KASUS I
RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang ahli gizi untuk bagian
penyelenggaraan makanan dengan sistem kerja office hour (08.00-16.00) senin-sabtu dengan
waktu kerja efektif 7 jam perhari. Dalam rangka evaluasi SDM, anda sebagai kepala Instalasi
Gizi diminta untuk menghitung ketenagakerjaan dengan menggunakan sistem Workload
Indicator Staffing Needs. Lakukan penghitungan dengan mengisi kolom berikut serta berikan
interpretasi pada hasil akhir perhitungan!
Mengajar mahasiswa
6x/minggu 30 0,0719
magang Gizi
Jumlah 6,63
KASUS II
RS X Di Kota Salatiga mempekerjakan sebanyak 2 orang pramusaji untuk shift pagi
dengan jam kerja 07.00-02.00 dengan waktu kerja efektif 5 jam 30 menit perhari.
Dalam rangka evaluasi SDM, anda sebagai kepala Instalasi Gizi diminta untuk
menghitung ketenagakerjaan dengan menggunakan sistem Workload Indicator
Staffing Needs. Lakukan penghitungan dengan mengisi kolom berikut serta berikan
interpretasi pada hasil akhir perhitungan!
Rawat Inap
Pemeriksaan pasien baru 15 7.924
Konseling/edukasi pasien baru 30 3.962
Pencatatan rekam medik 8 14.857
Pemeriksaan pasien lama 8 14.857
Konseling/edukasi pasien lama 10 11.886
Rawat Jalan
Pemeriksaan pasien 15 7.924
Konseling/edukasi pasien 30 3.962
Pencatatan rekam medik 5 23.772
Total standar beban kerja 89.144
Tabel 3. Standar kelonggaran
Rerata Waktu Standar
Faktor Kelonggaran Frekuensi
(menit) Kelonggaran
Rapat Instalasi Gizi 1×/bulan 30 0,003
Mengajar mahasiswa
6x/minggu 30 0,07
magang Gizi
Pembicara kegiatan RS 2×/tahun 20 0,0003
Ke kamar mandi 6×/minggu 20 0,05
Makan/minum 6×/minggu 30 0,07
Total 130 0,1933
SEKRETARIS
Berikut uraian tugas tenaga gizi di instalasi Gizi RSUD Dr. Pirngadi Medan :
1. Kepala Instalasi Gizi
Kepala instalasi Gizi merupakan penanggung jawab umum dari organisasi unit
pelayanan gizi di rumah sakit yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit serta
didasarkan ketentuan dan peraturan kepegawaian yang berlaku. Kepala instalasi gizi
haruslah dipimpin oleh seorang sarjana gizi atau sekurang-kurangnya berpendidikan D3
gizi. Kepala instalasi gizi secara fungsional akan bertanggung jawab kepada direktur.
Adapun tugas dari kepala instalasi gizi antara lain:
a. Mengatur seluruh kegiatan yang terjadi di instalasi gizi dan menyusun perencanaan
serta rencana evaluasi pelayanan gizi.
b. Melakukan pengawasan dan pengendalian pada seluruh kegiatan yang ada.
c. Melakukan pemantauan pengkajian data dan kasus serta penelitian dan
pengembangan (biasanya dilakukan dua kali dalam setahun, dan bekerja sama
dengan mahasiswa politeknik kesehatan Medan jurusan Gizi yang melakukan praktek
kerja lapangan/ PKL).
6. Poliklinik Gizi
Pelayanan penyuluhan dan konsultasi gizi merupakan seorang tenaga dengan
kualifikasi pendidikan lulusan spesialis gizi dengan minimal pendidikan dasar D3 Gizi.
Bagian poliklinik gizi adalah seorang sarjana gizi/kesehatan (SKM) dengan pendidikan
dasar minimal D3 Gizi. Poliklinik gizi berfungsi sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan
dan konsultasi gizi bagi pasien maupun masyarakat yang memerlukan diet makanan.
Berikut tugas-tugas dari poliklinik gizi:
a. Menetapkan masalah dan sasaran penyuluhan gizi.
b. Merancang peralatan, materi, alat peraga yang dibutuhkan.
c. Menyusun pesan-pesan penyuluhan dan konsultasi yang diperlukan.
d. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan penyuluhan gizi sesuai dengan
prosedur catatan medis yang berlaku.
e. Melaksanakan kegiatan penyuluhan dan rujukan diet.
7. Pengawasan makanan
Tenaga pengawasan makanan yang diperlukan harus memiliki kualifikasi dengan
lulusan D3 gizi atau sekurang kurangnya SPAG (Sekolah Pembantu Ahli Gizi).
Pengawasan makanan berfungsi sebagai pelaksana kegiatan pengawas makanan pasien,
extra fooding karyawan serta dokter jaga agar sampai dengan tepat dan sesuai. Berikut
tugas-tugas dari pengawasan makanan:
a. Pengawasan pada persiapan bahan makanan, peralatan yang digunakan, pengolahan
makanan pasien (makanan biasa, makanan diet, sonde) serta snack pasien.
b. Pengawasan pengolahan makanan extra fooding pegawai dinas malam dan dokter
jaga, kesesuaian/ketepatan diet pasien serta pendistribusian makanan atau penyajian
makanan pasien.