Oleh:
Dr. Yudi Krismen, S.H., M.H
Oleh:
1. UUD’45,meliputi:
A. Pembukaan UUD’45 alinea 4, tersurat dalam
cita2 tujuan dan aspirasi bangsa indonesia
tentang kemerdekaan;
B. Pasal 30 ayat 1,tiap WARGA NEGARA berhak
dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara
C. Pasal 31 yat 1,tiap WARGA NEGARA berhak
mendapatkan pengajaran
DASAR HUKUM
2. Keputusan Bersama MENDIKBUD dan
MENHANKAM/PANGAB, realisasi pembelaan negara
melalui pengajaran
3. UU nomor. 20/1982 ttg ketentuan2 pokok
pertahanan,keamanan negara meliputi:
A. Pasal 18 hak dan kewajiban Warga Negara yang diwujudkan
dengn keikutsertaan dlm upaya bela negara,diselenggarakan melalui
pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak
terpisahkan dalam sistim pendidikan nasional
B. Pasal 19 ayat 2,pendidikan pendahuluan bela negara wajib diikuti
oleh setiap Warga Negara dan dilaksanakan scara bertahap,tahap
awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dalam
gerakan pramuka,tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewiraan
pada tingkat pendidikan tinggi.
Landasan ilmiah, dasar pemikiran
Pendidikan Kewarganegaraan.
Setiap WARGA NEGARA dituntut untuk dapat hidup berguna dan
bermakna bagi negara dan bangsanya serta mampu mengantisipasi
perkembangan dan perubahan masa depanya.
Untuk itu diperlukan pembekalan IPTEK, seni yang berlandaskan nilai2
keagamaan, nilai2 moral dan nilai2 budaya bangsa.
Nilai dasar tsb berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap
WARGA NEGARA dalam kehidpan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Bahasan pendidikan Kewarganegaraan meliputi hubungn antara WARGA
NEGARA dan Negara, serta pendidikan Pendahuluan bela negara yang
semua ini berpijak pada nilai2 budaya bangsa indonesia.
Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah: untuk menumbuhkan
wawasan,kesadaran bernegara,serta membentuk sikap dan perilaku cinta
tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa.
OBJEK PEMBAHASAN PK
Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang
teratur, menyeluruh terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air serta kesadaran hidup berbangsa dan
bernegara.
Bagi warga negara indonesia usaha pembelaan negara dilandasi oleh
kecintaan pada tanah air dan kesadaran berbangsa dan bernegara
indonesia dengan keyakinan pada pancasila sebagai dasar negara
serta berpijak pada UUD 1945 sebagai konstitusi negara.
Wujud dari usaha bela negara adalah kesiapan dan kerelaan setiap
warganegara untuk berkorban demi mempertahankan kemerdekaan,
kedaulatan negara persatuan dan kesatuan bangsa indonesia
keutuhan wilayah nusantara serta nilai2 pancasila dan UUD 45.
Asas demokrasi dalam pembelaan negara
Berdasarkan pasal 27 ayat 3, dalam perubahan UUD45:
bahwa usaha bela negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara
hal ini menunjukan adanya asas demokrasi dalam pembelaan negara yang
mencakup 2 arti,
• pertama bahwa setiap warganegara turut serta dalam menentukan
kebijakan tentang pembelaan negara melalui lembaga2 perwakilan sesuai
dengan UUD 1945 dan Undang-Undang yang berlaku.
• kedua,bahwa setiap warga negara harus turt serta dalam setiap usaha
pembelaan negara sesuai dengan kemampuan/profesinya masing2.
antara lain:
1. Pengalaman sejarah perjuangan RI
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara
Yang strategis
3. Keadaan penduduk yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan iptek
dibidang persenjataan
6. Kemungkinan timbulya bencana perang
Pendidikan Kewiraan Merupakan
Strategi Berbangsa dan Bernegara
Negara Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa
dan agama rawan terjadi timbulnya SARA. Selain itu,
globalisasi di berbagai bidang merupakan tantangan,
ancaman, hambatan, dan gangguan (TAHG) bagi bangsa
Indonesia. Untuk itu perlu bagi warga negara Indonesia
dibekali cinta tanah air, rela berkorban demi negara dan
bangsa.
Salah satu cara membekali kecintaan terhadap tanah air
adalah melalui Pendidikan Pendahuluan Bela Negara.
Pendidikan Pendahuluan Bela Negara bisa diajarkan
melalui pendidikan formal dan non formal, mulai
pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi. Untuk
pendidikan tinggi melalui mata kuliah Pendidikan
Kewiraan, terkandung materi tentang Wawasan
Nusantara, Ketahanan Nasional, Politik dan Strategi
Nasional, Politik dan Strategi Pertahanan Nasional, serta
Pertahanan Keamanan Rakyat Semesta.
BEBERAPA KENDALA DLM
PENDIDIKAN KEWIRAAN
antara lain:
1.kurangnya kepedulian sebagian pimpinan perguruan
tinggi terhadap Pendidikan Kewiraan;
2.kurangnya kepedulian dari mahasiswa terhadap
Pendidikan Kewiraan;
3.kekurangmampuan dosen kewiraan dalam mengajarkan
materi Pendidikan Kewiraan sehingga tidak menimbulkan
minat di kalangan mahasiswa;
4.kekurangmampuan dosen kewiraan dalam menerapkan
metode mengajarnya sehingga membosankan mahasiswa,
antara teori yang diajarkan dengan kenyataan di lapangan
terdapat kesenjangan.
WAWASAN NUSANTARA
• Indonesia dgn konsep dasar wilayah negara kepulauan telah diletakkan
melalui Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957. Deklarasi tersebut
memiliki nilai sangat strategis bagi bangsa Indonesia, karena telah
melahirkan konsep Wawasan Nusantara yang menyatukan wilayah
Indonesia.
• Laut Nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi sebagai
pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai wilayah kedaulatan
mutlak Negara Kesatuan Republik Indonesia.
• Ada bangsa yang secara eksplisit mempunyai cara bagaimana ia
memandang tanah airnya beserta lingkungannya. Cara pandang itu biasa
dinamakan wawasan nasional.
• Sebagai contoh, Inggris dengan pandangan nasionalnya berbunyi:
"Brittain rules the waves". Ini berarti tanah Inggris bukan hanya sebatas
pulaunya, tetapi juga lautnya.Tetapi cukup banyak juga negara yang tidak
mempunyai wawasan, seperti: Thailand, Perancis, Myanmar dan
sebagainya.
wasantara
Wasantara ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang sarwa nusantara dan
penekanannya dalam mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia
di tengah-tengah lingkungannya yang sarwa nusantara itu.
• Unsur-unsur dasar wasantara itu ialah: wadah (contour atau
organisasi), isi, dan tata laku.
• Dari wadah dan isi wasantara itu, tampak adanya bidang-bidang
usaha untuk mencapai kesatuan dan keserasian dalam bidang-
bidang:
• Satu kesatuan wilayah
• Satu kesatuan bangsa
• Satu kesatuan budaya
• Satu kesatuan ekonomi
• Satu kesatuan hankam.
“Wawasan Nusantara”
a. Aspek Historis
Dari segi sejarah, bahwa bangsa Indonesia menginginkan menjadi bangsa yang bersatu
dengan wilayah yang utuh adalah karena dua hal yaitu :
1.Kita pernah mengalami kehidupan sebagai bangsa yang terjajah dan terpecah,
kehidupan sebagai bangsa yang terjajah adalah penederitaaan, kesengsaraan,
kemiskinan dan kebodohan. Penjajah juga menciptakan perpecahan dalam diri bangsa
Indonesia. Politik Devide et impera. Dengan adanya politik ini orang-orang Indonesia
justru melawan bangsanya sendiri. Dalam setiap perjuangan melawan penjajah selalu
ada pahlawan, tetapi juga ada pengkhianat bangsa.
2.Kita pernah memiliki wilayah yang terpisah-pisah, secara historis wilayah Indonesia
adalah wialayah bekas jajahan Belanda . Wilayah Hindia Belanda ini masih terpisah-
pisah berdasarkan ketentuan Ordonansi 1939 dimana laut territorial Hindia Belanda
adalah sejauh 3 (tiga) mil. Dengan adanya ordonan tersebut , laut atau perairan yang
ada diluar 3 mil tersebut merupakan lautan bebas dan berlaku sebagai perairan
internasional
KONSEPSI WASANTRA
• SELAMA 12 Tahun kemudian, Menteri Djuanda mengeluarkan
pernyataan yang selanjutnya disebut sebagai Deklarasi
Djuanda pada 13 Desember 1957. Isi pokok dari deklarasi
tersebut menyatakan bahwa “laut territorial Indonesia tidak
lagi sejauh 3 mili melainkan selebar 12 mil” dan secara
resmi menggantikam Ordonansi 1939.
• Dekrasi Djuanda juga dikukuhkan dalam UU No.4/Prp Tahun
1960 tentang perairan Indonesia yang berisi :
1. Perairan Indonesia adalah laut wilayah Indonesia beserta
perairan pedalaman Indonesia
2. Laut wilayah Indonesia adalah jalur laut 12 mil laut
3. Perairan pedalaman Indonesia adalah semua perairan yang
terletak pada sisi dalam dari garis dasar.
• Keluarnya Deklarasi Djuanda melahirkan konsepsi
wawasan Nusantara dimana laut tidak lagi sebagai
pemisah, tetapi sebagai penghubung.UU mengenai
perairan Indonesia diperbaharui dengan UU No.6
Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia.
Deklarasi Djuanda juga diperjuangkan dalam forum
internasional. Melalui perjuangan panjanag akhirnya
Konferensi PBB tanggal 30 April menerima “ The
United Nation Convention On The Law Of the
Sea”(UNCLOS) . Berdasarkan Konvensi Hukum Laut
1982 tersebut Indonesia diakui sebagai negara
dengan asas Negara Kepulauan (Archipelago State).
B. Aspek Geografis dan Sosial
Budaya
Dari segi geografis dan Sosial Budaya, Indonesia merupakan negara bangsa
dengan wilayah dan posisi yang unik serta bangsa yang heterogen. Keunikan
wilayah dan dan heterogenitas menjadikan bangsa Indonesia perlu memilikui
visi menjadi bangsa yang satu dan utuh .
Keunikan wilayah dan heterogenitas itu anatara lain sebagai berikut :
1. Indonesia bercirikan negara kepulauan atau maritime
2. Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera(posisi silang)
3. Indonesia terletak pada garis khatulistiwa
4. Indonesia berada pada iklim tropis dengan dua musim
5. Indonesia menjadi pertemuan dua jalur pegunungan yaitu sirkumpasifik dan
Mediterania
6. Wilayah subur dan dapat dihuni
7. Kaya akan flora dan fauna dan sumberdaya alam
8. Memiliki etnik yang banyak sehingga memiliki kebudayaan yang beragam
9. Memiliki jumlah penduduk dalam jumlah yang besar, sebanyak 218.868 juta
jiwa (tahun 2005 – www.datastatistik-Indonesia.com)
Berdasarkan Ketetapan MPR Tahun 1993 dan 1998
tentang GBHN, Wawasan Nusantara yang merupakan
wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan
berdasarkan UUD 1945 adalah cara pandang dan sikap
bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa
serta kesatuan wilayah dalam menyelengarakan
kehidupanbermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
untuk mencapai tujuan nasional.
Isi Wawasan Nusantara
Isi Wawasan Nusantara mencakup :
1.Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai Satu Kesatuan
Politik, dalam arti :
a.Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup, dan kesatuan matra
seluruh bangsa serta menjadi modal dan milik bersama bangsa.
b.Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah serta memeluk dan meyakini berbagai agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti yang seluas-luasnya.
c.Bahwa secara psikologis, bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib
sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai tekad dalam
mencapai cita-cita bangsa.
d.Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan bangsa menuju
tujuannya.
e. Bahwa kehidupan politik di seluruh wilayah Nusantara
merupakan satu kesatuan politik yang diselenggarakan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
f. Bahwa seluruh Kepulauan Nusantara merupakan satu
kesatuan sistem hukum dalam arti bahwa hanya ada satu
hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional.
g. Bahwa bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan
bangsa lain ikut menciptakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial melalui politik luar negeri bebas aktif serta diabdikan
pada kepentingan nasional.
2. Perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai satu
Kesatuan Ekonomi, dalam arti :
2. Fungsi
Wawasan nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala jenis kebijaksanaan, keputusan,
tindakan danperbuatan bagi penyelenggara negara
di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh
rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
KEDUDUKAN, FUNGSI DAN
TUJUAN WAWASAN NUSANTARA.
3. Tujuan
Wawasan nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mementingkan
kepentingan nasional dari pada kepentingan individu,
kelompok, golongan, suku bangsa, atau daerah. Hal
tersebut bukan berarti menghilangkan kepentingan-
kepentingan individu, kelompok, suku bangsa,atau
daerah.
IMPLEMENTASI DAN TANTANGAN YANG
DIHADAPI DARI WAWASAN NUSANTARA
Indonesia, sebagai negara bangsa (nation state) kini sedang berada
dipersimpangan jalan. Di tengah himpitan upaya untuk keluar dari krisis
ekonomi, Indonesia harus menghadapi ragam tuntutan dari daerah yang –
entah kebetulan atau tidak—muncul pada waktu yang hampir bersamaan.
Tuntutantersebut jenisnya bermacam-macam; dari sekadar menuntut
pembagian keuangan yang lebih adil, tuntutan otonomi yang lebih luas,
tuntutan federalisasi, sampai ke tuntutan kemerdekaan.
Akibatnya, eksistensi negara bangsaIndonesia sebagai negara kesatuan
dalam ideologi, politik, sosial, budaya,pertahanan dan keamanan
(sebagaimana dinyatakan dalam konsep yang selama inidisebut “wawasan
nusantara”), kemudian dipertanyakan kesahihannya dalammenjamin
terwujudnya keadilan dan kemakmuran yang merata.
ARAH PANDANG WAWASAN NUSANTARA
1. Latar belakang
1. Latar belakang
Secara etimologis kata politik berasal dari bahasa Yunani Politeia, yang
akar katanya adalah polis, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri
sendiri. Dalam bahasa Indonesia, politik dalam arti politics mempunyai
makna kepentingan umum warga negara suatu bangsa. Politik merupakan
rangkaian asas, prinsip, keadaaan, jalan, cara dan alat yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu yang mencakup kepentingan seluruh
warga negara.
Politics dan policy mempunyai hubungan yang erat dan timbal balik.
Politics memberikan asas, jalan, arah, dan medannya, sedangkan policy
memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah
tersebut sebaik-baiknya.
Politik dapat juga disebut proses pembentukan dan pembagian kekuasaan
dalam masyarakat antara lain berwujud proses pembuatan keputusan
dalam negara. Secara umum politik menyangkut proses penentuan tujuan
negara dan cara melaksanakannya.
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
Setelah pemilu 2004 Presiden menetapkan visi dan misi yang dijadikan
rencana pembangunan jangka menengah yang digunakan sebagai
pedoman dalam menjalankan pemerintahan dan membangun bangsa.
Konstitusi telah lama dikenal sejak jaman bangsa Yunani. Pada masa
itu pemahaman tentang konstitusi hanyalah merupakan suatu kumpulan
dari peraturan serta adat kebiasaan semata-mata. Sejalan dengan
perjalanan itu, pada masa kekaisaran Roma konstitusi berubah makna,
yakni;
“suatu kumpulan ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para
kaisar, pernyataan dan pendapat ahli hukum, negarawan, serta adat
kebiasaan setempat selain undang-undang”.
MACAM-MACAM HAM
a. Hak asasi pribadi ( Personal Rights )
b. Hak asasi ekonomi ( Properti Rights )
c. Hak asasi persamaan hukum (Rights of legal equality)
d. Hak asasi Politik ( Political Rights )
e. Hak Asasi SosBud ( Social And Culture Rights )
f. Hak asasi perlakuan yang sama dalam tata peradilan
daan perlindungan hukum ( Procedural Rights )
PERAN SERTA DALAM UPAYA KEMAJUAN ATAU
PENGHORMATAN DAN HAM (HAK ASASI MANUSIA)
Bela Negara
Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan
pancasila dan uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara. pembelaan negara bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga
negara sesuai kemampuan dan profesinya dalam kehidupan bermasyarakat
berbangsa dan bernegara.
Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik
dengan mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara
non-fisik dapat didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan
Negara dengan cara meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran
berbangsa dan bernegara, menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta
berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara.
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
Bela Negara
Landasan pembentukan bela negara adalah wajib militer. Bela negara adalah
pelayanan oleh seorang individu atau kelompok dalam tentara atau milisi
lainnya, baik sebagai pekerjaan yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan
tanpa sadar (wajib militer).
Beberapa negara (misalnya Israel, Iran) meminta jumlah tertentu dinas militer
dari masing-masing dan setiap salah satu warga negara (kecuali untuk kasus
khusus seperti fisik atau gangguan mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah
bangsa dengan relawan sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan
layanan dari wajib militer warganya, kecuali dihadapkan dengan krisis
perekratan selama masa perang.
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris,
bela negara dilaksanakan pelatihan militer, biasanya satu akhir pekan dalam
sebulan. Mereka dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota
resimen, misalnya Tentara Teritorial Britania Raya Dalam beberapa kasus milisi
bisa merupakan bagian dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat
National Guard
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
Bela Negara
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel,
wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional,
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan,
kadang-kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok
atau unit personil militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan
mereka sehingga mereka tersedia untuk menangani situasi tak terduga,
memperkuat pertahanan negara.
PENDIDIKAN PENDAHULUAN BELA NEGARA
.
PENDIDIKAN PENDAHULUAN
BELA NEGARA
Dasar Hukum
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 pada pasal 30 tertulis bahwa "Tiap-
tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan
negara." dan " Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-
undang.“