Anda di halaman 1dari 13

“FARMAKODINAMIK DAN FARMAKINETIK OBAT

ANTIHISTAMIN (CTM) DAN FARMAKODINAMIK DAN


FARMAKINETIK OBAT ANTI TB (RIFAMICIN DAN ETHAM
BUTOL)”

Nama anggota kelompok :

Anggi Maulida Permatasari (P07220118066)


Marizka Nur Aisyah (P07220118085)
Risa Asri Setianingrum (P07220118102)
CTM
Farmakodinamik dan farmakokinetik obat antihistamin (CTM)
• Farmakodinamik
Pada pemberian oral AH-1 tradisional umumnya mulai timbul efek dalam waktu 15-30
menit, efek maksimalsekitar 1 jam, dan efek bertahan selama 4-24 jam. Pemberian
intramuskular dan intravena mempunyai pemberian intravena secara cepat dapat
menyebabkan hipotensi.Chlorpheniramin maleat merupakan obat golongan antihistamin
yang bekerja sebagai penghambat atau memblok reseptor H1 (AH1). Ekskresi antihistamin
ini terutama melalui ginjal.
• Farmakokinetik
Farmakokinetik AH-1 tradisional yang di bahas adalah klorfeniramin, bromfeniramen,
prometazin, hidroksizin, dan dipenhidramin.
• Indikasi
Antihistamin H1 berguna untuk pengobatan simptomatik berbagai penyakit alergi dan
mencegah atau mengobati mabuk perjalanan.
RIFAMICIN
Farmakodinamik dan farmakokinetik obat anti TB
(Rifamicin dan Etham Butol)
1. Obat Anti TB (Rifamicin)
• Farmakokinetik
Rifampicin adalah antibiotika oral dengan daya bakterisida terhadap mycobacterium
tuberculosis dan mycobacterium leprae. Mekanisme kerja rifampicin adalah menghambat kerja
enzym polimerase RNA yang DNA -dependent, sehingga sintesa RNA di hambat. Kadar
maksimum dalam darah tercapai 2 - 4 jam dan tetap tinggi paling tidak selama 6 jam, dengan
penyebaran yang baik di semua jaringan dan cairan tubuh. Rifampicin diekresikan melalui
empedu dan urin.
• Farmakodinamik
Reaksi yang timbul dapat berupa reaksi alergi dengan gejala - gejala demam, gatal-gatal,
ultikaria, berbagai jenis ruam kulit, eosinofilia, radang mulut dan lidah, hemolisis,
hemoglobinuria, hematuria, dan kegagalan ginjal akut.
• Indikasi
Tuberkulosis : pemakaian sebaiknya di kombinasikan paling tidak dengan satu
macam obat antituberkulosis lain, dengan tujuan untuk mencegah timbulnya
resistensi yang cepat dan untuk mempercepat penyembuhan
Lepra : Diindikasikan untuk lepra tipe lepramatous dan dimorphous, juga pada
penderita lepra tipe lain yang telah resisten atau intoleran terhadap antileprotik yang
lain.

• Posologi
Untuk pengobatan tuberkulosis dan lepra : Dewasa sehari 10 - 20 mg per kg berat
badan, untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari 8 mg
per kg berat badan
• Peringatan dan perhatian
Rifampisin tidak dianjurkan untuk wanita hamil, karena zat dapat menembus plasenta.
Pada penderita gangguan fungsi hati sebaiknya dilakukan uji terhadap fungsi hati
sebelum dan selama pengobatan.
ETHAMBUTOL
2. Obat Anti TB (Ethambutol)
• Mekanisme kerja obat
Mekanisme kerja dari etambutol adalah menghambat sintesis metabolit
penting dari metabolisme sel dan multiplikasi bakteri dengan menghambat
pembentukan asam mikolat dan dinding sel. Penghambatan sintesis dinding
sel dilakukan dengan menghambat arabinosyl transferases yang terlibat
dalam sintesis dinding sel.
• Farmakokinetik
Etambutol dapat diabsrobsi dengan baik secara oral. Kadar dalam plasma tertinggi dapat
mencapai 4mg/l dan dicapai dalam 2-4 jam setelah konsumsi sebanyak 15mg/kgBB.
Etambutol dapat diabsrobsi dengan baik secara oral. Kadar dalam plasma tertinggi dapat
mencapai 4mg/l dan dicapai dalam 2-4 jam setelah konsumsi sebanyak 15mg/kgBB.
Volume distribusi dapat mencapai 39% dan berikatan dengan protein plasma sebanyak
25%.22 Distribusinya luas ke seluruh tubuh kecuali sistem saraf pusat. Penggunaan
bersama dengan makanan akan mempengaruhi absorpsinya di traktus 15
gastrointestinal. Kadar dalam darah pada anak-anak lebih rendah dari pada orang
dewasa. Metabolisme obat ini terjadi di hepar, dimana obat ini diubah menjadi bentuk
metabolit aldehida tidak aktif dan asam karboksilat. Ekskresi dari etambutol sebanyak
50-70% melalui ginjal, sehingga ekskresi obat ini akan lebih lambat pada orang dengan
gangguan ginjal
• Indikasi
Tuberkulosis dalam kombinasi dengan obat lain untuk pengobatan tuberkulosis yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis; pengobatan yang disebabkan
oleh Mycobacterium avium complex (Informasiobat, 2012).

• Farmakodinamik
Etambutol bekerja dengan cara menghambat arabinosyl transferase yang terlibat dalam
proses biosintesis dinding sel bakteri. Mekanisme kerja lain dari etambutol ialah
menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolisme sel terganggu, multiplikasi
terhambat, dan menyebabkan kematian sel
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai