Anda di halaman 1dari 40

DIAGNOSIS DAN

TATALAKSANA PADA
PNEUMONIA KOMUNITAS
Pembimbing :
dr. Ganda Erikson Manahan Tampubolon, Sp.P

Disusun Oleh :
Ezra Pandapotan Butar Butar

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TARAKAN JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
PERIODE 11 DESEMBER 2023 - 17 FEBRUARI 2024
01
Pendahuluan
Infeksi saluran pernapasan akut yang melibatkan alveolus dan saluran

Pneumon napas bagian distal

Masalah kesehatan utama → ↑ angka kematian jangka pendek dan

ia jangka panjang

● Pneumonia komunitas Etiologi Bakteri, virus pernapasan, dan jamur


● Pneumonia rumah sakit

Ditandai dengan infeksi pernapasan akut, mempengaruhi → anak-anak dan orang tua

Penyebab utama rawat inap dan kematian yang signifikan

Insidensi 1,5 hingga 14 kasus per 1000 penduduk


CFR 7,6%
TUJUAN
1. Memahami pengertian dan definisi dari pneumonia komunitas.
2. Mengetahui epidemiologi pneumonia komunitas.
3. Memahami etiologi pneumonia komunitas.
4. Memahami faktor risiko pneumonia komunitas.
5. Memahami patogenesis pneumonia komunitas.
6. Memahami manifestasi klinis pneumonia komunitas.
7. Memahami komplikasi pneumonia komunitas.
8. Memahami diagnosis pneumonia komunitas.
9. Memahami tatalaksana pneumonia komunitas.
10. Mengetahui pencegahan pneumonia komunitas.
MANFAAT
1. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pneumonia komunitas sehingga
masyarakat umum dapat lebih mengenali kondisi ini pada kehidupan sehari-harinya.
2. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat umum terhadap pneumonia komunitas agar
dapat mencegah serta menghindari komplikasinya.
3. Memberikan informasi mengenai pneumonia komunitas sebagai bahan studi dasar
untuk meningkatkan wawasan bagi mahasiswa-mahasiswi preklinik maupun klinik
serta rekan-rekan medis lainnya.
02
Tinjauan Pustaka
DEFINISI
Infeksi bakteri, virus, jamur, ataupun parasit pada parenkim paru

Klasifikasi (Klinis & Epidemiologis)


● Community-Acquired Pneumonia/ CAP
● Hospital-Acquired Pneumonia/HAP
● Health Care Associated Pneumonia/ HCAP
● Ventilator Associated Pneumonia/ VAP

Klasifikasi (Pola)

● Non segmental / lobar


● Multifokal
● Fokal/ difus
EPIDEMIOLOGI
Angka Kematian
Mencapai 23% pada pasien yang dirawat di unit perawatan
intensif.

Di Amerika, 6/1000 kasus terjadi pada kelompok umur 18-


39 tahun dan meningkat menjadi 34/1000 pada kelompok
umur diatas 75 tahun.

Tercatat sekitar 20-40% pasien pneumonia komunitas


memerlukan perawatan rumah sakit dan sekitar 5-10% lainnya
memerlukan perawatan intensif.

Berdasarkan data epidemiologi di Indonesia, proporsi kasus pneumonia sebesar 53.95% pada laki – laki
dan sebesar 46.05% pada perempuan, dengan Crude Fatality Rate (CFR) paling tinggi bila
dibandingkan penyakit - penyakit lainnya.
ETIOLOGI

Bakteri Jamur Protozoa Virus

Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, Moraxella catarrhalis,


Tipikal Staphylococcus aureus, Streptococci Grup A, anaerob, dan organisme gram negatif

Legionella, Mycoplasma, Chlamydia pneumoniae, dan C. psittaci. Influenza, SARS-CoV-


Atipikal 2
ETIOLOGI
Tipe Pasien Etiologi

Global Rawat jalan Streptococcus pneumoniae


Mycoplasma pneumoniae
Haemophilus influenzae
Patogen CAP paling umum Chlamidophilia pneumoniae
Virus respirasi

Rawat inap (Non ICU) Streptococcus pneumoniae


Mycoplasma pneumoniae
Chlamidophilia pneumoniae
Streptococcus pneumoniae dan H. influenzae Haemophilus influenzae
Legionella spp
Aspirasi
Virus respirasi

Rawat ICU Streptococcus pneumoniae


Staphylococcus aureus
Legionella spp
Basil Gram negatif
Haemophilus influenzae

Penyebab Pneumonia Komunitas Menurut ATS/IDSA 2007


ETIOLOGI
Indonesia, 2010

Klebsiella pneumoniae sebanyak 29%, Acinetobacter baumannii sebanyak 27% , Staphylococcus


aureus (16%), Streptococcus pneumonia (12%), Acinetobacter calcoaceticus (8%), Pseudomonas
aeruginosa (6%) dan Escherichia coli (2%)

Pneumonia Nosokomial

Global Indonesia
Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Pseudomonas aeruginosa
ETIOLOGI

H. influenza (A dan B) Rhinovirus

Virus parainfluenza 1, Coronavirus


Virus 2, dan 3 Jamur
⅓ kasus Sistem imun rendah ( HIV dan
penerima transplantasi organ)
FAKTOR RISIKO
● Usia
● Merokok
● Paparan lingkungan
● Malnutrisi
● Riwayat bronkitis kronik/penyakit paru obstruktif kronik, asma, penyakit kardiovaskular
● Pemakaian kortikosteroid > l0 mg per hari
● Riwayat penggunaan antibiotik spektrum luas > 7 hari pada bulan sebelumnya
● Penggunaan obat penekan asam lambung
PATOGENESIS
1. Patogen dari saluran pernafasan dapat ditularkan dari
orang ke orang melalui droplet atau yang lebih
jarang yaitu melalui inhalasi aerosol.
2. Setelah terhirup, patogen berkolonisasi pada
nasofaring dan kemudian mencapai alveoli paru
melalui mikroaspirasi.
3. Ketika ukuran inokulum yang berkembang telah
cukup dan/atau pertahanan kekebalan tubuh host
terganggu, maka akan terjadi infeksi.
4. Replikasi patogen, produksi faktor virulensi dan
respon imun akan menyebabkan peradangan dan
kerusakan parenkim paru, sehingga mengakibatkan
pneumonia.
PATOGENESIS
1. Makrofag akan menelan patogen dan memicu
munculnya molekul sinyal atau sitokin seperti
TNF-a, IL-8, dan IL-1 yang merekrut sel inflamasi
seperti neutrofil ke tempat infeksi.
2. Makrofag juga menyajikan antigen kepada sel T
yang memicu mekanisme pertahanan seluler dan
humoral, mengaktifkan komplemen dan
membentuk antibodi melawan patogen.
3. Mekanisme pertahanan tersebut akan menyebabkan
peradangan pada parenkim paru dan terjadinya
kebocoran pada kapiler, menyebabkan
penyumbatan akibat cairan eksudatif.
PATOGENESIS
4. Kebocoran plasma ini akan memunculkan gambaran
infiltrat pada radiografi, rales pada auskultasi
suara paru dan kondisi hipoksemia akibat terisinya
alveoli.
5. Peningkatan pernapasan akibat respon terhadap
inflamasi sistemik dapat mengarah kepada alkalosis
respiratorik.
6. Penurunan compliance dari paru akibat kebocoran
kapiler, hipoksemia, peningkatan pernapasan,
sekresi dan bronkospasme yang akhirnya
mengakibatkan gejala sesak pada pasien.
MANIFESTASI KLINIS

Manifestasi klinis pneumonia komunitas sangat bervariasi, mulai dari pneumonia ringan yang
ditandai dengan demam, batuk, dan sesak napas hingga pneumonia berat yang ditandai
dengan sepsis dan gangguan pernapasan.

Tanda-tanda pneumonia pada pemeriksaan fisik meliputi takipnea, peningkatan usaha


pernapasan dan suara napas tambahan, termasuk rales/crackles dan ronki, serta taktil
fremitus, egofoni dan perkusi yang tumpul.
MANIFESTASI KLINIS

Pada radiografi dada, akumulasi sel darah putih dan cairan di dalam alveoli akan
tampak sebagai kekeruhan atau infiltrat pada paru.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala sistemik lainnya seperti menggigil, kelelahan, malaise, nyeri dada yang biasanya
disebabkan oleh proses radang dari selaput dada dan anoreksia juga sering terjadi. Takikardia,
leukositosis dengan pergeseran ke kiri atau leukopenia juga merupakan temuan yang
dimediasi oleh respon inflamasi sistemik.

Penanda inflamasi seperti laju sedimentasi eritrosit (ESR), protein C-reaktif (CRP) dan
prokalsitonin mungkin meningkat, dengan peningkatan prokalsitonin sebagian besar spesifik
untuk infeksi bakteri. Pneumonia komunitas juga merupakan salah satu penyebab utama
sepsis.
DIAGNOSIS
Penentuan diagnosis dari pneumonia diperoleh dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, foto toraks dan
hasil laboratorium.

Penegakan diagnosis dari pneumonia komunitas dapat dilakukan jika pada foto toraks terdapat infiltrat
atau air bronchogram ditambah dengan

● Gejala berupa batuk


● Perubahan karakteristik sputum/purulen
● Peningkatan suhu tubuh ≥ 38°C pada pengukuran aksila
atau adanya riwayat demam
● Nyeri dada atau sesak
● Pemeriksaan fisik didapatkan adanya tanda – tanda
konsolidasi, suara napas bronkial dan rales
● Hasil pemeriksaan laboratorium berupa leukositosis ≥
10.000 atau < 4500.
DIAGNOSIS
Penentuan
Pemeriksaandiagnosis dari pneumonia
kultur sputum, diperoleh
darah atau aspirat dari hasil
endotrakeal, anamnesis,
jaringan pemeriksaan
paru dan fisik,
bilasan bronkus foto
juga toraks
dapat dan
dilakukan
untuklaboratoium.
hasil menentukan kuman penyebab infeksi dan memberikan keuntungan yaitu pemberian pengobatan antibiotika akan
lebih terarah dan dapat memvalidasi hasil biakan sputum berikutnya.

Indikasi Klinis untuk Pemeriksaan Diagnostik Lebih Lanjut


DIAGNOSIS

● Penilaian derajat keparahan penyakit pneumonia


komunitas dapat dilakukan dengan
menggunakan sistem skor menurut Pneumonia
Severity Index (PSI) atalu CURB-65.
● Sistem skor ini dapat mengidentifikasi apakah
pasien dapat berobat jalan atau rawat inap,
dirawat di ruangan biasa atau intensif.
DIAGNOSIS
● Tingkat kesadaran akan dinilai
berdasarkan Abbreviation Mental Test
(Uji Mental).
● Setelah didapatkan skor untuk confusion
akan dinilai skor lainnya yaitu urea,
frekuensi napas, tekanan darah dan
umur.Mengingat keterbatasan
pemeriksaan BUN (Blood Urea
Nitrogen) maka digunakan
pemeriksaan ureum tetapi dengan
mengkonversikan nilai ureum dengan
membagi 2,14.
● Bila nilai urea yang dihitung > 19
mg/dL maka diberi skor 1 dan nilai
urea < 19 mg/dl diberi skor 0.
DIAGNOSIS
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) merekomendasikan untuk menggunakan kriteria
Pneumonia Severity Index (PSI) yang diindikasikan pada pasien - pasien rawat inap oleh karena
pneumonia komunitas dengan skor PSI lebih dari 70.

Jika skor PSI kurang dari 70, pasien tetap perlu dirawat inap bila dijumpai salah satu dari kriteria
berikut

● Frekuensi napas > 30 kali/menit


● PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg
● Tekanan sistolik < 90 mmHg, tekanan diastolik < 60
mmHg
● Pneumonia pada pengguna NAPZA.
DIAGNOSIS

Pneumonia Severity Index (PSI)


DIAGNOSIS
Alur Diagnosis dan Tatalaksana
Pneumonis Komunitas
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit tidak menular yang menyerupai pneumonia Penyakit pernapasan yang dapat menyerupai
komunitas atau terjadi bersamaan dengan pneumonia pneumonia komunitas atau terjadi bersamaan dengan
komunitas pneumonia komunitas

● Gagal jantung kongestif dengan edema paru ● Eksaserbasi akut dari penyakit paru obstruktif
● Emboli paru kronik (PPOK)
● Perdarahan paru ● Influenza dan infeksi virus pernapasan lainnya
● Atelektasis ● Bronkitis akut
● Aspirasi atau pneumonitis kimia ● Eksaserbasi asma
● Reaksi obat
● Kanker paru-paru
● Penyakit pembuluh darah kolagen
● Vaskulitis
● Eksaserbasi akut bronkiektasis
● Penyakit paru interstisial (misalnya sarkoidosis,
asbestosis, pneumonitis hipersensitivitas)
TATALAKSANA

Tatalaksana CAP melibatkan penilaian CURB 65 atau PSI

Perhatikan → riwayat penggunaan antibiotik (3 bulan) + komorbid

Evaluasi Antibiotik 72 jam pertama


Perburukan → antibiotik diganti sesuai dengan hasil biakan atau pedoman empiris
TATALAKSANA
Rawat Jalan

Antibiotik Empiris Fluorokuinolon atau beta-lactams + macrolides

Tidak ada riwayat antibiotik 3


Makrolid atau beta laktam + beta laktamase/ doksisiklin
bulan sebelumnya

Riwayat antibiotik 3 bulan Fluorokuinolon (levofloxacin 750 mg, moksifloksasin) atau


golongan beta laktam (amoksisilin) + makrolid (azitromisin
sebelumnya/ komorbid atau klaritromisin)

Suportif Konsumsi air secukupnya, antipiretik, mukolitik dan ekspektoran


TATALAKSANA
Rawat Inap Non ICU

Fluorokuinolon (levofloxacin 750 mg, moksifloksasin) atau golongan beta laktam


(seftriakson) + makrolid (azitromisin atau klaritromisin)

Suportif Oksigen, infus, koreksi elektrolit, antipiretik, mukolitik dan


ekspektoran
TATALAKSANA
Rawat ICU

Beta laktam (sefotaksim, seftriakson, atau ampisilin-sulbaktam) + makrolid (azitromisin


atau fluorokuinolon) secara intravena (IV).

Suportif Oksigen, infus, koreksi elektrolit, antipiretik, mukolitik dan


ekspektoran

Intubasi → jika diperlukan


Petunjuk Terapi Empiris untuk Pneumonia Komunitas Menurut PDPI
TATALAKSANA

Evaluasi Antibiotik 48-72 jam pertama


Respon baik → lanjutkan antibiotik

Parameter
Suhu tubuh
Gejala klinis
Oksigenasi pasien
Jumlah leukosit
KOMPLIKASI
Keterlambatan penegakkan diagnosis & kesalahan pemilihan antibiotik awal

Komplikasi Ringan Komplikasi Berat


Penyakit kuning, hemoptisis, Efusi pleura masif, hipotensi, abses
anemia ringan dan arthritis paru, kavitasi paru, sepsis disertai syok
dan gagal napas akut
PROGNOSIS
CURB-65 dan Pneumonia Severity Index (PSI) adalah sistem prediksi prognostik

PSI Sulit diterapkan di unit gawat darurat


dibandingkan CURB-65

Prognosis BAIK
Angka mortalitas pasien CAP <5% ( rawat jalan) dan 20% (rawat inap)
03
KESIMPULAN
KESIMPULAN
● Pneumonia termasuk kedalam masalah kesehatan serius yang termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap
dengan incidence rate 2% pada golongan rawat jalan, 5-20% pada golongan rawat inap, dan 50% pada
golongan perawatan ICU.
● Patogen utama penyebab dari pneumonia komunitas di Indonesia adalah bakteri gram-positif Streptococcus
pneumonia.

● Pemberian terapi pertama berupa antibiotik empiris sangat penting dan berperan dalam prognosis pasien.
● Manajemen tatalaksana pneumonia komunitas melibatkan penilaian CURB-65 atau PSI untuk stratifikasi
risiko awal pasien dan untuk memutuskan pilihan perawatan pasien dari rawat jalan hingga perawatan
intensif ICU.

● Levofloksasin memiliki aktivitas in vitro yang baik terhadap organisme gram-positif, gram-negatif, dan
atipikal yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan.
● Levofloksasin terbukti efektif dengan sifat bakterisidal yang kuat, dan kerja cepat, serta efek
sampingnya yang cenderung sedikit.
DAFTAR PUSTAKA
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, and includes icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution


DAFTAR PUSTAKA
1. Torres A, Cilloniz C, Niederman MS, Menéndez R, Chalmers JD, Wunderink RG, van der Poll T. Pneumonia. Nat Rev Dis Primers. 2021 Apr 8;7(1):25. doi: 10.1038/s41572-021-00259-0. PMID:
33833230.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Pneumonia komuniti, Pedoman diagnosis & penatalaksanaan di Indonesia. Pneumonia Komunitas. 2014.
3. Metlay JP, Waterer GW, Long AC, Anzueto A, Brozek J, Crothers K, et al. Diagnosis and Treatment of Adults with Community-acquired Pneumonia. An Official Clinical Practice Guideline of the
American Thoracic Society and Infectious Diseases Society of America. Am J Respir Crit Care Med. 2019;200(7)E45-E67
4. Shoar, S., Musher, D.M. Etiology of community-acquired pneumonia in adults: a systematic review. Pneumonia 12, 11 (2020). https://doi.org/10.1186/s41479-020-00074-3
5. Lim WS. Pneumonia—Overview. Encyclopedia of Respiratory Medicine. 2022:185–97. doi: 10.1016/B978-0-12-801238-3.11636-8. Epub 2021 Sep 17. PMCID: PMC7241411.
6. Jain V, Vashisht R, Yilmaz G, et al. Pneumonia Pathology. [Updated 2023 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/
7. Regunath H, Oba Y. Community-Acquired Pneumonia. [Updated 2022 Nov 15]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023 Jan-. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430749/
8. Cilloniz C, Martin-Loeches I, Garcia-Vidal C, Jose AS, Torres A. Microbial etiology of pneumonia: Epidemiology, diagnosis and resistance patterns. International Journal of Molecular Sciences.
2016.
9. Dennis Kasper, Anthony Fauci, Stephen Hauser, Dan Longo, J. Larry Jameson JL. Harrison. Principios de Medicina Interna, 20 Ed.|McGraw-Hill Medical. Harrison. 2018.
10. Almirall J, Serra-Prat M, Bolibar I, Balasso V. Risk factors for community-acquired pneumonia in adults: A systematic review of Observational Studies. Respiration. 2017;94(3):299-311.
doi:10.1159/000479089
11. Waterer GW, Kessler LA, Wunderink RG. Delayed administration of antibiotics and atypical presentation in community-acquired pneumonia. Chest. 2016;130(1):11.
12. Mbata G, Chukwuka C, Onyedum C, Onwubere B, Aguwa E. The role of complications of community acquired pneumonia on the outcome of the illness: a prospective observational study in a
tertiary institution in eastern Nigeria. Ann Med Health Sci Res. 2013 Jul;3(3):365-9. doi: 10.4103/2141-9248.117952. PMID: 24116315; PMCID: PMC3793441.
13. Vidal, A. and Santos, L. (2017) ‘Comorbidities impact on the prognosis of severe acute community-acquired pneumonia’, Porto Biomedical Journal, 2(6), pp. 265–272.
doi:10.1016/j.pbj.2017.04.009.
14. Tokgoz Akyil F, Yalcinsoy M, Hazar A, Cilli A, Celenk B, Kilic O, et al. Prognosis of hospitalized patients with community-acquired pneumonia. Pulmonology. 2018;24(3):164–9.
doi:10.1016/j.rppnen.2017.07.010
15. Blanc, E., Chaize, G., Fievez, S. et al. The impact of comorbidities and their stacking on short- and long-term prognosis of patients over 50 with community-acquired pneumonia. BMC Infect Dis 21,
949 (2021). https://doi.org/10.1186/s12879-021-06669-5
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai