Disusun Oleh :
1. Wida Nurpatimah
2. Gugun Gunàwan P S
3. Risdayanti Oktaviani
4. Amelinda Ratna Dewi
1
2
LEMBAR PENILAIAN TUGAS
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena
atas izin dan kehendak-Nya makalah sederhana ini dapat kami rampungkan tepat
pada waktunya.
Harap kami, makalah ini dapat menjadi referensi bagi kami dalam
mengarungi masa depan. Kami juga berharap agar makalah ini dapat berguna bagi
orang lain yang membacanya.
Penyusun
4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Pasal 1
- Bela negara adalah tekad, sikap dan tindakan warga negara yang teratur,
menyeluruh, terpadu dan berlanjut yang dilandasi oleh kecintaan pada tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia serta keyakinan akan kesaktian
Pancasila sebagai ideologi negara dan kerelaan untuk berkorban guna meniadakan
setiap ancaman baik dari luar negeri maupun dari dalam negeri yang
membahayakan kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan
bangsa, keutuhan wilayah dan yurisdiksi nasional, serta nilai-nilai Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945
2. Pasal 18
Hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam
upaya bela Negara diselenggarakan melalui:
6
c.keanggotaan Angkatan Bersenjata secara sukarela atau secara wajib;
3. Pasal 19
(2)Pendidikan Pendahuluan Bela Negara sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini
wajib diikuti oleh setiap warga negara, dan dilaksanakan secara bertahap yaitu:
a. tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas dalam Gerakan
Pramuka;
7
BAB II
PEMBAHASAN
8
Harus diakui bahwa ada faktor-faktor politis, ekonomi dan psikologis yang
menyebabkan gerakan-gerakan separatis maupun konflik antar etnis itu, misalnya
masalah ketidakadilan sosial dan ekonomi, persaingan antar kelompok dan
sebagainya. Kurang tanggapnya pemerintah baik di pusat maupun daerah untuk
mengantisipasi atau segera menangani berbagai permasalahan itu menyebabkan
tereskalasinya suatu masalah kecil menjadi konflik yang berkepanjangan.
Maka dari itu Pendidikan Pendahuluan Bela Negara perlu diajarkan sejak dini
untuk mewujudkan warga negara Indonesia yang memiliki tekad, sikap dan
tindakan yang teratur, menyeluruh, terpadu dan berlanjut guna meniadakan setiap
ancaman baik dari dalam maupun dari luar negeri yang membahayakan
kemerdekaan dan kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan bangsa, keutuhan
wilayah dan yuridiksi nasional serta nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
Cinta tanah air ialah mengenal dan mencintai wilayah Indonesia hingga selalu
waspada dan siap membela tanah air Indonesia terhadap segala bentuk ancaman,
tantangan, hambatan, dan gangguan yang dapat membahayakan kelangsungan
hidup bangsa dan negara Indonesia oleh siapapun dan dari manapun.
9
mencintai budaya bangsa dan selalu mengutamakan kepentingan bangsa di atas
kepentingan pribadi, keluarga, dan golongan.
Sadar bernegara Indonesa yaitu sadar bahwa bertanah air, bernegara dan
berbahasa satu yaitu Indonesia, mengakui dan menghormati bendera Merah Putih,
Lagu Kebangsaan Indonesia Raya, Lambang Negara Garuda Pancasila dan Kepala
Negara serta menaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yakin akan kesaktian Pancasila sebagai ideologi Negara berarti yakin akan
kebenaran Pancasila sebagai satu-satunya falsafah dan ideologi bangsa dan negara
Indonesia yang telah terbukti kesaktiannya dalam penyelenggaraan kehidupan
berbangsa dan bernegara, untuk tercapainya tujuan nasional.
Rela berkorban untuk bangsa dan Negara yaitu rela mengorbankan waktu, tenaga,
pikiran, dan harta baik benda maupun dana untuk kepentingan umum, sehingga
pada saatnya siap mengorbankan jiwa raga bagi kepentingan bangsa dan negara.
10
2.3. Perkembangan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara di Indonesia
2. Tahun 1965 sampai tahun 1998 disebut periode baru atau Orde baru.
a) Periode Lama
Ancaman yang dihadapi oleh Indonesia pada masa Orde Lama lebih berupa
ancaman fisik. Pada tahun 1954, terbit Undang-Undang tentang Pokok-pokok
Parlementer Rakyat (PPPR) dengan Nomor: 29 tahun 1954. Realisasi dari
undang-undang ini adalah diselenggarakannya Pendidikan Pendahuluan
Perlawanan Rakyat (PPPR) yang menghasilkan organisasi-organisasi perlawanan
rakyat (OPR) pada tingkat pemerintahan desa, yang selanjutnya berkembang
menjadi keamanan desa, OKD.
Ancaman yang dihadapi dalam periode-periode ini berupa tantangan non fisik dan
gejolak sosial. Untuk mewujudkan bela Negara dalam berbagai aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang tidak lepas dari pengaruh
11
lingkungan strategis baik dari dalam maupun dari luar, langsung maupun tidak
langsung, bangsa Indonesia pertama-tama perlu membuat rumusan tujuan bela
Negara.
Tujuannya adalah menumbuhkan rasa cinta tanah air, bangsa dan Negara.
Untuk mencapai tujuan ini, bangsa Indonesia perlu mendaptakan pengertian dan
pemahaman tentang wilayah Negara dalam persatuan dan kesatuan bangsa.
Mereka juga perlu memahami sifat ketahanan bangsa atau ketahanan nasional
agar pemahaman tersebut dapat mengikat dan menjadi perekat bangsa dalam satu
kesatuan yang utuh. Karena itu, pada tahun 1973 untuk pertama kalinya dalam
periode baru dibuat Ketetapan MPR nomor IV/MPR/1973, dimana terdapat
muatan penjelasan tentang Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
12
2.4. Peran pemuda dalam bela negara
Hal yang sama juga diungkapkan Simon Frith bahwa pemuda adalah salah
satu strata kelas yang memiliki suatu identitas budaya tertentu dan merupakan
satu model manusia unik dalm komunitas apapun sehingga ia terdeferensiasi
(berbeda) dengan entitas lainnya, seperti anak kecil, dewasa hingga orangtua.
Tidak heran dengan potensinya yang luar biasa ini, pemuda menduduki kans besar
serta berpeluang menempati posisi penting dan strategid sebagai pelaku-pelaku
pembangunan maupun sebagai generasi penerus untuk berkiprah dimasa depan.
13
memiliki pemikiran kritis dan progresif bagi perubahan dan pembangunan
Republik ini kini sudah semakin langka adanya. Bila tidak ingin dikatakan sosok
Pemuda demikian hanya tinggal catatan yang teronggok manis dimuseum-
museum sejarah. Realitas menunjukkan potensi pemuda sebagai generasi
pembangun bangsa kini semakin tergerus dikikis Budaya apatis, pragmatis, dan
hedonis. Timbul pertanyaan apakah realitas demikian disebabkan factor intern
pemuda sendiri yang kurang peka terhadap realitasa social yang terjadi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara atau mungkin karena factor globalisasi tanpa
diiringi filterisasi.
Ø mematuhi seluruh tata tertib sekolah secara ikhlas dan bertanggung jawab
14
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Meskipun dalam jangka waktu pendek ancaman dalam bentuk agresi dari luar
relatif kecil, tapi potensi ancaman dalam bentuk lainnya sudah terlihat cukup jelas,
seperti upaya luar negeri untuk menghancurkan moral dan budaya bangsa
Indonesia melalui disinformasi, propaganda, peredaran narkotika dan obat-obat
terlarang, serta film-film porno atau berbagai kegiatan kebudayaan asing yang
mempengaruhi bangsa Indonesia terutama generasi muda, yang pada gilirannya
dapat merusak budaya bangsa serta "penjarahan" sumber daya alam Indonesia
melalui eksploitasi sumber daya alam yang tidak terkontrol yang pada gilirannya
dapat merusak lingkungan atau pembagian hasil yang tidak seimbang baik yang
dilakukan secara "legal" maupun yang dilakukan melalui kolusi dengan pejabat
pemerintah terkait sehingga meyebabkan kerugian bagi negara.
15
DAFTAR PUSTAKA
http://pendidikanpendahuluanbelanegara.blogspot.com/
http://fruixerup.blogspot.com/2012/10/materi-kuliah-pkn-pendidikan.html
http://maradana.wordpress.com/2011/12/18/pendidikan-pendahuluan-bela-negara-
ppbn/
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rj
a&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F%2Fwww.hukumonline.com%2Fpusatda
ta%2Fdownload%2Flt4c3d573b51857%2Fparent%2F20438&ei=Fa9RUYT0EYi
ZyAGqloGIAw&usg=AFQjCNF7rZZ-
FBEqoY76IS77H4RzagMWfw&sig2=gpCnXA7Q3ZUnDjQA2fpEsw
16