MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH
KEPUTIHAN
Mata Kuliah: Maternitas
Disusun oleh : Triberti Natalis Yodi P2002062
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
INSTITUT TEKNOLOGI KESEHATAN & SAINS WIYATA HUSADA SAMARINDA 2021 Patofisiologi Definisi Banyak hal sebenarnya yang membuat wanita rawan Keputihan adalah semacam Silim yang keluar terlalu banyak, warnanya terkena keputihan patologis. Biasanya penyebab putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika Silim atau keputihan patologis ini karena kuman. Di dalam vagina lendir ini tidak terlalu banyak, tidak menjadi persoalan sebenarnya bukan tempat yang steril, berbagai macam kuman ada disitu. Flora normal didalam vagina membantu menjaga keasaman PH vagina, pada keadaan Klasifikasi yang optimal. PH vagina seharusnya antara 3,5-5,5. flora Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah normal ini bisa terganggu. Misalnya karena pemakaian menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi dan antiseptic untuk daerah vagina bagian dalam. juga melalui rangsangan seksual sedangkan keputihan abnormal dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang Komplikasi senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit karena hubungan kelamin) 1. Infertilitas 2. Gagal ginjal Etiologi 3. Penyakit radang panggul 1. Jamur 2. Parasit 4. Sepsis 3. Bakteri 4. virus Penatalaksanaan Penatalaksanan keputihan tergantung dari penyebab Manifestasi Klinis infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. 1. Keluarnya cairan berwarna putih, kekuningan atau putih kelabu KEPUTIHAN Obat-obatan yang digunakan dalam mengatasi keputihan dari saluran vagina biasanya berasal dari golongan flukonazol untuk 2. Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya. mengatasi infeksi candida dan golongan metronidazol Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal untuk mengatasi infeksi bakteri dan parasit 3. Gadis muda terkadang juga mengalami keputihan, sesaat sebelum masa pubertas 4. Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga Pengkajian Pemeriksaan Fisik sepuluh hari dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh 1. Identitas klien 1. Keadaan umum hormone yang dihasilkan oleh plasenta atau uri 2. Riwayat Kesehatan sekarang 2. TTV 3. Riwayat Kesehatan masa lalu 3. Head To Toe 4. Riwayat tumbuh kembang Pemeriksaan Diagnostik 5. Pola kegiatan sehari-hari 1. Pemeriksaan Laboratorium 2. USG Diagnosa Yang Sering Muncul SLKI SIKI 3. Biopsi 1. Gangguan rasa nyaman b.d gejala 1. Status kenyamanan 1. Perawatan kenyamanan 4. Pap smear penyakit 2. Fungsi seksual 2. Edukasi seksualitas 2. Disfungsi seksual b.d perubahan 5. Pemeriksaan PH Vagian fungsi/struktur tubuh ANALISA JURNAL Education Programme Author, design, Objektive Primary Outcome (PO) Title theory Intervention Group and Conclusion country sample Secondary Outcome (SO) Control Group Theresia Eriyani, Penatalaksanaan 16 orang Desain penelitian yang hasil penelitian diperoleh Penatalaksanaan gangguan sampel rasa nyaman nyeri dengan Iwan Shalahuddin Gangguan Rasa digunakan adalah deskroptif distribusi frekuensi perawat teknik relaksasi pada metode penelitian Nyaman Nyeri dengan dengan pendekatan cross berdasarkan pelaksanaaan perawat di Ruang Topas RSU dr. Slamet Garut deskriptif Teknik Relaksasi sectional.penelitian deskriptif teknik relaksasi, pendidikan, yang melaksanakan teknik di Ruang Topas RSU bertujuan mengetahui gambaran jadwal dinas dan jenis relaksasi yaitu : Perawat yang Pendidikan Diploma Indonesia dr. Slamet Garut penatalaksanaan gangguan rasa kelamin. Adapun lebih banyak tidak nyaman nyeri dengan tekhnik pelaksanaan teknik relaksasi melaksanakan teknik relaksasi dibanding yang relaksasi pada perawat di ruang oleh perawat di Ruang pendidikan Sarjana, Topas RSU dr. Slamet Garut. Topas RSU dr. Slamet Jadwal dinas pagi perawat, lebih banyak perawat yang Rancangan cross sectional Garut perawat yang melaksanakan teknik merupakan rancangan penelitian melaksanakan teknik relaksasi dari pada dinas yang lain yaitu, dan Jenis yang pengukuran atau relaksasi sebanyak 8 orang kelamin perawat, perawat pengamatanya dilakukan secara (50 %) dan yang tidak yang berjenis kelamin laki- laki lebih banyak yang simultan pada satu saat atau melaksanakan sebanyak 8 melaksanakan teknik sekali waktu orang atau 50 %. relaksasi dibanding perempuan Cecilya Kustanti Pengaruh Pemberian 50 responden Penelitian ini menggunakan Berdasarkan uji Pemberian Air Rebusan Metode eksperimen Air Rebusan Daun Sirih metode eksperimen semu (quasi kesebandingan Daun Sirih Hijau pada semu (quasi Hijau Terhadap experiment) atau percobaan menunjukkan semua nilai p remaja puteri efektif dalam experiment) Kejadian Keputihan adalah kegiatan penelitian yang > 0,05 ini berarti kedua menurunkan kejadian Indonesia dilakukan dengan memberikan kelompok yaitu perlakuan keputihan percobaan atau perlakuan Desain dan control memiliki penelitian ini menggunakan karekristik yang sama, jenis rancangan Time Series Design. kelamin perempuan, Desain ini seperti rancangan pre- ataupun kelompok umur. post test, observasi dilakukan Perbedaan rerata remaja berulang-ulang sebelum dan putri, dan umur bahwa pada, sesudah perlakuan. 30 sebagai kelompok umur ≤ 21 tahun, responden dan 20 kontrol serta pada remaja putri rerata keputihan pre yangberbeda secara bermakna (signifikan). Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p < 0,05. Artinya pada remaja putri, kelompok umur ≤ 21 tahun, terjadi penurunan keputihan kelompok umur ≤ 21 tahun. Perbedaan ini bisa dilhat nilai p = 0,010* remaja putri, dan p = 0,032* kelompok usia ≤ 21 tahun. Abrori, Andri Dwi Faktor Yang 59 sampel Pengambilan sampel Hasil penelitian menunjukan Faktor yang berhubungan Hernawan, dan Berhubungan Dengan menggunakan teknik bahwa terdapat hubungan dengan kejadian keputihan Ermulyadi Kejadian Keputihan proportional simple random yang signifikan antara patologis adalah Penelitian Patologis Siswi Sman 1 sampling terhadap populasi per pengetahuan vulva hygiene pengetahuan vulva observasional Simpang Hilir kelas tersebut. Sampel minimal (p=0,036), gerakan hygiene, gerakan analitik dengan Kabupaten Kayong yang diambil dalam penelitian membersihkan vagina membersihkan vagina, pendekatan cross Utara ini adalah 59 responden. (p=0,025), penggunaan penggunaan pembersih sectional Penentuan sampel berdasarkan pembersih vagina vagina, penggunaan celana Indonesia kriteria inklusi. Adapun kriteria (p=0,002), penggunaan dalam ketat, dan inklusi pertama, responden tidak celana dalam ketat penggunaan toilet umum. sedang menstruasi dan kedua (p=0,007), dan penggunaan responden tidak sedang toilet umum (p= 0,021) menggunakan pembersih vagina. dengan kejadian keputihan Instrumen penelitian patologis. Tidak terdapat menggunakan kuesioner yang hubungan yang signifikan telah diuji reliabilitas dan antara kegemukan dengan validitasnya. kejadian keputihan patologis (p=0,587) Wina Tresnawati, Hubungan Personal 65 responden teknik pengambilan sampel Berdasarkan hasil penelitian Lebih dari separuh remaja Firman Hygiene Dengan menggunakan Stratifikasi menunjukkan bahwa remaja putri mengalami Rachmatullah Terjadinya Keputihan random sampling, teknik putri dalam Personal keputihan, hampir separuh Penelitian ini Pada Remaja Putri pengumpulan data secara primer Hygienenya buruk yang remaja putri memiliki bersifat Kuantitatif dengan instrument kuesioner, mengalami keputihan prilaku buruk dalam dengan Desain teknik analisis data univariat dan (93.1%), dibandingkan Personal Hygiene. Ada penelitian Cross bivariat. dengan Personal hygiene hubungan personal Sectional Tujuan umum dari penelitian ini baik yang tidak mengalami hygiene dengan terjadinya Indonesia adalah untuk mengetahui keputihan (77,8%) Hasil uji keputihan pada remaja Hubungan personal hygiene statistik menggunakan Chi putri di SMAN 3 dengan terjadinya keputihan Square pada α=0,05 Rangkasbitung. pada remaja putri didapatkan nilai ρ sebesar 0,000 (ρ≤0,05) yang berarti bahwa secara statistik terdapat hubungan yang bermakna antara Personal Hygiene dengan terjadinya keputihan pada remaja putri di SMAN 3 Rangkasbitung Rina Sari Perilaku Remaja Putri 113 responden Jenis penelitian ini adalah Peneliti berasumsi, dari Berdasarkan hasil Tentang penelitian kuantitatif penelitian kuantitatif dengan hasil penelitian yang penelitian dan pembahasan Penatalaksanaan Dan dengan desain Pencegahan Keputihan desain deskriptif yaitu metode dilakukan remaja putri tidak yang telah dilakukan Di Pondok Pesantren deskriptif yang dilakukan terhadap melakukan penatalaksanaan tentang perilaku remaja Putri Ummu Sulaim Indonesia Pekanbaru sekumpulan objek yang dan pencegahan keputihan putri tentang bertujuan untuk mengetahui yang benar. Hal ini penatalaksanaan dan Perilaku Remaja Putri Tentang dikarenakan responden tidak pencegahan keputihan di Penatalaksanaan Dan melakukan tindakan Pondok Pesantren Putri Pencegahan Keputihan di pencegahan keputihan Ummu Sulaim Pekanbaru, Pondok Pesantren Putri Ummu karena kurangnya waktu dapat disimpulkan bahwa Sulaim Pekanbaru. yang dimiliki oleh mayoritas remaja putri responden, seperti berpengetahuan rendah kurangnya olahraga rutin, dengan sikap positif dan kurang istirahat, tidak tidak melakukan mengganti pembalut saat pencegahan keputihan. haid 3-4 kali sehari, tidak membasuh alat genetalia dari arah depan ke belakang dan ditambah dengan adanya poin kuesioner yang sebagian responden kurang mengerti yaitu mengeringkan alat genetalia dengan handuk setelah buang air kecil. Disini maksud dari peneliti ialah mengeringkan genetalia dengan handuk dan tissue kering ANALISA JURNAL Keputihan atau yang disebut juga dengan istilah white discharge atau vaginal discharge, atau leukore atau flour albus. Keputihan yang terjadi pada wanita dapat bersifat normal dan abnormal. Keputihan normal terjadi sesuai dengan proses menstruasi. Gejala keputihan yang normal adalah tidak berbau, jernih, tidak gatal, dan tidak perih. Keputihan abnormal terjadi akibat infeksi dari berbagai mikroorganisme, antara lain bakteri, jamur, dan parasit. Keputihan yang tidak normal ditandai dengan jumlah yang keluar banyak, berwarna putih seperti susu basi, kuning atau kehijauan, gatal, perih, dan disertai bau amis atau busuk. Warna pengeluaran dari vagina akan berbeda sesuai dengan penyebab dari keputihan (Marhaeni, 2016). Keputihan sangat berisiko terjadi pada remaja sehingga perlu mendapat perhatian khusus. Masa ini, remaja puteri mengalami pubertas yang ditandai dengan menstruasi. Pada sebagian orang saat mengalami menstruasi dapat mengalami keputihan. Kondisi abnormal (patologis) biasanya berwarna kuning, hijau, keabu-abuan, berbau amis, busuk. Jumlah cairan vagina dalam jumlah banyak dan menimbulkan keluhan seperti gatal, serta rasa terbakar pada daerah intim. Faktor penyebab keluhan pada vagina, terbanyak diakibatkan infeksi vagina yang disebabkan oleh kuman, jamur, virus dan parasit serta tumor (Abrori, Hernawan, & Ermulyadi, 2017). Penatalaksanaan (tindakan) keperawatan gangguan nyaman nyeri diantaranya ada yang bersifat farmakologi dan ada juga yang bersifat non farmakologi. Yang bersifat farmakologi yaitu pemberian obat analgesik, dilakukan guna mengganggu atau memblok transmisi stimulus agar terjadi perubahan persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap nyeri. Dan yang bersifat non farmakologi yaitu dengan mengurangi faktor yang dapat menambah nyeri, misal ketidakpercayaan, kesalahpahaman, ketakutan, kelelahan, dan kebosanan. Memodifikasi stimulus nyeri menggunakan teknik seperti: teknik pengalihan, memodifikasi telivisi, berbincang-bincang dengan orang lain, mendengarkan musik dan teknik relaksasi (Eriyani & Shalahuddin, 2016) keputihan sebagai gejala yang sangat sering dialami oleh sebagian besar wanita. Gangguan ini merupakan masalah kedua sesudah gangguan haid. Kebersihan dan suasana pH vagina ikut memengaruhi munculnya gejala keputihan. Keputihan yang terjadi tersebut cenderung disebabkan oleh masih minimnya kesadaran untuk menjaga kesehatan terutama kesehatan organ genetalianya (Tresnawati & Rachmatullah, 2016). Manfaat dan khasiat daun sirih hijau dalam mengatasi keputihan, daun sirih hijau berkhasiat untuk mengurangi keputihan dan menjaga organ kewanitaan, karena daun sirih merah mengandung antiseptik. Caranya yaitu adalah rebus dengan air mendidih 7-10 daun sirih hijau, dan kemudian gunakan untuk membersihkan organ kewanitaan (Kustanti, 2017) DAFTAR PUSTAKA
Abrori, Hernawan, A. D., & Ermulyadi. (2017). Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Keputihan Patologis Siswi Sman 1 Simpang Hilir Kabupaten Kayong Utara. Unnes Journal of Public Health, 26(4), 263–267.
Eriyani, T., & Shalahuddin, I. (2016). Penatalaksanaan Gangguan Rasa Nyaman
Nyeri dengan Teknik Relaksasi di Ruang Topas RSU dr. Slamet Garut.
Kustanti, C. (2017). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Daun Sirih Hijau Terhadap Kejadian Keputihan. E- Journal Keperawatan (EKp), 2(1), 81–87.
Marhaeni, G. A. (2016). Keputihan Pada Wanita, 100(3–4), 137–156.
https://doi.org/10.1007/s11038-006-9134-2
Sari, R. (2018). Perilaku Remaja Putri Tentang Penatalaksanaan Dan Pencegahan
Keputihan Di Pondok Pesantren Putri Ummu Sulaim Pekanbaru Tahun 2018, XII(10), 131–137.
Tresnawati, W., & Rachmatullah, F. (2016). Hubungan Personal Hygiene Dengan