Seorang ibu datang ke dokter spesialis anak untuk berobat. Ibu tersebut mengeluh
bahwa anaknya telah mengalami demam, rewel, dan diare selama 3 hari dengan frekuensi BAB
lebih dari 4 kali sehari dan keadaan feses cair. Dokter tersebut meresepkan obat sebagai berikut:
R/ Imodium No X
S 2 dd I tab
R/ Zink Tab No X
S 2 dd I tab
R/ Nifural Syr Fls I
S 3 dd 1 cth
Pertanyaan
1. Kajian Skrining R/
c. Kajian Klinis :
1. Imodium® (Loperamid)
Penggunaan Loperamid bertujuan untuk mengubah konsistensi feses dari cair
menjadi padat dan mengurangi gerak peristaltik usus dengan cara menyerap air
yang ada pada feses tersebut. Namun penggunaan loperamid tidak boleh pada
anak usia < 5 tahun dikarenakan metabolisme loperamid terjadi di hati.
Tindakan Apoteker
Menghubungi dokter dan berkonsultasi tentang sebaiknya loperamid tidak
diberikan pada pasien tersebut.
2. Zink Tab
Zink merupakan mineral yang dapat membantu mengembalikan daya tahan tubuh
anak terhadap infeksi kuman yang bersifat patogen. Pengggunaan zink juga
bermanfaat untuk pertumbuhan sel dan metabolisme tubuh. Menurut WHO
pemberian zink pada anak bayi dan balita sangat dianjurkan ketika diare akut.
Pemberian zink 20 mg per hari selama 10-14 hari berturut-turut untuk anak usia di
atas 6 bulan Tablet zink sangat mudah larut di dalam air.
Tindakan Apoteker :
Pemberian zink sudah tepat, dan memberikan PIO dosis pemberian zink cukup 1
x sehari 20 mg berturut-turut selama 10-14 hari. Apabila pasien tidak dapat
menelan maka zink tablet dapat dilarutkan sedikit dengan air kemudian berikan
kepada pasien atau mengganti sediaan zink dalam bentuk sirup.
Seorang laki-laki datang ke dokter untuk berobat. Laki-laki tersebut mengeluh bahwa
dia telah mengalami diare selama 5 hari dengan frekuensi BAB lebih dari 4 kali sehari dan
keadaan feses cair dan pasien merasa lemas. Dokter tersebut meresepkan obat sebagai berikut:
R/ Sanprima No X
S 3 dd II tab
R/ Lodia Tab No X
S 1 dd I tab
R/ Norit No X
S 1 dd 1 tab
R/ Antasida Doen
S 2 dd I tab AC
Pertanyaan
2. Kajian Skrining R/
f. Kajian Klinis
1. Sanprima® (Cotrimoxazole) yaitu terdiri dari Sulfametoksazol 400 mg dan
Trimetoprim 80 mg merupakan golongan antibiotik yang dapat membunuh
bakteri anaerob. Cotrimoxazole sering di resepkan pada untuk pasien diare yang
dapat membunuh kuman penyebab diare. Dosis Cotrimoxazole 1 kaplet 2-3 x
sehari.
Tindakan Apoteker
Pemberian Cotrimoxazole sudah tepat karena pasie telah mengalami diare lebih
dari 3 hari, kemungkinan telah terinfeksi bakteri, namun dosis cotrimoxsazole
tidak tepat 3 kali sehari 2 tab. Dosis Cotrimoxazole 1 kaplet 2-3 x sehari.
Sanprima dipasaran ada juga dalam bentuk Forte yaitu mengandung
Sulfametoxazole 800 mg dan Trimetoprim 160 mg.
2. Lodia® (Loperamid)
Penggunaan Loperamid bertujuan untuk mengubah konsistensi feses dari cair
menjadi padat dan mengurangi gerak peristaltik usus dengan cara menyerap air
yang ada pada feses tersebut. Namun penggunaan loperamid tidak boleh pada
anak usia < 5 tahun dikarenakan metabolisme loperamid terjadi di hati.
Tindakan Apoteker
Dosis kurang, karena penggunaan loperamid seharusnya diminum 2 tablet pada
awal diare dan dilanjutkan 1 tablet tiap selesai diare (maksimal 8 tab per hari).
3. Norit Tab
Norit atau sering disebut karbon aktif merupakan zat adsorben yang berfungsi
menyerap racun-racun di tubuh yang menyebabkan diare. Norit dipasaran dalam
bentuk tablet berwarna hitam dengan dosis pemberian pada diare 3-4 tablet tiap
kali selesai diare (maksimal 12 tab per hari).
Tindakan Apoteker :
Pemberian norit tidak tepat dikarenakan norit merupakan zat yang bertugas
menyerap racun pada tubuh namun juga dapat menyerap zat aktif yang ada pada
tubuh. Zat aktif yang ditakutkan terserap yaitu Cotrimoxazole yang merupakan
antibiotik yang bertugas membunuh kuman patogen penyebab diare, apabila zat
ini terserap oleh norit maka cotrimoxazole tidak dapat bekerja sempurna.
Sebaiknya norit tidak diberikan.
4. Antasida Doen
Antasida Doen merupakan obat yang bekerja untuk menetralkan kelebihan asam
lambung yang menyebabkan mual. Pemberian antasida pada kasus ini bertujuan
yaitu mengurangi rasa mual pada pasien yang mungkin terjadi ketika diare.
Tindakan Apoteker
Pemberian antasida sudah tepat, hanya saja pemberian antasida tidak boleh
bersamaan dengan obat lain, karena antasida dapat mengganggu penyerapan obat
lain. Saran berikan obat antasida terakhir dalam keadaa perut kosong (1 jam
sebelum makan) atau 3 jam setelah makan atau konsumsi obat selain antasida.