Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 4:

1. Siti Ambarwati 472018007 4. Jeannete Claudia W. 472018041


2. Meike Tuwongkesong 472018024 5. Agnes Rouli Situmorang 472018051
3. Alfrilin Padjao 472018043

WORKLOAD INDICATOR STAFFING NEEDS (WISN)

KASUS I
RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang ahli gizi untuk bagian
penyelenggaraan makanan dengan sistem kerja office hour (08.00-16.00) senin-sabtu dengan
waktu kerja efektif 7 jam perhari. Dalam rangka evaluasi SDM, anda sebagai kepala Instalasi
Gizi diminta untuk menghitung ketenagakerjaan dengan menggunakan sistem Workload
Indicator Staffing Needs. Lakukan penghitungan dengan mengisi kolom berikut serta berikan
interpretasi pada hasil akhir perhitungan!

Ahli Gizi Penyelenggaraan Makanan RS X Salatiga


Tabel 1. Waktu kerja tersedia
Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Hari kerja 318 hari/tahun
B Cuti tahunan 12 hari/tahun
C Pendidikan/pelatihan 5 hari/tahun
D Hari libur nasional 14 hari/tahun
E Ketidakhadiran kerja 1 hari/tahun
F Waktu kerja 7 jam/hari
2.002 hari/tahun
Waktu kerja tersedia
120.120 menit/tahun

Tabel 2. Standar beban kerja


Rerata Waktu Standar Beban
Aktivitas Pokok
(menit) Kerja (menit/tahun)
Membuat daftar belanjaan rutin 30 4.004
Menerima barang datang 180 667,33
Pemeriksaan stok gudang 90 1.334,66
Menyusun laporan pembelajaan 30 4.004
Quality control produksi dan cetak
15 8.008
label makanan
Pengawasan kerja staff dapur 10 12.012
Total standar beban kerja 30.029

Tabel 3. Standar Kelonggaran


Rerata Waktu Standar
Faktor Kelonggaran Frekuensi
(menit) Kelonggaran

Rapat Instalasi Gizi 1×/bulan 30 0,0029

Mengajar mahasiswa
6x/minggu 30 0,0719
magang Gizi

Bercakap-cakap 6×/minggu 20 0,0479


Ke kamar mandi 6×/minggu 20 0,0479
Makan/minum 6×/minggu 30 0,0719
Total 130 0,2425

Tabel 4. Kuantitas kegiatan pokok Ahli Gizi


Kuantitas
No. Unit Kerja Kegiatan Pokok
A B C D
9
Membuat daftar belanjaan rutin 1295 185 2 2220
5
9
Menerima barang datang 1295 185 2 2220
5
9
Pemeriksaan stok gudang 1295 185 2 2220
5
6
Instalasi Menyusun laporan pembelajaan 840 120 0 1440
1 0
Gizi
1
Quality control produksi dan 2
1708 244 2928
cetak label makanan 2
0
1
8
Pengawasan kerja staff dapur 2555 365 4380
2
5

Total 8.986 1.284 6.419 15.405

Tabel 5. Kebutuhan SDM Ahli Gizi


Kuantitas Standar Jumlah
Kegiatan Pokok
Kegiatan Pokok Beban Kerja SDM
Membuat daftar belanjaan rutin 2220 4.004 0,55
Menerima barang datang 2220 667,33 3,33
Pemeriksaan stok gudang 2220 1.334,66 1,66
Menyusun laporan pembelajaan 1440 4.004 0,36
Quality control produksi dan cetak 2928 8.008 0,37
label makanan

Pengawasan kerja staff dapur 4380 12.012 0,36

Jumlah 6,63

Kebutuhan SDM = 6,6 + standar kelonggaran


= 6,63 + 0,243
= 6,8473 = 7
Interpretasinya:
Difference (a-b) = 2 - 7 = -5 (understaffed)
Ratio (a/b) = 2 / 7 = 0,28 rasio <1 maka dapat dikatakan bahwa beban kerja staff tinggi.

Bila RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang ahli gizi untuk


penyelenggaraan makanan dengan sistem kerja office hour (08.00-16.00) senin-sabtu
dengan waktu kerja efektif 7 jam perhari. Sementara hasil perhitungan WISN adalah
7, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada rumah sakit tersebut memiliki
understuffed dengan beban kerja staff tinggi.

KASUS II
RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang pramusaji untuk shift pagi
dengan jam kerja 07.00-02.00 dengan waktu kerja efektif 5 jam 30 menit perhari.
Dalam rangka evaluasi SDM, anda sebagai kepala Instalasi Gizi diminta untuk
menghitung ketenagakerjaan dengan menggunakan sistem Workload Indicator
Staffing Needs. Lakukan penghitungan dengan mengisi kolom berikut serta berikan
interpretasi pada hasil akhir perhitungan!

PRAMUSAJI (shift pagi)


Tabel 1. Waktu kerja tersedia pramusaji (shift pagi)
Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Hari kerja 280 hari/tahun
B Cuti tahunan 12 hari/tahun
C Pendidikan/pelatihan 0 hari/tahun
D Hari libur nasional 19 hari/tahun
E Ketidakhadiran kerja 2 hari/tahun
F Waktu kerja 5,5 jam/hari
1.358,5 hari/tahun
Waktu kerja tersedia
81.510 menit/tahun
Tabel 2. Standar beban kerja pramusaji
Rerata
Standar Beban Kerja
Aktivitas Pokok Waktu
(menit/tahun)
(menit)
Menyiapkan makanan ke dalam troly 120 679
Mengantarkan makanan ke pasien 120 679
Mengambil makanan yang sudah
60 1.358
konsumsi pasien

Mencuci dan membilas alat makan 30 2.717


Menyiapkan alat makan untuk makan
30 2.717
Pagi

Pencatatan dan pelaporan 10 8.151


Total 16.301

Tabel 3. Standar kelonggaran kerja pramusaji


Rerata Waktu Standar
Faktor Kelonggaran Frekuensi
(menit) Kelonggaran
Rapat Instalasi Gizi 1×/bulan 30 0,004
Apel 6×/minggu 60 0,21
Bercakap-cakap 6×/minggu 20 0,07
Ke kamar mandi 6×/minggu 20 0,07
Makan/minum 6×/minggu 30 0,11
Total 160 0,464

Tabel 4. Kuantitas kegiatan pokok pramusaji


Kuantitas
No Unit Kerja Kegiatan Pokok
1 bulan 12 bulan
Menyiapkan makanan ke dalam troly 60 720
Mengantarkan makanan ke pasien 60 720
A Rawat Inap
Mengambil makanan yang sudah
60 720
konsumsi pasien
Mencuci dan membilas alat makan 120 1.440
Menyiapkan alat makan untuk makan
120 1.440
Pagi
Pencatatan dan pelaporan 60 720

Tabel 5. Kebutuhan SDM pramusaji


Kuantitas Standar Jumlah
Kegiatan Pokok
Kegiatan Pokok Beban Kerja SDM
Menyiapkan makanan ke dalam troly 720 679 1,06
Mengantarkan makanan ke pasien 720 679 1,06
Mengambil makanan yang sudah 720 1.358,5 0,53
konsumsi pasien

Mencuci dan membilas alat makan 1.440 2.717 0,53


Menyiapkan alat makan untuk makan 1.440 2.717 0,53
Pagi

Pencatatan dan pelaporan 720 8.151 0,09


Jumlah SDM 3,8

Kebutuhan SDM = 3,8 + standar kelonggaran


= 3,8 + 0,464
= 4,264 = 4
Interpretasinya:
Difference (a-b) = 2 - 4 = -2 (understaffed)
Ratio (a/b) = 2 / 4 = 0,5 rasio < 1 maka beban kerja staff tinggi.

Bila RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang pramusaji


untuk shift pagi dengan jam kerja 07.00 - 02.00 dengan waktu kerja efektif 5 jam 30
menit perhari.Sementara hasil perhitungan WISN adalah 4, maka dapat ditarik
kesimpulan: bahwa dirumah sakit itu memiliki understuffed dengan beban kerja staff
tinggi.
KASUS III
RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 5 orang ahli gizi untuk rawat inap dan
rawat jalan pasien dengan waktu kerja office hours (08.00-16.00) senin-sabtu dengan waktu
kerja efektif 7 jam perhari. Dalam rangka evaluasi SDM, anda sebagai kepala Instalasi Gizi
diminta untuk menghitung ketenagakerjaan dengan menggunakan sistem Workload Indicator
Staffing Needs. Lakukan penghitungan dengan mengisi kolom berikut serta berikan
interpretasi pada hasil akhir perhitungan!

Ahli Gizi Rawat Inap dan Jalan


Tabel 1. Waktu kerja tersedia
Kode Faktor Jumlah Keterangan
A Hari kerja 321 hari/tahun
B Cuti tahunan 12 hari/tahun
C Pendidikan/pelatihan 5 hari/tahun
D Hari libur nasional 20 hari/tahun
E Ketidakhadiran kerja 1 hari/tahun
F Waktu kerja 7 jam/hari
1.981 hari/tahun
Waktu kerja tersedia
118.860 menit/tahun

Tabel 2. Standar beban kerja

Rerata Standar Beban


Aktivitas Pokok Waktu Kerja
(menit) (menit/tahun)

Rawat Inap
Pemeriksaan pasien baru 15 7.924
Konseling/edukasi pasien baru 30 3.962
Pencatatan rekam medik 8 14.857
Pemeriksaan pasien lama 8 14.857
Konseling/edukasi pasien lama 10 11.886
Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien 15 7.924
Konseling/edukasi pasien 30 3.962
Pencatatan rekam medik 5 23.772
Total standar beban kerja 89.144
Tabel 3. Standar kelonggaran
Rerata Waktu Standar
Faktor Kelonggaran Frekuensi
(menit) Kelonggaran
Rapat Instalasi Gizi 1×/bulan 30 0,003
Mengajar mahasiswa
6x/minggu 30 0,07
magang Gizi
Pembicara kegiatan RS 2×/tahun 20 0,0003
Ke kamar mandi 6×/minggu 20 0,05
Makan/minum 6×/minggu 30 0,07
Total 130 0,1933

Tabel 4. Kuantitas kegiatan pokok Ahli Gizi


Aktivitas Pokok Kuantitas
1 bulan 12 bulan
Rawat Inap
Pemeriksaan pasien baru 540 6.480
Konseling/edukasi pasien baru 540 6.480
Pencatatan rekam medik 600 7.200
Pemeriksaan pasien lama 60 720
Konseling/edukasi pasien lama 60 720
Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien 150 1.800
Konseling/edukasi pasien 150 1.800
Pencatatan rekam medik 150 1.800
Total Kuantitas Kegiatan 2.250 27.000
Tabel 5. Kebutuhan SDM Ahli Gizi
Standa
Kuantitas
r Jumlah
Aktivitas Pokok Aktivitas
Beban SDM
Pokok
Kerja
Rawat Inap
Pemeriksaan pasien baru 6.480 7.924 0,82
Konseling/edukasi pasien
6.480 3.962 1,64
Baru
Pencatatan rekam medik 7.200 14.857 0,48
Pemeriksaan pasien lama 720 14.857 0,05
Konseling/edukasi pasien
720 11.886 0,06
Lama
Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien 1.800 7.924 0,23
Konseling/edukasi pasien 1.800 3.962 0,45
Pencatatan rekam medik 1.800 23.772 0,08
Total Kuantitas Kegiatan 27.000 89.144 3,8

Kebutuhan SDM = 3,8 + standar kelonggaran


= 3,8 + 0,1933
= 3,9933 = 4
Interpretasinya:
Difference (a-b) = 5 - 3= 2 (overstaffed)
Ratio (a/b) = 5 / 3 = 1,6 rasio > 1 maka beban kerja staff rendah .

Bila RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 5 orang ahli gizi untuk


rawat inap dan rawat jalan pasien dengan waktu kerja office hours (08.00-16.00)
senin-sabtu dengan waktu kerja efektif 7 jam perhari. Sementara hasil perhitungan
WISN adalah 4, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dirumah sakit itu memiliki
overstaffed dengan beban kerja staff rendah.
Struktur Organisasi Instalasi Gizi di Rumah Sakit
Berdasarkan data dari bagian administrasi instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi
Medan diperoleh struktur organisasi instalasi gizi yang menunjukkan bahwa
penanggung jawab instalasi Gizi adalah kepala instalasi Gizi yang dibawahi langsung
oleh direktur RSUD Dr. Pringadi Medan. Berikut struktur organisasi instalasi gizi di
RSUD Dr. Pirngadi Medan:

DIREKTUR RSUD DR. PIRNGADI KOTA MEDAN

KEPALA INSTALASI GIZI

SEKRETARIS

URUSAN PENCATATAN URUSAN PERELNGKEPAN


DAN PELAPORAN DAN PERBEKALAN

PELAKSANA PELAKSANA GUDANG


PERLENGKAPAN BAHAN KERING DAN BASAH

PELAYANAN ASUHAN PELAYANAN KONSULTASI PENGAWASAN PENELITIAN DAN


GIZI RUANG DAN PENYULUHAN GIZI PENGOLAHAN PENGEMBANGAN
RAWAT INAP MAKANAN GIZI TERAPAN

AHLI GIZI TENAGA PENGOLAHAN PENGOLAHAN PENGOLAHAN


RUANG RAWAT PEMACKINGAN / MAKANAN MAKANAN SONDE
INAP PRAMUSAJI BIASA DIET

(Sumber: Pradila Wardhani, 2018)

Berikut uraian tugas tenaga gizi di instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Medan :
1. Kepala Instalasi Gizi
Kepala instalasi Gizi merupakan penanggung jawab umum dari organisasi unit
pelayanan gizi di rumah sakit yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit serta
didasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala instalasi gizi
haruslah dipimpin oleh seorang sarjana gizi atau sekurang-kurangnya berpendidikan D3
gizi. Kepala instalasi gizi secara fungsional akan bertanggung jawab kepada direktur.
Adapun tugas dari kepala instalasi gizi antara lain:
a. Mengatur seluruh kegiatan yang terjadi di instalasi gizi dan menyusun perencanaan
serta rencana evaluasi pelayanan gizi.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian pada seluruh kegiatan yang ada.
c. Melakukan pemantauan pengkajian data dan kasus serta penelitian dan
pengembangan (biasanya dilakukan dua kali dalam setahun, dan bekerja sama
dengan mahasiswa politeknik kesehatan Medan jurusan Gizi yang melakukan praktek
kerja lapangan/ PKL).

2. Sekretaris Instalasi Gizi


Sekretaris instalasi gizi dipimpin oleh tenaga pengatur gizi yang telah memiliki
pengalaman kerja di rumah sakit. Kualifikasi pendidikan sekretaris instalasi gizi rumah
sakit ialah lulusan S1 gizi atau kesehatan atau dengan pendidikan dasar minimal D3 gizi.
Sekertaris instalasi gizi secara fungsional akan bertanggung jawab langsung kepada
kepala instalasi gizi dan dapat mewakili kepala instalasi gizi. Adapun tugas-tugas dari
sekretaris instalasi gizi antara lain:
a. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang terjadi di lapangan.
b. Bertanggung jawab secara langsung dalam mengurus pencatatan, pelaporan serta
perlengkapan perbekalan.
c. Bertanggung jawab dalam pengamprahan bahan makanan pasien, dokter jaga, dan
petugas khusus.
d. Bertanggung jawab membuat jadwal kerja pegawai.

3. Urusan Pencatatan dan pelaporan


Urusan Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan oleh seorang tenaga gizi dengan
kualifikasi pendidikan yaitu seorang lulusan S1 gizi/kesehatan ataupun D3 akademi gizi.
Sedangkan untuk tata usaha/administrasi dapat dilaksanakan oleh tenaga administrasi
dengan latar belakang pendidikan SMA. Urusan pencatatan dan pelaporan berfungsi
sebagai pelaksana kegiatan pencatatan dan operasional instalasi gizi. Tugas-tugas dari
Urusan pencatatan dan pelaporan antara lain:
a. Melaksanakan pencatatan rekapan dari fooding list, jumlah diet pasien serta bon
makan pasien, karyawan dan juga dokter.
b. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan jumlah pasien, karyawan serta dokter yang
diberi makan.
c. Melaksanakan pengamprahan bahan makanan pasien, dokter jaga, petugas khusus
dan pencatatan permintaan/pemesanan bahan makanan.
d. Melaksanakan laporan hasil evaluasi kegiatan instalasi gizi secara berkala,
menyelenggarakan surat menyurat, serta arsip ekspedis.
e. Melaksanakan kepengurusan kepegawaian dan kesejahteraan pegawai.

4. Urusan Perlengkapan dan Perbekalan


Urusan Perlengkapan dan Perbekalan dilakukan oleh tenaga pelaksana yang telah
berpengalaman bekerja di rumah sakit. Urusan perlengkapan dan perbekalan merupakan
seorang lulusan D1 (SPAG) dan D3 gizi. Urusan perlengkapan dan perbekalan berfungsi
dalam pengurusan, pengaturan, serta pencatatan semua sarana dan prasarana yang ada di
instalasi gizi. Berikut tugas-tugas dari urusan perlengkapan dan perbekalan:
a. Mencatat bahan makanan yang diterima dan dikeluarkan atau pemakaian bahan
makanan yang diambil dari gudang penyimpanan bahan makanan.
b. Mencatat sisa/stock bahan makanan, membuat laporan pengeluaran peralatan secara
berkala serta membuat permintaan kebutuhan sarana.
c. Menyelenggarakan inventarisasi peralatan instalasi gizi, melaksanakan pengecakan
dan pengawasan keadaan barang, inventari peralatan masak, makan, dan pengawasan
keadaan barang, inventari peralatan masak, makan, dan kantor.

5. Uraian Tugas Gizi Ruang Rawat Inap


Pelayanan gizi ruang rawat inap dilakukan oleh tenaga gizi ahli yang memiliki
kualifikasi pendidikan lulusan D3 Gizi atau sekurang-kurangnya SPAG (sekolah
pembantu Ahli Gizi). Uraian tugas gizi ruang rawat inap berfungsi dalam pelayanan gizi
di ruang rawat inap yang dilaksanakan agar pelayanan gizi pada pasien dapat
terselenggara secara maksimal mulai dari pemesanan hingga evaluasi makanan. Berikut
tugas-tugas dari uraian tugas gizi ruang rawat inap:
a. Ikut serta dalam anamnesa dan perencanaan diet pasien berdasarkan dengan
penentuan dokter (Ikut dalam visite dokter).
b. Melakukan Asuhan gizi pasien, pemesanan makanan pasien (fooding list) yang
berdiit maupun makanan biasa.
c. Mengawasi penyajian makanan pasien dan melaksanan konsultasi atau penyuluhan
gizi kepada pasien serta melakukan evaluasi makanan pasien yang dilaksanakan
setiap hari.

6. Poliklinik Gizi
Pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi merupakan seorang tenaga dengan
kualifikasi pendidikan lulusan spesialis gizi dengan minimal pendidikan dasar D3 Gizi.
Bagian poliklinik gizi adalah seorang sarjana gizi/kesehatan (SKM) dengan pendidikan
dasar minimal D3 Gizi. Poliklinik gizi berfungsi sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan
dan konsultasi gizi bagi pasien maupun masyarakat yang memerlukan diet makanan.
Berikut tugas-tugas dari poliklinik gizi:
a. Menetapkan masalah dan sasaran penyuluhan gizi.
b. Merancang peralatan, materi, alat peraga yang dibutuhkan.
c. Menyusun pesan-pesan penyuluhan dan konsultasi yang diperlukan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan penyuluhan gizi sesuai dengan
prosedur catatan medis yang berlaku.
e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan rujukan diet.

7. Pengawasan makanan
Tenaga pengawasan makanan yang diperlukan harus memiliki kualifikasi dengan
lulusan D3 gizi atau sekurang kurangnya SPAG (Sekolah Pembantu Ahli Gizi).
Pengawasan makanan berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pengawas makanan pasien,
extra fooding karyawan serta dokter jaga agar sampai dengan tepat dan sesuai. Berikut
tugas-tugas dari pengawasan makanan:
a. Pengawasan pada persiapan bahan makanan, peralatan yang digunakan, pengolahan
makanan pasien (makanan biasa, makanan diet, sonde) serta snack pasien.
b. Pengawasan pengolahan makanan extra fooding pegawai dinas malam dan dokter
jaga, kesesuaian/ketepatan diet pasien serta pendistribusian makanan atau penyajian
makanan pasien.

8. Penelitian dan pengembangan Gizi


Kegiatan ini dikoordinir oleh tenaga gizi yang dapat melakukan penelitian dan
pengembangan adalah lulusan sarjana spesialis gizi dengan minimal D3 gizi. Penelitian
dan pengembangan gizi berfungsi sebagai pelaksana kegiatan berkala pengawasan
pengembangan dalam bidang pelayanan gizi rumah sakit. Berikut tugas-tugas dari
peneliti dan pengembangan gizi:
a. Mengkoordinir dan melaksanakan, memimpin dan mengawasi kegiatan penelitian
gizi klinik dan terapan.
b. Mengkoordinir dan melaksanakan usaha pengembangan dalam bidang pelayanan gizi
rumah sakit.
c. Melaksanakan evaluasi dengan menggunakan sistem pengawasan melekat melalui
perangkat atau instrumen evaluasi atau kuesioner evaluasi.

9. Pendistribusian dan Penyajian Makanan pasien (Pramusaji)


Pelaksanaan pendistribusian dan penyajian makanan pasien dilaksanakan oleh
tenaga pelaksana rumah tangga yang terbagi menjadi dua shift yakni pagi dan sore.
Pramusaji berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pendistribusian makanan kepada pasien
sesuai dengan dietnya masing-masing. Berikut tugas-tugas dari pendistribusian dan
penyajian makanan pasien (pramusaji):
a. Melaksanakan kebersihan ruangan kerja bagian masing-masing.
b. Bertanggung jawab atas kebersihan alat makan pasien serta troli yang digunakan dan
pelaksanakan pendistribusian makanan pasien.
c. Mengumpulkan peralatan makan setelah selesai dipakai.

10. Pengolahan makanan


Pengolahan makanan merupakan suatu kegiatan memasak bahan makanan mentah
menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman untuk dikonsumsi. Pengolah
makanan berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pengolahan makanan (memasak) untuk
pasien maupun dokter sesuai dengan siklus menu. Tugas dari pengolahan makanan
antara lain:
a. Menyesuaikan bahan makanan dengan menu yang akan diolah.
b. Mempersiapkan peralatan, wadah, bahan makanan serta bumbu sebelum melakukan
proses pengolahan, membersihkan peralatan masak sebelum disimpan serta membuat
laporan pemakaian peralatan masak serta pemasakan atau pengolahan makanan
sesuai dengan spesifikasi diet pasien.
11. Pengolahan MI, Sonde
Kualifikasi Pendidikan tenaga pengawasan dan pengolahan makanan cair serta
sonde adalah lulusan D3 Gizi. Berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pengawasan dan
pengolahan makanan cair dan sonde. Berikut tugas-tugas dari pengolahan MI, sonde:
a. Melakukan kebersihan ruangan, mempersiapkan peralatan yang akan digunakan dan
mengitung jumlah pasien yang mendapat diet khusus
b. Melakukan persiapan susu dan bahan sonde, pengolahan makanan cair dan sonde
pasien dan pengolahn jus untuk pasien dan membersihkan peralatan pengolahan
sebelum disimpan.
Daftar Pustaka
Pradila Wardhani. 2018. Manajemen Penyelenggaraan Makanan Di Instalasi Gizi Rsud
Dr.Pirngadi Medan Tahun 2018. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas
Sumatera Utara. Medan.

Anda mungkin juga menyukai