(MAKALAH)
Keperawatan Komunitas II
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Kelas 3B
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa diucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah “Asuhan Keperawatan
Komunitas Penyakit Asma Pada Anak Usia Sekolah” ini guna memenuhi tugas untuk Mata
Kuliah Keperawatan Komunitas II.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah
ini sehingga kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penulis menyadari bahwa sepenuhnya makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Dan penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia dan pendidikan.
Penulis kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Pengkajian...................................................................................25
2.2 Demografi dan penduduk ...........................................................26
2.3 Ras dan etnik...............................................................................27
2.4 Nilai,agama dan kepercayaan .....................................................27
2.5 Sub system komunitas.................................................................27
2.6 Fasilitas pelayanan kesehatan dan pelayanan social...................28
2.7 Ekonomi .....................................................................................29
2.8 Keamanan dan transportasi ........................................................29
2.9 Politik dan pemerintah ................................................................30
2.10 Komunikasi................................................................................31
2.11 Pendidikan .................................................................................31
2.12 Rekreasi.....................................................................................31
2.13 Analisa Data ..............................................................................32
BAB III ISI
BAB IV PENUTUP
PENDAHULUAN
1. KonsepTumbuhKembangAnakUsiaSekolah
Pertumbuhanadalahperubahanfisikdanpeningkatanukuran.Pertumbuhandapatdiuk
ursecarakuantitatif.Indikatorpertumbuhanmeliputitinggibadan,beratbadan,ukurantulang,d
untukberjalan,berbicara,danberlaridanmelakukansuatuaktivitasyangsemakinkompleks
Perry,2005;Wong,Hockenberry-Eaton,Wilson,Winkelstein,&Schwartz,2009;Kozier,Erb,
prosesdinamis.Pertumbuhandanperkembanganwalaupunseringdigunakansecarabergantia
n,keduanyamemilikimaknayangberbeda.Pertumbuhandanperkembangan merupakan
proses yang berkelanjutan, teratur, dan berurutan yangdipengaruhi oleh faktor maturasi,
2. PengertianAnakUsiaSekolah
Anak usia antara 6-12 tahun, periode ini kadang disebut sebagai masaanak-anak
pertengahan atau masa laten, masa untuk mempunyai tantangan baru.Kekuatan kognitif
MenurutBukuDataPendudukyangditebirkanolehKementerianKesehatan Indoneisa
(2011), anak usia sekolah adalah anak-anak yang berusia 7-12 tahun (Depkes, 2011),
menengah (Potter & Perry, 2005; Wong, Hockenberry-Eaton, Wilson, Winkelstein, &
usiasekolahatauanakyangsudahsekolahakanmenjadipengalamanintianak.Periode ini
Usiasekolahmerupakanmasaanakmemperolehdasar-
dasarpengatahuanuntukkeberhasilanpenyesuaiandiripadakehidupandewasadanmemperole
hketerampilantertentu(Wong,Hockenberry-
Eaton,Wilson,Winkelstein,&Schwartz,2009).Periodepra-remajaataupra-
MenurutKriswanto(2006),Amaliyasari&Puspitasari(2008),polaperkembangan
anak, usia yang paling rawan adalah usia anak SD (10-12 tahun).Pada usia 10-12 tahun,
mereka ini sedang dalam perkembangan pra-remaja, yangmana secara fisik maupun
3. TahapTumbuh-KembangAnakUsiaSekolah(6-12Tahun)
1) PertumbuhanFisik
Pertumbuhan selama periode ini rata-rata 3-3,5 kg dan 6cm atau 2,5
inchipertahunnya.Lingkarkepalatumbuhhanya2-3cmselamaperiodeini,menandakan
pertumbuhan otak yang melambat karena proses mielinisasi sudahsempurna pada usia 7
tahun (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000). Anak laki-lakiusia 6 tahun, cenderung
memiliki berat badan sekitar 21 kg, kurang lebih 1 kglebih berat daripada anak
perempuan. Rata-rata kenaikan berat badan anak usiasekolah 6 – 12 tahun kurang lebih
perbedaanindividupadakenaikanberatbadandisebabkanolehfaktorgenetikdanlingkungan.
Tinggi badan anak usia 6 tahun, baik laki-laki maupun perempuanmemiliki tinggi badan
yang sama, yaitu kurang lebih 115 cm. Setelah usia 12tahun, tinggi badan kurang lebih
150 cm (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2011).Habitus tubuh (endomorfi, mesomorfi
atau ektomorfi) cenderung secara relatiftetap stabil selama masa anak pertengahan.
danbawahterjadisecarabertahap.Kehilangangigidesidua(bayi)merupakantanda maturasi
yang lebih dramatis, mulai sekitar usia 6 tahun setelah tumbuhnya gigi-
gigimolarpertama.Penggantiandengangigidewasaterjadipadakecepatansekitar 4/tahun.
2) PerkembanganganKognitif
untukberpikir dengan cara logis tentang disini dan saat ini, bukan tentang hal
yangbersifatabstraksi.Pemikirananakusiasekolahtidaklagididominiasiolehpersepsinyadan
sekaliguskemampuanuntukmemahamiduniasecaraluas.PerkembangankognitifPiagetterdir
idaribeberapatahapan,yaitu:
(1)Tahapsensoris-motorik(0-2tahun);
(2)Praoperasional(2-7tahun);
(3)Concreteoperational(7-11tahun);dan
(4)Formaloperation(11-15tahun).
3) PerkembanganMoral
PerkembanganmoralanakmenurutKohlbergdidasarkanpadaperkembangankognitif
anakdanterdiriatastigatahapanutama,yaitu:(1)preconventional;(2)conventional;
(3)postconventional.
1) FasePreconventional
Anak belajar baik dan buruk, atau benar dan salah melalui budaya sebagaidasar
dalam peletakan nilai moral. Fase ini terdiri dari tiga tahapan. Tahap satudidasari oleh
adanya rasa egosentris pada anak, yaitu kebaikan adalah seperti apayang saya mau, rasa
tentangkebaikan,dansebaliknyaekspresikurangperhatianbahkanmebencinyaakanmembuat
mereka mengenal keburukan. Tahap dua, yaitu orientasi hukuman danketaatan dan
ketaatan, baik dan buruk sebagai suatu konsekuensi dan tindakan.Tahap selanjutnya,
yaitu anak berfokus pada motif yang menyenangkan
sebagaisuatukebaikan.Anakmenjalankanaturansebagaisesuatuyangmemuaskanmereka
sendiri, oleh karena itu hati-hati apabila anak memukul temannya danorangtua tidak
memberikan sanksi. Hal ini akan membuat anak berpikir bahwatindakannya bukan
merupakan sesuatuyangburuk.
2) FaseConventional
interpersonaldengankelompok.Anaksudahmampubekerjasamadengankelom
keluargaatautemansekelompoknya.Anakakanmempersepsikanperilakunyase
dengan
keluarga,temannya,ataukelompoknya.Anakmelihatkeadilansebagaihubungan
yangsalingmenguntungkanantarindividu.Anakmempertahankannyadenganm
itupenting sekali adanya contoh karakter yang baik, seperti jujur, setia,
3) FasePostconventional
Anak usia remaja telah mampu membuat pilihan berdasar pada prinsipyang dimiliki dan
hukum, dan perilaku yang tepat yang menguntungkanbagi masyarakat sebagai sesuatu
kebaikansebagaisusuatuyangdapatmensejahterakanindividu.Tidakadayangdapatmereka
bagiandarikelompokmerekaharusberkontribusiuntukpencapaiankelompok.Fasekeduadika
takansebagaitingkatmoraltertinggi,yaitudapatmenilaiperilakubaik
danburukdaridirinyasendiri.Kebaikandipersepsikanketikamerekadapatmelakukansesuatu
4) PerkembanganSpiritual
Menurut Fowler, anak usia sekolah berada pada tahap 2 perkembanganspiritual, yaitu
membedakankhayalandankenyataan.Kenyataan(fakta)spiritualadalahkeyakinanyang
gambaran yang terbentuk dalam pikiran anak. Orangtua dan tokoh agamamembantu anak
tokohagamalebihmemilikipengaruhdaripadatemansebayadalamhalspiritual(Fowler,J. W.,
5) PerkembanganPsikoseksual
olahditekan(Kozier,Erb,Berman,&Snyder,2011).TeoriPerkembanganPsikoseksual anak
menurut Freud terdiri atas fase oral (0–11 bulan), fase anak (1–3tahun), fasefalik(3–6
tahun), danfasegenital(6–12tahun).
6) PerkembanganPsikososial
Eriksonmengidentifikasimasalahsentralpsikososialpadamasainisebagaikrisisantar
menemukanpenerimaandalamkelompokyangsepadansertamerundingkantantangan-
tantanganyangberadadiluar(Behrman,Kliegman,&Arvin,2000).
adalahdenganmenguraikanlimatahapanperkembanganpsikososial,yaitu:percayaversus
tidak percaya (0–1 tahun), Otonomi versus rasa malu dan ragu (1–3 tahun),Inisiatif
7) PerubahanPra-PubertasatauPra-Remaja
olehyanglaindikenaldenganistilahpra-pubertas,masakanak-
kanaklanjut,adolesensawal,danpuber.Ketikamulaiterjadiperubahanfisik,sepertipertumbu
han rambut pubis dan payudara pada wanita, anak menjadi lebih sosialdan pola
pubertas,yaitumemasukiusia9–
13tahunfungsiendokrinsemakinmeningkatsecaraperlahan.Perubahanpadafungsiendokrin
menyebabkanpeningkatnproduksikeringatdansemakinaktifnyakalenjarsebasea
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan diluar
sekolah.Anakbelajardisekolah,tetapimembuatlatihanpekerjaanrumahyangmendukunghasi
lbelajardisekolah.Aspekperilakubanyakdibentukmelaluipenguatan (reinforcement)
tugasperkembangan,yaitu:
1) Mempelajariketerampilanfisikyangdiperlukanuntukpermainanyangumum.
2) Membentuksikapsehat mengenaidirinyasendiri.
3) Belajarbergauldanmenyesuaikandiridengan teman-temanseusianya.
4) Mulaimengembangkanperansosialpriaatauwanitayangtepat.
5) Mengembangkanketerampilandasar:membaca, menulis,danberhitung.
6) Mengembangkanpengertianataukonsepyangdiperlukanuntukkehidupanse
hari-hari.
7) Mengembangkanhatinurani,nilaimoral,tatadan tingkatannilaisosial.
8) Meperolehkebebasanpribadi.
9) Mengembangkansikapterhadapkelompok-kelompoksosialdanlembaga-
lembaga(Gunarsa,D.&Gunarsa, Y.,2008).
KONSEP DASAR PENYAKIT ASMA
1. Pengertian asma
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan karena
ini bersifat sementara (Wahid & Suprapto, 2013). Asma merupakan penyakit jalan napas
obstruktif intermitten, bersifat reversibel dimana trakea dan bronchi berespon secara
hiperaktif terhadap stimuli tertentu serta mengalami peradangan atau inflamasi (Padila,
2013) Menurut Murphy dan Kelly (2011) Asma merupakan penyakit obstruksi jalan
nafas, yang revelsibel dan kronis, dengan karakteristik adanya mengi. Asma disebabkan
oleh spasma saluran bronkial atau pembengkakan mukosa setelah terpajam berbagai
stimulus. Prevelensi, morbiditas dan martalitas asma meningkat akibat dari peningkatan
polusi udara. Jadi asma atau reactive air way disease (RAD) adalah penyakit obstruksi
pada jalan napas yang bersifat reversible kronis yang ditandai dengan bronchopasme
dengan karakteristik adanya mengi dimana trakea dan bronchi berespon secara hiperaktif
2. Etiologi Asma
Obstruksi jalan napas pada asma disebabkan oleh: a. Kontraksi otot sekitar
bronkus sehingga terjadi penyempitan napas. b. Pembengkakan membrane bronkus c.
Bronkus berisi mucus yang kental Adapun faktor predisposisi pada asma yaitu: a.
Genetik Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, akibat adanya bakat alergi ini
penderita sangat mudah terkena asma apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
a. Alergen
Merupakan suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi menjadi tiga, yaitu:
1) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan seperti debu, bulu binatang,
2) Ingestan, yang masuk melalui mulut yaitu makanan dan obat-obatan tertentu
3) Kontaktan, seperti perhiasan, logam, jam tangan, dan aksesoris lainnya yang
merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asma
c.Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi asma, perubahan
d. Lingkungan kerja
Lingkungan kerja merupakan faktor pencetus yang menyumbang 2-15% klien
asma. Misalnya orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas, penyapu jalanan.
e. Olahraga
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan asma bila sedang
bekerja dengan berat/aktivitas berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma
f. Stress
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya serangan asma, selain itu juga
dapat memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma harus
segera diobati penderita asma yang mengalami stres harus diberi nasehat untuk
3. Patofisiologi Asma
Patofisiologi dari asma yaitu adanya faktor pencetus seperti debu, asap rokok,
bulu binatang, hawa dingin terpapar pada penderita. Bendabenda tersebut setelah terpapar
ternyata tidak dikenali oleh sistem di tubuh penderita sehingga dianggap sebagai benda
asing (antigen). Anggapan itu kemudian memicu dikeluarkannya antibody yang berperan
masuknya antigen pada tubuh yang memicu reaksi antigen akan menimbulkan reaksi
antigen-antibodi yang membentuk ikatan seperti key and lock (gembok dan kunci). Ikatan
antigen dan antibody akan merangsang peningkatan pengeluaran mediator kimiawi seperti
menurunkan jumlah oksigen luar yang masuk saat inspirasi sehingga menurunkan ogsigen
yang dari darah. kondisi ini akan berakibat pada penurunan oksigen jaringan sehingga
penderita pucat dan lemah. Pembengkakan mukosa bronkus juga akan meningkatkan
sekres mucus dan meningkatkan pergerakan sillia pada mukosa. Penderita jadi sering
batuk dengan produksi mucus yang cukup banyak (Harwina Widya Astuti 2010).
4. Manifestasi Klinis
Asma Menurut (Padila, 2013) adapun manifestasi klinis yang dapat ditemui pada
a. Stadium Dini
2) Ronchi basah halus pada serangan kedua atau ketiga, sifatnya hilang timbul
6) BGA belum patologis Faktor spasme bronchiolus dan edema yang lebih dominan:
2) Wheezing
b. Stadium lanjut/kronik
1) Batuk, ronchi
7) Sianosis
a. Pemeriksaan laboratorium
b) Spiral curshman, yakni merupakan castcell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
d) Netrofil dan eosinofil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid
2) Pemeriksaan darah
a) Analisa Gas Darah pada umumnya normal akan tetapi dapat terjadi hipoksemia,
b. Pemeriksaan penunjang
manifestasi klinis yang terlihat, riwayat, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium
(Sujono riyadi & Sukarmin, 2009). Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan
adalah:
Menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversible, cara tepat diagnosis asma
nebulizer), peningkatan FEV1 atau FCV sebanyak lebih dari 20% menunjukkan
2) Pemeriksaan Radiologi
radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercostalis, serta diagfragma yang
Dilakukan untuk mencari faktor alergen yang dapat bereaksi positif pada asma secara
spesifik
4) Elektrokardiografi
c) Tanda hipoksemia yaitu sinus takikardi, SVES, VES, atau terjadi depresi segmen
ST negatif
5) Scanning paru
Melalui inhilasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak
6. Pencegahan Asma
Menurut Sundaru & Sukamto (2014), usaha-usaha pencegahan asma antara lain:
serangan asma dan menggunakan obatobat antiasma. Menghindari alergen pada bayi
dianjurkan dalam upaya menghindari sensitisasi atau pencegahan primer. Beberapa study
terakhir menyatakan jika kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing sedini mungkin
tidak dapat menghindari alergi, sebaliknya kontak sedini mungkin dengan kucing dan
anjing mampu mencegah terserang alergi lebih baik ketimbang menghindari hewan-
hewan tersebut. Berbagai studi menunjukkan bahwa ibu merokok selama kehamilan akan
mempengaruhi perkembangan paru anak, dan bayi dari ibu perokok, 4 kali lebih sering
mendapatkan mengi dalam tahun pertama kehidupannya. Ibu yang merokok selama
kehamilan akan dapat berefek pada sensitisasi alergen, walaupun hanya sedikit yang
mempunyai peran kecil pada terjadinya asma alergi di kemudian hari. Sehingga jelas
bahwa pajanan asap rokok lingkungan baik periode prenatal maupun postnatal (perokok
7. Komplikasi
Adapun komplikasi yang dapat ditimbulkan karena penyakit asma menurut (Wahid &
a. Status Asmatikus: suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang
c. Hipoksemia
d. Pneumothoraks
e. Emfisema
f. Deformitas Thoraks
g. Gagal Jantung
8. Penatalaksanaan
pengobatannya.
1) Pengobatan farmakologi
a) Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran napas. Terbagi menjadi dua golongan,
yaitu:
b) Kromalin Bukan bronkhodilator tetapi obat pencegah seranga asma pada penderita
anak. Kromalin biasanya diberikan bersama obat anti asma dan efeknya baru terlihat
c) Ketolifen Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam dosis dua
d) Kortikosteroid hidrokortison 100-200 mg jika tidak ada respon maka segera penderita
a) Memberikan penyuluhan
c) Pemberian cairan
d) Fisioterapi napas (senam asma)
drip RL atau D5 mentenence (20 tpm) dengan dosis 20 mg/kg bb per 24 jam
1. Pengkajian
Pengkajian atau tahap pengonsepan adalah mengidentifikasi masalah – masalah yang
terdapat dalam suatu wilayah dapat berupa wawancara, observasi dan penyebaran
kuesioner (Stanhope M dan Jeanette, 2007)
Pengkajian tersebut mencakup :
a. Individu
Adalah bagian dari keluarga yang mempunyai hubungan satu sama lainnya dan
mempunyai peran masing-masing individu mempunyai pola pertahanan dan koping
dalam menghadapi suatu masalah
b. Keluarga
Pengkajian yang perlu dilakukan adalah struktur dan karakteristik keluarga, sosial
budaya, lingkungan, riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik
c. Komunitas
Core = inti = komunitas
No Komponen Sumber Informasi
4. Prioritas masalah
No Mas. kes a b c d E f g h i j k l jumlah
Keterangan : Keterangan pembobotan :
a. Resiko terjadi 1. Sangat rendah
b. Resiko permasalahan 2. Rendah
c. Potensial untuk pendidikan kesehatan 3. Cukup
d. Minat masyarakat 4. Tinggi
e. Mungkin diatasi 5. Sangat tinggi
f. Sesuai program
g. Tempat
h. Waktu
i. Fasilitas kesehatan
j. Dana
k. Sumber dana
l. Sesuai dengan peran perawat
(Mubarak, 2009)
Analisa Data
DS :
1. Para orang tua mengatakan Resiko infeksi Peningkatan
kalau anaknya sering paparan organisme
mengalami sesak nafas, gejala Patogen lingkungan
batuk, dan kadang demam
Anak sering batuk kadang
disertai dengan sesak di dada
Nafsu makan menurun
Do:
Tampak udara tidak bersih
karna debu dan paparan asap
rokok
Anak-anak tampak jajan di
sembarang tempat disekolah
DS :
2. Para orang tua kadang hanya Defisit Hambatan akses ke
memberikan obat warung dan Kesehatan pemberi pelayanan
obat obat herbal untuk Komunitas kesehatan
meredakan batuk dan sesak
nafas
Ibu mengatakan jarang
membawa anak ke puskesmas
karna agak jauh dari rumah
dan kadang puskesmas tutup
DO :
Pencahayaan kurang terang
didalam ruangan
Anak-anak jarang memakai
masker disekolah
Warga sering membakar
Sampah dan d luar rumah
Banyak paparan asap rokok
dan debu jalanan
5. Intervensi
Perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, mencakup :
a. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai
Kriteria rumusan tujuan berfokus kepada masyarakat, jelas dan singkat, dapat
diukur dan observasi, realistik, waktu relatif dibatasi, melibatkan peran serta
masyarakat. Formulasi rumusan tujuan keperawatan itu terdiri dari :
1) Satuan objek / masyarakat
2) Perilaku masyarakat yang dapat diamati
3) Satuan kondisi yang melengkapi perilaku masyarakat
4) Criteria untuk menentukan pencapaian tujuan
b. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan. Langkah-langkah dalam
merencanakan keperawatan kesehatan masyarakat :
1) Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
2) Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
3) Libatkan peran serta masyarakat dan menyusun perencanaan
4) Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
5) Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang
sangat dirasakan oleh masyarakat
6) Mengarah pada tujuan yang akan dicapai
7) Tindakan harus bersifat realistik
8) Disusun secara berurutan
c. Kriteia hasil untuk menilai pencapaian tujuan
1) Memakai kata kerja yang tepat
2) Dapat dimodifikasi
3) Bersifat : siapa yang akan melakukan, apa yang dilakukan, bagaimana,
dimana, kapan, dan dapat dilakukan serta frekuensi melakukannya
Ada 4 strategi intervensi :
a. KIM ( komunikasi Informasi Motivasi) keluarga binaan
b. Penyebaran informasi
1) Penyuluhan
2) Penyebaran leaflet
3) Penyebaran pamphlet
c. Pendidikan dan pelatihan
1) Pelatihan/ penyegaran kader
2) Supervise kader
d. Penggerakan masa
1) Kesling : kerja bakti
2) Kunjungan balita ke posyandu
3) Kunjungan lansia ke posyandu
4) Kampanye kesehatan
(Riyadi, 2007).
Intervensi Keperawatan
6. Implementasi keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun.
Prinsip dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia dimasyarakat
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri serta
lingkungannya
d. Bekerjasama dengan profesi lain
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan pencegahan
penyakit
f. Memperhatikan perubahan masyarakat
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
keperawatan
Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan keperawatan yaitu :
a. Keterlibatan petugas non keperawatan, kader, tokoh masyarakat dalam rangka
alih peran
b. Terselenggaranya rujukan medis dan rujukan keperawatan
Setiap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan dicatat pada cacatan yang
telah disajikan (Riyadi, 2007).
7. Evaluasi keperawatan
Evaluasi adalah sekumpulan metode dan keterampilan untuk menentukan apakah
program kerja sesuai rencana atau apakah pelayanan kesehatan memenuhi kebutuhan
masyarakat (Posavac and Carey, 2014).
Kegiatan yang dilakukan pada penilaian ini adalah :
a. Membandingkan hasil tindakan yang akan diaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan tahap pelaksanaan
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
Kegunana penilaian :
a. Untuk menentukan perkembangan perawatan kesehatan masyarakat yang
diberikan
b. Untuk menilai hasil guna, daya guna dan produktivitas asuhan keperawatan yang
diberikan
c. Menilai pelaksaan asuhan keperawatan
d. Sebagai umpan balik untuk memperbaiki atau menyusun siklus baru dalam proses
keperawatan
Langkah-langkah dalam mengevaluasi :
a. Membuat garis besar dalam masalah keperawatan komunitas
b. Merumuskan tujuan keperawatan khusus dalam bentuk hasil yang diharapkan
oleh masyarakat
c. Menentukan kriteria dan standar evaluasi serta sumber data
d. Mengidentifiksi hambatan yang di hadapi dan rencna untuk memperbaikinya
Tujuan umum evaluasi :
Untuk meningkatkan program dan memberikan arahan dan evaluator atau
meneger program.
Tujuan umum evaluasi :
a. Meningkatkan perencanaan program pelayanan dan hasilnya
b. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas program
c. Menentukan apakah program dapat dimulai, ddimulai apakah dipilih alternatif
lain.
d. Mengkaji upaya organisasi efektifitas, efesiensi, edukasi kesesuaian dari
pekayanan kesehatan
e. Mencari informasi untuk keutusa pelaksanaan program
Tipe evaluasi :
a. Evaluasi proses
Keseusaian dalam membantu dalam melaksanakan kerja kelompok,
berkomunikasi yang telah disepakati dengan semua anggota atau berkomunikasi
secara efektif dengan target komunitas
b. Evaluasi hasil
Peran serta secara keseluruhan dalam kerja kelompok, melakukan tugas yang
telah disepakati, menghasilkan pekerjaan yang berkualitas dan
mendemonstrasikan proses belajar dari kelompok.
(Mubarak,2009)
A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
Lakukan scrining S:
resiko gangguan Para orang tua hanya
kesehatan lingkungan memberikan obat
Identifikasi faktor warung dan obat
resiko kesehatan yang herbal untuk
diketahui meredakan sesak nafas
Promosikan kebijakan dan batuk pada anak
pemerintah untuk Ibu mengatakan cuman
mengurangi resiko ada 1 puskesmas di RT
penyakit 01 dan kadang tidak
Berikan pendidikan buka
kesehatan untuk
kelompok resiko O:
Informasikan layanan Pencahayaan kurang
kesehatan ke individu, terang didalam
keluarga, kelompok ruangan
berisiko dan Anak-anak jarang
masyarakat memakai masker
disekolah
Warga sering
membakar Sampah dan
d luar rumah
Paparan asap rokok
dan debu jalanan
Program kesehatan anak usia sekolah dengan masalah Asma antara lain melakukan penyuluhan
pendidikan kesehatan kepada orang tua supaya dapat memahami pencegahan penyakit Asma dan
status gizi pada anak usia sekolah.Upaya pencegahan penyakit Asma pada anak usia sekolah
antara lain :
1. Pengetahuan
a. Definisi Penyakit Asma
Asma adalah suatau keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hivesensivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradanagan,
penyempitan ini bersifat berulang dan di antara episode penyempitan bronkus tersebut
terdapat keadaan ventilasi yang lebih normal. (Irman Somarti,2012).Asma didefinisikan
sebagai suatu kondisi ketika terjadi gangguan pada sistem pernapasan yang
menyebabkan penderita mengalami mengi (wheezing), sesak napas, batuk, dan sesak di
dada terutama ketika malam hari atau dini hari.
penyakit asma sulit disembuhkan, penyakit ini dapat dikontrol sehingga tidak
mengganggu aktivitas sehari-hari. Pengendalian asma dilakukan dengan menghindari
faktor pencetus, yaitu segala hal yang menyebabkan timbulnya gejala asma. Apabila
anak menderita serangan asma terus-menerus, maka akan mengalami gangguan proses
tumbuh kembang serta penurunan kualitas hidup. Faktor pencetus asma banyak dijumpai
di lingkungan baik di dalam maupun di luar rumah, tetapi anak dengan riwayat asma
pada keluarga memiliki risiko lebih besar terkena asma.Tiap penderita asma akan
memiliki faktor pencetus yang berbeda dengan penderita asma lainnya sehingga
orangtua perlu mengidentifikasi faktor yang dapat mencetus kejadian asma pada anak.
Faktor pencetus asma dibagi dalam dua kelompok, yaitu genetik, di antaranya
atopi/alergi bronkus, eksim; faktor pencetus di lingkungan, seperti asap kendaraan
bermotor, asap rokok, asap dapur, pembakaran sampah, kelembaban dalam rumah, serta
alergen seperti debu rumah, tungau, dan bulu binatang.
Peran orang tua dalam pencegahan Asma pada anak usia sekolah termasuk dalam
peran orang tua dalam perawatan anak.Peran orang tua dalam Pencegahan penyakit
Asma peran orang tua yang harus mengetahui cara - cara pencgahan Asma. Asma dapat
di cegah dengan mengetahui penyakit Asma, mengatur pola makan anak dan
menghindari faktor pencetus.
Pencegahan agar asma tidak kambuh. Berikut hal-hal yang harus dilakukan untuk menghindari
kekambuhan asma:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor pencetus asma dibagi dalam dua kelompok, yaitu genetik, di antaranya
atopi/alergi bronkus, eksim; faktor pencetus di lingkungan, seperti asap kendaraan
bermotor, asap rokok, asap dapur, pembakaran sampah, kelembaban dalam rumah, serta
alergen seperti debu rumah, tungau, dan bulu binatang.
Peran orang tua dalam pencegahan Asma pada anak usia sekolah termasuk dalam
peran orang tua dalam perawatan anak.Peran orang tua dalam Pencegahan penyakit Asma
peran orang tua yang harus mengetahui cara - cara pencgahan Asma. Asma dapat di
cegah dengan mengetahui penyakit Asma, mengatur pola makan anak dan menghindari
faktor pencetus.
B. Saran
Agar mahasiswa dapat memahami tentang permasalah asma pada anak usia sekolah yang
sering terjadi. Dengan mengetahui berbagai faktor risiko terjadinya. Tanda dan gejala
asma,sehingga dapat meminimalisirkan angka terjadinya asma pada anak usia sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
2022