Anda di halaman 1dari 29

WAWASAN KEMARITIMAN

“Pertahanan dan Keamanan Maritim”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 6:

KELAS : F 22

VIONA RONGREAN (J1A122314)


WA ODE LISKA NUR AURIN (J1A122315)
WA ODE SARFIANTI (J1A122316)
WA ODE SITTI NURMULYA (J1A122317)
WA ODE ST IQLIMA INAYAH HIBI (J1A122318)
WA ODE SURIYANI (J1A122319)
WA ODE YANTI (J1A122320)
WA RATMI (J1A122321)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang maha pengasih lagi
maha penyayang yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya
kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
pertahanan dan keamamnan maritim.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa pula kami mengucapkan
terima kasih sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang
senantiasa mendoakan kami sehingga makalah ini dapat terselesikan.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi serta dapat membuka wawasan berpikir para pembaca.

Kendari, 21 september 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 4
A. Latar Belakang ............................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 9
C. Tujuan .......................................................................................................... 9
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 10
A. Pengertian Pertahanan dan Keamanan Maritim. ........................................ 10
B. Faktor indonesia menjadi negara maritim. ................................................. 12
C. Ancaman terhadap kepentingan nasional di bidang maritim. .................... 14
D. Keamanan maritim di indonesia................................................................. 17
E. Kebijakan pemerintah dibidang maritim .................................................... 19
F. Membangun Keamanan Maritim di Indonesia ........................................... 22
BAB III PENUTUP............................................................................................... 27
A. kesimpulan. ................................................................................................ 27
B. Saran........................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan factor yang
sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa
mampu mempertahankan diri terhadap ancaman dari luar negeri dan/atau dari
dalam negeri, suatu negara tidak akan dapat mempertahankan keberadaannya.
Bangsa Indonesia yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17
Agustus 1945 bertekad bulat untuk membela, mempertahankan, dan
menegakkan kemerdekaan, serta kedaulatan negara dan bangsa berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
1. Pertahanan Negara adalah segala usaha untuk mempertahankan
kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan
terhadap keutuhan bangsa dan negara.
2. Pertahanan Negara diselenggarakan oleh pemerintah dan dipersiapkan
secara dini dengan sistem pertahanan negara melalui usaha membangun
dan membina kemampuan dan daya tangkal negara dan bangsa serta
menanggulangi setiap ancaman.
3. Pada hakikatnya pertahanan negara merupakan segala upaya pertahanan
yang bersifat semesta, yang penyelenggaraannya didasarkan pada
kesadaran akan hak dan kewajiban seluruh warga negara serta keyakinan
akan kekuatan sendiri untuk mempertahankan kelangsungan hidup
bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, berdaulat dan bersatu.
4. Berkaitan dengan itu Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 ayat (3)
menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara” . Selanjutnya Pasal 30 ayat (1)
menyatakan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Selanjutnya dalam
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara
menyatakan bahwa “Dalam menyelenggarakan pertahanan negara,
seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta
dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman”. Penyelenggaraan pertahanan negara bukan semata-mata
ditujukan untuk perang, melainkan juga untuk mewujudkan perdamaian,
menjamin nasional. Pertahanan negara berfungsi untuk mewujudkan dan
mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
dengan segala isinya sebagai satu kesatuan pertahanan.
5. Fungsi pertahanan Indonesia diselenggarakan dengan sistem perlawanan
rakyat semesta.
6. Konsepsi pertahanan negara ini mempunyai dua fungsi, yaitu Pertahanan
Militer dan Pertahanan Nirmiliter.
7. Fungsi pertahanan militer yang diemban oleh Tentara Nasional
Indonesia meliputi operasi militer perang dan operasi militer selain
perang. Inti pertahanan nirmiliter, yaitu pemberdayaan sumber daya
nasional, yang meliputi fungsi kekuatan pertahanan nirmiliter dan
pertahanan sipil. Oleh karena itu strategi pertahanan yang digunakan
adalah strategi pertahanan berlapis, yaitu upaya pertahanan negara yang
memadukan pertahanan militer dengan pertahanan nirmiliter sebagai satu
kesatuan pertahanan negara yang utuh.
Karakteristik Strategi Pertahanan Berlapis diwujudkan melalui
keterpaduan pendayagunaan lapis pertahanan militer dan lapis pertahanan
nirmiliter yang saling menyokong dalam menghadapi setiap bentuk
ancaman. Berdasarkan peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alat
Negara di bidang pertahanan, yang menjadikan Tentara Nasional
Indonesia sebagai komponen utama sistem pertahanan, maka dalam
menjalankan perannya tersebut terdapat beberapa fungsi yang dimiliki oleh
Tenta Nasional Indonesia, seperti yang diatur dalam Pasal 6 ayat (1)
Undang- Undang Nomor 34 Tahun 2004 yaitu :
1. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman
bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
2. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 huruf a;
3. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.

Fungsi penangkalan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk


mencegah atau meniadakan niat dari pihak tertentu yang ingin negara yang
utuh. Karakteristik Strategi Pertahanan Berlapis diwujudkan melalui
keterpaduan pendayagunaan lapis pertahanan militer dan lapis pertahanan
nirmiliter yang saling menyokong dalam menghadapi setiap bentuk ancaman.
Berdasarkan peran Tentara Nasional Indonesia sebagai alat Negara di
bidang pertahanan, yang menjadikan Tentara Nasional Indonesia sebagai
komponen utama sistem pertahanan, maka dalam menjalankan perannya
tersebut terdapat beberapa fungsi yang dimiliki oleh Tentara Nasional
Indonesia, seperti yang diatur dalam Pasal 6 ayat (1) Undang- Undang Nomor
34 Tahun 2004 yaitu :
1. Penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman
bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
2. Penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 huruf a;
3. Pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akiba
kekacauan keamanan.
Fungsi penangkalan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk
mencegah atau meniadakan niat dari pihak tertentu yang ingin menyerang
Indonesia, yang bertumpu pada instrumen politik, ekonomi, psikologi,
teknologi, dan militer.
Fungsi penindakan merupakan keterpaduan usaha pertahanan untuk
mempertahankan, melawan, dan mengatasi setiap tindakan militer suatu negara
yang mengancam kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, serta menjamin keselamatan bangsa dari segala ancaman,
yang dilaksanakan melalui tindakan perlawanan, sampai dengan mengusir
musuh keluar dari wilayah Indonesia. Fungsi Pemulihan merupakan
keterpaduan usaha pertahanan negara yang dilaksanakan baik secara militer
maupun nirmiliter, untuk mengembalikan kondisi keamanan negara yang telah
terganggu sebagai akibat kekacauan keamanan karena perang, pemberontakan,
atau serangan separatis, konflik vertikal atau horizontal, huru-hara, serangan
teroris, atau bencana alam. Tentara Nasional Indonesia bersama dengan
instansi pemerintahan lainnya serta masyarakat melaksanakan fungsi
pemulihan sebagai wujud pertahanan semesta yang utuh. Kemudian Kepolisian
Negara Kesatuan Republik Indonesia juga berperan dalam menegakkan
keamanan di wilayah atau di daerah. Peran Kepolisian Negara Kesatuan
Republik Indonesia sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor VII/MPR/2000 Tentang Peran Tentara Nasional
Indonesia dan Peran Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia Pasal 6
ayat (1) yang menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia
merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, memberikan pengayoman, dan
pelayanan kepada masyarakat” Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara juga mengamanatkan bahwa pertahanan negara
diselenggarakan dengan mengoptimalkan pendayagunaan seluruh sumber daya
nasional. Mengingat sumber daya nasional seperti sumber daya manusia,
sumber daya alam, dan sumber daya buatan dapat didayagunakan untuk
kepentingan pertahanan negara. Pada era Otonomi Daerah saat sekarang ini
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan
Daerah, prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya,
dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan
rumah tangganya. Daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan daerah
untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa dan
pemberdayaan masyarakat yang bertujuan pada peningkatan kesejahteraan
rakyat. Penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian
hubungan antar daerah dengan daerah lainnya. Artinya, mampu membangun
kerjasama antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan
mencegah ketimpangan antar daerah. Selain itu otonomi daerah juga harus
mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah,
artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah negara dan
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sekalipun daerah
memiliki hak otonomi untuk melakukan pengelolaan terhadap sumber daya
nasional yang ada di daerah seperti mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan, akan tetapi
daerah tetap memiliki kewajiban untuk menjaga pertahanan dan keamanan
nasional. Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintah Daerah Pasal 22 huruf (a) yang menyatakan bahwa
“Dalam menyelenggarakan otonomi daerah, daerah mempunyai kewajiban
melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan, kerukunan nasional serta
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia”. Dan seterusnya Pasal 18 ayat
3 huruf (e) dan (f) Undang-Undang Pemerintah Daerah juga menegaskan
bahwa “Dalam mengelola wilayah laut daerah wajib ikut serta dalam
pemeliharaan keamanan dan pertahanan kedaulatan Negara”.
Kemudian Mengingat ada beberapa ancaman atau gangguan pertahanan
dan keamanan negara di daerah baik itu kondisi di darat, laut, dan udara seperti
kasus terorisme, perkelahian antar kampung, perebutan lahan tanah, daerah
perbatasan laut dan aksi teror di udara yang berdampak pada keamanan dan
pertahanan negara. Fungsi pemerintah daerah sangat penting, karena
menyangkut kewajiban daerah 12. Untuk itu lembaga yang terkait langsung
dalam hal pertahanan dan keamanan seperti Tentara Nasional Indonesia dan
Kepolisian Negara Kesatuan Republik Indonesia baik itu Kepolisian Daerah
Resort Wilayah Kabupaten dan Kepolisian Sektor Kecamatan13 berkoordinasi
dengan pemerintah daerah. Adapun aturan tentang penanganan terjadinya
masalah keamanan di daerah sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun
2013 Tentang Penanganan Gangguan Dalam Negeri yang di dalam instruksi
tersebut memberikan perintah kepada gubernur dalam rangka menciptakan
keamanan di daerah.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian pertahanan dan keamanan maritim?
2. Apa faktor indonesia menjadi negara maritim?
3. Apa-apa saja ancaman terhadap kepentingan nasional di bidang maratim?
4. Bagaimana keamanan maritim indonesia?
5. Apa saja kebijakan pemerintah di bidang kemeritiman?
6. Bagaimana membangun keamanan maritim di indonesia?

C. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pertahanan dan keamanan maritim
2. Untuk mengetahui faktor indonesia menjadi negara maritim
3. Untuk mengetahui apa saja ancaman terhadap kepentingan nasional di
bidang maratim
4. Untuk mengetahui keamanan maritim indonesia
5. Untuk mengetahui kebijakan pemerintah di bidang kemeritiman
6. Untuk mengetahui membangun keamanan maritim di indonesia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertahanan dan Keamanan Maritim.


Indonesia merupakan negara kepulauan besar dengan jumlah
penduduk 267,7 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020) dengan kondisi
sosial budaya yang beragam dan karakteristik maritim yang kuat.
Indonesia belum mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut secara
maksimal. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan strategis agar Indonesia
menjadi negara maritim yang kuat dan berdaulat (Wahyudin, 2003).
Perumusan strategi mencakup waktu dan memperhitungkan ruang,
Geografis Indonesia mempunyai wilayah laut dengan ribuan pulau.
Pertahanan laut sangat dibutuhkan untuk perlindungan wilayah perbatasan
dan sumber daya laut, sehingga strategi maritim untuk mempertahankan
wilayah laut Indonesia harus menjadi wacana yang umum. (Bakrie, 2007).
Konsep negara maritim adalah negara yang mampu memanfaatkan
dan melindungi wilayah laut (Marsetio, 2013). Perubahan lingkungan
strategis maritim, baik regional maupun internasional, akan berdampak
besar pada cara berpikir dan bertindak kita dalam politik nasional.
Perubahan tersebut mempengaruhi definisi strategi maritim masing-masing
negara, serta implementasi kajian maritim yang diterapkan oleh masing-
masing negara. Indonesia membutuhkan doktrin maritim sebagai pilihan
strategis dan prioritas pembangunan untuk masa depan (Asropi dkk.,
2019).
Prospek pembangunan bangsa maritim juga dilandasi oleh
pembangunan berkelanjutan untuk mencapai keberlanjutan bangsa
Indonesia (Priyanto, 2017). Indonesia dengan geografis yang sangat luas
mengedepankan pertahanan dan keamanan pada wilayah maritim. Dari segi
pertahanan (militer), TNI AL beroperasi dengan dua strategi dasar, yaitu
maritime control dan force projection (Setiadji, 2017).
Pertahanan maritim adalah pertahanan keamanan negara
Republik Indonesia sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara yang
mencakup upaya dalam bidang pertahanan yang ditujukan terhadap segala
ancaman dari luar negeri dan upaya dalam bidang keamanan yang ditujukan
terhadap ancaman dari dalam negeri. Pertahanan maritim diperlukan untuk
menghadapi segala ancaman termasuk menjaga kedaulatan dan kekayaan
alam, menjaga keselamatan pelayaran dan keamanan maritim di wilayah
nasional .
Pertahanan adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa
dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.
Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama yang diselenggarakan
oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya dan perlindungan
untuk menjaga kepentingan-kepentingannya. Keamanan merupakan istilah
yang secara sederhana dapat dimengerti sebagai suasana “bebas dari segala
bentuk ancaman bahaya, kecemasan, dan ketakutan”. Dalam kajian
tradisional, keamanan lebih sering ditafsirkan dalam konteks ancaman fisik
(militer) yang berasal dari luar. kolom keamanan nasional dalam
International Encyclopaedia of the Social Science mendefinisikan keamanan
sebagai kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai internalnya
dari ancaman luar Pertahanan maritim juga dapat diartikan sebagai
optimalisasi kekuatan armada patroli maritim untuk mencapai tujuan politik
luar negeri indonesia terkait lingkungan strategis maritimnya
Keamanan maritim merupakan upaya membela negara terhadap
ancaman yang datang dari laut dan meminimalkan kerusakan dan
mempercepat pemulihan dari peristiwa bencana alam wilayah maritime.
Keamanan maritim merupakan bagian penting dari sistem kemaritiman
indonesia dan mengandung misi yang cukup kompleks yang menjadi
tantangan dan sekaligus pemasalahan dari berbagai pihak yang terlibat.
Pemahaman terhadap keamanan maritim dari berbagai pihak yang terlibat
masih belum sepenuhnya sama, dikarenakan perbedaan yang mendasar dari
bidang-bidang tugas yang mereka geluti. Keamanan maritim dalam
pendekatan tradisional merujuk pada strategi angkatan laut dalam aspek
menjaga dan mengamankan batas-batas nasional maritim dan area sensitif di
lautan yang digunakan sebagai jalur perdagangan (Mudric 2016).

B. Faktor indonesia menjadi negara maritim.


Berikut ini beberapa faktor indonesia dikatakan sebagai negara
maritim:
1. Memiliki lautan yang luas
Indonesia adalah negara yang memiliki pulau-pulau besar. Pulau-
pulaunya terbentang luas dari Sabang hingga Merauke. Total pulau yang
dimiliki oleh Indonesia sebanyak 12.499 pulau.
Total luas wilayah Indonesia kurang lebih 7,81 juta km2. Luas
sebesar ini tidak hanya terdiri dari daratan saja. Sebagian besar wilayah
di Indonesia justru terdiri dari perairan atau lautan. Daratan yang ada di
Indonesia hanya sekitar kurang lebih 2,01 juta km2. Sementara 3,25 juta
km2 terdiri dari lautan. Luas Zona Ekonomi Eksklusif negara Indonesia
sebanyak dan 2,55 km2. Bisa dilihat bahwa sebagian besar wilayah
Indonesia adalah perairan. Ini adalah alasan utama yang menjadikan
negara Indonesia adalah negara maritim. Melalui luas sebesar ini, tentu
saja potensi kelautan di Indonesia sangat besar.
2. Memiliki posisi Geostrategis
Alasan selanjutnya adalah terkait letak geografi yang srategis.
Indonesia terletak di antara dua benua, yaitu benua Asia dan benua
Australia. Indonesia juga terletak di antara dua samudera, yaitu samudera
Pasifik dan samudera Hindia.
Ini adalah salah satu keunggulan yang dimiliki oleh negara
Indonesia. Lokasi Indonesia berada pada persimpangan lintas perjalanan
internasional. Contohnya seperti perdagangan negara-negara di Kawasan
Asia dan Australia.
Bahkan, negara-negara di seluruh dunia akan melewati wilayah
Indonesia ini. Perdagangan internasional ini dapat melewati wilayah laut,
darat dan udara. Tidak hanya itu, masih banyak manfaat lain yang
didapatkan dari lokasi strategis ini. Kondisi geografis yang strategis ini
akan membuat Indonesia mudah dalam melakukan ekspor dan impor.
Tidak hanya itu, daerah ini dipenuhi oleh negara berkembang sehingga
lebih mudah untuk memasarkan hasil produk. Banyaknya negara yang
singgah juga akan membuat kemajuan di berbagai bidang, seperti bahasa
dan budaya.
Akibat dari letaknya yang strategis, kawasan ini menjadi Kawasan
yang sangat dinamis di dalam percaturan dunia. Ini menguntungkan
Indonesia dalam bidang ekonomi dan politik. Hal ini juga membuat
Indonesia memiliki keunggulan, tetapi juga ketergantungan yang cukup
tinggi pada bidang perairan dan bidang kelautan.
3. Kekayaan laut yang melimpah
Di dalam wilayah laut yang luas, terdapat banyak potensi
kekayaan lautnya. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Indonesia
terkenal dengan sumber daya alam yang sangat kaya. Sumber daya alam
itu meliputi hasil kelautan. Hasil kelautan di Indonesia sangat banyak.
Selain itu, beragam hasil laut juga ada di Indonesia.
Menurut catatan penelitian yang dikeluarkan oleh LIPI, Indonesia
memiliki potensi kekayaan laut yang sangat besar. Kekayaan lautnya
dapat mencapai lebih dari Rp. 1.700 triliun. Angka ini setara dengan 93%
dari total keseluruhan APBN Indonesia pada tahun 2018 lalu. Inilah
alasan lain dari Indonesia adalah negara maritim. Indonesia memiliki
potensi pada bidang kelautannya. Sumber daya alam kelautan di
Indonesia sangat melimpah.
4. Maju dalam bidang perikanan dan kelautan
Banyak masyarakat di Indonesia yang memanfaatkan hasil laut.
Mereka menjadikan laut sebagai sumber penghasilannya. Sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya. Indonesia adalah negara kepulauan
terbesar yang ada di dunia. Hal ini membuat Indonesia memiliki potensi
hasil laut yang sangat banyak. Terlebih 30 persen dari 70 persen total
perikanan di Kawasan Asia Pasifik berada di Indonesia.
Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP,
tercatat ada kenaikan sebesar 10,8 persen pada nilai ekspor. Data ini
dilihat dari hasil perikanan tahun 2019. Secara keseluruhan,
keuntungannya mencapai Rp. 73,6 miliar. Kualitas hasil laut yang baik
membuat Indonesia sudah diterima 158 negara untuk ekspor. Pasar
utamanya adalah Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Taiwan, Malaysia,
Singapura, Thailand, Italia, Vietnam dan Hong Kong. Ada banyak
komoditas utama ekspor hasil laut dari Indonesia.
5. Memiliki budaya bahari
Tidak hanya pulaunya saja yang banyak. Indonesia juga terkenal
memiliki banyak budaya. Salah satunya adalah budaya bahari. Budaya
bahari ada karena lautan yang luas di Indonesia. Jika melihat dari bidang
sosial dan bidang ekonomi, masyarakat di Indonesia banyak
memanfaatkan laut untuk pemenuhan kebutuhannya. Contohnya seperti
masyarakat yang tinggal di pesisir, akan berprofesi sebagai nelayan.
Jika dilihat dari sisi etnis kebudayaan, Indonesia memiliki
beberapa suku yang memiliki tradisi bahari. Contohnya seperti Suku
Bajo. Suku ini tinggal di laut. Selain itu, ada masyarakat Jawa yang
memiliki sebuah tradisi sedekah laut.

C. Ancaman terhadap kepentingan nasional di bidang maritim.


Dalam bagian ini akan dibahas berbagai kemungkinan ancaman
terhadap kepentingan nasional di bidang maritim. Dari pembahasan di bagian
sebelumnya kita dapatkan bahwa ada tiga kelompok kepentingan, yang
selanjutnya akan kita analisis kemungkinan ancaman terhadap masing-masing
kepentingan tersebut dengan menggunakan pendekatanancaman. Menurut
Barry Buzan ancaman terhadap keamanan negara dapat berbentuk:
1. ancaman militer, yang berpotensi merusak berbagai komponen negara
bahkan negara itu sendiri secara total.
2. ancaman terhadap ideologi, yang termasuk dalam kategori ancaman
berdimensi politik.
3. ancaman di bidang ekonomi, seperti: embargo, pembatasan ekspor dan
impor barang, pencurian sumber daya alam, penghentian pasokan bahan-
bahan penting.
4. ancaman di bidang lingkungan atau ekologi, seperti bencana alam, polusi,
dan lain-lain.
Kemungkinan ancaman tersebut merupakan potensi yang dapat saja
terjadi, namun harus dilihat dari berbagai faktor. Lebih lanjut, Barry Buzan
menyebutkan bahwa ada dua faktor yang harus dilihat dalam konteks
ancaman tersebut, yakni:
1. sumber ancaman, yang dapat dari dalam negara sendiri, atau dapat berasal
dari luar Negara.
2. intensitas ancaman, yang dapat berkisar dari intensitas yang rendah hingga
sangat tinggi, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti jarak dari
sumber ancaman ke negara kita, jangka waktu datangnya ancaman, dan
kemungkinan atau tingkat probabilitas terjadinya ancaman tersebut.
Ancaman yang dapat timbul dalam dunia kemaritiman sangat
beragam, dan pada umumnya setiap negara atau setiap pihak menetapkan
jenis ancamannya secara berbeda, tergantung kepada berbagai faktor yang
terkait dengan ancamannya sendiri maupun kerentanan atau vulnerability dari
pihak yang merasa terancam. Beberapa pihak menempatkan ancaman di
bidang maritim sebagai berikut: sengketa atau dispute antar negara, terorisme
maritim, pembajakan atau piracy, penyelundupan narkotika, penyelundupan
orang dan barang terlarang, pengayaan atau proliferation senjata,
penangkapan ikan ilegal, pencemaran lingkungan, atau kecelakaan dan
bencana alam maritim (C bueger : 2015).
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB, dalam laporannya tentang
Hukum Laut mengidetifikasi tujuh ancaman spesifik di bidang kemaritiman,
yakni (N. Klien:2010) :
1. pembajakan dan perompakan bersenjata terhadap kapal.
2. aksi teroris terhadap pelayaran, instalasi di laut, dan kepentingan-
kepentingan maritim lainnya.
3. penyelundupan senjata dan senjata pemusnah massal.
4. penyelundupan narkotika dan bahan-bahan psikotropika
5. penyelundupan manusia lewat laut
6. penangkapan ikan secara ilegal; dan
7. pencemaran lingkungan laut.
Berbagai jenis ancaman tersebut kemudian digolongkan berdasarkan
bentuknya, yang dapat berupa ancaman militer atau sejenisnya, ancaman
berdimensi politik, ancaman berdimensi ekonomi, dan juga ancaman yang
berdimensi lingkungan hidup. Penggolongan ancaman ini diperlukan agar
secara kualitatif dapat ditetapkan tingkat kerusakan yang ditimbulkannya.
Selanjutnya ancaman tersebut dilihat dari sumbernya, yang dapat saja
berasal dari dalam negeri dan atau dari luar negeri.
Ancaman yang murni berasal dari dalam negeri tentu saja
memerlukan penanganan standar, namun untuk ancaman yang berasal dari
luar negeri memerlukan kerjasama internasional dengan berbagai pihak atau
negara lain. Selanjutnya berbagai ancaman tersebut dinilai intensitasnya,
berdasarkan faktor-faktor intensitas yang sudah disampaikan sebelumnya.
Faktor intensitas secara kualitatif digolongkan menjadi tiga
tingkatan, yaitu intensitas tinggi, intensitas sedang, dan intensitas rendah.
Penggolongan ini diperlukan untuk memberikan fokus perhatian dan
sekaligus prioritas dalam penanganannya, yang tentu saja ancaman yang
berintensitas tinggi akan menjadi prioritas utama dalam penanganannya.
Ancaman yang memerlukan prioritas dalam penanganannya. Kelima
jenis ancaman tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembajakan di laut, khususnya terhadap kapal-kapal dagang kita
maupun kapalkapal dagang asing yang sedang berlayar di perairan
Indonesia;
2. Penangkapan ikan secara ilegal atau illegal, unreported and unregulated
(IUU) Fishing, terutama yang dilakukan oleh nelayan-nelayan asing di
perairan Indonesia.
3. Sengketa antar negara Indonesia dengan negara-negara lain tentang
batas-batas laut, baik batas laut teritorial maupun zona ekonomi
eksklusif.
4. Penyelundupan narkotika dan bahan-bahan psikotropika melalui laut;
dan
5. Penyelundupan manusia atau human trafficking melalui laut.
D. Keamanan maritim di indonesia.
Berbagai pihak masih mempunyai pandangan yang beragam tentang
pengertian keamanan maritim termasuk lingkup permasalahan yang
dihadapinya. Dalam bagian ini beberapa pandangan yang berbeda tersebut
akan disampaikan, selanjutnya dengan dihadapkan dengan kepentingan
nasional Indonesia di bidang kemaritiman, penulis akan membahas konsep ini
agar didapatkan suatu pengertian keamanan maritim serta cakupannya yang
sesuai dengan kepentingan nasional kita tersebut. Pengertian tentang
keamanan maritim ini diperlukan sebagai pijakan dalam merumuskan upaya-
upaya yang diperlukan dalam membangun keamanan maritim yang kuat.
Dalam pandangan militer pada umumnya, keamanan maritim biasanya
difokuskan pada masalah keamanan nasional, dalam upaya melindungi
keutuhan wilayah negara dari serangan bersenjata atau penggunaan jenis
kekuatan lainnya, serta memproyeksikan kepentingan negara ke wilayah-
wilayah lain.
Sementara itu, dari perspektif pertahanan negara, keamanan maritim
melingkupi hal-hal yang lebih luas dalam menghadapi lebih banyak jenis
ancaman di bidang maritim. Sebagai contoh, konsep operasi dari Angkatan
Laut Amerika Serikat menyebutkan bahwa sasaran dari operasi keamanan
maritim mereka meliputi perlindungan kebebasan bernavigasi dari kapal-
kapal dagang mereka, melindungi pelayaran dagang mereka, melindungi
sumber daya laut, serta melindungi wilayah maritim dari ancaman negara
tertentu, terorisme, penyelundupan obat terlarang, dan bentuk-bentuk lain dari
kejahatan, pembajakan, kerusakan lingkungan, dan imigrasi ilegal lewat laut (
N Klien:2010)
Sementara itu, dari pihak industri perkapalan, keamanan maritim
secara khusus difokuskan pada sistem transportasi maritim dan
menghubungkannya dengan sampainya kiriman barang dengan aman di
tempat tujuan tanpa gangguan dari segala bentuk kejahatan. Konsisten dengan
pandangan ini, muncul pengertian keamanan maritim yang diartikan sebagai
upaya yang dilakukan oleh pemilik, operator, dan administrator dari kapal
dagang, fasilitas pelabuhan, instalasi lepas pantai, dan organisasi kelautan
lainnya dalam melindungi kapalnya dari perampasan, sabotase, pembajakan,
pencurian, gangguan, atau serangan dadakan. The International Maritime
Organization (IMO) membedakan antara keselamatan maritim dan keamanan
maritim.
Keselamatan maritim atau maritime safety merujuk pada pencegahan
atau mengurangi terjadinya kecelakaan di laut yang disebabkan oleh kapal
yang dibawa standar, awak kapal atau operator yang tidak cakap, sementara
keamanan maritim atau maritime security terkait dengan perlindungan kapal
dari aksi-aksi yang melanggar hukum, yang disengaja atau direncanakan.
Christian Bueger menyatakan pendapatnya bahwa keamanan maritim
mengandung empat konsep keamanan, yakni kekuatan laut atau kekuatan
angkatan laut (sea power), keselamatan laut atau marine safety, ekonomi laut
dalam atau blue economy, dan keamanan manusia atau human security.
Konsep dari kekuatan laut menjelaskan tentang peran angkatan laut, yaitu
melindungi keberlangsungan negara, melindungi jalur transportasi laut bagi
perdagangan dan peningkatan ekonomi. Konsep keselamatan di laut
menjelaskan keselamatan kapal dan instalasi laut dengan tujuan utamanya
untuk melindungi para profesional dan lingkungan laut. Keamanan maritim
juga berkaitan dengan pembangunan di bidang ekonomi, dimana laut
berperan sangat penting dalam perdagangan, dan perikanan. Laut
mengandung sumber daya alam yang sangat penting, seperti minyak, dan
bahan tambang dari dasar lautan. Pariwisata pantai juga menjadi sumber
pendapatan ekonomi yang penting. Konsep keamanan manusia juga terkait
dengan keamanan maritim, yang mengandung unsur-unsur seperti
ketersediaan makanan, ketersediaan tempat tinggal, kehidupan berkelanjutan,
dan tersedianya lowongan kerja yang aman ( C.Bueger:2015)
Dari berbagai pandangan tersebut dapat diinventarisir bidang subtugas
yang masuk dalam lingkup keamanan maritim, baik dari sudut pandang
pelaku militer maupun dari sudut pandang sipil. dimana sejumlah unsur
tersebut selanjutnya dikategorikan menjadi empat, yaitu:
1. bidang keamanan maritim yang menyangkut negara atau kedaulatan
negara, yang pada umumnya tugas ini menjadi domain dari militer,
khususnya angkatan laut.
2. bidang keamanan yang menyangkut dengan penegakan hukum di laut,
yang pada umumnya bidang tugas ini ditangani oleh aparat penegak
hukum, seperti kepolisian negara, badan keamanan laut atau coast guard,
bea dan cukai, badan pengamanan perikanan, dan juga angkatan laut;
3. bidang keselamatan pelayaran, dimana bidang tugas ini utamanya
ditangani oleh badan pemerintah yang mengawasi transportasi atau
pelayaran laut;
4. bidang penjagaan dan kelestarian lingkungan laut, yang pada umumnya
ditangani oleh instansi pemerintah yang diberikan tugas khusus untuk hal
ini.

E. Kebijakan pemerintah dibidang maritim


Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki lautan lebih luas
dibandingkan dengan daratan sehingga memiliki potensi yang sangat besar
untuk menjadi negara dengan kekuatan yang besar. Laut Indonesia sangat
dikenal dengan kekayaannya yang melimpah ruah. Hasil laut yang kaya ini
bisa dimanfaatkan untuk membangun Indonesia, khususnya dalam
pembangunan berbasis kelautan.
Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki
visi yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Poros Maritim
Dunia bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar,
kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa
maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, memberdayakan
potensi maritim untuk mewujudkan pemerataan ekonomi Indonesia.Untuk
menuju negara Poros Maritim Dunia akan meliputi pembangunan proses
maritim dari aspek infrastruktur, politik, sosial-budaya, hukum,
keamanan,dan ekonomi. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI,
revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan
konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi
biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan,
merupakan program-program utama dalam upaya mewujudkan Indonesia
sebagai poros maritim dunia .Poros maritim dunia ini telah menjadi perhatian
pemerintah Indonesia karena selama ini Indonesia belum mampu
memanfaatkan letak strategis dari posisi Indonesia itu sendiri. Apalagi potensi
maritim yang dimiliki oleh Indonesia begitu besar sehingga harus mampu
dimanfaatkan agar dapat mensejahterakan rakyatnya. Oleh karena itu, pada
masa pemerintahan Presiden Joko Widodo masalah maritim menjadi fokus
utama untuk diselesaikan agar dapat terwujudnya Indonesia sebagai poros
maritim dunia. Sehingga wilayah laut Indonesia menjadi perhatian penting
untuk dibangun karena dapat menguntungkan Indonesia sendiri. Sebab
ancaman terhadap negara melalui laut sangat mudah dan sering terjadi.
Sehingga wilayah Indonesia menjadi sangat penting untuk dijaga dan
diperhatikan oleh pemerintah agar tetap aman dari ancaman yang datang.
Peran pemerintah dan masyarakat Indonesia sangat diperlukan dalam
pembangunan ini. Agar pembangunan berbasis kelautan bisa berjalan sebaik
mungkin, Pemerintah Indonesia memiliki berbagai kebijakan yang
harapannya bisa diterapkan. Dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros
maritim dunia, Presiden Joko Widodo mencanangkan lima pilar utama dalam
mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.Agar bisa
mewujudkannya, ada beberapa kebijakan yang dibuat dan diterapkan
Pemerintah Indonesia, yakni:
1. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Pengembangan Sumber Day
Manusia.
Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman
Republik Indonesia dalam buku Kebijakan Kelautan Indonesia (2017),
kebijakan ini mendorong pemanfaatan dan pengolahan.
sumber daya laut secara optimal dan berkelanjutanSedangkan
pengembangan SDM bertujuan untuk meningkatkan dan
mengembangkan SDM di bidang kelautan, agar lebih profesional dan
mampu mengedepankan kepentingan nasional, berdedikasi serta
beretika.
2. Tata kelola dan kelembagaan laut
Kebijakan ini bertujuan untuk menciptakan sistem tata kelola
kelautan nasional yang lebih efektif dan efisien. Dalam penerapannya,
kebijakan ini diselaraskan dengan berbagai peraturan perundangan di
tingkat nasional serta internasional.
3. Ekonomi dan infrastruktur kelautan dan peningkatan kesejahteraan
Kebijakan ekonomi kelautan artinya menjadikan perairan laut
sebagai dasar untuk membangun laut Indonesia. Sedangkan
infrastruktur kelautan berarti pemerintah membangun serta
mengembangkan infrastruktur kelautan Indonesia.
4. Pengelolaan ruang laut dan perlindungan lingkungan laut
Kebijakan pengelolaan ruang laut bertujuan untuk melindungi
sumber daya serta lingkungan laut serta memanfaatkan sumber daya laut,
termasuk pengembangan kawasan pesisir menjadi kegiatan produksi,
distribusi dan jasa.Sedangkan untuk kebijakan perlindungan laut
memiliki tujuan utama untuk melestarikan sumber daya kelautatan.
5. Budaya bahari
Budaya bahari memiliki tujuan untuk memberikan pemahaman
secara menyeluruh, khususnya tentang optimalisasi pembangunan
kelautan Indonesia. Budaya bahari berperan penting dalam pembangunan
berorientasi kelautan.
F. Membangun Keamanan Maritim di Indonesia
Untuk menciptakan suatu kondisi dimana keamanan maritim dapat
diwujudkan oleh berbagai pihak, baik institusi-institusi pemerintah maupun
dari pelaku ekonomi di bidang kemaritiman, diperlukan suatu upaya
sistematis untuk membangun keamanan maritim yang dapat menjawab
tantangan tugas yang telah diformulasikan di bagian sebelumnya. keamanan
maritim Indonesia yang kuat. Menurut Alfred Thayer Mahan dalam bukunya
The Influence of Sea Power Upon History 1660-1783, untuk membangun
kekuatan laut atau sea power yang kuat, ada beberapa kondisi yang akan
sangat berpengaruh terhadap upaya tersebut, yakni:
1. geographical position atau letak geografis.
2. physical conformation atau sifat fisik.
3. extent of territory atau luas wilayah.
4. number of population atau jumlah penduduk.
5. character of the people atau watak dari penduduk.
6. character of the government atau watak dari pemerintah
Dalam hal letak geografis, Mahan menjelaskan beberapa faktor yang
penting untuk diperhatikan, antara lain: kekuatan laut yang dapat
dikonsentrasikan atau disebar, pelabuhan laut di berbagai tempat, kedekatan
dengan sasaran yang ingin diserang, akses kekuatan laut ke laut lepas, dan
akses menuju jalur laut utama. Sedangkan dalam elemen sifat fisik dari
lingkungan maritim dari suatu Negara dan pengawasa semua bagian dari
wilayah negara.
Mahan menjelaskan beberapa unsur penting, antara lain: garis pantai
untuk tempat dibangunnya pelabuhan dalam (deep harbour) bagi kapal-kapal
dagang, keamanan pelayaran, keterlibatan orang-orang dalam perdagangan
lewat laut, produksi dalam negeri Mahan juga menjelaskan lebih jauh tentang
unsur-unsur penting yang terdapat dalam elemen luas wilayah, antara lain:
panjang pantai, dan sekali lagi menekankan karakter dari pelabuhan.18
Sedangkan dalam hal jumlah penduduk, Mahan menjelaskan pentingnya
jumlah besar manusia yang siap untuk mengawaki kapal perang, kapal
dagang, menjadi cadangan angkatan laut, mengawaki industri maritim, dan
sektor ekonomi lainnya.19 Dalam hal karakter nasional, dijelaskan bahwa
karakter yang sangat penting adalah yang berorientasi kepada perdagangan di
dan lewat laut, yang datang dari berbagai kalangan, seperti pengusaha,
pedagang, produser barang-barang dagangan, serta para penghubung untuk
pelayanan perdagangan. Juga diperlukan karakter yang jenius dalam
menangkap peluang-peluang yang ada di dunia perdagangan di dan lewat
laut.20 Sedangkan untuk elemen yang terakhir, yakni karakter dari
pemerintah, Mahan menjelasakan perlunya beberapa unsur, seperti
pengarahan yang cerdas dari pemerintah, keputusan yang tegas dan cepat,
kebijakan ekonomi yang berorientasi kepada maritim, kesatuan komando dan
kendali, kebijakan yang mantap dalam memelihara kekuatan angkatan laut,
memelihara kekuatan cadangan untuk angkatan laut, memelihara pangkalan-
pangkalan angkatan laut yang memadai, dan membangun kekuatan armada
kapal dagang yang kuat
Berdasarkan elemen-elemen yang berpengaruh dalam membangun
kekuatan laut, maka sebenarnya Indonesia sudah memiliki sebagian besar
prasyarat tersebut. Dengan luasnya wilayah negara, dan luasnya laut yang ada
di Indonesia, maka bangsa Indonesia sebenarnya mempunyai kesempatan
besar untuk memanfaatkan sumber daya alam yang ada. Dengan posisi negara
Indonesia di antara dua benua dan dua samudera besar, maka Indonesia telah
menjadi lintasan pelayaran utama dunia. Dengan jumlah penduduknya yang
sangat besar, maka Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk
menguasai bidang kemaritiman regional maupun global
Namun kita semua menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan
dari bangsa Indonesia untuk menjadikannya sebagai bangsa yang kuat di laut.
Beberapa upaya perlu dilakukan secara terencana dan sistematis. Dalam
bagian akhir ini, akan dianalisis faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
membangun keamanan maritim Indonesia yang tangguh. Analisis tersebut
didasarkan pada pandangan dari Mahan tersebut, kemudian dihadapkan
dengan unsur-unsur keamanan maritim Indonesia serta sasaran yang ingin
dicapai dalam membangun keamanan maritim Indonesia yang tangguh.
Adapun faktor-faktor yang berpengaruh dalam kita membangun keamanan
maritim yang tangguh adalah
1. kebijakan pemerintah,
2. kekuatan angkatan laut,
3. kekuatan unsur-unsur keamanan laut,
4. kekuatan armada kapal dagang,
5. sumber daya manusia Indonesia yang profesional,
6. perdagangan di dan lewat laut, dan pelabuhan laut.
Untuk membangun keamanan maritim yang tangguh berarti kita perlu
membangun atau membenahi unsur-unsur yang berpengaruh tersebut.
Kebijakan pemerintah menjadi faktor yang sangat penting dalam
membangun keamanan maritim yang tangguh. Kebijakan pemerintah perlu
dengan sungguh-sungguh merealisasikan visi “Poros Maritim” dari Presiden
Jokowi. Adapun visi tersebut sudah disampaikan di bagian awal tulisan ini.
Yang diperlukan untuk dilakukan oleh Pemerintah RI saat ini adalah
menindaklanjuti visi tersebut ke dalam kebijakan yang lebih bersifat
operasional, agar para pelakudi bidang kemaritiman, baik pemerintah maupun
swasta, mempunyai kerangka kerja yang jelas. Kebijakan yang dibuat
pemerintah tersebut benar-benar mencerminkan karakter pemerintah yang
secara cerdik menangkap peluang keuntungan ekonomi bagi kesejahteraan
rakyat; teguh dalam tekadnya membangun armada kapal dagang serta berbagai
pelabuhan laut yang canggih; teguh dalam tekadnya membangun kekuatan
angkatan laut yang kuat dan hebat serta kekuatan cadangannya, dan teguh
dalam mengendalikan semua komponen atau stakeholders yang terlibat agar
kesatuan komando dan pengendalian dalam menangani keamanan maritim
Indonesia tetap terpelihara.
Angkatan Laut Indonesia menjadi faktor kedua yang memberikan
kontribusi yang signifikan terhadap keamanan maritim Indonesia yang kuat.
Kemampuan angkatan laut dibangun agar mampu melakukan tiga fungsi
sekaligus yakni fungsi militer, fungsi konstabulari, dan fungsi diplomasi.
Dalam hal melakukan penegakan kedaulatan di laut, maka angkatan laut harus
mampu melakukan empat macam pertempuran, yakni pertempuran atas air,
pertempuran bawah air, pertempuran amfibi, dan pertempuran khusus.
Kekuatan angkatan laut, yang terdiri dari kapal perang, pesawat terbang,
marinir dan pangkalan, dalam menyelenggarakan misinya diintegrasikan
kedalam suatu sistem senjata yang utuh yang disebut SSAT (Sistem Senjata
Armada Terpadu). Kekuatan tersebut perlu terus ditingkatkan agar dapat
mengawasi dan mempertahankan perairan Indonesia yang sangat luas ini.
Disamping penambahan kekuatan, maka sejalan dengan perkembangan
ancaman masa kini, penempatan atau penggelaran kekuatan dari unsur-unsur
angkatan laut perlu dikaji kembali. Diperlukan pembangunan pangkalan
angkatan laut yang canggih dan memadai yang disesuaikan dengan
pelaksanaan gelar operasi unsur-unsur angkatan laut
Sumber daya manusia Indonesia yang handal dan profesional merupakan
komponen yang sangat penting bagi pembangunan keamanan maritim yang
tangguh. Untuk itu perlu didorong pembentukan berbagai sekolah, universitas,
lembaga pelatihan, yang akan menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang
mempunyai jiwa dan semangat bahari, serta para pengusaha atau pedagang di
bidang kemaritiman. Sumber daya manusia yang terdidik dan terlatih tersebut
diharapkan dapat menjadi pengusaha atau sebagai tenaga kerja yang siap
mengisi organisasi angkatan laut, organisasi kekuatan cadangan angkatan laut,
berbagai organisasi keamanan maritim, industri maritim, kapal-kapal dagang,
pertambangan lepas pantai, organisasi yang memelihara kelestarian alam laut,
serta organisasi yang memelihara instalasi-instalasi lepas pantai. Tenaga kerja
Indonesia yang profesional itu dapat juga mengembangkan wilayah kerjanya
dengan menjadi awak-awak kapal asing yang jumlahnya makin hari makin
bertambah.
Perdagangan di dan lewat laut perlu didorong, dengan jalan meningkatkan
volume perdagangannya. Untuk itu diperlukan peningkatan produksi berbagai
bahan mentah, bahan baku, hasil industri maritim yang dapat dihasilkan,
dengan membudidayakan segenap potensi ekonomi yang ada di Indonesia.
Untuk itu diperlukan berbagai inovasi dan kreativitas agar produksi di sektor
ini semakin meningkat, yang didukung oleh pengaturan yang baik dan sehat
agar iklim bisnis yang sehat selalu dapat dipelihara. Berbagai bentuk pasar di
bidang kemaritiman perlu terus diciptakan dan dibangun agar terjadi
mekanisme pasar yang sehat. Peningkatan perdagangan ini selanjutnya akan
menigkatkan pendapatan negara, yang selanjutnya akan meningkatkan
kemampuan negara dalam membangun kekuatan maritim Indonesia.
Pelabuhan laut memainkan peranan penting, karena menjadi tolok ukur
jumlah kapal dan volume kargo yang dapat dimuat dan dibongkar. Kapal-kapal
dagang dan kapal-kapal angkatan laut serta aparat keamanan negara
memerlukan pelabuhan yang canggih yang dapat memberikan pelayanan yang
lengkap bagi kapal-kapal yang singgah maupun yang akan mengisi dan
membongkar muatannya. Berbagai pelabuhan laut harus dapat dibangun di
banyak wilayah di Indonesia, baik di sepanjang pantai dari pulau-pulau yang
menghadap ke laut pedalaman Indonesia, maupun di sepanjang pantai yang
menghadap kelaut lepas atau bagian luar dari wilayah perairan Indonesia.
Pelabuhan tersebut juga perlu dilengkapi dengan manajemen kepelabuhanan
yang profesional serta dilengkapi dengan peralatan bongkar muat yang modern.
BAB III
PENUTUP

A. kesimpulan.
 Indonesia merupakan negara kepulauan besar dengan jumlah penduduk
267,7 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2020) dengan kondisi sosial
budaya yang beragam dan karakteristik maritim yang kuat. Pertahanan
maritim adalah pertahanan keamanan negara Republik Indonesia sebagai
salah satu fungsi pemerintahan negara yang mencakup upaya dalam
bidang pertahanan yang ditujukan terhadap segala ancaman dari luar
negeri dan upaya dalam bidang keamanan yang ditujukan terhadap
ancaman dari dalam negeri.
 Berikut ini beberapa faktor indonesia dikatakan sebagai negara maritim:
Memiliki lautan yang luas, Memiliki posisi Geostrategis, Kekayaan laut
yang melimpah, Maju dalam bidang perikanan dan kelautan, dan
Memiliki budaya bahari
 Menurut Barry Buzan ancaman terhadap keamanan negara dapat
berbentuk: ancaman militer, yang berpotensi merusak berbagai
komponen negara bahkan negara itu sendiri secara total, ancaman
terhadap ideologi, yang termasuk dalam kategori ancaman berdimensi
politik, ancaman di bidang ekonomi, seperti: embargo, pembatasan
ekspor dan impor barang, pencurian sumber daya alam, penghentian
pasokan bahan-bahan penting, dan ancaman di bidang lingkungan atau
ekologi, seperti bencana alam, polusi, dan lain-lain

B. Saran
Demikin yang dapat kami paparkan dari makalah ini , kami tahu
makalah ini tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya.
Penyusun banyak berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan
saran yang membangun untuk melengkapi kekurangan dan kelemahan dari
laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
Asropi, A., Hartono, E. D., & Yudi Handoko, S. T. (2019). Implementasi
Pembangunan Maritim Terhadap Kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Journal of Public Policy and Applied Administration, 1(2): 94-
106.
Badan Pusat Statistik. (2020). https://www.bps.go.id/
Bakrie, C. R. (2007). Pertahanan negara dan postur TNI ideal. Jakarta: Yayasan
Obor Indonesia.
Buzan, Barry. 1983. People, States, and Fear: The National Security Problem in
International Relations. Sussex: Wheatsheaf Books.
C. Bueger. 2015. “What is Maritime Security?”. Marine Policy Journal. No. 53.
Klein, N. etal. 2010. Maritime Security: International Law and Policy
Perspectives from Australia and New Zealand. Oxon: Routledge.
Mahan, A. T. 1918. The Influence of Sea Power upon History, 1660-1783. 12th
Edition. Boston: Little, Brown.
Marsetio. (2020). Maritime Security & Deterrence: Security Regime, Maritime
Regime & National Interest, Deterrence Theory. Paparan kuliah, 18
September 2020.
Putri,Vanya Karunia Mulia .2021.5 kebijakan pemerintah dalam pembangunan
berbasiskelautan.Https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/skola/r
ead/2021/05/31/13450569/5-kebijakan-pemerintah-dalam-pembangunan-
berbasis-kelautan (diakses tanggal 20 september 2022)
Priyanto, P. (2017). Peran Korem 083 Bhaladika Jaya dalam Pembinaan Teritorial
di Wilayah Pesisir Guna Mendukung Terwujudnya Poros Maritim
Indonesia. Strategi Perang Semesta, 3(2):69-91.
Setiadji, A. (2017). Kekuatan Pertahanan Indonesia dalam Bingkai Negara
Maritim. Maritimnews, Jakarta. 5 Maret 2021.
Wahyudin, Y. (2003). Sistem sosial ekonomi dan budaya masyarakat pesisir.
Diunduh di https://www.researchgate.net/profile/Yudi-
Wahyudin/publication/282662169_Sistem_Sosial_Ekonomi_dan_Budaya_Masyar
akat_Pesisir/links/5616cd5d08ae90469c611602/Sistem-Sosial-Ekonomi-
dan-Budaya-Masyarakat-Pesisir.pdf tanggal 5 Maret 2021.

Anda mungkin juga menyukai