Anda di halaman 1dari 20

2.

5 Taksonomi dan Dokumentasi Diagnosis Keperawatan Komunitas terintegrasi NOC


NIC

Sesuai hasil Munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis


keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015-
2017) dan ICNP. Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan
etiologi. Penulisan tersebut sesuai dengan label diagnosis sesuai dengan NANDA
(2015-2017)mencakup diagnosis aktual, promosi kesehatan/ sejahtera atau risiko.

Tabel
Daftar Diagnosis Keperawatan Komunitas

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis keperawatan


Komunitas Domain 1: Kelas 1: 00168 Gaya hidup monoton
Promosi Kesadaran
Kesehatan kesehatan

Kelas 2: 00257 - Sindrom kelemahan lansia


Manajemen 00231 - Risiko sindrom kelemahan lansia
Kesehatan 00215 - Defisiensi kesehatan komunitas
00188 - Perilaku kesehatan cenderung
berisiko
00099 - Ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan
00078 - Ketidakefektifan manajemen
kesehatan diri
00162 - Kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan diri
00080 - Ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga
Manajemen 1002968 Krisis kesehatan akut
perawatan 4

Promosi 1002345 - Kemampuanmempertahankan


kesehatan 2 performa kesehatan
- Penyalahgunaan alkohol
1002223 - Penyalahgunaan obat-obatan
4 - Perilaku seksual efektif
1002242 - Ketidakmampuan memanajemen
5 regimen diet
1002818 - Ketidakmampuan memanajemen
7 regimen latihan
1002259 - Ketidakmampuan
2 mempertahankan kesehatan
- Defisit pengetahuan tentang
latihan
1002260 - Kurang pengetahuan tentang
3 regimen diet
1000091 - Kurang pengetahuan tentang
8 perilaku seksual
- Ketidaksiapan meningkatkan
1002258 keamanan
5 - Masalah perilaku seksual
1002193 - Risiko terjadinya penyakit
9 - Risiko cidera lingkungan
- Penyalahgunaan rokok
1002999
1

1002214
0
1000127
4
1003238
6
1003235
5
1002224
7
Manajemen 1002928 Kurang pengetahuan tentang
perawatan 6 penyakit
jangka
panjang

Manajemen 1002974 - Kekerasan pada anak


risiko 4 - Kekerasan lansia
1002982 - Keamanan lingkungan yang
5 efektif
1002985 - Risiko kekerasan
6 - Risiko kekerasan anak
1003228 - Risiko pengabaian anak
9 - Risiko kekerasan lansia
1003230 - Risiko pengabaian lansia
1 - Risiko jatuh
1003348 - Risiko pengabaian
9
1003234
0
1003348
9
1001512
2
1003343
6
Perencanaan yang disusun dalam keperawatan kesehatan komunitas berorentasi
pada promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pemeliharaan kesehatan, dan
manajemen krisis. Dalam menyusun perencanaan keperawatan kesehatan
komunitas melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menetapkan Prioritas
Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat/komunitas dalam suatu
pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat/komunitas akan mempriotaskan
masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas.
Perawat dalam menentukan prioritas masalah hendaknya memperhatikan enam
kriteria yaitu: 1) Kesadaran masyarakat akan masalah; 2) Motivasi masyarakat
untuk menyelesaikan masalah; 3) Kemampuan perawat dalam mempengaruhi
penyelesaian masalah; 4) Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap solusi masalah;
5) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan; 6) Mempercepat
penyelesaikan masalah dengan resolusi yang dapat dicapai (Stanhope &
Lancaster, 2016).

b. Menetapkan Sasaran (Goal)


Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam
pelayanan kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi atau
status jangka panjang dan belum bisa diukur. Berikut ini adalah contoh dari
penulisan sasaran:
1) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
2) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
3) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah
4) Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler

c. Menetapkan Tujuan (Objective)


Tujuan adalah suatu pernyataan hasil yang diharapkan dimana dapat diukur,
dibatasi waktu dan berorentasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik
dalam penulisan tujuan: 1) Menggunakan kata kerja; 2) Menggambarkan tingkah
laku akhir; 3) Menggambarkan kualitas penampilan; 4) Menggambarkan kuantitas
penampilan; 5) Menggambarkan bagaimana penampilan diukur; 6) Berhubungan
dengan sasaran (goal); 7) Adanya batasan waktu.Penulisan tujuan mengacu pada
Nursing Outcome Classification (NOC).

d. Menetapkan Rencana Intervensi


Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka
harus mencakup: 1) Hal apa yang akan dilakukan; 2) Waktu atau kapan
melakukannya; 3) Jumlah; 4) Target atau siapa yang menjadi sasaran; 5) Tempat
atau lokasin. Hal yang perlu diperhatikan saat menetapkan rencana intervensi
meliputi: 1) Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada; 2)
Kondisi atau situasi yang ada; 3) Sumber daya yang ada di dalam dan di luar
komunitas yang dapat dimanfaatkan; 4) Program yang lalu yang pernah dijalankan;
5) Menekankan pada perberdayaan masyarakat; 6) Penggunaan teknologi tepat
guna; 7) mengedepankan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitatif. Penyusunan rencana keperawatan komunitas
menggunakan integrasi mengacu pada NIC.
Contoh Perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas
Integrasi Dokumentasi Asuhan KeperawatanKomunitas dengan NANDA/ICNP, NOC, NIC

Data Diagnosis Keperawatan NOC NIC


Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: HIV
• Akses terhadap 00215 Penurunan Prevensi Primer Prevensi Primer
pelayanan kesehatan kesehatan 2700 Kompetensi masyarakat 4350 Manajemen perilaku
HIV yang minimal masyarakat 2701 Derajat kesehatan masyarakat 4360 Modifikasi perilaku
• Tenaga VCT terlatih 4356 Manajemen perilaku
Puskesmas yang Prevensi Sekunder seksual
masih terbatas 2702 Tingkat kekerasan masyarakat
• Dukungan sosial 2802 Kontrol terhadap kelompok beresiko: Prevensi Sekunder
kasus HIV yang tidak penularan (HIV) 7160 Menjaga kesuburan
adekuat 7910 Konsultasi
• Adanya temuan 8190 Tindak lanjut melalui telepon
kasus HIV
• Stigma masyarakat Prevensi Tersier
terhadap penderita Prevensi Tersier 8180 Konsultasi melalui telepon
HIV 2808 Program efektivitas komunitas 8100 Rujukan
1634 Perilaku pemeriksaan kesehatan
pribadi
00188 Perilaku Prevensi primer Prevensi primer
kesehatan 1606 Partisipasi dalam promosi 6402 Dukungan perlindungan
berisiko kesehatan 5210 Panduan antisipasi
1602 Perilaku promosi kesehatan 6710 Promosi kesehatan
1603 Perilaku mencari kesehatan 7040 Dukungan pemberi asuhan
1613 Perawatan diri sendiri 7100 Promosi integritas keluarga
2204 Hubungan pasien- pengasuh 7130 Pemeliharaan proses
2205 Kinerja pemberi asuhan keluarga
keperawatan 7140 Dukungan keluarga
7150 Terapi keluarga
5370 Peningkatan peran

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


2505 Pemulihan Penyalahgunaan: 7320 Manajemen kasus
seksual 5510 Pendidikan kesehatan
2506 Kesehatan emosi pemberi asuhan 8700 Program pengembangan
2508 Kesejahteraan pengasuh 8750 Pemasaran sosial
2600 Koping keluarga 8820 Manajemen penularan
2602 Fungsi keluarga penyakit
2606 Status kesehatan keluarga 6484 Manajemen lingkungan
2603 Integritas keluarga 6520 Skrining kesehatan
2605 Partisipasi keluarga dalam 6610 Identifikasi risiko
perawatan secara profesional 6652 Surveilans komunitas
00099 Inefektif Prevensi primer Prevensi primer
pemeliharaan 1700 Keyakinan kesehatan 7320 Manajemen kasus
kesehatan 1701 Keyakinan kesehatan: kemampuan 5510 Pendidikan kesehatan
yang dirasakan untuk melakukan 8700 Program pengembangan
8750 Pemasaran sosial

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


Keyakinan kesehatan: perceived Manajemen penularan
1702 untuk mengontrol 8820 penyakit
1703 Keyakinan kesehatan: sumber daya 6484 Manajemen lingkungan
yang dirasakan 6520 Skrining kesehatan
1704 Keyakinan kesehatan: ancaman 6610 Identifikasi risiko
1705 Orientasi kesehatan 6652 Surveilans komunitas
2701 Derajat kesehatan masyarakat

Prevensi Tersier

7040 Dukungan terhadap


caregiver
7140 Dukungan keluarga
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Kesehatan reproduksi pada remaja
• Kemudahan akses 100012 Problematic Prevensi Primer Prevensi Primer
• Pergaulan bebas 74 Sexual 1805 Pengetahuan: kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
• Pola asuh yang tidak Behaviour 1823 Pengetahuan: promosi kesehatan 1102 Dukungan spiritual: kategori
efektif (sebagian 1815 Pengetahuan: fungsi seksual emosional
besar orang tua 1207 Identitas seksual 7067 Promosi: keterlibatan
lemah dalam 1302 Koping keluarga
mengatur pergaulan 1504 Dukungan sosial 491 Pemantauan kebijakan
dan komunikasi) 2202 Pengasuh: homecare (BKR, PKPR, POKJA)
• Sebagian besar 2203 Gangguan gaya hidup: pengasuhan 7970 Assessing health social
remaja di kota besar 2606 Status kesehatan keluarga care needs, kategori
melakukan perilaku 1902 Keselamatan fisik remaja 5430 assement
seksual Dukungan kelompok
• Hasil FGD Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
menyatakan bahwa 2115 Kesadaran Diri 1003 Konseling pasien
pernah melakukan 1205 Harga diri 1062 Dukungan keluarga
hubungan seksual, 2807 Efektivitas skrining kesehatan 7140 Peningkatan sistem
dan sebagaian atau komunitas dukungan
hampir semua 2000 Kualitas penerangan 5440 Perilaku seksual efektif
pernah menonton 2001 Kesehatan spiritual 1002 Pendidikan perilaku seksual
film porno 3012 Kepuasan klien: belajar Rujukan
• 50% hampir tidak Prevensi Tersier
mendapatkan Prevensi Tersier 81187 Terapi keluarga
pendidikan seksual 2600 Koping keluarga 8100 Kesiapan keluarga
• Kehamilan diluar 2609 Dukungan keluarga selama ditingkatkan
nikah pengobatan 5390 Peningkatan kesadaran diri
• Broken home 2115 Kesadaran Diri Pengajaran tentang
• Perilaku yang labil 1205 Harga diri rehabilitasi
• KDP (Kekerasaan 1905 Pengendalian risiko: penyakit
Dalam Pacaran) menular seksual (STD)
• Gaya hidup
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Perilaku beresiko pada remaja: tawuran
• Terjadi peningkatan
tawuran remaja 000138• Risiko perilaku Prevensi Primer Prevensi primer
• Terbanyak kelompok kekerasan 1805 Pengetahuan; perilaku sehat. 6610 Identifikasi risiko
pelajar SMA pada orang lain 1832 Pengetahuan; promosi kesehatan. 5510 Pendidikan kesehatan
• Terdapat korban 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat. 8880 Perlindungan lindungan
meninggal dunia, 1600 Kepatuhan perilaku berisiko
luka berat dan luka 1602 Perilaku promosi kesehatan. 8700 Pengembangan program
ringan 1603 Pencarian perilaku sehat. 5510 Pendidikan kesehatan
• Dipicu oleh saling 1606 Partisipasi dalam pengambilan 5520 Fasilitasi belajar
mengejek antar keputusan perawatan kesehatan. 4920 Mendengarkan secara aktif
siswa 1704 Health beliefs; perceived threat 5370 Peningkatan/penambahan
• Pengawasan orang peran
tua yang kurang
• Belum ada tindakan Prevensi sekunder Prevensi sekunder
tegas dari pihak 1902 Kontrol resiko 8100 Konsultasi
sekolah 2005 Status kesehatan pelajar 4310 Terapi aktivitas
• Pengaruh minuman 2700 Kompetensi komunitas 4340 Latihan asertifness
keras 1700 Health beliefs 4350 Manajemen perilaku
1705 Health orientation 4360 Modifikasi perilaku
• Beberapa partisipan
4362 Modifikasi perilaku;
menyatakan bahwa
kemampuan sosial
picu masalah pacar
4400 Terapi musik
• Konsumsi narkoba 4430 Terapi bermain
• Kepedulian 5330 Mood management
masyarakat yang 5480 Klarifikasi nilai
kurang 5450 Terapi kelompok
• Kurang sarana 5430 Dukungan kelompok
pendukung untuk
menyalurkan bakat Prevensi tersier Prevensi tersier
dan minat ke arah 2012 Status kenyamanan; sosialkultur 5020 Mediasi konflik
kegiatan yang postif 2000 Kualitas hidup 5900 Distraksi
• Kurang perhatian 2005 Status kesehatan pelajar
orang tua 2001 Kesehatan spiritual
• Pengaruh teknologi
• Tugas
perkembangan yang
belum terpenuhi
00018 Risiko cedera Prevensi Primer Prevensi primer
fisik 1805 Pengetahuan; perilaku sehat. 6610 Identifikasi risiko
1832 Pengetahuan; promosi kesehatan. 5510 Pendidikan kesehatan
1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat. 8880 Perlindungan lindungan
1600 Kepatuhan perilaku berisiko
1602 Perilaku promosi kesehatan. 5510 Pendidikan kesehatan
1603 Pencarian perilaku sehat. 5520 Fasilitasi belajar
1606 Partisipasi dalam pengambilan 5370 Peningkatan/penambahan
keputusan perawatan kesehatan. peran
1704 Health beliefs; perceived threat

Prevensi sekunder Prevensi sekunder


1902 Kontrol resiko 8100 Konsultasi
2005 Status kesehatan pelajar 4310 Terapi aktivitas
2700 Kompetensi komunitas 4340 Latihan asertifness
1700 Health beliefs 4362 Modifikasi perilaku;
1705 Health orientation kemampuan sosial
5330 Manajemen Mood
5480 Klarifikasi nilai
5450 Terapi kelompok
5430 Dukungan kelompok

Prevensi tertier Prevensi tertier


2012 Status kenyamanan; sosiokultural 5020 Mediasi konflik
2000 Kualitas hidup 5900 Distraksi
2005 Status kesehatan pelajar
2001 Kesehatan spiritual
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Kebutuhan nutrisi anak usia sekolah
Anak kelas III dan IV 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
SD mayoritas sering kesehatan 1805 Pengetahuan; perilaku sehat. 5510 Pendidikan kesehatan
jajan diluar pagar cenderung 1832 Pengetahuan; promosi kesehatan. 5520 Memfasilitasi pembelajaran
sekolah. berisiko 1854 Pengetahuan; diet sehat 5604 Pengajaran kelompok
• Beberapa anak 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat. 5618 Pengajaran
pernah absen 3 hari 1600 Kepatuhan perilaku 8750 prosedur/tindakan
karena diare. 1621 Kepatuhan perilaku; diet sehat. Pemasaran sosial di
• Tampak saat jam 1602 Perilaku promosi kesehatan. masyarakat
istirahat anak-anak 1603 Pencarian perilaku sehat.
menyerbu 1606 Partisipasi dalam pengambilan
pedagang. keputusan perawatan kesehatan.
• Jenis jajanan seperti 1704 Health beliefs; perceived threat
“cilok”, baso goreng, Prevensi Sekunder Prevensi sekunder
dll dengan saos 1902 Kontrol resiko. 4310 Terapi aktivitas
dengan warna 1934 Keamanan dan kesehatan serta 4350 Manajemen perilaku
merah terang. perawatan lingkungan. 4360 Modifikasi perilaku
• Warung sekolah ada 2008 Status kenyamanan 6480 Manajemen lingkungan
2 kios kecil, namun 2009 Status kenyamanan; lingkungan. 6486 Manajemen lingkungan;
hanya menyediakan 2006 Status kesehatan individu. keamanan
jajanan kering 2000 Kualitas hidup 6650 Surveilans
gorengan. 2005 Status kesehatan peserta didik 7320 Manajemen kasus
3014 Kepuasan klien 7400 Panduan sistem kesehatan
• Tempat cuci tangan 3015 Kepuasan manajemen kasus 7620 Pengontrolan berkala
hanya 3 kran tanpa 3007 Kepuasan terhadap lingkungan fisik 7726 Preceptor; peserta didik
ada sabun. 3010 Kepuasan terhadap keamanan
3012 Kepuasan terhadap pengajaran
3005 Kepuasan terhadap fungsi asistensi
2606 Status kesehatan keluarga
2701 Status kesehatan komunitas
2700 Kompetensi komunitas
2807 Efektivitas skrining kesehatan
komunitas
2808 Efektivitas program komunitas
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terhadap
keluarga caregiver
7140 Dukungan keluarga
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Gizi kurang pada balita
Studi dokumentasi: 00188 Perilakukeseh Prevensi Primer Prevensi Primer
• Data SKDN posyandu atancenderun 184103 Strategi mencapai berat badan 5510 Pendidikan Kesehatan
di kelurahan X: gberesiko optimal (1 – 3) 5604 Teaching: Group
Jumlahbalita yang 184109 Praktik penyediaan makanan
naiktimbangannyakura seimbang (1 –3)
ngdari 70% (N) 184111 Strategi modifikasi intake
• Data SKDN: D/S <70% makanan (1 – 3)
• 47% balita di 180501 Praktik penyediaan makanan
kelurahan X berada di seimbang (1 – 3)
garis kuning (Data 162604 Membuat target pencapaian
KMS) berat badan (1 – 3)
170514 Fokus mempertahankan perilaku
sehat (1-4)
170508 Persepsi bahwa perilaku sehat
Hasil angket: berhubungan dengan kesehatan
seseorang (1-3)
170512
• 40% ibu yang memiliki Persepsi bahwa kesehatan
balita kurang merupakan prioritas dalam pilihan
pengetahuan tentang 270112 gaya hidup
gizi seimbang pada Status kesehatan anak (2-3)
balita Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
• 30% balita memiliki 260629 Skrining kesehatan sesuai umur 6520 Skrining kesehatan
kebiasaan jajan di dari anggota keluarga (2-4) 6610 Identifikasi resiko
warung yang tidak 180516 Teknik skrining diri
sehat (1 - 3)
• 10% data kunjungan 190220 Identifikasi faktor resiko (1-4)
balita ke Puskesmas X 190201 Menyadari faktor resiko personal
mengalami masalah (1-4)
infeksi (diare, ISPA) 190221 Menyadari kemampuan merubah
perilaku (1-3)
Hasil observasi 190202 Memonitor faktor resiko yang ada
(winshield survey): di lingkungan (1-4)
• Sebagian balita 190206 Komitmen terhadap strategi
memiliki ukuran tubuh mengontrol resiko (1-3)
lebih kecil dari usianya 162602 Identifikasi penyebab kekurangan
• Sebagian anak memiliki berat badan (1 – 4)
kebiasaan jajan di
warung yang tidak Prevensi Tersier Prevensi Tersier
sehat 2605 Partisipasi tim kesehatan dalam 7040 Dukungan terhadap
keluarga caregiver
Hasil wawancara: 260605 Kesehatan fisik anggota keluarga 7140 Dukungan keluarga
• Sebagian besar ibu (2-4) 7120 Mobilisasi keluarga
menyatakan tidak 260612 Pertumbuhan fisik anggota 7910 Konsultasi
mengetahui tanda- keluarga (2-4) 7920 Dokumentasi
tanda anak kekurangan 221101 Menyediakan kebutuhan fisik 7980 Pencatatan insidensi kasus
gizi anak ((2-4) 8100 Rujukan
• Sebagian besar ibu 221122 Menyediakangizi yang 8180 Konsultasi telepon
tidak mengetahui cara sesuaiumur (2-4) 8190 Tindak lanjut telepon
221130 Menyediakanperawatanpreventif 8700 Program development
mengolah dan Penggunaansumber yang ada di 8500 Perkembangan kesehatan
memberikan makanan komunitas (2-4) komunitas
seimbang 221108 Memintabantuandaripetugaskese 7400 Bimbingan terhadap system
• Pada umumnya ibu hatan profesional kesehatan (Health system
tidak menggunakan untukmasalahberatbadan guidance
garam beryodium (2 – 4)
00099 Ketidakefektif Prevensi Primer Prevensi Primer
anpemelihara 1823 Pengetahuan; promosi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
ankesehatan 1805 Pengetahuan; perilakusehat 5520 Memfasilitasi pembelajaran
1855 Pengetahuan; gayahidupsehat. 5604 Pengajaran kelompok
5618 Pengajaran prosedur/
tindakan

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder


1600 Kepatuhan perilaku. 4350 Manajemen perilaku
1602 Perilaku promosi kesehatan. 4360 Modifikasi perilaku
1603 Pencarian perilaku sehat 7320 Manajemen kasus
1606 Partisipasi dalam pengambilan 7400 Panduan sistem kesehatan
keputusan perawatan kesehatan. 7620 Pengontrolan berkala
1608 Kontrol gejala. 7890 Transportasi; antar fasilitas
1902 Kontrol resiko kesehatan.
1908 Deteksi faktor resiko. 6520 Skrining kesehatan.
1934 Keamanan dan kesehatan serta
perawatan lingkungan.
2000 Kualitas hidup
2700 Kompetensi komunitas
2701 Status kesehatan komunitas
2807 Efektivitas skrining kesehatan
komunitas
2808 Efektivitas program komunitas
2802 Kontrol resiko komunitas; penyakit
Prevensi Tersier PrevensiTersier;
221108 Penggunaan sumber yang ada di 8500 Pengembangan kesehatan
komunitas masyarakat
8700 Pengembangan program
8750 Pemasaran sosial di
masyarakat

Diagnosis
NOC NIC
Keperawatan
Data
Diagnosi
Kode Kode Hasil Kode Intervensi
s
Data pendukung masalah kesehatan komunitas;kelompok ibu hamil beresiko
Hasil survey: 00099 Ketidakefek Prevensi Primer Prevensi Primer
ANC ibu hamil: 0 kali pada tifan
usia hamil 0—4 bulan; 0-2 pemelihara 1810 Pengetahuan: kehamilan 5510 Pendidikan kesehatan
kali pada usia 5—9 bulan an 1823 Pengetahuan: promosi kesehatan 5520 Fasilitasi pembelajaran
Hasil skrining: kesehatan 1805 Pengetahuan: perilaku kesehatan 5604 Mengajar: kelompok
Berat badan dan LILA sesuai (ANC) 1806 Pengetahuan: sumber kesehatan 7320 Manajemen kasus
dengan usia kehamilan 8500 Pengembangan kesehatan
Hasil diskusi kelompok komunitas
dengan ibu hamil: 5510 Pendidikan kesehatan
• Tidak boleh periksa 8700 Pengembangan program
sebelum melewati usia
hamil 4 bulan Prevensi Sekunder Prevensi sekunder
• Senang mendapat pil 1603 Perilaku pencarian kesehatan 7330 Culture brokerage
tambah darah tapi tidak 1607 Perilaku kesehatan prenatal 5250 Dukungan pengambilan
diminum karena takut 1701 Kepercayaan kesehatan: merasa keputusan
tensinya naik mampu untuk perform 7400 Panduan sistem kesehatan
• Banyak aturan terkait Kepercayaan kesehatan: merasa 6520 Skrining kesehatan
larangan/kewajiban makan 1702 mampu untuk mengontrol 6610 Identifikasi risiko
makanan pada waktu Kepercayaan kesehatan: merasa
tertentu 1703 mampu sebagai sumber
• Dilarang banyak makan 1704 Kepercayaan kesehatan: merasa
supaya tidak melahirkan mampu mengatasi
bayi besar 2700 Kompetensi komunitas
• Merasa tidak berdaya 2701 Status kesehatan komunitas
dengan aturan karena 2807 Efektivitas skrining kesehatan
“pamali” komunitas
Hasil wawancara dengan 2808 Efektivitas program komunitas
tokoh masyarakat: 2810 Kontrol resiko kesehatan
• Nilai-nilai yang dianut komunitas: tradisi budaya tidak
masyarakat: perempuan sehat
harus langsing, laki-laki 00083 Konflik Prevensi primer Prevensi primer
harus kuat, keluarga harus pengambila 1810 Pengetahuan: kehamilan 5510 Pendidikan kesehatan
mengutamakan laki-laki n 1823 Pengetahuan: promosi kesehatan 5520 Fasilitasi pembelajaran
• Hasil kolam atau kebun keputusan 1805 Pengetahuan: perilaku kesehatan 5604 Mengajar: kelompok
dijual sebagai sumber (Nutrisi) 1854 Pengetahuan: diet sehat
penghasilan keluarga 1841 Pengetahuan: manajemen berat
badan
Hasil winshield survey:
warung menyediakan banyak
ikan asin; namum lauk segar,
sayur dan buah sedikit
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
1603 Perilaku pencarian kesehatan 6520 Skrining kesehatan
1607 Perilaku kesehatan prenatal 6610 Identifikasi risiko
1628 Perilaku mempertahankan berat
badan

Prevensi tersier Prevensi tersier


Partisipasi tim kesehatan dalam Membangun hubungan yang
2605 keluarga 5000 kompleks
5020 Mediasi konflik
Data pendukung masalah kesehatan komunitas: Risiko DBD
Studi dokumentasi : 00188 Perilakukes Prevensi Primer Prevensi Primer
• Hasil rekap kejadian kasus ehatancend 1844 Pengetahuan; 5510 Pendidikankesehatan
DBD periode Januari erungberisik manajemensakitakut. 5520 Memfasilitasi pembelajaran
hingga September, RW “X” o 1803 Pengetahuan; proses penyakit. 5604 Pengajaran kelompok
tertinggi dengan 17 kasus 1805 Pengetahuan; perilaku sehat. 5618 Pengajaran prosedur/
dan disusul RW ”Y” 1823 Pengetahuan; promosi tindakan
dengan 15 kasus dengan 1 kesehatan. 6366 Triase; telepon
kasus meninggal pada 1855 Pengetahuan; gaya hidup sehat. 7320 Manajemen kasus
awal September. Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
• Secara spesifik kasus 1600 Kepatuhan perilaku. 4350 Manajemenperilaku
DBD baik di RW ”X” atau 1602 Perilaku promosi kesehatan. 4360 Modifikasiperilaku
RW ”Y”terlokalisir pada 1 1603 Pencarian perilaku sehat 6650 Surveilans
RT dengan rata-rata 5 – 7 1606 Partisipasi dalam pengambilan 6550 Proteksi infeksi
kasus dengan range waktu keputusan perawatan kesehatan. 7400 Panduan system kesehatan
1 – 2 minggu. 1608 Kontrol gejala. 7560 Fasilitasi kunjungan rumah.
1704 Health beliefs; perceived threat 7620 Pengontrolan berkala
Hasilangket: 1908 Deteksi faktor resiko. 7890 Transportasi; antar fasilitas
• 72% kemampuan 1934 Keamanan dan kesehatan serta kesehatan.
penduduk dalam perawatan lingkungan. 8820 Manejemen penyakit menular
mengenali secara dini 2606 Status kesehatan keluarga 6489 Manajemen lingkungan;
penyakit DBD kurang baik. 2700 Kompetensi komunitas komunitas
• 52% kemampuan 2701 Status kesehatan komunitas 8880 Proteksi resiko lingkungan.
penduduk dalam 2806 Respon komunitas terhadap 6520 Skrining kesehatan.
mencegah atau merawat disaster/KLB
anggota keluarganya dari 2807 Efektivitas skrining kesehatan
penyakit DBD kurang baik. komunitas
2808 Efektivitas program komunitas
Kontrol resiko komunitas;
• 46% penduduk yang 2802 penyakit
pernah menderita DBD
tidak pernah dilakukan Prevensi Tersier; Prevensi Tersier;
2605 7040 Dukungan terhadap caregiver
kunjungan rumah oleh Partisipasi tim kesehatan dalam 7140 Dukungan keluarga
tenaga Puskesmas. 21108 keluarga. 7120 Mobilisasi keluarga
• 44% warga yang pernah Penggunaan sumber yang ada di 7910 Konsultasi
menderita DBD tidak komunitas 7920 Dokumentasi
pernah mendapatkan 7980 Pencatatan insidensi kasus
penyuluhan tentang DBD. 8100 Rujukan
• 42% warga menyatakan 8180 Konsultasi telepon
bahwa manfaat 8190 Tindak lanjut telepon
melakukan tindakan 8500 Pengembangan kesehatan
pencegahan seperti masyarakat
gerakan 3M hanya 8700 Pengembangan program
sebatas lingkungan rumah 8750 Pemasaran sosial di
agar bersih. masyarakat
• 59% hambatan yang
dirasakan dalam
melakukan tindakan
pencegahan karena tidak
ada sanksi.
• Angka bebas jentik di
rumah tangga sebesar
58% yang berarti ada 42%
rumah tangga positif jentik.
• 18% warga menyatakan
yang paling efektif untuk
mencegah DBD adalah
dilakukan fogging atau
menabur bubuk abate.

Hasil observasi
(winshield survey) :
• Karakteristik lingkungan
pemukiman penduduk
khususnya di RW ”X” dan
RW “Y” padat dengan
SPAL yang kurang baik.

Hasil wawancara:
• Kegiatan PSN melalui
gerakan 3M tidak secara
rutin dilakukan, hanya kalau
terjadi banyak kasus.
• Menggerakkan masyarakat
untuk melakukan gerakan
3M dirasakan sulit.

Anda mungkin juga menyukai