TATALAKSANA PADA
PNEUMONIA KOMUNITAS
Pembimbing :
dr. Ganda Erikson Manahan Tampubolon, Sp.P
Disusun Oleh :
Ezra Pandapotan Butar Butar
ia jangka panjang
Ditandai dengan infeksi pernapasan akut, mempengaruhi → anak-anak dan orang tua
Klasifikasi (Pola)
Berdasarkan data epidemiologi di Indonesia, proporsi kasus pneumonia sebesar 53.95% pada laki – laki
dan sebesar 46.05% pada perempuan, dengan Crude Fatality Rate (CFR) paling tinggi bila
dibandingkan penyakit - penyakit lainnya.
ETIOLOGI
Pneumonia Nosokomial
Global Indonesia
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Pseudomonas aeruginosa
ETIOLOGI
Manifestasi klinis pneumonia komunitas sangat bervariasi, mulai dari pneumonia ringan yang
ditandai dengan demam, batuk, dan sesak napas hingga pneumonia berat yang ditandai
dengan sepsis dan gangguan pernapasan.
Pada radiografi dada, akumulasi sel darah putih dan cairan di dalam alveoli akan
tampak sebagai kekeruhan atau infiltrat pada paru.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sistemik lainnya seperti menggigil, kelelahan, malaise, nyeri dada yang biasanya
disebabkan oleh proses radang dari selaput dada dan anoreksia juga sering terjadi. Takikardia,
leukositosis dengan pergeseran ke kiri atau leukopenia juga merupakan temuan yang
dimediasi oleh respon inflamasi sistemik.
Penanda inflamasi seperti laju sedimentasi eritrosit (ESR), protein C-reaktif (CRP) dan
prokalsitonin mungkin meningkat, dengan peningkatan prokalsitonin sebagian besar spesifik
untuk infeksi bakteri. Pneumonia komunitas juga merupakan salah satu penyebab utama
sepsis.
DIAGNOSIS
Penentuan diagnosis dari pneumonia diperoleh dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan
hasil laboratorium.
Penegakan diagnosis dari pneumonia komunitas dapat dilakukan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
atau air bronchogram ditambah dengan
Jika skor PSI kurang dari 70, pasien tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria
berikut
● Gagal jantung kongestif dengan edema paru ● Eksaserbasi akut dari penyakit paru obstruktif
● Emboli paru kronik (PPOK)
● Perdarahan paru ● Influenza dan infeksi virus pernapasan lainnya
● Atelektasis ● Bronkitis akut
● Aspirasi atau pneumonitis kimia ● Eksaserbasi asma
● Reaksi obat
● Kanker paru-paru
● Penyakit pembuluh darah kolagen
● Vaskulitis
● Eksaserbasi akut bronkiektasis
● Penyakit paru interstisial (misalnya sarkoidosis,
asbestosis, pneumonitis hipersensitivitas)
TATALAKSANA
Parameter
Suhu tubuh
Gejala klinis
Oksigenasi pasien
Jumlah leukosit
KOMPLIKASI
Keterlambatan penegakkan diagnosis & kesalahan pemilihan antibiotik awal
Prognosis BAIK
Angka mortalitas pasien CAP <5% ( rawat jalan) dan 20% (rawat inap)
03
KESIMPULAN
KESIMPULAN
● Pneumonia termasuk kedalam masalah kesehatan serius yang termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap
dengan incidence rate 2% pada golongan rawat jalan, 5-20% pada golongan rawat inap, dan 50% pada
golongan perawatan ICU.
● Patogen utama penyebab dari pneumonia komunitas di Indonesia adalah bakteri gram-positif Streptococcus
pneumonia.
● Pemberian terapi pertama berupa antibiotik empiris sangat penting dan berperan dalam prognosis pasien.
● Manajemen tatalaksana pneumonia komunitas melibatkan penilaian CURB-65 atau PSI untuk stratifikasi
risiko awal pasien dan untuk memutuskan pilihan perawatan pasien dari rawat jalan hingga perawatan
intensif ICU.
● Levofloksasin memiliki aktivitas in vitro yang baik terhadap organisme gram-positif, gram-negatif, dan
atipikal yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
● Levofloksasin terbukti efektif dengan sifat bakterisidal yang kuat, dan kerja cepat, serta efek
sampingnya yang cenderung sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik