Anda di halaman 1dari 13

p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR UNTUK MENUMBUHKAN NILAI


KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN PADA SISWA KELAS IV
SEKOLAH DASAR

Henry Januar Saputra, Nur Isti Faizah.


Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Semarang
e-mail : cahsmandam@gmail.com

Abstract

This study was conducted using ADDIE method development procedures with steps include
Analysis, Design, Development, Implementation and Evaluation. The research was conducted in
SDN Sendangmulyo 03 Semarang. The research subjects in this study were 34 fourth grade students.
The data collected in this study is data and data media expert subject matter experts and product
testing results data. The average results of students' prior to using EE teaching materials amounting
to 64.12 while the average student learning outcomes after the use of teaching materials PLH of
90.51. Then, from the observation of environmental care character on the student obtained the result
"Very Good" with an average score of 19. It shows a decent EE instructional materials used as
teaching material because it can improve the character of environmental awareness in students. It
can be concluded that PLH instructional materials used for teaching in primary schools, especially
the fourth grade. His suggestion that EE teaching materials for fourth grade students that have been
developed to be implemented in a learning activity to determine the extent of the advantages and
disadvantages of these learning products.

Keywords: Teaching Materials, Character, Environmental Care.

PENDAHULUAN (smoke) yang berasal dari asap kendaran


Lingkungan merupkan bagian yang tidak bermotor, pabrik atau kebakaran hutan dapat
terpisahkan dengan manusia. Lingkungan menggangu sistem pernafasan manusia. Selain
merupakan bagian integral dari kehidupan itu asap yang ada juga dapat menyebabkan
manusia. Terjaganya kelangsungan di sekitar pemanasan global. Pemanasan global adalah
manusia menjadikan kualitas hidup yang lebih peningkatan suhu bumi. Dikutip dari
baik. Oleh sebab itu manusia harus mampu Wikipedia bahwa suhu rata-rata global pada
untuk merawat dan menjaga kelangsungan permukaan bumi telah meningkat 0.74 ±
lingkungan dengan baik. Namun yang terjadi 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun
saat ini adalah kualitas lingkungan hidup yang terakhir. Akibatnya banyak mempengaruhi
semakin merosot. Masalah lingkungan hidup manusia seperti gunung es yang mencair
memang sudah terjadi sejak dahulu kala. sehingga tinggi permukaan laut meningat,
Namun dampak secara lebih luas mulai kita curah hujan yang meningkat yang
rasakan pada abad melinium 20an saat ini. Hal menyebabkan badai lebih sering terjadi, air
tersebut selaras dengan perkembangan tanah cepat menguap sehingga terjadi
teknologi manusia. kekeringan, cuaca lebih sulit diprediksi dan
Kerusakan alam yang terjadi juga cendrung lebih ekstrim sehingga
berimbas pada kerusakan kehidpuan pada menyebabkan kekeringan ekstrim atau curah
manusia. Kualitas alam mempengaruhi hujan yang ekstrim. Serta masih banyak
kualitas hidup manusia. Sebagai contoh asap dampak lain dari pemanasan global yang

62 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

disebabkan oleh aktifitas dan perkembangan dan diintegrasikan pada mata pelajaran yang
teknologi manusia. ada. Hal tersebut berdasarkan surat keputusan
Beberapa hal pokok yang menyebabkan bersama Mentri Lingkungan Hidup dan Mentri
timbulnya masalah lingkungan antara lain Pendidikan Nasional No.
adalah tingginya tingkat pertumbuhan Kep.07/MenLH/06/2005 dan N0.
penduduk, meningkatnya kualitas dan 05/VI/KB/2005 tentang pembinan dan
kuantitas limbah, adanya pencemaran lintas pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
batas Negara (Tim Mata Kuliah PLH. 2014: Dari penjelasan di atas maka pendidikan
26). Meningkatnya jumlah pertumbuhan memegang peran yang penting dalam perke
penduduk menyebabkan kepadatan manusia bangan suatu bangsa. Dengan pendidikan
semakin meningkat sehingga aktifitas juga diharapkan suatu bangsa berkembang menjadi
menignkat. Aktifitas manusia banyak sekali bangsa yang bermartabat. Bermartabat adalah
yang mempengaruhi lingkungan tanpa mempunyai martabat, sementara martabat
mempedulikan akibatnya. Sehingga dalam KBBI (2013) adalah tingkat harkat
miningkatnya jumlah penduduk juga kemanusiaan, harga diri. Sebuah bangsa
menyebabkan meningkatnya aktifitas dikatakan bermartabat ketika manusai pada
perusakan terhadap alam. Hal tersebut juga bangsa itu sendiri mampu untuk menunjukan
selaras dengan meningkatnya kuantitas dan perilaku atau sikap yang tertanam nilai-nilai
kualitas limbah. Semakin banyak aktifitas dari kemanusia. Peduli pada sesama manusia, pada
manusia maka semakin banyak juga limbah hewan, dan pada lingkungan merupakan
yang dihasilkan baik secara kuantitas atau beberapa bentuk dari harkat kemanusiaan.
jumlahnya dan kualitas dari limbah tersebut. Tercapainya tujuan pendidikan tidak
Kondisi di atas menunjukan bahwa kepedulian hanya dilihat dari perkembangan pengetahuan
manusia terhadap lingkungan berada pada atau kognitif peserta didik. Namun juga dilihat
tahap yang mengkawatirkan. Kepedulian dari perkembangan afektif atau sikap peserta
manusia terhadap lingkungan perlu didik terhadap lingkungan. Hal diatas sesuai
ditingkatkan. Sehingga masalah-salah seperti dengan fungsi pendidikan yang jelas
yang dikemukakan di atas tidak terjadi lagi. dituangkan dalam Undang-Undang Republik
Untuk itu perlu adanya peran pendidikan Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, pasal 3 yang
dalam hal ini. Pendidikan dituntut untuk bisa menyebutkan bahwa.
menanamkan karakter peduli lingkungan sejak “Pendidikan nasional berfungsi
atau sedari dini mungkin. Keluarga dan mengembangkan kemampuan dan
sekolah sebagai tempat anak sejak dini membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka
diajarkan tentang nilai-nilai kepedulian harus
mencerdaskan kehidupan bangsa,
dapat mengajarkan pentingnya menjaga bertujuan untuk berkembangnya potensi
lingkungan. peserta didik agar menjadi manusia yang
Sejak dini anak atau siswa di sekolah beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
perlu dikenalkan dengan krisis lingkungan, Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
dampak dari kerusakan lingkungan dan cara berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
mencintai lingkungan sehingga karakter menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab. (Sisdiknas No
peduli terhadap lingkungan dapat tumbuh pada
20 tahun 2003)”.
diri anak. Pengajaran tersebut dapat dilakukan

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 63
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

UU RI No. 20 pasal 3 menjelaskan bahwa Observasi Perilaku Kepedulian Lingkungan Siswa


tujuan pendidikan nasional yaitu Kelas IV SD N Sendangmulyo 03 Semarang

mengembangkan potensi peserta didik. Aktifitas Siswa Seluruh Present


No
Siswa Peduli Siswa ase %
Potensi peserta didik yang dimaksud adalah
1 Mematikan
agar peserta didik tumbuh menjadi manusia
Lampu yang
yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia. tidak 15 32 45%
Berakhlak mulia adalah sikap untuk berprilaku digunakan
baik. Sikap peduli terhadap segala sesuatu
2 Membuang
yang ada lingkungannya. Oleh sebab itu
sampah pada 16 32 50%
pendidikan harus diselenggarakan dengan baik tempatnya
sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. 3 Merawat
Melalui pendidikan diharapkan bangsa tanaman 9 32 15%
Indonesia dapat berkembang menjadi bangsa sekolah
yang bermartabat, dengan manusianya yang
4 Memisahkan
cerdas dan peduli terhadap lingkungannya. sampah
Namun kondisi pendidikan di Sekolah organik dan 5 32 20%
khusunya sekolah dasar belum mampu anorganik
menumbuhkan karakter peduli lingkungan
pada siswa. Dari hasil pengamatan yang
dilakukan oleh penulis, diperoleh data yang Kondisi menunjukan terjadinya
menunjukan bahwa prilaku siswa yang ketimpangan antara harapan dan kondisi
menunjukan karakter peduli terhadap nyata. Pendidikan diharapkan selain juga
lingkungan masih kurang. Berikut ini menumbuh kembangkan pengetahuan siswa
disajikan tabel hasil observasi perilaku juga menumbuhkan karakter peduli terhadap
kepedulian terhadap lingkungan siswa kelas lingkungan. Namun kondisi nyata yang ada
IV SD Sendangmulyo 03 Semarang. di lapangan menunjukan bahwa pendidikan
Dari data pada tabel 1 terlihat bahwa tidak dapat sepenuhnya menanamkan nilai
sebagian besar siswa masih kurang memiliki karakter peduli terhadap lingkungan. Kondisi
perilaku atau karakter peduli terhadap sedemikian selanjutnya disebut sebagai
lingkungan. Selanjutnya dari hasil wawancara masalah. Masalah adalah ketimpangan antara
yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Puji harapan dan keadaan.
Ningtyas, S.Pd guru SD N Sendangmulyo 03 Masalah harus segera diatasi dan
Semarang. Diketahui bahwa guru kurang diselesaikan. Oleh sebab itu dalam hal ini
terfokus menanamkan sikap peduli terhadap penulis memberikan solusi sebagai
lingkungan, karena lebih terfokus pada pemecahan masalah adalah mengembangkan
penanaman ilmu pengetahuan siswa. Hal bahan ajar PLH (Pendidikan Lingkungan
tersebut juga dikarenakan guru tidak Hidup). Dengan adanya bahan ajar PLH
mempunyai buku pedoman yang dapat diharapkan mampu menumbuhkan karakter
digunakan guru untuk membantu dalam siswa untuk peduli terhadap lingkungan.
menamankan karakter peduli lingkungan. Menurut Panner (2001) dalam Prastowo
Tabel 1. (2012: 17) bahan ajar adalah bahan-bahan
atau materi pelajaran yang disusun secara

64 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

sistematis, yang digunakan guru dan peserta berperan aktif dalam upaya pelestarian dan
didik dalam proses pembelajaran. Bahan ajar keselamatan lingkungan untuk kepentingan
adalah materi yang telah tersusun secara generasi sekarang dan yang akan datang.
sistematis. Materi yang terdapat dalam bahan (Tim Penyususn PLH. 2010 :2).
ajar digunakan oleh guru dan siswa dalam Bahan ajar PLH selanjunya diharapkan
proses pembelajaran. mampu menggerakkan siswa untuk
Bahan ajar yang terdapat saat ini tidak mempunyai pengetahuan, keteramapilan dan
banyak yang dirangcang untuk menanamkan kesadaran tentang kepedulian terhadap
karakter peduli terhadap lingkungan. lingkungan. Melalui bahan ajar PLH proses
Akibatnya karakter kepedulian lingkungan pembelajaran dapat terarah untuk membekali
siswa masih rendah. Diperlukan inovasi, diri siswa menjadi manusia yang peduli
kreatifitas dalam membuat bahan ajar yang terhadap lingkungan. Kepedulian tersebut
dapat menanamkan karakter. Prastowo selanjutnya tumbuh menjadi karakter.
(2012: 19) menyampaikan bahwa mutu KBBI (2013) menyebutkan bahwa
pembelajaran menjadi rendah ketika karakter ialah tabiat; sifat-sifat kejiwaan,
pendidik hanya terpaku pada bahan-bahan akhlak atau budi pekerti yang membedakan
ajar yang konvensioanl tanpa ada kreatifitas seseorang dengan yang lain, watak.
untuk mengembangkan bahan ajar tersebut Berkarakter diartikan sebagai mempunyai
secara inovatif. Pendapat tersebut sifat-sifat yang khusus. Karakter peduli pada
menekankan bahwa jika tidak ada inovasi lingkungan adalah sifat-sifat peduli terhadap
dan kreatifitas dalam membuat bahan ajar lingkungan. Peduli lingkungan dapat
maka mutu pembelajaran menjadi rendah. ditunjukan dengan sikap-sikap pelestarian
Termasuk proses penanaman karakter peduli lingkungan dan menjaga lingkungan.
lingkungan akan menjadi rendah. Sehingga Karakter dibentuk dengan melalui
diperlukan kreatifitas dalam pembuaatan pendidikan karakter. Pendidikan karakter
bahan ajar. Salah satunya yaitu membuat bertujuan untuk membentuk pribadi anak,
bahan ajar PLH yang diharapkan yang supaya menjadi manusia yang baik, warga
bertujuan untuk menumbuhkan karakter masyarakat dan warga negara yang baik (Tim
peduli lingkungan pada siswa. IKIP PGRI Semarang :11).
Pendidikan lingkungan hidup Penelitian tetang penggunaan bahan ajar
mempelajari tentang lingkungan khsusunya telah banyak dilakukan, salah satunya yaitu
tentang pencemaran lingkungan, kerusakan penelitian dari Ilmiwan, dkk (2013) dengan
alam, sumber daya alam dan konservasi. judul pengaruh penerapan bahan ajar
Pendidikan lingkungan hidup (PLH) bermuatan nilai nilai karakter dalam model
merupakan upaya mengubah prilaku dan pembelajaranlangsung terhadap hasil belajar
sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak siswa kelas XI SMA N 1 Bukittinggi. Dari
atau elemen masyarakat yang bertujuan penelitian tersebut disimpulkan bahwa hasil
untuk meningkatkan pengetahuan, dari nilai rata-rata dari kelas eksperimen
keterampilan, dan kesadaran masyarakat lebih tinggi dari pada kelas kontrol.
tentang nilai-nilai lingkungan dan isu Penerapan bahan ajar bermuatan nilai-nilai
permasalahan lingkungan yang akhirnya karakter memberikan efek pada hasil belajar
dapat menggerakkan masyarakat untuk dapat yang siknifikan.

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 65
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

Bahan ajar PLH telah ada sebelumnya, Menurut Nana Supriatna dkk (2007: 3),
namun bahan ajar bahan ajar tersebut belum pendidikan mengandung pengertian suatu
terdapat nilai-nilai karakter yang nampak perbuatan yang disengaja untuk menjadikan
jelas dipaparkan dalam bentuk gambar, cerita manusia memiliki kualitas yang lebih baik.
yang menarik. Oleh sebab itu bahan ajar PLH Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak
berbasis karakter dikembangkan yang mengerti menjadi mengerti dan sebagainya.
bertujuan untuk menumbuhkankan karakter Definisi pendidikan dalam buku
peduli lingkungan pada siswa. Selanjutnya Pedoman Pendidikan Karakter IKIP PGRI
berdasarkan pembahasan di atas maka SEMARANG (sekarang Universitas PGRI
peneliti berusaha untuk melakukan penelitian Semarang), sebagai berikut. Pendidikan
berupa pengembangan bahan ajar. Penelitian adalah suatu proses enkulturasi, berfungsi
ini selanjutnya berjudul “Pengembangan mewariskan nilai-niai dan prestasi masa lalu
Bahan Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup ke generasi mendatang. Nilai-nilai dan
Untuk Menumbuhkan Nilai Karakter Peduli prestasi itu merupakan kebanggaan bangsa
Lingkungan Pada Siswa Kelas IV Sekolah dan menjadikan bangsa itu dikenal oleh
Dasar”. bangsa-bangsa lain. Selain mewariskan,
Menurut Pannen (dalam Andi Prastowo, pendidikan juga memiliki fungsintuk
2012: 17), mengungkapkan bahwa bahan ajar mengembangkan nilai-nilai budaya dan
adalah bahan-bahan atau materi pelajaran prestasi masa lalu itu menjadi nilai-nilai
yang disusun secara sistematis, yang budaya bangsa yang sesuai dengan
digunakan guru dan peserta didik dalam kehidupan masa kini dan masa yang akan
proses pembelajaran. Sedangkan menurut datang, serta mengembangkan prestasi baru
National Centre for Competency Based yang menjadi karakter baru bangsa. Oleh
Training (dalam Andi Prastowo, 2012:16) karena itu, pendidikan budaya dan karakter
bahan ajar adalah segala bentuk yang bangsa merupakan inti dari suatu proses
digunakan untuk membantu guru atau pendidikan.
instruktur dalam melaksanakan proses Pendidikan lingkungan hidup
pembelajaran di kelas. (selanjutnya disingkat dengan PLH) adalah
Berdasarkan beberapa pandangan mengubah pandangan dan perilaku seseorang
mengenai pengertian bahan ajar tersebut, terhadap lingkungan. Orang tadinya masa
dapat kita pahami bahwa bahan ajar bodoh dengan lingkungan diharapkan
merupakan segala bahan (baik informasi, berubah menjadi peduli dengan
alat, maupun teks) yang disusun secara lingkungannya. Orang tadinya hanya
sistematis, yang menampilkan sosok utuh menjadi pemerhati (Sudjoko, 2011: 1.1).
dari kompetensi yang akan dikuasai peserta Dalam buku ajar MKU PLH Universitas
didik dan digunakan dalam proses Negeri Semarang (TIM Mata Kuliah PLH,
pembelajaran dengan tujuan perencanaan 2014: 1), PLH merupakan upaya mengubah
dan penelaahan implementasi pembelajaran. perilaku dan sikap yang dilakukan oleh
Misalnya, buku pelajaran, modul, handout, berbagai pihak atau elemen masyarakat yang
LKS, model atau maket, bahan ajar audio, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
bahan ajar interaktif, dan sebaginya (Andi ketrampilan dan kesadaran masyarakat
Prastowo, 2012:17). tentang nilai-nilai lingkungan dan isu

66 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

permasalahan lingkungan yang pada selalu berupaya mencegah kerusakan pada


akhirnya dapat menggerakkan masyarakat lingkungan alam di sekitarnya, dan
untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian mengembangkan upaya-upaya untuk
dan keselamatan lingkungan untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah
kepentingan generasi sekarang dan yang terjadi (dalam buku Pedoman Pendidikan
akan datang. Pendidikan lingkungan hidup Karakter IKIP PGRI SEMARANG:70).
mempelajari permasalahan lingkungan Banyak temuan-temuan para peneliti
khususnya masalah dan pengelolaan terdahulu yang membuktikan bahwa
pencemaran, kerusakan lingkungan serta penggunaan modul sebagai sarana
sumberdaya dan konservasi. pembelajaran memiliki nilai efektivitas yang
Menurut Thomas Lickona (dalam Agus tinggi, seperti penelitian yang dilakukan oleh
Wibowo, 2012: 32), karakter merupakan Nurani dkk (2014) dalam penelitiannya
sifat alami seseorang dalam merespon tentang Pengembangan Modul Pendidikan
sesuatu secara bermoral. Pengertian yang Lingkungan Hidup (PLH) Berbasis Karakter
dikemukakan Lickona ini, mirip dengan apa untuk Menumbuhkan Wawasan dan Karakter
yang diungkapkan oleh Aristoteles, bahwa Peduli Lingkungan menunjukkan bahwa
karakter itu erat kaitannya dengan “habit” modul PLH berbasis karakter efektif
atau kebiasaan yang terus menerus digunakan untuk mengajak siswa peduli
dilakukan. terhadap kondisi di sekitarnya. Semntara itu
Pengertian karakter dalam buku Ilmiwan dkk (2013) dalam penelitiaannya
Pedoman Pendidikan Karakter IKIP PGRI yang tentang pengaruh penerapan bahan ajar
SEMARANG (sekarang Universitas PGRI bermuatan nilai-nilai karakter dalam model
Semarang) adalah “bawaan, hati, jiwa, pembelajaran langsung terhadap hasil belajar
kepribadian, budi pekerti, perilaku, siswa kelas XI SMAN 1 Bukittinggi
personalitas, sifat, tabiat, tempramen, menunjukkan bahwa bahan ajar berhasil
watak”. Sedangkan menurut Simon Philips meningkatkan karakter peduli lingkungan
dalam buku Pendidikan Karakter menjawab kepada siswa dan sangat layak digunakan
tantangan krisis multidimensional (2011: menjadi bahan ajar.
10), karakter adalah kumpulan tata nilai yang
mengacu pada suatu sistem, yang melandasi METODE PENELITIAN
pemikiran, sikap, dan perilaku yang Metode penelitian yang digunakan
ditampilkan. dalam penelitian ini adalah Penelitian dan
Sedangkan menurut Kemendiknas Pengembangan (Reseacrch and
(dalam Agus Wibowo, 2010:35), karakter Development/R&D). Pemilihan metode
adalah tabiat akhlak, atau kepribadian penelitian tersebut dikarenakan peneliti
seseorang yang terbentuk dari hasil hendak mengembangkan bahan ajar. Hal ini
internalisasi berbagai kebijakan (virtues) sesuai dengan pendapat dari Borg dan Gall
yang diyakini dan digunakan sebagai (1988) dalam Sugiyono (2009: 4) yang
landasan untuk cara pandang, berpikir, menyatakan bahwa, penelitian dan
bersikap, dan bertindak. pengembangan (research and development)
Deskripsi nilai karakter peduli merupakan metode penelitian yang
lingkungan yaitu sikap dan tindakan yang digunakan untuk mengembangkan atau

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 67
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

memvalidasi produk-produk yang digunakan Riset dan pengembangan merupakan


dalam pendidikan dan pembelajaran (Zainal, suatu proses pengembangan perangkat
2014). pendidikan yang dilakukan melalui
Menurut Gall and Borg (Putra 2015: 84) serangkaian riset yang menggunakan
Research and Development dalam berbagai metode dalam suatu siklus yang
pendidikan adalah sebuah model melewati berbagai tahapan (Amile dan
pengembangan berbasis kriteria dimana Reenes dalam Ali dan Asrori, 2014: 105).
temuan penelitian digunakan untuk Berdasarkan definisi di atas dapat
merancang produk dan prosedur baru, yang disimpulkan bahwa Research and
kemudian secara sistematis diuji di lapangan, Development atau penelitian dan
dievaluasi, dan disempurnakan sampai pengembangan adalah metode penelitian
memenuhi kriteria tertentu yaitu efektivitas, yang digunakan untuk menghasilkan dan
dan berkulitas. mengembangkan produk tertentu dengan
Menurut National Science Board dalam inovasi baru yang didahului oleh tahap
“Research And Development: Essential pengujian atau validasi.
Foundation For U.S Competitiveness in A Penulis berusaha untuk
Global Economy” (2008: Endnotes) dalam mengembangkan sebuah bahan ajar. Untuk
Putra (2015: 70). itu diperlukan validasi terhadap bahan ajar
Penelitian didefinisikan sebagai studi tersebut. R&D merupakan metode penelitian
sistematis terhadap pengetahuan ilmiah yang dapat digunakan untuk memvalidasi
yang lengkap atau pemahaman tentang bahan ajar tersebut. Hal tersebut sesuai
subjek yang diteliti. Penelitian ini
ungkapan Borg dan Gall di awal paragraf tadi
diklasifikasikan sebagai dasar atau
terapan sesuai dengan tujuan sponsor. yang menyatakan bahwa R&D juga
Pengembangan didefinisikan sebagai digunakan untuk memvalidasi produk yang
aplikasi sistematis dari pengetahuan atau dikembangkan.
pemahaman, diarahkan pada produksi Dalam hal ini penulis mengembangkan
bahan yang bermanfaat, perangkat, dan sebuah bahan ajar. Merupakan inovasi dari
sistem atau metode, termasuk desain, bahan ajar terdahulu. Pengembangan bahan
pengembangan dan peningkatan prioritas,
ajar ini diharapkan membawa kebaharuan,
serta proses baru untuk memenuhi
persyaratan tertentu. keunggulan, efektifitas, efisiensi dan
produktifitas. Alasan tersebutlah yang juga
Secara sederhana R&D bisa mendasari penulis menggunakan metode
didefinisikan sebagai metode penelitian yang R&D. Hal ini sesuai dengan pendapat dari
secara sengaja, sistematis, Putra (2015: 67) R&D memang diarahkan
bertujuan/diarahkan untuk mencari temukan, untuk mencari temukan kebaharuan dan
merumuskan, memperbaiki, keunggulan dalam rangka efektifitas,
mengembangkan, menghasilkan, menguji efisiensi, dan produktifitas.
keefektifan produk, model, Selanjutnya, prosedur dalam penelitian
metode/strategi/cara, jasa prosedur tertentu pengembangan ini menerapkan prosedur
yang lebih unggul, baru, efektif, efisien, ADDIE . Model ini, terdiri dari sepuluh tahap
produktif, dan bermakna (Putra, 2015: 67) utama, yaitu (A)nalysis, (D)esain,
(D)evelopment, (I)mplementation, dan

68 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

(E)valuation (Pribadi, 2010:125). Metode masalah tersebut, diantaranya yaitu definisi


penelitian dan pengembangan adalah metode bahan ajar. Definisi PLH, penelitian terdahulu
yang digunakan untuk menghasilkan produk tentang penggunaan bahan ajar. Dari potensi,
tertentu. masalah dan kajian pustaka yang penulis
kumpulkan, maka dapat digunakan sebagai
Analysis landasan penulis mengembangkan bahan ajar
Analisis merupakan langkah atau tahap PLH dalam pembelajaran di Sekolah Dasar.
pertama dalam prosedur ADDIE. Analisis
digunakan guna menemukan ide, dan tujuan Desain
yang hendak dicapai. Analisis dilakukan Hasil analisis diatas dapat digunakan
penulis mengumpulkan informasi melalui penulis guna merancang sebuah bahan ajar.
kajian pustaka, pengamatan dan wawancara. Alternatif desain bahan ajar yang
Dalam prosesnya penulis terfokus untuk dikembangkan oleh peneliti adalah sebuah
menemukan potensi dan masalah yang bahan ajar yang disebut bahan ajar PLH.
terdapat dalam pendidikan di Indonesia. Bahan ajar tersebut didesain guna
Pertama penulis mencoba untuk meningkatkan karakter peduli lingkungan
menganalisis potensi, penulis melihat bahan siswa. Lebih lanjut bahan ajar tersebut
ajar yang sudah ada namun belum memuat sekaligus menjawab keinginan guru untuk
nilai karakter peduli lingkungan juga masalah dapat memperoleh bahan ajar. Sekaligus
yang ada di negara dimuat oleh TIM Mata bahan ajar ini didesain untuk memberikan
Kuliah PLH UNNES bahwa timbulnya kemudahan kepada siswa dalam memahami
masalah lingkungan antara lain tingginya materi-materi pembelajaran.
tingkat pertumbuhan penduduk, Bahan ajar PLH merupakan bahan ajar
meningkatnya kualitas dan kuantitas limbah untuk menumbuhkan karakter peduli
dan adanya pencemaran lintas batas Negara. lingkungan siswa. Bahan ajar ini berbentuk
Kedua penulis menganalisis masalah buku. Materi dalam bahan ajar ini berisikan
yang terjadi dalam pendidikan. Dari hasil materi-materi pembelajaran dan nilai-nilai
wawancara dengan Ibu Pujiningtyas, S.Pd karakter peduli lingkungan, sehingga
guru Kelas IV SD N Sendangmulyo 03 meningkatkan minat siswa untuk dapat
Semarang disampaikan bahwa guru kurang memahami materi pelajaran dan
terfokus menanamkan sikap peduli terhadap menumbuhkan karakter peduli lingkungan
lingkungan, karena lebih terfokus pada siswa.
penanaman ilmu pengetahuan siswa. Hal
tersebut juga dikarenakan guru tidak Development (pengembangan)
mempunyai buku pedoman yang dapat Produk bahan ajar PLH dibuat
digunakan guru untuk membantu dalam berdasarkan hasil analisis terhadap potensi,
menanamkan karakter peduli lingkungan. masalah di sekolah, kajian pustaka, analisis
Juga karakter peduli lingkungan siswa masih terhadap kompetensi materi, dan analisis
rendah. terhadap tujuan intruksional. Dari dasar
Selanjutnya yaitu analisis pada kajian analisis tersebut selanjutnya disusun atau
pustaka, yaitu teori-teori yang dapat dirumuskan dalam bentuk desain bahan ajar
digunakan untuk melandasi penyelesaian

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 69
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

PLH. Untuk selanjutnya menjadi dasar Selanjutnya kedua ahli tersebut juga
pengembangan bahan ajar PLH. memberikan saran untuk perbaikan bahan
Langkah-langkah dalam pembuatan ajar. Saran dari kedua ahli tersebut harus
bahan ajar PLH, yaitu: ditindak lanjuti, sehingga bahan ajar
a. Membuat bahan ajar PLH dinyatakan layak.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti
untuk membuat bahan ajar PLH terdiri Implementation
dari beberapa langkah, diantaranya: 1) Penerapan bahan ajar PLH dilaksanakan
menentukan materi atau isi buku, 2) di kelas IV SD Negeri Sendangmulyo 03
menggambar dan mendesain cover, 3) Semarang dengan siswa pembelajaran dengan
menulis isi buku, 4) memasukan detail menggunaka bahan ajar PLH. Lebih lanjut
gambar dan nilai-nilai karakter dalam penerapan bahan ajar ini juga ditujukan untuk
bahan ajar, 5) mencetak bahan ajar PLH. menumbuhkan nilai karakter peduli
b. Pembimbingan dan Penilaian dengan lingkungan pada siswa siswa. Sebelum
Validator. diujicobakan bahan ajar sudah divalidasi
Bahan ajar PLH yang telah dibuat, terlebih dahulu. Uji validasi yang dilakukan
selanjutnya dibimbingkan dan dinilai oleh peneliti meliputi validasi ahli media
oleh dosen pembimbing. Dalam pembelajaran dan validasi ahli materi
prosesnya bahan ajar PLH akan pembelajaran.
mendapatkan saran-saran oleh dosen Setelah media tersebut divalidasi oleh
pembimbing untuk diperbaiki, atau ahli media dan ahli materi. Langkah
dinyatakan layak. Jika bahan ajar PLH selanjutnya adalah merevisi jika terdapat
telah dinyatakan layak, maka dapat kekurangan yang perlu diperbaiki.
dilanjutkan untuk divalidasi oleh ahli Pada tahapan implementasi, bertujuan
media dan ahli materi. untuk mendapatkan desain bahan ajar PLH
c. Validasi oleh Ahli Media dan Ahli yang valid dan baik. Revisi produk dilakukan
Materi. oleh peneliti secara berkala apabila desain
Ahli media adalah seseorang yang belum mencapai tingkatan valid yang
berkompentensi dalam bidang media diharapkan. Pihak yang berperan penting pada
pembelajaran, sementara ahli materi tahap ini adalah ahli media dan ahli materi
adalah seseorang yang mempunyai pembelajaran yang menentukan apakah
kompetensi dalam bidang materi desain perlu direvisi atau sudah sesuai. Bahan
pembelajaran. Setelah bahan ajar PLH ajar PLH yang sudah direvisi atau diperbaiki
dinyatakan layak oleh dosen selanjutnya diterapkan pada kelas uji coba.
pembimbing, maka bahan ajar tersebut
selanjutnya dilakukan validasi oleh Evaluation
validator yaitu ahli media dan ahli materi. Evaluasi yang dilakukan untuk bahan ajar
Ahli media akan menilai bahan ajar PLH PLH bertujuan menyempurnakan produk
dengan cara memberikan nilai sesuai setelah melalui tahap implementasi. Evaluasi
dengan rubrik penilaian, begitupun meliputi perbaikan produk yang didapat dari
dengan ahli materi akan memberikan saran pada angket yang diberikan kepada ahli
nilai sesuai dengan rubrik penilaian. media dan ahli materi (guru kelas),

70 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

selanjutnya peneliti dapat memperbaikinya. terhadap lingkungan karena lebih terfokus


Efektif atau tidaknya bahan ajar PLH serta pada penanaman ilmu pengetahuan kepada
minat siswa terhadap bahan tersebut dapat siswa, guru tidak mempunyai buku pedoman
dilihat dari angket tanggapan siswa dan yang digunakan guru untuk membantu dalam
lembar observasi karakter siswa untuk menanamkan karakter peduli lingkungan. Hal
mengetahui tumbuhnya karakter kepedulian ini di ketahui juga dari hasil angket tanggapan
lingkungan pada siswa. siswa bahwa sebagian besar siswa masih
Pada penelitian pengembangan, subjek kurang memiliki karakter peduli lingkungan.
penelitian kualitas Bahan Ajar PLH kelas IV Hasil wawancara dan tanggapan siswa,
sekolah dasar adalah tiga pakar ahli media dan penelitian ini bermaksud menumbuhkan
materi serta dari respon siswa kelas IV karakter peduli lingkungan siswa melalui
sekolah dasar. bahan aja PLH. Prastowo (2012:19)
mengatakan bahwa mutu pembelajaran
HASIL DAN PEMBAHASAN menjadi rendah ketika pendidik hanya terpaku
Penelitian ini adalah penelitian pada bahan-bahan ajar yang konvensional
pengembangan (Research and Development) tanpa ada kreatifitas untuk mengembangkan
dengan menghasilkan produk berupa media bahan tersebut secara inovatif.
pembelajaran yang akan di ujicoba pada Penggunaan bahan ajar diperlukan guru
ujicoba secara terbatas. Pengembangan dalam pembelajaran, karena bahan ajar
dilaksanakan setelah melakukan observasi merupakan bagian dari sumber belajar. Hal ini
terlebih dahulu, untuk mengetahui karakter disampaikan Panner, bahan ajar adalah bahan-
kepedulian lingkungan siswa di kelas IV. bahan atau materi pelajaran yang disusun
Observasi berlangsung dengan wawancara secara sistematis, yang digunakan guru dan
tidak terstruktur kepada guru dan angket peserta didik dalam proses pembelajaran.
tanggapan siswa, wawancara tidak terstruktur Maka dari itu perlu adanya pengembangan
ini hanya memberikan pertanyaan yang tanpa produk bahan ajar yang menarik agar siswa
mempersiapkan jawaban dan angket tertarik dan menumbuhkan karakter peduli
tanggapan siswa berisi beberapa pertanyaan lingkungan siswa.
kepada siswa dengan jawaban iya atau tidak. Penelitian ini memilih mengembangkan
Jadi dalam observasi ini hanya mendengarkan bahan ajar PLH. Menurut TIM mata kuliah
cerita yang diperoleh dari guru dan hasil PLH UNNES, PLH merupakan upaya
angket tanggapan siswa, sedangkan untuk mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan
penelitian selanjutnya mengambil kesimpulan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat
sendiri apa yang dihasilkan dari observasi yang bertujuan untuk meningkatkan
yang dilakukan. pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran
Pada observasi hanya mengambil sample masyarakat tentang nilai-nilai lingkungan dan
20 siswa. Sasaran dari pengembangan bahan isu permasalahan lingkungan yang pada
ajar PLH ini adalah guru dan siswa kelas IV akhirnya dapat menggerakkan masyarakat
SD Sendangmulyo 03 Semarang dengan untuk berperan aktif dalam upaya pelestarian
jumlah 20 siswa, yang berdasarkan hasil dan keselamatan lingkungan untuk
wawancara dengan guru kelas IV bahwa guru kepentingan generasi sekarang dan yang akan
kurang terfokus menanamkan sikap peduli datang.

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 71
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

Bahan ajar PLH selanjutnya dengan kebutuhan tidak terlalu besar atau
dikembangkan berdasarkan analisis terlalu kecil dan bahan ajar sudah layak
kesesuaian dengan prinsip-prinsip pendidikan diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi.
lingkungan hidup. Selanjutnya didasarkan Hasil validasi ahli materi, diperoleh data
atas standar kompetensi dan kompetensi sebagai berikut 1) pada validasi I tingkat
dasar. Serta dianalis sesuai dengan indikator keidealan bahan ajar PLH adalah 58% dengan
yang dikembangkan dari kompetensi dasar. masukan dari ahli materi yaitu bahan ajar
Hasil analisis kemudian digunakan peneliti belum sistematis dan urut sesuai dengan
untuk merancang desain dari bahan ajar PLH. kesesuaian bahan ajar sehingga harus ada
Desain atau perancangan bahan ajar PLH beberapa revisi materi dan gambar serta
meliputi beberapa hal diantaranya: Konsep kegiatan siswa. Oleh sebab itu dilakukan
desain dari bahan ajar PLH ini terdiri dari revisi dan validasi kedua, 2) pada validasi II
tujuh langkah yaitu: 1) Menentukan SK, KD, tingkat keidealan bahan ajar PLH yang telah
dan Indikator, 2) cover dan icon cover, 3) direvisi mencapai 71% dengan masukan dari
Merancang isi, 4) Meentukan materi, 5) ahli materi yaitu beberapa maeri yang diulas
menyusun bahan ajar, 6) menyisipkan bisa lebih dirampingkan dan beberapa gambar
karakter peduli lingkungan. Dari hasil penyakit akibat bakteri atau virus
rancangan konsep tersebut, selanjutnya bahan ditambahkan keterangan. Oleh sebab itu
ajar dikembangan dengan memperhatikan dilakukan revisi dan validasi ketiga, 2) pada
konsep, materi, sistematika penulisan, dan validasi III tingkat keidealan bahan ajar PLH
penyisipan karakter sehingga tercipta bahan yang telah direvisi mencapai 75%. Sehingga
yang menarik bagi siswa dan dapat membantu bahan ajar sudah layak digunakan. Sementara
proses belajar mengajar menjadi lebih hasil validasi ahli media dari guru, diperoleh
maksimal. data dimana tingkat keidealan bahan ajar PLH
Dalam pengembangannya, bahan ajar adalah 85%. Sedangkan hasil validasi materi
perlu divalidasi oleh ahli sebelum diuji dari guru, diperoleh data dimana tingkat
cobakan untuk mengetahui kelayakannya. keidealan bahan ajar PLH adalah 95% dengan
Validasi terdiri dari dua pakar yaitu validasi komentar yaitu bahan ajar sudah baik dan
media dan validasi materi. Setelah bahan ajar tersusun secara sistematis dan dapat
divalidasi dan dinyatakan layak digunakan diujicobakan.
dalam proses pembelajaran. Kemudian bahan Setelah dilakukan validasi dan revisi
ajar PLH diujicobakan di sekolah dasar untuk bahan ajar maka didapatkan bahan ajar PLH
melihat respon dari siswa. Pengujian ini yang layak digunakan untuk menumbuhkan
dilakukan di SD N Sendangmulyo 03 karakter peduli lingkungan.Selanjutnya
Semarang. Pengujian dilakukan uji satu kelas adalah uji coba soal pre test dan post test saat
yaitu kepada siswa kelas IV SD N pembelajaran. Uji soal menggunakan rumus
Sendangmulyo 03 Semarang. N-gain. Hasil analisis gain menunjukkan
Hasil validasi dengan ahli media, bahwa gain dengan kriteria tinggi atau
diperoleh data sebagai berikut 1) pada validasi interval gain ≥ 0,7 sebanyak 22 siswa. Kriteria
I tingkat keidealan bahan ajar PLH adalah gain sedang atau interval gain 0,3 ≤ g < 0,7
90% dengan masukan dari Ahli Media yaitu sebanyak 12 siswa. Jadi secara keseluruhan
gambar di dalam bahan ajar bisa disesuaikan

72 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74


e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012

penelitian ini menunjukkan gain dengan lingkungan. Dengan demikian, perubahan


kriteria tinggi. perilaku juga merupakan hasil belajar
Berdasarkan hasil respon 34 siswa kelas seseorang terhadap lingkungannya dengan
IV SD N Sendangmulyo 03 Semarang belajar menggunakan bahan ajar PLH.
terhadap bahan ajar diperoleh hasil nilai rata-
rata persentas respon siswa yaitu 99%, SIMPULAN
ternyata pembelajaran yang memanfaatkan Berdasarkan hasil penelitian dan
bahan ajar PLH dapat memudahkan pengembangan bahan ajar PLH yang telah
pemahaman siswa, meningkatkan dilakukan di SD N Sendangmulyo 03
kemandirian belajar, memudahkan siswa, Semarang, diperoleh data yang menunjukan
minat, dan keaktifan dalam proses bahwa bahan ajar PLH layak digunakan.
pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Data-data tersebut diperoleh dari validasi
Pannen (dalam Andi Prastowo, 2012:17), oleh ahli materi dan media, data dari
mengungkapkan bahwa bahan ajar adalah tanggapan atau respon siswa, dan observasi
bahan-bahan atau materi pelajaran yang karakter peduli lingkungan siswa. Sehingga
disusun secara sistematis, yang digunakan dapat sisimpulkan secara umum bahwa
guru dan peserta didik dalam proses bahan ajar PLH layak digunakan sebagai
pembelajaran. bahan ajar di kelas IV Sekolah Dasar. Setelah
Nilai karakter peduli lingkungan yaitu bahan ajar PLH dinyatakan layak sebagai
sikap dan tindakan yang selalu berupaya bahan ajar bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar
mencegah kerusakan pada lingkungan alam di maka bahan ajar PLH dapat dipasarkan dan
sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya menjadi bahan ajar yang menumbuhkan
untuk memperbaiki kerusakan alam yang karakter peduli lingkungan siswa.
sudah terjadi (dalam buku Pedoman Penelitian pengembangan yang
Pendidikan Karakter IKIP PGRI Semarang: dilakukan memiliki keterbatasan yaitu belum
70). Hasil observasi yang dilakukan oleh dilakukannya analisis keefektifan bahan ajar
peneliti dan ahli diperoleh skor rata-rata 19 PLH secara mendalam dalam proses
dengan kriteria “Amat Baik” dan skor rata- pembelajaran di kelas. Slanjutnya
rata 18,9 dengan kriteria “Amat Baik”. Dasar keterbatasan lainnya yaitu bahan ajar PLH
bagi pengembangan bahan ajar pendidikan hanya diberi penilaian oleh 3 reviewer yaitu
lingkungan hidup yaitu teori belajar ahli bahan ajar Bapak Singgih Adhi P, SSn.,
behavioristik atau aliran tingkh laku, belajar M.Pd, ahli materi Ibu Filia Arthaprima,
diartikan sebagai proses perubahan tingkah S.Pd., M.Pd dan ahli media sekaligus ahli
laku sebagai akibat dari interaksi antara materi dari guru yaitu Ibu Puji Ningtyas,
stimulus dan respons. Belajar menurut S.Pd serta hanya diuji cobakan pada siswa di
psikologi behavioristik adalah suatu kontrol 1 sekolah yaitu SD N Sendangmulyo 03
instrumental yang berasal dari lingkungan. Semarang.
Belajar tidaknya seseorang tergantung pada
faktor-faktor kondisional yang diberikn

Pengembangan Bahan Ajar untuk.......(Henry Januar Saputra dan Nur Isti Faizah) 73
p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2014. METODOLOGI DAN APLIKASI RISET
PENDIDIKAN. Jakarta. Cahaya Prima Sentosa.

Departemen Pendidikan Nasional. 2013. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Ilmiwan, et al. 2013. “Pengaruh Penerapan Bahan Ajar Bermuatan Nilai Nilai Karakter Dalam
Model Pembelajaranlangsung Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas xi Sman 1
Bukittinggi” Jurnal Pillar of Physics of Education Volume 2 No. Halaman 153-160.
http://fisika.fmipa.unp.ac.id/wp-content/uploads/2014/12/File5.pdf.
.
Nurani, dkk. 2014. “Pengembangan Modul Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Berbasis
Karakter untuk Menumbuhkan Wawasan dan Karakter Peduli Lingkungan” Unnes
Journal of Biology Education 3 (1) (2014)
file:///C:/Users/User%20pc/Downloads/4155-8500-2-PB.pdf.

Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.

Pribadi, Benny A. 2010. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta : Dian Rakyat.

Putra. Nusa. 2012. Research and Development. Jakarta : PT Grafindo Persada

Sudjoko. 2011. Pendidikan Lingkungan Hidup: Jakarta Alfabeta.

Supriatna, Nana, dkk. 2007. PENDIDIKAN IPS SD. Bandung: UPI PRESS.

Tim IKIP PGRI Semarang. 2011. Pedoman Pendidikan Karakter. Semarang: IKIP PRGRI
Semarang.

TIM MKU PLH. 2010. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Universitas Negri
Semarang.

. 2014. Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang: Universitas Negri


Semarang.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Wibowo, Agus. 2012. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wikipedia. Pemanasan Global. https://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global. Diakses pada


25 Juni 2016.

Zainal, Arifin. 2014. Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

74 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 1, Juli 2017: 62 - 74

Anda mungkin juga menyukai