MAKALAH
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan
yang dibina oleh Bapak Sutoyo
Oleh :
Kelompok 5/Offering I
1. Dewi Sekar Miasih (150342606610)
2. Ghalia Nowafi (150342607224)
3. Giovanica Zendi (150342606591)
4. Lely Rindiyanti F.T.P. (150342607238)
5. Mohammad Fajar D.F (150342606362)
6. Rochmatullah (150521604381)
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai bela negara. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari anda dari
perbaikan makalah diwaktu yang akan datang.
Penyusun
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Rumusan Masalah
Masalah dan topik pembahasan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana definisi bela negara ?
2. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pembelaan negara ?
3. Bagaimana cara meningkatkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda ?
Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui definsi bela negara.
2. Mengetahui bentuk-bentuk usaha pembelaan negara.
3. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi muda.
PEMBAHASAN
Peran serta masyarakat dalam upaya pembelaan negara berlangsung sejak masa awal
kemerdekaan. Keterlibatan warga negara dalam pembelaan negara adalah sebagai berikut :
Sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bersama bertanggung jawab mengemban
amanat penting ini, apabila pemuda sudah tidak terpatri dalam dirinya akan kesadaran
mengenai bela negara, maka ini merupakan ancaman besar bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara, bisa jadi suatu saat mengakibatkan bangsa ini akan berada ke dalam kondisi yang
sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa lain yang telah mempersiapkan diri
dari gangguan bangsa lain.
Kalau kita coba melihat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator
bahwa sebagian kalangan pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran akan
pentingnya bela Negara. Hal tersebut bisa kita lihat dari segelintir persoalan seperti,
kebiasaan pemuda yang lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain dan
tidak bangga dengan budaya bangsa sendiri. Ataupun, pemuda saat ini lebih cenderung
meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa dengan memamerkan ciri westernisasi. Dan semakin
banyaknya pemuda yang melakukan perilaku penyalahgunaan narkoba, dan kondisi ini
diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama yang ditunjukkan
dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat.
Permasalahan ini jelas mengganggu sikap kesadaran bela Negara pada pemuda.
Hal lain juga yang dapat mengganggu kesadaran bela negara di tingkat pemuda yang
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di
tingkat pemuda, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan
pemuda untuk membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat maka sedikit
banyak himpitan persoalan akan dapat teratasi. Dengan perilaku ini, pemuda telah melakukan
langkah konkrit dalam melakukan bela negara.
Fenomena-fenomena diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung
menjadi pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang
seperti itu juga akan menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan
karakter yang berdampak pada hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.
Salah satu hal penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat
melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat ini.
Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan,
hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam
menghadapi tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya
baru disegala aspek, atas derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah
satu menjaga negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan
memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini. Usaha pembelaan negara berdasar
pada kesadaran setiap pemuda akan hak dan kewajibannya. Kesadaran demikian perlu
ditumbuhkembangkan melalui proses motivasi untuk mencintai tanah air dan untuk ikut sert
dalam pembelaan negara. Proses motivasi untuk membela negara dan bangsa akan berhasil
jika setiap pemuda memahami keunggulan negaranya. Disamping itu setiap pemuda
hendaknya juga memahami kemungkinann segala macam ancaman terhadap eksistensi
bangsa dan negara indonesia. Dalam hal ini terdapat beberapa dasar pemikiran yang dapat
dijadikan sebagai bahan motivasi setiap pemuda untuk ikut dalam usaha bela negara. Kaelan
dan Achmad Zubaidi (2007:121) mengemukakan bahwa untuk mewujudkan motivasi pemuda
terhadap semangat bela negara setidaknya harus diperhatikan beberapa hal, antara lain:
1. Pengalaman sejarah perjuangan republik Indonesia
2. Kedudukan wilayah geografis nusantara yang strategis
3. Keadaan penduduk (demografis) yang besar
4. Kekayaan sumber daya alam
5. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidangpersenjataan
6. Kemungkinan timbulnya peperangan
Keenam pokok pikiran diataslah yang harus diperhatikan dan ditumbuhkembangkan
sebagai jalan meningkatkan motivasi generasi muda agar melakukan upaya-upaya pembelaan
negara. Dengan membangun kesadaran itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari
sekian banyak aspek untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pendidikan Bela Negara harus diajarkan sejak dini, mulai dari pendidikan dasar,
menengah dan tinggi ( dari TK s/d Universitas). Memang saat ini kurikulum Tahun 2013
tidak secara eksplisit mencantumkan hal tsb, namun tidak menghambat untuk menyampaikan
materi pendidikan Kewarganegaraan, Pancasila, Sejarah Perjuangan Bangsa dan mata
pelajaran lainnya yang relevan, serta Pramuka yang menjadi kewajiban Ekstra Kurikuler.
Penanaman nilai nila Bela Negara (Cinta tanah air, Sadar Berbangsa dan Bernegara, Yakin
Pancasila sebagai Ideologi Negara, Rela Berkorban, serta Mempunyai kemampuan awal
secara psikis dan fisik untuk Bela Negara) bagi pelajar sangat penting. Dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan Bela Negara, pihak sekolah dapat melibatkan
instansi terkait, seperti unsur TNI, Polri, Kemhan, Lemhannas, Kemenko Polhukam,
Kemendikti dan Riatek, Kemdikbud, Kemdagri, Pemda dll dlm menyampaikan materi berupa
Ceramah, Diskusi Interaktif, sampai dengan simulasi Bela Negara, sehingga terwujud
sinergitas penyelenggaraan Bela Negara di kalangan Siswa dan Mahasiswa.
Materi disampaikan secara Komunikatif, Dialogis dan Interaktif, sehingga Tidak Monologis,
Dokrinal dan Menakutkan peserta.
Pendidikan Bela Negara harus berupaya membuat peserta menjadi betah, senang, riang
gembira, menggunakan bahasa bahasa yang mudah dicerna dan diterima masyarakat,
sehingga tidak terkesan seperti wajib militer sebagaimana dikhawatirkan oleh sebagain elit2
politik yang dianggap seperti Era Orde Baru (Militer akan kembali memasuki Bidang
Politik). Materi materi Bela Negara harus sesuai kondisi dan tantangan ke depan, agar mudah
diresapi, dihayati, dan dijiwai oleh semua unsur masyarakat untuk bekal Bela Negara dalam
semua aspek Kehidupan IPOLEKSOSBUDHANKAM.
Bela negara adalah komponen penting dalam tegaknya negara sebagai negara yang
berdaulat, adil.dan makmur. Tanpa Bela Negara yang kuat dan kokoh, akan sulit negara kita
mewujudkan kemandirian yang merupakan salah satu dasar menjadi Negara yang hebat dan
berpengaruh di Asia dan Dunia. Diklat Bela Negara harus ditingkatkan di semua level Ormas,
LSM dan berbagai Parpol, maupun di lingkungan Pemerintahan, perusahaan BUMN dan
Swasta agar terwujud rasa Nasionalisme, Patriotisme dan Cinta Tanah Air yang tinggi
terhadap NKRI.
Kita memang saat ini tidak dalam menghadapi Musuh Nyata perang fisik dengan
Negara lain seperti Korea Selatan menghadapi Korea Utara., Namun sesungguhnya kita saat
ini lagi menghadapi Musuh Negara Indonesia seperi Kemiskinan, Narkoba, Ideologi
Radikal dll, termasuk perlambatan perkembangan ekonomi yang lagi kurang
menggembirakan yang berpotensi seperti Krisis Tahun.2008. Untuk itu, semua komponen
bangsa harus sepakat melawan musuh bangsa tersebut dengan melakukan Bela Negara.
Nampaknya setelah merayakan 70 Tahun Kemerdekaan RI, perlu dipertimbangkan kembali
dalam jangka pendek untuk melakukan Sumpah Pemuda jilid II atau sebutan lainnya
(Sumpah Kebangsaan) sebagaimana yang dilakukan oleh para pejuang dan pendahulu kita
melaksanakan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928 agar mempunyai semangat perjuangan
bangsa dan tekad yang kuat untuk memajukan Negara dan Bangsa ini, ditengah persaingan
global antar bangsa di dunia.
Generasi muda Indonesia harus memiliki jati diri dan daya tangkal, serta daya saing
dalam mengarungi arus Globalisasi yang telah melanda Indonesia. Semoga pencerahan ini
menjadi renungan dan dpt segera ditindak-lanjuti sesuai ketentuan peraturan yang berlaku
oleh rekan rekan sekalian, sesuai fungsi dan tugas yg diemban agar upaya bela negara dapat
lebih nyata dirasakan manfaatnya oleh Generasi Muda khususnya para pemuda sebagai
generasi penerus bangsa.
Mahasiswa selalu menjadi bagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah
demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai
pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di berbagai negara di dunia, baik di
Timur maupun di Barat.
Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para
mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realita
sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme mendorong mahasiswa untuk
memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.
Dalam sejarahnya mahasiswa merupakan kelompok dalam kelas menengah yang
kritis dan selalu mencoba memahami apa yang terjadi di masyarakat. Bahkan di zaman
kolonial, mahasiswa menjadi kelompok elite paling terdidik yang harus diakui kemudian
telah mencetak sejarah bahkan mengantarkan Indonseia ke gerbang kemerdekaannya.
Dengan demikian adalah sebuah keharusan bagi mahasiswa untuk menjadi pelopor
dalam melakukan fungsi control terhadap jalannya roda pemerintahan sekarang. Bukan
malah sebaliknya.
Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of
modernization, atau agen-agen yang lain. Hal ini memberikan konsekuensi logis kepada
mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya.
Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan
sampai ke akar-akarnya.
Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap
korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan
harus hinggap dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif pro-
status quo harus dihindari. Tetapi tidak bisa dipungkiri, mahasiswa sebagai social control
terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus
menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk
sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa. Karena itu, kepedulian
dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba
ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang
ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai
ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak.
Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi
esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada
dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai
penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan
begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidaritas
kerakyatan.
Organisasi kemahasiswaan
Resimen Mahasiswa (MENWA) merupakan wadah penyaluran potensi Mahasiswa untuk
ikut serta dalam bela Negara. Melalui Pendidkan Dasar Militer yang wajib ditempuh setiap
anggota MENWA, diharapkan memantapkan fisik dan mental serta rasa kesadaran bela
Negara dengan semangat, disiplin, dan jiwa nasionalis yang tinggi.
PENUTUP
KESIMPULAN
Dari uraian pembahasan diatas, dapat disimpulkan sebagai berikut. Bela
negara merupakan sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan
petinggi suatu negara yang mencerminkan patriotisme seseorang, suatu kelompok
atau seluruh komponen untuk kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Bela
negara juga dapat dimaknai sebagai upaya setiap warga negara untuk mempertahankan
Republik Indonesia terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri dengan cara
penyelenggaraan pertahanan negara yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia
maupun oleh seluruh komponen bangsa.
Membangun Kesadaran Bela Negara pada pemuda merupakan sesuatu yang penting
karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa. Begitu besarnya kiprah pemuda
dalam melakukan perubahan-perubahan di negara indonesia sebagai wujud sikap bela
negara. Dahulu para pemuda indonesia bersatu padu untuk memperoleh kemerdekaan,
dan saat ini peran dan fungsi pemuda sebagai generasi penerus bangsa dan pengisi
kemerdekaan sebagaimana dilakukan pemuda tempo dulu masih sangat diidamkan oleh
seluruh elemen bangsa.
Semangat juang dan patah semangat yang dimiliki kaum muda hendaknya
dimanfaatkan sebagai dasar pergerakan pemuda. Pemuda kala ini hendaknya ikut serta
dalam usaha pembelaan negara yang dilakukan dengan cara mengisi kemerdekaan
dengan manampilkan sikap-sikap positif yang sesuai dengan ideologi bangsa dan
konstitusi yang berlaku di indonesia. Semangat bela negara dapat tercermin dari adanya
kesadaran pemuda akan aturan-aturan yang harus dipatuhi dan dilaksanakan, serta
adanya kemelekan politik dari para pemuda yang akhirnya dapat memposisikan diri
dalam kancah politik nasional untuk perubahan Indonesia.
SARAN
Agar Indonesia menjadi negara yang lebih baik lagi, maka kita sebgai warga negara
Indonesia harus dapat membela negara. Dengan adanaya makalah ini diharapkan para
pelajar maupun pembaca, dapat lebih mengerti apa itu arti bela negara itu. Sehingga
dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.
RUJUKAN
Harist Muzani, Teuku. Revolusi Peran Pemuda Pasca Konflik. tersedia dalam http:
=view&id=747&Itemid=135
Yogyakarta.
Utama, Wira. Penanaman Bela Negara Pada Mata Pelajaran PKN Memiliki Posisi
http://lms.aau.ac.id/library/ebook/MJ_3774_11_H/files/res/downloads/download_00
30.pdf