Jalan Arjuna Utara No.06 Jakarta 11510. Telephone: (021) 5694-2061, fax : (021) 563 1731
sabrina.2014fk190@civitas.ukrida.ac.id
Abstrak
Kandidiasis vulvovaginitis penyakit infeksi yang terjadi pada daerah vulva dan vagina
yang disebabkan oleh adanya berbagai jenis Candida, jamur candida hidup sebagai saprofit dapat
ditemukan pada gastrointestinal, vagina, kulit, dan dibawah kuku. Penyebab tersering penyakit
kandidiasis vulvovaginalis adalah Candida albicans, penyebab banyaknya Candida albicans
yang menginfeksi vagina karena faktor virulensi dari Candida albicans Itu sendiri, candida
albicans melekat jauh lebih kuat pada epitel vagina dibandingkan dengan yang lainnya.
Transmisi dapat terjadi melalui kontak langsung dan formites
Abstract
Candidiasis vulvovaginitis an infectious disease that occurs in the vulva and vagina area
caused by the presence of various types of Candida, candida fungi that live as saprophytes can
be found in the gastrointestinal, vaginal, skin, and under the nails. The most common cause of
candidiasis vulvovaginalis is Candida albicans, the cause of the many Candida albicans that
infects the vagina due to virulence factors of Candida albicans itself. Candida albicans attach
much more strongly to the vaginal epithelium compared to the others. Transmission can occur
through direct contact and formites.
Kandidiasis vulvovaginitis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada daerah vulva dan
vagina yang disebabkan oleh adanya berbagai jenis Candida, secara sekunder biasa juga terjadi
akibat penurunan daya tahan tubuh seseorang, ditandai oleh adanya secret bewarna putih serta
adanya rasa gatal di daerah vagina. Kandidiasis vulvovaginitis merupakan penyebab infeksi
terbanyak kedua pada infeksi vulvovaginal, dimana pada nomor urut satu Bacterial Vaginosis
merupakan penyebab terbanyak Meskipun kemajuan terapi semakin pesat, kandidiasis
vulvovaginitis tetap menjadi masalah umum di seluruh dunia, dan bisa menyerang semua strata
masyarakat. Pemahaman mekanisme anti candida pertahanan hospes divagina telah berkembang
secara lambat, meskipun demikian penelitian serta penemuan factor risiko diakui cukup banyak,
namun pemahaman mendasar dari mekanisme patogenik terus luput dari kita. Adapun faktor
resiko terjadi nya kandidiasis vulvovaginitis antara lain, kehamilan, penggunaan antibiotik,
penggunaan corticosteroid, Immunocompromised, dan diabetes, sebagian besar dari faktor resiko
di atas hampir berhubungan dengan pertahanan tubuh. 1
Skenario
Perempuan hamil anak pertama umur 21 tahun, usia kehamilan 6 bulan. Keluar cairan
kental putih seperti santan pecah dari kemaluan sejak 1 minggu yang lalu. Gatal dan perih, tidak
ada darah, agak berbau tapi tidak busuk.
Rumusan masalah
Seorang perempuan hamil datang dengan keluhan keluar cairan kental putih seperti
santan pecah dari kemaluan sejak 1 minggu yang lalu . Disertai gatal dan perih, tidak ada darah,
agak bau
Anamnesis
Pada scenario dilakukan pemeriksaan fisik dan didapatkan hasil seperti berikut :
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan langsung
Kerokan kulit atau usapan mukokutan diperiksa dengan larutan KOH 10% atau dengan
pewarnaan gram terlihat sel ragi dan miselia
Pemeriksaan Biakan
Menggunakan media agar dekstrosa glukosa sabouraud, dapat juga agar ini dibubuhi
antibiotic (kloramfenikol) untuk mencegah pertumbuhan bakteri. Perbenihan disimpan
dalam suhu kamar 370C, koloni tumbuh setelah 2-5 hari berupa koloni mucoid putih 1
Trikomoniosis
Penyakit infeksi saluran urogenital bagian bawah pada wanita maupun pria, penyakit ini
bersifat akut atau kronik. Disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, penyakit ini menular melalui
hubungan seksual, dapat juga melalui pakaian, handuk basah atau karena berenang.
Trikomoniasis pada wanita yang diserang ialah dinding vagina pada kasus akut secret vagina
seropurulen berwarna kekuningan, kuning-hijau, berbau tidak enak dan berbusa. Dinding vagina
tampak kemerahan dan sembab. Pada kasus kronik gejala lebih ringan dan secret vagina tidak
berbusa.2
Bacterial vaginosis
Suatu sindrom akibat pergantian Lactobacillus sp yang merupakan flora normal vagina
dengan bakteri anaerob dalam kosentrasi tinggi. Bacterial vaginosis sering ditemukan pada
perempuan usia reproduktif, aktif seksual termasuk lesbian, keadaan ini juga dapat ditemukan
pada ibu hamil, perempuan yang memakai alat kontrasepsi dalam Rahim, dan pada perempuan
yang melakukan bilas vagina lebih banyak. Gejala klinis pada penyakit ini biasa berupa rasa
gatal dan terbakar pada alat kelamin serta secret vagina berbau tidak enak.
Servitis
Servitis merupakan penyakit infeksi pada mulut rahim. Sering terjadi karena luka kecil
bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seksual. Gejala klinis nya
bias berupa keluarnya bercak darah/ perdarahan, keputihan, serviks kemerahan, sakit
pinggang bagian sacral, nyeri abdomen bawah, gatal pada area kemaluan.
Gonore
Penyakit menular seksual disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae bakteri ini
merupakan diplokokkus bersifat gram negatif dan manusia adalah host alamiah. Hampir selalu
ditularkan saat aktivitas seksual pada wanita gejala klinis tersebut berupa muncul cairan vagina
yang banyak dengan warna kuning/kehijauan dengan bau yang menyengat. Dan pada pria
muncul cairan putih atau kuning keluar dari penis.2
Gambar 2. Trikomoniosis,bacterial vaginosis,servitis,gonore 2
Working diagnosis
Kandidiasis Vulvovaginalis
Penyakit infeksi yang terjadi pada daerah vulva dan vagina yang disebabkan oleh adanya
berbagai jenis Candida, contoh nya Candida albicans Secara sekunder terjadi akibat penurunan
daya tahan Tubuh seseorang, di tandai adanya secret bewarna putih, rasa gatal di daerah vagina.3
Etiologi
Antara 85-90 didapatkan adanya Candida albicans, sisanya sebanyak 12-14 %merupakan
non Candida albicans, yang umum ditemukan yaitu Candida glabrata, Candida glabrata
ditemukan pada 10-20 % wanita, dari 15-17% dari keseluruhan vaginitis, dan jarang yang
disebabkan oleh Candida parapsilosis, Candida tropicalis, dan Candida krusei. Penyebab
banyaknya Candida albicans yang menginfeksi vagina dibandingkan non albicans adalah faktor
virulensi dari Candida albicans Itu sendiri, candida albicans melekat jauh lebih kuat pada epitel
vagina dibandingkan dengan yang lainnya.
Epidemiologi
Penyakit ini terdapat diseluruh dunia, dapat menyerang semua umur baik laki-laki
maupun perempuan. Sumber agen penyebab utama merupakan pasien, namun transmisi dapat
terjadi melalui kontak langsung dan formites. 3
Gejala klinis
Gejala di temukan biasa nya berupa rasa gatal didaerah vulva atau iritasi serta keputihan,
tidak berbau atau terkadang juga dapat berbau masam (asam) , berwarna putih seperti susu pecah
dan kental, Pada vulva dan vagina terdapat tanda-tanda radang disertai maserasi, sering pula
terdapat kelainan khas ialah bercak putih kekuningan . Labia mayor tampak bengkak, merah dan
ditutupi oleh lapisan putih yang menunjukkan maserasi.4
Faktor Predisposisi4
Faktor Endogen
Kehamilan, karena perubahan pH vagina
Diabetes Mellitus, HIV/AIDS
Pemberian antimikroba yang intensif (yang mengubah flora bakteri normal)
Terapi progesterone, kontrasepsi
Terapi kortikosteroid
Immunodefisiensi
Faktor Eksogen
Kebersihan diri
Iklim, panas, dan kelembaban menyebabkan perspirasi meningkat
Kontak dengan penderita
Tata laksana
Pengobatan infeksi candida bergantung pada spesies penyebab, sensitifitas terhadap obat
anti jamur, lokasi infeksi, penyakit yang mendasari, dan status immune pasien
Farmako terapi
Untuk wanita hamil : klotrimazol 100 mg 1 tablet secara intravaginal setiap malam
selama 7 malam.
Dapat juga diberikan flukonazol 150 mg 1 kali sehari secara oral.
Prognosis
Umumnya baik kalo pengobatannya secara teratur dan tepat bila faktor predisposisi dapat
diminimalkan.
Edukasi
Pasien diharapkan untuk minum obat secara teratur dan menjaga kebersihan vagina
dengan cara tidak menggunakan pakaian dalam yang ketat dan sering mengganti pakaian dalam
setiap hari
Kesimpulan
Kandidiasis vulvovaginalis adalah penyakit infeksi yang terjadi pada daerah vulva dan
vagina yang disebabkan oleh adanya jenis Candida. Candida tumbuh dan menetap jika kondisi
vagina mendukung pertumbuhan dari candida tersebut dan apabila ada factor predisposisi, gejala
klinis seperti di skenario merupakan salah satu dari gejala kandidiasis vulvovaginalis,
penatalaksaan nya dapat berupa farmako dan non farmako, dapat dilakukan pemeriksaan
penunjang untuk membantu menegakan diagnosis serta edukasi untuk menjaga kebersihan
daerah organ genital dan memperhatikan penggunaan pakaian dalam agar meminimalisir dari
penyakit tersebut
Daftar Pustaka
1. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin edisi 6 (cetakankedua 2011). FK
UI. Jakarta p.383-388
2. Yan ZE. Vulvovaginal candidiasis. Clinical Prevention Services. 2012
3. Wolf K, Johnson R.A. Genital Candidiasis. In Fitzpatrick’s Color Atlas &Synopsis of
Clinical Dermatology 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2009. p.727-30.
4. Spence D. Vulvovaginal Candidiasis.National Center For Biology Information.2009.p.1.
5. Nabhan A. Vulvovaginal Candidiasis.ASJOG. 2006;3:73-9.