Anda di halaman 1dari 8

KONSEP

DASAR
KEPENDUDUKAN

OLEH :
HAFZANA BEDASARI, S.SOS., M.SI
PENDAHULUAN
• Jumlah penduduk dunia yang menempati planet
bumi dari waktu ke waktu terus mengalami
peningkatan jumlahnya. Bertambahnya jumlah
penduduk yang mendiami planet bumi
menyebabkan semakin berkurangnya daya dukung
planet bumi. Jumlah penduduk yang semakin
banyak akan mendorong peningkatan pemanfaatan
sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
• Tabel : Distribusi dan Jumlah Penduduk Dunia
(Sumber : BPS 2015)
NO BENUA DAN WILAYAH JUMLAH PENDUDUK %

1 ASIA 4.384.844.097 59.86%

2 AFRIKA 1.166.239.306 15.92%

3 EROPA 743.122.816 10.15%

4 AMERIKA SELATAN DAN 630.088.917 8.6%


KARIBIA

5 AMERIKA UTARA 361.127.819 4.93%

6 AUSTRALIA DAN OSEANIA 39.359.270 0.54%

TOTAL 7.324.782.225 100%


Jumlah penduduk dunia pada tahun 2015 diperkirakan
sebesar 7.3 milyar jiwa. Berdasarkan hasil laporan dari
Divisi Kependudukan PBB tentang prospek penduduk
dunia yang memperkirakan jumlah penduduk dunia
dengan metode fertility mengingat adalah tidak
mungkin menghitung penduduk dunia secara tepat
dalam suatu periode tertentu. Benua Asia menjadi
benua dengan penduduk terbanyak, sedangkan benua
Australia dan Oseania menjadi benua dengan
penduduk tersedikit.

Pertumbuhan jumlah penduduk dunia berlangsung


cepat dari waktu ke waktu. Pada periode sebelum
perang dunia ke dua untuk mencapai jumlah penduduk
1 milyar membutuhkan waktu sekitar 125 tahun,
namun kemudian sesudah periode perang dunia ke
dua untuk mecapai jumlah penduduk 1 milyar
membutuhkan waktu semakin pendek yakni sekitar
12-13 tahun. Untuk masa yang akan datang sesudah
tahun 2025 hanya membutuhkan waktu 1 sampai 1,5
tahun untuk mencapai jumlah penduduk 1 milyar.
Peningkatan jumlah penduduk pada
suatu wilayah tidak dapat
dipisahkan dari faktor lingkungan
meliputi norma dan nilai, budaya,
dan pendidikan. Rendahnya
pengetahuan tentang pemahaman
akan nilai dan budaya menyebabkan
dibanyak tempat terjadinya
peningkatan jumlah penduduk.
Misanya masih adanya anggapan
dimasyarakat lokal tentang banyak
anak banyak rezeki menjadi salah
satu faktor pendorong peningkatan
angka jumlah penduduk.
Penduduk pada suatu negara
dapat diketahui melalui sensus yang
dilakukan setiap 10 tahun. Jumlah
penduduk pada suatu wilayah atau
negara ditentukan oleh faktor
kelahiran, kematian, dan migrasi.
KELAHIRAN (FERTILITAS)
• Sebagai istilah demografi diartikan sebagai
hasil reproduksi yang nyata dari seorang wanita
atau sekelompok wanita. Dengan kata lain
fertilitas ini menyangkut banyaknya bayi yang
lahir hidup. Natalitas mempunyai arti yang sama
dengan fertilitas hanya berbeda ruang
lingkupnya. Fertilitas menyangkut peranan
kelahiran pada perubahan penduduk sedangkan
natalis mencakup peranan kelahiran pada
perubahan penduduk dan reproduksi manusia.
• Mantra (2000) menjelaskan bahwa istilah
fertilitas sama dengan kelahiran hidup (live
birth), artinya bahwa fertilitas merupakan
jumlah bayi yang lahir dari seorang perempuan
dengan tanda-tanda kehidupan misalnya
bernafas, jantung berdenyut, berteriak dan
sebagainya. Apabila tidak terdapat tanda
kehidupan maka dalam demografi tidak
dianggap peristiwa kelahiran. Kelahiran bayi
hidup dalam demografi sangat terkait dengan
fekunditas (fecundity). Fekunditas merupakan
sebagai indikator kemampuan fisilogis dan
biologis seorang perempuan untuk
menghasilkan anak lahir hidup.
KEMATIAN (MORTALITAS)
Merupakan salah satu komponen demografi yang akan
mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Tinggi atau
redahnya mortalitas tidak hanya mempengaruhi
pertumbuhan penduduk , namun juga menjadi barometer
tingkat kesehatan masyarakat di daerah tersebut. Kematian
dapat didefinisikan suatu peristiwa menghilanya semua
tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup. Dengan kata lain, bahwa
yang dikatakan kematian apabila telah terjadi kelahiran
hidup.

MIGRASI
Merupakan perpindahan penduduk dari suatu tempat
atau keadaan menuju tempat atau keadaan lain. Migrasi
penduduk dapat juga diistilahkan dengan mobilitas
penduduk. Migrasi penduduk sifatnya dapat dibedakan atas
dua yaitu migrasi vertikal dan migrasi horizontal. Migrasi
vertikal merupakan perpindahan penduduk sosial, misalnya
seorang yang bekerja disektor pertanian berubah statusnya
menjadi sektor perdagangan. Selain itu, migrasi horizontal
merupakan perpindahan atau pergerakan penduduk yang
melintasi batas wilayah menuju wilayah lain dalam periode
tertentu. Batas wilayah merupakan indikator dalam
penentuan migrasi horizontal.
Everett S. Lee (1976) dalam Mantra (1999) menjeaskan
besar kecilnya arus migrasi dipengaruhi oleh rintangan.
Rintangan antara dalam arus migrasi dapat dibedakan
beberapa bentuk misalnya biaya pindah, topografi, dan
aksesbilitas. Artinya semakin kecil rintangan antara daerah
asal dengan daerah tujuan maka arus migrasi terjadi lebih
tinggi.
Selain itu, migrasi dipengaruhi oleh empat faktor,
yaitu :
a. Faktor Individu
b. Faktor-faktor Daerah Asal
c. Faktor-faktor Daerah Tujuan
d. Faktor antara daerah asal dengan daerah tujuan.
Seorang melakukan migrasi karena adanya faktor
pendorong pada daerah asal dan besarnya faktor
penarik pada daerah tujuan. Beberapa faktor pendorong
seorang melakukan migrasi antara lain :
a. Semakin berkurangnya SDA
b. Menyempitnya lapangan kerja
c. Adanya tekanan diskriminatif politis, agama, dan
ras
d. Ketidakcocokan budaya
e. Perkawinan, dan
f. Bencana Alam
Sedangkan faktor penarik antara lain :
a. Adanya perasaan superior atau peningkatan
status sosial atau kebanggaan
b. Kesempatan mendapatkan pekerjaan lebih baik
c. Kesempatan mendapatkan pendidikan.
d. Keadaan lingkungan yang lebih menyenangkan,
seperti iklim, perumahan, seolah, dan lain-
lainnya.
e. Adanya tarikan orang yang berfungsi sebagai
pelindung, dan
f. Adanya aktivitas hiburan, kebudayaan yang
menarik.

Anda mungkin juga menyukai