Anda di halaman 1dari 27

OM SWASTIASTU

PARKINSON
NAMA KELOMPOK
• NI KADEK GITA ARDI ROSANTI (18031002)

• I MADE SURYA WIDIANTARA (18031005)

• NI PUTU DIAH ANANTARI (18031007)


DEFINISI PARKINSON
Penyakit Parkinson merupakan gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh
proses degenerasi ganglia basalis pada sel substansia nigra pars compacta (SNc)
dan ditandai dengan karakteristik seperti tremor saat istirahat, kekakuan otot dan
sendi (rigidity), kelambatan gerak dan bicara (bradikinesia) serta instabilitas posisi
tegak (postural instability)

Penyakit ini adalah penyakit neurodegenerative yang paling sering terjadi


setelah Alzheimer. Penyakit parkinson dimulai perlahan, tidak disadari, berangsur-
angsur memburuk dan mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
ETIOLOGY PARKINSON
Etiologi penyakit parkinson belum diketahui, atau idiopatik. Penyakit Parkinson
disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansia nigra. Akibatnya, penderita tidak
bisa mengatur/menahan gerakan-gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana
kerusakan itu belum jelas benar. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan timbulnya
penyakit parkinson adalah sebagai berikut:

Genetik Infeksi

Usia Stres
PATOFISIOLOGI
PARKINSON

Penyakit Parkinson terjadi karena penurunan kadar dopamin yang kuat, akibat

kematian neuron di substansia nigra pars kompakta. Respon motorik yang

abnormal disebabkan oleh karena penurunan yang sifatnya progesif dari

neuritransmiter dopamin. Kerusakan progresif lebih dari 60% pada neuron

dopaminergik substansia nigra merupakan faktor dasar munculnya penyakit

parkinson.
TANDA DAN GEJALA PARKINSON
1 .Gejala Motorik 2 . Gejala Non - Motorik
a. Tremor a. Disfungsi otonom

b. Rigiditas/kekakuan Pada stadium dini b. Gangguan ognitif


c. Gangguan suasana hati
c. Akinesia/bradikinesia
d. Gangguan tidur
d. Freezing
e. Gangguan sensasi
e. Mikrografia Tulisan tangan secara gradual menjadi
kecil dan rapat, pada beberapa kasus hal ini merup
akan gejala dini.
f. Langkah dan Gaya Jalan

g. Bicara Monoton
h. Demensia Adanya perubahan status mental selama
perjalanan penyakitnya dengan deficit kognitif
KLASIFIKASI PARKINSON
STADIUM PARKINSON
PROSES
ASUHAN
FISIOTERAPI
ASSESMENT

A. Anamnesis
• Indentitas Paisen
a. Nama : Mr. Z
b. Usia : 60 Tahun
c. Jenis Kelamin : Laki – Laki
d. Agama : Hindu
e. Pekerjaan : Petani
f. Hobi: Berkebun
g. Alamat : Jalan Teratai No 8
B. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengeluh tangan gemetar saat di istirahat, lalu merasa lemas dan hilangnya
keseimbangan saat berjalan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)


Sebelumnya 6 bulan yang lalu pasien telah mengeluh tangan kanannya bergetar saat di
istirahatkan, tetapi pasien belum melakukan pengobatan medis maupun tradisional karena
pasien menganggap hal tersebut akibat kelelahan dan belum mengganggu aktivitasnya. Pada
2 bulan terakhir pasien merasa tangan kirinya mulai ikut bergetar saat di istirahatkan, adanya
rasa lemas, hilangnya keseimbangan saat berjalan dan merasa kaku di aera tangan kanan
sehingga pasien merasa kesulitan saat melakukan pekerjaannya di sawah maupun dirumah.
Selanjutnya pasien memutuskan untuk pergi ke dokter dan diagnosis mengalami parkinson
stadium 3 setelah itu pasien dirujuk ke fisioterapis.

c. Riwayat Penyakit Dahulu


(RPD)
Riwayat terpapar pestisida 1 tahun yang lalu
d. Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Tidak Ada

e. Riwayat Ekonomi
Pasien seorang petani yang aktif bekerja dan memiliki hobi berkebun

PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan Objektif
A. Vital Sign
Absolut Tambahan*

TD : 120/80 mmHg Saturasi Oksigen : 96%


HR : 80x/menit Kesadaran : Composmentis
RR : 21x/menit Berat badan : 65 kg
Suhu : 360C Tinggi badan : 170 cm
2. Pemeriksaan Per-Kompetensi
A. Pemeriksaan fisik B. Pemeriksaan Fungsi Gerak Dasar
Hasil Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan

- Tangan kanan dan kiri pasien Dilakukan dengan kesimpulan pasien


terlihat bergetar dapat melakukan gerakan pada
Inspeksi Statis Aktif
- Postur tubuhnya sedikit
ekstremitas atas dan bawah dengan
membungkuk
full ROM
- Saat berjalan pasien terlihat Dilakukan dengan kesimpulan pasien
kurang seimbang dan dapat melakukan gerakan pada
Pasif
langkahnya sedikit lambat ekstremitas atas dan esktermitas
Inspeksi
- Saat pasien bergerak terlihat bawah dengan full ROM
Dinamis
koordinasinya tidak teratur Dilakukan dengan kesimpulan pasien

- Pasien menggunakan alat tidak mampu menahan tahanan


Isometrik minimal dibagian lengan kanan pada
bantu berjalan (tongkat)
ekstermitas atas tetapi lengan bagian
- Suhu pasien normal
Palpasi
kiri dapat menahan tahanan minimal
- Tidak ada nyeri tekan
3. Pemeriksaan Khusus
A. Pemeriksaan Nyeri dengan VAS
Pengukuran Alat Ukur Hasil
Jenis nyeri Hasil
Nyeri Diam 0/10
Nyeri Tekan 0/10
Nyeri Gerak 1/10

Interpretasi:
Pengukuran jenis nyeri yang dibagi menjadi nyeri diam, nyeri
tekan dan nyeri gerak.
VAS
Skala nyeri Interpretasi
Nyeri (Visual Analog
0-1 Tidak Nyeri
Scale)
1-3 Nyeri Ringan
  3-6 Nyeri Sedang
  6-8 Nyeri Berat
  8-10 Nyeri Sangat Berat

  Dari hasil pengukuran didapatkan nyeri diam 0/10 yang


berarti tidak nyeri, nyeri tekan 0/10 yang berarti tidak nyeri
  dan nyeri gerak 1/10 yang berarti tidak nyeri. Yang dilakukan
pada ekstermitas atas
Regio Dextra Otot Nilai Regio Sinitra Otot Nilai  

Fleksor 3 Fleksor 4
Ekstensor 3 Ekstensor 4
Shoulder Shoulder
Adductor 3 Adductor 4
Abductor 3 Abductor 4
Fleksor 3 Fleksor 4
Ekstensor 3 Ekstensor 4
Elbow Elbow
Pronator 3 Pronator 4
Supinator 3 Supinator 4
Dorsi fleksor 3 Dorsi fleksor 4
B. Pemeriksaan
Palmar fleksor 3 Palmar fleksor 4
Wrist Wrist
Ulnar deviator 3 Ulnar deviator 4 Kekuatan Otot
Radial deviator
Fleksor 43 Radial deviator
Fleksor 4
4
dengan MMT
Ekstensor 4 Ekstensor 4
Hip Hip
Adductor 4 Adductor 4
Abductor 4 Abductor 4
Fleksor 4 Fleksor 4
Knee Knee
Ekstensor 4 Ekstensor 4
Dorsi fleksor 4 Dorsi fleksor 4
Plantar fleksor 4 Plantar fleksor 4
Ankle Ankle
Inventor 4 Inventor 4
C. Pemeriksaan Keseimbangan menggunakan “Pastors
Test” Pengukuran Cara Ukur Hasil

Skala nyeri Interpretasi

0 Tetap tegak tanpa melangkah

Tegak kembali, satu langkah kebelakang


1
(tanpa bantuan)

Tegak kembali 2 langkah atau lebih


2
kebelakang (tanpa bantuan)
Keseimbangan Pastor test
Tegak kembali beberapa langkah
3
kebelakang dengan bantuan

Jatuh kebelakang tanpa mencoba


4
melangkah.

Dari hasil pengukuran didapatkan Saat pemeriksaan pastor’s test


atau memberikan dorongan mendadak kebelakang dengan posisi
pasien berdiri, saat pemeriksaan berlangsung pasien tegak kembali
2 langkah atau lebih ke belakang.
0: tidak dapat melakukan sendiri
D. Pemeriksaa Aktifitas Indicator skor Skor
1: memerlukan bantuan, tetapi dapat
Penggunaan toilet 1
melakukan beberapa hal sendiri
0: tidak dapat melakukan sendiri
n ADL 2: mandiri
Makan 1: memerlukan bantuan dalam 0
menggunak beberapa hal 0: tidak dapat melakukan

2: dapat melakukan sendiri 1: perlu bantuan beberapa orang


an Indeks Transfer 2
0: memerlukan bantuan 2: perlu bantuan minimal
Mandi 0
Barthel 1: dapat melakukan sendiri 3: mandiri

0: memerlukan bantuan
0: immobile
Kebersihan diri 0
1: dapat melakukan sendiri
1: memerlukan kursi roda
(mencukur, sikat gigi dll)
Mobilitas 3
2: berjalan dengan bantuan
0: tidak dapat melakukan sendiri
3: mandiri (meskipun menggunakan alat
Berpakaian 1: memerlukan bantuan minimal 1 bantu seperti tongkat)
0: tidak dapat melakukan sendiri
2: dapat dilakukan sendiri
Naik tangga 1: perlu bantuan 1
0: inkontinensia alvi
2: mandiri
Defekasi 1: kadang terjadi inkontinensia 1
Total 11
2: tidak terjadi inkontinensia Interpretasi:  
0-20 Independen/Mandiri  
0: inkontinensia urin/menggunakan 12-19 dependen ringan  
kateter
9-11 dependen sedang    
Miksi 2 5-8 dependen berat  
1: kadang terjadi inkontinensia
0-4 dependen total  
2: tidak terjadi inkontinensia Pasien diatas memiliki hasil pemeriksaan dependen sedang  
E. Pemeriksaan Koordinasi (Finget to Nose)

Pemeriksaan ini dapat dilakukan dengan memposisikan pasien dalam


kondisi berbaring, duduk atau berdiri. Selanjutnya diawali dengan pasien
mengabduksikan lengan serta posisi ekstensi total, lalu pasien diminta untuk
menyentuh ujung hidungnya sendiri dengan ujung jari telunjuknya. Mula-
mula dengan gerakan perlahan kemudian dengan gerakan cepat, baik dengan
mata terbuka dan tertutup. (Hasil tes positif)
 

4. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus parkinson yang terjadi pada pasien, kita dapat melakukan
beberapa jenis pemeriksaan penunjang untuk mendukung diagnosis. Berikut
pemeriksaan penunjang yang dapat kita lakukan.
A. Laboratorium
B. Pencitraan
PROBLEMATIKA FISIOTERAPI
- Kekuatan otot ekstermitas atas kanan menurun
- Postur tubuh yang bungkuk
- Keseimbangan serta koordinasi mulai terganggu
- Gangguan dalam melakukan ADL

PLANING PADA KASUS


1. Jangka Pendek 2. Jangka Panjang
- Meneruskan program jangka pendek
- Meningkatkan kekuatan otot pasien
- Meningkatkan aktivitas fisik dan kemampuan funsional
- Memperbaiki postur tubuh secara mandiri

- Meningkatkan keseimbangan serta koordinasi


INTERVENSI
Intervensi Metode Pelaksanaan Dosis Evidence Based

Pertama posisikan pasien duduk dengan rileks, lalu


arahkan pasien untuk menggerakan dempul kearah Sara Mateos-Toset, OT, MS, Irene Cabrera-Martos,
Stengthening naik turun, selanjutnya gerakan dempul Durasi 10 – 15 menit 2015,'Effects of a Single HandeExercise Session on
Manual Dexterity and
menggunakan sisi lateral tangan, lalu remas
dempul, selanjutnya dempul digulung

Pertama posisikan tubuh pasien berdiri tegap dan


menempel di dinding lalu mintalah pasien untuk
Durasi : 30 detik di tahan, Repetisi :
Koreksi Posture menarik bahu kebelakang, pastikan posisi kepala Power Point Parkinson
8x
dan dagu pasien tetap lurus, tambahkan bola busa
kecil di belakang kepala pasien agar lebih mudah

Pertama posisikan pasien berdiri dengan tegap di


depan anak tangga atau papan, selanjutnya minta
Latihan Keseimbangan pasien untuk mengangkat kaki kanan setara Durasi : 8-10 detik ditahan, lalukan
Artikel Exercise For People with Parkinson’s Disease http
Single leg stand exercise 10x pengulangan s://www.healthxchange.sg/head-neck/brain-nervous-syst
dengan tinggi tangga atau papan dan kaki kiri
em/mobility-exercises-for-parkinsons-disease
tetap menopang beban, gerakan dapat diulang
secara bergantian

Pertama posisikan pasien duduk dengan rileks,


K.Bharathi1, A. Sasikumar, 2020,'A Comparative Study
selanjutnya arahkan pasien untuk melakukan between General Exercise and Frenkel’s Exercise among
Latihan Koordinasi
Parkinson’s', International Journal of Research and
Frenkel Exercise gerakan prosotan tumit,dimana tumit salah satu
Dilakukan Repetisi : 10x Scientific Innovation, vol.7, hh. 93-108
tugkai diletakan pada kaki yang berlawanan lalu
luncurkan tumit di sepanjang tulang kering kaki
laiinya, lakukan secara berulang
A. Pemeriksaan Kekuatan Otot dengan MMT
Regio Dextra Otot Nilai Regio Sinitra Otot Nilai  

EVALUASI Fleksor 4 Fleksor 5


Ekstensor 4 Ekstensor 5
Shoulder Shoulder
Adductor 4 Adductor 5
Abductor 4 Abductor 5
Fleksor 4 Fleksor 5
Ekstensor 4 Ekstensor 5
Elbow Elbow
Pronator 4 Pronator 5
Supinator 4 Supinator 5
Dorsi fleksor 4 Dorsi fleksor 5
Palmar fleksor 4 Palmar fleksor 5
Wrist Wrist
Ulnar deviator 4 Ulnar deviator 5
Fleksor
Radial deviator 54 Fleksor
Radial deviator 5
Ekstensor 5 Ekstensor 5
Hip Hip
Adductor 5 Adductor 5
Abductor 5 Abductor 5
Fleksor 5 Fleksor 5
Knee Knee
Ekstensor 5 Ekstensor 5
Dorsi fleksor 5 Dorsi fleksor 5
Plantar fleksor 5 Plantar fleksor
Ankle Ankle
Inventor 5 Inventor 5
B. Pemeriksaan Keseimbangan menggunakan “Pastors Test”

Pengukuran Cara Ukur Hasil

Skala nyeri Interpretasi

0 Tetap tegak tanpa melangkah

Tegak kembali, satu langkah


1
kebelakang (tanpa bantuan)

Tegak kembali 2 langkah atau lebih


2
kebelakang (tanpa bantuan)

Keseimbangan Pastor test Tegak kembali beberapa langkah


3
kebelakang dengan bantuan

Jatuh kebelakang tanpa mencoba


4
melangkah.

Dari hasil pengukuran didapatkan Saat pemeriksaan


pastor’s test atau memberikan dorongan mendadak
kebelakang dengan posisi pasien berdiri, saat pemeriksaan
berlangsung pasien tegak kembali 1 langkah atau lebih ke
belakang.
D. Pemeriksaa Aktifitas Indicator skor Skor
0: tidak dapat melakukan sendiri

1: memerlukan bantuan, tetapi dapat


Penggunaan toilet 1
n ADL 0: tidak dapat melakukan sendiri
melakukan beberapa hal sendiri

2: mandiri
1: memerlukan bantuan dalam
menggunak Makan
beberapa hal
1
0: tidak dapat melakukan

an Indeks 2: dapat melakukan sendiri 1: perlu bantuan beberapa orang


Transfer 2
0: memerlukan bantuan 2: perlu bantuan minimal
Barthel Mandi
1: dapat melakukan sendiri
1
3: mandiri

0: memerlukan bantuan
0: immobile
Kebersihan diri 1
1: dapat melakukan sendiri
1: memerlukan kursi roda
(mencukur, sikat gigi dll)
Mobilitas 3
2: berjalan dengan bantuan
0: tidak dapat melakukan sendiri
3: mandiri (meskipun menggunakan alat
Berpakaian 1: memerlukan bantuan minimal 2 bantu seperti tongkat)
0: tidak dapat melakukan sendiri
2: dapat dilakukan sendiri
Naik tangga 1: perlu bantuan 2
0: inkontinensia alvi
2: mandiri
Defekasi 1: kadang terjadi inkontinensia 1
Total 17
2: tidak terjadi inkontinensia Interpretasi:  
0-20 Independen/Mandiri  
0: inkontinensia urin/menggunakan 12-19 dependen ringan  
kateter
9-11 dependen sedang    
Miksi 2 5-8 dependen berat  
1: kadang terjadi inkontinensia
0-4 dependen total  
2: tidak terjadi inkontinensia Pasien diatas memiliki hasil pemeriksaan dependen ringan  
2.1 Clinical Reasoning

Gangguan pada ganglia basalis


(sel – sel neuron di Subtansia
Nigra pars compact mengalamki
degenerasi.

CLINICAL REASONING Penurunan kadar dopamin

Fungsi neuron di SSP menurun

Gejala motorik :

Tremor, rigiditas, instabilitas postural

Penurunan Kekuatan Gangguan Gangguan posture


Otot Keseimbangan dan
Koordinasi

Stengthening Koreksi posture


Latihan
Keseimbangan
dan Koordinasi
HOME PROGRAM
No Program Ringkasan Dosis Fungsi

Pertama posisikan tubuh pasien berdiri tegap


dan menempel di dinding lalu mintalah pasien
- Memperb
untuk menarik bahu kebelakang, pastikan posisi Durasi : 30 detik di
1 Koreksi Postur aiki postur
kepala dan dagu pasien tetap lurus, tambahkan tahan, Repitisi : 8x
pasien
bola busa kecil du belakang kepala pasien agar
lebih mudah

Pertama posisikan pasien berdiri secara rileks, Melatih


selanjutnya arahkan pasien untuk berjalan sikap posisi
Durasi : 6 menit,
2 Tendem Walking dengan mata terbuka serta tanpa menggunakan tubuh dan
Repetisi : 15x/3 set
alas kaki, saat pasien berjalan fisioterapi tetap keseimbang
memantau pergerakan pasien an

Dilakukan 3x
Pasien dapat melakukan gerakan – gerakan
seminggu dengan Meningkatk
3 Senam Parkinson dasar seperti menoleh ke kanan dan kekiri, lalu
durasi 15 – 30 an body
melakukan gerakan pada lengan kanan serta kiri
menit awareness
DOKUMENT
Intervensi dan Home Program

Link video

• https://youtu.be/wkDiOCIX_xA
• https://youtu.be/PIXVacIBjjE

• https://youtu.be/MLIeqDWYVao
OM SANTIH SANTIH
SANTIH OM

Anda mungkin juga menyukai