NIM: 210407512024
Kelas: BC21.3
2022
1. Dalam berita pertama, dituliskan bahwa DD yang merupakan seorang guru melakukan
tindakan pencabulan terhadap 9 orang muridnya. Dalam melakukan aksi bejatnya, DD
mengiming-imingi korban dengan memberi uang jajan dan meminjamkan ponsel untuk
bermain game. Tak hanya itu, usai melakukan aksinya, pelaku juga mengancam akan
memberikan nilai jelek jika korbannya bercerita kepada orangtuanya. Perbuatan pelaku
sudah dilakukannya sejak 2018 sampai dengan 2019.
Bukan hanya dalam etika seorang guru, dalam kehidupan keseharianpun
tindakan ini dianggap tidak beretika. Sebab pelecehan bukanlah hal yang terdapat dalam
ajaran-ajaran Pancasila di Indonesia. Seperti ada tertulis “kemanusiaan yang adil dan
beradab”. Dimana masalah ini sangat tidak sepatutnya terjadi apalagi DD merupakan
seorang terpelajar. DD telah melanggar kode etik seorang guru dimana ia harus dikenai
sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
2. Menurut saya berdasarkan kasus kedua di atas, peristiwa rasial tersebut terjadi ketika
TS yang merupakan guru Pendidikan Agama dan Budi Pekerti saat itu tengah
memberikan materi pelajaran. Namun tiba-tiba mengelurkan pernyataan tersebut.
Milchias merasa dirugikan dengan ajakan TS agar jangan memilih calon ketua Osis
beragama non-muslim. Hal ini melenceng dari kode etik Guru dikarenakan pada kasus
tersebut seorang Guru terlalu mengikut campur atau intervensi soal pilihan OSIS.
Padahal seorang tenaga pendidik apalagi Guru tidak punya hak dan tidak ada wewenang
yang tercantum di Undang - Undang Kode etik Guru tentang mengatur organisasi
sekolah kecuali jika seorang Guru tersebut adalah pembina organisasi.