Anda di halaman 1dari 6

KASUS DIARE I

Seorang ibu datang ke dokter spesialis anak untuk berobat. Ibu tersebut mengeluh

bahwa anaknya telah mengalami demam, rewel, dan diare selama 3 hari dengan frekuensi BAB

lebih dari 4 kali sehari dan keadaan feses cair. Dokter tersebut meresepkan obat sebagai berikut:

dr. Zayn Malik Manurung, Sp. A


SIP : 124/449/SIP/DS/III/2018
Telepon : 0852 5546 7778
Alamat : Jl. Bunga, No. 34, Medan

No. R/ : 01 Tanggal R/ : 9 Des 2018

R/ Imodium No X
S 2 dd I tab
R/ Zink Tab No X
S 2 dd I tab
R/ Nifural Syr Fls I
S 3 dd 1 cth

Pro : Indah (24 Bulan)


BB : 45 Kg
Alamat : Jl. Pelangi No 3. Medan

Riwayat Penyakit : tidak ada


Alergi : tidak ada

Pertanyaan

1. Apakah R/ di atas sudah rasional?


Pembahasan :

1. Kajian Skrining R/

a. Kelengkapan Administrasi : lengkap


b. Kelengkapan Farmasetika : lengkap

c. Kajian Klinis :
1. Imodium® (Loperamid)
Penggunaan Loperamid bertujuan untuk mengubah konsistensi feses dari cair
menjadi padat dan mengurangi gerak peristaltik usus dengan cara menyerap air
yang ada pada feses tersebut. Namun penggunaan loperamid tidak boleh pada
anak usia < 5 tahun dikarenakan metabolisme loperamid terjadi di hati.
Tindakan Apoteker
Menghubungi dokter dan berkonsultasi tentang sebaiknya loperamid tidak
diberikan pada pasien tersebut.

2. Zink Tab
Zink merupakan mineral yang dapat membantu mengembalikan daya tahan tubuh
anak terhadap infeksi kuman yang bersifat patogen. Pengggunaan zink juga
bermanfaat untuk pertumbuhan sel dan metabolisme tubuh. Menurut WHO
pemberian zink pada anak bayi dan balita sangat dianjurkan ketika diare akut.
Pemberian zink 20 mg per hari selama 10-14 hari berturut-turut untuk anak usia di
atas 6 bulan Tablet zink sangat mudah larut di dalam air.
Tindakan Apoteker :

Pemberian zink sudah tepat, dan memberikan PIO dosis pemberian zink cukup 1
x sehari 20 mg berturut-turut selama 10-14 hari. Apabila pasien tidak dapat
menelan maka zink tablet dapat dilarutkan sedikit dengan air kemudian berikan
kepada pasien atau mengganti sediaan zink dalam bentuk sirup.

3. Nifural® (Nifuroxazide) merupaka antibiotik yang digunakan untuk penanganan


diare pada anak-anak. Nifural dapat diberikan pada pasien diare spesifik atau non
spesifik yang telah mengalami diare selama atau lebih dari 3 hari. Dosis nifural
untuk anak dan bayi < 6 bulan 1 sendok takar (5 ml) 2 kali sehari, untuk anak dan
bayi > 6 bulan 1 sendok takar (5 ml) 3 kali sehari.
Tindakan Apoteker
Pemberian Nifural Sudah tepat dan dosis juga sudah tepat.
4. Kondisi Demam pada pasien.
Demam dapat terjadi pada diare baik pada dewasa atau anak-anak. Demam yang
terjadi dikarenakan pengeluaran cairan bersamaan dengan diare sehingga
menyebabkan tubuh mengalami dehidrasi.
Tindakan Apoteker
Dalam kasus ini, pasien mengalami demam yang kemungkinan terjadi akibat dari
diare, namun dokter tidak ada memberikan obat penurun demam. Sebagai
apoteker dapat merekomendasikan obat penurun demam (paracetamol) dalam
bentuk drop untuk pasien pediatrik.

Konseling terhadap pasien


1. Penggunaan antibiotik Nifural harus dihabiskan dan diminum tepat tiap 8 jam sekali
2. Berikan cairan elektrolit pada anak atau ASI (jika pasien masih di beri ASI)
3. Hindari pemberian susu kemasan
4. Menjaga kebersihan lingkungan hidup dan barang untuk anak
5. Kompres tubuh anak dengan air hangat yang dapat membantu menurunkan demam anak
6. Apabila setelah penggunaan obat pasien belum membaik, maka sebaiknya bawa pasien
kembali ke dokter tersebut untuk pemeriksaan lebih dalam.
KASUS DIARE II

Seorang laki-laki datang ke dokter untuk berobat. Laki-laki tersebut mengeluh bahwa

dia telah mengalami diare selama 5 hari dengan frekuensi BAB lebih dari 4 kali sehari dan

keadaan feses cair dan pasien merasa lemas. Dokter tersebut meresepkan obat sebagai berikut:

dr. Selena Gomes Tambunan


SIP : 184/499/SIP/MDN/II/2018
Telepon : 021 777 654
Alamat : Jl. Melati, No. 04, Medan

No. R/ : 01 Tanggal R/ : 9 Des 2018

R/ Sanprima No X
S 3 dd II tab
R/ Lodia Tab No X
S 1 dd I tab
R/ Norit No X
S 1 dd 1 tab
R/ Antasida Doen
S 2 dd I tab AC

Pro : Aliando (30 tahun)


BB : 55 Kg
Alamat : Jl. Mawar No 8. Medan

Riwayat Penyakit : tidak ada


Alergi : tidak ada

Pertanyaan

1. Apakah R/ di atas sudah rasional?


Pembahasan :

2. Kajian Skrining R/

d. Kelengkapan Administrasi : lengkap


e. Kelengkapan Farmasetika : lengkap

f. Kajian Klinis
1. Sanprima® (Cotrimoxazole) yaitu terdiri dari Sulfametoksazol 400 mg dan
Trimetoprim 80 mg merupakan golongan antibiotik yang dapat membunuh
bakteri anaerob. Cotrimoxazole sering di resepkan pada untuk pasien diare yang
dapat membunuh kuman penyebab diare. Dosis Cotrimoxazole 1 kaplet 2-3 x
sehari.
Tindakan Apoteker
Pemberian Cotrimoxazole sudah tepat karena pasie telah mengalami diare lebih
dari 3 hari, kemungkinan telah terinfeksi bakteri, namun dosis cotrimoxsazole
tidak tepat 3 kali sehari 2 tab. Dosis Cotrimoxazole 1 kaplet 2-3 x sehari.
Sanprima dipasaran ada juga dalam bentuk Forte yaitu mengandung
Sulfametoxazole 800 mg dan Trimetoprim 160 mg.

2. Lodia® (Loperamid)
Penggunaan Loperamid bertujuan untuk mengubah konsistensi feses dari cair
menjadi padat dan mengurangi gerak peristaltik usus dengan cara menyerap air
yang ada pada feses tersebut. Namun penggunaan loperamid tidak boleh pada
anak usia < 5 tahun dikarenakan metabolisme loperamid terjadi di hati.
Tindakan Apoteker
Dosis kurang, karena penggunaan loperamid seharusnya diminum 2 tablet pada
awal diare dan dilanjutkan 1 tablet tiap selesai diare (maksimal 8 tab per hari).

3. Norit Tab
Norit atau sering disebut karbon aktif merupakan zat adsorben yang berfungsi
menyerap racun-racun di tubuh yang menyebabkan diare. Norit dipasaran dalam
bentuk tablet berwarna hitam dengan dosis pemberian pada diare 3-4 tablet tiap
kali selesai diare (maksimal 12 tab per hari).
Tindakan Apoteker :

Pemberian norit tidak tepat dikarenakan norit merupakan zat yang bertugas
menyerap racun pada tubuh namun juga dapat menyerap zat aktif yang ada pada
tubuh. Zat aktif yang ditakutkan terserap yaitu Cotrimoxazole yang merupakan
antibiotik yang bertugas membunuh kuman patogen penyebab diare, apabila zat
ini terserap oleh norit maka cotrimoxazole tidak dapat bekerja sempurna.
Sebaiknya norit tidak diberikan.
4. Antasida Doen
Antasida Doen merupakan obat yang bekerja untuk menetralkan kelebihan asam
lambung yang menyebabkan mual. Pemberian antasida pada kasus ini bertujuan
yaitu mengurangi rasa mual pada pasien yang mungkin terjadi ketika diare.
Tindakan Apoteker
Pemberian antasida sudah tepat, hanya saja pemberian antasida tidak boleh
bersamaan dengan obat lain, karena antasida dapat mengganggu penyerapan obat
lain. Saran berikan obat antasida terakhir dalam keadaa perut kosong (1 jam
sebelum makan) atau 3 jam setelah makan atau konsumsi obat selain antasida.

Konseling terhadap pasien


1. Penggunaan antibiotik Saprima harus dihabiskan dan diminum tepat tiap 12 jam sekali
2. Berikan cairan elektrolit sampai pasien segar kembali
3. Menjaga kebersihan lingkungan hidup
4. Hindari makanan yang berserat tinggi dan susu ketika diare
5. Konsumsi obat demam jika terjadi demam
6. Apabila setelah penggunaan obat pasien belum membaik, maka sebaiknya bawa pasien
kembali ke dokter tersebut untuk pemeriksaan lebih dalam.

Anda mungkin juga menyukai