Anda di halaman 1dari 4

TROMBOSIS VENA DALAM

Trombosis Vena Dalam


(DVT) adalah kondisi
dimana terbentuknya
gumpalan/bekuan
darah didalam
pembuluh darah vena,
terutama pada daerah
terendah tubuh(kaki)

Varises pada kaki yang


menjadi faktor resiko
DVT

Trombosisi Vena Dalam, atau deep vein thrombosis (DVT) merupakan kondisi medis terbentuknya
bekuan darah di dalam pembuluh darah vena. DVT biasanya terbentuk pada pembuluh darah vena
di kaki, tetapi dapat juga pada lengan, otak, mata dan perut.

DVT ini sebenarnya tidak berbahaya karena tubuh dapat melarutkan sebagian besar bekuan-bekuan
kecil, sehingga kita tetap sehat. Tetapi pada kondisi tertentu bekuan ini dapat terlepas dan
mengikuti aliran darah kemudian menyumbat pembuluh darah di paru-paru atau arteri yang
menghubungkan ke otak, sehingga terjadi gangguan kesehatan yang serius sampai pada kematian.
DVT terjadi pada organ tubuh yang mengalami imobilitas lama, sehingga menyebabkan stasis aliran
darah.

FAKTOR RESIKO DVT antara lain :


 Usia lanjut (di atas 40 tahun)
 Imobilisasi (duduk lama selama perjalanan /penerbangan jauh)
 Kehamilan
 Merokok
 Kegemukan
 Pernah atau tengah mengidap penyakit kanker ganas
 Mengidap penyakit kelainan darah dengan kecenderungan penggumpalan darah
 Mengidap penyakit jantung atau pembuluh darah
 Riwayat pribadi atau keluarga mengidap DVT atau emboli paru
 Baru saja menjalani operasi pembedahan atau mengalami cedera berat, khususnya di bawah
pinggang
 Menjalani terapi hormon estrogen, kecuali kontrasepsi oral
 Pernah / baru saja mengalami kondisi lumpuh
 Kekurangan cairan tubuh yang menyebabkan peningkatan kekentalan darah
 Mengidap varises vena

KELUHAN DAN GEJALA KLINIK DVT


Keluhan dan gejala klinis DVT dapat berbeda pada setiap orang. Keluhan utama yang dirasakan pada
kaki adalah sebagai berikut:
1. Nyeri.
Intensitas nyeri tidak tergantung pada besar dan luas bekuan darah (trombosis). Trombosis
vena daerah betis dapat menimbulkan nyeri di daerah tersebut dan bisa menjalar ke bagian
tengah dan depan paha. Nyeri dapat disertai kaku dengan intensitas ringan sampai hebat.
Nyeri lebih terasa pada penekanan dan nyeri berkurang bila penderita berbaring dan kaki
ditinggikan.
2. Pembengkakan
Pembengkakan dapat terjadi oleh sumbatan bekuan darah dan peradangan. Sumbatan
menyebabkan bengkak tanpa nyeri sedangkan peradangan menyebabkan bengkak disertai
nyeri. Bengkak bertambah jika berjalan dan berkurang jika istirahat dan kaki ditinggikan.
3. Perubahan warna kulit
Keadaan ini jarang terjadi. Kulit pada daerah trombosis dapat berubah pucat, kemerahan
dan kadang warna ungu.
4. Peningkatan suhu
Kulit daerah tungkai trombosis dapat terasa lebih hangat pada perabaan oleh karena
terjadinya peradangan.

PENCEGAHAN

Usaha pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan mengeliminasi faktor resiko, yaitu:
1. Menurunkan berat badan, terutama pada obesitas
Kondisi berat badan lebih membuat sirkulasi tubuh kesulitan mengembalikan darah dari kaki
dan paha ke jantung, sehingga mengakibatkan peningkatan tekanan darah, kerusakan
pembuluh darah, pembentukan plak dan bekuan/gumpalan darah
Hal-hal yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan olah raga seperti berjalan /lari,
mengurangi asupan kalori, dimulai dengan 500 kalori setiap hari akan mengurangi 1,8 kg
jaringan lemak setiap bulan.

2. Berhenti merokok
Rokok mengandung banyak senyawa kimia yang dapat mengganggu sirkulasi darah, sehingga
darah lebih mengental dan mudah menggumpal (hiperkoagulasi). Saat gumpalan/bekuan
darah lepas dan mengikuti sirkulasi, akan mengakibatkan sumbatan pada pembuluh darah
jantung dan paru sehingga berakibat kematian. Kondisi ini akan meninggkatkan resiko
mengalami DVT dan penyakit lainnya.
Cobalah untuk berhenti merokok secara bertahap, berhenti sama sekali .

3. Aktif secara fisik.


Resiko DVT makin meningkat pada sikap tubuh yang tidak berubah dalam waktu lama,
seperti duduk lama, anggota gerak yang di gips.
Tips yang bisa dilakukan pada perjalanan dengan pesawat:
 Berjalan-jalan di sekitar kabin setiap 2-3 jam sekali apabila keadaan aman untuk
mengurangi keadaan tidak bergerak dalam waktu yang lama, kendati hal ini tidak
selalu memungkinkan.
 Gerakkan tungkai dan kaki Anda selama 3 atau 4 menit setiap jamnya ketika duduk
di kursi untuk menghindari stasis aliran darah.
 Lakukan gerakan peregangan ketika menunggu giliran menggunakan kamar kecil.
 Hindari memakai pakaian yang ketat di sekitar badan dan paha bagian atas.
 Jangan meletakkan tas tangan di tempat yang dapat menghambat gerakan tungkai
dan kaki.
 Hindari menyilangkan tungkai bawah pada pergelangan kaki dan lutut
 Individu yang berisiko sebaiknya berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah-
langkah pencegahan.
 Hindari melakukan perjalanan udara dalam keadaan dehidrasi (misalnya setelah
banyak meminum alkohol, pusing setelah mabuk atau terpapar cuaca yang sangat
panas dalam waktu yang lama).

4. Kenakan stoking bertekanan.


Stoking bertekanan akan menopang otot dan pembuluh darah di kaki bagian bawah,
sehingga mengurangi pembengkakan dan risiko DVT. Stoking ketat sangat penting bagi
orang-orang dengan kebocoran katup dan varises vena. Stoking harus mencapai lutut atau
lebih tinggi lagi, dengan bagian jari kaki yang tertutup maupun terbuka.

5. Minum cairan tanpa kafein


Mencukupi kebutuhan cairan tubuh akan menjaga volume dan konsistensi darah, sehingga
dapat mengurangi risiko terhadap DVT. Minumlah banyak air putih dan sari buah segar,
terutama jika tinggal di daerah beriklim panas/kering. Pada musim kemarau minum 3,8 liter
air setiap hari. Hindari alkohol dan minuman berkafein seperti kopi, teh hitam, minuman
bersoda, dan minuman berenergi, karena kafein bersifat diuretik, yang memicu pengeluaran
urine dan membuat tubuh dehidrasi.

6. Mencari pengobatan alternatif


 Pijat kaki, dapat meredakan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi darah.
Mulailah memijat di betis bawah hingga ke paha, sehingga membantu aliran darah
vena ke jantung. Memijat selama minimal 30 menit. Jika sudah menderita DVT akut
sebaiknya hindari pemijatan.
 Coba perawatan akupunktur, Teknik akupunktur merupakan perawatan untuk
relaksasi otot, meredakan nyeri dan peradangan, serta melancarkan sirkulasi darah
 Pertimbangkan terapi vibrasi, dengan meletakkan kaki di perangkat bergetar, otot
bagian dalam betis dan paha bisa berkontraksi, sehingga membantu memompa
darah ke dalam pembuluh vena kecil.
Jangan lakukan terapi vibrasi, jika menderita DVT akut
PENGOBATAN

Walaupun sudah berusaha untuk menghindari DVT, jika kaki tampak membengkak, memerah, dan
nyeri saat disentuh, serta tidak membaik dalam beberapa hari, maka segera mencari pertolongan
medis. Setelah melakukan pemeriksaan fisik, radiologi dan laboratorium tertentu, maka dokter akan
memberikan terapi.

Pemeriksaan laboratorium adalah D-Dimer, sedangkan pemeriksaan radiologi adalah: venografi


dengan menyuntikkan zat kontras pada vena, Flestimografi impedans yaitu dengan memantau
perubahan volume darah tungkai, USG doppler, MRI yaitu dengan membandingkan resonansi
magnetik aliran darah pada vena yang tersumbat dan tidak tersumbat.

Terapi medis Pharmacology yang akan diberikan dokter adalah berdasarkan pertimbangan hasil
pemeriksaan yang di dapat yaitu: heparin, warfarin, trombolitik (streptokinase, urokinase, rt-PA).
Bedah Trombektomi dilakukan pada DVT dengan kontraindikasi obat trombilitik dan antikoagulan

dr. I Made Sudarsana, S.Ked

Anda mungkin juga menyukai