Yeni Lestari
Disusun bersasma Dra. Hj. Hidayati, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata TamanSiswa
E-mail: yenipgsdust@gmail.com
Abstract: This study aims to describe the cultivation of environmental caring values in
science learning in high school students of N Bhayangkara Elementary School year
2016/2017 and describes the supporting factors and their inhibitors. This research is a
qualitative descriptive research. Techniques of collecting data using interviews, observation,
and documentation. Data analysis uses data collection, data reduction, data presentation,
and conclusions. Validity checks data using source triangulation, technique, and time. The
results showed that teachers in planning science learning include habituation, exemplary and
learning while doing. The steps taken by the teacher include: using learning media and
environment as a place of learning. Teachers in conducting assessments focus more on
affective judgments. Supporting factors: the performance of teachers, principals and
gardeners in guiding students and the existence of learning media that allows students to
understand the value of environmental care. Inhibiting factors: lack of learning time of
science and family role in instilling environmental caring value.
Keywords: Planting, Environmental Care Value, Science Lesson, High Class Students
Pendidikan merupakan sarana penting bagi mandiri dan menjadi warga negara yang
kehidupan manusia karena menjadi kebutuhan demokUDWLV VHUWD EHUWDQJJXQJ MDZDE´ Sekolah
pokok bagi seluruh lapisan masyarakat. merupakan tempat untuk membentuk siswa
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun menjadi manusia yang peduli terhadap
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional lingkungan. Adanya pendidikan lingkungan di
PHQ\DWDNDQ ³SHQGLGLNDQ DGDODK XVDKD VDGDU GDQ sekolah dapat menyadarkan siswa akan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar pentingnya nilai peduli lingkungan bagi
dan proses pembelajaran peserta didik secara kehidupan. Pada kenyataannya masih banyak
DNWLI XQWXN PHQJHPEDQJNDQ SRWHQVL GLULQ\D´ kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
6HODLQ LWX ³SHQGLGLNDQ QDVLRQDO EHUIXQJVL siswa itu sendiri. Kepedulian lingkungan di
mengembangkan kemampuan dan membentuk sekolah akan berdampak di lingkungan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat masyarakat.
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, Berdasarkan hasil wawancara dan
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta observasi awal di SDNegeri Bhayangkara
didik agar menjadi manusia yang beriman dan diketahui bahwa kepala sekolah telah
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mencanangkan kegiatan kebersihan secara rutin
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, \DLWX PHODOXL ³6HPXWOLV GDQ %DQN 6DPSDK´
332
333 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 2, Januari 2018, hlm. 332-337
Kegiatan semutlis ini berupa kegiatan sepuluh bidang studi yang banyak menyasari tentang
menit untuk kebersihan lingkungan sekolah afektif untuk mempelajari alam semesta.
yang diadakan sebelum dan setelah Tuntunan proses pengajaran agar tidak monoton
pembelajaran. Pada setiap kegiatan, siswa atau bersifat hafalan semata guna mendorong
dibiasakan untuk mencintai lingkungan sesuai guru IPA untuk terus meningkatkan kreatifitas
dengan tingkat kelasnya. Setiap harinya, siswa penggunaan media dalam pembelajaran IPA,
wajib bersama teman sekelas menyirami taman sehingga menciptakan proses pembelajaran
sesuai jadwal piket yang sudah tertera. Sebelum yang menarik, interaktif dan menyenangkan.
proses pembelajaran siswa membersihkan Dalam pembelajaran IPA terdapat materi belajar
lingkungan. Mereka tidak hanya belajar secara berupa fakta-fakta dan adapula konsep yang
teori tetapi juga melalui praktek. Selain itu, bersifat abstrak (Muhammad Shiddiq Permana,
setiap pagi diawali kegiatan membersihkan Dhami Johar dan Bunyamin. 2014: 1-2).
kelas, dimana setiap kelompok yang piket pada Hendro Darmojo dalam Usman Samatowa
hari itu bertanggung jawab penuh untuk PHQ\DWDNDQ EDKZD ³,OPX 3HQJHWDKXDQ
menjaga kebersihan kelas selama satu hari. Alam (IPA) adalah pengetahuan yang rasional
Kebersihan lingkungan adalah tanggung jawab dan objektif tentang alam semesta dengan
seluruh warga sekolah, bukan semata-mata segala isinya. IPA merupakan ilmu pengetahuan
hanya tugas penjaga sekolah. Seluruh siswa yang memiliki objek dan menggunakan metode
belajar merawat. lingkungan yang menjadi LOPLDK´ Pada hakikatnya IPA dibangun atas
tempatnya untuk belajar. Penanaman peduli dasar produk ilmiah, proses ilmiah dan sikap
lingkungan juga ditanamkan dengan ilmiah. Selain itu IPA dipandang pula sebagai
membiasakan anak untuk mencuci tangan saat proses, sebagai produk dan sebagai prosedur
jam istirahat, mencuci tangan sebelum makan (Trianto, 2010:137).
dan sesudah makan serta setelah pembelajaran Menurut Asih Widi Wisudawati
olahraga. Seluruh siswa juga dibiasakan untuk PHQJDWDNDQ EDKZD ³,3$ PHUXSakan
menjaga kebersihan kamar mandi maupun rumpun ilmu yang awalnya diperoleh dan
tempat cuci tangan akan tetapi jika waktu sudah dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif)
siang kondisi kamar mandi sudah berbau tidak namun pada perkembangan selanjutnya IPA
sedap. Sehingga siswa harus dibiasakan untuk juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
lebih peka terhadap kebersihan lingkungan WHRUL GHGXNWLI ´
sekolah tanpa mengandalkan petugas Menurut Arif Rohman(2009: 195)
kebersihan. Selain itu, ketersediaan fasilitas ³OLQJNXQJDQ SHQGLGLNDQ GLDUWLNDQ sebagai segala
yang menunjang untuk penanaman karakter sesuatu yang melingkupi proses berlangsungnya
peduli lingkungan juga memiliki peran yang SHQGLGLNDQ´ Konsep tri pusat pendidikan awal
sangat penting, seperti ketersediaan kolam yang mula dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara
mampu menggambarkan pengolahan limbah DGDODK ³WUL VHQWUD SHQGLGLNDQ´ \DQJ PHQJDFX
dan komposter untuk pengolahan sampah secara kepada lingkungan pergaulan yang menjadi
sederhana. Fasilitas ini sudah ada tetapi tidak pusat pendidikan anak. Konsep tri pusat
berjalan sebagaimana mestinya. pendidikan sangat menekankan akan pentingnya
Kepedulian siswa terhadap lingkungan keterpaduan akan kebersamaan ketiga
tidak hanya menjadi tanggung jawab kepala lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat)
sekolah.Namun, perlu didukung oleh warga pendidikan sebagai suatu kesatuan sistem
sekolah bahkan masyarakat setempat. Dukungan pendidikan yang memberikan pengalaman
tersebut dapat diwujudkan melalui proses SHQGLGLNDQ NHSDGD DQDN ³/LQJNXQJan dapat
pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA akan berfungsi untuk memperkaya materi pengajaran,
mengarahkan siswa lebih memahami tentang memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari
pentingnya menjaga lingkungan. Selain itu, dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai
siswa juga akan dilatih agar terampil dalam labolatorium belajar siswa (Nana Sudjana dan
mengelola lingkungan, yang kemudian menjadi $KPDG 5LYDL ´
pembiasaan dalam kehidupan mereka. Pelajaran Penanaman fondasi peduli lingkungan
ilmu pengetahuan alam (IPA) sebagai salah satu sejak dini menjadi solusi utama yang harus
Yeni Lestari, Penanaman Nilai Peduli Lingkungan Dalam Pembelajaran IPA 334
dilakukan, agar generasi muda memiliki bekal merupakan penelitian yang digunakan untuk
pemahaman tentang lingkungan hidup. meneliti kondisi objek yang alamiah, dimana
Pendidikan lingkungan diharapkan mampu peneliti berperan sebagai instrumen kunci,
mendidik siswa agar berperilaku peduli terhadap teknik pengumpulan data dilakukan secara
lingkungan ( Risda Amini dan Munandar. 2010: triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
15). Menurut Daryanto dan Suryatri Darmiatun induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
³SHGXOL OLQJNXQJDQ PHUXSDNDQ VDODK menekankan makna dari pada generalisasi.
satu karakter yangharus dikembangkan di Sumber data primer adalah kepala
sekolah. Peduli lingkungan adalah sikap dan sekolah, guru kelas IV-VI, dan siswa kelas IV-
tidakan yang berupaya mencegah kerusakan VI SD N Bhayangkara. Data primer diperoleh
pada lingkungan alam di sekitarnya serta melalui pengamatan (observasi) dan wawancara.
mengembangkan upaya-upaya untuk Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi.
memperbaiki kerusakan alam yang sudah Teknik pengumpulan data yang dipakai dalam
terjadi.Sikap dan perilaku hubungannya dengan penelitian ini adalah pengamatan, wawancara
alam dan lingkungan sekitar dapat ditunjukkan dan dokumentasi. Instrumen penelitian adalah
diantaranya: (1) bekerja keras, (2) berpikir jauh peneliti, pedoman observasi, wawancara, dan
ke depan, (3) menghargai kesehatan, (4) dokumentasi. Keabsahan data dalam penelitian
pengabdian. Sikap peduli lingkungan ini menggunakan uji kredibilitas dengan teknik
merupakan kewajiban semua manusia terhadap triangulasi. Teknik triangulasi yang digunakan
alam. Manusia sebagai makhluk sosial juga yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan
wajib berinteraksi dengan alam, manusia wajib triangulasi waktu. Teknik analisis data pada
menjaga lingkungan dan melestarikan penelitian ini menggunakan Miles dan
lingkungan serta mencegah terjadinya Huberman, yaitu reduksi data, penyajian data,
kerusakan lingkungan (Muchlas Samani dan dan penarikan kesimpulan.
Hariyanto, 2013: 47).
Berdasarkan uraian diatas, rumusan HASIL DAN PEMBAHASAN
masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Berdasarkan hasil penelitian di atas,
1. Bagaimana cara guru merencanakan terdapat empat pokok bahasan yang dianalisis
pembelajaran IPA dalam penelitian ini, yaitu cara guru dalam
2. untuk menanamkan nilai peduli lingkungan merencanakan pembelajaran IPA, langkah-
di SD N Bhayangkara? langkah yang dilaksanakan guru dan cara guru
3. Bagaimana langkah-langkah yang dalam melakukan penilaian dalam proses
dilaksanakan guru dalam proses penanaman penanaman nilai peduli lingkungan serta faktor
nilai peduli lingkungan dalam pembelajaran pendukung dan penghambatya pada siswa kelas
IPA di SD N Bhayangkara? tinggi SDN Bhayangkara tahun pelajaran
4. Bagaimana guru melakukan penilaian 2016/2017.
terhadap proses penanaman nilai peduli 1. Guru merencanakan pembelajaran IPA untuk
lingkungan dalam pembelajaran IPA di SD N penanaman nilai peduli lingkungan di SD N
Bhayangkara? Bhayangkara
5. Apa saja faktor pendukung dan penghambat Berdasarkan hasil observasi,
proses penanaman nilai peduli lingkungan wawancara dan dokumentasi yang peneliti
dalam pembelajaran IPA di SD N lakukan, guru dalam merencanakan
Bhayangkara? pembelajaran IPA untuk menanamkan nilai
peduli lingkungan melingkupi berbagai hal:
METODE a. Pembiasaan
Penelitian ini merupakan penelitian Upaya yang dilakukan guru
deskriptif, dimana data yang dikumpulkan dalam menanamkan nilai peduli
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan lingkungan dalam pembelajaran IPA
angka-angka. Sugiyono (2015: 1) yang dilakukan dengan cara pembiasaan.
menyatakan bahwa penelitian kualitatif Pembiasaan yaitu tingkah laku yang
335 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 4, Nomor 2, Januari 2018, hlm. 332-337