Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERBEDAAN REMAJA MANDIRI DAN REMAJA MANJA /


TIDAK MANDIRI

Nama Kelompok:
Adinda Zulfira H
Nursyam Pujiawati
Siti Aisah
Tia Puspita
Muhammad Riyansyah
Kelas : XI IPA 2

SMA NEGERI 1 CIBATU PURWAKARTA


Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga oleh
karena-Nya kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun
maksud dan tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
yang diberikan oleh guru untuk memenuhi tugas BK yang mencakup Perbedaan remaja
mandiri dan remaja manja / tidak mandiri.

Sekian makalah pendahuluan ini kami buat. Atas kekurangan dari makalah ini kami
mohon maaf yang sebesar besarnya, oleh karena itu segala sarandan kritik yang kami buat
dari semua pihak sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi
kami dan pembaca lainnya. Terima kasih.

Hormat kami
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................
1.1 Latar Belakang........................................................................................
1.2 Tujuan.....................................................................................................
1.3 Manfaat...................................................................................................
BAB II METODOLOGI..........................................................................................
2.1 Tahap Kemandirian.................................................................................
2.2 Faktor Kemandirian................................................................................
2.3 Penyebab Anak Menjadi Manja, Cara Mengatasi, Dan Dampak Negatif
Dimsa Depan.........................................................................................
BAB III PENUTUP................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................
3.2 Saran.......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemandirian merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai dalam setiap proses
kehidupan. Meski manusia terlahir membutuhkan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya, seiring dengan berjalannya waktu dan tugas perkembangan, seorang remaja
akan perlahan melepaskan diri dari beberapa ketergantungan, seperti orang tua dengan
belajar untuk mandiri.
Steinbreg dalam buku adolescene (2002) menyebutkan pengertian kemandirian adalah
kemampuan remaja dalam berpikir, merasakan dan membat keputusan secara pribadi
berdasarkan diri sendiri dibandingkan mengikuti apa yang orang lain percayai. Kemandirian
sering disejajarkan dengan kata independance meskipun sebenarnya ada perbedaan tipis
dengan autonomy. Dalam kamus besar bahasa indonesia, kemandirian diartikan dengan hal
atau tidak bergantung kepada orang lain.
Artinya kemandirian adalah kesiapan dan kemampuan individu untuk berdiri sendiri
yang ditandai dengan mengambil inisiatif. Selain itu mencoba mengatasi masalah tanpa
meminta bantuan orang lain, berusaha dan mengarahkan tingkah laku menuju
kesempurnaan.
Biasanya remaja mandiri lebih mampu memikul tanggung jawab dan pada umumnya
mempunyai emosi yang stabil. Kemandirian biasanya ditandai dengan menentukan nasib
sendiri, kreatif, dan inisiatif, mengatur tingakah laku, bertanggung jawab, dan mampu
menahan diri.
1.2 Tujuan
Tujuan saya membuat laporan makalah ini yaitu untuk menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru BK yang telah kami selesaikan , selain itu juga menambah kreatifitas
untuk mengeluarkan ide-ide kreatif dan memanfaatkan waktu luang untuk sesuatu yang
berguna.
1.3 Manfaat
Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan kami mengenai
perbedaan remajaa mandiri dan remaja manja / tidak mandiri, selain itu juga agar kita
mengetahui apa saja manfaat dari sikap mandiri dan apa saja kerugian yang kita dapat
dimasa depan jika kita memiliki sikap manja / tidak mandiri.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Tahap Kemandirian
Tahap kemandirian menurut Singgih Gunarsa dalam buku Psikologi Perkembangan Anak
dan Remaja (2004), Kemandirian dapat berkembang dengan baik bila diberikan kesempatan
untuk berkembang melalui latihan yang dilakukan sejak dini. Kemudian semakin
berkembang seiring pertambahan usia.
Berikut tahap perkembangan kemandirian:
• Usia 0-2 tahun, sampai usia dua tahun, anak masih dalam tahap mengenal lingkungannya,
mengembangkan gerak-gerik fisik dan melalui proses berbicara. Pada tahap ini anak masih
sangat bergantung dengan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
• Usia 2-6 tahun, anak muali belajar menjadi manusia sosial dan bergaul. Mereka
mengembangkan otonominya seiring dengan bertambahnya kemampuan dan keterampilan
yang dimiliki. Pada masa ini, mereka mulai mengenali toilet training yaitu melatih anak ke
kamar mandi secara mandiri.
• Usia 6-12 tahun, pada masa ini anak belajar untuk menjalankan kehidupan sehari-harinya
secara mandiri dan bertanggung jawab. Di masa ini anak belajar dijenjang sekolah dasar.
Beban pelajaran merupakan tuntutan agar anak belajar tanggung jawab dan mandiri.
• Usia 12-15 tahun, di usia ini anak biasanya sudah berada ditingkat SMP, dimana menjadi
masa remaja awal yang sedang mengembangkan jati diri dan memulai proses pencarian
identitas diri. Sehingga rasa tanggung jawab dan kemandirian mengalami proses
pertumbuhan.
• Usia 15-18 tahun, pada usia ini anak-anak sudah berada ditingkat SMA yang sedang
memperisapkan diri menuju proses pendewasaan diri. Setelah mmelewati mereka akan
memutuskan untuk menuju pendidikan tinggi, bekerja, atau menikah.
Pentingnya kemandirian untuk remaja dapat dilihat dri tugas perkembangan remaja yang
merupakan masa pencarian identitas (papalia, Olds, & feldman, 2001), maka kemandirian
sangat diperlukan bagi remaja dalam tahap tersebut agar remaja mendapatkan identitasnya
sebagai pribadi yang posesif. Tahap kemandirian, remaja akan menggantungkan dirinya
kepada orang lain dan tidak terbiasa untuk bertanggung jawab atas dirinya bahkan
lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu, remaja yang memiliki tingkat kemandirian yang rendah tidak mengetahui
kemampuan untuk menjadi sosok yang positif atau mendapatkan identitas diri yang
sesungguhnya. Jadi kemandirian juga diperlukan ooleh remaja untuk pencarian identitas
agar menjadi sosok pribadi yang positif agar ia dapat benar-benar menyelesaikan tugas
perkembangnan untuk mencari identitas dalam bentuk identitas yang positif seperti yang
diinginkan lingkungan dimana ia bersosialisasi.
Dalam tahap perkembangan remaja akan berada ditahap dimana ia dituntut untuk memiliki
sikap mandiri agar dapat hidup tidak hanya bergantung pada orang-orang disekitarnya.
Sehingga, kemandirian tersebut dapat membentuk kepribadian sang anak menjadi
kepribadian yang positif dengan adanya kemandirian.
Menurut steinberg ( dalam gunarsa dkk, 2004) remaja yang memperoleh kemandirian
adalah remaja yang memiliki kemampuan untuk mengatur diri sendiri secara bertanggung
jawab, meskipun tidak ada pengawasan dari orang tua ataupun guru. Kodisi demikian
menyebabkan remaja memiliki peran baru, sehingga hal ini akan menepatkan remaja untuk
menjadi tidak tergantung pada orang tua untuk memperoleh kemandirian secara penuh
sehingga masalah kemandirian secara spesifik menuntut suatu kesiapan individu baik secara
fisik maupun emosional untuk mengatur, mengurus, dan melakukan aktivitas atas tanggung
jawabnya sendiri tanpa banyak tergantung pada orang lain.
2.2 Faktor Kemandirian
Berikut beberapa faktor yang dapat memengaruhi perkembangan kemandirian, yaitu:
Gen
Sifat kemandirian orang tua dapat diturunkan pada anak. Namun beberapa ahli massih
mendebatkan hal ini, karena kemandirian terjadi karena dibentuk.
Sistem pendidikan sekolah
Lingkungan pendidikan cenderung mengembangkan demokrasi dan menekankan
penghargaan terhadap potensi anak didik. Hal ini akan menstimulasi perkembangan
kemandirian anak. Jika lingkungan pendidikan yang menekankan pemberian hukuman maka
akan menghambat kemandirian anak.
Sistem kehidupan dimasyarakat
Lingkungan masyarakat yang menghargai potensi dan tidak begitu menekankan hirarki
struktur sosial akan mendorong perkembangan kemandirian remaja.
Pola asuh orang tua
Pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak sangat memengaruhi kemandirian anak.
Bila orang tua memberikan siasana keluarga yang nyaman dan aman dalam membangun
komunikasi, maka perkembangan kemandirian anak akan berjalan dengan bagus.
Namun, jika orang tua senderung mengentrol anak, maka perkembangan sosial dan
intelektual anak akan memengaruhi kemandiriannya. Ketidak mampuan anak melepaskan
diri dari kekuatan otoritas atau tunduknya anak pada kekuatan otoritas adalah salah satu
indikator kepatuhan.
Oleh karena, itu peran dalam keluarga atau orang tua seorang anak sangat penting dalam
pembentukan kemandirian seorang anak sehingga pembentukan kemandirian anak dapat
dioptimalkan. Namun, dari semua faktor yang memengaruhi kemandirian, serang ibu adalah
faktor yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena ibu memiliki pengaruh paing besar
tahap perkembangan kemandirian remaja.
2.3 Penyebab Anak Menjadi Manja, Cara Mengatasi, dan Dampak negatif Di masa Depan
Dalam kamus Besar Bahasa indonesia, manja adalah sebuah perbuatan, perilaku dan adat
yang kurang baik. Sang buah hati yang manja., dia akan senantias mendapatkan apa yang ia
mau tanpa pertimbangan lagi oleh orang tuanya saat memberikannya.
Memang menyikapi mental manja ini ada banyak pendapat yang berlian. Ada sebagian
orang yang beranggapan bahwa manja merupakan hal yang lumrah dan wajar. Bahkan tak
sedikit orang tua yang justru senang dengan anak yang manja.
Meskipun begitu banyak juga kalangan yang mengingatkan terhadap dampak buruk sikap
manja semacam ini. Apalagi jika sifat semacam ini terbawa terus sehingga dewasa. Terlebih
manja berlawanan dengan mental kemandirian dan kreativitas yang justru perlu lebih digali
dari sang anak.
• Faktor Penyebab Anak Menjadi Manja
Pola Asuh
Pola asuh yang salah dalam materi pun turut menyumbang sikap anak menjadi manja.
Misalkan orang tua memberikan uang secara berlebihan pada anak. Hal itu bisa memicu
anak jadi manja. Sebaiknya berikanlah uang atau materi scara sewajarnya sesuai apa yang
dibutuhkan oleh buah hati tercinnta. Berikan lah pengertian pula, setiap uang yang
diberikan sebaik nya jangan dijajankan semuanya tapi sebagian ditabung.
Orang Tua Sering Mengalah
Salah satu penyebab yang membuat anak menjadi manja adalah karena orang tua selalu
menuruti permintaan anak. Hal ini tanpa disadari akan menumbuh kembangkan benih-
benih sikap manja pada diri anak.
• Cara Mengatasi Anak Manja
Mengubah Pola Asuh
Pola asuh yang salah bisa menjadi pemicu sang anak berskap terlalu manja. Sehingga orang
tua harus memperhatikan pola asuh yang diterapkannya selama ini. Apakah sudah tepat
atau belum dalam mengembangkan anak yang mandiri dan cerdas? Jangan samapi orang
tua mengasuh dan mendidik anak secara salah yang menimbulkan benih-benih sikap manja
pada anak.
Hindari Pola Pembiaran
Kalau anda mendapatkan anak bersikap terlalu manja, anda hendaknya bertindak cepat
untuk mengatasinya. Jangan sampai sikap manja tersebut terbawa samapai usia dewasa.
Kalau sudah dewasa sangat susah untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut.
Sayang tapi Jangan Berlebihan
Salah satu pemicu seorang anak bersikap terlalu manja adalah berlebihannya perhatian
yang diberikan oleh orang tua pada anak. Sehingga anak merasa nyaman dengan keadaan
seperti itu dan mampu mengendalikan orang tua. Kondisi hidupnya suda nyaman dengan
mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa perlu capek. Setiap kemauannya selalu dituruti
oleh orang tuanya. Yang membuaat anak bersikap manja secara terus menerus.
Bersikap Tegas
Untuk membuat anak mempunyai kepribadian tidak manja dan mandiri, secara yang bisa
dilakukan adalah dengan bersikap tegas pada anak. Jangan sampai anak terus menerus
melanggar. Tanamkan sikap disiplin pada anak dengan ketegasan dalam batasn-batasan
tertentu.
• Dampak Negatif
Anak Akan kesulitan Menjadi Pribadi Yang Mandiri
Anak telah terbiasa mendapatkan perlakuan yang istimewa dari orang tuanya, biasanya
membuat akan membuat anak tersebut kesulitan untuk menjadi pribadi yang mendiri, hal
tersebut tak lepas dari aktivitas yang biasa dia lakukan selama ini, yang selalu mendapat
kemudahan atau bantuan dari orang tuanya, alhasil karakter mandiri akan sulit ditimbulkan
pada pribadi anak. Ketika anak beranjak dewasa, ia akan menjadi orang yang sangat
tergantung pada orang lain.
Mudah Menyerah Ketika Dihadapkan Pada Masalah Dan Rintangan
Anak yang manja biasa nya kurang diajarkan, bahwa untuk mendapatkan sesuatu butuh
perjuangan dan kerja keras. Anak yang terbiasa dimanja akan mendapatkan apa yang dia
inginkan dengan cara mudah dan instan. Orang tua abai dalam melatih kesabaran anak dan
mengajarkan bahwa untuk mendapatkan semua yang dinginkan harus ada usaha yang harus
dilakukan.
Menjadi pribadi yang egois
Beranjak dewasa, anak tidak tahu bahwa setiap kesalahan yang dilakukannya dimasa kecil
berpotensi menimbulkan konflik di saat ia dewasa. Egoisme yang telah terbentuk sedari
kecil menjadikannya sebagai orang yang keras kepala, sulit berbagi, mau menang sendiri,
dan tidak mau mendengarkan orang lain. Orang dengan karakter demikian tentu akan sulit
beradaptasi dengan lingkungan baru yang dimasukinya.
Sulit mengembangkan kemampuan
Karena rasa khawatir yang agak berlebihan, membuat orang tua cukup menimalisir
tantangan dan gangguan pada anaknya, alhasil anak selalu dibuat menikmati zona nyaman
(comfort zone) yang justru dapat membelenggu kemampuan yang ada pada diri anak.
Remaja yang memiliki kemandirian cenderung akan terlihat lebih aktif dan juga kreatif, ini
dikarenakan sikap mandiri yang biasanya diidentifikasi dengan ciri-ciri: memiliki kemampuan
untuk mengambil keputusan tanpa pengaruh dari orang lain, memiliki kemampuan untuk
bertindak sesuai dengan apa yang diyakini, memiliki kemampuan untuk mencari dan
mendapatkan kebutuhannya tanpa bantuan orang lain, dapat memilih apa yang seharusnya
dilakukan apa yang seharusnya tidak dilakukan, kreatif dan berani dalam mencari dan
menyampaikan ide-idenya, memiliki kebebasan pribadi untuk mencapai tujuan hidupnya,
berusaha untuk mengembangkan dirinya, dapat menerima kritikan untuk mengevaluasi
dirinya,
Sebalinya, remaja yang tidak memiliki sikap mandiri cenderung lebih pasif dan tidak aktif
dalam melakukan kegiatan kesehariannya dan cenderung lebih membutuhkan bantuan
orang lain dari pada mengutamakan kemampuannya sendiri. Hal ini diperkuat dengan ciri
remaja yang tidak manidi menurut Spencer dan kass yaitu : tidak mampu dalam mengambil
inisiatif, tidak mampu mengatasi masalah, tidak penuh ketekunan, merasa tidak adanya
kepuasan dari usahanya, mengutamakan bantuan orang lain dalam mengerjakan tugas
dalam keseharian tanpa berusaha dengan kemampuannya terlebih dahulu.
• Contoh remaja mandiri
1. Mengatur waktu sendiri
2. Mengerjakan tugas dan kewajiban tanpa bergantung pada orang lain
3. Menghadapi masalah tanpa bantuan orang lain
4. Menyiapkan keperluan sekolah sendiri
5. Merapihkan dan membersihkan tempat tidur sendiri
6. Membantu orang tua dirumah
7. Mencuci piring sendiri setelah makan
8. Memotivasi diri sendiri
9. Menerima diri sendiri
• Contoh remaja tidak mandiri
1. Kesulitan untuk menyelesaikan masalah sendiri
2. Akan bergantung pada orang tua dan orang lain
3. Menjadi malas
• Ciri-ciri pribadi mandiri
1. Bertanggung jawab
2. Mampu mengatasi kesulitan
3. Mengenal kemampuan diri sendiri
4. Senantiasa berpikir positif dan Berwawasan global
BAB III
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai Perbedaan remaja mandiri dan remaja
manja / tidak mandiri yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena keterbatasannya pengetahuan dan
kekurangan referensi yang ada dibaliknya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap pembaca memberikan kritik dan saran yang dibangun untuk
penulis demi kesempurnaan makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan
berikutnya.
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kemandirian signifikan antara remaja mandiri dan remaja manja/tidak mandiri .
3.2 Saran
Adapun saran yang diajukan peneliti dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi subjek penelitian
Bagi siswa dan disiwi, agar menjadi siswa yang mandiri dan dapat menjalani kehidupan
Dengan tidak menggantungkan diri pada orang lain.
2. Bagi pengajar, yaitu supaya lebih memberikan perhatian yang lebih mendalam tentang
Kemandirian siswa didiknya.
3. Bagi orang tua, yaitu supaya orang tua selalu mengarahkan anaknya agar menjadi anak
Yang mandiri dan tidak menggantungkan diri pada orang tua.
DAFTAR PUSTAKA

Adolescence, John W. Santrock, perkembangan remaja, Jakarta, Erlangga, 2003;


Singgih Gunarsa, Psikologi, Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta, 2004;

Anda mungkin juga menyukai