Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian dvt

Deep vein thrombosis (DVT) atau trombosis vena dalam adalah penggumpalan darah
pada satu atau lebih pembuluh darah vena dalam. Pada sebagian besar kasus, DVT terbentuk di
pembuluh darah paha atau betis, tetapi bisa juga di pembuluh darah bagian tubuh lain.

Gumpalan atau bekuan darah adalah darah yang berubah dari bentuk cair menjadi gel
yang agak padat melalui proses yang dinamakan koagulasi. Saat terjadi luka atau cedera, darah
akan menggumpal untuk membuat perdarahan berhenti.

Pada deep vein thrombosis, terjadi penggumpalan darah di vena dalam sehingga
menyumbat aliran darah. Apabila dibiarkan, gumpalan darah ini bisa terlepas dan mengikuti
aliran darah, kemudian menyumbat pembuluh darah arteri di paru-paru. Akibatnya, penderita
akan sulit bernapas, bahkan bisa mengalami kematian.

B. Penyebab Deep Vein Thrombosis

Trombosis vena dalam disebabkan oleh penyakit atau kondisi yang mencegah darah
mengalir atau membeku secara normal. Ada tiga faktor yang bisa menyebabkan hal tersebut,
yaitu:
 Kerusakan di pembuluh darah vena
 Gangguan aliran darah di pembuluh darah vena
 Kondisi darah yang lebih mudah menggumpal (hiperkoagulabilitas)

C. Manifestasi Deep Vein Thrombosis

Pada beberapa kasus, DVT tidak menunjukkan gejala sama sekali. Namun, beberapa
keluhan yang biasanya muncul akibat DVT dapat berupa:

 Tungkai yang mengalami DVT terasa hangat


 Nyeri yang memburuk saat menekuk kaki
 Bengkak pada salah satu tungkai, terutama di betis
 Kram yang biasanya bermula di betis, terutama di malam hari
 Perubahan warna kaki menjadi pucat, merah, atau lebih gelap

.
Pathway
D. Pengobatan Deep Vein Thrombosis

Pengobatan DVT bertujuan untuk mencegah gumpalan darah makin membesar, mencegah
terjadinya emboli paru, dan mengurangi risiko kambuhnya DVT. Metode pengobatannya antara
lain:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan kepada pasien DVT adalah obat antikoagulan, seperti heparin dan
warfarin. Obat ini berfungsi mencegah gumpalan darah membesar dan mengurangi risiko
terbentuknya gumpalan darah baru.

Jika DVT yang dialami pasien cukup parah atau terdapat emboli paru, dokter akan meresepkan
obat trombolitik. Obat ini bekerja dengan cara memecah gumpalan darah secara cepat.

2. Filter vena cava

Jika pemberian obat-obatan tidak efektif, dokter akan memasang filter khusus di pembuluh darah
rongga perut utama (vena cava). Filter tersebut berfungsi untuk mencegah gumpalan darah
memasuki paru-paru dan menyebabkan emboli paru.

Akan tetapi, perlu diketahui bahwa pemasangan filter dalam jangka panjang justru bisa
memperburuk kondisi. Oleh sebab itu, filter sebaiknya dilepas setelah risiko terjadinya
komplikasi berkurang.

3. Stoking kompresi

Stoking kompresi dipakai di bawah atau di atas lutut untuk mencegah pembengkakan akibat
DVT. Dokter akan menyarankan pasien untuk mengenakan stoking kompresi ini setiap hari,
minimal sampai 2 tahun. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko terbentuknya gumpalan
darah baru.

4. Trombektomi

Trombektomi dilakukan jika gumpalan darah berukuran besar dan sampai menyebabkan
kerusakan jaringan. Prosedur ini dilakukan dengan membuat irisan kecil di pembuluh darah.
Setelah itu, dokter akan mengangkat gumpalan darah, kemudian memperbaiki jaringan dan
pembuluh darah yang rusak.

Pada beberapa kasus, dokter akan menggunakan balon khusus untuk membuat pembuluh darah
tetap terbuka lebar selama proses pengangkatan gumpalan darah. Setelah itu, balon akan
diangkat bersama gumpalan darah.

Anda mungkin juga menyukai