika S+ on, demikian juga S+ atau D+ menghantar
tergantung pada arah dari arus keluaran, dan io
terbagi secara merata diatara dua kapasitor.
• Demikian juga bila S- berada pada kondisi on, baik
S- atau D- menghantar tergantung dari arah io, dan io
terbagi rata diantara dua kapasitor.
• Oleh karena itu, kapasitor C+ dan C- terhubung
efektif dan secara paralel di alur arus io.
ALOMI_Chater 6: Inverter 39
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Karena arus io harus mengalir melalui kombinasi
paralel C+ dan C-, io dalam kondisi steady-state dan
tidak mengandung komponen searah.
• Oleh karena itu, kapasitor berfungsi sebagai
kapasitor penahan searah, hal ini mengeliminir
permasalahan kejenuhan transformator dari sisi
primer, jika transformator digunakan pada sisi
keluaran untuk memberikan isolasi elektris.
• Gambar 6.5 memperlihatkan profil gelombang dari
inverter sumber tegangan setengah jembatan.
ALOMI_Chater 6: Inverter 40
Inverter Sumber Tegangan (VSI)

Gambar 6.7. (a) (f)


Profil tegangan ideal
inverter setengah
jembatan (g)
(b)

(c) (h)

(d) (i)

(e) (j)

ALOMI_Chater 6: Inverter 41
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Seperti yang diinginkan bahwa tegangan keluaran
bolak-balik vo = vaN mengikuti gelombang
sinusioda secara kontinyu dengan pensaklaran
komponen daya yang sesuai.
• Penggunaan teknik modulasi lebar pulsa (MLP)
pada kedudukan on dan off saklar daya dengan
membandingkan antara sinyal modulasi vc
(tegangan ac keluaran yang diinginkan) dan
gelombang sinyal segitiga vΔ (sinyal pembawa).

ALOMI_Chater 6: Inverter 42
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Secara praktis, ketika vc > vΔ saklar S+ on dan saklar
S- off; demikian juga, ketika vc < vΔ, S+ off dan S- on.
Dalam hal spesial, ketika sinyal modulasi vc
sinusoida pada frekwensi fc dan amplitudo 𝑣𝑐 , dan
sinyal segitiga vΔ pada frekwensi fΔ dan amplitude
𝑣∆ . Dalam kasus ini, indeks modulasi ma (dikenal
juga sebagai rasio amplitude modulasi) di defenisi
sebagai,
v̂c
ma  (6.1)
v̂

ALOMI_Chater 6: Inverter 43
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• dan frekwensi pembawa normalisasi mf (juga
dikenal sebagai rasio frekwensi modulasi),

f
mf  (6.2)
fc

• Pada Gbr. 6.7(e) terlihat jelas bahwa tegangan ac


keluaran vo = vaN pada dasarnya gelombang
sinusoida dengan harmonisa, yang memperlihatkan,

ALOMI_Chater 6: Inverter 44
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
a) komponen amplitudo dari tegangan ac keluaran
𝑣𝑜1 yang memenuhi persamaan berikut,

vi
v̂o1  v̂aN 1  ma (6.3)
2

b) untuk nilai ganjil dari frekwensi pembawa mf,


harmonisa pada tegangan keluaran muncul pada
frekwensi yang dinormalisasi fh terpusat sekitar mf
dan perkaliannya,

ALOMI_Chater 6: Inverter 45
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
h = lmf ± k l = 1, 2, 3, … (6-4)
• dimana k = 2, 4, 6, … untuk l = 1, 3, 5, …; dan
k = 1, 3, 5, … untu l = 2, 4, 6, …;

c) amplitudo dari harmonisa tegangan ac keluaran


merupakan fungsi dari indeks modulasi ma dan
tidak tergantung pada frekuensi pembawa
normalisasi untuk mf > 9;

ALOMI_Chater 6: Inverter 46
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• harmonisa pada arus link dc (sehubungan dengan
modulasi) muncul pada frekwensi normalisasi fp
sekitar frekwensi pembawa normalisasi mf dan
perkaliannya,
p = lmf ± k ± 1 l = 1, 2, 3, …. (6-5)
• dimana k = 2, 4, 6, … untuk l = 1, 3, 5, …; dan
k = 1, 3, 5, … untuk l = 2, 4, 6, …;

ALOMI_Chater 6: Inverter 47
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Tabel 6.1 memperlihatkan normalisasi harmonisa
(Vˆo1 ) h /( 12 Vd ) ditabulasi sebagai fungsi dari rasio
amplitudo modulasi ma, dengan asumsi mf ≥ 9.
ma
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
h
1
0.2 0.4 0.6 0.8 1.0
Fundamental
mf 1.242 1.150 1.006 0.818 0.601
mf ± 2 0.016 0.061 0.131 0.220 0.318
mf ± 4 0.018
2mf ± 1 0.190 0.326 0.370 0.314 0.181
2mf ± 3 0.024 0.071 0.139 0.212
2mf ± 5 0.013 0.033
3mf 0.335 0.123 0.083 0.171 0.113
3mf ± 2 0.044 0.139 0.203 0.176 0.062
3mf ± 4 0.012 0.047 0.104 0.157
3mf ± 6 0.016 0.044
4mf ± 1 0.163 0.157 0.008 0.105 0.068
4mf ± 3 0.012 0.070 0.132 0.115 0.009
4mf ± 5 0.034 0.084 0.119
4mf ± 7 0.017 0.050
ALOMI_Chater 6: Inverter 48
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
adalah:
a) untuk nilai mf yang kecil (mf < 21), sinyal
pembawa vΔ dan sinyal modulasi vc harus
disinkronisasi satu sama lainnya (mf intejer), yang
disyaratkan utuk mempertahankan fitur terdahulu.
Apabila hal ini tidak terjadi, maka sub-harmonisa
akan muncul pada tegangan ac keluaran;

ALOMI_Chater 6: Inverter 49
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
b) untuk nilai mf yang besar (mf > 21), sub-
harmonisanya diabaikan jika menggunakan teknik
sinkronisasi MLP, sehubungan dengan sub-
harmonisa dengan orde yang rendah biasanya
dicegah;
c) pada daerah modulasi lebih (overmodulation) (ma
> 1) beberapa interseksi antara sinyal pembawa
dan sinyal modulasi hilang, yang menyebabkan
mengarah ke pembangkitan harmonisa orde
rendah tapi tegangan ac keluaran yang tinggi.

ALOMI_Chater 6: Inverter 50
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
Arus Link DC IST Setengah Jembatan
• Kapasitor terpisah merupakan bagian dari inverter
dan oleh karenanya daya seimbang sesaat tidak
dapat dipertimbangkan sehubungan dengan
komponen penyimpan energy (C+ dan C-).
• Jika diasumsikan suatu inverter bebas rugi-rugi,
daya rata-rata yang diserap oleh beban dalam satu
periode harus sama dengan daya rata-rata yang
disalurkan oleh sumber searah.

ALOMI_Chater 6: Inverter 51
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Dengan demikian dapat ditulis,

 v (t )  i (t ) dt   v (t )  i (t ) dt
T T
i t o o (6.6)
0 0

• dimana T merupakan periode dari tegangan ac


keluaran.

ALOMI_Chater 6: Inverter 52
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Untuk beban induktif dan frekuensi pensaklaran
yang tinggi, arus beban io mendekati bentuk
sinusioda dan karena itu hanya komponen dasar dari
tegangan ac keluaran yang memberikan daya ke
beban. Disisi lain, jika tegangan link dc tetap
konstan vi(t) = Vi, pers. (6-6) dapat disederhanakan,

 
T 1 T
ii (t )dt  2Vo1 sin(t )  2 I o sin(t   o )dt  I i
0 Vi 0

(6.7)

ALOMI_Chater 6: Inverter 53
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Dimana 𝑉𝑜1 merupakan tegangan rms keluaran, Io
merupakan arus rms beban, 𝜃𝑜 merupakan faktor
daya beban induktif, dan Ii merupakan arus link dc
yang dapat disederhanakan,

Vo1
Ii  I o cos  o (6.8)
Vi

ALOMI_Chater 6: Inverter 54
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
Inverter Sumber Tegangan Jembatan Penuh
• Gambar 6.8 memperlihatkan topologi daya dari
inverter sumber tegangan jembatan penuh. Inverter
ini sama seperti inverter setengah jembatan namun
dengan kaki yang lain dihubungkan titik netral
dengan beban dengan bentuk gelombangnya.

ALOMI_Chater 6: Inverter 55
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
ii

+ D1+ D2+
vi/2 C+ S1+ S2+
- (a) (f)
io
a +
vi N vo
b -
(b) (g)
+
vi/2 C- S1- D1- S2- D2-
-

(c) (h)
Gambar 6.8. Inverter jembatan penuh, (a)
sinyal pembawa dan sinyal modulasi, (b)
kedudukan saklar S1+; (c) kedudukan saklar (d) (i)
S2+; (d) tegangan ac keluaran; (e) spektrum
tegangan ac keluaran; (f) arus ac keluaran;
(g) arus dc; (h) spektrum arus dc; (i) arus (e) (j)
saklar S1+ ; (j) arus diode D1+ . ALOMI_Chater 6: Inverter 56
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Seperti yang diharapkan, kedua saklar S1+ dan S1-
(atau S2+ dan S2-) tidak dapat menghantar secara
simultan karena bisa terjadi hubungan pendek pada
link dc tegangan sumber vi. Gambar 6.8
memperlihatkan gelombang tegangan dan arus
inverter sumber tegangan jembatan penuh.

ALOMI_Chater 6: Inverter 57
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
Arus link DC pada IST Jembatan Penuh
• Sesuai dengan kenyataan bahwa inverter bebas rugi-
rugi dan dikonstruksikan tanpa komponen
penyimpan energi, daya keseimbangan sesaat
ditunjukkan oleh persamaan,

vi (t )  ii (t )  vo (t )  io (t ) (6.9)

ALOMI_Chater 6: Inverter 58
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Untuk beban induktif dan frekwensi pesaklaran
yang relatif tinggi, arus beban io mendekati bentuk
sinusoida. Sebagai pendekatan awal, tegangan ac
keluaran dapat juga dianggap sinusoida. Disisi lain,
jika tegangan link dc tetap konstan, 𝑣𝑖 𝑡 = 𝑉𝑖 ,
pers. (6-9) dapat disederhanakan,
1
it (t )  2Vo1 sin(t )  2 I o sin(t   ) (6.10)
Vi

• Dimana Voi merupakan tegangan keluaran rms ac, Io


arus beban rms, dan 𝜃 adalah faktor daya beban
induktif.
ALOMI_Chater 6: Inverter 59
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Dengan demikian, arus link dc dapat
disederhanakan menjadi,

Vo1 Vo1
ii (t )  I o cos( )  I o cos(2t   ) (6.11)
Vi Vi

• Pernyataan yang terdahulu merupakan isu penting,


yaitu keberadaan harmonisa orde 2 yang besar pada
arus link dc (amplitudonya sama dengan arus link
dc).

ALOMI_Chater 6: Inverter 60
Inverter Sumber Tegangan (VSI)
• Harmonisa kedua ini diinjeksi kembali ke sumber
tegangan ac, sehingga desainnya harus
mempertimbangkan hal tersebut agar menjamin
suatu tegangan dc yang mendekati konstan.
• Dalam hal praktis, sumber tegangan dc dibutuhkan
untuk menghasilkan kapasitansi yang besar yang
mana mahal dan membutuhkan tempat dan
keduanya tidak diinginkan, khususnya dalam suplai
daya menengah hingga tinggi.

ALOMI_Chater 6: Inverter 61
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Inverter sumber tegangan satu fasa banyak
diaplikasikan pada daya rendah dan inverter sumber
tegangan tiga fasa diaplikasikan pada daya
menengah dan daya tinggi.
• Tujuan utama dari topologi tersebut adalah untuk
memberikan sumber tegangan tiga fasa, dimana
amplitude, fasa, dan frekuensi dari tegangan harus
selalu dapat dikontrol.

ALOMI_Chater 6: Inverter 62
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Walaupun dalam penggunaannya membutuhkan
gelombang tegangan sinusoida (ASD, UPS,
FACTS, kompensator Var), tegangan ini juga
muncul dalam beberapa penggunaan (filter aktif,
kompensator tegangan).
• Topologi standar dari inverter tiga fasa diperlihatkan
oleh Gambar 6.9. Seperti halnya pada inverter satu
fasa, saklar pada setiap kaki dari inverter (S1 dan S4,
S3 dan S6, atau S5 dan S2) tidak dapat on secara
simultan karena hal ini akan menimbulkan
hubungan pendek melalui link dc tegangan suplai.
ALOMI_Chater 6: Inverter 63
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
ii

+ D1 D3 D5
vi/2 C+ S1 S3 S5
-
ioa
a +v (a) (f)
vi N b - ab
c

+ D6 D2
vi/2 C- S4 D4 S6 S2
- (b) (g)

Gambar 6.9. Inverter sumber tegangan: (c) (h)


Gelombang ideal untuk modulasi vektor
ruang (𝑣 = 0, 𝜃 = 1) : (a) sinyal
modulasi; (b) kedudukan saklar S1; (c) (d) (i)
kedudukan saklar S3; (d) tegangan ac
keluaran; (e) spektrum tegangan ac
keluaran; (f) arus ac keluaran; (g) arus dc; (e) (j)
(h) spektrum arus dc; (i) arus saklar S1 ;
(j) arus diode D1 .
ALOMI_Chater 6: Inverter 64
(a) (f)

(b) (g)

(c) (h)

(d) (i)

(e) (j)
ALOMI_Chater 6: Inverter 65
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
Arus link dc pada inverter sumber tegangan tiga fasa
• Sesuai dengan kenyataan bahwa inverter
diasumsikan tanpa rugi-rugi dan dirancang tanpa
komponen penyimpan energi, keseimbangan daya
sesaat menunjukkan bahwa,
vi t   ii t   vab t   ia t   vbc t   ib t   vca t   ic t 
(6.12)
• dimana ia(t), ib(t), dan ic(t) merupakan arus fasa
beban seperti diperlihatkan Gbr. 6.10.

ALOMI_Chater 6: Inverter 66
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa

Gambar 6.10. Arus fasa beban dari beban yang terhubung delta

ALOMI_Chater 6: Inverter 67
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Jika beban seimbang dan bersifat induktif, dan
frekwensi dengan pensaklaran yang tinggi
digunakan, maka arus beban akan mendekati bentuk
gelombang sinusoida yang seimbang.
• Disisi lain, jika tegangan ac keluaran dianggap
sebagai gelombang sinusoida dan tegangan link dc
diasumsi kostan vi(t) = Vi, maka pers. (6-12) dapat
disederhanakan sebagai berikut:

ALOMI_Chater 6: Inverter 68
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa

 2Vo1 sin(t )  2 I o sin(t   ) 


1  
it (t )   2Vo1 sin(t  120 )  2 I o sin(t  120    (6.13)
o o

Vi  
 2Vo1 sin(t  240 )  2 I o sin(t  240   
o o

• dimana Vo1 merupakan tegangan saluran rms ac


dasar keluaran, Io merupakan arus fasa beban rms,
dan θ merupakan faktor daya beban induktif.

ALOMI_Chater 6: Inverter 69
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Dengan demikian arus link dc dapat dinyatakan
sebagai,
Vo1 Vo1
it (t )  3 I o cos( )  3 I l cos( ) (6.14)
Vi Vi

• dimana 𝐼𝑙 = 𝐼𝑜 yang merupakan arus saluran rms


beban.

ALOMI_Chater 6: Inverter 70
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Hasil arus link dc menunjukkan bahwa tegangan
beban bebas harmonisa diharapkan pada bus dc,
dibandingkan dengan IST satu fasa yang tidak
memunculkan harmonisa tingkat dua.
• Bagaimanapun juga, tegangan saluran beban ac
mengandung harmonisa sekitar frekwensi sampling
normalisasi fsn, arus link dc akan mengandung
harmonisa akan tetapi sekitar fsn seperti
diperlihatkan Gbr. 6.9h.

ALOMI_Chater 6: Inverter 71
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
Tegangan fasa beban pada IST tiga fasa
• Beban kadang-kadang dalam hubungan bintang dan
tegangan fasa beban, van, vbn, dan vcn mungkin
dibutuhkan (Gbr. 6.11). Untuk memperoleh hal
tersebut, perlu dipertimbangkan vektor tegangan
saluran, yaitu

vab  van  vbn 


v   v  v 
 bc   bn cn  (6.15)
vca   vcn  van 
ALOMI_Chater 6: Inverter 72
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa

Gambar 6.11. Tegangan fasa beban dalam hubungan bintang.

ALOMI_Chater 6: Inverter 73
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• yang dapat ditulis sebagai fungsi dari vektor
tegangan fasa 𝑣𝑎𝑛 𝑣𝑏𝑛 𝑣𝑐𝑛 𝑇 ,

vab  1  1 0  van 
 v   0 1  1 v 
 bc     bn  (6.16)
vca  1 0 1   vcn 

• Pers. (6-16) mewakili suatu sistem linear dimana


besaran yang tidak diketahui merupakan vektor
𝑣𝑎𝑛 𝑣𝑏𝑛 𝑣𝑐𝑛 𝑇 .

ALOMI_Chater 6: Inverter 74
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Sayangnya, sistem tersebut adalah singular dimana
barisnya ditambahkan hingga nol (tegangan saluran
ditambah menjadi nol), oleh karenanya, tegangan
fasa beban tidak dapat diperoleh dari inversi
matriks.
• Bagaimanapun, jika tegangan fasa beban
ditambahkan hingga nol, pers. (6-16) dapat ditulis
kembali menjadi,

ALOMI_Chater 6: Inverter 75
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
vab  1  1 0 
 v   0 1  1
 bc    (6.16)
 0  1 0 1 

• yang bukan singular dan dengan demikian,


1
van  1  1 0  van 
v   0 1  1 v 
 bn     bn  (6.17)
 vcn  1 1 1   0 
ALOMI_Chater 6: Inverter 76
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
van   2 1
v   1   1 1 vab 
 bn  3   v  (6.19)
 vcn    1 2  bc 

• Ekspresi terakhir dari tegangan fasa beban hanya


merupakan fungsi dari vab dan vbc, yang mana
kenyataannya bahwa hanya baris terakhir dalam
pers. (6-16) yang dipilih.

ALOMI_Chater 6: Inverter 77
Inverter Sumber Tegangan 3 Fasa
• Gambar 6.12 memperlihatkan tegangan fasa dan
tegangan saluran yang diperoleh berdasarkan pers.
(6.19).

Gambar 6.12. IST tiga


fasa: (a) tegangan (a)
saluran beban; (b)
tegangan fasa beban.

(b)
ALOMI_Chater 6: Inverter 78
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Tujuan utama dari konverter statis tersebut untuk
menghasilkan gelombang arus keluaran ac dari
sumber arus dc.
• Untuk keluaran sinusoida, besaran, frekuensi, dan
sudut fasanya harus dapat dikontrol. Bahwa
kenyataannya arus saluran ac ioa, iob, dan ioc
memunculkan di/dt yang tinggi, sehingga sebuah
filter kapasitor harus dihubungkan pada terminal ac
dalam aplikasi beban induktif seperti pengendali
motor induksi (ASD).

ALOMI_Chater 6: Inverter 79
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Dengan demikian, tegangan beban yang mendekati
sinusoida dibangkitkan untuk memenuhi
penggunaantopologi tersebut pada industri dengan
tegangan menengah, dimana gelombang tegangan
dengan kualitas yang tinggi sangat dibutuhkan.
• Walaupun inverter sumber arus satu fasa
mempunyai sifat yang sama dengan inverter sumber
arus tiga fasa, maka topologinya dapat
dikembangkan berdasarkan prinsip yang sama,
hanya saja penggunaan inverter sumber arus tiga
fasa sangat praktis seperti diperlihatkan Gbr. 6.13.
ALOMI_Chater 6: Inverter 80
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
+
S1 S3 S5
D1 D3 D5
ioa
a +
vab
vi vi b -

c
S4 S6 S2
D4 D6 D2
C
-

Gambar 6.13. Inverter sumber arus: Gelombang


ideal untuk modulasi vektor ruang (ma = 0.8, mf =
9): (a) sinyal modulasi dan sinyal pembawa; (b)
kedudukan saklar S1; (c) kedudukan saklar S3; (d)
arus ac keluaran; (e) spektrum arus ac keluaran;
(f) tegangan ac keluaran; (g) tegangan dc; (h)
spektrum tegangan dc; (i) arus saklar S1 ; (j) arus
tegangan S1 .
ALOMI_Chater 6: Inverter 81
ALOMI_Chater 6: Inverter 82
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Sedangkan profil gelombang tegangan dan arus
diperlihatkan Gbr. 6.13.

Posisi Posisi ioa iob ioc Vektor Ruang


S1 dan S2 on dan S3, S4, S5, dan S6 off 1 i1 0 -i1 I1 = 1+j0.577
S2 dan S3 on dan S4, S5, S6, dan S1 off 2 0 i1 - i1 I2 = j1.155
S3 dan S4 on dan S5, S6, S1, dan S2 off 3 - i1 i1 0 I3 = -1+j0.577
S4 dan S5 on dan S5, S1, S2, dan S3 off 4 - i1 0 i1 I4 = -1-j0.577
S5 dan S6 on dan S1, S2, S3, dan S4 off 5 0 - i1 i1 I5 = -j1.155
S6 dan S1 on dan S2, S3, S4, dan S5 off 6 i1 - i1 0 I6 = 1-j0.577
S1 dan S4 on dan S2, S3, S5, dan S6 off 7 0 0 0 I7 = 0
S3 dan S6 on dan S1, S2, S4, dan S5 off 8 0 0 0 I8 = 0
S5 dan S2 on dan S6, S1, S3, dan S4 off 9 0 0 0 I9 = 0

ALOMI_Chater 6: Inverter 83
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
Tegangan dc link pada Inverter Sumber Arus
• Daya seimbang sesaat ditunjukkan oleh persamaan,

vi t   ii t   van t   ioa t   vbn t   iob t   vcn t   ioc t 


(6.20)
• dimana van(t), vbn(t), dan vcn(t) merupakan tegangan
fasa filter seperti diperlihatkan Gbr. 6.14

ALOMI_Chater 6: Inverter 84
Inverter Sumber Arus 3 Fasa

Gambar 6.14. Tegangan fada dalam hubungan bintang filter.

ALOMI_Chater 6: Inverter 85
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Jika filter tersebut cukup besar dan menggunakan
switching frekuensi tinggi, tegangan fasa mendekati
gelombang sinusoida seimbang.
• Disisi lain, jika arus ac keluaran dianggap sinusoida
dan arus dc link diasumsikan konstan ii(t) = Ii, maka
pers. (6-20) dapat disederhanakan sebagai,

 2 Von sin t   2 I o1 sin t    


1 
  
vi t    2 Von sin t  120o  2 I o1 sin t  120o    
I1 

  
 2 Von sin t  240o  2 I o1 sin t  240o   

ALOMI_Chater 6: Inverter (6.21)
86
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Dimana Von merupakan tegangan fasa rms keluaran,
Io1 arus rms dasar saluran,  merupakan sudut
sembarang dari filter beban. Dengan demikian,
tegangan dc link l dapat disederhanakan lagi sebagai
berikut,

vi t   3 Von cos   3 Vo cos 


I o1 I o1
Ii Ii
(6.23)

ALOMI_Chater 6: Inverter 87
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Dimana Vo = 3Von merupakan tegangan rms
saluran beban.
• Tegangan dc link yang dihasilkan menunjukkan
bahwa arus saluran harmonisa pertama Io1
membangkitkan arus dc yang bersih. Bagaimanapun
juga, karena arus saluran beban mengandung
harmonisa disekelilingi frekuensi sampling
normalisasi fsn, arus dc link akan mengandung
komponen harmonisa tetapi disekeliling fsn seperti
diperlihatkan Gbr. 6.15h.

ALOMI_Chater 6: Inverter 88
Inverter Sumber Arus 3 Fasa
• Sama halnya, untuk sinyal pembawa dengan teknik
PWM, arus dc link akan mengandung komponen
harmonisa sekeliling frekuensi pembawa mf (Gbr.
6.15)
Gambar 6.15. Inverter sumber
arus: Gelombang ideal modulasi
vektor ruang (ic = 0.8, fsn = 18: (a)
sinyal modulasi; (b) kedudukan
saklar S1; (c) kedudukan saklar S3;
(d) arus ac keluaran; (e) spektrum
arus ac keluaran; (f) tegangan ac
keluaran; (g) tegangan dc; (h)
spektrum tegangan dc; (i) arus
saklar S1 ; (j) tegangan saklar S1 .
ALOMI_Chater 6: Inverter 89
Regenerasi Pada Inverter
• Pada aplikasi industri umumnya dikarakteristikkan
oleh adanya aliran daya dari sistem distribusi ac ke
beban. Sebagai contoh, kasus ASD yang beroperasi
dalam mode motoring. Dalam hal ini, daya aktif
mengalir dari sisi dc ke sisi ac dari inverter dan ada
banyak penggunaan yang penting dimana beban
menyuplai daya ke sistem. Kondisi ini dikenal
dengan sistem mode operasi regeneratif.

ALOMI_Chater 6: Inverter 90
Regenerasi Pada Inverter
• Gambar 6.16 memperlihatkan skema sederhana dari
sebuah ASD dimana motor dimodelkan oleh tiga
percabangan RLe, dimana sumber [e]abc merupakan
tegangan emf motor. Karena tegangan ac diberikan
oleh inverter melalui teknologi PWM, maka
tegangan ini dapat diatur sesuai dengan yang
dibutuhkan. Akibatnya Gbr. 6.17 memperlihatkan
gelombang yang relevan dengan kondisi steady-
state mode motoring dari ASD.

ALOMI_Chater 6: Inverter 91
Regenerasi Pada Inverter

Gambar 6.16. Topologi VSI tiga fasa dengan rangkaian penyearah diode

ALOMI_Chater 6: Inverter 92
Regenerasi Pada Inverter

Gambar 6.17. ASD pada VSI dengan mode motoring: (a) tegangan bus dc;
(b) arus bus dc; (c) tegangan ac saluran-beban; (d) tegangan fasa ac-beban;
(e) arus saluran dan teganganALOMI_Chater
emf motor; 6: Inverter
(f) daya poros. 93
Regenerasi Pada Inverter
• Untuk menyederhanakan analisis, tegangan bus dc
konstan vi = Vi. Terlihat bahwa: (i) arus bus dc ii
memperlihatkan arus dc Ii yang positif; (ii) arus
saluran motor sefasa dengan tegangan emf motor.
Kedua kondisi ini menunjukkan bahwa daya aktif
mengalir dari sumber dc ke motor. Ini juga
diperlihatkan dari gambar daya poros seperti
diperlihatkan Gbr. 6.17f yang diperoleh sebagai:

(6.24)

ALOMI_Chater 6: Inverter 94

Anda mungkin juga menyukai