Marcella 0101019034
Melza Metalia 0101019036
M Thorik Ibrahim 0101019037
Muhammad Saeful Bahri 0101019039
Nadia Auliya 0101019040
Nurmala Dewi 0101019043
Proposal Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penelitian Terapan
Di Akademi Bhakti Husada Cikarang
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Penelitian Terapan di
Akademi Keperawatan Bhakti Husada Cikarang.
Pembimbing
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan seluruh alam, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal penelitian. dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN POST APPENDIKTOMI DENGAN
MASALAH NYERI AKUT DI RSUD KABUPATEN BEKASI TAHUN 2021”.
Proposal penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Terapan.
Proposal Penelitian ini terwujud karena adanya pihak yang telah banyak membantu,
membimbing, serta memberi dorongan dan doa dalam menyelesaikan penulisan Proposal
Penelitian ini. Oleh karena itu ucapan terima kasih yang tak terhingga disampaikan
kepada :
1. Ibu, Ns. Temmy Lanovia Anggraini, M.Kep. selaku Direktur Akper Bhakti
Husada Cikarang.
2. Ibu Sofie Handajany, S. Kp. M.Kes, selaku koordinator dan pembimbing
Penulisan Proposal Penelitian Terapan yang telah memberikan bimbingan, arahan,
saran dan motivasi kepada penulis.
3. Ibu. Iin Ira Kartika, S.KM, M.KM, selaku dosen mata ajar Penelitian Terapan.
4. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberika dorongan baik materi,
moral maupun spritual.
5. Kiki Dwi Purnama A.Md.Kep, yang telah memberi saran dan bantuan kepada
penulis
Penulis menyadari bahwa Penelitian ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran
sangat diharapkan sebagai masukan untuk perbaikan berupa hasil berikutnya. Penulis
berharap agar Proposal Penelitiaini dapat bermanfaat bagi seluruh mahasiswa.
Penulis
iv
Akper Bhakti Husada Cikarang
Proposal Penelitian, Oktober 2021
Kelompok III Kelas III B
ABSTRAK
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap prosedur pembedahan termasuk tindakan Appendictomy akan
mengakibatkan terputusnya jaringan (luka). Dengan adanya luka tersebut, akan
merangsang nyeri yang disebabkan jaringan luka yang mengeluarkan prostaglandin
dan leukotriens yang merangsang susunan saraf pusat, serta adanya plasma darah yang
akan mengeluarkan Plasma Extravastion sehingga terjadi edema dan mengeluarkan
bradikinin yang merangsang susunan saraf pusat, kemudian diteruskan ke Spinal Cird
untuk mengeluarkan impuls nyeri, nyeri akan menimbulkan berbagai masalah fisik
maupun psikologis. Masalah-masalah tersebut saling berkaitan, apabila masalah-
masalah tersebut tidak segera diatasi akan menimbulkan masalah yang kompleks
(Solehati, 2015).
Dari data World Health Organization (WHO) menyatakan angka kematian
akibat Apendisitis di dunia adalah 0, 2-0, 8%. (Arifuddin, 2017).Insidensi Apendiktomi
di Indonesia menempati urutan ke 2 dari 193 negara diantara kasus kegawatan
abdomen lainnya. Apendiksitis akut menempati urutan ke 4 penyakit terbanyak di
Indonesia setelah Dispepsia, Gastritis dan Duodenitis, dan penyakit sistim cerna lain
dengan jumlah pasien rawat inap sebanyak 28.040 (Depkes RI, 2018). Apendiktomi
merupakan pengobatan melalui prosedur tindakan operasi hanya untuk penyakit
Apendisitis atau penyingkiran/pengangkatan usus buntu yang terinfeksi. Apendiktomi
dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan risiko perforasi lebih lanjut seperti
peritonitis atau abses (Marijata, 2015).
Pembedahan dapat melibatkan beberapa sistem tubuh secara langsung maupun
tidak langsung, dan merupakan pengalaman yang rumit bagi klien, diagnosis
keperawatan berfokus pada luasnya variasi masalah aktual, potensial, dan kolaboratif.
Masalah yang sering ditemukan pada pasca operatif adalah masalah sirkulasi, masalah
Urinarius, masalah luka, masalah Gastrointestinal, dan masalah rasa aman nyaman
(Kozier, 2011).Penatalaksanaan klien dengan penyakit Apendiksitis akut adalah
pembedahan Apendektomi. Rasa nyeri sering sekali menjadi keluhan utama pasca
pembedahan. Nyeri timbul disebabkan oleh luka operasi pasca pembedahan. Nyeri
akut sering terjadi pada klien di saat post operasi. Nyeri akut juga sering terjadi setelah
proses Apendektomi. Proses Apendektomi dapat dilakukan pada Apendiksitis tanpa
1
2
komplikasi. Nyeri akut terjadi pada klien post operasi Apendektomi dengan
rasa nyeri yang dirasakan klien dengan jarak waktu kurang dari 3 bulan, atau nyeri
yang dirasakan setelah mengalami pasca pembedahan. (Perdana, 2015).
Nyeri paska operasi didefinisikan sebagai nyeri yang dialami setelah intervensi
bedah. Kedua faktor pra operasi, perioperatif, dan paska operasi mempengaruhi
pengalaman nyeri (Magidy,dkk, 2016). Salah satu penelitian di Amerika Serikat
menyatakan hampir >80% pasien mengalami nyeri pasca operasi (Garcia, 2017). Nyeri
ini masuk dalam klasifikasi nyeri akut nosisepetif. Masalah nyeri pada paska operasi
merupakan pengalaman yang umum terjadi sehari-hari, namun hanya 30 hingga 50%
dari kasus menerima perawatan yang efektif (Barbosa, 2014).Departemen Kesehatan
Republik Indonesia pada tahun 2016 mencatat jumlah penderita Apendiksitis di
Indonesia mencapai 591.819 orang dan tahun 2017 meningkat menjadi 596.132 orang.
Penatalaksanaan Appendiksitis adalah dengan tindakan Appendiktomy. (Hayat, 2020).
Dampak nyeri pada pasien post operasi akan meningkat dan mempengaruhi
penyembuhan pasca pembedahan. Upaya untuk menurunkan nyeri adalah teknik
relaksasi nafas dalam yang dapat menurunkan ketegangan fisiologis dan teknik ini
dapat dilakukan dengan berbaring. Teknik ini dapat dilakukan dengan baik apabila
fikiran klien tenang, posisi kenyamanan klien dan keadaan lingkungan yang
mendukung. Dengan cara menarik nafas pelan seiring dengan respirasi udara pada
paru. Pengaruh teknik relaksasi terhadap rasa nyeri akan membuat rasa nyeri itu
berkurang (Fahriani, 2012). Tindakan untuk mengatasi nyeri dengan terapi non
farmakologi mancakup pendekatan secara fisik dan perilaku kognitif. Tujuan
pendekatan secara fisik, agar nyeri berkurang, memperbaiki disfungsi fisik, mengubah
respon fisiologis, serta mengurangi ketakutan yang berhubungan dengan imobilitas
terkait nyeri. Salah satu penatalaksanaan nyeri non farmakologi pada pasien post
operasi adalah teknik rileksasi benson(Warsono, 2019).
Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa teknik relaksasi benson dapat
menurunkan skala nyeri pada pasien Post Operasi Apendiksitis dari hasil penelitian
dan beberapa hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas yaitu setelah diberikan
teknik relaksasi benson, sebagian besar skala nyeri mengalami perubahan yang
signifikan dengan menurunnya skala nyeri menjadi skala nyeri ringan. Selain itu,
teknik relaksasi benson dapat digunakan dimana saja tanpa mengganggu aktivitas
yang lainnya (Rasubala et al., 2017). Relaksasi benson efektif untuk mengurangi nyeri
pasca bedah. Relaksasi Benson dikembangkan dari metode respons relaksasi dengan
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian studi kasus ini diharapkan dapat memberikan informasi
dan pemecahan masalah keperawatan pada klien Post Operasi Apendektomi
Dengan Masalah Nyeri Akut.
2. Manfaat Praktis
a. RSUDKabupaten Bekasi
Asuhan keperawatanpasien Post Operasi Apendektomi dapat digunakan
sebagai acuan dalam melakukan tindakan keperawatan dan juga sebagai bahan
masukan dan informasi pada perawat yang ada di Rumah Sakit untuk
menaikkan mutu dan pelayanan Rumah Sakit khususnya pada pasien Post
Operasi Apendektomi
b. Perawat
Berguna bagi pelayanan keperawatan khususnya dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien post operasi Appendiktomy.
c. Institusi Pendidikan
Dapat meningkatkan kualitas pengembangan ilmu pengetahuan dalam
proses belajar dan bahan pustaka tentang asuhan keperawatan khususnya
Appendisitis.
d. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data untuk peneliti selanjutnyapada
asuhan keperawatan pada pasien post operasi Appendiktomy.
B AB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
beberapa jam setelah muncul nyeri, yang berakibat pada penurunan nafsu
makan sehingga dapat menyebabkan anoreksia (Fransisca dkk, 2019).
2. Etiologi dan Faktor Risiko
Apendisitis dapat disebabkan hal berikut.
a. Fekalit (batu feses) yang mengoklusi lumen apendiks
b. Apendiks yang terpuntir 1 Pembengkakan dinding usus
c. Kondisi fibrosa di dinding usus
d. Oklusi eksternal usus akibat adesi
e. Infeksi organisme Yersinia telah ditemukan pada 30% kasus.
Tidak ada faktor risiko tertentu untuk apendisitis. Oleh karena tidak dapat
dicegah, deteksi dini sangat penting. (Black dan Hawks, 2021).
3. KlasifikasiAppendisitis
Klasifikasi apendisitis menurut Nuraruf danKusuma (2013) dalam Arifin
(2014) yaitu:
a. Apendisitis akut radang, mendadak umbai cacing yang memberikan tanda
c. Apendisitis kronis, memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah
lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks secara Makroskopik dan
a. Apendisitis akut
Gejala apendistis akut adalah nyeri samar dan tumpul yang merupakan
Appendis menebal.
d. Apendisitis Infiltrat
Dan Peritoneum.
e. Apendisitis Abses
f. Apendisitis Perforasi
g. Apendisitis kronik
adanya riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari 2 minggu, radang
jaringan.
4. Manifestasi Klinis
Keluhan Apendektomi dimulai dari nyeri diperiumbilikus dan munta dan
rangsangan Peritonium Viseral. Dalam waktu 2-12 jam seiring dengan iritasi
Peritoneal, nyeri perut akan berpindah kekuadran kanan bawah yang menetap 7 dan
diperberat dengan batuk dan berjalan. Nyeri akan semakin progeresif dan dengan
pemeriksaan akan menunjukkan satu titik dengan nyeri maksimal. Gejala lain yang
dapat ditemukan adalah anoreksia, malaise demam tek terlalu tinggi konstipasi diare,
mual, dan muntah.(Black dan Hawks, 2021).
5. Komplikasi
Penyakit usus buntu yang tidak diobati berisiko menimbulkan komplikasi
yang membahayakan. Komplikasi tersebut antara lain:
a. Abses atau terbentuknya kantong berisi nanah.
Komplikasi ini muncul sebagai usaha alami tubuh untuk mengatasi
infeksi pada usus buntu. Penanganannya dilakukan dengan penyedotan nanah
dari abses atau dengan antibiotik. Jika ditemukan dalam operasi, abses dan
bagian di sekitarnya akan dibersihkan dengan hati-hati dan diberi antibiotik.
b. Peritonitis.
Peritonitis terjadi saat usus buntu pecah dan infeksi menyebar hingga ke seluruh
rongga perut. Penanganan kasus ini dilakukan dengan pemberian antibiotik dan
membersihkan rongga perut. Peritonitis ditandai dengan nyeri seluruh perut yang
9
hebat dan terus menerus, demam, serta detak jantung yang cepat. Penyakit usus
buntu perlu segera diatasi agar tidak menimbulkan komplikasi. (Willy, 2018).
6. Patofisiologi
Lumen. Penurunan arteri terjadi,dengan Nekrosis dan Invasi Dinding Usus. Jika
proses terjadi secara lambat, infeksi akan terlokalisasi membentuk dinding oleh
yang cepat akan menyebabkan ruptur dan pembentukan fistula di antara apendiks
dan struktur di dekatnya (Kandung Kemih, Usus Halus, Sigmoid, Dan Sekum).(Black
7. Macam-macam Apendiktomi
Terdapat dua cara dalam melakukan Apendektomi, yaitu secara Laparoskopi atau
operasi lubang kunci, dan bedah terbuka atau laparotomi. Kedua teknik bedah tersebut
diawali dengan melakukan bius total pada pasien.
a. Operasi usus buntu dengan Laparoskopi dilakukan dengan membuat
beberapa sayatan kecil sebesar lubang kunci pada perut, untuk
memasukkan alat bedah khusus yang dilengkapi kamera untuk
mengangkat usus buntu. Operasi ini lebih disukai karena proses
pemulihannya lebih singkat. Operasi jenis ini juga dianjurkan pada
penderita lansia atau obesitas.
b. Sementara operasi dengan bedah terbuka dilakukan dengan membedah
perut bagian kanan bawah sepanjang 5-10 sentimeter, dan mengangkat
usus buntu. Bedah terbuka ini sangat dianjurkan untuk kasus usus
buntu di mana infeksi telah menyebar ke luar usus buntu, atau jika usus
buntu sudah bernanah (Abses).Sementara untuk kasus usus buntu yang
telah pecah dan terjadi Abses, perlu dilakukan pengeluaran nanah
terlebih dahulu dari abses menggunakan selang yang dimasukkan
melalui sayatan pada kulit. Pelaksanaan Apendektomi baru bisa
dilakukan beberapa minggu kemudian setelah infeksi terkendali.
10
R (Region) :daerahperjalanannyeri
nyeri)
4. Gelisah
5. Frekuensi nadi
meningkat
6. Sulit tidur
Data minor :
Subjektif :
(tidak tersedia)
Objektif :
1. Tekanan darah
meningkat
2. Pola napas
berubah
3. Nafsu makan
berubah
4. Proses berpikir
terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada
diri sendiri
7. diaforesis
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan ataupun proses kehidupan yang dialaminya baik yang
berlangsung aktual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk
mengidentifikasi respons klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan. (SDKI, 2016)
Berdasarkan SDKI (2016) diagnosa keperawatan yang muncul, yaitu :
a. Nyeri akut berhubungan denganagen pencedera fisik ditandai dengan mengeluh nyeri,
tanpak meringis, bersikap protektif, gelisah, frekuensi nadi meningkat, sulit tidur.
3. Perencanaan
18
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hipnosis
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing
kompres hangat/dingin,
terapi bermain).
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
19
Edukasi
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk Pemberian
mengurangi rasa nyeri
Analgestik :
Kolaborasi Menyiapkan dan
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu memberikan agen
farmakologis untuk
mengurangi atau
Pemberian Analgestik :
menghilangkan rasa
Observasi
sakit.
1. Identifikasi
karakteristik nyeri
(mis. pencetus, pereda,
kualitas, lokasi,
intensitas, frekuensi,
durasi)
2. Identifikasi riwayat
alergi obat
3. Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
narkotika, non-
narkotik, atau NSAID)
20
dengan tingkat
keparahan nyeri
4. Monitor tanda-tanda
vital sebelum dan
sesudah pemberian
analgesik
5. Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik
1. Diskusikan jenis
analgesik yang disukai
untuk mencapai
analgesia optimal, jika
perlu
2. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan katr
dalam serum
3. Tetapkan target
efektifitas analgesik
untuk mengoptimalkan
respons pasien
4. Dokumentasikan
respons terhadap efek
analgesik dan efek Terapi Relaksasi :
yang tidak diinginkan Menggunakan
Edukasi teknik peregangan
1. Jelaskan efek terapi untuk mengurangi
dan efek samping obat tanda dan gejala
ketidak nyamanan
Kolaborasi seperti nyeri,
1. Kolaborasi pemberian ketegangan otot,
21
Terapi Relaksasi :
Observasi
1. Identifikasi penurunan
tingkat energi,
ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau
gejala lain yang
mengganggu
kemampuan kognitif
2. Identifikasi teknik
relaksasi yang pernah
efektif digunakan
3. Identifikasi kesediaan,
kemampuan, dan
penggunaan teknik
sebelumnya
4. Periksa ketegangan
otot, frekuensi nadi,
tekanan darah, dan
suhu sebelum dan
sesudah latihan -
Demonstrasikan dan
latih teknik relaksasi
(mis. napas dalam,
peregangan, atau
imajinasi
5. Monitor respons
terhadap terapi
22
relaksasi
Terapeutik
1. Ciptakan lingkungan
tenang dan tanpa
gangguan dengan
pencahayaan dan suhu
ruang nyaman, jika
memungkinkan
2. Berikan informasi
tertulis tentang
persiapan dan prosedur
teknik relaksasi
3. Gunakan pakaian
longgar
4. Gunakan nada suara
lembut dengan irama
lambat dan berirama
5. Gunakan relaksasi
sebagai strategi
penunjang dengan
analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi
1. Jelaskan tujuan,
manfaat, batasan, dan
jenis relaksasi yang
tersedia (mis. musik,
meditasi, napas dalam,
relaksasi otot
progresif)
2. Jelaskan secara rinci
intervensi relaksasi
23
yang dipilih
3. Anjurkan mengambil
posisi nyaman
4. Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksasi ·
5. Anjurkan sering
mengulangi atau
melatih teknik yang
dipilih terbimbing)
4. Implementasi
Pelaksanaan adalah realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah
diterapkan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, dan menilai data yang baru. Dalam pelaksanaan membutuhkan
ketrampilan kognitif, interpersonal, psikomotor. (Jitowiyono & Kristiyanasari,2010)
5. Evaluasi
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana
tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,dilalkukan dengan cara
bersinambungan dengan melibatkan klien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
( Jitowiyono & kristiyanasari, 2010 )
Tujuan evaluasi adalah :
a. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
b. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
c. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
Evaluasi dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil
tindakan keperawatan. Evaluasi formatif ini dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai keefektifan tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan .
b. Evaluasi sumatif
24
A. Rancangan Penelitian
Penelitian study kasus ini adalah studi untuk mengksplorasi masalah asuhan
keperawatan pada pasien post Appendiktomi dengan masalah nyeri akut di RSUD
Kabupaten Bekasi. Pasien di observasi selama 3 hari.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Kabupaten Bekasi.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan tahun 2021. Waktu asuhan selama 3 hari.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 2 pasien post Appendiktomi dengan masalah nyeri
akut di RSUD Kabpaten Bekasi.
Kriteria inklus subjek penelitian pada studi kasus ini yaitu:
1. Pasien post apendiktomi dengan masalah nyeri hari ke 0.
2. Bersedia menjadi responden.
3. Tidak mempunyai komplikasi penyakit lain
4. Laki- laki dan Peempuan.
D. Pengumpulan Data
1. Wawancara (hasil anamnesis berisi tentang identitas pasien, keluhan utama,
riwayat penyakit sekarang, dahulu, keluarga dan lain-lain) sumber data yang di
dapat dari pasien, keluarga, perawat dan lainnya.
2. Observasi dan pemeriksaan fisik( dengan IPPA inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi ) pada sistem tubuh pasien.
3. Studi dokumentasi (hasil dari pemeriksaan diagnostik dan data lain yang relevan).
E. Uji Keabsahan Data
1. Sumber informasi tambahan menggunakan triangulasi dari tiga sumber
datautamayaitu pasien, perawat, dan keluarga klien yang berkaitan dengan
masalah yang diteliti.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui langkah-langkah :
1. Mengurus perizinan ke RSUD Kabupaten Bekasi.
25
26
Ana, dkk., 2020. Pengalaman Dan Manajemen Nyeri Pasien Pasca Operasi Di Ruangan
Kemuning V RSUP Dr Hasan Sadikin Bandung., Jurnal Ilmu Keperawatan Dan
Kebidanan Vol. 11 No 2.
Angelica, Dkk., 2021.The Effect Of Before And After Early Mobilization On Changes In
Pain Level In Clients Post Operation Of Appendix In Hospital Royal Prima 2021.,
Tanjungpura Journal Of Nursing Practice And Education, Volume 3, No 1.
Arifuddin, Dkk., 2017. Faktor Risiko Kejadian Apendisitis Di Bagian Rawat Inap Rumah
Sakit Umum Anutapura Palu.,Jurnal Kesehatan Masyarakat 8 (1) 2017.,Diakses Pada
Tanggal 18 September 2021, dari http://jurnal.untad.ac.id
Ayustawati., 2021. Mengenali Keluhan Anda.,Diakses Pada Tanggal 18 September 2021, dari
https://books.google.co.id/books?
id=uTwfBQAAQBAJ&pg=PA28&dq=macam+macam+operasi+usus+laparoskopi&hl
=jv&sa=X&ved=2ahUKEwjZxvLpt6DzAhUZdCsKHWkEBCEQ6AF6BAgFEAM#v=
onepage&q=macam%20macam%20operasi%20usus%20laparoskopi&f=false
Azmi,dkk., 2020. Nubar – Dokter Juga Manusia (Jabar #43) Jilid 2Diakses Pada Tanggal 18
September 2021, dari https://books.google.co.id/books?
id=2IIzEAAAQBAJ&pg=PT10&dq=post+operasi+appendik&hl=jv&sa=X&ved=2ahU
KEwixhtaWsaDzAhXOdn0KHbEwCroQ6AF6BAgDEAM#v=onepage&q=post
%20operasi%20appendik&f=false
Dewi & Poppi., 2018. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhasap Instensitas Nyeri
Pada Pasien Post Operatif Appendictomy Si Ruang NYI Ageng Serang RSUD
Sekarwangi.
Fahriani., 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi terhadap Reson Adaptasi Nyeri pada Pasien
Apendektomi.,Jurnal Health & Sport,Volume 5,Nomor 3,Agustus 2012.
Hayat, dkk., 2020. Pengaruh Tehnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Pada Pasien Post Appendictomydi Ruang Irna IiiRSUD P3 Gerung Lombok
Barat., Malahayati Nursing Journal Vol. 2 No. 1., Diakses Pada Tanggal 20 September
2021, dari http://ejurnalmalahayati.ac.id
Joyce, dkk., 2021. Medical Surgical Nursing : Digestive Systems Disorders. Edisi 9
Diakses Pada Tanggal 18 September 2021, dari https://books.google.co.id/books?
id=pgwkEAAAQBAJ&pg=PA137&dq=etiologi+apendisitis&hl=jv&sa=X&ved=2ah
UKEwiXwN22wqDzAhUPIbcAHZqBBJsQ6AF6BAgKEAM#v=onepage&q=etiolog
i%20apendisitis&f=false
Padna, dkk., 2020. Penurunan Intensitas Nyeri Penderita Nyeri Nosiseptif Muskuloskeletal
Melalui Pemberian Sandaromatherapy., Vol. 12 No. 4
PPNI., 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia., Jakarta Selatan : tim pokja SDKI;
DPD PPNI
PPNI., 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia., Jakarta Selatan : tim pokja SIKI
DPD PPNI
Saputro & Novi. 2018., Asuhan Keperawatan Pada Klien Post Operasi Apendisitis Dengan
Masalah Keperawatan Kerusakan Jaringan (Di Ruangan Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah Jombang)., Insan Cendekia Medika Repository.,Diakses Pada Tanggal 18
September 2021, dari http://repo.stikesicme-jbg.ac.id/id/eprint/1535
Suriya, dkk., 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Pasa Sistem
Muskuloskeletal Aplikasi Nansa NIC & NOC.Diakses Pada Tanggal 18 September
2021, dari https://books.google.co.id/books?
id=GYH1DwAAQBAJ&pg=PA130&dq=apendiktomi+merupakan&hl=id&sa=X&ved
=2ahUKEwiE8oLkzZ_zAhWCUn0KHVmnBfcQ6AF6BAgDEAM#v=onepage&q=ape
ndiktomi%20merupakan&f=false
Wahyu, dkk., 2019. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dewasa Dengan Post Apendiktomi
Dengan Masalah Nyeri Akut Di Rumah Sakit Panti Waluya Malang.
Waisani & Khoiriyah., 2020., Penurunan Integritas Skala Nyeri Pasien Appendiks Post
Appendiktomi Menggunakan Teknik Relaksasi Benson., Diakses Pada Tanggal 27
September 2021, dari http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda
Wijaya, dkk., 2020., Perbandingan Jumlah Leukosit Darah Pada Pasien Appendisitis Akut
Dengan Appendisitis Performasi., Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada. Vol 11, No
1. Diakses Pada Tanggal 27 September 2021, dari https://akper-sandikarsa.e-
journal.id/JIKSH
- Meet up via
google meet
Minggu, 03 membahas
Oktober 2021 keseluruhan
4. dalam
pembuatan Nadi
proposal a Auliya
penelitian.
- Meet up via
google meet
membahas
keseluruhan
dalam
pembuatan
proposal
penelitian.