Introduction
Anafilaksis adalah reaksi hipersensitivitas sistemik
serius dengan onset cepat dan dapat menyebabkan
kematian. Anafilaksis berat ditandai dengan gangguan
yang berpotensi mengancam jiwa pada jalan napas,
pernapasan, dan/atau sirkulasi, dan dapat terjadi tanpa
adanya ciri khas pada kulit atau syok sirkulasi.
(Cardona,2020)
EPIDEMIOLOGI
Bahan Lateks
Sarung tangan karet, 02 ETIOLOGI 05 Asma
sendal, dsb.
Obat-obatan
Sengatan 03 06 Antibiotik,obat relaksan
serangga otot,aspirin,NSAID,opioid
(Cardona,2020)
Media kontras
Transfusi Darah
Cuaca Dingin
(Cardona,2020)
PATOFISIOLOGI
Anafilaksis diperantarai melalui interaksi antara antigen dengan IgE
pada sel mast, yang menyebabkan terjadinya pelepasan mediator
inflamasi.
FASE SENSITASI :
pembentukan IgE diikat oleh reseptor spesifik pada permukaan mastosit dan
basofil.
Allergen ditangkap oleh makrofag
Akan mensekresikan sitokin (IL-4, IL-3) yang menginduksi Limfosit B
berproliferasi menjadi sel Plasma (Plasmosit)
Sel plasma memproduksi Immunoglobulin E (IgE) spesifik
IgE ini kemudian terikat pada receptor permukaan sel Mast (Mastosit) dan
basofil.
PATOFISIOLOGI
FASE AKTIVASI :
Alergen akan diikat oleh IgE spesifik dan memicu terjadinya reaksi segera yaitu
pelepasan mediator vasoaktif antara lain histamine, serotonin, dan bradikinin.
Histamin dianggap sebagai mediator utama syok anafilaksis.
FASE EFEKTOR :
Terjadinya respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek mediator yang
dilepas mastosit atau basofil dengan aktivitas farmokologik pada organ-organ
tertentu