Anda di halaman 1dari 16

PNEUMONIA

(VAP & HAP)


By :
TIM ICU
PNEUMONIA

 suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru – paru


yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasit dimana
pulmonary alveolus ( alveoli ) yang bertanggung jawab
menyerap O2 dari atmosfir menjadi radang dan terisi oleh cairan
 HAP atau Pneumonia Nosokomia adalah pneumonia
yang terjadi setelah 48 jam pasien dirawat dirumah
sakit dan disingkirkan semua infeksi yang terjadi
sebelum masuk rumah sakit ( PDPI, 2003 ).
VAP
(Ventilator Associated Pnemonia)

 VAP ialah nosokomial pneumonia yang terjadi setelah


48 jam (3 hari) pasien dengan bantuan ventilasi mekanik
baik itu melalui pipa endotrakeaL maupun pipa
trasheostomy (Chastre, 2002)
ETIOLOGI HAP
1. Kuman yang bukan Multi Drugs Resistance (MDR).
Contoh : S.pneumonia, H.influenzae, Methicillin resisten staphylococcus aureus
(MRSA)

2. Kuman Multi Drugs Resistance (MDR)


Contoh : Pseudomonas aeruginosa, Eschericia coli, Klebsiella pneumoni, Acineto
bacter spp dan kuman gram positif seperti MRSA

3. Jamur, kuman anaerub dan virus jarang terjadi


KLASIFKASI HAP
 Early onset
Yaitu pathogen endogen yang diperoleh dari masyarakat
(endogenous community – acquired pathogens) seperti
staphylococcus aureus, pneumococcus dan hemophilus enfluenzae
 Late onset
Yaitu diikuti oleh pathogen yang resisten obat seperti pseudomonas
sp, dan methicillin resistant staphylococcus aureus (MRSA)
 HAP terjadi jika mikroba masuk ke saluran nafas bawah.
 Ada 4 rute masuknya mikroba, yaitu :
1. Aspirasi
2. Inhalasi
3. Hematogenik
4. Penyebaran langsung
FAKTOR RESIKO HAP
Faktor risiko yang berhubungan dengan daya
tahan tubuh
Contoh : penyakit kronik, Long stay at hospital, pemakaian obat tidur, perokok,
intubasi endotrakeal, nol nutrisi, umur lanjut, infeksi berat diluar paru dan
cidera paru akut ( acut e lung injuri ) serta bronkiektasis
Faktor Eksogen
1. Pembedahan
2. Pemakaian antibiotik
3. Peralatan terapi pernafasan
4. Pemasangan selang/pipa nasogastric
5. Lingkungan di rumah sakit
6. Penatalaksanaan dan pemakaian alat-alat yang tidak sesuai prosedur, alat bantu
nafas, NGT, selang infus, kateter
7. Pasien dengan kuman MDR tidak dirawat di ruang isolasi
KRITERIA HAP BERAT
a. Dirawat di ruang rawat intensif

b. Gagal napas yang memerlukan alat bantu napas atau membutuhkan O2 >
35 % untuk mempertahankan saturasi O2 > 90 %

c. Perubahan radiologik secara progresif berupa pneumonia multilobar atau


kaviti dari infiltrat paru

d. Terdapat bukti-bukti ada sepsis berat yang ditandai dengan hipotensi dan
atau disfungsi organ
PENATALAKSANAAN HAP
• Terapi awal antibiotik secara empiris dibutuhkan dosis dan
cara pemberian yang adikuat untuk menjamin efektifitas yang
maksimal.
• Pemberian antibiotic sesuai dengan kultur.
ETIOLOGI VAP
AKTERI PENYEBAB VAP KELOMPOK 1
K
uman gram negatif (Enterobacter spp, Escherichia coli, Klebsiella spp, Proteus spp, Serratai marcescens),
Haemophilus influenza, Streptococcus pneumoniae dan Methicillin sensitive staphylococcus aureus
(MSSA).

AKTERI PENYEBAB VAP KELOMPOK 2


b
akteri penyebab kelompok I ditambah kuman anaerob, Legionella pneumophilia dan Methicillin resistan
StaphyLococcus aureus (MRSA)

AKTERI PENYEBAB VAP KELOMPOK 3


P
seudomonas aeruginosa, Acinetobacter spp dan MRSA.
KLASIFIKASI VAP
 VAP ONSET DINI
terjadi pada empat hari pertama perawatan di IPI pada umumnya
memiliki prognosis lebih baik karena disebabkan oleh kuman yang
masih sensitif terhadap antibiotik

 VAP ONSET LAMBAT


Terjadi setelah lima hari atau lebih perawatan memiliki prognosis yang
lebih buruk karena disebabkan oleh kuman pathogen yang
multidrug resistance (MDR)
FAKTOR RISIKO VAP
1. Faktor risiko yang berhubungan dengan host/pasien
Albumin serum level kurang dari 2,2 g/dl usia di atas 60 tahun, ARDS (Acut Respiratory
Distrest Syndrom), PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) dan atau penyakit paru,
atau penurunan kesadaran, syok, perokok, malnutrisi, trauma tumpul, trauma dada,
dan trauma kepala

2. Faktor risiko yang berhubungan dengan kontrol infeksi


 Kontaminasi alat traktus respiratorius.
 Kateter suction.
 Aspirasi sekret supraglotik
 Ventilator mekanik, humidifier (peralatan respirasi)
 Hand hygiene
 Oral care
3. Faktor risiko yang berhubungan dengan terapi
a. Prosedur pembedahan
b. Terapi antibiotik
c. Pipa endotrakeal dan reintubasi
d. Pipa paragostrik, enteral feeding dan posisi tubuh
e. Profilaksis stress ulser
PATOGENESIS VAP

 Patogenesis VAP sangat kompleks. VAP tergantung pada lamanya


paparan lingkungan penyelia kesehatan, dan faktor risiko lain.
Faktor-faktor risiko ini meningkatkan kemungkinan terjadinya VAP
dengan cara meningkatkan terjadinya kolonisasi traktus aerodigestif
oleh mikroorganisme patogen dan meningkatkan terjadinya aspirasi
sekret yang terkontaminasi ke dalam saluran napas bawah. Kuman
dalam aspirat tersebut akan menghasilkan biofilm di dalam saluran
napas bawah dan di parenkim paru. Biofilm tersebut akan
memudahkan kuman untuk menginvasi parenkim paru lebih lanjut
sampai kemudian terjadi reaksi peradangan di parenkim paru.
 Pemberian antibiotic (sesuai dengan kultur) adekuat sejak
awal dapat meningkatkan angka ketahanan hidup.
 Melakukan tehnik suction dengan prinsip steril, canul
suction diganti habis suction
 Mengatur posisi alih baring (miring kanan kiri)
 Lain – lain sama dengan penatalaksanaan HAP
* Penyebab VAP tersering adalah bakteri gram negatif yang
memiliki tingkat resistensi yang tinggi terhadap antibiotik. Dalam
upaya mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat pneumonia
rumah sakit khususnya VAP, maka diperlukan pengujian berkala
pola kuman penyebab pneumonia dan sensitivitasnya terhadap
antibiotik. Pembuatan pola kuman di tiap rumah sakit akan
membantu dalam perumusan kebijakan antibiotic rasional.
Amikasin, ceftazidim, dan netilmicin masih menunjukkan
sensitivitas yang tinggi terhadap kuman penyebab utama VAP.

Anda mungkin juga menyukai