Disusun Oleh :
Sana Ghita Fauziah
G4A019033
PENCEGAHAN
Mencucii tangan, Makan – makanan
bergizi dan bersih, Imunisasii
Influenza.
FARINGITIS,TONSILOFARINGITIS,TONSIL
ETIOLOGI
TIS
• Istilah Faringitis
menunjukkan infeksi akut
pada faring / tonsil yang
berlangsung hingga 14
hari.
• Faringitis insidensi
meningkat seiring
bertambahnya usia,
mencapai punvaknya pada
usia 4-7 tahun.
MANIFESTASI KLINIS
Faringitis akibat streptokokus : nyeri tenggorokkan dengan awitan mendadak , disfagia,
dan demam.
Anak > 2 tahun : nyeri kepala, nyeri perut, muntah, demam (39-40 C)
Disebabkan virus : Rinore, suara serak, batuk, konjungtivitis, diare.
Pada pemerifksaan fisik : faring hiperemis, tonsil bengkak dengan eksudasi, uvula
hiperemis/edema,pembesaran KGB pada servikal anterior, eksoriasi hidung, petekie
palatum mole, ruam skarlatina.
TATALAKSANA KOMPLIKASI
Antibiotik Otitis Media purulen
( Penisilin 15-30 mg/KgBB/hari Ulkus kronik yg luas
dibagi 3 dosis selama 10 hari. Rinosinusitis
Amoksisilin 50 mg/KgBB/Hari Mastoiditis
dibagi 2 selama 6 hari,dll) Abses retrofaringeaal/parafaringeal
Tonsilektomi : dilakukan pada ISPA – Bawah (pneumonia)
kasus tonsilofsringitis
kronis/berulang/ terjadi obstruktif
sleep apneu (dihindari pada anak
dibawah 3 tahun)
Terapi symptom
ISPA
BAWAH
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik.
Pneumonia
Etiologi
tipe B
Mycoplasma Moraxella catharalis
pneumoniae
Streptococcus Neisseria meningitidis
pneumoniae
4 bulan – 5 tahun
Virus Staphylococcus aureus
Etiologi yang Etiologi yang Virus Adeno
Usia Virus
sering jarang Virus Influenza Virus Varisela-Zoster
Virus Rino
Bakteri Bakteri Respiratory Synctial
E. colli Bakteri anaerob Virus
Sterptococcus group B Sterptococcus group D
Bakteri Bakteri
Listeria monocytogenes Haemophillus influenzae
Chamydia pneumoniae Haemophillus influenzae
Streptococcus pneumoniae
Lahir – 20 hari
Ureaplasma urealyticum Mycoplasma Legionella sp
pneumoniae
Virus
Streptococcus Staphylococcus aureus
Virus Sitomegalo
pneumoniae
Virus Herpes Simpleks
Bakteri Bakteri Virus
Chlamydia trachomatis Bordetella pertussis 5 tahun – remaja Virus Adeno
Streptococcus pneumoniae Haemophillus influenzae Virus Epstein-Barr
tipe B
Virus Influenza
Virus Moraxella catharalis
3 minggu–3 bulan Virus Adeno Staphylococcus aureus Virus Parainfluenza
Virus Influenza Ureaplasma urealyticum Virus Rino
Virus Parainfluenza 1,2,3 Virus Respiratory Syncytial
Respiratory Syncytial virus Virus Sitomegalo Virus
Virus Varisella-Zoster
KLASIFIKASI
01 ANATOMI
03 •
LINGKUNGAN
• Pneumonia Lobaris Community-acquired (P. Komunitas)
• Pneumonia Lobularis (bronkopneumonia) • Hospital-acquired (P. Nosokomial)
• Pneumonia interstitialis (bronkiolitis) • Immunocompromised
02 •
ETIOLOGIS
04 GEJALA KLINIS
Bakteri • Klasik (adanya batuk produktif)
• Virus • Atipik (mempunyai ciri batuk
• Jamur nonproduktif)
• Aspirasi
(Misnadiarly, 2008; Alatas dan Hassan, 2007).
MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis pada bayi dan anak secara umum:
Gejala infeksi umum
Demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
napsu makan, keluhan gastrointestinal, gejala infeksi
ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori
Batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas
cuping hidung, air hunger, merintih, dan sianosis.
Said, 2010
MANIFESTASI KLINIS
Tanda pneumonia:
• Retraksi dinding dada, fremitus vokal meningkat, pekak
perkusi, suara napas melemah, dan terdengar
crackles/rales (kadang mengi).
• nyeri dada, friction rub, dan nyeri abdomen.
Said, 2010
MANIFESTASI KLINIS
Said, 2010
TATALAKSANA
Penatalaksanaan Umum
• Pasien dengan saturasi oksigen <92% pada saat bernapas dengan udara kamar harus
diberikan terapi oksigen dengan kanul nasal, head box, atau sungkup
• Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena dan
dilakukan balans cairan ketat.
• Antipiretik dan analgetik dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
• Nebulisasi β2 agonis dan/atau NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki mucocilliary
clearance
• Pasien yang mendapat terapi oksigen harus diobservasi setidaknya setiap 4 jam sekali,
termasuk pemeriksaan oksigen.
TATALAKSANA
Pemberian Antibiotik
• Amoksisilin merupakan pilihan pertama untuk antibiotik oral pada anak < 5 tahun.
o Alternatifnya adalah co-amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritomisin, dan azitromisin.
• Makrolid diberikan sebagai pilihan pertama secara empiris pada anak > 5 tahun.
• Antibiotik yang dianjurkan adalah ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav, cefriaxone,
cefuroxime dan cefotaxime.
• Pemberian antibiotik oral harus dipertimbangkan jika terdapat perbaikan setelah
mendapat antibiotik intravena.
TATALAKSANA
Rawat Jalan
• Pada pneumonia ringan rawat jalan dapat diberikan antibiotik lini pertama secara oral,
misalnya amoksisilin atau kotrimoksazol.
• Pada pneumonia ringan berobat jalan, dapat diberikan antibiotik tunggal oral dengan
efektifitas yang mencapai 90%.
• Dosis amoksisilin 25 mg/kgBB, sedangkan kotrimoksazol 4 mg/kgBB .
• Makrolid, baik eritromisin maupun makrolid baru, dapat digunakan sebagai terapi
alternatif beta-laktam untuk pengobatan inisial pneumonia.
PENCEGAHAN
(Sumiyati,2015).
Etiologi
Pertusis disebabkan oleh Bordetella Pertussis adalah suatu
kuman (bakteri) yang kecil dengan ciri-ciri organisme ini
antara lain:
1. Berbentuk batang (coccobacilus).
2. Tidak dapat bergerak.
3. Bersifat gram negatif.
4. Tidak berspora, mempunyai kapsul.
5. Mati pada suhu 55 C selama ½ jam, dan tahan pada suhu
rendah (0- 10 C).
6. Dengan pewarnaan Toluidin blue, dapat terlihat granula
bipolar metakromatik.
7. Tidak sensitif terhadap tetrasiklin, ampicillin, eritomisisn,
tetapi resisten terhdap penicillin.
MANIFESTASI KLINIS
Masa inkubasi 6 – 20 hari, rata – rata 7 hari.
Stadium Kataralis
Stadium ini berlangsung 1 – 2 minggu ditandai dengan
adanya batuk-batuk ringan, terutama pada malam hari,
pilek, serak, lakrimasi, dan demam ringan. Stadium ini
menyerupai influenza.
Sangat Infeksius
MANIFESTASI KLINIS
Stadium Spasmodik
Berlangsung 2 – 4 minggu, batuk semakin berat sehingga pasien
gelisah dengan muka merah dan sianotik. Batuk terjadi
paroksismal berupa batuk-batuk khas. Serangan batuk panjang
dan tidak ada inspirasi di antaranya dan diakhiri dengan whoop
(tarikan nafas panjang dan dalam berbunyi melengking). Sering
diakhiri muntah disertai sputum kental. Akibat tekanan saat batuk
dapat terjadi perdarahan subkonjungtiva dan epistaksis. Tampak
keringat, pembuluh darah leher dan muka lebar.
Stadium Konvalesen
Berlangsung selama 2 minggu sampai sembuh. Jumlah dan
beratnya serangan batuk berkurang, muntah berkurang, dan nafsu
makan kembali membaik
Komplikasi
Sistem respirasi
Pneumonia (aspirasi,sekunder infeksi), TBC dari latent jadi aktif,
Atelektasis, Ruptur alveoli,emfisema,pneumothoraks
Sistem Pencernaan
Muntah-muntah yang berat dapat menimbulkan emasiasi,
prolaps rectum atau hernia, ulkus pada ujung lidah dan stomatitis.
Antibiotik
a. Eritromisin: 50 mg/kgBB/hari oral selama 10 hari, Ampisilin dengan
dosis 100 mg / kg BB / hari, dibagi dalam 4 dosis. Bila disertai
demam berikan kloramfenikol oral selama 5 hari, Lain-lain :
Rovamisin, kotrimoksazol, dan tetrasiklin.
Simtomatik
a. Bronkodilator, Antipiretik.
b. oksigen: pada apnoeu, sianosis, batuk paroksismal berat.
PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif:
DPT, dasar : 3 kali dimulai dari umur 2,3,4 bulan.
DPT ulang/booster: umur 18 bulan, umur 5-7 tahun
Kartasasmita, 2010
Bronkitis
Bronkitis adalah infeksi pada bronkus pernafasan dengan penyempitan atau hambatan jalan
nafas di tandai peningkatan produksi sputum mukoid. Gejala bronkitis di awali dengan batuk
dan pilek, akan tetapi infeksi ini telah menyebar ke bronkus, sehingga menjadikan batuk akan
bertambah parah dan berubah sifatnya.
(Hidayat, 2011).
Etiologi
Virus : influenza virus, parainfluenza virus,
respiratory syncytialvirus (RSV), adenovirus,
coronavirus, rhinovirus, dan lain-lain.
Bakteri : Bordatella pertussis, Bordatella
parapertussis,Haemophilus influenzae,
Streptococcus pneumoniae, atau bakteri atipik
(Mycoplasma pneumoniae, Chlamydia pneumonia,
Legionella).
Non-Infeksi : polusi udara, rokok, dan lain-lain.
Pneumonia
Bronkiolitis
Bronkhiolitis adalah inflamasi
bronkioli pada bayi <2 tahun.
Penyakit Seosonal Viral yang
ditandai dengan panas, batuk,
pilek, dan mengi. Penyakit ini 90%
membutuhkan perawatan di
rumah sakit denga insidens
tertinngi terjadi pada usia 3-6
bulan.
(Wohl,2008)
Etiologi
Virus yang umum menyebabkan Bronkiolitis adalah
Respiratory Syncytial Virus (RSV). Infeksi RSV tidak
memberikan kekebalan jangka panjang, sehingga
dapat terjadi infeksi berulang. Selain RSV, Rhiovirus,
Parainfluenza Virus, Enterovirus, dan Influenza Virus
dapat menyebabkan Bronkiolitis.
MANIFESTASI KLINIS
Demam / Riwayat demam. Demam pada bronkioloitis jarang
terjadi demam tinggi.
Pilek sering timbul sebelum gejala lain seperti batuk, napas
cepat, sesak napas, atau kesulitan makan.
Batuk yang muncul pada bronkiolitis yaitu khas batuk kering
dan juga mengi. Dapat disertai muntah setelah batuk.
Tampak pucat, letargi, gelisah, atau lemas/somnolen.
Retraksi dinding dada
Dapat ditemukan Wheezing
TATALAKSANA
Infeksi virus RSV biasanya bersifat self limiting, sehingga pengobatan biasanya hanya suportif