Anda di halaman 1dari 3

ACARA 1

TEKNIK SAMPLING ALGA DAN PROTOZOA DARI HABITATNYA


(Disusun oleh Dr. Retno Wimbaningrum, M.Si.)

Dasar Teori
Mikroalga adalah Protista menyerupai tumbuhan sedangkan protozoa adalah Protista menyerupai
hewan. Dua kelompok organisme ini seringkali ditemukan hidup bebas bersama-sama di habitat yang
sama. Habitat yang sering menjadi tempat hidup dua kelompok organisme ini adalah perairan.
Berdasarkan cara hidupnya di perairan, sekelompok mikroalga hidup melekat di permukaan substrat di
dalam perairan yang disebut sebagai mikroalga bentos, sekelompok lain hidup berenang bebas di dalam
air yang disebut plankton (fitoplankton), dan beberapa jenis ditemukan hidup sebagai plankton dan
bentos. Protozoa sebagai organisme yang dapat bergerak aktif di perairan dapat berada di kolom air
sebagai plankton (zooplankton), contohnya adalah Euglena sp. atau beberapa berada di permukaan
substrat sebagai bentos, contohnya adalah Amoeba sp. Selain ditemukan di dalam perairan, mikroalga dan
plankton juga ditemukan hidup bebas di permukaan tanah yang lembab.
Selain hidup bebas, beberapa jenis mikroalga juga ditemukan hidup bersimbiosis dengan
organisme lain membentuk asosiasi. Organisme tersebut adalah lumut kerak (lichen) dan terumbu karang
(coral reef). Lumut kerak merupakan organisme yang terbentuk oleh asosiasi antara fungi dengan
mikroalga sedangkan terumbu karang merupakan organisme yang terbentuk dari asosiasi antara hewan
avertebrata (Zoantharia dan Octocorallia) dengan mikroalga (Zooxanthellae: Dinoflagellata). Demikian
pula dengan protozoa, beberapa jenis protozoa hidup sebagai endoparasit di dalam sel atau jaringan
inangnya. Inang protozoa adalah bermacam-macam, seperti serangga, siput, ikan, bahkan manusia.
Berdasarkan cara hidupnya, ada beberapa cara mengoleksi spesimen mikroalga dan protozoa.
Alat yang digunakan juga bervariasi. Koleksi fitoplankton dan zooplankton dapat menggunakan plankton
net atau jala plankton, botol air, botol sampel Van Dorn/Nansen atau pompa hisap. Jika koleksi
menggunakan jala plankton (Gambar 1), maka ukuran diameter “mulut jala” dan pori-pori jala untuk
koleksi fitoplankton dan zooplankton adalah berbeda. Ukuran diameter “mulut jala” dan pori-pori jala
untuk koleksi fitoplankton adalah 31 cm dan 30-50 µm sedangkan untuk zooplankton 45 cm dan 150-175
µm. Panjang jala yang diukur mulai dari “mulut” jala sampai bagian ujung tempat botol pengumpul
sampel air yang telah disaring adalah tiga sampai empat kali diameter jala. Selain menggunakan jala
plankton, koleksi sampel fitoplankton dan zooplankton secara sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan botol air.
Koleksi mikroalga bentos dapat dilakukan dengan beberapa cara berdasarkan substrat yang
menjadi tempat hidupnya. Mikroalga bentos yang hidup di substrat batu (mikroalga epilitik) dapat

1
dikoleksi dengan cara mengerik permukaan batu yang ditumbuhi mikroalga dengan pisau saku atau
menyikat dengan sikat gigi atau kuas gambar. Mikroalga yang hidup di potongan kayu yang terendam air
(epidendrik mikroalga) dikoleksi dengan mengeriknya atau menyikatnya dengan terlebih dahulu
mengambil potongan kayu tersebut dari dasar air. Mikroalga yang hidup diantara butiran pasir atau
lumpur (mikroalga episampnik) dikoleksi dengan cara memilih bagian dasar sungai yang tidak berarus
atau bagian yang tenang kemudia mikroalga yang hidup di permukaan pasir atau lumpur diambil dengan
menggunakan bagian tajam pisau saku atau spatula. Pengumpulan mikroalga episampnik juga dapat
dilakukan dengan cara menyedot alga yang tumbuh di permukaan pasir dengan menggunakan pipet.
Mikroalga epifit dapat dikoleksi dengan mengambil bagian tumbuhan yang menjadi tempat tumbuh alga
(misalnya daun) kemudian menggosok permukaan daun dengan jari-jari, mengguyurnya dengan akuades
yang air guyuranya ditampung dalam mangkuk kemudian disimpan di dalam botol sampel. Cara yang
lain adalah dengan memasukkan potongan tumbuhan ke dalam botol yang berisi akuades dan mengocok-
ngocok botol agar supaya mikroalga terlepas dari substrat (potongan tumbuhan) atau dengan cara
membawa potongan tumbuhan dan menyimpannya di dalam botol berisi akuades. Koleksi makroalga laut
atau rumput laut (seaweed) dilakukan dnegan mengambil spesimen secara langsung dari habitatnya
dengan tangan. Namun demikian pengambilan beberapa spesimen memerlukan alat-alat tertentu seperti
pisau yang kuat, sekop, pemahat dan palu bagi spesimen yang melekat kuat pada batu karang. Sampel
yang telah diperoleh dimasukkan ke dalam botol sampel dan diberi pengawet seperti formalin atau
alkohol.

Gambar 1. Jala plankton

2
Tujuan
1. Mahasiswa memiliki pengetahuan tentang teknik sampling alga dan protozoa bebas dari habitatnya;
2. Mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengoleksi alga dan protozoa bebas dari habitatnya dengan
benar;
3. mahasiswa memiliki kemampuan untuk mengawetkan alga dan protozoa sebelum diidentifikasi
dengan benar.

Kegiatan Praktikum
1. Mahasiswa melihat video yang mempraktekkan cara koleksi alga dan protozoa yang hidup bebas pada
ekosistem perairan
a. Koleksi Alga
(1) https://www.youtube.com/watch?v=FFkQb3QKSa4
(2) https://www.youtube.com/watch?v=FY4c5Iv7u3c

(3) https://www.youtube.com/watch?v=BEmI0oi3MbU
Setelah melihat tiga video di atas, jelaskan secara lengkap dan berurutan teknik atau metode pengambilan
sampel alga dari habitatnya!
b. Koleksi Zooplankton
(1) https://www.youtube.com/watch?v=o68sTdHqTVY
(2) https://www.youtube.com/watch?v=z94nPHKOEOk (menit ke-3.30-7.30)
(3) https://www.youtube.com/watch?v=LGTvj0SOyCo (menit ke-1.17-4.10)
Setelah melihat tiga video di atas, jelaskan secara lengkap dan berurutan teknik atau metode pengambilan
sampel alga dari habitatnya!

2. Laporan praktikum dikerjakan secara mandiri dan ditulis tangan/diketik dan dikumpulkan menjelang
akhir pertemuan praktikum melalui assignment.

Anda mungkin juga menyukai