Anda di halaman 1dari 51

Referat

Psikofarmaka
Disusun oleh :
Inka Putri Kosita G4A019004
Sinta Triagustina G4A019006
Lintang Sandya L.S. G4A019007
Kus Patrisia Brilianti G4A019008

Pembimbing :
dr. Purwa Riana Isnaya, Sp.KJ

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan
Latar Belakang

Psikiatri adalah salah satu cabang ilmu kedokteran,


yang mempelajari manusia secara utuh ( body &
mind ), tidak hanya masalah fisik, fisiologi atau
patologi yang terjadi saja, tetapi juga melihat
hubugan individu dengan lingkungannya

Gangguan jiwa adalah sindrom atau pola perilaku,


atau psikologik seseorang, yang secara klinik cukup
bermakna, dan yang secara khas berkaitan dengan
suatu gejala penderitaan (distress) atau hendaya
(impairment/disability) di dalam satu atau lebih fungsi
yang penting dari manusia.

Terapi dengan obat-obat psikofarmaka yaitu


meliputi obat-obat yang memiliki efek utama terhadap
proses mental di susunan saraf pusat, seperti proses
pikir, perasaan dan fungsi motorik atau tingkah laku..
.
Psikofarmaka Obat yang bekerja secara selektif pada Sistem Saraf Pusat (SSP)
dan mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental dan
atau obat perilaku, digunakan untuk terapi gangguan psikiatrik yang
psikotropik berpengaruh terhadap taraf kualitas hidup pasien
Klasifikasi
01 Antipsikosis

02 Anti-ansietas

03 Anti-depresi

04 Anti-mania

05 Anti-insomnia

06 Anti-obsesif kompulsif

07 Anti-panik
Antipsikosis
No Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran

1 Fenotiazin Chlorpromazin Tablet 25 dan 100 mg, 150-600


Injeksi 25 mg/ml mg/hari
 

Thioridazin Tablet 50 dan 100 mg 150-600


    mg/hari
Trifluoperazin Tablet 1 mg dan 5 mg 10-15 mg/hari
Perfenazin Tablet 2, 4, 8 mg 12-24 mg/hari
Flufenazin Tablet 2,5 mg, 5 mg 10-15 mg/hari
2 Butifenon Halloperidol Tablet 0,5 mg, 1,5 mg 5 5-15 mg/hari
  mg
Injeksi 5 mg/ml

Droperidol Amp 2.5 mg/ ml 7,5 -15 mg/hari


   
3 Difenilbutil Piperidin Pimozide Tablet 1 dan 4 1-4 mg/hari
    mg
4 Atypical Risperidon Tablet 1, 2, 3 mg 6. mg/hari
Golongan Fenotiazin
Farmakodinamik Farmakokinetik

Susunan Saraf Pusat


efek sedasi yang disertai sikap
Paru, Hati, Limfa
acuh-tak acuh terhadap rangsang
dari lingkungan

Otot rangka
relaksasi otot skelet yang Hidroksilasi dan konjugasi
berada dalam keadaan spastik

Efek Endokrin
Sulfoksid yang
menghambat ovulasi dan
kemudian diekskresi
menstruasi
dalam feses maupun
urin
Kardiovaskular
menimbulkan hipotensi berdasarkan masih ditemukan ekskresi
beberapa mekanisme diantaranya CPZ atau metabolitnya
timbulnya efek inotropik pada jantung selama 6-12 bulan
Golongan Fenotiazin
Indikasi Kontraindikasi
• Indikasi utama fenotiazin • penyakit hati
adalah skizofrenia gangguan • penyakit darah
psikosis yang sering ditemukan • epilepsi
• ketegangan, • kelainan jantung
• hiperaktivitas, • febris yang tinggi
• combativennes, • ketergantungan alkohol
• hostality, • penyakit susunan saraf pusat dan
• halusinasi, • gangguan kesadaran
• delusi akut,
• anoreksia,
• negativisme
• menarik diri.
Efek Samping
Add Text Add Text
Sedasi dan Inhibisi
01 Psikomotor
Get a modern
PowerPoint
Presentation

• Hipotensi • Hidung

02 Gangguan Otonom
• Mulut kering
• Kesulitan miksi
dan defekasi
tersumbat
• Mata kabur
• TIO meningkat
• Gangguan
irama Jantung

Gejala
Efeksamping lain adalah • Ikterus
03
idiosinkrasi eosinofilia dalam
perluasan dari mungkin timbul • dermatitis
darah perifer
farmakodinamiknya seperti : • leukopenia
Efek Samping
Add Text Add Text
• diskodia akut

04 Gangguan
ekstrapiramidal
• akatisia
• sindrome
parkinson
Get a modern
PowerPoint
Presentation

05 Ganggua endokrin
• amenore
• ginekomastia

Tardive dyskinesia (gerakan involunter berulang pada lidah, wajah, mulut

06 Efek samping yang


ireversibel
/ rahang dan anggota gerak dimana waktu tidur keluhan tersebut
menghilang)
Golongan Butirofenon
Farmakodinamik Farmakokinetik

Susunan Saraf Pusat


menenangkan dan menyebabkan
Saluran cerna
tidur pada orang yang eksitasi

Kadar puncaknya dalam


Sistem kardiovaskular dan plasma tercapai dalam 2-6
respirasi jam sejak menelan obat
Haloperidol (hipotensi, takikardi)

ditimbun dalam hati


dan 1% obat
Efek Endokrin diekskresikan lewat
empedu
Seperti CPZ, haloperidol
menyebabkan galaktore
dan respon endokrin lain Ekskresinya lambat melalui
ginjal
Golongan Butirofenon
Indikasi
• Indikasi utama adalah untuk
psikosis
• sindrome Gilles dela tourette
Efek Samping
Reaksi Ekstrapiramidal

Depresi akibat reversi keadaan mania atau sebagai


efek samping yang sebenarnya

Perubahan hematologik
leukopenia dan agranulositosis

Ikterus

Teratogenik
Golongan Atipikal
Risperidone dibandingkan dengan semua jenis antipsikotik atipikal, risperidone merupakan yang
paling banyak diteliti.

efektifitas risperidone, dapat ditoleransi pada dosis rendah


(1,5-6mg/hari) dan memberikan perbaikan yang nyata pada
pasien skizofrenia usia lanjut

Risperidone juga secara umum dapat ditoleransi dan tidak


menimbulkan efek samping ekstra piramidial yang bermakna

Risperidone dan olanzapine adalah dua antipsikotik atipikal


yang paling sering digunakan pada populasi pasien usia
lanjut
Obat anti-ansietas mempunyai beberapa sinonim, antara
lain psikoleptik, transquilizer minor dan anksioliktik. Dalam
membicarakan obat antiansietas yang menjadi obat racun
adalah diazepam atau klordiazepoksid.
Anti Ansietas

Obat ini pada umumnya


memiliki sifat yang sama yaitu
sebagai sedatif. Anti ansietas
yang utama adalah golongan
benzodiazepin.
No Generik Golongan Sediaan Dosis
1 Diazepam Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10
  mg/hr

2 Klordiazepoksoid Benzodiazepin Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg / Hr


 

3 Lorazepam Benzodiazepin Tab0,25-0,5- 1 mg 3 x 0,25-0,5 mg/hr


 

4 Clobazam Benzodiazepin Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/hr


5 Brumazepin Benzodiazepin Cap 50 mg 100-200 mg/hari
 

6 Oksazolom Benzodiazepin Tab 10 mg 2-3 x 10 mg/hr


     

7 Klorazepat Benzodiazepin Cap 5-10mg 2-3 x 5 mg / Hr


 

8 Alprazolam Benzodiazepin Tab0,25-0,5- 3 x 0,25-0,5 mg/hr


1 mg
 

9 Prazepam Benzodiazepin Tab 5 mg 2-3 x 5 mg/hr


10 Sulpirid Non Benzodiazepin Cap 50 mg 100-200 mg/hari
 

11 Buspiron Non Benzodiazepin Tab 10 mg 30. g/hari


Anti Ansietas
Cara kerja obat ini adalah potensiasi Setelah pemberian oral,
inhibisi neuron dengan GABA sebagai klordiazepoksid mencapai kadar
mediatornya tertinggi dalam 8 jam dan menetap
tinggi sampai 24 jam

Efek farmakodinamik derivat


benzodiazepin lebih luas daripada Ekskresi benzodiazepin melalui
efek mepobramat dan barbiturat ginjal secara lambat

Klordiazepoksid tidak hanya bekerja


sentral, tetapi juga perifer pada Setelah pemberian satu dosis obat
susunan saraf kolinergik, adrenergik masih ditemukan dalam urin
dan triptaminergik setelah beberapa hari
Anti Ansietas
Indikasi Kontraindikasi
• Derivat benzodiazepin digunakan untuk • Derivat benzodiazepin jangan
meimbulkan sedasi, menghilangkan rasa cemas diberikan bersama alkohol,
dan keadaan psikosomatik yang ada barbiturat atau fenotiazin.
hubungannya dengan rasa cemas. Kombinasi ini akan menimbulkan
• Selain sebagai anti ansietas derivat efek depresi yang berlebihan.
benzodiazepin juga digunakan sebagai anti
konvulsi, pelemas otot, hipnotik dan induksi
anestesi general
Your Picture Here And Send To Back

Cara Pemberian

Klobazam Lorazepam Alprazolam Sulprid-5

Untuk pasien dewasa Untuk pasien dengan Efektif untuk anti Efektif untuk
dan lanjut usia yang kelainan fungsi hati dan ansietas antisipatorik, meredakan gejala
ingin tetap aktif ginjal mula kerja lebih cepat somatik dari sindrome
dan mempunyai efek ansietas dan paling
antidepresan kecil menimbulkan
risiko ketergantungan
Efek Samping
Sedasi
Rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
berkurang, kemampuan kognitif melemah

Relaksasi otot
Rasa lemas, cepat lelah dll

Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah


dari narkotika

Potensi menimbulkan
ketergantungan obat dikarenakan
obat yang masih dapat
dipertahankan setelah dosis
terakhir berlangsung sangat
singkat

Penghentian obat secara mendadak akan


menimbulkan gejala putus obat
Anti Depresi
Klasifikasi depresi menrut DSM-IIIR :

Depresi reaktif sekunder


Paling umum dijumpai sebagai respon terhadap penyebab nyata, misalkan;
penyakit dan kesedihan. Dulu dikenal sebagai depresi eksogen..
Contents

Depresi endogen
Gangguan biokimia yang ditentukan secara genetik, bermanifestasi sebagai
ketidakmampuan untuk mengatasi sters yang biasa

Contents

Depresi yang berhubungan dengan gangguan afektif bipolar


depresi dan mania yang terjadi bergantian

Contents
Anti Depresi
Trisiklik
Farmakodinamik Farmakokinetik
• Golongan obat ini bekerja dengan menghambat • Efek obat setelah pemberian 75-100 mg terbagi
ambilan kembali neurotransmiter di otak dalam beberapa kali pemberian dalam 2 hari
• Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari dan 50 mg untuk hari selanjutnya sampai dosis
noradrenalin dan serotonin yang menuju neuron tercapai 200-250mg akan menimbulkan efek
presinaps setelah 2-3 minggu pemberian.
Trisiklik
Kontraindikasi Efek samping obat
• Penyakit jantung koroner, • Pada susunan saraf pusat, imaparin
• glaukoma, menunjukkan efek muskarinik, sehingga dapat
• retensi urin, terjadi efek penglihatan kabur, mulut kering,
• hiperplasi prostat obstipasi dan retensi urin.
• gangguan fungsi hati • Imiparin sering menimbulkan ikterik ikterus
kolestatik, gejala akan hilang setelah
pengobatan dihentikan
• Selain itu kadang timbul eksantema dan pada
keadaan toksisk dapat terjadi hipertensi dan
hiperpireksia namun juga sering menimbulkan
hipotensi ortostatik
Penghambat Mono Amin Oksidase

Farmakodinamik Farmakokinetik
• MAO dalam tubuh terdapat pada intraseluler • Penhelzyn, tranylcyplomin, dan isocarboxazid
tepatnya di mitokondria. mudah diabsorbsi di saluran cerna dan
• MAO dalam tubuh berfungsi dalam mencapai konsentrasi puncak dalam 2 jam.
meningkatkan kadar ephrineprin, norephrineprin Waktu paruh dalam plasma berkisar antara 2
dan 5HT dalam otak. sampai 3 jam; waktu paruh dalam jaringan lebih
• Sedangkan hubungannya dengan proses psikis lama
belum diketahui.
MAOI
Indikasi Kontraindikasi
• MAOI terutama efektif pada gangguan panik • MAOI harus digunaka sangat hati-hati pada
dengan agorafobia, stress pasca trauma, orang dengan penyakit ginjal, kardiovaskular
gangguan makan, fobia sosial dan gangguan dan hipotiroidisme.
nyeri • Obat ini juga dikontra indikasikan bagi pasien
• MAOI banyak digunakan sebagai pilihan untuk dengan kehamilan walaupun sedikit sekali
terapi depresi dengan gejala hipersomnia, dilaporkan bahwa obat ini bersifat teratogenik
hiperfagia, ansietas dan tidak adanya gejala
vegetatif
MAOI
Efek samping
• Efek samping MAOI adalah hipotensi ortostatik,
insomnia, berat badan bertambah, edema, dan
disfungsi seksual
• Efek simpang MAOI yang jarang terjadi
antaralain, krisis hipertensi spontan yang
dicetuskan oleh bukan tiramin, terjadi pertama
setelah pajanan dengan obat
• Parestesia, mioklonus, dan nyeri otot kadang-
kadang ditemukan pada orang yang diterapi
dengan MAOI
Anti Mania
Anti Mania
Dikenal juga sebagai mood modulator, mood stabilizer dan
antimatik.
FARMAKODINAMIK

• Litium tidak bersifat sedative, depresif atau suatu euforian.


• Mekanisme kerjanya sebagai mood stabilizing agent belum
diketahui dengan pasti
• Litium dapat menembus membran biologic dan mengganti
Farmakodinamik
peran natrium dalam menimbulkan potensial aksi neuron
• Penelitian menunjukkan Litium kadar rendah dapat membantu
metabolisme monoamine biogenic yang berperan dalam
patofisiologi gangguan mood
FARMAKOKINETIK

• Diabsorbsi melalui gastrointestinal


• Puncak kadar serum:
1-1.5 jam untuk sediaan standar
4.5 jam untuk serdiaan lepas
• Tidak terikat dalam protein plasma
• Tidak melintasi sawar darah dengan cepat
• Waktu paruh 7 jam
• Dieksresi pada ginjal
INDIKASI PEMBERIAN

• Pasien manik: 80% pasien berespon terhadap pemberian litium


• Skizofrenia: 1/5 – 1/2 pasien skizofrenia mengalami
pengurangan gejala setelah pemberian litium dengan
antipsikotik
• Berikan benzodiazepine (klonopin) dan lorazepam pada 1-3
minggu pertama terapi litium sebelum litium mencapai terapi
konsentrasi terapeutik
KONTRAINDIKASI

Perempuan hamil
• Risiko terjadinya defek lahir
• Malformasi
• Anomali eibstein pada katub trikuspid

Pasca melahirkan
• Risiko toksisitas pada bayi
• Risiko dapat diminimalisir dengan hidrasi saat persalinan
EFEK SAMPING

Efek samping dini


pengobatan jangka Efek samping lain Gejala intoksikasi
panjang
• Mulut kering • Hipotiroidisme • Gejala dini seperti:
• Haus • Peningkatan berat badan muntah, diare, tremor
• Gangguan saluran cerna • Edem tungkai kasar, mengantuk,
(mual, muntah, diare) • Gangguan daya ingat, penurunan konsentrasi
• Kelemahan otot konsentrasi, dan pikiran • Gejala memberat:
• Poliuria • leukositosis penurunan kesadaran,
• Tremor oligouri, kejang-kejang
• Tidak ada gangguan
sedasi maupun
ekstrapiramidal
Anti Insomnia
Anti Insomnia
Dikenal juga dengan hipnotik, somnifacient, atau hipnotika dan
somnifasien.
FARMAKODINAMIK

• Bekerja pada reseptor BZ1 di susuran saraf pusat yang


berperan dalam memperantai proses tidur
CARA PENGGUNAAN

• Dosis anjuran adalah untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur
• Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif
• Tappering off setelah 1-2 minggu untuk mencegah rebound dan toleransi
obat
• Pada pasien geriatric dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis
dilakukan perlahan untuk mencegah oversedation dan intoksikasi
• Lama pemberian maksimal 2 minggu untuk mencegah ketergantungan
KONTRAINDIKASI

• Sleep apnoe syndrome


• Congestive heart failure
• Chronic respiratory disease
• Wanita hamil dan menyusui

EFEK SAMPING

• Supresi SSP pada saat tidur


• Rebound phenomenon
• Disinhibiting effect yang menyebabkan penyerangan dan ganas pada penggunaan
golongan benzodiazepine dalam waktu yang lama
Anti Obsesif Kompulsif
Anti Obsesif Kompulsif
Obat acuan adalah klompramine
Digolongkan menjadi:
Anti obsesi kompulsi trisiklik: klompramine
Anti obsesi kompulsi SSRI: sentrali paroksin, flovokamin, dan fluoksetin
FARMAKODINAMIK

• Menghambat reuptake neurotransmitter serotonin sehingga gejala mereda


CARA PEMBERIAN

• Obat pilihan adalah klompramin


• SSRI diberikan pada pasien peka dengan klompramin
• Efek samping SSRI relative lebih aman
• Dosis klompramin dimulai rendah 25-50mg/hari (dosis tunggal malam)
• Penaikkan bertahap 25mg/hari sampai dosis efektif
• Dosis efektif umumnya berkisar 200-300mg/hari
EFEK SAMPING

Efek Efek adrenergic


Efek antihistamin Efek neurotoksik
antikolinergik alfa
• Sedasi • Mulut kering • Perubahan • Tremor halus
• Rasa • Keluhan EKG • Kejang epileptic
mengantuk lambung • Hipotensi • Agitasi
• Kewaspadaan • Retensi urin ortostatik • Insomnia
berkurang sampai dysuria
• Kinerja • Penglihatan
psikomotor kabur
menurun • Konstipasi
• Kemampuan • Gangguan
kognitif fungsi seksual
menurun • takikardi
Anti Panik
Anti Obsesif Kompulsif

Obat acuan adalah imipramine


Digolongkan menjadi
Obat anti panik trisiklik: imipramine, klomipramin
Obat anti panik benzodiazepine: alprazolam
Obat anti panik RIMA: mokoblemid
Obat anti panik SSRI: sertalin, fluoksetin, paroksetin,
fluoksamin
FARMAKODINAMIK

• Berkaitan dengan hipersensitivitas serotonic receptor SSP


• Menghambat reuptake serotonik pada celah sinaptik antar
neuron
CARA PENGGUNAAN
• Dimulai dari dosis rendah
• Dosis ditingkatkan perlahan dalam beberapa minggu
• Dosis efektif tercapai umumnya dalam 2-3 bulan
• Lama pemberian umumnya 6-12 bulan
• Tappering off selama 3 bulan
• Apabila 3 bulan bebas obat terjadi kekambulan, dosis semula diulangi 2 tahun
• tapering off Kembali selama 3 bulan

KONTRAINDIKASI
• Menggunakan MAO selama 2 minggu terakhir
• Anak anak
• Wanita hamil
EFEK SAMPING

Efek Efek adrenergic


Efek antihistamin Efek neurotoksik
antikolinergik alfa
• Sedasi • Mulut kering • Perubahan • Tremor halus
• Rasa • Keluhan EKG • Kejang epileptic
mengantuk lambung • Hipotensi • Agitasi
• Kewaspadaan • Retensi urin ortostatik • Insomnia
berkurang sampai dysuria
• Kinerja • Penglihatan
psikomotor kabur
menurun • Konstipasi
• Kemampuan • Gangguan
kognitif fungsi seksual
menurun • takikardi
KESIMPULAN

• Dalam pengobatan gangguan jiwa, terapi biologis menggunakan berbagai


agen farmakologis disebut dengan tiga istilah umum: obat psikotropik,
obat psikoaktif, dan obat psikoterapeutik

• Pembagian obat dalam terapi biologis saat ini mengalami perubahan


menjadi: antipsikosis, anti depresan, anti manik, anti ansietas, anti
insomnia, anti obsesif kompulsif, anti panik dengan farmakokinetik,
farmakodinamik, indikasi, kontraindikasi dan efek samping masing-masing
DAFTAR PUSTAKA

Andri. Tatalaksana Psikofarmaka dalam Manajemen Gejala Psikosis Penderita Usia Lanjut Volume 59. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana.
Jakarta. 2009. Pp 444-49.

Kusumawardhani A. 2015. Buku Ajar Psikiatri. Edisi 2. FKUI, Jakarta. Pp 377-89.

Maslim, Rusdi. 2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta

Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Edisi 2013. Jakarta. Pp 7.

Mansjoer, Arif dkk. Terapi Farmakologis Psikiatri dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000. Pp 237-46.

Metta, Sinta Sari & Santoso, Sarjono O. Psikotropik dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Gaya Baru. Jakarta. 2005. Pp
148-62.

Neal, Michael J. Ansiolitik dan Hipnotik dalam At a Glance Farmakologi Medis edisi 5. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2006. Pp 54-55.

Sadock, Benjamin J & Virginia A. Editor Profitasari dkk. Terapi Biologis dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC. Jakarta. 2010. Pp 459-534.

Santoso SO, Wiria MSS. 2005. Psikotropik dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Gaya Baru. Jakarta. Pp 148-62.

Trisna, Yulia & Kosasih. Psikofarmaka dalam ISO Indinesia. ISFI. Jakarta. 2008. Pp 231-5.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai