Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

FUNDAMENTAL OF CHEMISTRY

Kimia Dasar : Pengenalan Laboratorium, Keamanan Laboratorium,


Instrumen Llaboratorium Dasar, dan Pengukuran Kimia Dasar

Disusun oleh:

Jeannete Claudia Wulandari

472018041

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum praktikan melakukan praktikum pada laboratorium, praktikan harus


mengetahui fungsi dan manfaat dari laboratorium yang tersedia pada setiap sekolah SMP dan
SMA ataupun pada universitas. Praktikan pula wajib mengenal alat-alat dan bahan kimia
yang ada di laboratorium. Praktikan harus memahami cara penggunaan setiap alat agar dapat
terampil menggunakan peralatan tersebut. Dalam laboratorium kimia pula ada bahan kimia
yang harus diperhatikan, karena memiliki sifat yang berbeda-beda, seperti sifat asam, basa,
dan netral. Sifat-sifat tersebut harus dipahami oleh praktikan , karena dari setiap sifat tersebut
memiliki penanganan dan dampak yang berbeda.

Selain itu juga praktikan harus menjaga keselamatan kerja di laboratorium. Maka dari
itu, praktikan harus mengetahui dan mematuhi ketentuan umum dan tata tertib keselamatan
kerja laboratorium yang ada. Praktikan juga harus menjaga sikap saat berada di
laboratorium , karena peluang untuk kecelakan dapat terjadi karena kurangnya hati-hati dan
bercanda saat mengerjakan praktikum. Oleh karena itu, praktikan wajib mengerjakan
praktikum dengan focus dan berhati-hati, agar tidak terjadi kecelakan yang mengakibatkan
praktikan terluka parah.
Pada praktikum ini juga, praktikan diajarkan bagaimana cara mengukur benda padat
dan benda cair. Pengukuran sangat penting pada praktikum kimia, karena perbedaan berat /
takaran dari suatu zat tersebut akan mempengaruhi data hasil yang diperoleh. Selain itu juga,
dengan menggunakan takaran yang tepat dapat pula menghemat bahan / zat tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah agar praktikan mengerti dan memahami
peraturan dan keamanan kerja di laboratorium, memahami dan terampil dalam menggunakan
peralatan laboratorium sederhana, serta mampu melakukan pengukuran dan percobaan kimia
sederhana di laboratorium.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Laboratorium adalah tempat yang dilengkapi dengan peralatan untuk melangsungkan


eksperimen dalam sains atau melakukan pengujian dan analisis. Berdasarkan definisi di atas
dengan tegas dinyatakan bahwa laboratorium adalah bangunan yang dilengkapi dengan
peralatan dan bahan bahan kimia untuk pelaksanaan eksperimen. Alat laboratorium kimia
merupakan benda yang digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia yang dapat di
pergunakan berulang ulang. Contoh alat laboratorium kimia yaitu seperti pembakar spiritus,
termometer, tabung reaksi, gelas ukur dan lain sebagainya. Alat yang digunakan secara tidak
langsung  dalaam praktikum merupakan alat bantu laboratorium, seperti pemadam kebakaran
dan kotak pertolongan pertama (Khamidinal, 2009).

Peralatan gelas laboratorium merujuk pada berbagai peralatan laboratorium yang


terbuat dari kaca, yang digunakan dalam percobaan ilmiah, terutama dalam laboratorium
kimia dan biologi. Beberapa peralatan tersebut sekarang ada yang telah dibuat dari plastik,
namun peralatan kaca masih sering digunakan oleh karena sifat kaca yang inert, transparan,
dan tahan panas (Wahyudi, 2011).

Pengenalan alat- alat praktikum penting dilakukan guna untuk keselamatan kerja
dalam melakukan proses penelitian. Selain itu juga pengenalan alat praktikum bertujuan agar
mahasiswa mengetahui nama dan fungsi dari alat-alat tersebut. Alat-alat praktikum sangat
dibutuhkan dalam proses penelitian ataupun praktikum terutama dalam proses praktikum
kimia banyak sekali alat-alat yang digunakan dan mempunyai funsi masing-masing didalam
bidang keilmuan atau pun proses penelitian tentu alat-alat ini sangat dibutuhkan sekali alat-
alat laboratorium juga dapat berbahasa jika terjadi kesalahan dalam prosedurpemakaiannya
maka diperlukan pengenalan alat-alat laboratorium agar pengguanaan alat tersebut dapat
dipergunakan dengan fungsi dan prosedur yang baik dan benar, sehingga kesalahan yang
terjadi dapat diminimalisir sedikit mungkin hal ini penting agar mendapatkan hasil penelitian
yang baik dan benar, data–data yang tepat akan meningkatkan kualitas penelitian seseorang
( Hokayuruke, 2013 ).

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan kesehatan,
keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun lokasi
proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan keselamatan lingkungan kerja.
K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja, konsumen, dan orang lain yang juga
mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja (Astuti, 2009).

Untuk mengukur diperlukan alat ukur. Alat ukur yang digunakan tergantung pada
besaran ukur yang nilainya ingin diukur. Salah satu alat ukur yang vital adalah alat ukur
timbang atau timbangan. Alat ukur timbang telah lama dipergunakan manusia dalam
kehidupan sehari-hari, baik untuk perdagangan eceran maupun perdagangan besar. Kegiatan
penimbangan bertujuan untuk mendapatkan nilai suatu besaran massa. Data-data yang
didapatkan dari hasil penimbangan hanya merupakan estimasi. Estimasi hasil penimbangan
masih mengandung keraguraguan. Keraguraguan yang diperoleh dari hasil pengukuran dapat
diartikan sebagai nilai ketidakpastian. Ketidakpastian itu sendiri dapat diartikan ukuran
reliabilitas suatu hasil pengukuran sehingga ketidakpastian menentukan mutu dari hasil
pengukuran (Subeno; 2009).
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilaksanakan pada hari Jumat, 21 September 2018, pukul 11.00 – 13.00
WIB di Laboratorium Biokimia, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Satya
Wacana.

3.2 Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah beaker glass 100 mL, gelas ukur
50 mL, Erlenmeyer, pipet tetes, buret, statif, aluminium foil, dan timbangan analitik. Bahan –
bahan yang diperlukan adalah garam 5 gram, pewarna makanan, dan aquadest.

3.3 Metode
3.3.1 Pengukuran sederhana benda padat
Pada pengukuran ini digunakan metode penimbangan. Alat yang digunakan
untuk penimbangan adalah timbangan analitik. Bahan yang digunakan adalah garam
dapur 5 gram. Timbangan analitik sangat sensitif , maka dari itu praktikan harus
berhati-hati saat proses penimbangan, dengan tidak melakukan banyak pergerakan dan
banyak berbicara. Sebelum menimbang, pintu kaca timmbangan analitik dibuka
secara perlahan. Saat hal tersebut dilakukan perhatikan pula display angka yang
terdapat di timbangan analitik.
3.3.2 Pengukuran sederhana benda cair
Pada pengukuran ini digunakan metode penakaran. Alat yang digunakan ada
beberapa, yaitu gelas ukur, beaker glass, dan Erlenmeyer. Perbedaan dari ketiga alat
tersebut adalah ketelitiannya. Gelas ukur lebih teliti dari pada beaker glass. Pada
setiap alat tersebut ada batas angka yang dijadikan acuan penakaran zat cair. Ukuran
yang dimiliki gelas ukur, beaker glass, dan erlenmeyer berbeda-beda, dari ukuran
yang kecil hingga beras. Untuk cara kerja penakaran, zat cair yang telah disediakan
dimasukan ke dalam alat-alat tersebut dan ditepatkan segaris dengan acuan yang
tertera pada setiap alat. Pada gelas ukur harus diperhatikan cekungan zat cair yang
ada, karena pada gelas ukur, permukaan zat cair akan membentuk cekungan, sebab
diameter gelas ikur yang kecil.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 4.1.1 Sifat bahan kimia

No Gambar Sifat Bahan kimia Keterangan


1 Explosive Bahan kimia yang - TNT
diberi simbol - Amonium Nitrat
seperti gambar - Nitroselulosa
disamping adalah - Dibenzoilperoksida
bahan yang mudah
meledak
(explosive).

(pendidikan.id)
2 Oxidizing Agent Bahan kimia yang - Hidrogen
diberi simbol Peroksida
seperti disamping - Kalium
adalah bahan kimia Permanganat
yang bersifat - Kalium Klorat
mudah menguap - Asam Nitrat
dan mudah - Amonium Nitrat
terbakar melalui
(pendidikan.id) oksidasi.
3 Highly Flammable Arti dari simbol - Aseton
disamping adalah - Alkohol
mudah terbakar di - Benzena
bawah kondisi - Logam Natrium
atmosferik biasa - Fosfor Putih
atau mempunyai - Hidrida
titik nyala rendah - Asetilen
dan mudah
(materikimia.com)
terbakar di bawah
pengaruh
kelembapan.
4 Extremely Flammable Arti dari simbol - Dietileter
disamping adalah - Propana
bahan yang amat
sangat mudah
terbakar.

(materikimia.com)
5 Toxic Simbol bahan - Arsen Triklorida
kimia disamping - Merkuri Klorida
menunjukan bahwa - Kalium Sianida
bahan tersebut - Hidrofen Sulfida
adalah bahan - Metanol
beracun.

(Pendidikan.id)
6 Very Toxic Arti dari simbol - Kalium Sianida
disamping adalah - Hidrogensulfida
bahan yang bersifat - Nitrobenzen
sangat beracun dan - Atripin
lebih sangat
berbahaya bagi
kesehatan yang
juga menyebabkan
sakit kronis bahkan
(materikimia.com)
kematian.
7 Harmful Arti dari simbol - Etilen glikol
disamping adalah - Diklorometan
bahan yang dapat - Piridyn
merusak kesehatan
tubuh bila kontak
langsung dengan
tubuh melalui
inhalasi.
(materikimia.com)
8 Irritant Arti dari simbol - Amonia
disamping adalah - Benzyl Klorida
bahan yang dapat - Kalsium Klorida
menyebabkan - Isopropilamina
iritasi, gatal-gatal,
dan dapat
menyebabkan luka
bakar pada kulit.

(materikimia.com)
9 Corrosive Simbol bahan - Klor
kimia di samping - Belerang dioksida
adalah suatu bahan - Asam klorida
yang bersifat - Natrium
korosif dan dapat Hidroksida
merusak jaringan
hidup.

(Pendidikan.id)
10 Dangerous for Enviroment Simbol bahan - Tetraklorometana
kimia disamping - Tributyl Timah
adalah bahan Klorida
tersebut berbahaya - Petroleum Benzena
bagi lingkungan. - Klorofluorokarbon

(pendidikan.id)
Tabel 4.1.2 Nama dan Fungsi Instrumen Laboratorium

No Nama Alat/Bahan Fungsi Keterangan


1 Beaker Glass - Menampung bahan kimia Masukan cairan ke dalam
dan larutan. beaker glass, lalu lihat
- Mengukur volume acuan angka pada beaker
cairan. glass. Untuk
memindahkan cairan
yang ada di beaker glass,
melalui bagian yang
lancip pada mulut beaker
glass
2 Gelas Ukur - Mengukur volume Masukan cairan ke dalam
larutan. gelas ukur, lalu lihat
acuan angka pada gelas
ukur. Saat memindahkan
cairan dari gelas ukur ke
tempat yang lain,
tuangkan melalui bagian
yang ada lancip pada
mulut gelas ukur.

3 Erlenmeyer - Mencampur larutan. Masukan cairan ke dalam


- Memanaskan larutan Erlenmeyer, tidak perlu
dalam suhu rendah. menggunakan corong
kaca, karena bagian
permukaan mulut
erlenmeyer tidak terlalu
kecil.
4 Buret dan Statif - Untuk praktikum titrasi. Buka penyangga pada
statif, taruh buret diantara
penyangga tersebut, lalu
pastikan buret terpegang
erat pada penyangga.
Sebelum menuangkan
cairan ke dalam buret,
pastikan buret dalam
keadaan terkunci /
tertahan pada bagian
aliran airnya.

5 Pipet Tetes - Memindahkan beberapa Masukan ujung pipet


tetes cairan. tetes yang tidak ada karet
ke dalam wadah yang
akan diambil cairannya.
Tekan karet dari 2 sisi
untuk menyedot cairan.
Untuk mengeluarkan
cairannya lagi, tekan
kembali karetnya.

6 Aluminium Foil (silver) - Sebagai wadah Aluminium foil dipotong


menimbang garam. sesuai kebutuhan , lalu
- Membungkus cawan pakai aluminium foil
petri / tabung reaksi. yang telah dipotong.
7 Garam - Sebagai media pada Menambahkan garam
praktikum penimbangan. pada makanan
- Sebagai perasa masakan. secukupnya atau sesuai
selera.

8 Pewarna Makanan - Memberi warna pada Tuangkan pewarna


larutan. makanan pada adonan
untuk memberi warna
yang kita inginkan pada
adonan.

9 Aquades - Sebagai pelarut pada saat Masukan bagian ujung


melarutkan senyawa. dari aquades yang
- Sebagai penjelas warna panjang ke dalam
pada indicator PP. wadah , lalu tekan botol
- Digunakan untuk aquades hingga air
melarutkan bahan(dalam keluar.
suatu pembuatan media).
- Sebagai sumber air yang
(Purwanti , 2004)
digunakan oleh
mikroorganisme untuk
bias hidup.
4.2 Pembahasan
Telah di dapat
garam 5 gram
PENIMBANGAN 5 GRAM dari hasil
GARAM
penimbangan

Siapkan aluminium foil,


garam , dan timbangan
analitik.

Jika sudah mencapai 5


gram, keluarkan dari
timbangan analitik.

Buka pintu timbangan analitik


dengan perlahan, lihat
display angka pastikan
menunjukan angka 0 (nol).

Taruh garam terus menerus


sampai display angka
menunjukan 5,000 gram.

Jika sudah mnunjukan angka 0


(nol), masukan aluminium foil
dengan perlahan juga.

Tunggu display angka menjadi


0 (nol) lagi. Setelah itu,
dengan perlahan dan tidak
banyak gerakan, taruh
garam dikit demi sedikit.
PENAKARAN 4O mL AIR
Telah di dapat,
larutan 40 mL.

Siapkan beaker glass, gelas


ukur, erlenmeyer, pipet
tetes, buret & statif, Tambahkan hingga
aquades, dan pewarna 40 mL.
makanan.

Setelah dituangkan, lihat


acuan angka pada
Erlenmeyer, jika belum
Tuangkan air ke beaker
40 mL tambahkan air
glass sebanyak 20 mL.
dari buret yang sudah
disediakan.

Takar kembali ke gelas ukur, Sesudah merata,


dengan menuangkannya dari tuangkan 20 mL aquades
beaker glass ke gelas ukur.
yang ada di gelas ukur
ke dalam erlenmeyer,
kocok lagi.

Jika sudah pas, tuangkan ke


erlenmeyer. Takar kembali
Teteskan 3 tetes pewarna
20 mL aquades, lalu diamkan
makanan yang sudah
di gelas ukur.
disediakan ke dalam
Erlenmeyer.Kocok perlahan.
Peralatan dan bahan laboratorium berbeda-beda. Perbedaannya terdapat pada
beberapa aspek , yaitu dari fungsi dan cara kerjanya. Tujuan utama dari praktikum ini salah
satunya adalah agar praktikan dapat mengenal gambaran umum alat-alat yang ada di
laboratorium, memahami fungsi setiap alat, dan cara kerja tiap alat. Beberapa alat yang
digunakan pada praktikum ini adalah beaker glass, gelas ukur, erlenmeyer, aluminium foil,
pipet tetes, buret dan statif, dan timbangan analitik. Beaker glass berfungsi untuk menampung
bahan kimia dan larutan serta untuk mengukur volume cairan. Cara kerja dari beaker glass
dengan cara memasukan cairan ke dalam beaker glass, lalu lihat acuan angka untuk
menentukan banyaknya cairan yang diinginkan. Untuk memindahkan cairan yang ada di
beaker glass, melalui bagian yang lancip pada mulut beaker glass. Gelas ukur berfungsi untuk
mengukur volume larutan. Cara kerja dari gelas ukur yaitu dengan cara masukan cairan ke
dalam gelas ukur, lalu lihat acuan angka pada gelas ukur. Saat memindahkan cairan dari gelas
ukur ke tempat yang lain, tuangkan melalui bagian yang lancip pada mulut gelas ukur.
Erlenmeyer berfungsi untuk mencampur larutan dan memanaskan larutan dalam suhu rendah.
Cara kerja erlenmeyer yaitu dengan memasukan cairan ke dalam erlenmeyer, tidak perlu
menggunakan corong kaca karena bagian permukaan mulut erlenmeyer tidak terlalu kecil,
sehingga minim sekali untuk terjadi tumpah. Buret dan statif berfungsi untuk praktikum
titrasi. Cara kerja buret dan statif yaitu dengan membuka penyangga yang ada pada statif,
taruh buret diantara penyangga tersebut, lalu pastikan bahwa buret tergenggam erat pada
penyangganya. Sebelum menuangkan larutan ke dalam buret, pastikan buret dalam keadaan
terkunci / tertahan pada bagian aliran air. Pipet tetes berfungsi untuk memindahkan beberapa
tetes cairan. Cara kerja dai pipet tetes yaitu dengan memasukan ujung pipet tetes yang tidak
ada karet ke dalam wadah yang akan diambil cairannya. Tekan karet dari 2 sisi untuk
menyedot cairan. Untuk mengeluarkan cairan, tekan kembali karetnya seperti saat menyedot.
Aluminium foil berfungsi sebagai pembungkus cawan petri / tabung reaksi serta bias menjadi
wadah untuk padatan. Cara kerja dari aluminium foil yaitu dengan memotong lembaran
aluminium foil sesuai kebutuhan yang dibutuhkan.

Bahan kimia memiliki sifat-sifat yang berbeda dan berbahaya. Praktikan harus
mengerti dari lambang / simbol dari setiap sifat bahan kimia yang berbahaya. Berikut ini
adalah contoh – contoh sifat bahaya dari bahan kimia, yaitu explosive (mudah meledak),
oxidizing agent (mudah menguap), highly flammable (mudah terbakar), extremely flammable
(amat sangat mudah terbakar), toxic (beracun), very toxic (sangat beracun), harmful (merusak
kesehatan tubuh), irritant (iritasi), corrosive (korosif), dan dangerous for environment
(bahaya untuk lingkungan). Bahan – bahan tersebut memiliki contoh masing-masing, yaitu
pada sifat bahan kimia explosive yaitu TNT, ammonium nitrat, nitroselulosa, dan
dibenzoilperoksida. Oxiding agent memiliki contoh yaitu hidrogen peroksida, kalium
permanganate, kalium klorat, asam nitrat, dan ammonium nitrat. Highly flammable
contohnya adalah aseton, alkohol, benzene, logam natrium, forsfor putih, hidrida, dan
asetilen. Extremely flammable memiliki contoh dietileter dan propana. Toxic memiliki
contoh arsen triklorida, merkuri klorida, kalium sianida, hidrofen sulfida, dan methanol. Very
toxic contohnya adalah kalium sianida, hidrogen sulfide, nitrobenzene, dan atripin. Harmful
contohnya adalah etilen glikol, diklorometan, dan piridyn. Irritant memiliki contoh yaitu
ammonia, benzyl klorida, kalsium klorida, dan isopropilamina. Corrosive memiliki contoh
klor, belerang dioksida, asam klorida, dan natrium hidroksida. Dangerous for environment
contohnya adalah tetraklorometana, tributyl timah klorida, petroleum benzene, dan
klorofluorokarbon.

Neraca analitik merupakan suatu alat penunjang dalam laboratorium. Neraca analitik
dilengkapi suatu layar detektor yang membantu pengguna untuk mengetahuan massa bahan
yang ditimbang dengan akurat. Dibandingkan dengan neraca zaman dulu yang masih
menggunakan neraca analog atau manual, neraca analitik atau digital memiliki fungsi lebih
sebagai alat ukur, diantaranya neraca digital lebih akurat, presisi dan akuntable yaitu bisa
menyimpan hasil dari setiap penimbangan. Neraca analitik terdiri dari beberapa komponen,
antara lain waterpass, piringan neraca, dan tombol pengaturan. Waterpass berfungsi sebagai
penanda posisi neraca pada saat akan digunakan. Neraca harus dalam posisi yang seimbang
pada saat penggunaannya agar data yang dihasilkan akurat. Sedangkan piringan neraca
merupakan suatu wadah yang berfungsi sebagai tempat bahan yang akan ditentukan
massanya. Biasanya digunakan kaca arloji sebagai wadah bahan sebelum diletakkan pada
piringan neraca terebut.  Neraca analitik merupakan salah satu neraca yang memiliki tingkat
ketelitian tinggi. Dalam pengguanaanya, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan antara
lain penyimpanan neraca dan kebersihan dalam penggunaannya. Kedudukan neraca harus
diatur dengan sekrup dan posisi neraca harus horizontal dengan waterpass. Ketika digunakan
terkadang neraca tergoncang dan posisi neraca tidak seperti keadaan semula. Oleh karena itu,
pengecekan wajib dilakukan sebelum menggunakan necara analitik. (Bahtiar, 2011).
Peralatan-peralatan gelas terbagi berdasarkan fungsinya. Ada yang digunakan untuk
menampung zat dan ada yang digunakan untuk mengukur volume larutan. Peralatan gelas
yang sering digunakan sebagai pengukur volume larutan adalah buret, labu ukur, erlenmeyer,
dan beaker glass (Anne, 2012). Terkadang di dalam penggunaan alat-alat gelas ini, garis
larutan yang terdapat di dalamnya tidak lurus atau bisa dikatakan melengkung.  Garis ini
disebut sebagai garis meniskus. Meniskus adalah sifat yang dimiliki zat cair berupa
penampakan kelengkungan  yang terjadi dan ada pada permukaan zat cair ketika zat berada
dalam tabung atau celah yang sempit. Meniskus ini memiliki dua macam jenis yakni
meniskus cekung dan meniskus cembung yang disebabkan karena adanya gaya adhesi dan
kohesi. Meniskus cekung disebabkan karena gaya adhesi zat cair dan tempatnya lebih besar
daripada gaya kohesi antar molekul zat cair, sedangkan meniskus cembung disebabkan
karena gaya kohesi zat cair lebih besar ketimbang gaya adhesi antara zat cair dan wadahnya
(Ferdian, 2011).

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini ada 3 yaitu, garam, pewarna makanan ,
dan aquades. Bahan – bahan tersebut memiliki fungsinya masing-masing pada praktikum ini.
Pertama yaitu garam, garam berfungsi sebagai media yang akan ditimbang pada
penimbangan sederhana. Kedua adalah pewarna makanan, pewarna makanan berfungsi untuk
memberi warna pada aquades yang menjadi media penakaran pada praktikum ini. Dan
aquades sendiri berfungsi untuk bahan penakaran menggunakan peralatan kaca laboratorium.
BAB V

KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum ini, praktikan dapat mengerti dan memahami peraturan
dan keamanan kerja di laboratorium, memahami dan terampil dalam menggunakan peralatan
laboratorium sederhana, serta mampu melakukan pengukuran dan percobaan kimia sederhana
di laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA

Anne. 2012. Alat Ukur Volume. (online) (http://www.anneahira.com/alat-ukur-volume.ht


            m, diakses pada tanggal 7 Maret 2014).
Astuti, Dian Wuri. 2009. Cepat Tuntas Kuasai Kimia. Indonesia Cerdas. Yogyakarta.
Bahtiar, H. (2011). High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Neraca Analitik.
Institut Pertanian Bogor . Bogor
Ferdian. 2011. Pengertian Meniskus. (online) (http://id.shvoong.com/exact-sciences/physic
            s/2160448-pengertian-meniskus/, diakses pada tanggal 8 Maret 2014).
Hokayuruke, 2013. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri. Fakultas
Pertanian Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Subeno, E. 2009. Ketidakpastian Pengukuran. Balai metrologi Semarang: Semarang.
Wahyudi, Adi Ribut. 2011. Pengajaran Sains di Laboratorium. Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai