Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN TUMOR OTAK


Dosen : Hermanto, Ners., M.Kep

OLEH KELOMPOK 5 :
Dony Sentory 2018.C.10a.0965
Fredrick Immanuel 2018.C.10a.0968
Jenny Amsal 2018.C.10.a0971
Julius 2018.C.10a.0973
Rama 2018.C.10a.0981
Ruly Ramadana 2018.C.10a.0983
Yoga Pratama 2018.C.10a.0992

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI S 1 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah “Asuhan Keperawatan Tumor Otak”, dengan tepat pada waktunya.
Banyak rintangan dan hambatan yang kami hadapi dalam penyusunan makalah
ini. Namun berkat bantuan dan dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari
dosen pembimbing, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah  ini. Dengan
adanya makalah ini di harapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan
dapat menambah pengetahuan para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan, dorongan dan doa.

Tidak lupa pula kami mengharap kritik dan saran untuk memperbaiki
makalah kami ini, di karenakan banyak kekurangan dalam mengerjakan makalah
ini.

Palangka Raya, 23 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

Cover
Kata Pengantar.........................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan...........................................................................................................
BAB 2 Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian.....................................................................................................
2.2 Diagnosa Keperawatan..................................................................................
2.3 Intervensi.......................................................................................................
BAB 3 Penutup
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
3.2 Saran..............................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu tumor yang dapat menimbulkan progresivitas yang buruk
adalah tumor otak. Menurut Hakim (2005), tumor otak adalah lesi ekspansif jinak
atau ganas yang membentuk massa di intrakranial atau medula spinalis. Tumor
otak, baik primer ataupun metastasis, merupakan salah satu penyakit yang ditakuti
masyarakat karena dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. Meskipun jinak,
tumor otak tetap berbahaya sama seperti tumor yang ganas tergantung pada lokasi
tumor, di mana tumor yang terletak pada bagian otak yang penting akan
menimbulkan gejala yang serius (Cancer Research UK, 2013). Diperkirakan
setiap tahunnya, sekitar 445.000 orang di seluruh dunia didiagnosis dengan tumor
yang berlokasi di otak atau di bagian mana pun di SSP. Angka harapan hidup
penderita tumor otak dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu usia, stadium, jenis
histopatologi, ada atau tidaknya defisit neurologis, dan modalitas terapi
(Widjanarko, 2011).
Menurut Cancer Research UK (2013), pada tahun 2008-2010 di Inggris
Raya, didapat bahwa sekitar 43% tumor SSP didiagnosis pada pria dan wanita
berusia 65 tahun ke atas dan 10% didiagnosis pada kelompok umur di bawah 30
tahun. Tingkat insidensi spesifik-umur relatif stabil dari masa kanak-kanak ke
kelompok usia 20-24, kemudian meningkat secara perlahan ke kelompok usia 45-
49, sebelum meningkat secara tajam, khususnya pada pria, pada kelompok usia
55-59. Pada tahun 2010, terdaftar sebanyak 9.156 kasus tumor SSP dengan rincian
4.541 kasus (49,60%) terdapat pada pria dan 4.615 kasus (50,40%) pada wanita
dengan tipe yang paling sering ditemukan adalah astrositoma (34%) dan
meningioma (21%).
Hakim (2005) menemukan bahwa pada tahun 2003-2004 di Rumah Sakit
Umum Pusat H. Adam Malik dan Rumah Sakit Haji, Medan, Indonesia, terdapat
48 kasus tumor otak dengan persentase penderita tumor otak yang terbanyak
adalah laki-laki (72,92%) pada kelompok umur di atas 60 tahun. Tipe tumor otak
Universitas Sumatera Utara 2 yang paling banyak terdapat di Medan, Indonesia,
adalah meningioma (25%) dan lokasi tumor paling banyak adalah di serebelum
(20,83%).
Sementara itu, Sari, Windarti, dan Wahyuni (2014) menemukan bahwa di
Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek dan Rumah Sakit Immanuel, Bandar
Lampung, terdapat 173 kasus tumor otak selama periode 1 Januari 2009 – 31
Oktober 2013 dengan wanita lebih banyak terkena dibandingkan dengan pria
(rasio 1,8 : 1). Meningioma merupakan tumor terbanyak dengan 100 kasus dari
173 kasus (57,8%) dengan lokasi tumor terbanyak pada lobus frontalis (30,1%).
Kasus tumor otak meningkat pada rentang usia 30-34 tahun (9,2%) dan mencapai
puncak pada 40-44 tahun (17,9%), kemudian terjadi penurunan kasus pada usia
yang lebih tua.
Penelitian mengenai epidemiologi tumor otak, terutama di Indonesia,
masih tergolong sedikit, padahal tumor otak merupakan salah satu penyakit yang
serius. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana profil para
penderita tumor otak di Medan, yaitu di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H.
Adam Malik Medan pada tahun 2011-2013.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkam uraian latar belakang masalah diatas penulis tertarik

membuat karya tulis ilmiah tentang asuhan keperawatan pada anak dengan

masalah tumor otak.

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1Tujuan Umum :

Mengetahui tentang gambaran asuhan keperawatan pasien dengan tumor


otak,

serta mampu memberikan asuhan keperawatan pada penderita tumor otak.

1.3.2 Tujuan khusus :

a). Dapat melaksanaakan pengkajian pada pasien anak dengan masalah


tumor Otak
b). Dapat mengetahui metode cara mendiagnosa atau merumuskan masalah
keperawatan pada pasien anak dengan masalah tumor otak.
c). Dapat menyusun perencanaan intervensi keperawatan pada pasien anak
dengan masalah tumor otak.
d). Dapat melakukan tindakan keperawatan atau implementasi pada pasien
anak dengan masalah tumor otak.
e). Dapat mengetahui hasil evaluasi pada pasien anak dengan masalah
intervensi.

1.4 Manfaat Penulisan

a). Mahasiswa

Menambah wawasan atau pengetahuan dalam memberikan asuhan

keperawatan yang komprehensif pada pasien anak dengan masalah tumor

otak.

b). Bagi Institusi dan Pendidikan

Dapat digunakan sebagai informasi bagi instansi pendidikan dalam

pengembangan dan peningkatan mutu pendidikan tentang asuhan

keperawatan dengan tumor otak dimasa mendatang.


WOC Tumor Otak Tumor Otak pertumbuhan jaringan abnormal di dalam otak, tetapi tidak ganas. tumor otak maligna adalah kanker
di dalam otak yang berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan di sebelahnya atau yang telah menyebar
(metastase) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.

Etiologi: Manifestasi Klinis: Pemeriksaan Penunjang:


 Usia 1. Sakit kepala, muntah, pusing 1. Pemeriksaan neurologist
 Keturunan (vertigo) 2. CT scan
 Pernah menjalani kemoterapi 2. Kejang 3. MRI
3. Gejala peningkatan tekanan 4. Biopsy
munculnya tumor di otak bisa berasal dari intrakranial 5. Cerebral angiography
jaringan otak itu sendiri (atau disebut tumor 6. EEG
otak primer), bisa juga berasal dari kanker Pertumbuhan jaringan abnormal didalam otak 7. Pemeriksaan sitologi
pada organ lain yang menyebar ke otak
(tumor otak sekunder). Artikel ini akan menggunakan CSF
membahas tumor yang berasal dari jaringan Menghancurkan sel dan jaringan
otak sendiri
Tumor Otak
Kurangnya Informasi MRS Hospitalisasi Sakit kepala
Kurang Pengetahuan

Breath (B1) Blood (B2) Brain (B3) Bladder (B4) Bowel (B5) Bone (B6)

Penekanan jaringan Penekanan pembulu Cedera Otak Disfungsi Neurologis Merangsang reseptor Tumor otak
otak darah otak intrakranial

Penekanan pada pusat Pembuludarah Infiltrasi tumor Kerusakan medula Merangasang pusat muntah
didorsal formation reticulari Gangguan neuromuskular
pernapasan dimedulla terjepit spinalis
oblongata
Merangsang nervus vagus
Penekanan saraf Kerusakan refleks Nyeri
Gangguan suplai
Suplai O2 berkurang darah ke otak kontraksi detrusor Kontraksi duodenum dan
lambung
Kerusakan sistem Kekuatan otot menurun
Keluarnya urin
Tubuh berkompensasi Resiko Perfusi Serebral saraf
konstan tanpa distensi Peningkatan tekanan intra
dengan mempercepat Tidak Efektif
abdomen
pernafasan nyeri Gangguan Mobilitas
Muntah Fisik
Inkontinensia
Bersihan Jalan Nafas Nyeri Akut Urine Berlanjut
Tidak Efektif Defisit Nutrisi
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
Kelompok 5
Nama : Ruly Ramadana
Julius
Yogi Pratama
Dony Sentory
Jenny Amsal
Rama
Fredrick
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Tn.J
Umur : 39 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : Buruh Kayu
Pendidikan : Sarjana Hukum
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Bangas Permai
TGL MRS : 05 Mei 2020
Diagnosa Medis : Pneumothorax
3.1.2 Riwayat Kesehatan
3.1.2.1 Keluhan Utama
Klien mengatakan merasa nyeri kepala P= Gerakan dan saat beraktivitas, Q=
Seperti ditusuk-tusuk, R= Kepala, S= 8 (Berat), T= 5 menit.
3.1.2.2 Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 24 Januari 2020 jam 20:45 WIB klien mengatakan dirinya
merasa nyeri dan keringat malam setelah pulang berkebun. Lalu ia memutuskan
untuk meminum minuman jahe hangat yang telah sering dilakukan ketika nyeri
kambuh dan meredakan nyeri yang dirasakan sudah 2 bulan. Klien merasakan
nyeri pada kepala, nyeri terkadang menjalar sampai ke leher serta belakang
telinga, nyeri dirasakan karna beraktifitas, nyeri yang dirasakan berdenyut seperti
di tusuk tusuk, skala nyeri 8, nyeri yang di rasakan sudah lama dan sering

26
dirasakan durasi nyeri sekitar 5 menit. Terkadang untuk meredakan nyeri dan
untuk mengatur pola nafas Tn.J mengambil posisi semi-fowler, nyeri berkurang
dan lama akhirnya menghilang. Klien mengatakan tidak nafsu makan dan tidak
mampu menelan makanan.
Pada tanggal 05 Mei 2020 pukul 08:00 WIB, dikarenakan nyeri yang tidak
kunjung sembuh, keluarga memutuskan untuk membawa ke IGD RSUD dr. Doris
Sylvanus Palangka Raya. Pada saat di IGD Tn. P merasa badannya lemas, klien
terbaring di tempat tidur aktivitas klien di bantu oleh keluarga, di berikan terapi
Injeksi Katerolac 2x8mg (IV) pada pukul 08:30 WIB, Ranitidine 2x50 mg (IV)
pada pukul 08:33 WIB, Gemcitabine 1x1000 mg (IV) pada pukul 08:40 WIB,
tampak terpasang terapi oksigen nasal kanul 5 lpm pada pukul 08:35 WIB, infus
Ringer Lactat 500ml 15 tpm pada pukul 08:40 WIB. Dokter memutuskan Tn.P
harus dirawat inap, setibanya di ruangan Tn.P diberikan posisi berbaring semi-
fowler.

3.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya


Setahun yang lalu klien pernah menderita penyakit TB Paru, sudah menjalani
pengobatan OAT selama enam bulan.

3.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien baik pneumotoraks ataupun TB paru.

Genogram :

Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
Hubungan keluarga
= Menikah
= Pasien
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
3.1.3.1 Keadaan Umum
Klien nampak susah untuk bernapas, terlihat geliasah dan terpasang selang wsd di
ic 4-5 dengan kesadaran compos menthis.
3.1.3.2 Status Mental
3.1.3.2.1 Tingkat Kesadaran : Compos metis
3.1.3.2.2 Ekspresi Wajah : Nampak pucat dan gelisah.
3.1.3.2.3 Bentuk Badan : Simetris
3.1.3.2.4 Cara Berbaring/Bergerak : Semi Fowler / Baik
3.1.3.2.5 Berbicara : Pasian dapat berkomunikasi dengan
perawat
3.1.3.2.6 Suasana Hati : Sedih
3.1.3.2.7 Penampilan : Tidak rapi
3.1.3.2.8 Fungsi Kognitif:
 Orientasi Waktu : Pasien dapat menyadari waktu siang,sore, dan
malam
 Orientasi Orang : Pasien dapat mengenali perawat dan keluarganya
 Orientasi Tempat : Pasien dapat mengetahui sedang di rawat di ruang
mana
3.1.3.2.9 Halusinasi : Tidak Ada
3.1.3.2.10 Proses Berpikir : Cricumstansial
3.1.3.2.11 Insight : Baik
3.1.3.2.12 Mekanisme Pertahanan Diri : Adaptif
Keluhan Lainnya : Tidak Ada Keluhan
3.1.4 Tanda-tanda Vital
3.1.4.1 Suhu/T : 36,oC Axilla
3.1.4.2 Nadi/HR : 92 x/menit
3.1.4.3 Pernapasan/RR : 30 x/menit
3.1.4.4 Tekanan Darah/BP : 110/70 mmHg
3.1.5 Pernapasan (Breathing)
Bentuk Dada : Bentuk dada kanan lebih cembung
Kebiasaan Merokok : 5 sampai 6 batang/hari
 Batuk : ada sejak seminggu yang lalu
 Batuk darah : Tidak Ada
 Sputum : Tidak Ada
 Sianosis : Ada
 Nyeri Dada : Ada di bagian dada kanan
 Dyspnea  Orthopnea  Lainnya: Tidak Ada
 Sesak Nafas  Saat inspirasi  Saat aktivitas  Saat istirahat
Type Pernapasan :  Dada  Perut  Dada dan Perut
 Kusmaul  Cheyne-stokes  Biot
 Lainnya: Tidak Ada
Irama Pernapasan :  Teratur Tidak Teratur
Suara Napas :  Vesikuler  Bronchovesikuler
 Bronchial  Trakeal
Suara Napas Tambahan :  Wheezing  Rochi kering
 Ronchi basah  Lainnya: Mengi
Keluhan Lainnya : Terdapat luka sayatan 1 cm dengan jahitan
mengelilingi wsd
Masalah Keperawatan :
Pola Nafas Tidak Efektif dan Resiko Infeksi
3.1.6 Cardiovasculer (Bleeding)
 Nyeri dada  Kram kaki  Pucat
 Pusing/sinkop  Clubing finger  Sianosis
 Sakit kepala  Palpitasi  Pingsan
 Capillary refill time > 2 detik < 2 detik
 Oedema:  Wajah  Ekstrimitas atas
 Anasarka  Ekstrimitas bawah
 Asites
 Ictus Cordis  Terlihat  Tidak Terlihat
Vena Jugularis  Tidak Meningkat  Meningkat
Suara Jantung “Lup Dup”
Keluhan Lainnya: Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan:
Tidak ada masalah
3.1.7 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E (Eye : Respon membuka mata) : 4 (spontan atau membuka
mata dengan sendirinya tanpa dirangsang)
V (Verbal : Respon verbal atau ucapan : 5 (orientasi baik,
bicaranya jelas)
M (Motorik : Gerakan) : 6 (mengikuti perintah pemeriksa)
Total Nilai GCS : 15 (Composmenthis)
Kesadaran:  Compos Menthis  Somnolent  Delirium
 Apatis  Soporus  Coma
Pupil :  Isokor  Anisokor
 Midriasis  Meiosis
Reflek Cahaya:  Kanan  Positif  Negatif
 Kiri  Positif  Negatif
 Nyeri, lokasi : Dada kanan
 Vertigo  Gelisah  Aphasia  Kesemutan
 Bingung  Disarthria  Kejang  Tremor
 Pelo
Uji Syaraf Kranial:
Nervus Kranial I (Olfaktorius): pasien dapat membedakan bau minyak angin
Nervus Kranial II (Optikus): Kemampuan sensori pengeliatan pasien baik
dan dapat membedakan warna dengan baik, pasien tampak
tidak menggunakn kacamata

Nervus Kranial III (Okulomotor): Pasien dapat membuka kelopak mata


Nervus Kranial IV (Troklearis): Pasien dapat menggerakkan kedua bola
mata dengan baik
Nervus Kranial V (Trigeminus) : Pasien dapat membuka mulutnya
Nervus Kranial VI (Abdusen): Pasien dapat menggerakkan kedua matanya
ke kiri dan ke kanan
Nervus Kranial VII (Fasialis): Kemampuan sensorik pasien dalam
merasakan rasa manis, asin, pahit, dan asam baik,
pergerakan motorik otot wajah pasien normal
Nervus Kranial VIII (Vestibulokoklearis): Pasien mempunyai respon saat
dipanggil
Nervus Kranial IX (Glasofaringeal): Kemampuan pasien dalam menelan
dan mengecap normal
Nervus Kranial X (Vagus): Pasien dapat menunjukkan reflek
Nervus Kranial XI (Aksesorius): kemampuan pasien dalam menggerakan
kepalanya normal
Nervus Kranial XII (Hipoglossus): Pergerakan lidah normal
Uji Koordinasi:
Keluhan Lainya : Pasien mengatakan merasa nyeri di bagian kanan
dada dan bertambah nyeri saat melakukan gerakan pernapasan
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
3.1.8 Eliminasi Uri (Bladder)
Produksi Urine : 1400ml 2-4 x/hari
Warna : Kuning jernih
Bau : Khas amoniak
 Tidak ada masalah/lancar  Menetes  Inkotinen
 Oliguri  Nyeri  Retensi
 Poliuri  Panas  Hematuri
 Dysuri  Nocturi
 Kateter  Cystostomi
Keluhan Lainnya : Tidak Ada Keluhan
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
3.1.9 Eliminasi Alvi (Bowel)
Mulut dan Faring
3.1.9.1 Bibir : Bibir pasien nampak ke biruan
3.1.9.2 Gigi : Gigi pasien komplit
3.1.9.3 Gusi : Gusi pasien nampak merah kehitaman
3.1.9.4 Lidah : Lidah pasien Nampak pucat
3.1.9.5 Mukosa : Membran lidah pasien normal
3.1.9.6 Tonsil : Tonsil norma dan tidak terdapat peradangan
3.1.9.7 Rectum : Rectum pasien normal
3.1.9.8 Haemoroid : Tidak terdapat peradangan di hemoroid
Keluhan Lainnya : Tidak Ada Keluhan
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
3.1.10 Tulang – Otot – Integumen (Bone)
 Kemampuan pergerakan sendi  Bebas  Terbatas
 Parese, lokasi : Tidak Ada
 Paralise, lokasi : Tidak Ada
 Hemiparese, lokasi : Lengan sebelah kanan
 Krepitasi, lokasi : Tidak Ada
 Nyeri, lokasi : Tidak Ada
 Kekakuan, lokasi : Tidak Ada
 Flasiditas, lokasi : Tidak Ada
 Spastisitas, lokasi : Tidak Ada
 Ukuran otot:  Simetris

 Atropi  Hipertropi
 Kontraktur  Malposisi

Uji kekuaatan otot :  ekstremitas atas 4 ekstremitas bawah 5


 Dofarmitas tulang, lokasi : Tidak ada
 Peradangan,lokasi : Tidak ada
 perlukaan : Tidak ada
 Patah Tulang, lokasi : Tidak ada
3.1.11 Kulit-kulit Rambut
Riwayat alergi  Obat : Tidak Ada
 Makanan : Tidak Ada
 Kosmetik : Tidak Ada
 Lainnya : Tidak Ada
Suhu kulit  Hangat  Panas  Dingin
Warna kulit  Normal  Sianosis/biru  Ikterik/kuning
 Putih/pucat  Coklat tua/hyperpigmentasi
Turgor  Baik  Cukup  Kurang
Tekstur  Halus  Kasar
Lesi  Macula, lokasi : Tidak Ada
 Pustula, lokasi : Tidak Ada
 Nodula, lokasi : Tidak Ada
 Vesikula, lokasi : Tidak Ada
 Papula, lokasi : Tidak Ada
 Ulcus, lokasi : Tidak Ada
Jaringan parut : Tidak Ada
Tekstur Rambut : cukup baik
Distribusi Rambut: sebaran normal,,cukup bersih warna hitam sebagian
beruban
Bentuk kuku :  Simetris  Irreguler
 Clubbing  Lainnya: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
3.1.12 Sistem Penginderaan
3.1.12.1 Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan :  Berkurang  Kabur
 Ganda  Buta/gelap
Gerakan bola mata :  Bergerak normal  Diam
 Bergerak spontan/nistagmus
Visus : Mata Kanan (VOD): 6/6 (20/30)
Mata Kiri (VOS): 6/6 (20/30)
Sclera :  Normal/putih  Kuning/ikterus  Merah/hifema
Konjunctiva :  Merah muda  Pucat/anemic
Kornea :  Bening  Keruh
Alat bantu :  Kacamata  Lensa kontak  Lainnya
Nyeri : Tidak Ada
Keluhan Lainnya : Tidak Ada Keluhan
1.1.12.2 Telinga/Pendengaran: Normal
Fungsi Pendengaran:  Berkurang  Berdengung  Tuli
1.1.12.3 Hidung/Penciuman : Normal
Bentuk :  Simetris  Asimetris
 Lesi : Tidak Ada
 Patensi : Tidak Ada
 Obstruksi : Tidak Ada
 Nyeri tekan sinus: Tidak Ada
 Transluminasi : Tidak Ada
Cavum Nasal: Warna: Tidak ada sekresi Integritas :-
Septum Nasal:  Deviasi  Perforasi  Perdarahan
Sekresi, warna : Tidak ada sekresi
 Polip Kanan  Kiri  Kanan dan Kiri
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah
1.1.13 Leher dan Kelenjar Limfe
Massa  Ya  Tidak
Jaringan Parut  Ya  Tidak
Kelenjar Limfe  Teraba  Tidak teraba
Kelenjar Tiroid  Teraba  Tidak teraba
Mobilitas Leher  Bebas  Terbatas
1.1.14 Sistem Reproduksi
3.1.14.1 Reproduksi Pria
1) Kemerahan, Lokasi : Tidak terdapat kemerahan
2) Gatal-gatal, lokasi : Tidak terjadi gatal-gatal
3) Gland Penis : Normal
4) Maetus Uretra : Normal
5) Discharge , warna : Putih bening
6) Srotum : Normal
7) Hernia : Tidak di temukan organ yang mencuat keluar
8) Kelainan : Normal
9) Keluhan lain : Tidak ada keluhan
……………………………………………………………………..
3.1.14.2 Reproduksi Wanita
Tidak terkaji
3.1.15 Pola Fungsi Kesehatan
3.1.15.1 Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Pasien mengetahui keadaannya yang sedang tidak sehat dan klien
mengetahui tentang penyakitnya.
3.1.15.2 Nutrisida Metabolisme
TB : 175 cm
BB sekarang : 55 Kg
BB sebelum sakit: 60 Kg
IMT = BB = 55 = 17,9 (Kurang)
(TB)2 (175)2

Diet:
 Biasa  Cair  Saring  Lunak
Diet Khusus:
 Rendah garam  Rendah kalori TKTP
 Rendah lemak  Rendah purin  Lainnya: Tidak Ada
 Mual
Muntah 2x/hari
Kesukaran menelan  Ya  Tidak
Rasa haus
Keluhan Lainnya: Pasien mengalami mual muntah dan nafus makan
menurun
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Frekuensi/hari 1x sehari 3x sehari
Porsi 1 porsi (tidak habis) 3 porsi
Nafsu makan Kurang Baik Baik
Jenis makanan Nasi, lauk, sup, sayur Nasi, sayur, lauk, sayur
dan buah
Jenis minuman Air putih Bebas
Jumlah minuman/cc/24 jam ± 600cc ± 1600cc
Kebiasaan makan Pagi Pagi, siang, malam
Keluhan/masalah Tidak Ada Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Defisit Nutrisi
3.1.15.3 Pola istirahat dan tidur:
3.1.15.3.1 Sebelum sakit : 4 jam malam hari 1 jam siang hari
3.1.15.3.2 Sesudah sakit : 6 jam malam hari 1 jam siang hari
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.15.4 Kognitif:
Pasien dan keluarga sudah mengetahui penyakitnya setelah diberikan
penjelasan dari dokter dan tenaga medis lainnya.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.15.5 Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri,
peran):
3.1.15.5.1 Gambaran Diri : Pasien merasa kurang percaya diri dengan kondisinya
3.1.15.5.2 Ideal Diri : Pasien mengatakan ingin segera sembuh dan pulang
kerumah
3.1.15.5.3 Identitas Diri : Pasien dapat mengenali diri sendiri
3.1.15.5.4 Harga Diri : Pasien dapat disayangi oleh anggota keluarganya saat
sakit keluarga datang menjenguk
3.1.15.5.5 Peran : Pasien mengatakan sebagai suami dan ayah kalau
dirumah bekerja untuk mencukupi kebutuhan istri dan anaknya
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.15.6 Aktivitas Sehari-hari
3.1.15.6.1 Sebelum sakit : Bekerja dan terkadang sambal merokok
3.1.15.6.2 Sesudah sakit : Terbaring di Kasur dengan sesekali melakukan gerakan
mobilitas yang di bantu oleh perawat dan keluarga
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.15.7 Koping-Toleransi terhadap stress
3.1.15.7.1 Sebelum sakit : Pasien mengatakan apabila ada masalah selalu
bercerita kepada keluarga
3.1.15.7.2 Sesudah sakit : Pasien mengatakan keluhan sakit kepada keluarga,
perawat dan dokter
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.15.8 Nilai Pola Keyakinan
3.1.15.8.1 Sebelum sakit : Pasien mengatakan rajin beribadah
3.1.15.8.2 Sesudah sakit : Pasien hanya bisa berdoa, keluarga pasien juga
mendoakan untuk kesembuhan pasien
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
3.1.16 Sosial – Spiritual
3.1.16.1 Kemampuan berkomunikasi :
Pasien dapat memahami apa yang disampaikan oleh perawat dan dapat
mengatakan keluhannya dengan baik
3.1.16.2 Bahasa sehari-hari :
Pasien berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia kepada perawat dan
bahasa Dayak pada keluarganya
3.1.16.3 Hubungan dengan Keluarga :
Pasien sebagai kepala rumah tangga dengan 2 anak, setiap hari mencari
nafkah
3.1.16.4 Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain :
Pasien selalu terbuka terhadap perawat.
3.1.16.5 Orang berarti/terdekat :
Pasien mengatakan sangat mencintai keluarganya karena selalu memberikan
motivasi kepada pasien
3.1.16.6 Kebiasaan menggunakan waktu luang :
Pasien mengatakan setiap harinya mencari nafkah
3.1.16.7 Kegiatan beribadah :
Pasien selau berdoa agar diberi kesembuhan
3.1.17 Data Penunjang
Pemeriksaan Tanggal 06-Mey-2020
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 Radiologi Foto thoraks AP-Lat Gambaran
pneumotoraks
kanan, paru kolaps
Pemeriksaan Tanggal 07-Mey-2020
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 Radiologi Foto thoraks AP-Lat Ujung selang di
IC 4-5
Pemeriksaan Tanggal 07-Mey-2020
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 Radiologi Foto thoraks AP-Lat Ujung selang di IC
4-5. tak tampak
pneumotoraks, paru
ekspansi
Pemeriksaan Tanggal 08-Mey-2020
No Parameter Hasil Nilai Normal
1 Lab HB 10-13 g/dl 14-18 g/dl
2 Leukosit 13.000/mm3 3000-10.000/mm3
3 Eritrosit 4,1 juta/mm3 4-6 juta/mm3
4 Urine Albuminuria -

3.1.18 Penatalaksanaan Medis

Obat/Terapi Dosis Indikasi Kontraindikasi


Medis
1. 500cc/24jam
2.
3.
Cefadroxil 2 gram /hari
di konsumsi 2
4. x/hari
2x75 mg 1x
hari

Palangka Raya, 05 Mei 2020


Mahasiswa

3.2 Tabel dan Analisa Data

DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN MASALAH


DATA OBYEKTIF
PENYEBAB
DS : Klien mengatakan nyeri Cedera otak Nyeri Akut
P : muncul saat beraktivitas
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : di kepala
S : skala nyeri 8 (1-10) Infiltrasi tumor
T : berlangsung selama
5 menit.
DO :
 Cara berbaring klien Penekanan saraf
tampak semi-fowler
 Ekspresi wajah meringis
-
Kerusakan system saraf

Nyeri

Nyeri Akut
DS : Merangsang reseptor Defisit Nutrisi
Klien mengatakan tidak intrakranial
nafsu makan
DO :
A:
- BB : 55 Kg Merangsang pusat muntah
- TB : 175 Cm didorsal formation reculari
- Berat Badan Ideal :
(TB-100) ± = 70 kg
- IMT klien 17,9 (Berat
badan kurang baik)
- Merangsang nervus vagus
B:
- Hb : 10-13 g/dl
C:
- Klien tampak kurus Kontraksi duodenum dan
- Klien tampak tidak lambung
semangat
- Klien telihat lemah
- Kulit kering, pucat
D:
- Pasien lebih senang Peningkatan tekanan intra
jika disajikan abdomen
makanan kesukaan
nya
- Makan tepat pada
waktunya Muntah
- Pasien mampu
menghabiskan 1 porsi
makan
Defisit Nutrisi

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut berhubungan dengan tumor yang ditandai dengan Tn. J merasa
nyeri, P : muncul saat beraktivitas, Q : seperti ditusuk-tusuk R : di kepala,
S : skala nyeri 8 (1-10), T : berlangsung selama 5 menit, cara berbaring
semi-fowler, ekspresi wajah meringis.
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan kurangnya asupan makanan, ditandai
dengan Tn. J tidak nafsu makan, klien tampak kurus, klien tidak
bersemangat, berat badan 55 kg, klien telihat lemah, IMT klien 17,9 (Berat
badan kurang baik).
3.3 Rencana Keperawatan
Nama Pasien : Tn. J
Ruang Rawat : Ruang G
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Selalu memantau perkembangan nyeri
berhubungan keperawatan 1x7 jam durasi, frekuensi, kualitas, 2. Mencari tahu faktor memperberat dan
x/menit.. diharapkan masalah nyeri intensitas nyeri memperingan nyeri agar mempercepat
klien dapat teratasi, 2. Identifikasi faktor yang proses kesembuhan.
dengan kriteria hasil : memperberat dan memperingan 3. Memberikan kondisi lingkungan yang
1. Keluhan nyeri nyeri nyaman untuk membantu meredakan nyeri
menurun 3. Kontrol lingkungan yang 4. Salah satu cara mengurangi nyeri
2. Meringis menurun memperberat rasa nyeri. 5. Agar klien atau keluarga dapat melakukan
3. Skala Nyeri 0 (1- secara mandiri ketika nyeri kambuh
10) 4. Berikan teknik nonfarmakologis 6. Bekerja sama dengan dokter dalam pemberian
4. Klien dapat rileks 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis dosis obat
untuk mengurangi rasa nyeri

6. Kaloborasi dengan dokter


pemberian analgetik, jika perlu.
Diagnosa Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
2. Defisit nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status gizi 1. Mengetahui status nutrisi klien
berhubungan keperawatan 1x7 jam 2. Identifikasi makanan yang 2. Untuk mengetahui makanan yang disukai
dengan kurangnya diharapkan dapat disukai 3. Meningkatkan berat badan klien
asupan makanan, berkurang atau terkontrol 3. Identifikasi kebutuhan kalori
ditandai dengan dengan kriteria hasil: dan jenis nutrien 4. Untuk menambah daya nafsu klien
Tn. B tidak nafsu 1. Nafsu makan klien 4. Sajikan makanan secara 5. Untuk mencerna makanan dengan baik
makan, klien meningkat menarik dan suhu yang sesuai 6. Bekerja sama dalam pemberian makanan
tampak kurus, 2. Berat badan 5. Anjurkan posisi duduk pada sesuai dengan kebutuhan klien untuk
klien tidak kembali normal saat makan, jika mampu mendapatkan hasil yang maksimal
bersemangat, berat 3. Porsi makan klien 6. Kolabrasi dengan ahli gizi
badan 55 kg, klien habis untuk menentukan jumlah
telihat lemah, IMT kalori dan jenis nutrien yang
klien 17,9 (Berat dibutuhkan jika perlu
badan kurang
baik).
3.4 Implementasi dan Evaluasi
Nama Pasien : Tn. J
Ruang Rawat : Ruang G
Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Senin, 29 Juni 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, S : Klien mengatakan nyeri berkurang
2020 frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
O:
2. Mengidentifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri - Ekspresi wajah tidak meringis
3. Mengontrol lingkungan yang memperberat - Klien dapat melakukan terapi musik
secara mandiri disaat nyeri datang (Kel V)
rasa nyeri.
4. Memerikan teknik nonfarmakologis - Irama pernafasan teratur
5. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk A : Masalah Nyeri Akut belum teratasi.
mengurangi rasa nyeri P : Lanjutkan intervensi No. 2 dan 4
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter
pemberian analgetik, jika perlu.

Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Nama Perawat
2. Senin, 29 1. Mengidentifikasi status nutrisi S : Klien mengatakan nafsu makan sudah
2. Mengidentifikasi makanan yang disukai mulai membaik
Juni 2020
3. Mengidentifikasi kebutuhan kalori dan jenis
nutrien O:
4. Mensajikan makanan secara menarik dan - Nafsu makan mulai membaik
suhu yang sesuai
5. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu - Klien terlihat mulai bersemangat
6. Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk - Berat badan klien mulai mengalami (Kel V)
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient peningkatan
yang dibutuhkan, jika perlu - Makanan terlihat habis 1 porsi
A : Masalah Defisit Nutrisi teratasi
sebagian
P : Lanjutkan Intervensi No. 2,3,4, dan 5
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tumor otak bisa mengenai segala usia. Tapi umumnya pada usia dewasa
muda atau pertengahan, jarang di bawah usia 10 tahun atau di alas 70 tahun.
Sebagian ahli menyatakan insidens pada laki-laki lebih banyak dibanding wanita,
tapi sebagian lagi menyatakan tak ada perbedaan insidens antara pria dan wanita.
Tumor otak atau tumor intrakranial adalah neoplasma atau proses desak ruang
(space occupying lesion) yang timbul di dalam rongga tengkorak baik di dalam
kompartemen supratentorial maupun infratentorial, mencakup tumor-tumor
primer pada korteks, meningen, vaskuler, kelenjar hipofise, epifise, saraf otak,
jaringan penyangga, serta tumor metastasis dari bagian tubuh lainnya.
Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini
dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) serta tanda dan gejala
lokal sebagai akibat dari tumor yang menggangu bagian spesifik dari otak. Gejala
yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kepala, muntah,
papiledema (edema saraf optik), perubahan kepribadian dan adanya variasi
penurunan fokal motorik, sensori dan disfiungsi saraf kranial.
3.2 Saran
Diharapkan perawat dapat menerapkan pengetahuan mereka tentang
penyakit tumot otak ini untuk diterapkan di tempat mereka bekerja. Dan juga
diharapkan pula perawat dapat menerapkan konsep asuhan keperawatan pada
pasien tumor otak dengan semaksimal mungkin. Dengan tujuan agar pasien –
pasien pengidap penyakit tumor otak ini dapat segera sembuh dan dapat
menjalankan aktivitasnya kembali seperti saat sebelum sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
dr. H. Mohamad Isa. Perawatan Penyakit Dalam & Bedah. Pusat Pendidikan
Pegawai Departemen Kesehatan R.I. : Jakarta.
Muttaqin Ariff. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Persarafan Jakarta: Salemba Medika.
Oswari E. 1989. Bedah dan Perawatannya. Jakarta : Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai