KELOMPOK 4
4. Zelda Nasywa
2021
ABSTRAK
Yoghurt adalah susu asama yang merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri
asam laktat. Pada umumnya pembuatan yoghurt dengan bantuan dua jenis BAL
yaitu Streptococcus termophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starter. Kerja
bakteri asam laktat memfermentasikan susu ternyata meningkat kan kandungan gizi
yoghurt yang sangat bermanfaat bagi tubuh.
Yoghurt dengan kualitas baik memiliki total asam laktat sekitar 0.5%-2,0% dan
kadar air maksimal 88%. pH yang sebaiknya dicapai yoghurt adalah 4,5%.
berdasarkan SNI 01-2981-1992 disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas
baik yaitu memiliki aroma normal atau khas yoghutrt, rasa khas atau asam yoghurt
dan tekstur cairan kental atau semi padat.
PENDAHULUAN
Proses fermentasi selain memberi elek pengawetan juga merubah rasa susu
menjadi asam, merubah struktur dan cita rasa susu. Hal ini membuat produk
permentasi lebih menark mudah dicema dan bergizi. Penambahan bahan lain
seperti ekstrak buah, kacang dan favor dapat dilakukan untuk menambah cita rasa
yoghurt agar lebih menarik.
TINJAUAN PUSTAKA
Yoghurt adalah susu asam yang merupakan hasil fermentasi susu oleh bakteri
asam laktat (BAL). Yoghurt biasanya dibuat dengan menggunakan dua jenis BAL
yaitu Streptococcus termophilus dan Lactobacillus bulgaricus sebagai starter. Selain
itu ada juga yoghurt yang ditambahkan dengan BAL yang bersifat probiotik, misalnya
Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, dan Bifidobacterium. Bakteri probiotik
bisa hidup dan melakukan proses metabolisme di dalam usus.
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi
pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan.
Yoghurt kaya akan protein, beberapa vitamin B dan mineral yang penting. Karena
struktur laktosa yoghurt dirusak, maka yoghurt bisa di konsumsi orang yang alergi
terhadap susu. Berdasarkan cita rasanya, yoghurt dibedakan menjadi yoghurt alami
atau sederhana dan yoghurt buah. Yoghurt alami, yaitu yoghurt yang tidak ditambah
cita rasa atau flavor yang lain sehingga asamnya tajam. Sedangkan yoghurt buah
adalah yoghurt yang ditambah dengan komponen cita rasa yang lain seperti buah-
buahan, sari buah, flavor sintetik dan zat pewama.
Selama penyimpanan setelah inkubasi, yoghurt mengalami penurunan pH secara
terus menerus. Penyimpanan pada suhu yang lebih tinggi akan mempercepat
penurunan pH yoghurt.
Yoghurt yang disimpan pada suhu 4°C selama 6 hari akan mengalami penurunan
pH dari 4,68 menjadi 4,15. Oleh karena itu untuk mempertahankan cita rasa dan
aroma, yoghurt hasil fermentasi harus disimpan di tempat dingin atau dapat juga di
pasteurisasi untuk menghambat aktivitas mikroba dalam yoghurt
Susu yang digunakan untuk pembuatan yoghurt umumnya susu murni, susu skim,
susu bubuk tanpa lemak, susu skim tanpa kondensat, susu yang sebagian lemaknya
dihilangkan ataupun kombinasi dari berbagai macam susu tersebut. Biasanya susu
dipekatkan dengan cara pemanasan sehingga kadar air berkurang 15-20 persen.
Produksi yoghurt dalam skala besar biasanya menggunakan tambahan padatan
susu tanpa lemak atau susu bubuk tanpa lemak. Flavor dan mutu yoghurt banyak
berhubungan dengan proses fermentasi dari starter yang digunakan.
Bakteri yang terdapat dalam susu fermentasi adalah bakteri probiotik yang dapat
memproduksi asam laktat. Asam laktat yang dihasilkannya ini mampu melakukan
metabolisme kolesterol yang berasal dari makanan menjadi bentuk sterol yang tidak
dapat diserap oleh usus. Karenanya yoghurt dapat menurunkan kolesterol. Manfaat
lain dari yoghurt adalah mencegah hipertensi dan penyakit jantung koroner. Bakteri
dari yoghurt dapat hidup di dalam usus dan bersimbiosis dengan mikroflora lainnya.
Adanya bakteri yang menguntungkan dalam usus memberikan kondisi yang dapat
mencegah pertumbuhan mikroba patogen. Manfaatnya, berbagai penyakit akibat
infeksi atau keracunan mikroba dapat dihindari akibat terhambatnya pertumbuhan
mikroba patogen. Kerja mikroflora dari yoghurt akan menghasilkan suatu lapisan
protein di sepanjang saluran pencernaan. Manfaatnya berbagai senyawa
karsinogenik penyebab kanker di dalam saluran cerna dapat dihambat
penyerapannya dan dikeluarkan melalui feses.
Berdasarkan Standar Nasioal Indonesia (SNI) untuk yoghurt yang dikeluarkan oleh
Badan Standarisasi Nasional tahun 1992 dengan nomor SNI 01-2981-1992 yoghurt
dengan kualitas baik memiliki total asam laktat sekitar 0,5% - 2,0% dan kadar air
maksimal 88%. pH yang sebaiknya dicapai oleh yoghurt adalah 4,5. Dalam SNI 01-
2981-1992 disebutkan bahwa kriteria yoghurt dengan kualitas baik yaitu memiliki
aroma normal atau khas yoghurt, rasa khas atau asam yoghurt dan tekstur cairan
kental atau semi padat.
BAB III
Bahan- Bahan :
· Susu Murni
· Biokult
. Yakult
Alat-Alat :
· Panci Steril
· Pengaduk Steril
Cara Kerja :
a. Siswa :Rp.25.000,-
2. Rencana Anggaran
TOTAL Rp.22.000,-
BAB IV
4.1 Pembahasan
Pada percobaan fermentasi yoghurt kami, yoghurt yang dihasilkan memiliki wama
putih kekuning-kuningan, aroma yang khas yoghurt, rasa asam, mempunyai
kekentalan dan kekenyalan yang bagus, serta daya tahan yang lebih lama daripada
susu sapi segar murni. Hal ini dikarenakan proses fermentasi susu dalam
pembuatan yoghurt terdapat bakteri fermentan penghasil asam laktat, yang terdiri
dari Lactobacillus bulgaricus, Streptococcus thermophilus, Lactobacillus acidophilus
dan Bifidobacterium. Asam laktat yang terbentuk menyebabkan penggumpalan
protein susu dan membantu mengawetkan yoghurt.
Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil fermentasi susu ini
merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini dikarenakan protein susu terkoagulasi
pada suasana asam, sehingga terbentuk gumpalan.
Komponen susu yang paling berperan dalam pembuatan yoghurt adalah laktosa
dan kasein. Laktosa yang merupakan karbohidrat susu digunakan sebagai sumber
energi selama pertumbuhanbiakan bakteri dan akan menghasilkan asam laktat.
Terbentuknya asam laktat dari hasil fermentasi laktosa menyebabkan keasaman
susu meningkat atau pH menurun, kasein merupakan komponen terbanyak dalam
susu yang sangat peka terhadap asam. Dalam kondisi keasaman yang rendah maka
kasein menjadi tidak stabil sehingga kasein akan terkoagulasi membentuk tekstur
kental dan kenyal yang disebut yoghurt
Pemanasan ini bertujuan untuk mematikan semua mikroba yang ada pada susu
seperti bakteri patogen maupun pembusuk yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri starter. Disamping itu juga untuk menurunkan kandungan air pada susu
sehingga pada akhirnya akan diperoleh yoghurt dengan konsistensi yang cukup
kental. Pada saat memanaskan, jaga jangan sampai susu mendidih. Jika telah
muncul gelembung kecil segera matikan kompor. Karena jika susu di panaskan
sampai mendidih, susu akan pecah atau menggumpal.
Proses ini bertujuan untuk memberikan kondisi yang optimum bagi bakteri starter,
pendinginan dikerjakan sampai suhu +38°C. Kemudian setelah suhu tercapai
ditambahkan bakteri starter. Starter yoghurt ditambahkan dengan presentase 20%.
Tingkat penambahan starter berpengaruh terhadap aktivitas bakteri dan produksi
asam.
Pemeraman dapat dilakukan pada kisaran suhu 40°C-43°C selama 7-12 jam. Suhu
ini merupakan kondisi optimum dalam proses fermentasi. Pada proses inilah yoghurt
mulai difermentasikan. Setelah proses inkubasi selesai maka akan terjadi koagulasi
(penggumpalan)
4. Refrigerasi
Produk yoghurt yang dihasilkan harus segera disimpan dalam refrigerator yang
bersuhu 4°C -6°C karena apabila dibiarkan berada pada suhu inkubasi dan suhu
ruangan maka produksi asam akan semakin meningkat. Hal ini terjadi karena bakteri
akan tetap beraktifitas dalam membentuk asam laktat sehingga pH semakin turun.
Tujuan refrigerasi ini adalah untuk menghentikan bakteri beraktifitas membentuk
asam laktat.
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Melalui penelitian yang telah dilakukan, diharapkan adanya penelitian lebih lanjut
mengenai proses pembuatan fermentasi yoghurt. Oleh karena itu saran-saran yang
dapat diberikan antara lain sebagai berikut: