Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

TUMOR OTAK

Dosen Pengampu :
Ns. Sahriana., M.kep

Kelas 5B / Kelompok 6
Disusun Oleh :
1. Susi wulandari
2. Uun jahratun
3. Adi fariadi
4. Rini erfiana

PROGRAM STUDI S1-KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) YAHYA BIMA

TAHUN 2022-2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas
Rahmat dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulisan makalah yang berjudul
“MAKALAH KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TUMOR OTAK” yang
mana makalah ini sebagai salah satu seminar, Alhamdulillah dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun sehingga dapat digunakan untuk membantu perbaikan mendatang
dan atas perhatian dan kerja samanya kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Bima, Desember 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otak adalah sumber kehidupan. Segala aktivitas kehidupan, hingga yang
sekecil-kecilnya, hanya bisa terjadi melalui mekanisme yang diatur oleh otak.
Dalam waktu yang bersamaan otak harus menjalankan beribu-ribu aktivitas
sekaligus. Tumor otak merupakan sebuah lesi yang terletak pada kongenital
yang menempati ruang dalam tengkotak. Tumor-tumor selalu bertumbuh
sebagai sebuah massa yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh
menyebar, masuk kedalam jaringan neoplasma terjadi akibat dari komprensi
dan infiltrasi jaringan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari tumor otak?
2. Bagaimana klasifikasi dari tumor otak?
3. Bagaimana etiologi dari tumor otak?
4. Bagaimana patofisiologi dari tumor otak?
5. Apa manifestasi klinis dari tumor otak?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari tumor otak?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan pada penderita
tumor otak?
8. Bagaimana asuhan keperawatan yang harus dilakukan pada penderita
tumor otak?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah
keperawatan medical bedah program study S-I Keperawatan.
2. Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan tumor otak.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Tumor adalah satu pertumbuhan abnormal di jaringan otak yang
bersifat jinak (benign) ataupun ganas (malignant), membentuk massa dalam
ruang tengkorak kepala (intrakranial) atau disusun tulang belakang (medulla
spinalis).
Apabila sel tumor berasal dari jaringan otak itu sendiri disebut tumor
otak primer dan bila berasal dari organ-organ lain disebut sebagai (metastasis)
seperti kanker paru, kanker payudara, dan kanker prostate disebut sebagai
tumor otak sekunder (Harsono, 2015)

B. Etiologi dan Faktor


Penyebab dari tumor otak belum dapat diketahui secara pasti faktor risiko
adalah sesuatu yang dapat meningkat kejadian penyakit tersebut. Menurut
(NationalCancer Institute 2009, Harsono, 2015 ;Herbert B. Newton, 2016).
Faktor risiko untuk tumor otak :
1. Herediter
2. Radiasi
3. Virus

C. Klasifikasi
1. Primary Brain Tumor
a. Histologically benign or malformative :
1. Meningioma
2. Pituitary adenoma
3. Craniopharyngioma
4. Pilocyctic astrocytoma
5. Hemangioblastoma
6. Acustic neurom
b. Histologically malignant :
a. Glioma
1. Anaplastic astrocytoma
2. Glioblastomaa multiforme
3. Ependymoma
4. Medulloblastoma
5. Oligodendroglioma
6. Pineal cell tumor
7. Choroid plexus carcinoma
8. Primitive neuroectodermal tumor

C. Gejala di Lokasi Otak


1. Gejala Umum
Gejala tumor otak bergantung pada size tumor, jenis tumor dan
lokasi tumor. Ini adalah gejala paling sering pada tumor otak: (National
Cancer Institute, 2015;David A. Greenberg, Roger P.Simon, 2015)
a. Sakit kepala
b. Pening dan muntah
c. Perubahan mood atau kekurangan konsentrasi
d. Gangguan pemikiran
e. Masalah peringatan
f. Gangguan penglihatan dan pendengaran
g. Gangguan psikiatri
h. Kejang
2. Gejala Spesifik
Saat tumor tumbuh akan terjadinya kerusakan dan disfungsi
pada jaringan otak. Dengan cara ini, penghancuran otak besar, batang
otak, dan saraf kranial dapat segera terlihat melalui hilangnya
perubahan bagian ini.
1) Lobus frontal
a. Menimbulkan gangguan mental, menimbulkan disturbed
mental state yang akan mengakibatkan gangguan peringatan,
masalah psikiatri, menimbul gejala perubahan keperibadian
seperti depresi. Kehilangan suara (loss of speech)
b. Menimbulkan gejala anosmia
2) Lobus pariental
a. Menimbulkan gangguan sensorik dan motoric
b. Kejang fokal motor atau sensorik, kontralateral hemiparesis,
hyperreflexia, astereognosis.
c. Gangguan persepsi sensorik (impaired sensory perception)
mungkin ada.
3) Lobus temporal
a. Kejang psikomotor dan otomatisme akan terjadi
b. Jika sisi dominan terlibat akan menyebabkan sensorik aphsia
4) Lobus oksipital
a. Perubahan visual dan kejang yang diawali oleh aura
halusinasi cahaya dan visual merupakan ciri khas.
b. Menimbulkan homonymous hemianopia yang kontralateral
5) Tumor cerebellar
a. Ditandai dengan keseimbangan gangguan dan koordinasi dan
perkembangan awal peningkatan tekanan intracranial
papilledema.
6) Tumor di cerevellopontine angle
a. Kehilangan pendengaran
b. Sakit kepala
c. Kurangi respon kornea and nystagmus
d. Facial numbness

D. Manifestasi Klinis
Manifestasi secara umum pada tumor otak antara lain:
1) Nyeri kepala
Gangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian,
perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum
pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini
bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya
somnolen hingga koma.
2) Seizure
Adalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat
seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering
terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus
parietal dan temporal.
3) Edema Papil
Gejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab
dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil
pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk
melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan
perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan
menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.
4) Muntah
Muntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari
massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak..
5) Vertigo
Pasien merasakan pusing yang berputar dan mau jatuh.
6) Kejang
Ini terjadi bila tumor berada di hemisfer serebri serta merangsang
korteks motorik. Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan
kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau
general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi.

E. Patofisiologi
Tubuh manusia terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini tumbuh dan berkembang
dengan cara yang tersusun untuk membentuk sel-sel baru. Apabila sel-sel ini
kehilangan kemampuan untuk mengawal pertumbuhannya, ia akan tumbuh
dengan bebasnya. Sel-sel yang tumbuh berlebihan tanpa dikontrol ini
akhirnya menjadi tumor. Tumor otak menyebabkan gangguan neurologis.
Gejala neurologik pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2
faktor gangguan fokal, disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila penekanan pada jaringan otak dan
infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan
neuron. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang
tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak.
Gangguan suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai
kehilangan fungsi secara akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan
gangguan cerebrovaskuler primer. Beberapa tumor membentuk kista yang
juga menekan parenkim otak sekitarnya sehingga memperberat gangguan
neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intra kranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya oedema sekitar tumor
dan perubahan sirkulasi cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa, karena tumor akan mengambil ruang yang relatif dari
ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan oedema dalam
jaruingan otak. Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar
darah otak, semuanya menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi
sirkulasi cairan serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid
menimbulkan hidrocepalus.

F. Komplikasi
Adapun komplikasi - komplikasi yang ditimbulkan dari tumor otak adalah:
1) Edema Serebral
Peningkatan cairan otak yang berlebih yang menumpuk disekitar lesi
sehingga menambah efek masa yang mendesak (space-occupying). Edema
Serebri dapat terjadi ekstrasel (vasogenik) atau intrasel (sitotoksik).
2) Hidrosefalus
Peningkatan intracranial yang disebabkan oleh ekspansin massa
dalamrongga cranium yang tertutup dapat di eksaserbasi jika terjadi
obstruksi pada aliran cairan serebrospinal akibat massa.
3) Herniasi Otak
Peningkatan intracranial yang terdiri dari herniasi sentra, unkus, dan
singuli.
4) Kematian
Kematian adalah gangguan fungsi luhur. Gangguan ini sering
diistilahkan dengan gangguan kognitif dan neurobehavior sehubungan
dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi tumor atau
terkena pembedahan maupun radioterapi.
5) Gangguan kognitif dan neurobehavior
Sehubungan dengan kerusakan fungsi pada area otak yang ditumbuhi
tumor atau terkena pembedahan maupun radioterapi. Neurobehavior
adalah keterkaitan perilaku dengan fungsi kognitif dan lokasi / lesi tertentu
di otak.
6) Disartria
Gangguan wicara karena kerusakan di otak atau neuromuscular perifer
yang bertanggung jawab dalam proses bicara.
7) Disfagi
Merupakan komplikasi lain dari penderita ini yaitu ketidakmampuan
menelan makanan karena hilangnya refleks menelan. Gangguan bisa
terjadi di fase oral, pharingeal atau oesophageal. Komplikasi ini akan
menyebabkan terhambatnya asupan nutrisi bagi penderita serta berisiko
aspirasi pula karena muntahnya makanan ke paru.
8) Kelemahan otot
Kelemahan otot terjadi pada pasien tumor otak umumnya dan yang
mengenai saraf khususnya ditandai dengan hemiparesis, paraparesis dan
tetraparesis.
G. Pemeriksaan Diagnostik
1) CT scan dan MRI
Memperlihatkan semua tumor intrakranial dan menjadi prosedur
investigasi awal ketika penderita menunjukkan gejala yang progresif atau
tanda-tanda penyakit otak yang difus atau fokal, atau salah satu tanda
spesifik dari sindrom atau gejala-gejala tumor. Kadang sulit membedakan
tumor dari abses ataupun proses lainnya.
2) Foto polos dada
Dilakukan untuk mengetahui apakah tumornya berasal dari suatu
metastasis yang akan memberikan gambaran nodul tunggal ataupun
multiple pada otak.
3) Pemeriksaan cairan serebrospinal
Dilakukan untuk melihat adanya sel-sel tumor dan juga marker tumor.
Tetapi pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan terutama pada pasien dengan
massa di otak yang besar. Umumnya diagnosis histologik ditegakkan
melalui pemeriksaan patologi anatomi, sebagai cara yang tepat untuk
membedakan tumor dengan proses-proses infeksi (abses cerebri).
4) Biopsi stereotaktik 
Dapat digunakan untuk mendiagnosis kedudukan tumor yang dalam
dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan dan informasi prognosis.
5) Angiografi Serebral
Memberikan gambaran pembuluh darah serebral dan letak tumor
serebral.
6) Elektroensefalogram (EEG)
Mendeteksi gelombang otak abnormal pada daerah yang ditempati
tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi lobus temporal pada
waktu kejang.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1) Identitas
a. Nama :-
b. Umur : Tumor otak lebih sering terjadi pada
anak-anak dan orang dewasa yang lebih tua.
c. Jenis kelamin : Secara umum, pria lebih mungkin dibandingkan
wanita untuk terkena tumor otak. Namun, beberapa
jenis tumor otak tertentu,seperti meningioma, lebih
sering terjadi pada wanita.
d. Alamat :-
e. Pekerjaan : Orang yang beresiko yaitu yang bekerja dengan
paparan radiasi.
f. Identitas penanggung jawab : -
2) Riwayat Sakit Sekarang
a. Keluhan utama
Biasanya klien mengeluh nyeri kepala
b. Riwayat penyakit saat ini
Klien mengeluh nyeri kepala, muntah, papiledema, penurunan
tingkat kesadaran, penurunan penglihatan atau penglihatan double,
ketidakmampuan sensasi (parathesia atau anasthesia), hilangnya
ketajaman atau diplopia.
3) Riwayat Penyakit Dahulu
Klien pernah mengalami pembedahan kepala
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin
ada hubungannya dengan penyakit klien sekarang, yaitu riwayat keluarga
dengan tumor otak.

5) Pengkajian Psiko-Sosio-Spiritua
Perubahan kepribadian dan perilaku klien, perubahan mental,
kesulitan mengambil keputusan, kecemasan dan ketakutan hospitalisasi,
diagnostic test dan prosedur pembedahan, adanya perubahan peran.
6) Pemeriksaan Fisik (ROS : Review of System)
Pemeriksaan fisik pada klien dengan tomor otak meliputi
pemeriksaan fisik umum per system dari observasi keadaan umum,
pemeriksaan tanda-tanda vital, B1 (breathing), B2 (Blood), B3 (Brain),
B4 (Bladder), B5 (Bowel), dan B6 (Bone).
a. Pernafasan B1 (breathing)
- Bentuk dada : normal
- Pola napas : tidak teratur 
- Suara napas : normal
- Sesak napas : ya
- Batuk : tidak
- Retraksi otot bantu napas; ya
- Alat bantu pernapasan: ya (O2 2 lpm)
b. Kardiovaskular B2 (blooding)
- Irama jantung : irregular
- Nyeri dada : tidak
- Bunyi jantung ; normal
- Akral : hangat
- Nadi : Bradikardi
- Tekanan darah Meningkat
c. Persyarafan B3 (brain)
- Penglihatan (mata)     : Penurunan penglihatan, hilangnya
ketajaman atau diplopia.
- Pendengaran (telinga): Terganggu bila mengenai lobus temporal
- Penciuman (hidung)  : Mengeluh bau yang tidak biasanya, pada
lobus frontal
- Pengecapan (lidah)    : Ketidakmampuan sensasi (parathesia atau
anasthesia)
- Gangguan neurologi:
1. Afasia: Kerusakan atau kehilangan fungsi bahasa,
kemungkinan ekspresif atau kesulitan berkata-kata, reseotif
atau berkata-kata komprehensif, maupun kombinasi dari
keduanya.
2. Ekstremitas: Kelemahan atau paraliysis genggaman tangan
tidak seimbang, berkurangnya reflex tendon.
3. GCS: Skala yang digunakan untuk menilai tingkat kesadaran
pasien, (apakah pasien dalam kondisi koma atau tidak) dengan
menilai respon pasien terhadap rangsangan yang diberikan.
Hasil pemeriksaan dinyatakan dalam derajat (score) dengan
rentang angka 1– 6 tergantung responnya yaitu :
a) Eye (respon membuka mata)

(4) : Spontan
(3) : Dengan rangsang suara (suruh pasien membuka mata).
(2) : Dengan rangsang nyeri (berikan rangsangan nyeri,
misalnya menekan kuku jari)
(1) : Tidak ada respon
b) Verbal (respon verbal)

(5) : Orientasi baik


(4) : Bingung, berbicara mengacau ( sering bertanya berulang-
ulang ) disorientasi tempat dan waktu.
(3) : Kata-kata saja (berbicara tidak jelas, tapi kata-kata masih
jelas, namun tidak dalam satu kalimat. Misalnya “aduh…,
bapak…”)
(2) : Suara tanpa arti (mengerang)
(1) : Tidak ada respon

c) Motor (respon motorik)

(6) : Mengikuti perintah


(5) : Melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus
saat diberi rangsang nyeri)
(4) : Withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh
menjauhi stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : Flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku
diatas dada & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : Extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di
sisi tubuh, dengan jari mengepal & kaki extensi saat diberi
rangsang nyeri).
(1) : Tidak ada respon

d. Perkemihan B4 (bladder)
- Kebersihan : bersih
- Bentuk alat kelamin : normal
- Uretra : normal
- Produksi urin: normal
e. Pencernaan B5 (bowel)
- Nafsu makan : menurun
- Porsi makan : setengah
- Mulut : bersih
- Mukosa : lembap
f. Muskuloskeletal/integument B6 (bone)
- Kemampuan pergerakan sendi : bebas
- Kondisi tubuh: kelelahan
B. Diagnosa keperawatan yang muncul :
1. Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif faktor resiko : tumor otak
2. Nyeri akut b.d agen cedera biologis dibuktikan dengan klien
mengeluhkan nyeri

C. Intervensi Keperawatan

NO Masalah Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)


Keperawatan
1 Risiko Perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen
Serebral Tidak selama 3x24 jam peningkatan
Efektif diharapkan masalah tekanan intracranial
(D.0017) keperawatan risiko perfusi (I.06194)
serebral tidak efektif dapat Observasi :
teratasi dengan kriteria  Identifikasi
hasil : peningkatan TIK.
Perfusi Serebral (mis. Lesi, gangguan
(L.02014) metabolism, edema
- Sakit kepala menurun serebral)
- Gelisah menurun  Monitor tanda dan
- Nilai rata-rata TD gejala TIK. (mis. TD
menurun meningkat tekanan
nadi melebar dll)
Terapeutik :
 Minimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang
tenang
 Berikan posisi semi
fowler
2 Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
keperawatan selama 3 x 24 (I.08238)
jam diharapkan masalah
Observasi
keperawatan nyeri akut
 Lakukan pengkajian
dapat teratasi dengan
nyeri tentang lokasi,
kriteria hasil :
durasi, karakteristik,
Kontrol Nyeri (L.08063)
skala, intensitas atau
- Melaporkan nyeri
keparahan nyeri
terkontrol meningkat
 Gunakan teknik
- Kemampuan mengenali
komunikasi
penyebab nyeri
terapeutik untuk
meningkat
mengetahui
- Kemampuan
pengalaman nyeri
menggunakan teknik
pasien
non farmakologis
 Indentifikasi faktor
meningkat
yang memperberat
dan memperingan
nyeri
Terapeutik
 Ajarkan tentang
teknik non
farmakalogi
 Kolaborasi
pemberian atau
menggunakan
analgetik dengan
tepat
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Tumor otak adalah suatu pertumbuhan jaringan yang abnormal di dalam
otak. Yang terdiri atas Tumor otak benigna dan maligna. Tumor otak benigna
adalah pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas,
sedangkan tumor otak maligna adalah kanker di dalam otak yang berpotensi
menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah
menyebar (metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Tumor disebabkan oleh mutasi DNA di dalam sel. Akumulasi dari mutasi-
mutasi tersebut menyebabkan munculnya tumor. Sebenarnya sel kita
memiliki mekanisme perbaikan DNA (DNA repair) dan mekanisme lainnya
yang menyebabkan sel merusak dirinya dengan apoptosis jika kerusakan
DNA sudah terlalu berat. Apoptosis adalah proses aktif kematian sel yang
ditandai dengan pembelahan DNA kromosom, kondensasi kromatin, serta
fragmentasi nukleus dan sel itu sendiri. Mutasi yang menekan gen untuk
mekanisme tersebut biasanya dapat memicu terjadinya kanker.

Pengobatan tumor otak tergantung kepada lokasi dan jenisnya.Pemilihan


jenis terapi pada tumor otak tergantung pada beberapa faktor, antara lain
kondisi umum penderita, tersedianya alat yang lengkap, pengertian penderita
dan keluarganya,  luasnya metastasis. adapun terapi yang dilakukan, meliputi
terapi steroid, pembedahan, radioterapi dan kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA

Harsono, 2015. Buku Ajaran Neurologi klinis, Cetakan ke-6 Yogyakarta,


Indonesia: Gadjah Mada University Press , p 201-206

ChangSusan,2010 American Brain Tumor


Asscoiation(ABTA),Comprehensive Introduction To Brain Tumors 9th
Edition

Michael J. Aminoff, David A. Greenberg, Roger P.Simon, 2015.


Clinical Neurologi, 9th Edition, Mc Graw-Hill,New York. Moore. K., et
al., 2010. Primary Brain Tumors : Characteristics, Practical Diagnostic
and Treatment Apporache, p45-49.

Louis. D. N. 2016. The 2016 World Health Organization Classification


of Tumors of CNS : A Summary of Brain Tumors.

Selvarajah, Tharshini.2017. Gambaran Pasien Tumor Otak Di Rsup


Haji Adam Malik Medan Tahun 2015 Dan 2016. Skripsi. Tidak
Diterbitkan. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara:
Medan.

Anda mungkin juga menyukai