Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Tuberculosis (TBC)
DAFTAR ISI
Daftar Isi………………………………………………………………………………….……I
Kata Pengantar………………………………………………………………………………II

BAB I PENDAHULUA
 Latar Belakang............................................................................................... 

RumusanMasalah..................................................................................................
Tujuan..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASA
pengertian dari penyakit Tuberculosis………………………………………………………
Etiologi dari penyakit Tuberculosis……………………………………………
Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis …………….
 Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis………………………………..
cara penularan Penyakit Tuberculosis ……………………………………
gejala dari penyakit Tuberculosis………………………………………………
cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis …………………………………………
 pencegahan Penyakit Tuberculosis ……………………………………………

 cara pengobatan Penyakit Tuberculosis…………………………………………

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................
B.Saran………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................
Kata pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin kami tidak akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.
Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yakni
Nabi Muhammad SAW.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang “tuberculosis”
yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini
memuat tentang “Penyakit tuberculosis ” yang sangat berbahaya bagi kesehatan
seseorang. Walaupun makalah ini kurang sempurna dan memerlukan perbaikan tapi
juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang membangun. Terima kasih.

Tangerang, 13 november 2014


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosa,


mycobacterium bovis serta Mycobacterium avium, tetapi lebih sering  disebakan
oleh Mycobacterium tuberculosa. Pada tahun 1993, WHO telah mencanangkan
kedaruratan global penyakit tuberkulosis di dunia, karena pada sebagian besar
negara di dunia, penyakit tuberkulosis menjadi tidak terkendali. Di Indonesia
sendiri, penyakit tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang utama. Pada
tahun 1995, hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), menunjukkan bahwa
penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian nomor tiga (3) setelah
penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernafasan pada semua kelompok
umur.
Di Indonesia sendiri, karena sulitnya mendiagnosa tuberkulosis pada anak, maka
angka kejadian tuiberkulosis pada anak belum diketahui pasti, namun bila angka
kejadian tuberkulosis dewasa tinggi dapat diperkirakan kejadian tuberkulosis
pada anak akan tinggi pula. Hal ini terjadi karena setiap orang dewasa dengan
BTA positif akan menularkan pada 10-15 orang dilingkungannya, terutama anak-
anak (Depkes RI, 2002).
Lingkungan rumah merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh besar
terhadap status kesehatan penghuninya (Notoatmodjo, 2003). Lingkungan rumah
merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penyebaran kuman
tuberkulosis. Kuman tuberkulosis dapat hidup selama 1 – 2 jam bahkan sampai
beberapa hari hingga berminggu-minggu tergantung pada ada tidaknya sinar
ultraviolet, ventilasi yang baik, kelembaban, suhu rumah dan kepadatan penghuni
rumah.

B.     Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :
1.     Apa pengertian dari penyakit Tuberculosis ?
2.    Bagaimana Etiologi dari penyakit Tuberculosis?
3.    Apa yang menjadi agent, host dan environment penyakit Tuberculosis ?
4.    Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit Tuberculosis ?
5.    Bagaimana cara penularan Penyakit Tuberculosis ?
6.    Bagaimana gejala dari penyakit Tuberculosis ?
7.    Bagaimana cara mendiagnosa penyakit Tuberculosis ?
8.    Bagaimana pencegahan Penyakit Tuberculosis ?
9.    Bagiamana cara pengobatan Penyakit Tuberculosis ?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :


1.     Untuk Mengetahui pengertian dari penyakit Tuberculosis
2.    Untuk Mengetahui Etiologi dari penyakit Tuberculosis
3.    Untuk Mengetahui agent, host dan environment dalam  penular penyakit
Tuberculosis
4.    Untuk Mengetahui Faktor apa saja yang mampengaruhi kejadaian penyakit
Tuberculosis
5.    Untuk Mengetahui cara penularan penyakit Tuberculosis
6.    Untuk Mengetahui gejala dari penyakit Tuberculosis
7.    Untuk Mengetahui Diagnosa penyakit Tuberculosis
8.    Untuk Mengetahui Pencegahan Penyakit Tuberculosis
9.    Untuk Mengetahui pengobatan Penyakit Tuberculosis
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Tuberculosis (TB)


    Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius yang terutama menyerang
parenkim paru. Tuberculosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh lainnya,
terutama meningens, ginjal, tulang, dan nodus limfe (Suddarth, 2003).
Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang bervariasi, akibat kuman
mycobacterium tuberkulosis sistemik sehingga dapat mengenai semua organ
tubuh dengan lokasi terbanyak di paru paru yang biasanya merupakan lokasi
infeksi primer (Mansjoer, 2000).
Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi yang menyerang pada saluran
pernafasan yang disebabkan oleh bakteri yaitu mycobacterium tuberculosis,
(Smeltzer, 2002). dapat  menyimpulkan bahwa, TB Paru adalah penyakit infeksi
yang disebabkan oleh kuman mycobakterium tuberculosis yang menyerang saluran
pernafasan terutama parenkim paru.

B.    Etiologi Penyakit Tuberculosis


Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman yang
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1 – 4 µm dan tebal 0,3 – 0,6 µm dan
digolongkan dalam basil tahan asam (BTA). (Suyono, 2001)

C. Agent,Host dan Environment Penular Penyakit


Tuberculosis
Teori John Gordon, mengemukakan bahwa timbulnya suatu penyakit sangat
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu bibit penyakit (agent), penjamu (host), dan
lingkungan (environment). Ketiga faktor penting ini disebut segi tiga epidemiologi
(Epidemiologi Triangle), hubungan ketiga faktor tersebut digambarkan secara
sederhana sebagai timbangan yaitu agent penyebab penyakit pada satu sisi dan
penjamu pada sisi yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya.

Bila agent penyebab penyakit dengan penjamu berada dalam keadaan seimbang,
maka seseorang berada dalam keadaan sehat, perubahan keseimbangan akan
menyebabkan seseorang sehat atau sakit, penurunan daya tahan tubuh akan
menyebabkan bobot agent penyebab menjadi lebih berat sehingga seseorang
menjadi sakit, demikian pula bila agent penyakit lebih banyak atau lebih ganas
sedangkan faktor penjamu tetap, maka bobot agent penyebab menjadi lebih
berat. Sebaliknya bila daya tahan tubuh seseorang baik atau meningkat maka ia
dalam keadaan sehat. Apabila faktor lingkungan berubah menjadi cenderung
menguntungkan agent penyebab penyakit, maka orang akan sakit, pada
prakteknya seseorang menjadi sakit akibat pengaruh berbagai faktor berikut :

Ø Agent

Mycobacterium tuberculosis adalah suatu anggota dari famili Mycobacteriaceae


dan termasuk dalam ordo Actinomycetalis. Mycobacterium tuberculosis
menyebabkan sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya
infeksi tersering.
Masih terdapat Mycobacterium patogen lainnya, misalnya Mycobacterium leprae,
Mycobacterium paratuberkulosis dan Mycobacterium yang dianggap sebagai
Mycobacterium non tuberculosis atau tidak dapat terklasifikasikan (Heinz,
1993).

Di luar tubuh manusia, kuman Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada


lingkungan yang lembab akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.
Mycobacterium tuberculosis mempunyai panjang 1-4 mikron dan lebar 0,2- 0,8
mikron. Kuman ini melayang diudara dan disebut droplet nuclei. Kuman
tuberkulosis dapat bertahan hidup pada tempat yang sejuk, lembab, gelap tanpa
sinar matahari sampai bertahun-tahun lamanya. Tetapi kuman tuberkulosis akan
mati bila terkena sinar matahari, sabun, lisol, karbol dan panas api (Atmosukarto
& Soewasti, 2000).

Kuman tuberkulosis jika terkena cahaya matahari akan mati dalam waktu 2 jam,
selain itu kuman tersebut akan mati oleh tinctura iodi selama 5 menit dan juga
oleh ethanol 80 % dalam waktu 2 sampai 10 menit serta oleh fenol 5 % dalam
waktu 24 jam. Mycobacterium tuberculosis seperti halnya bakteri lain pada
umumnya, akan tumbuh dengan subur pada lingkungan dengan kelembaban yang
tinggi. Air membentuk lebih dari 80 % volume sel bakteri dan merupakan hal
essensial untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup sel bakteri. Kelembaban
udara yang meningkat merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen
termasuk tuberkulosis.

Mycobacterium tuberculosis memiliki rentang suhu yang disukai, merupakan


bakteri mesofilik yang tumbuh subur dalam rentang 25 – 40 C, tetapi akan
tumbuh secara optimal pada suhu 31-37 C. Pengetahuan mengenai sifat-sifat
agent sangat penting untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit, sifat-sifat
tersebut termasuk ukuran, kemampuan berkembang biak, kematian agent atau
daya tahan terhadap pemanasan atau pendinginan.
Agent adalah penyebab yang essensial yang harus ada, apabila penyakit timbul
atau manifest, tetapi agent sendiri tidak sufficient/memenuhi syarat untuk
menimbulkan penyakit. Agent memerlukan dukungan faktor penentu agar
penyakit dapat manifest. Agent yang mempengaruhi penularan penyakit
tuberkulosis paru adalah kuman Mycobacterium tuberculosis. Agent ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pathogenitas, infektifitas dan
virulensi. 
Pathogenitas adalah daya suatu mikroorganisme untuk menimbulkan penyakit
pada host. Pathogenitas agent dapat berubah dan tidak sama derajatnya bagi
berbagai host. Berdasarkan sumber yang sama pathogenitas kuman tuberkulosis
paru termasuk pada tingkat rendah. Infektifitas adalah kemampuan suatu
mikroba untuk masuk ke dalam tubuh host dan berkembang biak didalamnya.
Berdasarkan sumber yang sama infektifitas kuman tuberkulosis paru termasuk
pada tingkat menengah. Virulensi adalah keganasan suatu mikroba bagi host.
Berdasarkan sumber yang sama virulensi kuman tuberkulosis paru termasuk
tingkat tinggi, jadi kuman ini tidak dapat dianggap remeh begitu saja.

Ø Host

Manusia merupakan reservoar untuk penularan kuman Mycobacterium


tuberculosis, kuman tuberkulosis menular melalui droplet nuclei. Seorang
penderita tuberkulosis dapat menularkan pada 10-15 orang (Depkes RI, 2002).
Menurut penelitian pusat ekologi kesehatan (1991), menunjukkan tingkat
penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup tinggi, dimana
seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang di dalam
rumahnya. Di dalam rumah dengan ventilasi baik, kuman ini dapat hilang terbawa
angin dan akan lebih baik lagi jika ventilasi ruangannya menggunakan pembersih
udara yang bisa menangkap kuman TB.

Menurut penelitian Atmosukarto dari Litbang Kesehatan (2000), didapatkan data


bahwa Tingkat penularan tuberkulosis di lingkungan keluarga penderita cukup
tinggi, dimana seorang penderita rata-rata dapat menularkan kepada 2-3 orang
di dalam rumahnya.
Besar resiko terjadinya penularan untuk rumah tangga dengan penderita lebih
dari 1 orang adalah 4 kali dibanding rumah tangga dengan hanya 1 orang
penderita tuberkulosis.
Hal yang perlu diketahui tentang host atau penjamu meliputi karakteristik; gizi
atau daya tahan tubuh, pertahanan tubuh, higiene pribadi, gejala dan tanda
penyakit dan pengobatan. Karakteristik host dapat dibedakan antara lain; Umur,
jenis kelamin, pekerjaan, keturunan, pekerjaan, keturunan, ras dan gaya hidup.
Host atau penjamu; manusia atau hewan hidup, termasuk burung dan anthropoda
yang dapat memberikan tempat tinggal atau kehidupan untuk agent menular
dalam kondisi alam (lawan dari percobaan). Host untuk kuman tuberkulosis paru
adalah manusia dan hewan, tetapi host yang dimaksud dalam penelitia ini adalah
manusia. Beberapa faktor host yang mempengaruhi penularan penyakit
tuberkulosis paru adalah; kekebalan tubuh (alami dan buatan), status gizi,
pengaruh infeksi HIV/AIDS.

Ø Environment

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar diri host baik benda mati,
benda hidup, nyata atau abstrak, seperti suasana yang terbentuk akibat
interaksi semua elemen-elemen termasuk host yang lain. Lingkungan terdiri dari
lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan fisik terdiri dari; Keadaan geografis
(dataran tinggi atau rendah, persawahan dan lain-lain), kelembaban udara,
temperatur atau suhu, lingkungan tempat tinggal.
Adapun lingkungan non fisik meliputi; sosial, budaya, ekonomi dan politik  yang
mempengaruhi kebijakan pencegahan dan penanggulangan suatu penyakit.

D.     Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Penyakit Tuberculosis


Penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : status
sosial ekonomi, status gizi, umur dan jenis kelamin untuk lebih jelasnya dapat
kita jelaskan seperti uraian dibawah ini:
1.  Faktor Sosial Ekonomi.
           Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan tempat penghunian,
lingkungan perumahan dan sanitasi tempat bekerja yang buruk dapat
memudahkan penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan
penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat hidup
layak dengan memenuhi syarat-syarat kesehatan.
2.  Status Gizi.
           Keadaan kekurangan gizi akan mempengaruhi daya tahan tubuh
sesoeranga sehingga rentan terhadap penyakit termasuk TB-Paru. Keadaan ini
merupakan faktor penting yang berpengaruh dinegara miskin, baik pada orang
dewasa maupun anak-anak.
3.  Umur.
          Penyakit TB-Paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
produktif (15 – 50) tahun. Dewasa ini dengan terjadinya transisi demografi
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 55 tahun sistem imunologis seseorang menurun, sehingga sangat
rentan terhadap berbagai penyakit, termasuk penyakit TB-Paru.
4.  Jenis Kelamin.
         Penyakit TB-Paru cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin laki-laki
dibandingkan perempuan. Menurut WHO, sedikitnya dalam jangka waktu setahun
ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB-Paru, dapat disimpulkan
bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi kematian yang disebabkan oleh
TB-Paru dibandingkan dengan akibat proses kehamilan dan persalinan.
          Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih tinggi karena merokok
tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan sistem pertahanan
tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab TB-Paru.

E.    Cara Penularan Penyakit Tuberculosis


             Cara penularan tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet)
sumber penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu
penderita tuberkulosis paru batuk atau bersin. Droplet yang mengandung kuman
TB dapat bertahan di udara selama beberapa jam, sekali batuk dapat
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak. Umumnya penularan terjadi dalam
ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat
mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh
kuman, percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap
dan lembab.
           Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
pernafasan. Setelah kuman TB masuk ke dalam tubuh manusia melalui
pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru ke bagian tubuh
lainnya melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas atau
penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang
penderita ditentukan oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin
tinggi derajat positif hasil pemeriksaan dahaknya maka makin menular penderita
tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahaknya negatif maka penderita tersebut
dianggap tidak menular.

F.    Gejala Penyakit Tuberculosis


1.     Batuk : Terjadi karena adanya infeksi pada bronkus. Dimulai dari batuk kering 
kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan 
sputum). Pada keadaan lanjut berupa batuk darah karena terdapat pembuluh
darah  yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada ulkus dinding bronkus.
2.    Sesak nafas (Dyspnea) : Sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah
lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru. 
3.    Nyeri dada :   Timbul bila infiltrasi radang sudah sampai ke pleura (menimbulkan
pleuritis)
4.    Demam : Biasanya menyerupai demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi
oleh daya  tahan tubuh penderita dengan berat-ringannya infeksi kuman yang
masuk. 
5.    Malaise (keadaan lesu) :  Dapat berupa anoreksia (tidak ada nafsu makan), berat
badan menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot, keringat malam.

G.       Diagnosa Penyakit Tuberculosis


             Yang menjadi petunjuk awal dari tuberkulosis adalah foto rontgen dada.
Penyakit ini tampak sebagai daerah putih yang bentuknya tidak teratur dengan
latar belakang hitam. Rontgen juga bisa menunjukkan efusi pleura atau
pembesaran jantung (perikarditis).
Pemeriksaan diagnostik untuk tuberkulosis adalah:
             Tes kulit tuberkulin, disuntikkan sejumlah kecil protein yang berasal
dari bakteri tuberkulosis ke dalam lapisan kulit (biasanya di lengan). 2 hari
kemudian dilakukan pengamatan pada daerah suntikan, jika terjadi
pembengkakand an kemerahan, maka hasilnya adalah positif.
            Pemeriksaan dahak, cairan tubuh atau jaringan yang terinfeksi. Dengan
ebuah jarum diambil contoh cairan dari dada, perut, sendi atau sekitar jantung.
Mungkin perlu dilakukan biopsi untuk memperoleh contoh jaringan yang
terinfeksi.
            Untuk memastikan diagnosis meningitis tuberkulosis, dilakukan
pemeriksaan reaksi rantai polimerase (PCR) terhadap cairan
serebrospinalis.Untuk memastikan tuberkulosis ginjal, bisa dilakukan
pemeriksaan PCR terhadap air kemih penderita atau pemeriksaan rontgen dengan
zat warna khusus untuk menggambarkan adanya massa atau rongga abnormal
yang disebabkan oleh tuberkulosis. Kadang perlu dilakukan pengambilan contoh
massa tersebut untuk membedakan antara kanker dan tuberkulosis.
          Untuk memastikan diagnosis tuberkulosis pada organ reproduksi wanita,
dilakukan pemeriksaan panggul melalui laparoskopi. Pada kasus-kasus tertentu
perlu dilakukan pemeriksaan terhadap contoh jaringan hati, kelenjar getah
bening atau sumsum tulang.

H.      Pencegahan Penyakit Tuberculosis


          Sebenarnya seseorang bisa terhindar dari penyakit TBCdengan berpola
hidup yang sehat dan teratur. Dengan system pola hidup seperti itu diharapkan
daya tubuh seseorang akan cukup kuat untuk membersihkan perlindungan
terhadap berbagai macam penyakit. Orang yang benar-benar sehat meskipun ia
diserang kuman TBC, diperkirakan tidak akan mempan dan tidak akan
menimbulkan gejala TBC.
           Menghindari kontak dengan orang yang terinfeksi penyakit tuberkulosis,
mempertahankan status kesehatan dengan asupan nutrisi yang cukup, minum susu
yang  telah dilakukan pasteurisasi, isolasi jika pada analisa sputum terdapat
bakteri hingga dilakukan pengobatan, pemberian imunisasi BCG untuk
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi oleh basil tuberkulosis virulen.

I.    Pengobatan Penyakit Tuberculosis


Jenis dan dosis OAT (Obat Anti Tuberculosis) :
a. Isoniazid (H)
           Isoniazid (dikenal dengan INH) bersifat bakterisid, efektif terhadap
kuman dalam keadaan metabolik aktif, yaitu kuman yang sedang berkembang.
Efek samping yang mungkin timbul berupa neuritis perifer, hepatitis rash,
demam Bila terjadi ikterus, pengobatan dapat dikurangi dosisnya atau dihentikan
sampai ikterus membaik. Efek samping ringan dapat berupa kesemutan, nyeri
otot, gatal-gatal. Pada keadaan ini pemberian INH dapat diteruskan sesuai dosis.
b. Rifampisin (R)
         Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman semi-dorman (persisten). Efek
samping rifampisin adalah hepatitis, mual, reaksi demam, trombositopenia.
Rifampisin dapat menyebabkan warnam merah atau jingga pada air seni dan
keringat, dan itu harus diberitahukan pada keluarga atau penderita agar tidak
menjadi cemas. Warna merah tersebut terjadi karena proses metabolism obat
dan tidak berbahaya.
c. Pirazinamid (P)
          Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan
suasana asam. Efek samping pirazinamid adalah hiperurikemia, hepatitis, atralgia.
d. Streptomisin (S)
          Bersifat bakterisid, efek samping dari streptomisin adalah nefrotoksik
dan kerusakan nervus kranialis VIII yang berkaitan dengan keseimbangan dan
pendengaran.
e. Ethambutol (E)
           Bersifat bakteriostatik, ethambutol dapat menyebabkan gangguan
penglihatan berupa berkurangnya ketajaman penglihatan, buta warna merah dan
hijau, maupun optic neuritis.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. 
Agent penyebab Tuberculosis adalah Mycobacterium tuberculosis menyebabkan
sejumlah penyakit berat pada manusia dan penyebab terjadinya infeksi
tersering. Mycobacterium tuberculosis hidup baik pada lingkungan yang lembab
akan tetapi tidak tahan terhadap sinar matahari.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit Tuberculosis Untuk
terpapar penyakit TBC pada seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
: status sosial ekonomi, status gizi, umur, jenis kelamin, dan  faktor  toksis. 
Cara penularan  tuberkulosis paru melalui percikan dahak (droplet) sumber
penularan adalah penderita tuberkulosis paru BTA(+), pada waktu penderita
tuberkulosis paru batuk atau bersin. Umumnya penularan terjadi dalam ruangan
dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama.
Pengobatan penyakit Tuberculosis. Terdapat 5 jenis antibotik yang dapat
digunakan yaitu Antibiotik yang paling sering digunakan adalah Isoniazid (H),
Rifampicin (R), Pirazinamid (P), Streptomisin (S) dan Etambutol (E). Jika
penderita benar-benar mengikuti pengobatan dengan teratur, maka tidak perlu
dilakukan pembedahan untuk mengangkat sebagian paru-paru. Kadang
pembedahan dilakukan untuk membuang nanah atau memperbaiki kelainan bentuk
tulang belakang akibat tuberkulosis.

B.    Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah dengan kita telah mengetahui apa
itu penyakit Tuberculosis, kita dapat lebih menjaga lagi kesehatan kita yaitu
dengan selalu menjaga lingkungan dan kesehatan diri kita sendiri supaya tetap
bersih, mengingat bahwa penyakit ini adalah penyakit menular yang sangat
berbahaya dan angka kematiannya cukup tinggi. 
 DAFTAR PUSTAKA
http://fildza.wordpress.com/2008/04/24/penyakit-tuberkulosis/
http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis
http://jundul.wordpress.com/2008/09/14/penularan-tbc/
http://medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm
http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-tuberkulosis-tbc.html
http://www.totalkesehatananda.com/tuberculosis6.html
http://www.scribd.com/doc/32087430/makalah-TBC
http://nawrihaysnainohdamor.blogspot.com/2013/03/makalah-tuberculosis.htm

Anda mungkin juga menyukai