Definisi
B.Jenis Perdarahan
1. Perdarahan Arteri
menyembur sesuai dengan denyut pada nadi dan darah berwarna merah
kesehatan terdekat.
2.
3.
berwarna agak gelap. Walau terlihat banyak & luas, namun umumnya
5.
6.
8.
9.
•Perdarahan Dalam
Penyebab umum perdarahan dalam ialah benturan keras dengan benda
utuh. Ada kalanya kita dapat melihat darah yang terkumpul di bawah kulit
Perdarahan dalam juga bersifat variatif dari yang paling ringan sampai
mengalaminya.
darah, keluar darah atau cairan dari hidung atau telinga baik
• perdarahan pada trakea atau bronkus dapat menyebabkan kematian karena asfiksia
• jika darah banyak: tidak dapat diabsorbsi seluruhnya dan akan meninggalkan bekas jaringan ikat
• efek sistemik tergantung pada cepatnya perdarahan Dan jumlah darah yang hilang
• perdarahan yang akut dan deras dapat menyebabkan sirkulasi kolaps Dan kematian Perdarahan
kronis,misalnyaPada pasien Tukak lambung,tumor ganas, wasir dengan Perdarahan, menstruasi
tidak teratur dapat menyebabkan cadangan Fe sehingga timbul anemia defisiensi Fe(besi) Dan
juga Sumsum tulang tulang menunjukkan normoblastik hiperplasia
Proses pembekuan darah, atau disebut juga dengan koagulasi, adalah kondisi di mana
darah Anda menggumpal untuk menghentikan perdarahan. Kondisi ini bisa jadi hal
yang menguntungkan, bisa juga buruk bagi kesehatan, tergantung kondisi setiap
orang. Pasalnya, mekanisme pembekuan darah memang diperlukan dalam situasi
tertentu. Namun, dapat membahayakan juga.
Mekanisme atau proses pembekuan darah terjadi dalam rangkaian interaksi kimiawi
yang cukup kompleks. Berikut penjelasan rincinya:
1. Pembuluh darah menyempit
Ketika tubuh terluka dan mengeluarkan darah, artinya telah terjadi kerusakan
pembuluh darah. , saat itu juga pembuluh darah akan mengejang, sehingga terjadi
vasokonstriksi atau penyempitan pembuluh darah.
2. Sumbatan dari trombosit terbentuk
Pada bagian pembuluh darah yang rusak, trombosit akan segera menempel dan
membentuk sumbatan agar tidak banyak darah yang keluar. Agar proses pembentukan
sumbatan dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya, trombosit akan menghasilkan zat
kimia tertentu untuk mengundang trombosit-trombosit lainnya.
3. Faktor koagulasi membentuk bekuan darah
Di saat yang bersamaan, faktor-faktor koagulasi atau pembekuan akan membentuk
reaksi yang disebut dengan kaskade koagulasi. Pada kaskade koagulasi, faktor
pembekuan fibrinogen akan diubah menjadi benang-benang halus yang disebut
dengan fibrin. Benang-benang fibrin ini akan bergabung dengan trombosit untuk
memperkuat sumbatan.
4. Proses pembekuan darah berhenti
Agar pembekuan darah tidak terjadi secara berlebihan, faktor-faktor koagulasi akan
berhenti bekerja dan trombosit diambil kembali oleh darah. Setelah luka berangsur-
angsur membaik, benang fibrin yang sebelumnya terbentuk pun akan hancur,
sehingga tidak ada lagi sumbatan pada luka.
Beberapa komponen atau unsur-unsur dalam darah yang membantu hemostasis atau
pembekuan darah, antara lain:
1. Trombosit
Trombosit, atau yang dikenal juga dengan keping darah, adalah sel berbentuk
kepingan yang terkandung di dalam darah. Trombosit dihasilkan oleh sel-sel di dalam
sumsum tulang bernama megakariosit.
Peran utama trombosit adalah membentuk gumpalan atau bekuan darah, sehingga
perdarahan dapat dihentikan atau diperlambat.
2. Faktor koagulasi atau pembekuan darah
Faktor koagulasi, atau memiliki sebutan lain faktor pembekuan darah, adalah jenis
protein yang diproduksi oleh hati untuk membekukan darah.
Menurut situs National Hemophilia Foundation, ada sekitar 10 jenis protein atau
faktor pembekuan darah yang berperan dalam mekanisme pembekuan darah.
Nantinya, faktor-faktor tersebut akan bekerja sama dengan trombosit untuk
menciptakan gumpalan atau bekuan darah saat terjadi luka.
Keberadaan faktor koagulasi sangat dipengaruhi oleh kadar vitamin K dalam tubuh.
Tanpa vitamin K yang cukup, tubuh tidak dapat menghasilkan faktor pembekuan
darah dengan baik.
Itu sebabnya, orang-orang defisiensi atau kekurangan vitamin K lebih rentan
mengalami perdarahan berlebih karena faktor koagulasinya yang tidak bekerja dengan
baik.