Anda di halaman 1dari 21

BELA NEGARA DALAM KONTEKS NKRI

Nama Anggota:
Chindy Dwi Putri C
Christian Cessar Alvares
Evaline Christy
Farhan Irsyad Hanif
Fifi Febrianti
Madinatul Sa’adah
Muhammad Hafits Farlansyah
Muhammad Ridwan
Olivia Zhara Supono
Satriani Tito
Zahra Nur Afifa

SMP NEGERI 1 SANGAT UTARA


KABUPATEN KUTAI TIMUR
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberi nikmat, rahmat dan hidayah -NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
PPKN tentang “ BELA NEGARA DALAM KONTEKS NKRI “ tepat waktu.
Terima kasih kepada guru pembimbing yang telah memberikan bimbingannya. Terima
kasih juga pada semua yang telah turut membantu untuk menyelesaikan makalah ini.
Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika mendapat dukungan dari berbagai pihak. Kami
berharap makalah ini dapat bermanfaat serta memberikan informasi untuk penulis dan juga
pembaca.
Walaupun demikian, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat berharap kritik dan saran untuk
kesempurnaan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang
telah membaca makalah ini hingga akhir.

Sangatta, 22 Februari 2024


DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan Pembahasan..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Bela Negara
1. Konsep Bela Negara....................................................................2
2. Unsur Bela Negara......................................................................3
3. Landasan Hukum Bela Negara...................................................5
4. Arti Penting Bela Negara............................................................10
5. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Bela Negara.................................11
B. Ancaman dan Upaya Bela Negara
1. Ancaman Terhadap NKRI...........................................................13
2. Upaya Bela Negara......................................................................13
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................................17
Daftar Pustaka.....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bela Negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
undang–undang dasar dalam menjamin keberlangsungan hidup dan bernegara.

B. Rumusan Masalah
Seluruh masyarakat Indonesia wajib dan berhak ikut serta dalam pembelaan negara
bertujuan untuk membekali setiap warga negara Indonesia dengan nilai-nilai bela negara
dalam rangka membentuk karakter bangsa yang ulet dan tangguh, berwawasan kebangsaan
dan memiliki kesadaran untuk menjiwai negara, sikap dan tindakan warga negara yang teratur
dan menyeluruh, dan terpadu secara sendiri-sendiri maupun kelompok sebagai bagian dari
rasa cinta tanah air, kesadaran berbangsa dan bernegara, keyakinan terhadap Pancasila, dan
rela berkorban untuk bangsa dan negara. Dengan demikian, bela negara yang dimaksud di
sini, tidak selalu dalam bentuk fisik dalam suatu perang mempertahankan kedaulatan
Indonesia. Tetapi dapat berwujud segala sesuatu yang dilakukan oleh warga negara untuk
memajukan bangsanya, membantu warga negara lain yang termasuk bangsanya, dan ikut
serta dalam kegiatan pembangunan nasional sesuai profesi dan kemampuannya.

C. Tujuan Pembahasan
 Menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
 Melestarikan budaya
 Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
 Menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara
BAB II
PEMBAHASAN

A. BELA NEGARA

Bela negara adalah usaha untuk mempertahankan negara dari segala ancaman dan
gangguan, baik yang datang dari dalam maupun luar negeri. Ini adalah kewajiban setiap
warga negara, tidak hanya militer.
Bela negara bukan hanya tentang pertahanan militer, tetapi juga melibatkan aspek
sosial dan budaya. Ini termasuk menjaga nilai-nilai budaya, menjaga keharmonisasian sosial,
dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan politik.
Jadi, bela negara adalah konsep yang luas, yang melibatkan setiap aspek kehidupan
masyarakat dan setiap warga negara memiliki peran penting dalam melaksanakannya

1. Konsep Bela Negara

Bela negara adalah konsep yang berkaitan dengan


patriotisme seseorang, suatu kelompok, atau seluruh
komponen dari suatu negara dalam kepentingan
mempertahankan eksistensi negara tersebut. Di Indonesia,
bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undangan Dasar 1945. Tujuannya adalah untuk menjaga keberlangsungan hidup bangsa dan
negara
Konsep bela negara ini juga diatur dalam Undang - Undang nomor 3 tahun 2002 Pasal
9 (1) tentang Pertahanan Negara, yang menyebutkan, "Setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara." Pasal tersebut memiliki butir, penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang - Undang
Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, yaitu “Upaya Bela Negara” adalah sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara dan Undang-
undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Menurut buku
Bela Negara yang dikeluarkan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten,
upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan kehormatan bagi
setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab, dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa.
Konsep bela negara hadir terkait dengan adanya ancaman dan tantangan pada
ketahanan nasional. Misalnya, pada ancaman terhadap kedaulatan yang berpotensi
menimbulkan konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim, dan
dirgantara. Contoh lain ancaman ketahanan nasional, gangguan keamanan di wilayah
perbatasan berupa pelintas batas secara ilegal, kegiatan penyelundupan senjata dan bahan
peledak, masalah separatisme, dan sebagainya. Menurut Kris Wijoyo Soepandji dan
Muhammad Farid dalam jurnal Konsep Bela Negara dalam Perspektif Ketahanan Nasional
(2018), saat ini terdapat pula ancaman transnasional, seperti radikalisme dan terorisme,
beragam masalah terkait dengan kerusakan lingkungan hidup (globalisasi), hingga potensi
kesenjangan sosial-ekonomi-politik dan ketegangan global sebagai dampak dari
perkembangan industri 4.0 yang pesat. Menghadapi hal-hal tersebut, dibutuhkan integritas
bangsa untuk mengawal NKRI agar tetap utuh dan bersatu.

 Dasar Hukum Bela Negara


Dasar hukum bela negara secara eksplisit tercantum dalam Undang-undang Dasar
Tahun 1945 Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (1), yang berbunyi:
-Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan, “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.”
-Pasal 30 ayat (1) mengamanatkan, “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.”
Bela Negara juga terkait dengan eksistensi NKRI dan terwujudnya cita-cita bangsa
sebagaimana termuat dalam Pembukaan UUD NRKI tahun 1945, yakni melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan dan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Hari Bela Negara
Konsep bela negara hadir terkait dengan adanya ancaman dan tantangan pada
ketahanan nasional. Misalnya, pada ancaman terhadap kedaulatan yang berpotensi
menimbulkan konflik perbatasan, pelanggaran wilayah, gangguan keamanan maritim,
dan dirgantara. Contoh lain ancaman ketahanan nasional, gangguan keamanan di
wilayah perbatasan berupa pelintas batas secara ilegal, kegiatan penyelundupan
senjata dan bahan peledak, masalah separatisme, dan sebagainya. Menurut Kris
Wijoyo Soepandji dan Muhammad Farid dalam jurnal Konsep Bela Negara dalam
Perspektif Ketahanan Nasional (2018), saat ini terdapat pula ancaman transnasional,
seperti radikalisme dan terorisme, beragam masalah terkait dengan kerusakan
lingkungan hidup (globalisasi), hingga potensi kesenjangan sosial-ekonomi-politik
dan ketegangan global sebagai dampak dari perkembangan industri 4.0 yang pesat.
Menghadapi hal-hal tersebut, dibutuhkan integritas bangsa untuk mengawal NKRI
agar tetap utuh dan bersatu.

2. Unsur Bela Negara


 Cinta Tanah Air
Cinta tanah air adalah kesadaran untuk berbakti kepada
negara dan kesediaan untuk berkorban demi kepentingan
bersama. Untuk mencapai tujuan hidup bersama yang baik,
rasa cinta tanah air perlu ditanamkan dan ditingkatkan
sejak usia dini pada setiap individu sebagai warga negara
atau anggota bangsa. Contoh cinta tanah air adalah rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara, mencintai adat atau budaya yang
ada di negara dengan melestarikannya, melestarikan alam dan lingkungan.

 Kesadaran Berbangsa dan Bernegara


Kesadaran Berbangsa dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang
hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus
mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri yang dilandasi
keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Contohnya yaitu meningkatkan persatuan dan kesatuan, melaksanakan Pancasila
dan UUD 1945, mendukung kebijakan pemerintah, mengembangkan kegiatan
usaha produktif, mencintai dan memakai produk dalam negeri, mematuhi
peraturan hukum, dan tidak main hakim sendiri.

 Meyakini Pancasila sebagai Ideologi Negara


Pancasila adalah dasar negara dan pandangan hidup bangsa. Penyelenggaraan
negara kehidupan bernegara harus sejalan dengan nilai-nilai Pancasila. Pancasila
memiliki lima nilai luhur, yaitu ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan,
dan keadilan. Kelimanya harus menjadi pedoman dalam berperilaku, baik di
lingkungan keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara. Contoh penerapan
Pancasila sebagai ideologi negara adalah menghormati dan memelihara
keberagaman budaya, agama, adat istiadat, serta pandangan hidup masyarakat
Indonesia; mendorong partisipasi aktif dalam proses demokrasi, seperti pemilihan
umum yang adil dan transparan.

 Memiliki Kemampuan Awal Bela Negara


Kemampuan awal bela negara adalah modal yang dimiliki untuk melakukan bela
negara. Indikator kemampuan awal bela negara sebagai berikut.
 Memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,
dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan.
 Senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya.
 Ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan.
 Terus membina kemampuan jasmani dan rohani.
 Memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk keterampilan.

 Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara


Sikap rela berkorban adalah sikap yang mencerminkan adanya ketersediaan dan
keikhlasan memberikan sesuatu yang dimiliki untuk orang lain, walaupun akan
menimbulkan penderitaan bagi diri sendiri. Sikap rela berkorban telah
dicontohkan oleh para pejuang dalam memperjuangkan kemerdekaan negara
Indonesia. Mereka melawan penjajah bahkan rela mengorbankan nyawa. Contoh
rela berkorban antara lain:
 Berpartisipasi dalam kegiatan demokrasi, misalnya memberikan suara dalam
pemilihan umum
 Menjadi sukarelawan untuk layanan masyarakat atau mencalonkan diri untuk
pemilihan jabatan pemerintah
 Menjaga kelestarian budaya bangsa dan tidak mempromosikan budaya asing.
3. Landasan Hukum Bela Negara

Bela negara adalah sikap, perilaku dan


tindakan warga negara secara menyeluruh
untuk membela negaranya dari ancaman yang
membahayakan keutuhan negaranya.
Tindakan tersebut berupa tindakan yang biasanya
terorganisir oleh negara itu sendiri
atau suatu kelompok masyarakatnya yang dilandasi akan kecintaan terhadap tanah air
dan bangsa. Dalam konteks Bangsa Indonesia, bela negara adalah sikap dan tindakan
yang menyeluruh, teratur, dan terorganisir dalam rangka cinta tanah air, upaya menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Upaya
tersebut tentu saja untuk menghadapi segala tantangan, gangguan, dan ancaman dari
dalam maupun luar Indonesia yang membahayakan kedaulatan di segala bidang ;
ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945, alinea pertama disebutkan, “ Bahwa
sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan peri
kemanusiaan dan peri keadilan”. Artinya, bahwa Bangsa Indonesia pada dasarnya
adalah cinta damai, namun lebih mencintai kemerdekaan dan kedaulatan bangsanya.
Dengan prinsip tersebut, siapa pun yang menyerang Bangsa Indonesia harus siap
dihadapi secara fisik. Dan Indonesia sendiri menentang hal tersebut, berlaku di negara
lain. Dibuktikan dengan adanya pemberlakuan politik luar negeri bebas aktif. Namun
dengan semakin berkembangnya teknologi, terutama teknologi informasi dan
telekomunikasi, penjajahan atau gangguan kedaulatan tidak hanya dalam bentuk fisik.
Harus diwaspadai dalam segala bidang, seperti penguasaan ekonomi oleh negara
asing, penguasaan pemikiran generasi muda dengan hal-hal yang tidak sesuai dengan
moral bangsa, dan lain-lain.
Saat ini pemerintah sudah mencanangkan program bela negara meskipun Indonesia
dalam keadaan damai. Program yang masih pro dan kontra karena ada beberapa pihak
yang beranggapan belum ada undang-undang yang mengaturnya secara detail, dan
Indonesia belum dalam keadaan darurat perang. Maka, sebaiknya kita mengetahui juga
beberapa landasan hukum bela negara yang sudah ada dan diberlakukan di Indonesia.
Landasan bentuk hukum bela negara tersebut akan diuraikan di bawah ini:

a. Landasan konstitusional
Landasan Konstitusional adalah konstitusi dasar yang menjadi sebuah pedoman
pokok di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Negara menjadikan
konstitusi sebagai pedoman dasar dalam penyelenggaraan tata negara. Konstitusi mencakup
segala macam ketentuan dan peraturan ketatanegaraan atau hukum dasar sebuah negara.
Salah satu tujuan konstitusi adalah membatasi kekuasaan untuk menghindari kesewenang-
wenangan.
Landasan konstitusional pelaksanaan bela negara adalah UUD 1945, karena UUD
1945 merupakan konstitusi Negara Indonesia, dan sumber hukum tertinggi di
Indonesia. Dalam tiap batang tubuh UUD 1945 ini, tercantum hak dan kewajiban
bela negara bagi setiap warga negara Indonesia.
 Pasal 27 ayat 3 UUD 1945
Hasil amandemen yang menyatakan bahwa : “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Berdasarkan pasal ini setiap
warga negara berhak dalam upaya membela negara, artinya tidak selalu dalam
bela negara secara fisik. Namun dapat berarti setiap warga negara berhak
mendapatkan pendidikan dan melakukan semua upaya memajukan dirinya, yang
nantinya dapat ikut memajukan negara Indonesia. Selain hak, bela negara adalah
kewajiban, terutama bila keadaan darurat perang di Indonesia. Untuk saat ini bisa
dilakukan dengan cara ikut memelihara lingkungan, melaksanakan aturan dan
tata tertib di Indonesia, dan lain-lain.
 Pasal 30 ayat 1 UUD 1945
Tentang hak dan kewajiban bela negara dalam kondisi yang berbeda. Bunyi pasal
tersebut adalah, ”Tiap-tiap warga negara berhak dan ikut serta dalam pertahanan
dan keamanan negara”. Sekilas dapat berarti kewajiban dan hak membela negara
dalam bentuk fisik, ketika Indonesia dalam keadaan perang. Namun dapat juga
diartikan sebagai kewajiban menjaga ketertiban dan pertahanan negara
sebagai makna sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, dengan tidak
melakukan tindakan yang melanggar persatuan dan kesatuan Indonesia.
 Pasal 30 ayat 2
Menjelaskan tentang pertahanan dan keamanan negara yang dilakukan oleh TNI
dan Polri, sesuai dengan isinya, ”Usaha pertahanan dan keamanan negara
dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI
dan Polri sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.
Dengan demikian menurut pasal ini, keamanan dan perlindungan negara,
termasuk di dalamnya perlindungan terhadap segenap rakyat Indonesia dilakukan
oleh TNI dan Polri dengan dukungan rakyat. TNI dan Polri dalam tugasnya
mengatasi semua ancaman terhadap NKRI baik dari luar maupun dari dalam, ikut
membantu korban bencana alam, mengatasi kriminalitas, dan sebagainya.
Rakyat sebagai pendukung diharapkan ikut berpartisipasi dalam menjaga
pertahanan dan keamanan, dengan berlaku sesuai aturan, tidak melakukan tindakan kriminal,
dan tetap menjaga keutuhan negara Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika.
 Pasal 30 ayat 3 UUD 1945
Berisikan tentang tugas Tentara Nasional Indonesia. Pasal ini berisi pemisahan
TNI dan Polri yang menyatakan bahwa, ”Tentara Nasional Indonesia terdiri atas
Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sebagai alat negara
bertugas mempertahankan, memelihara keutuhan, dan kedaulatan negara”.
Secara garis besar tugas TNI dalam hal ini adalah upaya menjaga keutuhan,
kemerdekaan, dan kedaulatan negara Republik Indonesia. Semua tugas tersebut
selanjutnya diatur oleh undang-undang.
 Pasal 30 ayat 4 UUD 1945
Yang juga hasil amandemen merupakan pasal yang menjelaskan tugas
kepolisian dan wewenangnya. Pasal ini hanya terdapat dalam UUD 1945 hasil
amandemen dan berbunyi, ”Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat
negara yang menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat, serta menegakkan hukum”. Dalam hal ini
kepolisian yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan bertugas
melindunginya dari berbagai tindakan kejahatan. Pelaksanaan tugas dan fungsi
Polri juga diatur selanjutnya oleh undang-undang.
 Pasal 30 ayat 5 UUD 1945
Berisikan tentang kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia dan hubungan keduanya. pasal ini juga merupakan hasil
amandemen UUD 1945 masa reformasi, yang berbunyi, “Susunan dan
kedudukan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga
negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara diatur oleh Undang-undang”.

b. Landasan Operasional
Landasan Operasional adalah sebuah landasan yang digunakan untuk mengelola
kehidupan nasional sebuah negara secara keseluruhan. Landasan operasional dijadikan
sebagai dasar hukum material yang memberi arah serta menjadi pedoman pengelolaan oleh
pemegang kekuasaan dalam mengelola sebuah negara.
Landasan operasional adalah rincian aturan yang akan dilaksanakan terkait bela
negara dan dapat berubah sesuai kebijakan pemerintah. Dalam konteks bela negara, landasan
operasional ini mencakup tindakan yang biasanya terorganisir oleh negara itu sendiri atau
suatu kelompok masyarakatnya yang dilandasi akan kecintaan terhadap tanah air dan bangsa.
Misalnya, membela negara dari ancaman yang membahayakan keutuhan negaranya, menjaga
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila, dan menghadapi
segala tantangan, gangguan, dan ancaman dari dalam maupun luar Indonesia yang
membahayakan kedaulatan di segala bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan
budaya.
Saat ini, pemerintah Indonesia sudah mencanangkan program bela negara meskipun
Indonesia dalam keadaan damai. Program ini masih pro dan kontra karena ada beberapa
pihak yang beranggapan belum ada undang-undang yang mengaturnya secara detail, dan
Indonesia belum dalam keadaan darurat perang. Beberapa landasan operasional bela negara,
yaitu:

 Tap MPR Nomor VI Tahun 1973


Ketatapan MPR ini berisikan tentang konsep wawasan nusantara, yang
menjelaskan di mana pun warga negara Indonesia berada, ia adalah sebagai satu
kesatuan Negara Indonesia.
 Undang - Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia. Dan dalam UU ini
dijelaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam
membela negara sesuai ketentuan yang berlaku.
 Tap MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang TNI dan Polri
Ketetapan MPR Nomor VI tahun 2000 menjelaskan tentang pemisahan TNI dan
Polri yang semula menjadi satu lembaga. Kemudian UU Nomor VII menjelaskan
peranannya masing-masing, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam undang-
undang.
 Undang - Undang Nomor 2 dan 4 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia
Menurut UU Nomor 2 tahun 2002 ini, Kepolisian Negara RI berfungsi
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan hukum,
perlindungan dan pengayoman, serta pelayanan terhadap masyarakat. Sedangkan
UU Nomor 4 tahun 2002 menunjukkan tujuan kepolisian negara RI, yaitu
mewujudkan keamanan dalam negeri yang termasuk di dalamnya terpeliharanya
keamanan dan ketertiban masyarakat, dan jaminan tegaknya hukum.
Terselenggaranya hal tersebut adalah dengan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
c. Landasan Idiil
Sama halnya dengan landasan hukum semua aktivitas Bangsa Indonesia, landasan
idiilnya adalah Pancasila. Artinya semua kegiatan yang berlangsung harus sesuai
dengan Pancasila sebagai dasar dan ideologi nasional. Landasan hukum bela
negara terdapat dalam lima sila Pancasila .
 Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, Bangsa Indonesia meyakini bahwa
kemerdekaan dan kedaulatan setiap individu dan setiap bangsa adalah hak
asasi manusia. Di mana kemerdekaan dan kedaulatan ini diberikan oleh Tuhan
Yang Maha Esa. Bahkan dalam pokok pikiran pembukaan UUD 1945 alinea
ketiga disebutkan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa
 Sila Kedua, kemanusiaan yang adil dan beradab, menunjukkan bahwa bela
negara wajib hukumnya bagi setiap warga negara terkait dengan kemanusiaan
dan keadilan.
 Sila ketiga, persatuan Indonesia, dapat dijadikan sebuah landasan idiil yang
sangat mendasar karena bela negara terkait langsung hubungannya dengan
rasa cinta tanah air dan kewajiban membelanya.
 Sila keempat, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan dan perwakilan, menunjukkan landasan bela negara yang
menyeluruh dan terorganisir diatur oleh negara.
 Sila kelima, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, sebagai landasan
idiil. Di dalam sila ini terkandung makna kerja keras, giat belajar, ikut serta
dalam kegiatan pembangunan, yang merupakan perwujudan bela negara dalam
kehidupan sehari-hari.

4. Arti Penting Bela Negara

Arti penting bela negara bagi bangsa Indonesia


adalah menumbuhkan jiwa nasionalisme atau cinta Tanah
Air di antara warga negara Indonesia. Adanya jiwa cinta
Tanah Air inilah yang dapat menjaga keutuhan bangsa
dan negara Indonesia dari berbagai ancaman terhadap
persatuan dan kesatuan.

Adapun contoh partisipasi warga negara dalam upaya bela negara adalah:
 Melaksanakan semua kewajiban secara bersungguh-sungguh
 Mempererat rasa kekeluargaan dan kerukunan dengan sesama
Mengapa bela negara penting untuk dilakukan? Alasan pentingnya usaha pembelaan
negara secara lebih terperinci dapat dikelompokkan dalam 3 aspek sebagai berikut.
a. Aspek Geografis
Aspek geografis meliputi wilayah, letak dan potensi yang dimiliki negara Indonesia.
Berdasarkan aspek geografis, upaya bela negara dilakukan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor berikut.
 Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.
 Indonesia terletak pada posisi silang dunia.
 Wilayah Indonesia sangat strategis .
 Wilayah Indonesia yang berupa kepulauan memerlukan kekuatan
pertahanan yang bermutu, mahir dalam melaksanakan operasi-operasi
gabungan, serta memiliki kemampuan untuk melindungi tanah air, dan
udara yang menjadi kedaulatan Republik Indonesia.
 Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah dibandingkan negara
lain.
b. Aspek Demografis
Aspek demografis menyangkut masalah kependudukan. Berdasarkan aspek
demografis, upaya bela negara dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut.
 Indonesia memiliki penduduk yang sangat besar.
 Indonesia adalah negara majemuk (multisuku, multibudaya, dan
multiagama).
 Persebaran penduduk Indonesia tidak merata karena ada daerah padat
penduduk dan daerah yang sangat jarang penduduknya.
c. Aspek Historis
Aspek historis berkaitan dengan faktor sejarah menyangkut keinginan segenap bangsa
Indonesia untuk kehidupan yang lebih baik (merdeka). Berdasarkan aspek historis upaya bela
negara dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut.
 Keinginan negara lain untuk ikut menikmati kekayaan Indonesia dengan
cara melanggar hukum.
 Penjajahan yang dialami Indonesia selama lebih kurang tiga setengah
abad.
 Perjuangan rakyat dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia.
 Semangat bela negara yang dimiliki oleh rakyat.

5. FUNGSI, TUJUAN, DAN MANFAAT BELA NEGARA

a. Fungsi Bela Negara


Berikut ini beberapa fungsi bela negara:
 Mempertahankan negara dari berbagai ancaman.
Bela negara bertujuan untuk melindungi dan
mempertahankan negara dari ancaman baik dari
dalam maupun luar yang dapat mengganggu
kedaulatan dan keutuhan wilayah.
 Menjaga keutuhan wilayah negara.
Fungsi bela negara juga termasuk menjaga dan mempertahankan integritas wilayah
negara dari segala bentuk gangguan dan ancaman.
 Merupakan kewajiban setiap warga negara.
Setiap warga negara berhak dan wajib untuk berpartisipasi dalam pembelaan negara. Ini
adalah kewajiban konstitusional yang diatur dalam UUD 1945.
 Merupakan panggilan sejarah.
Bela negara adalah panggilan sejarah bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dalam
mempertahankan dan menjaga negara dan bangsa dari ancaman.
Dengan melaksanakan bela negara, kita menunjukkan ketersediaan kita untuk berbakti
pada nusa dan bangsa, dan menjadi bagian dari proses kerja sama untuk menghadapi
ancaman dari pihak asing.
b. Tujuan Bela Negara
Sedangkan tujuan bela negara, di antaranya:
 Mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Bela negara bertujuan untuk menjaga dan mempertahankan eksistensi bangsa dan negara
dari segala bentuk ancaman dan gangguan.
 Melestarikan budaya.
Bela negara juga bertujuan untuk melestarikan budaya dan nilai-nilai yang menjadi
identitas bangsa.
 Menjalankan nilai-nilai Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945.
Bela negara bertujuan untuk menjalankan dan mempertahankan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara.
 Berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Bela negara bertujuan untuk mendorong setiap warga negara untuk selalu berbuat yang
terbaik bagi bangsa dan negara.
 Menjaga identitas dan integritas bangsa atau negara.
Bela negara bertujuan untuk menjaga identitas dan integritas bangsa dan negara dari
segala bentuk ancaman dan gangguan.

Dengan melaksanakan bela negara, kita berpartisipasi dalam upaya mempertahankan dan
menjaga bangsa dan negara kita.
c. Manfaat Bela Negara
Berikut ini beberapa manfaat yang didapatkan dari bela negara:
 Melindungi negara dari berbagai ancaman: Dengan memiliki sikap bela negara yang
tinggi, masyarakat dapat melindungi negaranya dari berbagai ancaman, baik dari dalam
maupun dari luar.
 Menjaga keutuhan setiap wilayah di suatu negara: Pemahaman bela negara dapat
menjaga keutuhan setiap wilayah dalam satu negara. Negara Indonesia yang terdiri dari
banyak perbedaan bisa tetap utuh dan menyatu karena adanya rasa bela negara yang
dimiliki oleh masyarakatnya.
 Menjadi panggilan sejarah yang harus diteruskan: Sikap bela negara merupakan warisan
dari para leluhur. Para pejuang memiliki rasa cinta yang tulus kepada negara dan
mengesampingkan keinginan pribadi demi terwujudnya sebuah negara yang makmur dan
sejahtera. Maka, sudah sewajarnya jika sikap ini juga harus dimiliki oleh generasi penerus
demi negara yang semakin maju.
 Bentuk tanggung jawab dari setiap warga negara: Sikap bela negara juga sekaligus bentuk
tanggung jawab yang harus dipikul setiap warga negara. Kedaulatan dan eksistensi suatu
negara tergantung dari bagaimana masyarakatnya bersikap.

B. ANCAMAN dan UPAYA BELA NEGARA


1. Ancaman Terhadap NKRI
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan dalam negeri maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan
segenap bangsa.
Berikut beberapa contoh ancaman terhadap negara. Meliputi potensi serangan militer
dari negara lain, kelompok bersenjata, atau terorisme. Serangan militer ini bisa berupa invasi,
serangan rudal, serangan siber, atau perang hibrida.
Jenis-jenis ancaman agresi militer oleh negara lain;
 Pelanggaran wilayah oleh negara lain
 Spionase
 Sabotase
 Aksi teror bersenjata
 Gerakan separatis
 Pemberontakan bersenjata
 Perang saudara
2. Upaya Bela Negara
Upaya bela negara adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap warga negara sebagai
pemenuhan hak dan kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pertahanan keamanan negara.
Upaya bela negara tidak hanya menjadi tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Warga negara Indonesia juga dapat mewujudkan bela
negara dalam berbagai aspek kehidupan. TNI dan Polri berkedudukan sebagai kekuatan
utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Adapun dalam usaha pertahanan negara
TNI berkedudukan sebagai komponen utama, sedangkan Polri sebagai komponen pendukung.
Bela negara sudah dimulai sejak perjuangan melawan penjajah hingga saat ini.
Dahulu perjuangan dilakukan per daerah atau masih bersifat kedaerahan. Setelah
Kebangkitan Nasional 1908, perjuangan lebih terorganisasi. Selanjutnya, Indonesia masih
berjuang mempertahankan kemerdekaan karena Belanda berupaya menjajah kembali. Berikut
upaya bela negara.
a. Perjuangan Mempertahankan NKRI
Pada 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno dan Moh. Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Belanda kembali masuk di Indonesia
melalui pasukan sekutu (AFNEI). AFNEI yang bertugas melucuti senjata Jepang diboncengi
oleh NICA ( Netherland Indies Civil Administrations ). NICA hendak menegakkan kembali
pemerintahan Hindia Belanda dan tidak mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
Menurut Sutarman, bela negara dikategorikan dalam 2 jenis, yakni fisik dan non fisik.
Secara fisik, bela negara merupakan sikap warga negara yang ditunjukkan dengan
keikutsertaan dalam perang beserta senjatanya. Sedangkan secara non fisik berarti sebuah
tidak langsung yang dilakukan warga negara dalam mempertahankan kedaulatan bangsa dan
negara. Jenis yang ini tidak ada yang memakai senjata, tetapi melalui pengabdian dan
pendidikan kewarganegaraan secara sungguh-sungguh.
Perjuangan mempertahankan kemerdekaan dilakukan melalui upaya bela negara yang
dilakukan secara fisik maupun non fisik.
1.) Perjuangan Fisik
Perjuangan fisik dapat dipahami sebagai perjuangan yang dilakukan dengan jalan
menggunakan senjata atau perang untuk menghadapi kekuasaan asing. Perjuangan
fisik dikenal juga sebagai perjuangan militer atau perlawanan bersenjata yang
dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk mempertahankan kemerdekaannya
dengan mengandalkan kekuatan militer.
Berikut contoh perjuangan fisik di Indonesia, yang mengutip dari situs Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud):
 Pertempuran Lima Hari di Semarang . Terjadi pada 15 Oktober hingga 20
Oktober 1945. Pertempuran ini bermula dari tawanan Jepang yang kabur
saat akan dipindahkan dari Cepiring ke Bulu.
 Pertempuran Margarana di Bali. Dikenal dengan istilah pertempuran
puputan, yang berarti pertempuran habis-habisan. Pertempuran Margarana
terjadi pada 20 November 1946 dipimpin oleh I Gusti Ngurah Rai.
 Pertempuran Medan Area Pertempuran, terjadi pada 13 Oktober 1945.
Pertempuran ini berawal dari aksi seorang penghuni hotel di Jalan Bali,
Kota Medan yang menginjak lencana merah putih.
2.) Perjuangan Diplomatik
Perjuangan non fisik atau diplomasi dilakukan melalui perundingan-perundingan
dengan pihak penjajah. Selain melalui perlawanan bersenjata, Indonesia juga
berusaha untuk mempertahankan kemerdekaannya melalui jalur negosiasi dengan
pihak penjajah serta mencari dukungan dari dunia internasional. Hal inilah yang
disebut sebagai perjuangan diplomasi.
Perjuangan Diplomasi berkebalikan dengan perjuangan fisik. Karena lebih
mengutamakan perundingan, menarik simpati dunia internasional, serta menghasilkan
kesepakatan. Jalur diplomasi umumnya diambil setelah perjuangan fisik atau
perjuangan jalur militer tidak berhasil mencapai tujuan. Perjuangan diplomasi sama
sekali tidak menggunakan kekuatan senjata sehingga tidak ada korban jiwa yang
ditimbulkan.
Berikut contoh perjuangan memerdekakan Indonesia melalui diplomasi:
 Perjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati dilaksanakan pada 11 November hingga 13
November di Desa Linggarjati, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.
Perundingan ini dipimpin oleh Lord Killearn dari Inggris. Perjanjian
Linggarjati baru disahkan pada 25 Maret 1947.

 Perjanjian Renville
Perjanjian Renville diselenggarakan pada 8 Desember 1947. Perundingan
ini dilaksanakan di atas kapal perang Amerika Serikat, yakni USS
Renville.
Sejarah perjuangan fisik maupun diplomasi, semuanya membutuhkan semangat
nasionalisme yang tinggi serta sikap pantang menyerah. Kini jalan perang maupun diplomasi
telah memberikan hasil, yaitu kemerdekaan sejati yang berarti bahwa Bangsa Indonesia
terlepas dari penjajahan dan berhak menentukan nasibnya sendiri.

b. Bela Negara Mengisi Kemerdekaan

Upaya bela negara dilakukan oleh warga


negara Indonesia sejak zaman penjajahan.
Semangat para pahlawan dalam upaya mengusir
penjajah, baik yang dilakukan melalui jalur fisik
maupun diplomasi membawa dampak positif.
Dampak positif yang dapat diambil dari semangat
para pahlawan dalam upaya bela negara
memberikan semangat bagi para penerusnya. Kita wajib bersyukur atas anugerah
kemerdekaan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada negara Indonesia. Semangat bela
negara yang dimiliki oleh para pahlawan dapat diteruskan dalam kehidupan sehari-hari.
Segenap bangsa Indonesia berkontribusi dalam upaya bela negara melalui sistem
pertahanan negara. Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan yang bersifat semesta.
Artinya, sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya
nasional lainnya. Penyelenggaraan sistem pertahanan negara secara total, terpadu, terarah,
dan berlanjut dengan tujuan menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.
Dalam rangka menyelenggarakan upaya pembelaan negara, pemerintah telah
menetapkan kebijakan melalui penetapan Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang
pertahanan negara. Dalam pasal 9 ayat 2 undang-undang tersebut dinyatakan melalui upaya
berikut.
 Pendidikan Kewarganegaraannya
Berdasarkan pasal 37 ayat 1 dan 2 UU Nomor 20 Tahun 2003 mengenai sistem
pendidikan nasional, pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata
pelajaran yang sifatnya wajib.
 Pelatihan Dasar Kemiliteran
Selain Tentara Nasional Indonesia atau TNI, unsur mahasiswa melalui resimen
mahasiswa atau menwa juga mendapatkan pelatihan dasar militer.
Sementara siswa sekolah menengah juga mendapatkan pelatihan dasar militer
melalui kegiatan organisasi seperti pasukan pengibar bendera atau paskibra, palang
merah remaja, patroli keamanan sekolah, dan organisasi lainnya.
 Nilai penting dari pelatihan dasar
kemiliteran adalah melatih kemampuan fisik dan memupuk jiwa patriotisme
dan nasionalisme dalam setiap individu.
 Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia
Tentara Nasional Indonesia atau TNI dan Kepolisian Republik Indonesia atau
Polri merupakan unsur utama dalam upaya pertahanan dan keamanan negara. Di mana
setiap warga negara berhak mengabdi untuk negara dengan menjadi bagian dari TNI
atau Polri.
Menjadi bagian dari TNI dan Polri merupakan salah satu upaya nyata dalam
upaya bela negara yang dapat dilakukan warga negara Indonesia. Akan tetapi, hal ini
sifatnya adalah pilihan.
Indonesia tidak mewajibkan warga negara untuk menjadi bagian dari TNI dan
Polri. Indonesia juga tidak menerapkan wajib militer bagi warga negaranya.
 Pengabdian Sesuai dengan Profesi
Upaya bela negara tidak hanya dilakukan melalui cara militer, tetapi juga
dapat dilakukan dengan cara nonmiliter.
Salah satu contohnya adalah atlet yang mengharumkan nama bangsa dengan
meraih medali dalam kejuaraan dunia. Selain itu, seorang siswa juga dapat melakukan
upaya bela negara dengan menorehkan prestasi dalam ajang olimpiade sains tingkat
internasional.
Seorang guru yang membimbing muridnya dengan tekun dalam meraih cita-
cita sehingga kelak dapat berkontribusi bagi bangsa dan negara juga merupakan
bentuk bela negara. Setiap warga negara dapat memberikan kontribusi dalam bela
negara sesuai dengan profesinya masing-masing.
BAB 3
KESIMPULAN
Bela negara adalah sikap dan tindakan yang dilakukan oleh setiap warga negara
Indonesia berdasarkan hak dan kewajiban untuk mempertahankan negara kesatuan republik
Indonesia. Tujuannya adalah untuk mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan negara
dari segala bentuk ancaman dan gangguan, baik dari dalam maupun luar.
Bela negara juga berfungsi sebagai bentuk tanggung jawab setiap warga negara
dalam menjaga keutuhan wilayah dan kedaulatan NKRI. Ini mencakup menjaga dan
mempertahankan integritas wilayah negara dari segala bentuk gangguan dan ancaman, serta
menjalankan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 sebagai dasar negara.
Manfaat bela negara sangat penting dalam konteks NKRI. Dengan memiliki sikap
bela negara yang tinggi, masyarakat dapat melindungi negara dari berbagai ancaman,
menjaga keutuhan setiap wilayah dalam satu negara, serta meneruskan panggilan sejarah dan
tanggung jawab sebagai warga negara.
Dengan demikian, bela negara merupakan bagian penting dalam menjaga dan
mempertahankan eksistensi NKRI, serta memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Bela negara adalah bentuk nyata dari rasa cinta dan tanggung jawab setiap warga
negara Indonesia terhadap negaranya. Ini bukan hanya tentang pertahanan fisik terhadap
ancaman militer, tetapi juga melibatkan upaya mempertahankan nilai-nilai dan identitas
bangsa, serta menjaga kestabilan dan kemakmuran negara.
Dalam konteks NKRI, bela negara berarti mempertahankan ideologi Pancasila dan
konstitusi UUD 1945, menjaga keutuhan wilayah dan keberagaman budaya, serta
memperjuangkan kesejahteraan dan keadilan sosial untuk semua warga negara. Ini juga
berarti berpartisipasi dalam proses demokrasi, mendukung pembangunan nasional, dan
menjaga keharmonisan dan perdamaian antar kelompok masyarakat.
Bela negara juga mengandung manfaat penting bagi NKRI. Ini membantu
memperkuat rasa persatuan dan kesatuan di antara warga negara, mempromosikan toleransi
dan kerjasama, serta membangun komitmen bersama untuk melindungi dan memajukan
negara.
Dengan demikian, bela negara adalah bagian integral dari kehidupan sebagai warga
negara Indonesia, dan merupakan kontribusi penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan
NKRI.
DAFTAR PUSTAKA

Kompas.com. (2020). Bela Negara: Tujuan, Fungsi, dan Manfaat. Diakses dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/05/130000169/bela-negara--tujuan-fungsi-dan-
manfaat
Tirto.ID. (2020). Pengertian Bela Negara, Konsep dan Dasar Hukumnya di Indonesia.
Diakses dari https://tirto.id/pengertian-bela-negara-konsep-dan-dasar-hukumnya-di-
indonesia-gbh6
Wawasan Kebangsaan. (2021). Pengertian Bela Negara: Fungsi, Tujuan, Manfaat dan
Contoh. Diakses dari https://wawasankebangsaan.id/bela-negara/
https://kesbangpol.sulselprov.go.id/wp-content/uploads/2020/02/3-Landasan-Hukum-
Bela-Negara-Menurut-UUD-1945.pdf
https://tirto.id/gbh6
Kemhan.go.id

Anda mungkin juga menyukai