Psikofarmaka
Disusun oleh :
Inka Putri Kosita G4A019004
Sinta Triagustina G4A019006
Lintang Sandya L.S. G4A019007
Kus Patrisia Brilianti G4A019008
Pembimbing :
dr. Purwa Riana Isnaya, Sp.KJ
http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pendahuluan
Latar Belakang
02 Anti-ansietas
03 Anti-depresi
04 Anti-mania
05 Anti-insomnia
06 Anti-obsesif kompulsif
07 Anti-panik
Antipsikosis
No Golongan Obat Sediaan Dosis Anjuran
Otot rangka
relaksasi otot skelet yang Hidroksilasi dan konjugasi
berada dalam keadaan spastik
Efek Endokrin
Sulfoksid yang
menghambat ovulasi dan
kemudian diekskresi
menstruasi
dalam feses maupun
urin
Kardiovaskular
menimbulkan hipotensi berdasarkan masih ditemukan ekskresi
beberapa mekanisme diantaranya CPZ atau metabolitnya
timbulnya efek inotropik pada jantung selama 6-12 bulan
Golongan Fenotiazin
Indikasi Kontraindikasi
• Indikasi utama fenotiazin • penyakit hati
adalah skizofrenia gangguan • penyakit darah
psikosis yang sering ditemukan • epilepsi
• ketegangan, • kelainan jantung
• hiperaktivitas, • febris yang tinggi
• combativennes, • ketergantungan alkohol
• hostality, • penyakit susunan saraf pusat dan
• halusinasi, • gangguan kesadaran
• delusi akut,
• anoreksia,
• negativisme
• menarik diri.
Efek Samping
Add Text Add Text
Sedasi dan Inhibisi
01 Psikomotor
Get a modern
PowerPoint
Presentation
• Hipotensi • Hidung
02 Gangguan Otonom
• Mulut kering
• Kesulitan miksi
dan defekasi
tersumbat
• Mata kabur
• TIO meningkat
• Gangguan
irama Jantung
Gejala
Efeksamping lain adalah • Ikterus
03
idiosinkrasi eosinofilia dalam
perluasan dari mungkin timbul • dermatitis
darah perifer
farmakodinamiknya seperti : • leukopenia
Efek Samping
Add Text Add Text
• diskodia akut
04 Gangguan
ekstrapiramidal
• akatisia
• sindrome
parkinson
Get a modern
PowerPoint
Presentation
05 Ganggua endokrin
• amenore
• ginekomastia
Perubahan hematologik
leukopenia dan agranulositosis
Ikterus
Teratogenik
Golongan Atipikal
Risperidone dibandingkan dengan semua jenis antipsikotik atipikal, risperidone merupakan yang
paling banyak diteliti.
Cara Pemberian
Untuk pasien dewasa Untuk pasien dengan Efektif untuk anti Efektif untuk
dan lanjut usia yang kelainan fungsi hati dan ansietas antisipatorik, meredakan gejala
ingin tetap aktif ginjal mula kerja lebih cepat somatik dari sindrome
dan mempunyai efek ansietas dan paling
antidepresan kecil menimbulkan
risiko ketergantungan
Efek Samping
Sedasi
Rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor
berkurang, kemampuan kognitif melemah
Relaksasi otot
Rasa lemas, cepat lelah dll
Potensi menimbulkan
ketergantungan obat dikarenakan
obat yang masih dapat
dipertahankan setelah dosis
terakhir berlangsung sangat
singkat
Depresi endogen
Gangguan biokimia yang ditentukan secara genetik, bermanifestasi sebagai
ketidakmampuan untuk mengatasi sters yang biasa
Contents
Contents
Anti Depresi
Trisiklik
Farmakodinamik Farmakokinetik
• Golongan obat ini bekerja dengan menghambat • Efek obat setelah pemberian 75-100 mg terbagi
ambilan kembali neurotransmiter di otak dalam beberapa kali pemberian dalam 2 hari
• Trisiklik (TCA) memblokade reuptake dari dan 50 mg untuk hari selanjutnya sampai dosis
noradrenalin dan serotonin yang menuju neuron tercapai 200-250mg akan menimbulkan efek
presinaps setelah 2-3 minggu pemberian.
Trisiklik
Kontraindikasi Efek samping obat
• Penyakit jantung koroner, • Pada susunan saraf pusat, imaparin
• glaukoma, menunjukkan efek muskarinik, sehingga dapat
• retensi urin, terjadi efek penglihatan kabur, mulut kering,
• hiperplasi prostat obstipasi dan retensi urin.
• gangguan fungsi hati • Imiparin sering menimbulkan ikterik ikterus
kolestatik, gejala akan hilang setelah
pengobatan dihentikan
• Selain itu kadang timbul eksantema dan pada
keadaan toksisk dapat terjadi hipertensi dan
hiperpireksia namun juga sering menimbulkan
hipotensi ortostatik
Penghambat Mono Amin Oksidase
Farmakodinamik Farmakokinetik
• MAO dalam tubuh terdapat pada intraseluler • Penhelzyn, tranylcyplomin, dan isocarboxazid
tepatnya di mitokondria. mudah diabsorbsi di saluran cerna dan
• MAO dalam tubuh berfungsi dalam mencapai konsentrasi puncak dalam 2 jam.
meningkatkan kadar ephrineprin, norephrineprin Waktu paruh dalam plasma berkisar antara 2
dan 5HT dalam otak. sampai 3 jam; waktu paruh dalam jaringan lebih
• Sedangkan hubungannya dengan proses psikis lama
belum diketahui.
MAOI
Indikasi Kontraindikasi
• MAOI terutama efektif pada gangguan panik • MAOI harus digunaka sangat hati-hati pada
dengan agorafobia, stress pasca trauma, orang dengan penyakit ginjal, kardiovaskular
gangguan makan, fobia sosial dan gangguan dan hipotiroidisme.
nyeri • Obat ini juga dikontra indikasikan bagi pasien
• MAOI banyak digunakan sebagai pilihan untuk dengan kehamilan walaupun sedikit sekali
terapi depresi dengan gejala hipersomnia, dilaporkan bahwa obat ini bersifat teratogenik
hiperfagia, ansietas dan tidak adanya gejala
vegetatif
MAOI
Efek samping
• Efek samping MAOI adalah hipotensi ortostatik,
insomnia, berat badan bertambah, edema, dan
disfungsi seksual
• Efek simpang MAOI yang jarang terjadi
antaralain, krisis hipertensi spontan yang
dicetuskan oleh bukan tiramin, terjadi pertama
setelah pajanan dengan obat
• Parestesia, mioklonus, dan nyeri otot kadang-
kadang ditemukan pada orang yang diterapi
dengan MAOI
Anti Mania
Anti Mania
Dikenal juga sebagai mood modulator, mood stabilizer dan
antimatik.
FARMAKODINAMIK
Perempuan hamil
• Risiko terjadinya defek lahir
• Malformasi
• Anomali eibstein pada katub trikuspid
Pasca melahirkan
• Risiko toksisitas pada bayi
• Risiko dapat diminimalisir dengan hidrasi saat persalinan
EFEK SAMPING
• Dosis anjuran adalah untuk pemberian tunggal 15-30 menit sebelum tidur
• Dosis awal dapat dinaikkan sampai mencapai dosis efektif
• Tappering off setelah 1-2 minggu untuk mencegah rebound dan toleransi
obat
• Pada pasien geriatric dosis harus lebih kecil dan peningkatan dosis
dilakukan perlahan untuk mencegah oversedation dan intoksikasi
• Lama pemberian maksimal 2 minggu untuk mencegah ketergantungan
KONTRAINDIKASI
EFEK SAMPING
KONTRAINDIKASI
• Menggunakan MAO selama 2 minggu terakhir
• Anak anak
• Wanita hamil
EFEK SAMPING
Andri. Tatalaksana Psikofarmaka dalam Manajemen Gejala Psikosis Penderita Usia Lanjut Volume 59. Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana.
Jakarta. 2009. Pp 444-49.
Maslim, Rusdi. 2014. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi 2014. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Jakarta
Maslim, Rusdi. 2013. Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas PPDGJ-III dan DSM-5. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya. Edisi 2013. Jakarta. Pp 7.
Mansjoer, Arif dkk. Terapi Farmakologis Psikiatri dalam Kapita Selekta Kedokteran edisi 3. Media Aesculapius. Jakarta. 2000. Pp 237-46.
Metta, Sinta Sari & Santoso, Sarjono O. Psikotropik dalam Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Gaya Baru. Jakarta. 2005. Pp
148-62.
Neal, Michael J. Ansiolitik dan Hipnotik dalam At a Glance Farmakologi Medis edisi 5. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2006. Pp 54-55.
Sadock, Benjamin J & Virginia A. Editor Profitasari dkk. Terapi Biologis dalam Buku Ajar Psikiatri Klinis. EGC. Jakarta. 2010. Pp 459-534.
Santoso SO, Wiria MSS. 2005. Psikotropik dalam Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Gaya Baru. Jakarta. Pp 148-62.
Trisna, Yulia & Kosasih. Psikofarmaka dalam ISO Indinesia. ISFI. Jakarta. 2008. Pp 231-5.
Terima Kasih