Anda di halaman 1dari 16

DECOLGEN

oBemi Ayu P.L


oIntan Sari P
oMutia Martina
oRR Bella Batari
oSalsabila Dhinia R.P (16718477)
oWarni Zulhija Putri (17718309)
Outline
 Nama Obat
 Komposisi
 Efek Utama
 Efek Samping
 Mekanisme Farmakokinetik
 Mekanisme Farmakodinamik
 Caution
Nama Obat
Decolgen
Decolgen adalah obat yang digunakan untuk mengobati
gejala flu seperti sakit kepala, demam, pilek, hidung
tersumbat, mata berair, dan bersin-bersin
Komposisi

Komposisi Decolgen dibuat dari bahan-bahan aktif,diantaranya:


Untuk decolgen biasa:
• Paracetamol 500 mg
• Chlorpheniramine maleat 2 mg
• Fenilefrin HCl 10 mg
Untuk decolgen forte:
• Paracetamol 500 mg
• Chlorpheniramine maleat 2 mg
• Fenilpropanolamine HCl 25 mg
Efek Utama

Efek utama obat Decolgen adalah untuk meredakan hidung tersumbat, sakit
kepala, pegal-pegal, dan demam yang disebabkan oleh flu, dan infeksi
saluran napas akut. Obat ini juga digunakan untuk mengatasi gejala bersin-
bersin, sinusitis, dan masalah terkait pernapasan lainnya.
Efek Samping

 Obat yang mengandung paracetamol dapat menyebabkan kerusakan


pada hati terutama jika pengguna melebihi dosis yang dianjurkan.
Potensi efek samping ini meningkat pada pengguna alkohol.
 Pada saluran cerna misalnya mual dan muntah. Pada pengguna dosis
yang lebih tinggi meningkatkan resiko terjadinya perdarahan
lambung.
 Pada penggunaan jangka panjang, dapat meningkatkan resiko
kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
 Sakit kepala, mengantuk, vertigo, mulut kering, dan retensi urin
(kandung kemih tidak dapat mengeluarkan urin hingga kosong)
Mekanisme Farmakokinetik
Paracetamol diabsorbsi dengan baik di usus halus melalui transport pasif pada
pemberian oral. Pemberian dengan makanan akan sedikit memperlambat absorpsi
paracetamol.
Distribusi
Setelah pemberian oral, konsentrasi puncak pada plasma akan dicapai dalam waktu
10 – 60 menit pada tablet biasa dan 60 – 120 menit untuk tablet lepas-lambat.
Konsentrasi rata-rata di plasma adalah 2,1 μg/mL dalam 6 jam dan kadarnya hanya
dideteksi dalam jumlah kecil setelah 8 jam. Paracetamol memiliki waktu paruh 1 – 3
jam
Metabolisme
Metabolisme paracetamol terutama berada di hati melalui proses glukoronidasi dan
sulfasi menjadi konjugat non toksik. Sebagian kecil paracetamol juga dioksidasi
melalui enzim sitokrom P450 menjadi metabolit toksik berupa N-acetyl-p-benzo-
quinone imine (NAPQI)
Sekitar 85% paracetamol diekskresi dalam bentuk terkonjugasi dan bebas melalui
urin dalam waktu 24 jam. Pada paracetamol oral, ekskresi melalui renal berlangsung
dalam laju 0,16 – 0,2 mL/menit/kg. Eliminasi ini akan berkurang pada individu
berusia > 65 tahun atau dengan gangguan ginjal.
Mekanisme Farmakokinetik
Farmakokinetik chlorpheniramine maleat adalah sebagai berikut:

• Absorpsi
Obat chlorpheniramine diabsorpsi baik setelah konsumsi per oral. Bioavailabilitas obat
sekitar 25‒50%. Konsentrasi puncak tercapai dalam waktu 2‒3 jam. Masa kerja obat adalah
sekitar 4‒6 jam.

• Metabolisme
Chlorpheniramine terutama dimetabolisme di hepar, melalui enzim sitokrom P450 (CYP450).
Antihistamin H1 merupakan salah satu golongan obat yang menginduksi enzim mikrosomal
hepatik, dan dapat memfasilitasi metabolismenya sendiri.

• Distribusi
Sekitar 72% chlorpheniramine dalam plasma darah terikat protein.

• Eliminasi
Waktu paruh obat dalam plasma darah, bervariasi sekitar 12‒15 jam, hingga mencapai 27
jam. Waktu paruh dapat berdurasi sekitar tiga kali lebih lama daripada efek
terapeutiknya. Sebagian besar chlorpheniramine dikeluarkan oleh tubuh, melalui urine.
Farmakokinetik fenilefrin

Absorbsi
Pemberian fenilefrin melalui oral akan diserap cepat dan sempurna

Distribusi
Terjadi secara cepat ke jaringan perifer dan organ, utamamya apabila
diberikan melalui intravena.

Metabolisme
Metabolisme presistemik di enterosit truktus gastrointestinal·
Fase I dan fase II oleh monoamine oxidase dan sulfotransferase· Metabolit
hasil metabolism via oral : unconjugated m-hydroxymandelic acid 30%

Ekskresi
Fenilefrin dieksresi lewat ginjal, sekitar 80%-90% dosis yang diminum ral akan
dieliminasi dalam waktu 48 jam
FARMAKODINAMIK FENILEFRIN

• Farmakodinamik Dekongestan nasal bekerja pada mukosa


nasal dan ostia paranasal sinus untuk merestorasi fungsi
fisiologis dari nasal dan paranasal sinus.

• Dekongestan dibagi menjadi menjadi 2 jenis menurut cara


kerjanya, yaitu:

• Amina simpatomimetik: fenolik (phenylephrine, epinephrine),


dan nonfenolik (efedrin dan fenilpropanolamin)Derivatif
imidazole: oxymetazoline, tetryzoline, xylometazoline
• Aktivasi reseptor adrenergik α menyebabkan aktivasi
noradrenalin yang kemudian memiliki efek
vasokonstriksi pada pembuluh darah vena
(capacitance vessels)
• yang banyak di mukosa nasal serta meningkatkan
resistensi pada pembuluh darah arteriol dan
anastomosis arteriovenosa (resistance vessels)
FARMAKODINAMIK CHLORPHENORAMINE

• Mekanisme kerja chlorpheniramine sebagai antagonis H1 adalah berkompetisi


dengan aksi dari histamin endogenus, untuk menduduki reseptor-reseptor normal
H1 pada sel-sel efektor di traktus gastrointestinal, pembuluh darah, traktus
respiratorius, dan beberapa otot polos lainnya.

• Efek antagonis terhadap histamin ini akan menyebabkan berkurangnya gejala


bersin, mata gatal dan berair, serta pilek pada pasien.

• Chlorpheniramine maleat memiliki efek antikolinergik, dan sedatif


ringan.Diperkirakan bahwa mekanisme antihistamin obat ini, juga memiliki efek
antiemetik, antimotion sickness, dan antivertigo, berhubungan dengan kerja obat
dalam memengaruhi antikolinergik pusat.

• Obat antagonis H1 klasik, dapat menstimulasi dan mendepresi susunan saraf


pusatChlorpheniramine yang digunakan secara topikal, dapat meredakan pruritus.
FARMAKODINAMIK PARACETAMOL
• Farmakodinamik Enzim siklooksigenase (COX) memiliki
beberapa isoform. Yang paling dikenal adalah COX-1 dan COX-
2.
• Enzim COX-1 merupakan enzim yang diekspresikan oleh
hampir semua jaringan di tubuh, termasuk platelet,
• dan memiliki peran dalam produksi prostaglandin yang
terlibat dalam proteksi lambung, agregasi platelet,
autoregulasi aliran darah renal, dan inisiasi parturisi.
• COX-2 berperan penting dalam proses inflamasi dengan
mengaktivasi sitokin inflamasi. COX-2 juga diekspresikan di
ginjal dan memproduksi prostasiklin yang berperan dalam
homeostasis ginjal.
• Aktivasi COX-1 dan COX-2 dipengaruhi oleh kadar asam
arakidonat.
• Ketika kadar asam arakidonat rendah, maka prostaglandin
akan dibentuk dari terutama dari COX-2, sementara saat kadar
asam arakidonat tinggi, prostaglandin akan dibentuk terutama
dari COX-1.
Caution

• Hati-hati menggunakan obat ini pada pasien dengan


gangguan fungsi hati dan ginjal.
• Jangan mengemudi setelah menggunakan obat ini,
karena menyebabkan kantuk.
• Tidak dianjurkan penggunaan pada anak usia di
bawah 6 tahun, wanita hamil & menyusui, kecuali atas
petunjuk dokter.
• Penggunaan pada penderita yang mengonsumsi
alkohol dapat meningkatkan risiko kerusakan hati.
• Gunakan obat sesuai dosis
Referensi

 https://www.honestdocs.id/decolgen-tablet
 https://doktersehat.com/decolgen/

Anda mungkin juga menyukai