Anda di halaman 1dari 7

Ardiella Yunard, S.Ked (0806362064) Astrid M Puteri, S.

Ked (0806362152)

TINJAUAN PUSTAKA TROMBOSIS VENA DALAM

DEFINISI Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan terjadinya gumpalan darah (trombus) pada pembuluh darah balik (vena) dalam di daerah tungkai bawah. Setiap tahunnya diperkirakan terdapat 1 di antara 1000 orang menderita kelainan ini. Dari jumlah tersebut, kurang lebih satu sampai lima persen penderita meninggal akibat komplikasi yang ditimbulkan.

Trombus yang terbentuk di tungkai bawah tersebut dapat lepas dari tempatnya dan berjalan mengikuti aliran darah, disebut dengan emboli. Emboli yang terbentuk dapat mengikuti aliran darah hingga ke jantung dan paru. Biasanya emboli tersebut akan menyumbat di salah satu atau lebih pembuluh darah paru, menimbulkan suatu keadaan yang disebut dengan embolisme paru (pulmonary embolism). Tingkat keparahan dari embolisme paru tergantung dari jumlah dan ukuran dari emboli tersebut. Jika ukuran dari emboli kecil, maka akan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah paru yang

kecil, sehingga menyebabkan kematian jaringan paru (pulmonary infarction). Namun jika ukuran emboli besar maka dapat terjadi penyumbatan pada sebagian atau seluruh darah dari jantung kanan ke paru, sehingga menyebabkan kematian.

ETIOLOGI 1,3 Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis vena dalam, yaitu : 1. Cedera pada pembuluh darah balik Pembuluh darah balik dapat cedera selama terjadinya tindakan bedah, suntikan bahan yang mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan-kelainan tertentu pada pembuluh darah balik.

2. Peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah Terdapat beberapa kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah. Beberapa jenis kanker dan penggunaan kontrasepsi oral dapat memudahkan terjadinya pembekuan darah. Kadang-kadang pembekuan darah juga dapat terjadi setelah proses persalinan atau setelah tindakan operasi. Selain itu pembekuan darah juga mudah terjadi pada individu yang berusia tua, keadaan dehidrasi, dan pada individu yang merokok.

3. Melambatnya aliran darah pada pembuluh darah balik Hal ini dapat terjadi pada keadaan seperti perawatan lama di rumah sakit atau pada penerbangan jarak jauh. Pada keadaan-keadaan tersebut otot-otot pada daerah tungkai bawah tidak berkontraksi sehingga aliran darah dari kaki menuju ke jantung berkurang. Akibatnya aliran darah pada pembuluh darah balik melambat dan memudahkan terjadinya trombosis pada vena dalam.

GEJALA KLINIS 1,3 Sebagian penderita trombosis vena dalam tidak mengalami gejala sama sekali. Pada penderitapenderita ini biasanya gejala nyeri dada, akibat dari embolisme paru, adalah indikasi pertama adanya suatu kelainan. Jika trombus besar dan menyumbat aliran darah pada pembuluh darah

balik yang besar, maka akan timbul gejala pembengkakan pada tungkai bawah, yang nyeri dan hangat pada perabaan. Beberapa trombus dapat mengalami perbaikan secara spontan dan membentuk jaringan parut. Jaringan parut yang terjadi dapat merusak katup yang terdapat pada pembuluh darah balik di daerah tungkai bawah. Akibat kerusakan ini maka dapat terjadi pembengkakan pada daerah tersebut. Pembengkakan biasanya lebih sering terjadi pada saat pagi hingga sore hari karena darah harus mengalir ke atas, menuju jantung, melawan gaya gravitasi. Pada malam hari pembengkakan yang terjadi agak berkurang karena posisi tungkai bawah dalam keadaan horisontal sehingga aliran darah balik dari tungkai bawah ke jantung lebih baik. Gejala lebih lanjut dari trombosis vena dalam adalah terjadinya perubahan warna pada kulit di sekitar daerah yang terkena menjadi kecoklatan. Hal ini terjadi karena sel darah merah akan keluar dari pembuluh darah balik yang bersangkutan dan mengumpul di bawah kulit. Kulit yang berubah warna menjadi kecoklatan ini sangat rentan terhadap cedera ringan seperti garukan atau benturan, menimbulkan suatu borok (ulkus). Jika pembengkakan makin berat dan persisten maka jaringan parut akan memerangkap cairan di sekitarnya. Akibatnya tungkai akan membengkak permanen dan mengeras sehingga memudahkan terjadinya ulkus yang sulit sembuh.

DIAGNOSIS 4 Diagnosis dari trombosis vena dalam dapat ditegakkan dari pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan fisik ditujukan untuk menemukan adanya tanda dan gejala trombosis vena dalam. Beberapa pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan untuk membantu diagnosis trombosis vena dalam antara lain:

Ultrasonografi. Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk membentuk gambaran aliran darah melalui pembuluh darah arteri dan pembuluh darah balik pada bagian tungkai yang terkena.

Tes D-Dimer. Pemeriksaan ini mengukur kadar D-Dimer dalam darah yang biasanya

dikeluarkan ketika bekuan darah memecah.

Venografi. Pemeriksaan ini merupakan suatu standar baku (gold standard) pada trombosis vena dalam. Pada pemeriksaan ini suatu pemindai akan diinjeksikan ke dalam pembuluh darah balik, kemudian daerah tersebut akan dirntgen dengan sinar X. Jika pada hasil foto terdapat area pada pembuluh darah balik yang tidak terwarnai dengan pemindai maka diagnosis trombosis vena dalam dapat ditegakkan.

TATALAKSANA 5 Tujuan terapi untuk trombosis vena dalam adalah untuk mencegah pembentukan bekuan darah yang lebih besar, mencegah terjadinya emboli paru, serta mencegah terjadinya bekuan darah di masa yang akan datang. Beberapa obat dapat digunakan untuk mencegah dan mengobati trombosis vena dalam. Obat-obatan yang paling sering digunakan adalah golongan antikoagulan seperti warfarin atau heparin. Obat antikoagulan berguna untuk mencegah terjadinya gumpalan darah. Perlu diperhatikan pula bahwa obat-obatan golongan antikoagulan dapat menyebabkan terjadinya efek samping perdarahan. Terapi lain yang dapat dilakukan adalah dengan pemasangan filter atau penyaring yang diletakkan pada pembuluh darah balik dari tubuh bagian bawah yang menuju ke arah jantung (vena cava inferior). Penyaring ini berguna untuk mencegah emboli yang terbentuk mencapai paru dan menimbulkan embolisme paru. Untuk mengurangi nyeri dan bengkak pada tungkai maka dapat dilakukan elevasi atau kompresi pada tungkai yang terkena. Kompresi dapat dilakukan dengan cara pemasangan stocking khusus, yang dapat memberikan kompresi atau tekanan halus pada tungkai.

TERAPI KOMPLEMEN DAN ALTERNATIF 6,7 Selain terapi di atas, trombosis vena dalam juga dapat diatasi dengan terapi komplemen dan alternatif. Salah satu pengobatan komplemen dan alternatif yang efektif dan aman untuk

trombosis vena dalam adalah dengan nattokinase. Nattokinase adalah salah satu jenis pangan fungsional yang dibuat dari natto, suatu makanan hasil dari fermentasi kedelai dengan bantuan bakteri Bacillus subtilis natto. Natto merupakan makanan populer di Jepang, dan sudah dikonsumsi selama lebih dari 1000 tahun. Dari suatu penelitian yang dilakukan oleh Dr. Hiroyuki Sumi dari Department of Physiology, Miyazaki Medical College, Jepang, ternyata lendir dari natto mengandung enzim nattokinase, yang dapat meningkatkan kemampuan tubuh secara natural untuk memecah bekuan darah. Penggunaan nattokinase untuk mencegah terjadinya tombosis vena dalam telah dibuktikan dalam salah satu penelitian yang dilakukan oleh Cesanore MR, et al, yang diterbitkan dalam jurnal Angiology tahun 2003. Penelitian tersebut melibatkan 186 orang yang akan menjalani penerbangan jarak jauh selama kurang lebih 7 jam. Dari 186 orang tersebut, 94 orang diberikan 2 kapsul nattokinase 2 jam sebelum penerbangan dan 6 jam setelah mendarat.

Penggunaan Nattokinase pada Penerbangan Jarak Jauh Control Completing the study DVT SVT 92 5 2 Treat 94 0 0 Total 186 5 2 <0.025 <0.05 p Value

Keterangan : DVT : Deep Vein Thrombosis (Trombosis Vena Dalam) SVT : Superficial Vein Thrombosis (Trombosis Vena Luar) Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa dari 94 orang yang diberikan nattokinase sebelum dan setelah penerbangan jarak jauh tidak ada yang mengalami trombosis vena dalam maupun trombosis vena luar. Sedangkan dari 92 orang yang tidak diberikan nattokinase sebelum dan setelah penerbangan terdapat 5 orang yang mengalami trombosis vena dalam dan 2 orang yang mengalami trombosis vena luar. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nattokinase secara

signifikan dapat mencegah terjadinya trombosis vena pada penerbangan jarak jauh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Deep vein thrombosis (DVT). Merck Manuals Online Medical Library 2003 (disitasi 16 September 2009);1(1). Tersedia dari: URL: http://www.merck.com/mmhe/sec03/ch036/ch036b.html 2. Deep vein thrombosis. Wikipedia 2009 (disitasi 16 September 2009);1(1). Tersedia dari: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_vein_thrombosis 3. Trombosis Vena Dalam. Medicastore 2004 (disitasi 16 September 2009);1(1). Tersedia dari: URL: http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=1&judul=Trombosis %20vena%20dalam&iddtl=645&UID=20080214112827125.208.142.11 4. What is deep vein thrombosis. National Heart Lung and Blood Institute 2007 (disitasi 16 September 2009);1(1). Tersedia dari: URL: http://www.nhlbi.nih.gov/health/dci/Diseases/Dvt/DVT_WhatIs.html 5. Deep vein thrombosis: what you should know. American Academy of Family Physicians 2009 (disitasi 16 September 2009);1(1). Tersedia dari: URL: http://familydoctor.org/online/famdocen/home/seniors/common-older/800.html 6. Levine SA, Zurlo E, Anderson JL. Focus on allergy research group: potent natural anticoagulant enzyme derived from traditional japanese food. Allergy Research Group Newsletter 2003:1-11. 7. Cesanore MR, Belarco G, Nicolaides AN, Ricci A, Geroulakos G, Ippolito E, et al. Prevention of venous thrombosis in long-haul flights with flite tabs:the LONFLIT-FLITE randomized, controlloed trial. Angiology 2003;54(0):T1-9

Anda mungkin juga menyukai