Anda di halaman 1dari 17

Rumpun Ilmu : Ilmu Pendidikan

LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA

JUDUL :

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN


MELALUI KEGIATAN PENGUMPULAN SAMPAH ANORGANIK DI
PERUMAHAN WAHYU UTOMO PALUR NGRINGO KARANGANYAR
Dikumpulkan:

Diusulkan oleh :
Rochmawati Solikhah Sukemi M.Pd

STAIMAS WONOGIRI
WONOGIRI
TAHUN 2017

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
RINGKASAN ......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
.......................................................................................................5
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 6
D. Kontribusi Penelitian........................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................... 8
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 11
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................... 12
A. Subyek Penelitian............................................................................. 13
B. Hasil Penelitian................................................................................ 15
BAB V PENUTUP............................................................................................... 16
A. Kesimpulan...................................................................................... 16
B. Saran................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

2
RINGKASAN

Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di


dunia. Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia
tahun 2017 ini mencapai 261 juta jiwa. Banyaknya penduduk inilah menjadi daya
dorong luar biasa untuk menghasilkan sampah hasil dari konsumsi penduduk.
Sampah merupakan materi atau zat, baik yang bersifat organik maupun
anorganik yang dihasilkan dari setiap aktivitas manusia. Aktivitas bisa dalam
rumah tangga, industri, maupun kegiatan komersial (Notoatmojo,2007:8).
Pengelolaan sampah yang tidak bijak mengakibatkan banyak terjadinya
berbagai persoalan. Dengan jumlah penduduk yang besar inilah sekaligus potensi
bangasa Indonesia untuk menjadi lebih baik. Pendidikan adalah salah satu cara yang
bisa digunakan oleh suatu bangsa untuk mempengaruhi penduduknya. Dengan
penanaman karakter merupakan suatu upaya untuk membentuk generasi
yang berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun.
Karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang
dalam medan kompetisi. Tidak hanya ilmu pengetahuan saja yang harus dimiliki
seseorang, akan tetapi kecakapan berpikir dan berperilaku dalam berbagai
lingkungan juga sangat penting. Kepedulian seseorang di era sekarang terhadap hal
yang ada di sekitarnya dinilai sangat kurang. Kesadaran pendidikan karakter dari
sekolah diharapkan juga diikuti oleh pihak keluarga, masyarakat, media massa, dan
seluruh elemen bangsa ini. Sehingga, terjadi sinergi kekuatan dalam membangun
bangsa ini demi lahirnya kader-kader masa depan yang berkarakter serta
berkepribadian kuat dan cermat (Jamal Ma’mur Asmani, 2013:9-10).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran masyarakat
dalam penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan
pengumpulan sampah anorganik di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur
Karanganyar. Penelitian ini mengambil lokasi di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo
Ngringo Palur Karanganyar. Pengambilan lokasi tersebut berdasarkan domisili
peneliti supaya peneliti lebih bermanfaat di masyarakat. Penentuan informan, teknik
yang digunakan adalah Teknik Random Sampling dan untuk pengumpulan data

3
digunakan Wawancara Mendalam (Indepth Interview). Berdasarkan pola azas
penelitian kualitatif, maka aktifitas analisis data dilakukan di lapangan dan bahkan
bersamaan dengan proses pengumpulan data dalam wawancara mendalam, oleh
karena itu analisis data dengan mengunakan Model Analisis Interaktif.

4
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak bagi setiap warga, ungkapan tadi
merupakan kutipan dari Undang-Undang Dasar. Pendidikan karakter adalah
usaha yang disengaja untuk mengembangkan karakter yang baik
berdasarkan nilai-nilai inti kebaikan untuk individu dan masyarakat.
Pendidikan karakter merupakan respon terhadap kondisi masyarakat
Indonesia bahwa hasil pendidikan nasional dewasa ini belum mengarah,
bahkan makin jauh dari tujuan yang telah dirumuskan dalam UU Sisdiknas
tahun 2003. Pendidikan karakter menjadi pembahasan yang urgen sebab
dengan menegakkan kembali pilar-pilar pendidikan karakter dan
memberikan kekuatan ekstra, kualitas pendidikan bangsa akan semakin
bertambah baik.
Sementara itu, karakter menurut Prasetyo dan Rivasintha adalah
Pengertian Pendidikan karakter sebagai suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada peserta didik yang meliputi komponen pengetahuan,
kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama,
lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil
(2013:30).
Berkaca dari definisi tersebut, maka perilaku manusia
dengan lingkungan adalah bagian dari nilai-nilai karakter. Pemahaman
tentang menjaga lingkungan hidup harus terus digalakan. Bagaimanapun,
manusia dalam menjalani kehidupannya selalu bersentuhan dengan
lingkungan. Dengan pendidikan berkarakter diharapkan dapat
mengembangkan pola berfikir masyarakat, agar lebih terbuka terhadap
perkembangan zaman dan peduli lingkungan.

5
Sampah merupakan persoalan hidup yang dialami setiap bangsa
yang berkembang. Perkembangan jumlah sampah berbanding lurus dengan
perkembangan jumlah pendududuk. Setiap satu penduduk menghasilakan
satu sampah. Ini berarti menjadi persoalan yang sangat perlu diperhatikan
oleh setiap negara yang peduli terhadap lingkungan. Bayangkan saja jika
setiap satu penduduk Indonesia membuang sampah sembarangan berarti akan
terjadi penumpukan sampah mencapai 261 juta.
Dalam uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perlu diadakan
penelitian terhadap pengumpulan sampah sebagai upaya menerapkan
pendidikan karakter peduli lingkungan. Untuk itu penulis melakukan
penelitian tentang “PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI
LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN PENGUMPULAN SAMPAH
ANORGANIK DI RT 04 RW 13 PERUM WAHYU UTOMO PALUR
NGRINGO JATEN KARANGANYAR”.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan di Rt 04
Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar?
2. Bagaimana kegiatan pengumpulan sampah di lingkungan Rt 4 Rw 13
Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar?
3. Bagaimana penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan melalui
kegiatan pengumpulan sampah anorganik di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu
Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar?

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan karakter peduli
lingkungan di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten
Karanganyar.
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pengumpulan sampah di
lingkungan Rt 4 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten
Karanganyar.

6
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pendidikan karakter peduli
lingkungan melalui kegiatan pengumpulan sampah anorganik di Rt 04
Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar.

D. Kontribusi Penelitian
1. Memberian pemahaman pembentukan pendidikan karakter melalui
pengumpulan sampah sebagai budaya membangun lingkungan yang
bersih dan bermanfaat.
2. Memperkaya kajian ilmu pendidikan, khususnya pendidikan karakter
peduli lingkungan.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter sesungguhnya telah tercermin dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dimana Pasal 3
menyebutkan: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Secara etimologis, kata karakter bisa berarti tabiat, sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
yang lain, atau watak (Tim Redaksi Tesaurus, 2008: 229). Orang berkarakter
berarti orang yang memiliki watak, kepribadian, budi pekerti, atau akhlak.
Dengan makna seperti ini berarti karakter identik dengan kepribadian atau
akhlak. Kepribadian merupakan ciri atau karakteristik atau sifat khas dari
diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari
lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan sejak lahir
(Koesoema, 2007: 80). Secara terminologis, makna karakter dikemukakan
oleh Thomas Lickona. Menurutnya karakter adalah “A reliable inner
disposition to respond to situations in a morally good way.” Selanjutnya ia
menambahkan, “Character so conceived has three interrelated parts: moral
knowing, moral feeling, and moral behavior” (Lickona, 1991: 51). Menurut
Lickona, karakter mulia (good character) meliputi pengetahuan tentang
kebaikan, lalu menimbulkan komitmen (niat) terhadap kebaikan, dan
akhirnya benar benar melakukan kebaikan. Dengan kata lain, karakter
mengacu kepada serangkaian pengetahuan (cognitives), sikap (attitides),

8
dan motivasi (motivations), serta perilaku (behaviors) dan keterampilan
(skills).
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik
dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia
yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka
berhubungan dengan Tuhannya, dengan dirinya, dengan sesama manusia,
maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama,
hokum, tata karma, budaya, dan adat istiadat. Dari konsep karakter ini
muncul konsep pendidikan karakter (character education).

B. Lingkungan
Lingkungan adalah jumlah semua benda hidup dan mati serta
seluruh kondisi yang ada di dalam lingkungan adalah jumlah semua benda
hidup dan mati serta seluruh kondisi yang ada di dalam ruang yang kita
tempati (wikipedia). Ahmad (1987:3) mengemukakan bahwa lingkungan
hidup adalah sistem kehidupan di mana terdapat campur tangan manusia
terhadap tatanan ekosistem. St. Munajat Danusaputra : Lingkungan adalah
semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya,
yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan mempengaruhi
kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya.
(Darsono, 1995).
Menurut Undang-Undang Rl Nomor 4 Tahun 1982 tentang
Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup, Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga Sejahtera, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, menyatakan bahwa lingkungan
hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya.

9
C. Pengertian Sampah
Sampah merupakan material sisa baik dari hewan, manusia,
maupun tumbuhan yang tidak terpakai lagi dan dilepaskan ke alam dalam
bentuk padatan, cair ataupun gas. Sampah Berdasarkan sifatnya dapat dibagi
menjadi dua yaitu Sampah organik - dapat diurai (degradable) dan Sampah
anorganik – tidak terurai (undegradable). Sampah Organik, yaitu sampah
yang mudah membusuk seperti sisa makanan, sayuran, daun-daun kering,
dan sebagainya. Sampah ini dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos.
Sedangakan sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk,
seperti plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol
dan gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat
dijadikan sampah komersial atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan
produk lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik
wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca,
dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton dan masih banyak
lainnya.
Sampah menjadi persoalan lingkungan tersendiri jika dibiarkan
menumpuk begitu saja tanpa ada penanganan yang jelas. Terlebih jika
dimusim hujan smapah dibiarkan berserakan maka akan menimbulkan
dampak yang lai yaitu banjir. Sebagai umat Islam ada ajaran “Kebersihan
sebagian daripada Iman” sehingga kebersihan lingkungan wajib kita jaga
kalau memang kita dalah orang yg beriman.

10
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo
Ngringo Jaten Karanganyar. Pengambilan lokasi tersebut berdasarkan warga
Rt 04 Rw 13 sudah menerapkan pembuangan sampah yang diambil oleh
petugas setiap dua hari sekali. Sehingga dalam perkembangannya sampah
yang akan diambil petugas bisa dipilah mana yang tidak bisa dijual dan mana
yang bisa dijual untuk menambah pemasukkan Rt.

B. Subyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian (informan)
adalah beberapa warga Rt 04 Rw 13.

C. Teknik Penentuan Informan


Informan dipilih dengan teknik random sampling

D. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah Teknik Indepth
Interview (Wawancara Mendalam). Teknik wawancara ini tidak dilakukan
secara ketat terstruktur, tertutup dan formal, tetapi lebih menekankan pada
suasana akrab dengan mengajukan pertanyaan terbuka, lentur dan bersikap
jujur dalam menyampaikan informasi sebenarnya. Selain itu, sebagai data
penunjang peneliti juga melakukan pengambilan dari data sekunder
banyaknya warga yang aktif dalam program ini.

E. Teknik Analisis Data


Berdasarkan pola azas penelitian kualitatif, maka aktifitas analisis
data dilakukan di lapangan dan bahkan bersamaan dengan proses

11
pengumpulan data dalam wawancara mendalam. Reduksi data dan sajian data
merupakan dua komponen dalam analisis data (Sutopo; 1992). Penarikan
kesimpulan dilakukan jika pengumpulan data dianggap cukup memadai dan
dianggap selesai. Jika terjadi kesimpulan yang dianggap kurang memadai
maka diperlukan aktifitas verifikasi dengan sasaran yang lebih terfokus.
Ketiga komponen aktifitas tersebut saling berinteraksi sampai diperoleh
kesimpulan yang mantap. Menurut Sutopo (1992), proses analisis data
tersebut dinamakan Model Analisis Interaktif.

12
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Subyek Penelitian
Limbah dan sampah merupakan efek samping negatif dari kegiatan
manusia yang tidak bisa dihindari. Sementara ini satu-satunya solusi adalah
dengan cara mengolah limbah. Pada dasarnya limbah dan sampah diolah dengan
dua tujuan. Yang pertama adalah diolah agar lebih aman ketika dibuang atau
diolah kembali agar dapat digunakan kembali.Menurut jenisnya sampah dibagi
juga menjadi dua macam yaitu organik dan anorganik. Sampah organik adalah
sampah-sampah seperti limbah rumah tangga, sayur-sayuran yang tidak layak
konsumsi, sisa makanan, daun-daunan, dan lain sebagainya. Untuk pengolahan
limbah organik adalah seperti sebagai pakan ternak, dibuat pupuk kompos, dibuat
biogas dan lain sebagainya. Sedangkan untuk sampah anorganik biasanya terdiri
dari botol bekas, kaleng, kertas, dan plastik. Kali ini peneliti akan membahas
beberapa cara pengolahan limbah anorganik lebih dalam macam-macamnya dan
juga manfaatnya. Berbeda dengan sampah organik, untuk pengolahan sampah
anorganik hanya bisa dilakukan oleh sampah anorganik yang sejenis saja. Oleh
karena itu sebelum dilakukan pengolahan, harus dipisahkan terlebih dahulu setiap
jenis sampahnya agar lebih mudah dalam pengolahannya.

Diloak
Siapa bilang sampah anorganik seperti barang-barang bekas tidak
memiliki nilai jual. Beberapa sampah anorganik jika diloak dalam jumlah banyak
maka dihargai dengan harga yang lumayan. Beberapa sampah anorganik yang
masih laku untuk diloak adalah seperti ban bekas, botol bekas, majalah bekas,
koran bekas, kertas bekas, TV rusak dan bekas, sepeda usang, hingga besi-besi
tua. Lebih mudahnya barang-barang yang laku di pasar loak adalah besi, kertas,
ban, dan sejenisnya.

13
Daur Ulang
Daur ulang merupakan salah satu solusinya jika anda ingin memiliki
penghasilan lebih dari sampah-sampah anorganik,. Beberapa jenis sampah
anorganik yang dapat didaur ulang adalah seperti sampah plastik, sampah logam,
sampah kaca dan sampah kertas. Biasanya sampah-sampah yang didaur ulang bisa
dijadikan kerajinan. Kini banyak kerajinan yang terbuat dari sampah-sampah
kertas dan kaca yang didaur ulang. Tentu saja anda harus tahu prosesnya juga
perlengkapan yang dibutuhkan untuk mendaur ulang sampah tersebut. Selain itu
anda juga perlu sedikit kreasi untuk menciptakan kerajinan dari bahan-bahan yang
sudah didaur ulang tersebut.

Pembakaran.
Banayk yang mengatakan jika membakar sampah dapat merusak lapisan
ozon karena asap yang dihasilkan olehnya. Memang hal ini benar adanya. Akan
tetapi terdapat beberapa cara untuk mengurangi bahaya kerusakan lingkungan dari
membakar sampah. Salah satunya adalah dengan dibakar dalam insinerator, tapi
alat ini memang membutuhkan biaya yang lumayan. Sebelum melakukan
pembakaran sebaiknya sampah-sampah yang dibakar merupakan sampah-sampah
yang tidak berbahaya yaitu salah satunya adalah plastik. Salah satu manfaat
pembakaran sampah adalah panasnya bisa digunakan untuk kegiatan industri
sebagai tenaga panas. Beberapa industri memanfaatkan pembakaran sampah untuk
sumber energi seperti pembangkit uap, listrik, bahkan air panas.Setiap proses
pengolahan limbah anorganik sebaiknya diolah menurut jenis-jenisnya. Berbeda
dengan sampah organik yang bisa dicampur, sampah anorganik hanya bisa diolah
jika jenisnya sama.Jika anda tidak bisa atau tidak mampu untuk mengolah sampah
anorganik anda, anda tetap bisa berkontribusi untuk dalam proses pengolahan
limbah.Salah satu caranya adalah dengan memilah sampah menurut jenisnya.
Kemudian menjadikan bank sampah yang disalurkan ke pengrajin-pengrajin yang
memang membutuhkan bahan baku sampah. Hindari mencampur sampah
anorganik dan sampah organik karena bisa mempersulit pengolahannya. Dan yang
terpenting adalah buanglah sampah pada tempatnya.

14
B. Hasil Penelitian
Setelah melihat dari berbagai cara di atas di sini penulis menggunakan
cara dengan diloak, dimana setiap sampah anorganik yang dikumpulkan dalam
karung yang berukuran besar oleh warga Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo
Ngringo Jaten Karanganyar yang kemudian nantinya setelah beberapa
hari/minggu akan diambil oleh petugas pengambil sampah yang telah bekerjasama
dengan kami. Setelah diambil dan dikumpulkan nantinya mereka akan
memisahkan sesuai kriteria sampah plastik dengan plastik, kertas dengan kertas,
besi dengan besi, yang kemuaian akan di timbang secara keseluruhan dan
kemudian baru dibayar dari jumlah sampah yang dinyatakan bisa diloakannya.
Kemudian uang hasil penjualan sampah akan di titipkan ke salah satu
petugas yang mengurusi tentang keuangan dari hasil penjualan sampah tersebut,
yang dimana untuk kedepannya uang yang terkumpul tersebut digunakan sebagai
dana taktis dan dana taktis tersebut bisa digunakan untuk pembangunan, sosial,
untuk pembiayaan anak yang kurang mampu guna keperluan sekolah, selain itu
juga untuk keperluan lain warga Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Jaten
Karanganyar.
Bisa kita bayangkan dari barang yang tidak berguna bisa digunakan
untuk keperluan yang luar biasa bahkan bisa untuk memberikan masa depan
kepada mereka anak-anak yang kurang begitu beruntng dalam rezekinya. Dan
tidak kalah pentingnya dalam hal ini penulis bisa membangun suatu karakter akan
peduli lingkungan khususnya di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Jaten
Karanganyar, dan Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar pada
umumnya.

15
V. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan di Rt 04 Rw 13 Perum
Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar dapat dilaksanakan
dengan baik terbukti setiap warga dapat berpartisipasi aktif ikut serta
dalam kegiatan sosialisasi peduli lingkungan.
2. Kegiatan pengumpulan sampah di lingkungan Rt 4 Rw 13 Perum Wahyu
Utomo Ngringo Palur Jaten Karanganyar, dapat berjalan dengan lancar hal
ini dapat dibuktikan dengan adanya hasil pengumpulan penjualan sampah.
3. Penerapan pendidikan karakter peduli lingkungan melalui kegiatan
pengumpulan sampah anorganik di Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo
Ngringo Palur Jaten Karanganyar, dapat dilaksanakan dengan baik. Setiap
warga sudah memulai membiasakan dari keluarga sendiri memilah sampah
organik dan anorganik yang akhirnya bisa dijual dan menambah
penghasilan Rt 04 Rw 13 Perum Wahyu Utomo Ngringo Palur Jaten
Karanganyar.

B. Saran
1. Sebaiknya kegiatan memilah sampah organik dan anorganik seperti ini
dilakukan oleh setiap warga Rt dimanapun berada di bumi Indonesia.
Sehingga pemerintah tidak perlu pusing dengan persoalan sampah.
2. Sebainya perlu adanya daur ulang untuk pupuk organik sehingga sampah
organik lebih bisa bermanfaat.
3. Kegiatan penguatan karakter akan sadar lingkungan sebaiknya semakin
ditingkatkan lagi, dan dikembangkan ke daerah lainnya agar terciptakan
suasana yang lebih nyaman dan asri, yang semuanya itu untuk generasi
yang akan datang nantinya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Azwar A., Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Mutiara. Jakarta,1979.

Adi S. P., Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan. Gadjah Mada


University Press. Yogyakarta, 2001.

Dewan Standarisasi Nasional, Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman.


SNI 03 – 3242 – 1994.

Dunn W. N. Analisis Kebijakan Publik, Hanindita Graha Widya, Yogyakarta,


2003.

Fathurrohman, P. & Suryana, AA. & Fatriany, F. Pengembangan Pendidikan


Karakter. Bandung: PT Refika Aditama, 2013.

Jamal Ma‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisassi Pendidikan Karakter di


Sekolah, Jogjakarta: DIVA Press, 2013.

Miles, MB dan Huberman,A.M. Analisis Data Kualitatif. Jakarta. UI Press. 1992.


Moleong, L.J. Metodologi Studi Kualitatif. Bandung. Remaja Rosdakarya Offset.
2000.
Mohamad Rizal Jurnal SMARTek, Vol. 9 No. 2. Mei 2011: 155 - 172 Analisis
Pengolahan Persampahan Perkotaan (Studi kasus pada Kelurahan Boya
Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala
Mustakim, Bagus. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Samudra Biru, 2011.

Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat. Ilmu dan Seni. Rineka Cipta.


Jakarta; 2007

Subekti, Sri. “Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 3R Berbasis


Masyarakat” dalam Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Fakultas
Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. 2010.

Tohopi, Ridwan “Pendidikan Karakter Berwawasan Lingkungan di


Gorontalo” dalam Jurnal Al-Ulum Volume. 14 Nomor 1, Juni. 2014.

17

Anda mungkin juga menyukai