Anda di halaman 1dari 80

TATALAKSANA

PNEUMONIA
BALITA

Subdit ISPA
Kupang, 18 Juli 2019
1

Pneumonia
balita

IW
BALITA

IW
Distribusi angka kematian pada anak usia < 5
tahun yang disebabkan oleh pneumonia dan
penyebab lainnya, berdasarkan pembagian
wilayah oleh WHO

Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta


kematian per tahun pada anak balita di
negara berkembang

Pneumonia merupakan penyakit


penyebab kematian kedua
tertinggi setelah diare diantara
balita di Indonesia

AFR, African Region; AMR, Americas Region; EMR, Eastern Mediterranean Region; EUR, European Region; SEAR, South-East Asia Region; WPR,
Western Pacific Region.
DEFINISI
Pneumonia  suatu infeksi akut yang
mengenai parenkim paru, yang meliputi
alveoli dan jaringan di sekitarnya.

= Infeksi pada jaringan paru (alveoli)


Parenkim merupakan jaringan
fungsional paru.
Di parenkim terjadi suatu proses
pertukaran oksigen dan CO2 antara
alveoli yang mewakili sitem respirasi
(fungsi ventilasi) dengan kapiler paru
yang mewakili sistem kardiovaskuler
(fungsi sirkulasi/ peredaran darah).
ANATOMI SALURAN NAPAS

INFEKSI AKUT SALURAN


PERNAPASAN BAGIAN
ATAS

INFEKSI AKUT SALURAN


PERNAPASAN BAGIAN
BAWAH

(BRONKO) PNEUMONIA

IW IW
Pneumonia = radang paru

infeksi oleh mikroorganisma

jaringan paru rusak


Bahayanya pneumonia

Fungsi paru  oksigen

jaringan paru rusak

oksigen kurang

kematian
Adanya peradangan pada paru mengakibatkan
tertimbunnya eksudat di paru paru ,
mengakibatkan gangguan pertukaran gas

Bagaimana kuman mencapai jaringan


paru ?
1. Inhalasi melalui udara napas
2. Aspirasi kuman yang ada di
tenggorokan
3. Melalui aliran pembuluh darah
(bacteraemia)
4. Langsung dari infeksi dekat paru
paru atau trauma menusuk paru
paru
PATOGEN PENYEBAB PNEUMONIA
ETIOLOGI PNEUMONIA
(1)
USIA ETIOLOGI YG SERING ETIOLOGI YG JARANG

USIA BAKTERI BAKTERI


Lahir – 20
hari E. Coli Bakteri anaerob
Streptococcus grop B Streptococcus group D
Listeria monositogenes Haemophilus influenza
Streptococcus
pneumonia
Ureaplasma urealiticum
VIRUS
Virus Sitomegalo
Virus Herpes Simpleks

Opsapchuk M dkk. Community acquired pneumonia in Infant and children. Am


Fam Psycian 2004;70; 899-908
ETIOLOGI PNEUMONIA (2)
USIA ETIOLOGI YG SERING ETIOLOGI YG JARANG
Usia BAKTERI BAKTERI
3 minggu – 3 bulan
Clamidia trachomatis Bordatella Pertusisis
Streptococccus Haemophilus Influenza B
pneumonia
VIRUS Moraxella Catarhalis
Virus Adeno Staphilococcus Aureus
Virus Influenza Ureaplasma urealyticum
Virus Parainfluenza VIRUS
Respiratory Sincitial Virus Sitomegalo
Virus

Opsapchuk M dkk. Community acquired pneumonia in Infant and children. Am


Fam Psycian 2004;70; 899-908
ETIOLOGI PNEUMONIA (3)
USIA ETIOLOGI YANG SERING ETIOLOGI YG JARANG
BAKTERI BAKTERI
4 bulan -
5 tahun Clamidia pneumonia Haemophilus Influenza tipe B
Mycoplasma pneumonia Moraxella Catarrhalis
Streptococcus pneumonia Neiserria meningitidis
VIRUS Staphilococcus aureus
Virus Adeno VIRUS
Virus Influenza Virus Varicella - Zoster
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syncitial Virus

Opsapchuk M dkk. Community acquired pneumonia in Infant and children. Am


Fam Psycian 2004;70; 899-908
ETIOLOGI PNEUMONIA (4)
USIA PENYEBAB YG SERING PENYEBAB YANG JARANG
USIA BAKTERI BAKTERI
5 tahun – Clamidia Pneumonia Haemophilus influenza
Remaja
Mycoplasma Legionella Sp
pneumonia
Streptococcus Staphilococcus aureus
Pneumonia
VIRUS
Virus adeno
Virus Epsten Barr
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Virus Rino
Respiratory Syntitial virus
Virus Varicella Zpozter

Opsapchuk M dkk. Community acquired pneumonia in Infant and children. Am


Fam Psycian 2004;70; 899-908
MANIFESTASI KLINIK
Demam, sakit kepala, iritabel, malaise,
Non nafsu makan me , keluhan sal. cerna,
Spesifik
gelisah, dll.

• Sesak nafas/gagal napas


• Batuk
Manifestasi
• Demam
Klinik
• Takipneu
• Crackles/rales
• Tanda-tanda distress pernapasan

• Anak umur < 2 bulan  ≥ 60 x/menit

Kriteria • Anak umur 2-11 tahun  ≥ 50 x/menit


Takipneu • Anak umur 1-5 tahun  ≥ 40 x/menit
• Anak umur ≥ 5 tahun  ≥ 30 x /menit
DIAGNOSIS

Anamnesis/Keluhan Pemeriksaan Fisik


Takipne
Napas Cuping Hidung
Sesak nafas
Retraksi Dada/ Chest Indrawing
Batuk
Head Nodding
Demam
Crackles/Rhonki (rales) kadang wheezing

Darah Rutin (Leukositosis)


LED meningkat Foto rotgen dada
Kultur Dahak (Patchy Infiltrat)
Kultur darah dan sensitivitas
Analisa Gas Darah

Pem. Laboratorium Pemeriksaan Radiologi

Anamnesis yang baik dan benar bisa menegakkan 80% DIAGNOSIS


KONSEP UMUM
TATALAKSANA
PNEUMONIA
KASUS
PNEUMONIA

Nilai kegawatan (A –B-C) ????


Airway Kausatif
Breathing Tidak
Circulation
TERDAPAT TERDAPAT Simptomatis
KEGAWATAN KEGAWATAN ??
Supportif

Stabilisasasi Protektik
KETEPATAN
(A-B-C)
DIANOSIS
-Anamnesis
--PX Fisis
-Px Penunjang

STABIL TATALAKSANA
(A-B-C) LANJUTAN
PENEGAKKAN DIAGNOSIS

• Penegakkan diagnosis berdasarkan klinis, Lab dan


radiologi (jika fasilitas lab dan radiologi memadai)
• WHO merekomendasikan deteksi dini berdasarkan
gejala batuk dan frekuensi pernapasan
• Berdasarkan ICD X pneumonia diklasifikasikan
berdasarkan patogen penyebab (jika fasilitas
memadai) untuk mengisolasi patogen, namun pada
kenyataannya hal ini sulit dilakukan di lapangan
IW
PENDEKATAN MTBS

MTBS
(Manajemen Terpadu Balita Sakit)
=
IMCI
(Integrated Management of Childhood
Illness)
TATALAKSANA
PNEUMONIA BALITA
TATALAKSANA BALITA BATUK
DAN ATAU
KESUKARAN BERNAPAS

Penilaian anak batuk &/


1 kesukaran bernapas

2 Klasifikasi anak batuk &/ sukar


bernapas

3 Pengobatan
TATALAKSANA BALITA BATUK
DAN ATAU
KESUKARAN BERNAPAS

4 Rujukan

5 Perawatan di
rumah
Manfaat
Tatalaksana
Manfaat Tatalaksana

mencegah 40% dari kematian


pneumonia

IW
DAMPAK PENATALAKSANAAN STANDAR
PNEUMONIA BALITA terhadap KEMATIAN
(WHO)

PNEUM PNEUM JML.


ONIA ONIA KEMATIA
BAKTE VIRUS N
RI PNEUMON
IA
80 20 100
KEMATIAN KRN
PNEUMONIA YANG
TDK DIOBATI
KEMATIAN YANG
DAPAT DICEGAH
DGN TATALAKSANA
40 0 40
STANDAR DI SARKES
DASAR
KEMATIAN DPT
DICEGAH DGN
RUJUKAN DI RS
15 5 20
KEMATIAN DPT
DICEGAH DGN
PERAWATAN RS-
12 8 20
SPESIALISTIK
ANTIBIOTIKA TEPAT

70% kematian pneumonia karena bakteri


(WHO,2010)

IW
Pengobatan Rasional

ANTIBIOTIKA TEPAT
IW
SURVEI MORBIDITAS ISPA, 2004

44,5% kasus pneumonia tidak diberikan

antibiotika &

29,5% kasus bukan pneumonia diberikan

antibiotika
DETEKSI DINI

RUJUKAN

HEMAT BIAYA
Penilaian anak batuk atau 2
kesukaran bernapas
TANYAKAN
Umur

Lama batuk

Tanda bahaya
LIHAT

NAPAS CEPAT
TDDK

KESADARAN

GIZI BURUK
DENGAR

STRIDOR

WHEEZING
RABA

IW
HITUNG
NAPAS

SYARAT: ANAK HARUS TENANG


IW
IW
HITUNG NAPAS

60 Detik

IW
HITUNG NAPAS
TIMER PADA HP

• PILIH TIMER PADA


APLIKASI CLOCK
• STEL PADA 1 MENIT
• STAR UNTUK MULAI
MENGHITUNG
NAPAS CEPAT
Napas cepat
Umur (Bulan)
(x/menit)

0-2 ≥ 60

2 - <12 ≥ 50

12 - 59 ≥ 40
< 2 Bulan
≥ 60 x/menit

Ulang:
≥ 60 x/menit

NAPAS CEPAT
Tarikan
Dinding
Dada
Ke dalam
(TDDK)
TDDK

SYARAT: ANAK HARUS TENANG


NORMAL

IW
TDDK
ME M B U A N G M E N A R IK
N AP AS N AP AS
PERBANDINGAN DETEKSI
PNEUMONIA
METODE SENSITIVITAS SPESIFISITAS
STETOSKOP 53% 59%

HITUNG NAPAS/ 77% 58%


TDDK

Demam pada anak batuk bukanlah kriteria


Klasifikasi pneumonia.
Spesifitas gejala ini & nilai prediksinya rendah
TANDA BAHAYA

IW
TANDA BAHAYA < 2 BULAN
1. Napas cepat 7. Stridor
≥60x/mnt 8. Wheezing
2. Napas lambat 9. Tangan kaki teraba
≤30x/mnt dingin
3. TDDK 10. demam
4. Kurang bisa minum
5. Kejang
6. Kesadaran
menurun

IW
TANDA BAHAYA 2 – 59 BLN
1. Tidak bisa minum 4. Stridor
2. Kejang 5. Gizi buruk
3. Kesadaran 6. Tangan kaki teraba
menurun dingin
7. Tampak biru
TANDA BAHAYA

PENYAKIT
SANGAT BERAT

RUJUK
KLASIFIKASI
TANDA BAHAYA
IW
PENYEBAB KEMATIAN
PADA PNEUMONIA
HIPOKSIA

- Sianosis sentral
PNEUMONIA
- Saturasi Oksigen
<90%
- Sesak napas
berat(merintih,
tarikan dinding
dada bawah
kedalam)
Lower chest wall out in
indrawing: with
inspiration, the lower
breathing
PENGOBATAN
PNEUMONIA BALITA
Pengobatan pneumonia balita

Antibiotik oral Oksigen


AMOKSISILIN

40-50 mg / kgBB/ kali  2 dosis/ hari


ERITROMISIN

50 mg / kgBB/ hari dibagi 3-4 dosis


DEMAM

≥38,5 °C  Parasetamol

10 mg/kgBB tiap 6 jam

<38,5 °C  cairan/ ASI


lebih sering
WHEEZING  Salbutamol

IW
ANTIBIOTIK PRA
RUJUKAN
Ampisilin 50 mg/
kgBB
&
Gentamisin 7,5 mg/
kgBB
IM/ IV tiap 6 jam
HIPOKSEMIA
• Kadar oksigen yang rendah di dalam darah
• Pengukuran: pulse oximetry
• pemberian oksigen yaitu saturasi oksigen
<90%
PULSE OXYMETRY
Puls Oksimetri Portable
Tampilan Parameter
Arterial Blood Oxygen Saturation (Spo2)

Pulse Rate

Informative Message Area


Plethysmographic Waveform (Pleth)
Oksigen

Umur (Bulan) Laju O2 (L/mnt)

0 - <2 0,5

2 - <12 1

12 - 59 2
Vidio
• Hitung Nafas Soundtimer
• Hitung Napas Jam
• TDDK
• STRIDOR
• WHEEZING
LATIHAN

 TDDK 1  STDR/WHZ 1
 TDDK 2  STDR/WHZ 2
 TDDK 3  STDR/WHZ 3
 TDDK 4

 JWB  JWB
LATIHAN TAMBAHAN

• Purwanto 2 tahun
• Warni 6 bulan
• Duafi 6 bulan
• Alfian 4 bulan

JWB LAT +
STUDI KASUS
KASUS 1

Ibu Intan membawa anaknya umur 1 tahun ke


Puskesmas karena batuk 1 minggu & kesukaran
bernapas. Intan tidak kejang & tidak demam.

Waktu diperiksa Intan bernapas 63x/mnt, dada bagian


bawah tertarik ke dalam ketika menarik napas. Tidak ada
suara berisik ketika bernapas. Intan nampak lesu, tetapi
masih bereaksi terhadap suara sekitarnya, BB= 10 kg.

Apa pengobatan yang akan diberikan? 75


Kasus 1

Umur: 1 tahun bulan Batuk: 7 hari Gangguan Napas: 1 hari

Tanda bahaya: Tidak bisa minum Kejang


YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor
Kesadaran menurun Wheezing
Demam/dingin Gizi buruk PENY. SANGAT BERAT

Frekuensi napas : 63 kali


menit
per TDDK: YA / TIDAK

 Klasifikasi: Batuk Bukan Pneumonia Pneumonia √ Pneumonia Berat


RS
 

 Tindak lanjut:
 
Rawat jalan √ Rujuk ke:

 Obat yang √ Antibiotika: Ampisilin 500 mg IM/ IV 1 dosis


 diberikan: Obat lain:

 Nasihat: Kontrol ulang: hari


Cara minum obat:
Pemberian makanan-minuman

IW
Kasus 2
Agus berumur 3 bulan. Ibu membawanya ke
Puskesmas karena batuk 3 hari, kejang (-). Bayi
menetek cukup banyak dan sering. Pada waktu
diperiksa TDDK (-) & tidak terdengar suara berisik
pada napasnya.

Pada perhitungan napas yang pertama 62x/mnt,


kedua = 64x/mnt. Agus sadar, suhu 38ºC, BB= 6 kg

Apa pengobatan yang diberikan untuk Agus? 77


Kasus 2
Umur: tahun 3 bulan Batuk: 3 hari Gangguan Napas: hari

Tanda bahaya: Tidak bisa minum Kejang


YA / TIDAK Kurang bisa minum Stridor
Kesadaran menurun Wheezing
Demam/dingin Gizi buruk PENY. SANGAT BERAT

Frekuensi napas : 64 kali per


menit
TDDK: YA / TIDAK

 Klasifikasi: Batuk Bukan Pneumonia √ Pneumonia Pneumonia Berat


 

 Tindak lanjut: Rawat jalan Rujuk ke:


 

 Obat yang √ Antibiotika: Amoksisilin 300 mg, 2 x /hari


 diberikan: Obat lain:

 Nasihat: √ Kontrol ulang: 3 hari


Cara minum obat:
Pemberian makanan-minuman
IW
ANAK SEHAT, BEBAS PNEUMONIA
IW

Anda mungkin juga menyukai