Anda di halaman 1dari 5

PENYAKIT PADA SISTEM PEREDARAN MANUSIA

Anemia
Anemia merupakan suatu keadaan kekurangan eritrosit (Hemoglobin). Kekurangan hemoglobin
menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun sehingga dapat mengganggu fungsi kerja sel.
Gejala anemia antara lain di tandai dengan muka pucat, cepat lelah, sakit kepala, timbulnya
titik-titik hitam pada mata, jantung berdebar-debar, dan bertambahnya kecepatan denyut nadi
di pergelangan tangan.

Talasemia
Talasemia merupakan suatu kelainan pada eritrosit yang berakibat sel tersebut mudah rapuh
dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit keturunan yang dapat terjadi pada perempuan
maupun laki-laki.

Polisitemia
Polisitemia merupakan suatu penyakit yang di tandai dengan adanya kelebihan produksi
eritrosit. Dalam hal ini darah menjadi kental sehingga memperlambat aliran darah di
dalam pembuluh atau dapat juga membentuk gumpalan di dalam pembuluh darah. Gumpalan
tersebut dapat menyebabkan ganggren (kematian jaringan) dan bila terjadi pada jantung dapat
berakibat kematian. Gejala yang di timbulkannya dapat berupa sakit kepala dan pusing.

Leukemia
Leukemia atau kanker darah merupakan suatu penyakit yang di sebabkan oleh kelebihan
produksi leukosit. Leukemia terjadi akibat sumsum tulangatau jaringan limpa bekerja secara
tidak normal sehingga produksi leukosit menjadi berlipat ganda, sedangkan
produksi eritrosit dan trombositmenurun. Pada saat demikian, jumlah leukosit dapat mencapai
500.000 sel per mm3.

Agranulositosis
Agranulositosis merupakan kebalikan dari leukemia yang berakibat pada menurunnya daya
tahan terhadap penyakit. Penyakit ini dapat menyebabkan seorang pasien meninggal
karena infeksi yang tidak dapat ia lawan.

Trombositopenia
Trombositopenia merupakan suatu penyaki t yang di tandai dengan sedikitnya
kandungan keping darah di dalam darah.
Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena dalam:
1. Cedera pada lapisan vena
2. Meningkatnya kecenderungan pembekuan darah: terjadi pada beberapa kanker dan
pemakaian pil KB (lebih jarang). Cedera atau pembedahan mayor juga bisa meningkatkan
kecenderungan terbentuknya bekuan darah.
3. Melambatnya aliran darah di dalam vena: terjadi pada pasien yang menjalani tirah baring
dalam waktu yang lama karena otot betis tidak berkontraksi dan memompa darah menuju
jantung. Misalnya trombosis vena dalam bisa terjadi pada penderita serangan jantung yang
berbaring selama beberapa hari dimana tungkai sangat sedikit digerakkan; atau pada penderita
lumpuh yang duduk terus menerus dan ototnya tidak berfungsi. Trombosis juga bisa terjadi
pada orang sehat yang duduk terlalu lama (misalnya ketika menempuh perjalanan atau
penerbangan jauh).

GEJALA
Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jika trombosis menyebabkan
peradangan hebat dan penyumbatan aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul
rasa nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat. Pergelangan kaki, kaki atau paha juga
bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang terkena.
Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah menjadi jaringan parut, yang bisa
merusak katup dalam vena. Sebagai akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang
menyebabkan pembengkakan pada pergelangan kaki. Jika penyumbatannya tinggi, edema bisa
menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha. Pagi sampai sore hari edema akan memburuk
karena efek dari gaya gravitasi ketika duduk atau berdiri. Sepanjang malam edema akan
menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka pengosongan vena akan
berlangsung dengan baik. Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada kulit,
biasanya di atas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh keluarnya sel darah merah dari vena
yang teregang ke dalam kulit. Kulit yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun
(misalnya garukan atau benturan), bisa merobek kulit dan menyebabkan timbulnya luka
terbuka (ulkus, borok).

PENGOBATAN
Pembengkakan Tungkai
Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara berbaring dan menaikkan tungkai atau dengan
menggunakan perban kompresi. Perban ini harus dipasang oleh dokter atau perawat dan
dipakai selama beberapa hari. Selama pemasangan perban, penderita harus tetap berjalan. Jika
pembengkakan belum seluruhnya hilang, perban harus kembali digunakan.
Jika perban kompresi sudah tidak dikenakan lagi, maka untuk mencegah kambuhnya
pembengkakan penderita diharuskan menggunakan stoking elastis setiap hari.
Stoking tidak harus digunakan di atas lutut, karena pembengkakan di atas lutut tidak
menyebabkan komplikasi. Jika timbul ulkus (luka terbuka, borok) di kulit yang terasa nyeri,
gunakan perban kompresi 1-2 kali/minggu karena bisa memperbaiki aliran darah dalam vena.
Ulkus hampir selalu mengalami infeksi dan mengeluarkan nanah berbau. Jika aliran darah di
dalam vena sudah membaik, ulkus akan sembuh dengan sendirinya. Untuk mencegah
kekambuhan, setelah ulkus sembuh, gunakan stoking elastis setiap hari. Meskipun jarang
terjadi, pada ulkus yang tidak kunjung sembuh, kadang perlu dilakukan pencangkokan kulit.

PENCEGAHAN
Meskipun resiko dari trombosis vena dalam tidak dapat dihilangkan seluruhnya, tetapi dapat
dikurangi melalui beberapa cara:
* Orang-orang yang beresiko menderita trombosis vena dalam (misalnya baru saja menjalani
pembedahan mayor atau baru saja melakukan perjalanan panjang), sebaiknya melakukan
gerakan menekuk dan meregangkan pergelangan kakinya sebanyak 10 kali setiap 30 menit.
* Terus menerus menggunakan stoking elastis akan membuat vena sedikit menyempit dan
darah mengalir lebih cepat, sehingga bekuan darah tidak mudah terbentuk. Tetapi stoking
elastis memberikan sedikit perlindungan dan jika tidak digunakan dengan benar, bisa
memperburuk keadaan dengan menimbulkan menyumbat aliran darah di tungkai.
* Yang lebih efektif dalam mengurangi pembentukan bekuan darah adalah pemberian obat
antikoagulan sebelum, selama dan kadang setelah pembedahan.
* Stoking pneumatik merupakan cara lainnya untuk mencegah pembentukan bekuan darah.
Stoking ini terbuat dari plastik, secara otomatis memompa dan mengosongkan melalui suatu
pompa listrik, karena itu secara berulang-ulang akan meremas betis dan mengosongkan vena.
Stoking digunakan sebelum, selama dan sesudah pembedahan sampai penderita bisa berjalan
kembali

Hemofilia
Hemofilia merupakan suatu penyakit yang berakibat sukarnya darah membeku ketika terjadi
pendarahan. Hemofilia termasuk penyakit keturunan yang terjadi hampir pada semua
keturunan berjenis kelamin laki-laki.

Hipertrofi
Hipertrofi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan menebalnya otot-otot jantung.
Kelainan ini terjadi akibat katup-katup jantung tidak berfungsi secara wajar sehingga jantung
tidak bekerja secara esktra agar darah terus mengalir. Pada waktu tertentu, jantung tidak dapat
lagi memberi cukup oksigen kepada jaringan.

Jantung koroner
Jantung koroner merupakan penyakit jantung yang di sebabkan oleh tersumbatnya arteri
koroner, yaitu pembuluh yang menyuplai darah ke jantung. Penyumbatan pembuluh tersebut
dapat terjadi karena adanyaendapan lemak, terutama berupa kolesterol pada lapisan
dalam dinding pembuluh. Penyumbatan pembuluh arteri demikian di kenal dengan
istilaharteriosklerosis.
Embolisme koroner
Embolisme koroner merupakan suatu keadaan yang menyebabkan arteri koroner terisi oleh
bekuan darah secara mendadak. Bekuan darah berasal dari bagian tubuh lain yang terbawa
oleh aliran darah ke arteri koroner. Jika seluruh arteri terisi (tersumbat), maka dapat
menyebabkan kematian.

Fibrilasi atrium
Fibrilasi atrium merupakan suatu kelainan pada jantung yang berakibat atrium berdenyut cepat
dan tidak beraturan. Kelainan ini terjadi akibatdemam rematik dan penyakit tertentu lainnya

Varises
Varises merupakan suatu pelebaran pada pembuluh balik (vena). Varises sering terjadi pada
bagian bawah tubuh. Hemaroid atau wasir merupakan varises yang terjadi pada daerah dubur.
Komplikasi yang terjadi pada Varises :

 Ulkus atau borok. Ulkus atau borok sering terjadi terutama pada daerah dekat mata
kaki.
 Gumpalan darah. Jika varises semakin membesar maka akan terbentuk gumpalan –
gumpalan darah yang disebut sebagai thrombophlebitis.

Gejala dan tanda-tanda yang terdapat pada Varises :

 Pembuluh darah vena akan menonjol di permukaan kulit yang berwarna ungu atau biru
gelap biasa tampak seperti tali sepatu, paling sering muncul pada betis bagian belakang.
Jika varises sudah kronis maka akan tampak pembuluh darah vena yang menyerupai
jaring laba – laba (spider navy).
 Varises juga dapat terbentuk di tempat-tempat lain di kaki mulai dari pangkal paha ke
pergelangan kaki
 Perasaan pegal dan berat pada kaki
 Rasa terbakar, kram, berdenyut dan bengkak pada kaki bagian bawah
 Nyeri pada kaki semakin bertambah jika berdiri terlalu lama.
 Kadang – Kadang diikuti dengan luka di sekitar mata kaki yang sulit sembuh.
 Kaki bengkak karena adanya bendungan pembuluh darah vena.
 Pada varises yang telah kronis, pada betis bagian belakang akan tampak urat – urat
kebiruan dan berkelok – kelok.

Penyebab Varises : Penyebab utama varises adalah lemah/rusaknya katup pembuluh vena.
Pada pembuluh vena terdapat katup – katup yang berfungsi untuk menahan agar darah tidak
turun/bergerak mundur. Dengan adanya katup pada pembuluh vena menyebabkan darah akan
terus mengalir ke arah jantung. Katup yang rusak atau lemah akan membuat darah bergerak
mundur yang mengakibatkan darah berkumpul di dalam dan menyebabkan gumpalan yang
mengganggu aliran darah yang disebut sebagai Varises.

Flebitis
Flebitis merupakan gangguan pada vena, yaitu berupa radang vena. Flebitis dapat di sebabkan
oleh tukak atau abses di luar pembuluh vena. Pada kasus tertentu, flebitis dapat juga terjadi
dalam pembuluh vena
Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistoldi atas
150 mmHg atau tekanan diastol di atas 100 mmHg. Hipertensi atau yang di kenal
sebagai tekanan darah tinggi di tandai dengan badah lemah, pusing, napas pendek dan
palpitasi jantung. Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh arteri dan kapiler.jika
terjadi pada otak, maka di sebut pendarahan otak

Hipotensi
Hipotensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistol dan diastolnya di
bawah ukuran normal. tekanan darah ideal adalah 120 mmHg untuk sistol dan 70 atau 80
mmHg untuk diastol. Hipotensi atautekanan darah rendah di tandai dengan gejala badan cepat
lelah, tangan dan kaki terasa dingin, dan mudah pusing ketika bangun dari tidur.

Hemorage
Hemorage merupakan suatu kelainan berupa pendarahan arteri atau vena, baik di bagian
dalam maupun di bagian luar tubuh. Hemorage selalu berbahaya. Jika pendarahan yang terjadi
sebanyak lebih kurang 30% darivolume darah, maka dapat berakibat kematian
Kelainan yang menyerang sistem peredaran darah sering kali menimbulkan masalah yang serius
dalam kesehatan. Misalnya, penyakit jantung yang telah menyebabkan lebih bnayak korban
setiap tahunnya di bandingkan dengan macam penyakit lainnya. Berikut ini beberapa bentuk
kelainan yang terjadi pada sistem peredaran darah manusia.

TROMBUS
Trombus atau thrombus adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh terjadinya gumpalan
pada nadi tajuk / arteri coronaria. KOndisi ini biasanya disebabkan oleh trombus atau
pembekuan atau biasa disebabkan oleh sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, serta
parasit.

HEMOGLOBINOPATI
Hemoglobinopati adalah suatu penyakit menurun yang disebabkan gangguan pembentukan
hemoglobin. Ini merupakan salah satu jenis penyakit turunan. Hemoglobin tersusun atas empat
rantai globin dan hem (kombinasi antara besi dan porfirin). Kelainan kuantitas dan kualitas
rantai globin menyebabkan kelainan yang disebut hemoglobinopati

SKLEROSIS
Sklerosis adalah penyakit yang diakibatkan oleh pengerasan atau penebalan pembuluh nadi.
Pengerasan nadi menimbulkan gangguan kelancaran aliran darah. Sklerosis dapat terjadi karena
terbentuknya endapan lemak yang disebut atherosklerosis. Sedangkan penebalan pembuluh
darah oleh pengkapuran disebut dengan arteriosklerosis.

Arteriosklerosis

Arteriosklerosis disebabkan oleh tumpukan lemak di bagian bawah lapisan dinding arteri.
Arteriosklerosis bisa terjadi di otak, jantung, ginjal, organ vital lainnya, dan lengan serta tungkai.
Jika arteriosklerosis terjadi di arteri yang menuju otak (arteri karotid), maka bisa menyebabkan
stroke. Jika arteriosklerosis terjadi dalam arteri yang menuju jantung (arteri koroner), maka bisa
menyebabkan serangan jantung. Arteriosklerosis bermula saat sel darah putih (monosit) pindah
dari aliran darah ke dinding arteri dan berubah menjadi sel-sel penumpuk lemak.[4]
Penumpukan ini menyebabkan penebalan di lapisan arteri.

Thalasemia

Thalasemia adalah kondisi kelainan genetika dimana tubuh tidak mampu memproduksikan
globin (protein pembentuk hemoglobin). Jika penderita thalasemia mampu memproduksi
eritrosit, biasanya usia sel darahnya lebih singkat dan lebih mudah rusak. Thalasemia dibedakan
menjadi 3 tingkatan:

Thalasemia Mayor

Penderita penyakit ini mengalami anemia berat, mulai umur 3-6 bulan setelah lahir dan tidak
dapat hidup tanpa transfusi darah. Ciri fisik dari penderita thalasemia adalah kelainan tulang,
berupa tulang pipi masuk ke dalam dan batang hidung menonjol, penonjolan dahi dan jarak
kedua mata menjadi lebih jauh, serta tulang menjadi lemah dan keropos. Gejala lain yang
tampak adalah lemah, pucat, berat badan kurang, perut membuncit, dan pertumbuhan fisik
tidak sesuai umur.
Thalasemia Intermedia

Thalasemia Intermedia gejalanya lebih ringan. Namun gejala seperti thalasemia mayor baru
tampak pada masa dewasa.

Thalasemia Minor

Thalasemia ini umumnya tidak memiliki gejala klinis yang khas, hanya ditandai dengan anemia
ringan.

Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, pasangan yang akan menikah perlu menjalani
tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah
dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh dari talasemia memang masih tergolong kecil karena
dipengaruhi kondisi fisik, ketersediaan donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita
talasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur untuk
menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya ± 12 gr/dL dan menjalani pemeriksaan ferritin serum
untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh.Penderita talesemia juga diharuskan
menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan dan produk fermentasi yang dapat
meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh. Dua cara yang dapat ditempuh untuk
mengobati tasalemia adalah transplantasi sumsum tulang belakang dan teknologi sel punca
(stem cell).

Anda mungkin juga menyukai