Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Dora Rosalina Samosir

NIM : 2020394363

KELAS : A

Kasus

 Sebuah rumah sakit swasta dengan tempat tidur 250, dengan BOR 75%,
dan pasien rawat jalan sebanyak 12.000 tiap bulan, jumlah dokter umum
dan spesialis 55 orang, perawat 250 orang, apoteker 5 orang, AA 30
orang. Rumah sakit tersebut telah mempunyai formularium dengan tingkat
kepatuhan sebanyak 60 %. Jumlah obat yang masuk formularium 2500,
dan yang termasuk obat esensial sebanyak 500buah.
 Pada pertengahan tahun 2015 telah diadakan stock opname ternyata
macam obat yang ada mencapai 2600 macam. Rumah sakit mempunyai
rencana penambahan 10 orang dokter spesialis mulai tahun 2015, dan
pertengahan tahun berhasil direalisir sebanyak 8 orang. Amoksisilin yang
direncanakan untuk keperluan satu tahun 120 box ternyata selama
setengah tahun menghabiskan 70 box. Sedang ciprofloxasin 500 mg yang
direncanakan 100 box setengah tahun menghabiskan 70 box. Kedua
antibiotik ini merupakan antibiotik dua pemakaian terbesar. Dana yang
disediakan untuk memenuhi kebutuhan farmasi sebesar 75% dari
kebutuhan yangada. 

Pertanyaan?

1. Apa yang harus dilakukan apoteker kepala farmasi rumah sakit


dengan keadaan seperti tersebut di atas ?
 Dari uraian kasus pertama maka dapat di simpulkan adanya masalah yang
berkaitan dengan ketidak patuhan terhadap formularium. Hal yang perlu
dilakukan sebagai apoteker kepala farmasi rumah sakit apoteker harus
berpartisipasi aktif dalam sosialiasi formularium kepada semua pihak
dalam rumah sakit agar dapat meningkatakan kepatuhan penulisan resep
diformularium dan mengoreksi macam-macam obat diluar formualarium.
Selain itu dapat memberikan peringatan tegas jika setelah diberi
sosialisasi formularium dan masih ditemukan ketidak patuhan
formularium agar menjadi perhatian khusus di setiap staff yang terlibat
sehingga semua perencanaan sesuai.
 Untuk kasus yang kedua disimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah
mengalami kekurangan jumlah antibiotic yang dilihat dari jumlah
pemakaianya dalam setengah tahun karena telah hampir memenuhi jumlah
persediaan untuk 1 tahun. Hal ini kemungkinan terjadi akibat kasus infeksi
yang meningkat sehingga antibiotic sering digunakan oleh karena itu
antibiotic menjadi obat dengan pemakaian terbesar. Sebagai apoteker
kepala farmasi rumah sakit hal dapat dilakukan adalah dengan melakukan
revisi formularium rumah sakit dengan cara menambah stock obat
ciprofloxasin dan Amoksisilin dengan mengusulkan penamabahan obat
diformularium. Dengan melihat kebutuhan yang ada. Selain itu apoteker
juga dapat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap implementasi
formularium secara berkesinambungan.

2. Bagaimana cara membuat perencanaan berbasis kepada program


yang direncanakan ?
 Dari uraian kasus maka dismpulkan adanya rencana penambahan 10 orang
dokter spesialis mulai tahun 2015. Hal ini akan berdampak pada
formularium rumah sakit karena akan ada penambahan jumlah obat yang
dibutuhkan yang akan diusulkan oleh setiap dokter tersebut untuk
digunakan sesuai kebutuhan oleh karena itu perlu dilkaukan revisi
formularium agar semua perencanaan sesuai dengan ketetapan rumah
sakit.
 Cara yang dapat dilakukan adalah :
1. Untuk obat yang sudah diketahui jumlah pemakiannya dapat
dilakukan dengan metode komsumsi
2. Untuk obat yang diusulkan diluar formularium di cari akar
permasalahannya dan diputuskan secara sepakat oleh KFT
3. Untuk obat-obat terkait dokter spesialis yang baru bisa
menanyakan obat-obat yang diperlukan sesuai kebutuhan
dokter spesialis baru tersebut. Jika ada penambahan obat maka
perlu dibahas dan di kaji lagi oleh KFT.

3. Bagaimana caranya mengevaluasi kinerja tim perencanaan ?


Jawab:
1. Membuat kriteria spesifik dan standarisasi institusi
2. Mengecek dokumentasi yang telah disediakan oleh QA
3. Mengevaluasi dampak, apakah program yang dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melakukan penilaian kegiatan pengadaan dengan pertanyaan sebagai
berikut:
a. Berapa harga dari jenis obat yang dibeli setiap tahun?
b. Proporsi obat seperti apa yang dibeli?
c. Berapa harga per unit obat?
d. Bagaimana harga tersebut ditetapkan?
e. Seberapa sering terjadi kelangkaan obat?
f. Adakah prosedur pengadaan yang digambarkan secara jelas?
g. Apakah proses pengadaan menyebabkan semua obat untuk
keperluan 1 tahun datang pada saat yang sama?
h. Adakah sistem untuk melacak suplier?
i. Apakah ada prosedur pemeriksaan kembali?
j. Siapa yang bertanggung jawab?
k.Dimana kegiatan lingkaran pengadaan terjadi?
l. Apakah ada fasilitas yang memadai, seperti ruangan dan administrasi
yang baik?

Anda mungkin juga menyukai